Analisa Halte Bus
November 15, 2018 | Author: Haris Herdiana | Category: N/A
Short Description
Tugas Jadoel...
Description
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Tentang
PERENCANAAN HALTE / BUS STOP
OLEH
HARIS HERDIANA 14124006
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR JAGAKARSA 2014
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN IDENTIFIKASI MASALAH RUMUSAN MASALAH PENDEKATAN MASALAH TEMA
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG TUJUAN DAN SASARAN IDENTIFIKASI MASALAH RUMUSAN MASALAH PENDEKATAN MASALAH TEMA
BAB I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang memiliki laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pembangunan disegala bidang yang cukupbesar. Hal ini menimbulkan masalah baru dibidang transportasi. Perjalanan orang dan barang meningkat dengan pesat sejalan dengan semakin tingginya pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ruang kota. Kenyataan ini memperlihatkan pentingnya pertimbangan yang matang tentang kondisi transportasi. Pertimbangan yang tidak matang akan mengakibatkan rendahnya tingkat pelayanan sarana dan prasarana transportasi dalam melayani mobilitas orang sehingga mengurangi kenyamanan kehidupan masyarakat. Masyarakat Yogyakarta sangat tergantung pada angkutan umum karena sebagian orang tidak memiliki kendaraan pribadi. Dampak dari semua itu adalah kebutuhan angkutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Suatu hal yang sangat di harapkan orang – orang orang pada masa sekarang adalah cepat, murah, aman serta nyaman n yaman bagi penumpang.
2. TUJUAN DAN SASARAN
Adapun beberapa tujuan kenapa diperlukan pembangunan halte tersebut adalah sebagai berikut ; a. Menjamin kelancaran dan ketertiban lalu lintas b. Menjamin keselamatan bagi pengguna angkutan penumpang umum c. Menjamin kepastian keselamatan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang d. Memudahkan penumpang dalam melakukan perpindahan pada angkutan umum atau bus. ( Sumber : Dephub, 1996 )
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Semakin banyak pendatang yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta semakin banyaknya kendaraan pribadi yang tidak terkontrol. Ditambah
lagi
kurangnya
kesadaran
angkutan
umum
mengenai
memberhentikan kendaraannya disembarang tempat sehingga membuat ketidak nyamanan kendaraan lain yang berada dibelakangnya.oleh karena itu diperlukan penertiban angkutan umum untuk penetapan pemberhentian.
4. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang sering dihadapi yaitu sebagai berikut : a. Sering terjadinya kemacetan akibat banyak pengunjung pariwisata yang menggunakan kendaraan pribadi(terutama hari sabtu dan minggu). b. Tingkat potensi kecelakaan tinggi akibat mobil angkutan umum sering berhenti disembarang tempat. c. Tingkat kenyamanan dalam bepergian tidak terpenuhi. d. Sulit untuk mengetahui kapan datangnya angkutan umum.
5. PENDEKATAN MASALAH
Sebelum masuk ke uraian pendekatan masalah, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu : a.
b.
Safety, meliputi : •
Jarak pandang calon penumpang
•
Keamanan penumpang pada saat naik dan turun kendaraan.
•
Jarak pandang dari kendaraan lain
•
Mempunyai jarak yang cukup untuk penyebrangan pejalan kaki.
Traffic, meliputi : •
Gangguan terhadap lalu lintas lain saat angkutan umum berhenti.
•
Gangguan terhadap lalu lintas lain pada saat angkutan umum masuk dan keluar dari lokasi perhentian.
c.
Efficiency, meliputi :
• •
Jumlah orang yang dapat terangkut cukup banyak. Dimungkinkannya penumpang untuk transfer ke lintasan rute
lain. d.
Public Relation, meliputi : •
Tersedianya informasi yang berkaitan dengan schedule.
•
Tersedianya tempat sampah yang memadai.
•
Tidak menybabkan gangguan kebisingan bagi lingkungan sekitar.
Untu menindaklanjuti hal-hal diatas, hal-hal yang harus diperhatikan yaitu : a. Membuat tempat perhentian bus angkutan umum dilokasi yang memudahkan penumpang untuk mengetahuinya. b. Menyediakan bus angkutan umum yang memuat 20 orang atau lebih. c. Mengatur
jadwal
keberangkatan
bus
agar
memudahkan
penumpang untuk mengatur jadwal keberangkatan. d. Membuat map / peta arah jurusan agar memudahkan penumpang mengetahui tempat apa saja yang bisa dituju. e. Memberi tempat teduh disaat hujan dan bisa untuk menunggu seseorang dikala panas.
6. TEMA
Tema yang akan digunakan yaitu AMAN dan NYAMAN.
BAB II TINJAUAN 1. DEFINISI
Menurut Keputusan DEPHUB
271/HK.105/DRJD/96 ” halte”
adalah tempat perhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan.
2. FUNGSI
Adapun fungsi dibangunnya halte bus yaitu : a.
Untuk mengurangi perhentian angkutan umum disembarang tempat
b.
Memudahkan penumpang untuk bepergian ketempat yang telah ditentukan.
c.
Menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang dikala naik dan turun dari kendaraan.
d.
Terhindar dari gangguan terhadap lalu lintas lain pada saat angkutan umum masuk dan keluar dari lokasi perhentian.
e.
