Analisa Laporan Bu Eka, Bpf, Hpf, Lpf, Op-Amp, Adc, Dac

March 4, 2019 | Author: Aryati Ulfha | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Yyyyyyy...

Description

Analisa Pada percobaan ini, kita melakukan percobaan pengukuran catu daya dan  band pass filter. Seperti yang kita ketahui ketahui bahwa filter adalah penyaring frekuensi agar didapatkan frekuensi yang kita inginkan dan meredam frekuensi yang tidak diinginkan. Catu daya sendiri adalah tegangan jala-jala yang diaktifkan melalui suatu rangkaian dari sumber ac ( listrik 220 volt). Tegangan listrik ini akan dirubah menjadi tegangan dc sebesar 15 volt sesuai dengan ketentuan modul  band pass yang digunakan. digunakan. Band pass filter adalah filter yang menyaring frekuensi tertentu yaitu antara frekuensi cut off bawah dan frekuensi cut off atas. Maka dapat kita ketahui  bahwa frekuensi yang dilewatkan adalh frekuensi tengah ( tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi). Band pass filter dibuat dari gabungan antara rangkaian high  pass filter dan low pass filter Untuk melakukan percobaan kita harus merangkai rangkaian sebagai  berikut : Function generator (input)

Power supply

Modul BPF

Osiloskop

Power supply akan mengaktifkan modul BPF, selanjutnya input frekuensi  berasal dari function generator terhubung ke rangkaian BPF, input frekuensi ini sesuai dengan ketentuan sedangkan output dari rangkaian BPF tadi kita amati melalui osiloskop. Untuk mendapatkan tampilan gambar yang baik alukuakn  pengaturan pada time/div dan volt/div.

Dari beberapa frekuensi masukan didapat beragam tampilan gelombang keluaran, frekuensi yang sangat kecil dan sangat besar menampilkan gelombang keluaran yang jelek, tetapi untuk infut frekuensi yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu besar didapat gambar tampilan gambar yang baik berupa gelombang sinus. Ini membuktikan bahwa frekuensi yang terlalu kecil dan terlalu besar itu diredam oleh band pass filter, sedangkan frekuensi tengah dilewatkan oleh band pass filter. Pada frekuensi yang dilewatkan ini jika frekuensi semakin besar maka bentuk gelombang semakin rapat.

Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1. Band pass filter adalah filter yang melewatkan frekuensi tertentu yaitu diantara frekuensi cut off bawah dan frekuensi cut off atas 2. Frekuensi yang sangat kecil dan sangat besar akan diredam oleh band  pass filter 3. Bentuk gelombang keluaran pada frekuensi yang diredam adalah lurus dengan noise sebagai ganguan 4. Bentuk gelombang keluaran pada frekuensi yang dilewatkan adalah sinusoidal. 5. Pada frekuensi yang dilewatkan jika frekuensi semakin besar maka  bentuk gelombang keluaran akan semakin rapat

Saran 1. Periksalah kondisi alat yang dipakai sebelum melakukan percobaan. 2. Lakukan kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan. 3. Pastikan keluaran function generator dalam kondisi yang baik. 4. Atur time/div dan volt/div untuk mendapatkan gelombang keluaran yang baik. 5. Mintalah petunjuk instruktur apabila ada kesulitan 6. Rapikan alat dan ruangan jika selesai melakukan percobaan.

Analisa Penguat operasional atau Op-amp adalah rangkaian elektronika

yang

dirancang dan dikemas secara khusus dengan menambahkan komponen diluar sedikit saja yang dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Komponen yang dimaksudkan biasanya dikemas dalam bentuk IC yang murah dan mudah dipakai. Op-amp mempunyai tiga sifat dasar yaitu : 1. Impedansi masukan tinggi, arus masukan diabaikan 2. Penguat tegangan (loop) terbuka tinggi 3. Impedansi keluaran sangat rendah Op-amp terbagi menjadi dua yaitu op-amp inverting dan op-amp non inverting. Op-amp inverting terjadi apabila masukan melalui tanda minus (-) sdangkan op-amp in inverting melalui tanda (+). Selain sifat dasar penguat Opamp juga mempunyai sifat ideal yaitu 1. resistansi keluaran 0 2.  jika V1=V2 maka Vo = 0. 3. Menanggapi semua frekuensi karena lebar pita yang tak terhingga. 4. Jika Av tak hingga maka Vi = 0 Seperti biasanya untuk mengaktifkan rangkaian Op-amp diperlukan power supply sebesar 15, selain itu juga dibutuhkan function generator dengan kondisi yang baik sebagaai input frekuensi. Untuk pengamatan kita lakukan dengan osiloskop digital, untuk mendapatkan tampilan gambar yang baik kita dapat melakukan pegaturan pada tombol time/div dan volt/div. Percobaan yang pertama kita lakukan ialah penguat Op-amp inverting, sesuai dengan aturan dasar bahwa signal dimasukan diantara terminal inverting input dan ground sementara terminal input non inverting dibumikan maka sinyal keluaran kan berlawanan fasa dengan sinyal masukan. Seperti yang kita ketahui input frekuensi masuk melalui tanda minus (-) akibatnya tidak ada arus karena arus melewati R1 dan R2. Dari sinilah terbukti bahwa Vi= 0 dengan persamaan

Av = Vo/Vi = -R2/R1.Dari beberapa frekuensi masukan yang dipakai didapatkan gelombang sinyal keluaran yang terbalik dengan gelombang sinyal keluaran sebesar 180º. Perbedaan frekuensi tentu mempengaruhi kerapatan gelombang sinyal keluaran. Percobaan

yang kedua yang kita lakukan ialah penguat Op-amp non

inverting. Op-amp non inverting mempunyai aturan dasar bahwa signal dimasukan diantara terminal non inverting dan ground sementara terminal inverting input

dibumikan maka sinyal keluaran akan sefasa dengan sinyal

masukan. Input frekuensi masuk melalui terminal positif (+) yaitu sebsar V2 akibatnya tegangan dititik A (VA=V2) dengan demikian ada arus yang mengalir melewati R1 dan R2. Besar kecilnya frekuensi masukan akan mempengaruhi kerapatan gelombang sinyal keluaran, semakin besar frekuansi maka akan semakin rapat bentuk gelomabng sinyal keluaran. Dari beberapa frekuensi masukan didapatkan gelombang sinyal keluaran yang sefasa dengan gelombang sinyal keluaran.

Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1. Op-amp adalah rangkaian elektronika yang dirancang dan dikemas secara khusus dengan menambahkan komponen IC yang dapat dipakai dalam berbagai keperluan 2. Semakin besar frekuensi masukan maka akan semakin rapat bentuk gelombang sinyal keluaran. 3. Aturan dasar penguat Op-amp inverting adalah signal dimasukan diantara terminal inverting input dan ground sementara terminal input non inverting dibumikan. 4. Aturan dasar penguat Op-amp non inverting adalah signal dimasukan diantara terminal non inverting input dan ground sementara terminal input non inverting dibumikan 5. Bentuk gelombang sinyal keluaran penguat Op-amp inverting berbeda fasa sebesar 180º (terbalik) dengan gelombang sinyal masukan 6. Bentuk gelombang sinyal keluaran penguat Op-amp non inverting mempunyai fasa fasa yang sama dengan gelombang sinyal masukan. Saran 1. Periksalah kondisi alat yang dipakai sebelum melakukan percobaan. 2. Lakukan kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan. 3. Pastikan output function generator dalam kondisi yang baik. 4. Pastikan rangkaian terhubung dengan benar sebelum melakukan  pengamatan. 5. Mintalah petunjuk instruktur apabila ada kesulitan 6. Matikan semua alat dan rapikan ruangan jika selesai melakukan  percobaan.

Analisa Pada dasarnya sebuah sinyal memiliki tegangan (amplitudo) dan frekuensi, namun baik tegangan maupun frekuensi tidak bisa dilihat langsung dari sebuah sinyal. Sinyal yang mempunyai tegangan biasanya berupa sinyal analog, untuk mengetahui hal itu diperlukan alat yang bisa mengubah suatu sinyal analog menjadi sinyal digital. Alat yang dapat melakukan proses tersebut ialah Analog To  Digital Converter   (ADC). ADC dapat mengurangi efek dari kebisingan dengan menggunakan teknik pengkodean. ADC menjalankan (debugging) proses tersebut menjadi sinyal digital yang dapat disimpan dengan mudah. Pada percobaan ini rangkaian sudah dibuat dalam bentuk modul, tinggal  bagaimana cara kita melakukan percobaan dengan baik dan benar. Ada dua sub  bagian dari ADC ini yaitu ADC0804 Analog to Digital Converter dan ADC08049 Analog to Digital Converter. Pada percobaan ADC0804 Analog to Digital Converter kita merubah mengukur tegangan dengan berbagai ukuran dengan tujuan mengamati bilangan  biner yang keluar. Bilangan biner ini dilihat dari lampu dengan simulasi apabila lampu hidup biner 1, tetapi apabila lampu mati biner dianggap 0. Langkah awal yang dilakukan ialah dengan menghubungkan J1 pada rangkaian,kemudian sebagai acuan sebelum melakukan percobaan adalah tegangan pada pin 9 = Vref / 2, karena Vref 5 volt bearti tegangan pada pin 9 sebesar 2,5 V. Hal ini didapat dengan memutar VR1 secara perlahan. Kemudian kita mencari tegangan pada pin 6 sesuai dengan data tegangan yang terdapat pada tabel percobaan. Besar kecilnya tegangan ini dapat diatur dengan cara memutar VR2. Dari tegangan tersebut didapat ouput biner yang berbeda mislanya pada saat tegang 0.0 V maka output  biner 00000000. Tetapi percobaan terkadang tidak sesuai dengan teori hal ini bisa disebabkan kondisi rangkaian yang tidak lagi normal. Tetapi yang pasti setiap tegangan pin 6 berbeda maka output biner juga berbeda. Dari data yang didapat semakin besar tegangan maka semakin besar output biner yang dihasilkan.