Memberikan perlindungan dikala hujan turun.
3. STANDAR
Halte secara teknis memiliki ketentuan jarak yang berbeda tergantung pada setiap tata guna lahannya, secara rinci dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Penentuan Jarak Halte Jarak No
Tata Guna Lahan
Lokasi
Tempat
Henti (m)
1
Pusat kegiatan sangat padat: pasar, pertokoan
2
Padat : perkantoran, sekolah, jasa
3
Permukiman
4
Campuran padat : perumahan, sekolah, jasa
5
Campuran jarang : perumahan, ladang, sawah, tanah kosong
CBD, Kota
200 - 300 *)
Kota
300 - 400
Kota
300 - 400
Pinggiran
300 - 500
Pinggiran
500- 1000
Keterangan : *) = jarak 200 m dipakai bila sangat diperlukan saja, sedangkan jarak umumnya 300 m.
(Sumber : Dephub1996) Menurut Abubakar (1996), jenis tempat henti digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Tempat henti dengan lindungan (shelter) , adalah tempat henti yang berupa bangunan yang digunakan penumpang untuk menunggu bus atau angkutan umum lain yang dapat melindungi dari cuaca.
2. Tempat henti tanpa lindungan (bus stop), adalah tempat henti yang digunakan untuk perhentian sementara bus atau angkutan umum lainnya pada waktu menaikkan dan menurunkan penumpang.
a.
Aspek yang Diperhatikan dalam Mendesain Halte
Menurut Santoso, 1996, ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam mendesain halte, diantaranya : 1. Karakteristik Geometrik 2. Penempatan lokasi perhentian ditinjau dari lalu lintas lainnya 3. Pengaturan lalu lintas di sekitarnya, termasuk pemarkaan dan perambuannya
b.
Lokasi Perhentian Angkutan Umum
Dikenal tiga jenis kebijaksanaan operasional angkutan kota yang berkaitan dengan perhentian yaitu : 1.
Flag Stop. Pada kebijakan operasional ini pengendara atau pengemudi
diinstruksikan
agar
merespon
keinginan
penumpang kapan sebaiknya bus berhenti, baik untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. Dengan adanya kebijakan operasional seperti ini, maka kecepatan rata-rata bus relative cukup tinggi. Kebijakan operasional seperti ini sangat sesuai jika potensi pergerakan penumpang pada lintasan rute yang dimaksud tidak terlalu besar. 2.
Set-Stops. Kebijakan operasional ini merupakan kebijakan operasional yang paling umum diterapkan di kota-kota besar. Pada kebijakan ini, pengemudi diwajibkan untuk berhenti di perhentian yang sudah ditetapkan sebelumnya, tidak perduli apakah pada perhentian yang dimaksud ada
calon penumpang yang ingin naik ataupun ingin turun. Kebijakan operasional ini biasanya sesuai untuk lintasan rute yang memiliki potensi pergerakan penumpang yang sedang sampai tinggi sekali. 3.
Mixed Stops. Kebijakan operasional ini merupakan campuran antara flag stops dan set stops, artinya adalah pengendara diizinkan
pada
darah-daerah
tertentu
untuk
berhenti
diperhentian jika ada penumpang yang ingin turun ataupun calon penumpang yang ingin naik, sedangkan pada daerahdaerah lainnya pengendara diwajibkan berhenti di setiap perhentian yang dijumpai. Kebijakan operasionl ini merupakan kompromi antara kedua kebijakan operasional sebelumnya, dimana pada dasarnya merupakan antisipasi untuk lintasan rute yang mempunyai potensi pergerakan yang cukup tinggi untuk beberapa daerah lintasan rute dan mempunyai potensi pergerakan yang rendah di beberapa daerah lainnya. Menurut Vuchic ( 1981 ), lokasi tempat perhentian angkutan umum dijalan raya diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu : a. Near
Side (NS), pada persimpangan jalan sebelum
memotong jalan simpang ( cross street ). b. Far Side (FS), pada persimpangan jalan setelah melewati jalan simpang ( cross street ). c. Midblock (MB), pada tempat yang cukup jauh dari persimpangan atau pada ruas jalan tertentu. Faktor lainnya yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi perhentian bus adalah :
Jika ditempatkan didekat pohon, hendaknya pohon tersebut tidak menghalangi sudut pandang pengemudi ataupun sudut pandang calon penumpang.
Jika lintasan rute berbelok kiri di persimpangan dari ruas dengan lalu lintas yang volumenya rendah ke ruas yang volumenya tinggi, maka hendaknya dgunakan kategori far side.
Perhentian hendaknya jangan di tempatka di lokasi dimana penumpang akan menunggu di beranda rumah orang. Hendaknya perhentian terletak di lokasi milik umum, bukan di lokasi milik pribadi.
Gambar 1.1 Beberapa Lokasi Perhentian Bus
Menurut Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat Nomor 271/HK.105/DRJD/96, Tata Letak Halte terhadap ruang lalu lintas, yaitu : a.
Jarak maksimal terhadap fasilitas penyeberangan pejalan kaki adalah 100 meter.
b.
Jarak minimal halte dari persimpangan adalah 50 meter atau bergantung pada panjang antrian.
c.