Percobaan selanjutnya ADC0809 Analog to Digital Converter dengan  banyak saluran masukan. Pada dasarnya percobaan ini sama dengan percobaan yang pertama yaitu mengamati output biner tetapi bukan dengan menentukan tegangan pada pin 6 melainkan mengendalikan 3 switch yang digunakan apakah mati (GROND) atau hidup (+5V). Perbedaan lainnya yaitu adanya inpu frekuensi yang dipakai dengan kreteria frekuensi 120 kHz dan

amplitudo 1V.Input

frekuensi ini dimasukan pada pin 10 untuk mengoptimalkan kerja rangkaian. Dari kondisi switch yang beragam ini kita ukur tegangan output pada IN1 - IN7 dan kita amati juga ouput biner melalui indikator lampu. Misalkan saat switch1 +5V, switch2 ground dan switch3 ground didapat tegangan output pada pin IN4 sebesar 4,9V dan output biner (01110110). Dari variasi switch yang dilakukan dalam  percobaan maka semakin lama biner semakin menurun ( mengecil).

Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1.  Analog To Digital Converter   (ADC) alat yang bisa mengubah suatu sinyal analog menjadi sinyal digital. 2. ADC mempunyai keunggulan antara lain dapat mengurangi efek dari kebisingan dan hasil sinyal digital yang dapat disimpan dengan mudah. 3. ADC dibagi menjadi dua bagian yaitu ADC0804 Analog to Digital Converter dan ADC08049 Analog to Digital Converter. 4. Output biner diamati melalui lampu dengan asumsi apabila lampu mati  biner 0 dan apabila lampu hidup biner 1. 5. Pada ADC0804 Analog to Digital Converter semakin besar tegangan maka semakin besar output biner yang dihasilkan. 6. Pada ADC0809 Analog to Digital Converter semakin kondisi switch diberlakukan maka semakin kecil output biner yang dihasilkan. Saran 1. Periksalah kondisi alat sebelum melakukan percobaan.. 2. Pastikan keluaran

frekuensi dan tegangan pada function generator

dalam kondisi yang baik. 3. Gunakan multimeter dengan keakuratan pengukuran yang baik. 4. Pastikan output lampu tidak berkedip saat melakukan pengamatan. 5. Mintalah petunjuk instruktur apabila ada kesulitan. 6. Matikan alat dan rapikan ruangan jika percobaan telah selesai.

Analisa Setelah melakukan percobaan mengubah sinyal analog menjadi digital, sekarang itu melakukan percobaan merubah sinyal digital menjadi analog. Rangkaian yang  berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog ialah  Digital to Analog Converter ( DAC ). Proses perubahan sinyal digital ke sinyal analog secara  berurutan untuk mengontrol tampilan data atau pemrosesan sinyal analog lebih lanjut. Digital to Analog Converter ( DAC ) dibagi menjadi dua yaitu Unipolar  Digital to Analog Converter ( DAC ) dan Bipolar  Digital to Analog Converter ( DAC ). Percobaan yang pertama kita lakukan yaitu Unipolar  Digital to Analog Converter ( DAC ). Pada percobaan ini kita mengatur input digital berupa 8 buah input yaitu D0  –  D7 dengan 2 kondisi 1 atau 0. Jika switch ON maka memerintahkan input 1, sebaliknya jika switch OFF maka memerintahkan input 0. Kita hanya melakukan  pengontrolan terhadap nilai-nilai masukan dari D0

 –  

D7 sesuai dengan tabel

 percobaan. Namun hal yang jangan sampai terletkan ialah kondisi J1 dalam keadaan terhubung, kemudian baru kita bisa mendapatkan arus keluaran yang ada ( I out ). Secara teori arus dan tegangan keluaran dapat dihitung melalui persamaan  berikut ini : I = Vref / R Iout = ID + IC + IB + IA =

I[D32 + D24 + D18 + D0 16 ]

Vout= Iout . R3

Dari persamaan diatas dapat kita ketahui bahwa arus D0 paling kecil dibanding arus lainya. Dengan berbagai kombinasi masukan menyerupai biner inilah kita mengukur arus keluaran dan tegangan keluaran. Dari data percobaan didapat semakin besar input biner yang dimasukan maka arus dan tegangan semakin  besar.

Percobaan kedua yaitu Bipolar  Digital to Analog Converter ( DAC ). Sebenarnya percobaan ini hampir sama dengan percobaan Unipolar dari input masukan yang terdiri dari 8 buah switch sebagai masukan biner yang membedakan ialah kondisi J1 dan J2 terhubung singkat dan pengukuran dilakukan  pada Iout dan Iout ‘.dimana Iout  dan Iout  adalah pelengkap arus keluaran Iout + Iout adalah IFS maka ketika Iout sama dengan IFS, Iout adalah nol. ketika Iout adalah nol, maka Iout adalah I FS sesuai persamaan IFS = Iout + Iout Iout = ID + IC + IB + IA =

I[D32 + D24 + D18 + D0 16 ]

kita tahu bahwa nilai maksimum V out  dari rangkaian tegangan output bipolar adalah IFS R 4 dan nilai minimum adalah I FS negatif R 4. Vout = ( Iout - Iout )R4 Vout = 2 Iout R4 - IFS R4 Dari beberapa percobaan yang dilakukan, semakin besar input biner yang dimasukan maka semakin kecil tegangan keluaran, sedangkan arus relatif naik walaupun angka kenaikan sangat kecil.

Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1.  Digital to Analog Converter ( DAC ) adalah rangkaian yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. 2.  Digital to Analog Converter ( DAC ) dibagi menjadi dua yaitu Unipolar Digital to Analog Converter ( DAC ) dan Bipolar  Digital to  Analog Converter ( DAC ). 3. Input digital sebagai masukan berupa 8 buah input yaitu D0

 – 

D7

dengan 2 kondisi 1 (ON) atau 0 (OFF). 4. Pada percobaan Unipolar DAC semakin besar input biner yang dimasukan maka arus dan tegangan semakin besar. 5. Pada percobaan Bipolar DAC semakin besar input biner yang dimasukan maka semakin kecil tegangan keluaran sedangkan arus semakin besar.

Saran 1. Periksalah kondisi alat yang dipakai sebelum melakukan percobaan. 2. Lakukan kalibrasi pada semua alat sebelum melakukan percobaan. 3. Pastikan switch pada modul DAC bekerja pada rangkaian. 4. Gunakan multimeter yang pengukurannya akurat. 5. Mintalah petunjuk instruktur apabila ada kesulitan. 6. Matikan semua alat dan rapikan ruangan jika selesai melakukan  percobaan.

Analisa Pada percobaan ini, kita melakukan percobaan pengukuran catu daya dan low pass filter. Seperti yang kita ketahui ketahui bahwa filter adalah penyaring frekuensi agar didapatkan frekuensi yang kita inginkan dan meredam frekuensi yang tidak diinginkan. Catu daya sendiri adalah tegangan jala-jala yang diaktifkan melalui suatu rangkaian dari sumber ac ( listrik 220 volt). Tegangan listrik ini akan dirubah menjadi tegangan dc sebesar 15 volt sesuai dengan ketentuan modul low pass yang digunakan. Low pass filter adalah filter yang menyaring frekuensi rendah. Maka dapat kita ketahui bahwa frekuensi yang dilewatkan adalah frekuensi rendah. Untuk melakukan percobaan kita harus merangkai rangkaian sebagai  berikut : Function generator (input)

Power supply

Modul LPF

Osiloskop

Power supply akan mengaktifkan modul LPF, selanjutnya input frekuensi  berasal dari function generator terhubung ke rangkaian LPF, input frekuensi ini sesuai dengan ketentuan sedangkan output dari rangkaian LPF tadi kita amati melalui osiloskop. Untuk mendapatkan tampilan gambar yang baik lakukan  pengaturan pada time/div dan volt/div. Dari beberapa frekuensi masukan didapat bervariasi tampilan gelombang keluaran, frekuensi yang sangat kecil gelombang kan bagus dan sangat besar menampilkan gelombang keluaran yang jelek, tetapi untuk input frekuensi yang tidak terlalu besar atau rendah didapat gambar tampilan gambar yang baik berupa gelombang sinus.