Jarak minimal gedung (seperti rumah sakit, tempat ibadah) yang membutuhkan ketenangan adalah 100 meter.
d.
Peletakan di persimpangan menganut system campuran, yaitu antara sesudah persimpangn (farside) dan sebelum persimpangan
(nearside).
B.
Tipe Perhentian Angkutan Umum Tipe perhentian angkutan umum dibedakan satu dengan yang
lainnya berdasarkan posisi dari perhentian dimaksudkan terhadap lalu lintas lainnya. Secara umum dikenal tiga tipe perhentian angkutan umum,yaitu :
1.
Curb-side Yaitu perhentian yang terletak pada pinggir perkerasan
jalan tanpa melakukan perubahan pada perkerasan jalan yang bersangkutan ataupun perubahan pada pedestrian. Yang diperlukan hanyalah perubahan pada marka jalan atau rambu lalu lintas. Kelemahan pada tipe ini, terutama jika ditinjau dari tingkat gangguan yang dihasilkan terhadap lalu lintas lainnya, hal ini disebabkan karena angkutan umum yang berhenti pada dasarnya menggunakan ruas jalan yang sama yang digunakan dengan lalu lintas yang lainnya, sehingga pada saat berhenti lalu lintas dibelakangnya jadi terganggu. Dalam
perencanaan
curb-side
ini
hal
yang
perlu
diperhatikan adalah persyaratan geometric yang diperlukan. Dalam hal ini persyaratan minimal yang diperlukan adalah tersedianya ruang yang cukup untuk berhentinya angkutan umum dan tidak terganggu oleh
pihak
lainnya.
Ruang
bebas
yang
dimaksud
harus
diidentifikasikan terlebih dahulu untuk selanjutnya diberikan pemarkaan agar secara praktis ruang bebas yang dimaksud betul betul bebas dari aktifitas apapun selain berhentinya angkutan umum. Dimensi ruang bebas ini ditentukan berdasarkan jumlah angkutan
umum yang akan dilayani dan juga pada ukuran angkutan umum yang ada. Selain itu dimensi ruang bebas yang dimaksud dipengaruhi oleh tipe perhentian, yaitu farside, nearside dan midblock . Selanjutnya
dapat
dilihat
dari
tabel
di
berdasarkan Highway Capacity Manual (HCM) 1985.
Tabel 1.2
bawah
ini
Gambar 1.2 Dimensi Curb-Side untuk Perhentian Farside
Gambar 1.3 Dimensi Curb-Side untuk Perhentian Nearside
Gambar 1.4 Dimensi Ruang Bebas Curb-Side untuk Perhentian Tipe Mid-Block
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan perhentian dengan prasarana curbside adalah fasilitas bagi penumpang yang menunggu ( berupa ruang antri, side-walk ). Lebar minimum untuk side-walk sebesar 2 - 3 meter adalah : 1,2 – 1,5 m digunakan untuk penumpang yang sedang antri menunggu, sedangkan sisanya untuk pedestrian yang lalu lalang. Selanjutnya
hal
lain
yang
perlu
diperhatikan
adalah
masalah
“enforcement” nya, maksudnya adalah agar prasarana yang disediakan betul-betul digunakan sesuai dengan fungsinya. Karena, di lapangan banyak sekali ruang bebas yang dimanfaatkan untuk areal parkir. Untuk menghindari hal-hal tersebut pelu dilakukan perambuan dan pemarkaan. Pada gambar dibawah ini, ilustrasi dari pemarkaan yang diperlukan untuk ketiga tipe perhentian, yaitu farside, nearside, dan midblock
Gambar 1.5 Pemarkaan Pada Curb-Side di Perhentian Farside
Gambar 1.6 Pemarkaan Pada Curb-Side di Perhentian Nearside
Gambar 1.7 Pemarkaan Pada Curb-Side di Perhentian Mid-Block
2.
Lay-bys Yaitu
perhentian
yang
terletak
tepat
pada
pinggir
perkerasan dengan sedikit menjorok ke daerah luar perkerasan. Tipe ini lebih aman dan nyaman dibandingkan dengan curb-side. Selain itu tingkat gangguan yang dihasilakn terhadap lalu lintas lainnya lebih kecil . Hal ini dimungkinkan karena tipe ini pada lokasi pemberhentian dilakukan pelebaran jalan, sedemikian rupa sehingga terdapat ruang bebas yang cukup di luar perkerasan jalan bagi maneuver masuk, maupun untuk manuver keluar.
Dengan adanya ruang bebas yang terletak di luar perkerasan jalan, maka pada saat angkutan umum masuk lokasi perhentian dan berhenti tidak mengganggu lalu lintas lainnya, baik bagi kendaraan yang ada dibelakangnya ataupu kendaraan yang ada disampingnya. Secara umum, perhentian tipe ini akan layak ditinjau dari segi pemanfaatannya jika hal-hal berikut bisa dipenuhi : •
Volume lalu lintas cukup tinggi di ruas jalan dimaksud disertai dengan kecepatan lalu lintas yang cukup tinggi.
•
Calon
penumpang
yang
akan
menggunakan
perhentian ini jumlahnya cukup besar, sehingga menyebabkan
angkutan
umum
harus
berhenti
dengan waktu yang cukup lama untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. •
Jumlah angkutan umum yang akan menggunakan pemberhentian tidak begitu banyak, tidak lebih dari 10 -15 angkutan umum per jam.
•
Tersedianya ruang yang cukup di perhentian baik untul lay-bys maupun untuk side-walk.
Dalam perencanaanya, aspek yang mendapat perhatian utama adalah karakteristik geometrik dari lay-bys, dimaksudkan agar angkutan umum dapat dengan mudah masuk ke perhentian dan juga mudah keluar dari perhentian, tanpa mengganggu lalu lintas lain. Karakteristik yang dimaksud sangat tergantung dari kondisi lalu lintas yang ada pada lokasi dimana perhentian terletak. Jika kecepatan lalu lintas yang cukup tinggi, maka panjang ruang bebas yang diperlukan bagi lay-bys juga akan makin besar, sebalinya jika kecepatan lalu lintas cukup rendah, maka ruang bebas yang diperlukan tidaklah begitu besar.
Karakteristik geometrik yang dimaksud untuk berbagai kecepatan lalu lintas dapat dilihat pada tabel beikut : Tabel 1.3
Gambar 1.8 Karakteristik Geometri Lay-Bys untuk Kecepatan Lalu Lintas 10 km/h
Gambar 1.9 Karakteristik Geometri Lay-Bys untuk Kecepatan Lalu Lintas 30 km/h
Gambar 1.10 Karakteristik Geometri Lay-Bys untuk Kecepatan Lalu Lintas 50 km/h
Selain itu pemarkaan juga diperlukan untuk identifikasi lokasi, maksudnya agar lalu lintas yang lewat di jalan tahu bahwa lokasi yang dimaksud adalah lokasi perhentian, sehingga pengemudi harus hati-hati dan memberi prioritas sehingga bus dengan mudah dapat keluar dan masuk ke perhentian. Pemarkaan dan perambuan dapat yang dimaksudkan di atas dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1.11 Pemarkaan Pada Lay-Bys untuk Perhentian Mid-Block
Gambar 1.12 Pemrkaan Pada Lay-Bys untuk Perhentian Nearside
Gambar 1.13 Pemarkaan Pada Lay-Bys untuk Perhentian Farside
3.
Bus-bay Yaitu perhentian yang dibuat khusus dan secara terpisah
dari perkerasan jalan yang ada. Perhentian tipe ini merupakan perhentian yang paling ideal, baik ditinjau dari sudut pandang penumpang, pengemudi angkutan umum, maupun bagi lalu lintas lainnya.
Hal
ini
dimungkinkan
mengingat
bahwa
dengan
perhentian tipe ini angkutan dapat berhenti dengan posisi yang
aman bagi proses naik-turun penumpang, angkutan juga dapat berhenti dengan tenang tanpa mengganggu lalu lintas lain. Secara umum karakteristik geometrik dari perhentian tipe ini adalah berupa lajur khusus angkutan dimana angkutan dapat berhenti dengan tenang, artinya secara geometric, bentuknya hampir sama dengan tipe lay-bys, hanya saja disini antar ruang bebas dan ruas jalan dibatasi oleh pulau pemisah. Karena perhentian tipe ini memerlukan lahan yang luas untuk ruang bebas dan pulau pemisah, maka lokasi-lokasi tertentu saja yang dapat dibangun bus-bay. Daerah-daerah tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: •
Tersedianya lahan yang cukup luas di pinggir jalan yang perhentian akan ditempatkan.
•
Jumlah penumpang yang akan di layani pada perhentian yang dimaksud cukup banyak
•
Jumlah angkutan umum yang akan dilayani pada pemberhentian dimaksud cukup banyak, lebih dari 15 angkutan per jam
Dimensi geometrik bus-bay ini sangat tergantung pada banyaknya bus dan banyaknya lintasan rute yang dilayani. Untuk beberapa kasus bus bay dapat saja mempunyai lebar yang mampu menampung lebih dari satu bus. Sebagai ilustrasi dari berbagai bentuk bus bay dan juga berbagai kombinasinya dengan tipe lainnya dapat dilihat pada gambar bus bay untuk kecepatan 10 km/jam, dengan R1= 30 m; R2= 15 m; R3= 15 m; R4= 30 m, dimana L= 15 m untuk satu bus, dan L= 30 m untuk dua bus.
Gambar 1.14 Dimensi Dasar dari Bus Bay Sederhana untuk Kecepatan 10 km/h
Untuk suatu perhentian yang mempunyai prasaran dan fasilitas yang lengkap, maka pemberhentian yang dimaksud akan mempunyai prasarna dan fasilitas sebagai berikut : 1.
Prasarana untuk perhentian bus (curb side, lay-by atau bus bay)
2.
Shelter .
3.
Furniture ( tempat duduk, tempat sampah, telepon, dan papan informasi )
4.
Rambu dan marka
4. FAKTOR KENYAMANAN Faktor kenyamanan meliputi : a. Atap untuk terhindar dari panas dan hujan b. Shelter terhindar dari cipratan air hujan dari belakang dan sisi c. Tempat duduk bagi calon penumpang d. Sarana penunjang seperti mesin penjual air minum
5. FASILITAS a.
Rambu lalu lintas Tempat perhentian bus
e. Atap untuk melindungi penumpang dari hujan ataupun panas f.
Tempat duduk untuk calon penumpang
g. Informasi perjalanan h. Penjualan tiket seperti yang diterapkan pada TransJakarta atau Trans Jogja i.
Sarana penunjang seperti kios media massa, rokok, dan minum.
j. No. Trayek bus, k. rute yang dilewati, l. jadwal perjalanan, m. besaran tarip, dan n. untuk tempat perhentian bus modern dilengkapi dengan timer yang menunjukkan berapa lama lagi bus akan datang. Untuk itu biasanya
digunakan sistem informasi modern yang menggunakan GPS dan komunikasi serta sistem yang dapat memperkirakan berapa lama lagi bus berikut sampai.
BAB III INFORMASI DAN DATA
1.
SITE PLAN
2.
3.
DATA PENGGUNA a.
Calon Penumpang
b.
Penjaga Tiket
c.
Penjaga Entrance
SISTEM OPERASIONAL Sistem operasional halte bus disesuaikan dengan jadwal bus.
Dimana bus beroperasi pada jam 05.30 sampai 21.30 WIB.
BAB IV
1.
ANALISIS DATA
Rute 1A Terminal Prambanan - HALTE PRAMBANAN - Jl. Raya Yogya-Solo - HALTE JL. SOLO (KR 1) - Bandara Adisutjipto - HALTE BANDARA ADISUTJIPTO - Jl. Laksda Adisucipto - HALTE JL. SOLO (JAYAKARTA) - Jl. Janti - HALTE JL. SOLO (JANTI FLYOVER) - Jl. Laksda Adisucipto - HALTE JL. SOLO (JOGJA BISNIS) - HALTE JL. SOLO (GEDUNG WANITA) Jl. Urip Sumoharjo - HALTE URIP SUMOHARJO - Jl. Jend. Sudirman - HALTE SUDIRMAN 1 - HALTE SUDIRMAN 2 - Tugu Jogja - Jl. P. Mangkubumi -HALTE MANGKUBUMI 1 HALTE MANGKUBUMI 2 - Stasiun Tugu - Jl. Malioboro - HALTE MALIOBORO 1 - HALTE MALIOBORO 2 - Jl. Jend. Ahmad Yani - HALTE AHMAD YANI - Jl. Senopati - HALTE SENOPATI 2 - Jl. Sultan Agung - HALTE PURO PAKUALAMAN - Jl. Kusumanegara - HALTE KUSUMANEGARA 1 - HALTE KUSUMANEGARA 3 - Gembiraloka - HALTE KUSUMANEGARA (GEDUNG JUANG 45) - Jl. Janti - HALTE GEDONG KUNING (JEC) JEC - Jl. Laksda Adisucipto -HALTE JL. SOLO (JANTI) - HALTE JL. SOLO (ALFA) - HALTE JL. SOLO (MAGUWO) - Bandara Adisutjipto - HALTE BANDARA ADISUTJIPTO - Jl. Raya Yogya-Solo - HALTE JL. SOLO (KR 2) - HALTE JL. SOLO (KALASAN) - Terminal Prambanan (istirahat 15 menit) Rute 1B Bandara Adisutjipto - HALTE BANDARA ADISUTJIPTO - Jl. Laksda Adisucipto - HALTE JL. SOLO (JAYAKARTA) - Jl. Janti - HALTE JL. SOLO (JANTI FLYOVER) - HALTE RS. AU DR.S. HARDJOLUKITO -HALTE GEDONG KUNING (WONOCATUR) - JEC - Jl. Kusumanegara - HALTE KUSUMANEGARA (GEMBIRALOKA) - Gembiraloka - HALTE KUSUMANEGARA 4 - HALTE KUSUMANEGARA 2 - Jl. Sultan Agung - HALTE MUSEUM BIOLOGI - Jl. Senopati - HALTE SENOPATI 1 - Jl. KHA Dahlan - Jl. Bhayangkara - Jl. Jogonegaran - Jl. Gandekan Lor - Jl. Jlagran Lor - Jl. Tentara Rakyat Mataram - Jl. Tentara Pelajar - HALTE TENTARA PELAJAR 1 - Jl. Diponegoro - Tugu Jogja - Jl. Jend. Sudirman -HALTE
SUDIRMAN 3 - Jl. Cik Di Tiro - HALTE CIK DI TIRO 2 - UGM - Jl. Terban - HALTE JL. COLOMBO (KOSUDGAMA) - Jl. Colombo - HALTE JL. COLOMBO (UNY) - Jl. Gejayan (Jl. Affandi) - Jl. Laksda Adisucipto - HALTE JL. SOLO (DEBRITO) - HALTE JL. SOLO (AMBARUKMO) - Jl. Janti - HALTE JL. SOLO (JANTI FLYOVER) - Jl. Laksda Adisucipto HALTE JL. SOLO (JANTI) - HALTE JL. SOLO (ALFA) -HALTE JL. SOLO (MAGUWO) Bandara Adisutjipto (istirahat 15 menit) Rute 2A Terminal Jombor - HALTE TERMINAL JOMBOR - Jl. Magelang - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (MONJALI 1) - Jl. Monjali - Jl. AM Sangaji - HALTE AM SANGAJI 2 Tugu Jogja - Jl. P. Mangkubumi - HALTE MANGKUBUMI 1 - HALTE MANGKUBUMI 2 - Jl. Malioboro - HALTE MALIOBORO 1 - HALTE MALIOBORO 2 - Jl. Jend. Ahmad Yani HALTE AHMAD YANI - Jl. Senopati - HALTE SENOPATI 2 - Jl. Brigjend. Katamso - HALTE KATAMSO 1 - Jl. Kolonel Sugiyono - HALTE SUGIONO 1 - Jl. Menteri Supeno - Jl. Veteran HALTE RSI HIDAYATULLAH - Jl. Gambiran - Jl. P erintis Kemerdekaan - Jl. Ngeksigondo HALTE NGEKSIGONDO (DIKLAT PU) - Jl. Gedong Kuning - HALTE GEDONG KUNING (DEP. KEHUTANAN) - Jl. Janti - Jl. Kusumanegara - HALTE KUSUMANEGARA (GEMBIRALOKA) - Gembiraloka - HALTE KUSUMANEGARA 4 - Jl. Cendana - Jl. Gayam HALTE KENARI 1 - Jl. Dr. Sutomo - Jl. Krasak - Jl. Laksda Yos Sudarso - HALTE YOS SUDARSO - Jl. Trimo - Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo - Jl. Jend. Sudirman - HALTE SUDIRMAN 1 - Jl. Cik Di Tiro - HALTE CIK DI TIRO 2 - UGM - Jl. Terban - HALTE JL. COLOMBO (KOSUDGAMA) - Jl. Colombo - HALTE JL. COLOMBO (UNY) - Jl. Gejayan (Jl. Affandi) - HALTE UNY - HALTE SANTREN - Jl. Anggajaya - Terminal Condongcatur HALTE TERMINAL CONDONGCATUR - Jl. Anggajaya - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (MANGGUNG) - HALTE RING ROAD UTARA (MONJALI 2) - Jl. Magelang Terminal Jombor (istirahat 15 menit) Rute 2B Terminal Jombor - HALTE TERMINAL JOMBOR - Jl. Magelang - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (MONJALI 1) - HALTE RING ROAD UTARA (KENTUNGAN) - Jl. Anggajaya - Terminal Condongcatur - HALTE TERMINAL CONDONGCATUR - Jl. Anggajaya - Jl. Gejayan (Jl. Affandi) - HALTE SUSTERAN NOVISIAT - HALTE SANATA DHARMA - Jl. Colombo - HALTE JL. COLOMBO (SAMIRONO) - Jl. Terban - HALTE JL. COLOMBO (PANTI RAPIH) - UGM - Jl. Cik Di Tiro - HALTE CIK DI TIRO 1 - Jl. Suroto - Jl. Laksda Yos Sudarso - HALTE YOS SUDARSO - Jl. Trimo - Jl. Dr. Sutomo - Jl. Gayam -HALTE KENARI 2 - Jl. Cendana - Jl. Kusumanegara - HALTE KUSUMANEGARA 3 - Gembiraloka -HALTE KUSUMANEGARA (GEDUNG JUANG 45) - Jl. Gedong Kuning - HALTE GEDONG KUNING (BANGUNTAPAN) - Jl. Ngeksigondo - HALTE NGEKSIGONDO (BASEN) - Jl. Perintis Kemerdekaan - Jl. Gambiran - Jl. Veteran - HALTE PASAR SENI KERAJINAN YOGYAKARTA - Jl. Menteri Supeno - Jl. Kolonel Sugiyono - HALTE SUGIONO 2 - Jl. Brigjend. Katamso - HALTE KATAMSO 2 - Jl. Senopati -HALTE SENOPATI 1 - Jl. KHA Dahlan - HALTE KHA DAHLAN 1 - Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim - Taman Parkir Ngabean HALTE NGABEAN - Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim - Jl. RE Martadinata - Jl. HOS Cokroaminoto - HALTE COKROAMINOTO (SMA 1) - HALTE SMPN 11 - Jl. Pembela Tanah Air - Jl. Tentara Rakyat Mataram - Jl. Tentara Pelajar - HALTE TENTARA PELAJAR 1 - Jl. Diponegoro - Tugu Jl. AM Sangaji - HALTE AM SANGAJI 1 - Jl. Monjali - HALTE KARANGJATI - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (MONJALI 2) - Jl. Magelang - Terminal Jombor (istirahat 15 menit) Rute 3A Terminal Giwangan - HALTE GIWANGAN - Jl. Kyai Gunomrico - Jl. Imogiri Timur - Jl. Tegalgendu -HALTE TEGAL GENDU 1 - Jl. Mondorakan - Jl. Nyi Pembayun - Jl. Kemasan - Jl. Gedong Kuning -HALTE GEDONG KUNING (DEP. KEHUTANAN) - Jl. Janti - HALTE GEDONG KUNING (JEC) - Jl. Laksda Adisucipto - HALTE JL. SOLO (JANTI) - HALTE JL. SOLO (ALFA) - HALTE JL. SOLO (MAGUWO)- Bandara Adisutjipto - HALTE BANDARA ADISUTJIPTO - Jl. Raya Laksda Adisucipto - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (DISNAKER) - HALTE RING ROAD UTARA (INSTIPER 2) - HALTE RING ROAD
UTARA (UPN) - Jl. Anggajaya - Terminal Condongcatur - HALTE TERMINAL CONDONGCATUR - Jl. Anggajaya - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (MANGGUNG) - Jl. Kaliurang - Jl. T eknika Selatan - Jl. Kesehatan - HALTE FK-UGM - Jl. Bhineka Tunggal Ika - Jl. Persatuan - HALTE JL. KALIURANG (KOPMA UGM) - Jl. Terban UGM - Jl. Cik Di Tiro - HALTE CIK DI TIRO 1 - Jl. Suroto - Jl. Laksda Yos Sudarso - HALTE YOS SUDARSO - Jl. FM Noto - HALTE KOTABARU - Jl. Jend. Sudirman - HALTE SUDIRMAN 2 - Tugu - Jl. Diponegoro - HALTE DIPONEGORO - Jl. Tentara Pelajar - HALTE TENTARA PELAJAR 2 - Jl. Tentara Rakyat Mataram - Jl. Jlagran Lor - HALTE JLAGRAN - Jl. Pasar Kembang - Jl. Malioboro - HALTE MALIOBORO 1 - HALTE MALIOBORO 2 - Jl. Jenderal Ahmad Yani - HALTE AHMAD YANI - Jl. KHA Dahlan - HALTE KHA DAHLAN 1 Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim - T aman Parkir Ngabean - HALTE NGABEAN - Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim - Jl. Letnan Jenderal MT Haryono - HALTE MT HARYONO 1 - Jl. Mayjend. Sutoyo - Jl. Kolonel Sugiyono - HALTE SUGIONO 1 - Jl. Lowanu - HALTE LOWANU - Jl. Sorogenen HALTE SOROGENEN - Jl. Tegal Turi - HALTE TEGAL TURI 1 - Jl. Imogiri Timur - Terminal Giwangan (istirahat 15 menit) Rute 3B Terminal Giwangan - HALTE GIWANGAN - Jl. Kyai Gunomrico - Jl. Imogiri Timur - Jl. Tegal Turi -HALTE TEGAL TURI 2 - Jl. Sorogenen - HALTE SOROGENEN (NITIKAN) - Jl. Lowanu - HALTE PA MUHAMMADIYAH - Jl. Kolonel Sugiyono - HALTE SUGIONO 2 - Jl. Mayjend. Sutoyo - Jl. Letjend. MT Haryono - HALTE MT HARYONO 2 - Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim HALTE TEJOKUSUMAN - Taman Parkir Ngabean - HALTE NGABEAN - Jl. Kyai Haji Wahid Hasyim - Jl. KHA Dahlan - HALTE KHA DAHLAN 2 - Jl. Bhayangkara - Jl. Jogonegaran - J l. Gandekan Lor - Jl. Jlagran Lor - Jl. Tentara Rakyat Mataram - Jl. T entara Pelajar - HALTE TENTARA PELAJAR 1 - Jl. Diponegoro - Tugu Jogja - Jl. Jenderal Sudirman - HALTE SUDIRMAN 3 - Jl. Cik Di Tiro - HALTE CIK DI TIRO 2 - Jl. Terban - UGM - J l. Persatuan HALTE JL. KALIURANG (PERTANIAN UGM) - Jl. Bhineka Tunggal Ika - Jl. Kesehatan HALTE RSUP DR. SARDJITO - Jl. Teknika Utara - Jl. Kaliurang - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (KENTUNGAN) - Jl. Anggajaya - Terminal Condongcatur - HALTE TERMINAL CONDONGCATUR - Jl. Anggajaya - Jl. Ring Road Utara - HALTE RING ROAD UTARA (JIH) - HALTE RING ROAD UTARA (ST IKES GUNA BANGSA) - HALTE RING ROAD UTARA (INSTIPER 1) - HALTE RING ROAD UTARA (BINAMARGA) - Jl. Laksda Adisucipto - HALTE JL. SOLO (MAGUWO) - Bandara Adisutjipto - HALTE BANDARA ADISUTJIPTO - Jl. Laksda Adisucipto - HALTE JL. SOLO (JAYAKARTA) - Jl. Janti - HALTE JL. SOLO (JANTI FLYOVER) - HALTE RS. AU DR.S. HARDJOLUKITO - HALTE GEDONG KUNING (WONOCATUR) - JEC - Jl. Gedong Kuning - HALTE GEDONG KUNING (BANGUNTAPAN) - Jl. Kemasan - Jl. Nyi Pembayun - Jl. Mondorakan - Jl. Tegal Gendu HALTE TEGAL GENDU 2 - Jl. Imogiri Timur - Terminal Giwangan (istirahat 15 menit)
2.
ANALISIS RUANG DAN TAPAK
3.
SIRKULASI TAPAK
4.
SIRKULASI BANGUNAN
5.
STUDI BANDING Berdasarkan data dan penilaian pada : Objek yang dinilai
: Halte Bus Rapid Transit (BRT), Trans
Lokasi
: Jl. Bagindo Aziz Chan, depan Kantor
Padang
Pelayanan Pajak Kota Padang
Foto Halte Trans Padang di Depan Kantor Pelayanan Pajak Kota Padang
Dimensi Halte :
Panjang Halte = 6 m
Lebar Halte = 1,4 m
Tinggi Pagar = 1 m
Lebar Gerbang = 2,1
m Aspek Penilaian
Keterangan
Identitas Halte Berupa Nama/Nomor
Tidak Ada
Rambu Petunjuk
Tidak Ada
Papan Info Trayek
Tidak Ada
Lampu Penerangan
Tidak Ada
Tempat Duduk
Tidak Ada
Telepon Umum
Tidak Ada
Tempat Sampah
Ada
Pagar
Ada
Papan Iklan
Tidak Ada
Penilaian lain :
•
Jalan Bagindo Aziz Chan merupakan salah satu jalan protokol di Kota Padang, dengan begitu, jalan ini memiliki volume harian lalu lintas yang cukup tinggi, dan di jalan ini juga sering terjadi kemacetan di pagi dan di sore hari. Namun pembangunan halte di jalan ini tidak disertakan dengan teluk atau celukan halte yang nantinya akan berakibat akan tambah terganggunya arus lalu lintas di jalan ini. Dengan berarti, tujuan pembangunan halte yang pertama
tidak
terpenuhi,
yaitu
agar
menjamin
kelancaran/ketertiban lalu lintas
•
Di sekitar halte terdapat zebra cross yang jaraknya memenuhi syarat. Dengan begitu, tujuan pembangunan halte yang kedua terpenuhi.
Zebra Cross di sekitar halte depan Kantor Pelayanan Pajak Kota Padang •
Untuk penilaian dari segi standar ukuran halte, halte ini masih belum memenuhi standar ukuran halte, yang baru terpenuhi oleh halte ini adalah panjang halte yaitu 6 m sedangkan untuk lebar halte, halte ini tidak memenuhi persayaratan yaitu 1,4 m
•
Untuk tipe perhentian angkutan umum, halte ini termasuk ke dalam tipe Curb-Side, dimana perhentian yang terletak pada
pinggir perkerasan jalan tanpa melakukan perubahan pada perkerasan jalan yang bersangkutan ataupun perubahan pada pedestrian. •
Sedangkan ditinjau dari lokasi terhadap simpang, halte ini dikategorikan kepada mid-block , karena terletak di antara dua persimpangan, yaitu : ke kiri dari arah halte terdapat Simpang Proklamasi dan ke kanan dari arah halte terdapat Simpang Kandang.
Foto Halte Trans Padang di Seberang Kantor Pelayanan Pajak Kota Padang
Dimensi halte : Panjang halte = 9 m Tinggi Pagar = 1 m
Lebar halte
= 1,9 m
Lebar Gerbang
= 1,9 m
Aspek Penilaian
Keterangan
Identitas Halte Berupa Nama/Nomor
Tidak Ada
Rambu Petunjuk
Tidak Ada
Papan Info Trayek
Tidak Ada
Lampu Penerangan
Tidak Ada
Tempat Duduk
Tidak Ada
Telepon Umum
Tidak Ada
Tempat Sampah
Tidak Ada
Pagar
Ada
Papan Iklan
Tidak Ada
Penilaian lain : •
Sama dengan halte di depan Kantor Pelayanan Pajak, halte yang terdapat di seberang Kantor Pelayanan Pajak ini juga dibangun tidak menggunakan teluk/celukan bus, yang dimana akan mengganggu ketertiban/kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan ini, karena Jalan Bagindo Aziz Chan merupakan salah satu jalan protocol yang memiliki volume lalu lintas yang relatif tinggi. Oleh karena itu, tujuan pembangunan halte yang pertama tidak terpenuhi oleh halte ini.
•
Di sekitar halte terdapat zebra cross yang memiliki jarak yang memenuhi untuk tujuan pembangunan halte yang
kedua, yaitu ; menjamin keselamatan bgi pengguna angkutan penumpang umum •
Untuk penilaian dari segi standar ukuran halte, halte ini masih belum memenuhi standar ukuran halte, yang baru terpenuhi oleh halte ini adalah panjang halte yaitu 9 m sedangkan untuk lebar halte, halte ini tidak memenuhi persayaratan yaitu 1,9 m, karena untuk ukuran lebar minimum yaitu 2 m
•
Untuk tipe perhentian angkutan umum, halte ini termasuk ke dalam tipe Curb-Side, dimana perhentian yang terletak pada
pinggir perkerasan jalan tanpa melakukan perubahan pada perkerasan jalan yang bersangkutan ataupun perubahan pada pedestrian. •
Sedangkan ditinjau dari lokasi terhadap simpang, halte ini dikategorikan kepada mid-block , karena terletak di antara dua persimpangan, yaitu : ke kiri dari arah halte terdapat Simpang Kandang dan ke kanan dari arah halte terdapat Simpang Proklamasi
DAFTAR PUSTAKA Wikipedia.2013.Tempat Perhentian Bus. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_perhentian_bus, ( diakses 24 November 2013 )
Wikipedia.2013.Celukan Bus. http://id.wikipedia.org/wiki/Celukan_bus, ( diakses 24 November 2013 )
MI GIFARI.2005.Tugas Akhir Evaluasi Fungsi Halte Sebagai Tempat Henti Angkutan Umum. eprints.undip.ac.id/33830/6/1626_chapter_II.pdf , ( diakses 24 November 2013 )
View more...
Comments