Ini membuktikan bahwa frekuensi yang terlalu kecil itu

diredam oleh low pass filter. Pada frekuensi yang dilewatkan ini jika frekuensi semakin besar maka bentuk gelombang semakin jelek dan rapat.

Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1. Low pass filter adalah filter yang melewatkan frekuensi rendah. 2. Bentuk gelombang keluaran pada frekuensi yang diredam adalah lurus dengan banyak noise. 3. Bentuk gelombang keluaran pada frekuensi yang dilewatkan adalah sinusoidal dengan sedikit noise atau tidak ada noise. 4. Pada frekuensi yang dilewatkan jika frekuensi semakin besar maka bentuk gelombang keluaran akan semakin rapat.

Saran 1. Periksalah kondisi alat yang dipakai sebelum melakukan percobaan. 2. Lakukan kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan. 3. Pastikan keluaran function generator dalam kondisi yang baik. 4. Atur time/div dan volt/div untuk mendapatkan gelombang keluaran yang  baik. 5. Mintalah petunjuk instruktur apabila ada kesulitan 6. Rapikan alat dan ruangan jika selesai melakukan percobaan.

Analisa Pada percobaan ini, kita melakukan percobaan pengukuran catu daya dan high pass filter. Seperti yang kita ketahui ketahui bahwa filter adalah penyaring frekuensi agar didapatkan frekuensi yang kita inginkan dan meredam frekuensi yang tidak diinginkan. Catu daya sendiri adalah tegangan jala-jala yang diaktifkan melalui suatu rangkaian dari sumber ac ( listrik 220 volt). Tegangan listrik ini akan diubah menjadi tegangan dc sebesar 15 volt sesuai dengan ketentuan modul high pass yang digunakan. High pass filter adalah filter yang menyaring frekuensi tinggi atau filter yang melewatkan frekuensi yang tinggi. Maka dapat kita ketahui  bahwa frekuensi yang dilewatkan adalah frekuensi tinggi. Untuk melakukan percobaan kita harus merangkai rangkaian sebagai  berikut : Function generator (input)

Power supply

Modul HPF

Osiloskop

Power supply akan mengaktifkan modul HPF, selanjutnya input frekuensi  berasal dari function generator terhubung ke rangkaian HPF, input frekuensi ini sesuai dengan ketentuan sedangkan output dari rangkaian HPF tadi kita amati melalui osiloskop. Untuk mendapatkan tampilan gambar yang baik lakukan  pengaturan pada time/div dan volt/div. Dari beberapa frekuensi masukan didapat bervariasi tampilan gelombang keluaran, frekuensi yang sangat besar atau besar maka gelombang keluaran akan  bagus dan jika frekuensi rendah maka gelombang keluaran akan jelek atau terdapat banyak noise dan distorsi (cacat). Selanjutnya pada frekuensi tinggi akan menghasilkan gelombang berbentuk sinusoidal tetapi jika pada frekuensi yang rendah akan menghasilkan bentuk gelombang keluaran yang lurus dan banyak noise serta distorsi (cacat). Ini membuktikan bahwa pada frekuensi yang tinggi akan dilewatkan oleh high pass filter .

Kesimpulan dan saran Kesimpulan 1. High pass filter adalah filter yang melewatkan frekuensi tinggi. 2. Bentuk gelombang keluaran pada frekuensi yang diredam adalah lurus dengan banyak noise. 3. Bentuk gelombang keluaran pada frekuensi yang dilewatkan adalah sinusoidal dengan sedikit noise atau tidak ada noise. 4. Pada frekuensi yang dilewatkan jika frekuensi semakin besar maka bentuk gelombang keluaran akan semakin renggang.

Saran 1. Periksalah kondisi alat yang dipakai sebelum melakukan percobaan. 2. Lakukan kalibrasi alat sebelum melakukan percobaan. 3. Pastikan keluaran function generator dalam kondisi yang baik. 4. Atur time/div dan volt/div untuk mendapatkan gelombang keluaran yang  baik. 5. Mintalah petunjuk instruktur apabila ada kesulitan 6. Rapikan alat dan ruangan jika selesai melakukan percobaan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF