Analisa dan Pemeliharan pada Kondensor PLTU

October 23, 2017 | Author: Prasetyo Putra | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin berkembang menjadi ...

Description

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Merupakan suatu kenyataan bahwa kebutuhan akan energi, khususnya energi listrik di Indonesia, makin berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan di bidang teknologi, industri dan informasi. Namun pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PT PLN (Persero), selaku lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola masalah kelistrikan di Indonesia, sampai saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan energi listrik secara keseluruhan. Kondisi geografis negara Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan kepulauan, tersebar dan tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, rendahnya tingkat permintaan listrik di beberapa wilayah, tingginya biaya marginal pembangunan sistem suplai energi listrik, serta terbatasnya kemampuan finansial, merupakan faktor-faktor penghambat penyediaan energi listrik dalam skala nasional. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per tahun. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang rata-rata 6% per tahun. Setiap tahun dibutuhkan tambahan pasokan listrik sekitar 5.700 Mega Watt (MW). Hingga 2022 dibutuhkan tambahan pasokan listrik 60 Giga Watt (GW), jaringan transmisi 58 ribu kilo meter sirkit (kms), dan gardu induk 134 ribu Mega Volt Ampere (MVA). Untuk

membangun

infrastruktur

kelistrikan

besar-besaran

tersebut

dibutuhkan biaya investasi Rp 884 triliun atau sekitar Rp 88,4 triliun per tahun. Sementara kemampuan PLN hanya sekitar Rp 60 triliun per tahun. Demikian yang tertuang pada dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2013-2022 yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri ESDM No 4092K/21/MEM/2013.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

1

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Penyediaan tenaga listrik memang padat modal dan teknologi. Mengingat realita tersebut, PLN bersikap sangat terbuka terhadap masuknya pemain lain ke bisnis penyediaan tenaga listrik. Mekanismenya, tentunya pemerintah yang mengatur. Pemerintah juga terus mendorong pihak swasta, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD dan pihak lainnya untuk ikut serta membangun infrastruktur ketenagalistrikan, salah satunya PT Pembangkitan Jawa Bali Services.

Gambar 1.1 Rencana tambahan kapasitas pembangkit listrik Indonesia dalam rentang waktu 2010-2030 Pada gambar 1.1 digambarkan presentase jumalah kapasitas tambahan yang dapat dihasilkan oleh berbagai macam pembangkit yang ada di Indonesia. Pada gambar 1.1 didapati kesimpulan bahwa tambahan kapasitas pembangkit yang paling tinggi adalah PLTU Batubara dengan angka 78,8%. PLTU atau pembangkit listrik tenaga uap merupakan pembangkit yang paling banyak di Indonesia untuk saat ini. Hal tersebut berdasarkan gambar 1.1 yang telah ditunjukkan. PLTU sendiri merupakan suatu pembangkit listrik dimana energy listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan air yang dipanaskan oleh bahan bakar di dalam ruang bakar (boiler). Salah satu jenis PLTU adalah PLTU berbahan bakar batubara. PLTU berbahan bakar batubara sangat fital penggunaannya di Indonesia maupun di dunia. PLTU batubara merupakan sumber utama energi di dunia. Dimana 60 % pasokan listrik dunia masih bertumpu pada PLTU berbahan bakar batubara. PLTU merupakan suatu sistem yang saling terkait antara satu komponen dengan komponen lainnya. Seperti pada gambar 1.2 terlihat diagram uap dan air pada PLTU yang menunjukan keterkaitan antara komponen. Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

2

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Oleh karena itu kemampuan pembangkit listrik untuk tampil prima merupakan hal yang penting agar ketersediaan listrik di Indonesia tetap terjaga. Segala kerusakan baik besar ataupun kecil harus segera ditanggulangi secara cepat dan tepat.

Gambar 1.2 Siklus sederhana PLTU Pada gambar 1.2 di atas adalah komponen – komponen utama dalam berjalannya suatu PLTU. Termasuk di dalamnya adalah kondensor. Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap keluaran turbin. Uap setelah memutar turbin langsung mengalir menuju kondensor untuk diubah menjadi air (dikondensasikan), hal ini terjadi karena uap bersentuhan langsung dengan pipa-pipa (tubes) yang didalamnya dialiri oleh air pendingin. Oleh karena kondensor merupakan salah satu komponen utama yang sangat penting, maka kemampuan kondensor dalam mengkondensasikan uap keluaran turbin harus benar–benar diperhatikan, sehingga perpindahan panas antara fluida pendingin dengan uap keluaran turbin dapat maksimal dan pengkondensasian terjadi dengan baik. Kondensor terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-tube inilah air pendingin dari laut dialirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas menuju ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sebelum masuk kedalam Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

3

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES kondensor, air laut biasanya melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut. Agar uap dapat bergerak turun dengan lancar dari sudu terakhir turbin, maka vakum kondensor harus dijaga, karena dengan ada vakum pada kondensor akan membuat tekanan udara pada kondensor menjadi rendah. Dengan tekanan yang lebih rendah di kondensor, maka uap akan bisa bergerak dengan mudah menuju kondensor. Proposal kali ini akan membahas lebih rinci mengenai Vacuum Condenser, baik itu penyebab turunnya kevakuman kondensor dan bagaimana cara mengatasinya. 1.2 Tujuan Tujuan pelaksanaan kerja praktek di PLTU Nii Tanasa Kendari dapat dibagi menjadi 2 bagian, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. 1.2.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain: 1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya. 2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia kerja (industri) dalam memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional. 3. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami aplikasi ilmunya di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh. 4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh. 5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih berwawasan bagi mahasiswa.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

4

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 1.2.2 Tujuan Khusus Secara khusus tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain: 1. Mengetahui lebih jauh mengenai proses produksi maupun proses operasi di PLTU Nii Tanasa Kendari. 2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi yang sesuai dengan bidang konversi energi yang dipelajari di Jurusan Teknik Mesin ITS. 3. Mempelajari lebih jauh sistem Pembangkit Tenaga (Power Plant) yang ada di PLTU Nii Tanasa Kendari. 4. Mempelajari

beberapa

permasalahan

engineering

khususnya

masalah

Kondensor Vakum yang ada di PT Pembangkitan Jawa Bali Services serta melakukan analisa beserta penyelesaian dari permasalahan tersebut. 1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek Mengingat luasnya bidang kerja yang ada pada PLTU Nii Tanasa Kendari serta ditambah lagi dengan terbatasnya alokasi waktu yang tersedia dalam pelaksanaan kerja praktek ini, maka dalam pelaksanaannya nanti diambil beberapa ruang lingkup guna menyederhanakan permasalahan yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut. Adapun batasan – batasannya, antara lain: 1.

Peninjauan yang dilakukan pada bagian sekretariat.

2.

Peninjauan yang dilakukan pada bagian Lingkungan Hidup, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3).

3.

Peninjauan yang dilakukan pada Ruang Operasi (Operating Room) pada PLTU.

4.

Peninjauan yang dilakukan pada Rendalhar ( Perencanaan, Pengendalian dan Pemeliharaan) pada PLTU.

5.

Peninjauan khusus yang dilakukan pada komponen kondensor.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

5

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 1.4 Sistematika Penulisan Laporan Adapun sistematika penulisan laporan hasil Kerja Praktek di PLTU Nii Tanasa Kendari adalah sebagai berikut:  BAB I

: Pendahuluan

 BAB II

: Dasar Teori

 BAB III

: Metodologi Penelitian

 BAB IV

: Pembahasan

 BAB V

: Penutup

 Daftar Pustaka  Lampiran

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

6

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES BAB II DASAR TEORI

2.1 Komponen Utama PLTU

Gambar 2.1 Main building PLTU PT PJBS UP Nii Tanasa Komponen utama pada PLTU mempunyai peranan yang penting dalam berlangsungnya proses produksi listrik. Secara garis besar dapat dikatakan komponen - komponen inilah yang mengubah air laut menjadi energi listrik.Boiler mengubah air menjadi fluida kerja yaitu uap bertekanan tinggi.Turbin mengubah uap bertekanan tinggi menjadi energi kinetik untuk menggerakkan poros turbin. Generator yang mempunyai sumbu poros sama dengan turbin akan akan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. 2.1.1 Boiler Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Boiler terdiri dari pipa-pipa yang berisi air.Pada bagian dasar terdapat furnace yang berfungsi sebagai tempat pembakaran guna menghasilkan panas. Panas ini akan digunakan untuk menguapkan air yang berada di dalam pipa-pipa tersebut. Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

7

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Panas berasal dari pembakaran udara panas dan bahan bakar.

Gambar 2.2 Konstruksi boiler PLTU Kualitas uap yang keluar dari turbin harus dijaga yaitu dengan mempertahankan temperatur dan tekanan pada rentang yang konstan.Untuk menjaga agar suhu tetap konstan pada beban yang berubah-ubah dapat dilakukan dengan mengatur pembakaran. Semua boiler dilengkapi dengan de-superheater untuk menurunkan temperatur uap yang melebihi batas. Pada pengaturan ini, uap diturunkan temperaturnya dengan cara menyemprotkan air pada aliran uap. Pengaturan ini sangat efektif karena air kontak langsung dengan uap yang diturunkan suhunya. Boiler Spreader stokers memanfaatkan kombinasi pembakaran suspensi dan pembakaran grate. Batubara diumpankan secara kontinyu ke tungku diatas Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

8

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES bed pembakaran batubara. Batubara yang halus dibakar dalam suspensi, partikel yang lebih besar akan jatuh ke grate, dimana batubara ini akan dibakar dalam bed batubara yang tipis dan pembakaran cepat. Metode pembakaran ini memberikan fleksibilitas yang baik terhadap fluktuasi beban, dikarenakan penyalaan hampir terjadi secara cepat bila laju pembakaran meningkat. Berikut ini spesifikasi Boiler Stoker PLTU Nii Tanasa : BOILER Manufacture Type Steam generating capacity at boiler max. load (main steam

Wuxi Spreader Stoker 60.5 T/H

flow) Design Pressure (Drum) Design temperature at superheater outlet

53.94 kg/cm2g 485 0C

Boiler heat release rate at MCR

60.5 T/H

Rated steam pressure

5,3 Mpa

Feed water temperature

150 0C

Preheated air temperature

115 0C

Exhaust gas temperatur

155 0C

Design coal (indonesia)

4200 kcal/kg

Pressure of hydraulic pressure test Max.allowed working pressure when build Slag screen Surface for furnace

9,45 Mpa 6,3 Mpa 41,46 248,36

Low temperature superheater

271

High temperature superheater

438,8

Economizer surface

1279

Air preheater

1138

Number

Two (2) Units

Gambar 2.3 Spesifikasi Boiler Stoker PLTU Nii Tanasa 2.1.2 Turbin Uap Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan tekanan dan temperatur yang tinggi mengalir melalui nozzle sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros turbin bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

9

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.4 Konstruksi turbin uap PLTU Banyaknya suplai uap yang masuk ke dalam turbin tergantung dari besar daya yang akan dihasilkan. Jika diinginkan daya yang besar maka akandibutuhkan suplai uap dalam jumlah banyak, begitu juga sebaliknya jika daya yang dihasilkan kecil maka suplai uap juga sedikit. Pengaturan suplai uap ini dilakukan oleh control valve yang diatur melalui central control room (CCR). Dalam hal ini besar daya maksimum yang mampu disuplai oleh PLTU Nii Tanasa unit 1 dan 2 sebesar 2x10 MW. Fluida kerja pada turbin ini adalah uap kering dari boiler. Uap kering dari final superheater akan menuju ke high pressure turbin. Dengan

mekanisme

sedemikian rupa uap kering ini akan mampu menggerakkan high pressure turbin. Perlu diingat, bahwa sudu turbin ada 2 macam yaitu sudu pengarah (stator) untuk mengarahkan laju uap diturbin dan sudu gerak (rotor) yang akan bergerak saat “ditabrak” uap kering. Kemudian uap hasil ekspansi high pressure turbin dibawa menuju ke low pressure turbin. Dengan demikian putaran poros turbin akan semakin meningkat. Karena poros turbin satu sumbu dengan poros generator (terkopel) maka generator juga akan ikut berputar. Uap yang telah melakukan Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

10

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES kerja di turbin, tekanan dan temperaturnya akan mengalami penurunan hingga kondisi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan ke kondensor. Turbin uap merupakan komponen PLTU yang penting dan mahal, oleh karena itu turbin dilengkapi dengan peralatan proteksi (turbin protective device) yang berfungsi untuk mengamankan turbin dari kemungkinan terjadinya kerusakan fatal. Peralatan proteksi turbin akan bekerja bila salah satu sirkuit pengaman energize. Kerja sistem proteksi turbin adalah menutup (trip) main stop valve (MSV) turbin yang merupakan katup isolasi uap masuk. Sistem proteksi akan mentrip turbin apabila salah satu dari hal- hal berikut ini terjadi : - Putaran lebih (overspeed). - Tekanan pelumas bantalan rendah (low bearing oil press). - Keausan bantalan aksial tinggi (high trust wear). - Vakum kondensor rendah (low vaccum condenser). - Tombol trip turbin ditekan (emergency condition). Berikut ini spesifikasi Turbin di PLTU Nii Tanasa : STEAM TURBIN Manufacture Type Speed Main Steam Pressure

Qingdao Jieneng Steam Turbine CO.LTD N1.2-4.9 3000 RPM 3.4 ± 0.2-0.3 Mpa

Main Steam Temperature

450 ± 10-15 0C

First Stage Extraction Pressure

Max: 0.82 Mpa

Second Stage Extraction Pressure

Max: 0.119 Mpa

Third Stage Extraction Pressure

Max: 0.0706 Mpa

Pulse Oil Pressure

0.35 Mpa

Main Oil Pump Inlet Oil Pressure

0.05 Mpa

Main Oil Pump Outlet Oil Pressure

0.65 Mpa

Axial Displacement Oil Pressure

0.44 Mpa

HP Outlet Temperature

145-150 0C

LP Outlet Temperature

85-90 0C

Number

Two (2) Units

Gambar 2.5 Spesifikasi Turbin di PLTU Nii Tanasa

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

11

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 2.1.3 Generator

Gambar 2.6 Konstruksi generator PLTU Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi listrik. Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di PLTU. Generator merupakan salah satu komponen utama yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik ketika turbin berputar. Proses konversi energi di dalam generator adalah dengan memutar medan magnet di dalam kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator. Untuk membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor. Sistem pemberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi. Eksitasi adalah sistem mengalirkan pasokan listrik DC untuk penguat medan rotor alternator. Dengan mengalirnya arus DC ke kumparan rotor, maka rotor menjadi magnet dengan jumlah kutub sesuai jumlah kumparannya.Alat untuk membangkitkan arus eksitasi disebut eksiter.Untuk mengalirkan arus listrik Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

12

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES ke rotor dapat dilakukan dengan slip ring dan sikat arang (brush) atau membuat eksiter dengan kumparan berputar. Sistem pendingin generator diperlukan untuk menyerap panas yang timbul di dalam generator sehingga mencegah terjadinya panas lebih yang dapat merusak isolasi. Panas di dalam generator merupakan kerugian yang akan menurunkan efisiensi generator. Kerugian tersebut terjadi akibat dari: - Arus yang mengalir di dalam pengahantar. - Inti besi yang menjadi magnet dan medan magnet yang berubah-ubah. - Gesekan angin antara rotor dengan media pendingin. Untuk menyerap dan membuang panas (disipasi) yang timbul di dalam generator yang sedang beroperasi dapat digunakan beberapa macam media pendingin. Media pendingin generator dapat menggunakan udara, gas hidrogen atau air (water). Sedangkan pada PLTU Nii Tanasa menggunakan udara sebagai sistem pendingin. 2.2 Komponen Pendukung PLTU Nii Tanasa Unit PLTU Nii Tanasa memerlukan beberapa alat bantu yang menunjang kelangsungan operasinya. Alat bantu penunjang merupakan unit atau instalasi tersendiri yang berfungsi membantu memasok kebutuhan operasi PLTU. Beberapa contoh kebutuhan PLTU yaitu pasokan air untuk pendinginan, pasokan air untuk diuapkan, pasokan oli pendingin, pasokan udara pembakaran, dan pasokan bahan bakar. Unit penunjang tersebut antara lain: 1. Demineralized Plant Demineralized atau biasa disebut demin berfungsi untuk mengolah air tawar dari air laut menjadi air demin (air murni yang tidak mengandung mineral). Proses penghilangan mineral dilakukan dengan caramelarutkan zat kimia dengan menggunakan saringan kation dan saringan anion serta saringan campuran. 2. Sea Water Tank Merupakan tangki yang berguna untuk menampung air laut yang telah dipompa oleh sea water pump.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

13

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.7 Sea Water Tank 3. Demin Tank Merupakan tangki air yang berfungsi untuk menampung air hasil dari proses demineralisasi. Kondisi air pada tangki ini sudah benar-benar air murni untuk proses penguapan.

Gambar 2.8 Demin Tank

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

14

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 4. Kondensor

Gambar 2.9 Surface Condenser Merupakan peralatan untuk mengubah uap menjadi air. Proses perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa. Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai pendingin mengalir melalui bagian dalam pipa.Kebutuhan air untuk pendingin di dalam kondensor sangat besar sehingga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang

cukup tersedia

banyak air, seperti danau atau laut. Faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan panas pada kondensor di antaranya yaitu : - Jumlah aliran air pendingin. - Kebersihan pipa saluran air pendingin. - Temperatur air pendingin. Perpindahan panas akan mempengaruhi kinerja kondensor. Gangguan dari salah satu faktor di atas akan menyebabkan penurunan tekanan vakum

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

15

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES kondensor. Penurunan vakum kondensor atau naiknya tekanan balik akan berpengaruh pada kemampuan kerja turbin. 5. Low Pressure Heater Instalasi ini berfungsi untuk melakukan pemanasan awal pada air yang akan digunakan sebagai fluida kerja. Pada PLTU Unit 1 dan 2 terdapat 2 buah Low Pressure Heater. Panas yang diperoleh pada instalasi ini berasal dari uap panas hasil ekstraksi turbin.

Gambar 2.10 Low Pressure Heater 6. Deaerator Instalasi ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan oksigen yang terdapat pada air kondensat hasil proses low pressure turbin. Di dalam deaerator, air kondensat dihilangkan kandungan oksigen (udara) dengan cara semburan uap yang juga sekaligus memanaskan air tersebut. Lokasi deaerator yang berada diatas memudahkan dalam proses deaerasi dan airnnya kemudian ditampung didalam tangki deaerator (air pengisi).

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

16

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.11 Deaerator 7. High Pressure Heater Hampir sama dengan low pressure heater, instalasi ini berfungsi untuk melakukan pemanasan awal air pengisi sebelum memasuki boiler. Yang membedakan keduanya adalah tekanan dan temperatur outlet dari high pressure heater lebih tinggi dari pada low pressure heater.

Gambar 2.12 High Pressure Heater Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

17

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 8. Boiler Feed Pump (BFP)

Gambar 2.13 Boiler Feed Pump Instalasi ini berfungsi untuk memompakan air pengisi dari deaerator menuju high pressure heater untuk kemudian disalurkan ke dalam boiler dan juga sebagai spray main steam temperature. 9. Condensate Pump

Gambar 2.14 Condesate Pump

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

18

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Instalasi ini berfungsi untuk memompa air dari kondensor

ke

deaerator. Condensate Pump juga digunakan sebagai spray di gland steam exhauster box. 10. Forced Draft Fan

Gambar 2.15 Forced Draft Fan Instalasi ini berfungsi untuk memasok udara luar ke dalam boiler. Selanjutnya udara ini akan digunakan untuk melakukan proses pembakaran bersamaan dengan bahan bakar. Sebelum masuk ke dalam boiler udara ini akan dilakukan pemanasan awal. Panas ini berasal dari gas buang pembakaran boiler yang akan dibuang melalui stack sehingga saat memasuki boiler udara ini akan mudah melakukan pembakaran. Dan juga sebagai suction/sisi hisap dari Secondary Air Fan.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

19

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 11. Circulating Water Pump

Gambar 2.16 Circulating Water Pump Instalasi ini berfungsi untuk memompa air laut ke kondensor sebagai air pendingin (cooling water) pada sistem pendinginan pada PLTU. 12. Cooling Tower

Gambar 2.17 Cooling Tower Instalasi ini berfungsi untuk memompakan air pendingin menuju ke instalasi- instalasi yang membutuhkan media pendinginan berupa air.Contoh peralatan yang memanfaatkan air sebagai media pendingin yaitu kondensor, Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

20

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES cooling water heat exchanger dan sistem pendinginan oli. Selain itu, juga dapat membuang panas yang dibawa oleh air ke atmosfir dengan menggunakan exhaust fan. 13. Secondary Air Fan

Gambar 2.18 Secondary Air Fan Instalasi ini dirancang sebagai pemasok udara pembakaran dalam boiler. Dimana udara yang menghembus di dalam boiler itu dibuat sebagai pembakar batu bara agar dapat terbakar dengan sempurna. 14. Water Ejector Pump Instalasi pompa ini berfungsi untuk membuang gas/ uap yang tidak terkondensasi di dalam kondensor. Selain itu juga mempertahankan vakum dalam kondensor. Instalasi ini sangat berperan besar untuk menjaga kevakuman yang ada pada kondensor. Semakin tinggi tingkat kevakuman kondensor, semakin tinggi pula efisiensi turbin yang dihasilkan dalam PLTU.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

21

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.19 Water Ejector Pump 15. Induced Draft Fan

Gambar 2.20 Induced Draft Fan Instalasi ini berfungsi untuk membuang gas bekas pembakaran (flue gas) ke atmosfir melalui cerobong (chimney) dan juga sebagai pengatur tekanan ruang pembakaran (furnace) pada boiler.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

22

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 16. Repative Burning Draft Fan

Gambar 2.21 Repative Burning Draft Fan Instalasi ini berfungsi sebagai pembawa batubara yang tidak terbakar dari gas buang menuju ke furnace dan juga menambah efisiensi boiler. 17. Electrostatic Precipitator

Gambar 2.22 Electrostatic Precipitator Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

23

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Electrostatic Precipitator adalah peralatan yang berfungsi menangkap abu sisa pembakaran yang berada dalam gas buang yang akan dibuang ke atmosfir melalui stack, sehinga gas buang yang akan dibuang tidak mengandung partikel-partikel abu yang dapat mencemari lingkungan. Prinsip kerja Electrostatic Precipitator (ESP) adalah partikel – partikel abu dari boiler/ruang bakar (furnace) yang belum bermuatan, akan diberi muatan – ( negative ) oleh Electroda dan selanjutnya dengan teori Electric magnet akan ditangkap oleh Collecting Plate. 18. Fuel Gas Desulfurization (Fly Ash Silo)

Gambar 2.23 Fly Ash Silo Di Silo Fly Ash di proses lagi menggunakan Mixer Conveyor / Hidromix Conditioning, dengan Hidromix Conditioning ini Fly Ash dispray menggunakan service water sehingga Fly Ash menjadi basah dan jatuh ke Belt Conveyor, lalu ditampung di Ash Valley. Selain itu ada juga Fly Ash yang langsung ditransfer ke Truck Capsule menggunakan Dry Unloader (DU). Jika pada Belt Conveyor mengalami kerusakan maka Abu Basah yang keluar dari

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

24

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Mixer Conveyor bisa langsung ditampung dump truck lalu ditransfer ke Ash Valley. 19. Gland Steam Condenser

Gambar 2.24 Gland Steam Condenser Gland

steam

condensor

adalah

penukar

panas

untuk

mengkondensasikan uap bekas dari perapat turbin. Uap bekas ini akan memanaskan air kondensat dari pompa kondensat yang dialirkan melintasi gland steam condensor. Karena panasnya diserap oleh air kondensat, uap bekas dari perapat poros akan mengembun dan selanjutnya dialirkan

ke

hotwell. Didalam gland steam condensor, air kondensat mengalir dibagian dalam pipa sedang uap bekas perapat berada diluar pipa. Gland Steam Condensor dilengkapi dengan Fan penghisap (exhauster Fan) yang berfungsi untuk membuat tekanan Gland Steam Condensor sisi uap menjadi vacum. Dengan kevacuman ini, maka uap bekas perapat turbin akan mudah terkondensasi di dalam gland steam condensor.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

25

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 20. Unit Auxilary Transformer Instalasi ini berfungi untuk menurunkan tegangan generator dari tegangan menengah menuju ke tegangan rendah. Setiap unit pembangkit mempunyai 1 unit auxilary transformer.

Gambar 2.25 Unit Auxilary Transformer 21. AC Oil Pump

Gambar 2.26 AC Oil Pump Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

26

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Instalasi ini berfungsi sebagai pompa pelumasan awal turbin dan generator. Selain itu pompa ini juga digunakan sebagai pompa penggerak hidrolik untuk Main Stop Valve dan Governor Valve. 22. DC Oil Pump

Gambar 2.27 DC Oil Pump Pompa ini digerakkan oleh motor DC yang disuplai dari battery. Pompa ini ber fungsi untuk mensuplai minyak pelumas dalam kondisi darurat, seperti ketika terjadi black-out, dimana tegangan AC hilang.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

27

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 23. Main Oil Tank

Gambar 2.28 Main Oil Tank Instalasi ini berfungsi untuk menampung oli sebagai pelumas komponen pada turbin. Tangki ini menyupli oli untuk semua pompa termasuk main oil pump, turbo oil pump, AC oil pump, dan DC oil pump. 24. Water Pool

Gambar 2.29 Water Pool

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

28

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Instalasi ini berfungsi untuk menampung service water yang digunakan untuk supply pada cooling tower dan media lain yang membutuhkan air di common area PLTU. 25. Chloronation Plant Chloronation plant berfungsi untuk memproduksi sodium hypochlorite dari air laut secara elektrolisis. Proses produksi chlorine adalah dengan mengalirkan air laut ke dalam electro cell yang diberi tegangan DC sehingga menghasilkan sodium hypoclorite dan gas hidrogen. Sodium hypochlorite yang dihasilkan oleh electro cell dialirkan kedalam storage tank.Fungsi sodium hypochlorite adalah mengontrol mikroorganisme yang ada dalam sistem air pendingin.

Gambar 2.30 Chlorination Plant

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

29

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 2.3 Penjelasan Umum Kondensor

Gambar 2.31 Kondensor Kondensor merupakan alat penukar kalor yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap keluaran turbin. Uap setelah memutar turbin langsung mengalir menuju kondensor untuk diubah menjadi air (dikondensasikan), hal ini terjadi karena uap bersentuhan langsung dengan pipa-pipa (tubes) yang didalamnya dialiri oleh air pendingin. Oleh karena kondensor merupakan salah satu komponen utama yang sangat penting, maka kemampuan kondensor dalam mengkondensasikan uap keluaran turbin harus benar–benar diperhatikan, sehingga perpindahan panas antara fluida pendingin dengan uap keluaran turbin dapat maksimal dan pengkondensasian terjadi dengan baik. Kondensor terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-tube inilah air pendingin dari laut dialirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas menuju ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sebelum masuk kedalam kondensor, air laut biasanya melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut. Agar uap dapat bergerak turun dengan lancar dari sudu terakhir turbin, maka vakum kondensor harus dijaga, karena dengan ada vakum pada kondensor Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

30

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES akan membuat tekanan udara pada kondensor menjadi rendah. Dengan tekanan yang lebih rendah di kondensor, maka uap akan bisa bergerak dengan mudah menuju kondensor. Fungsi kondensor adalah mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air kondensat melalui pipa-pipa pendingin agar dapat disirkulasikan kembali. Akibat kondensasi ini sisi uap kondensor termasuk hotwell berada pada kondisi vacuum. Prinsip kerjanya, air laut sebagai media pendingin masuk ke water box condensor didistribusikan ke pipa-pipa kecil (tube condenser) untuk menyerap panas yang diterima tube dari extraction steam LP-turbine. Selain itu kondensor juga berfungsi untuk menciptakan back pressure yg rendah atau vacuum pada exhaust turbin. Dengan adanya vakum yang rendah, maka bisa meningkatkan efisiensi turbin dan siklus kerja turbin lebih meningkat karena tidak terjadi back pressure dan juga menurunkan vibrasi pada bearing turbin. Karena sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan keandalan turbin maka perawatan kondensor harus selalu terjaga dan juga kebersihanya.harus terhindar dari sampah dan biota laut sangat mengganggu unjuk kerja kondensor.

Gambar 2.32 Struktur Kondensor

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

31

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.33 T-s Diagram Siklus Rankine a–b

: Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah

kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi. b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. . c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube (riser) dan steam drum. d–e

: Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya

menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di superheater boiler dengan proses isobar. e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin. f–a

: Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.

Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor. Pentingnya peralatan tersebut sebagai pendukung operasional hal ini mutlak diperlukan untuk memperhatikan pemeliharan, inspection dan control dari kondensor untuk selalu menjaga pada kondisi terbaik. Peralatan peralatan bantu yang terkait kerja kondensor dan mendukung perawatan lainnya, yaitu : 1. Circulating Water Pump Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

32

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 2. Condensate Pump 3. Cathodic Protection 4. Ferros Pump 5. Ball Taproge Pump 6. Conductivity Meter 7. PH Meter 8. Primiing Vacum Pump 9. Injektion Cholopac 10. Back Wash 11. Cond Leak Detector Masalah sering mempengarui unjuk kerja pada kondensor : 1. Kebocoran tube kondensor 2. Vakum pada kondensor turun 3. Air kondensat terkontaminasi 4. Level sea water 5. Sampah ikut terbawa air pendingin 6. Korosi pada dinding kondensor Kondensor dan peralatan bantu / Auxiliari harus dijaga kondisinya dala satu tahun sekali harus selalu diadakan pengecekan dan perawatan baik yg ada didalam maupun luar. Faktor kebersihan tube mempunyai pengaruh terhadap Efisiensi unit oleh karena kebersihan terutama pada saat laut surut pengaturan outlet valve kondensor harus disesuaikan dengan keadaan unit. Jatuhnya vakum kenaikan perbedaan suhu antara uap dan air pendingin karena kontaminasi, sesuai dengan property of scale dan kondisi permukaan bagian dalam tube, metode bagian dalam tube, antara lain : 1. Metode pembersihan tube dengan sikat nyla 2. Metode pembersihan tube dengan bola karet 3. Metode pembersihan tube dengan water jet 2.4 Klasifikasi Kondensor Secara umum klasifikasi kondensor ada 2, yaitu : 

Direct kontak kondensor Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

33

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 

Surface kontak kondensor

2.4.1 Direct kontak kondensor Direct

kontak

kondensor

yaitu

jenis

kondensor

yang

mengkondensasikan steam dengan mencampur langsung dengan air pendingin. Direct kontak atau disebut juga Open Kondensor menggunakan cooling tower, seperti ini banyak digunakan pada geoathermal power plant atau panas bumi. Keunggulan jenis Direct contak condensor adalah : 1. Bila terjadi kebocoran tube condensor tidak sampai merusak kwalitas air kondensate karena air yang digunakan sebagai pendingin kwalitasnya sama 2. Tidak terlalu banyak proteksi 3. Perawatan mudah 4. Lingkungan bersih 2.4.2 Surface Kondensor Kondensor jenis ini paling banyak digunakan pada power plant atau PLTU, karena jenis ini dipandang lebih praktis, ekonomis, dan efisien baik tempat maupun pemeliharaanya. Terutama untuk power plant / pembankit yang berskala besar.Type ini merupakan Heat exchanger tipe shell and tube dimana meknisme perpindahan panas utama adalah condensasi saturated steam pada sisi luar tube dan pemanasan secara konveksi paksa dari sirkulating waternya ada didalam tube kondensor. Kelemahan jenis Surfase condensor adalah : 1. Bila mana terjadi kebocoran tube condensor seluruh air condensate akan tercontaminasi air pendingin (sea water). 2. Membutuh protecsi yang banyak 3. Water box dan Tube cepat kotor 4. Lingkungan sekitar korosif dan kotor Keunggulan jenis Surfase condensor adalah : 1. Tidak terlalu banyak makan tempat 2. Air pendingin didapat dengan mudah dan murah Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

34

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 3. Bisa digunakan pembangkit skala besar 2.5 Alat Bantu Vakum Fungsi alat bantu vakum adalah sebagai berikut : 1. Mengekstrak atau membuang udara atau gas-gas lainnya di dalam kondensor dan membuangnya ke atmosfer ( menjaga vakum ). 2. Pembuat vakum saat start unit turbin uap. Setelah normal operasi dan terdapat steam yang masuk ke turbin maka proses vakum kondensor diambil alih oleh proses kondensasi steam menjadi air ( air kondensat ). 2.5.1 Liquid Ring Vacuum Pump

Gambar 2.34 Liquid Ring Vacuum Pump Pompa vakum adalah sebuah alat untuk mengeluarkan molekulmolekul gas dari dalam sebuah ruangan tertutup untuk mencapai tekanan vakum. Pompa vakum menjadi salah satu komponen penting di beberapa industri besar seperti PLTU, pabrik lampu, vacuum coating pada kaca, pabrik komponen-komponen elektronik, pemurnian oli, bahkan hingga alatalat kesehatan seperti radiotherapy, radiosurgery, dan radiopharmacy. Prinsip dari pompa ini adalah dengan jalan mengekspansi volume ruang oleh pompa sehingga terjadi penurunan tekanan vakum parsial. Sistem sealing mencegah gas masuk ke dalam ruang tersebut. Selanjutnya Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

35

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES pompa melakukan gerakan buang, dan kembali mengekspansi ruang tersebut. Jika dilakukan secara siklis dan berkali-kali, maka vakum akan terbentuk di ruangan tersebut. 2.5.2 Steam Jet Ejector Steam jet ejector merupakan alat pembangkit vakum dengan menggunakan steam sebagai media pendorong. Suatu pancaran cairan, gas atau uap (steam) keluar dari nozzle dengan kecepatan

tinggi sehingga

dihasilkan tekanan rendah di titik nozzle tersebut. Dengan demikian, gas yang harus diangkut akan terhisap, terbawa dan mengalami percepatan. Steam jet ejector berfungsi untuk mengeluarkan gas atau uap dari suatu ruangan dan mempertahankan kevakuman yang tercapai. Steam jet ejector merupakan pompa yang tidak mempunyai bagian-bagian yang bergerak. Oleh karena itu, pompa ini sangat sederhana dan tidak memerlukan perawatan yang rumit.

Gambar 2.35 Steam Jet Ejector Dalam steam jet ejector, uap yang telah dipakai dikondensasi dengan mencampurkannya dengan air. Daya hisap dan vakum akhir yang tercapai seringkali tergantung pada tekanan awal pancaran, tekanan uap kondensat dan konstruksi pompa (jumlah langkah kerjanya). Dengan steam jet ejector satu langkah hanya bisa dicapai vakum sebesar 130 mbar ( perbandingan kompresi sekitar 1:8). Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

36

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Pada steam jet ejector yang disusun secara seri, beberapa jet ejector dihubungkan berturut-turut dan makin kebelakang jet ejector semakin kecil. Pada tiap langkah, uap diumpankan secara terpisah. Agar uap dari langkah sebelumnya tidak dikompresi pada langkah berikutnya, maka diantara jet ejector dipasang condenser kontak. Didalam condeser kontak ini, disemprotkan air agar uap dan steam terkondensasi. Air yang keluar dari condenser dialirkan melalui pipa barometik (ketinggian minimal 10 meter) atau dengan pompa (misalnya dengan side channel pump). Selain dengan sistem seri dan karena steam jet ejector tidak mempunyai daya hisap yang besar, maka untuk membuat vakum awal sering digunakan pompa pendesak (misalnya dengan pompa vakum cincin air). Dalam proses stripping untuk evaporasi, sering digunakan sebuah steam jet ejector dengan tekanan input steam 4 bar dan steam outputnya digunakan sebagai steam stripper untuk stage sebelumnya, sedangkan vakum awal digunakan pompa vacuum cincin air. Dengan system seperti ini bisa diperoleh vakum awal 600 mbar (oleh pompa) dan vakum akhir sebesar 980 mbar. Vakum akhir ditempat hisap yang dicapai dengan steam jet ejector langkah majemuk dibatasi oleh tekanan uap dari condensate dan besarnya sekitar 4 mbar abs (-996 mbar). Vakum akhir yang lebih baik (0,7 mbar abs) bisa dicapai bila bahan pancar dari langkah pertama tidak dikondensasi (langsung dibuang) karena uap akhir yang tersisa biasanya merupakan uap yang tidak mudah untuk dikondensasi. Pada steam jet ejector yang bekerja pada vakum yang tinggi (diatas 5 mbar), maka diperlukan pemanasan jet ejector supaya tidak terbentuk es akibat titik beku air dilewati selama operasi berlangsung. Pemanasan bisa dilakukan dengan sistem koil yang mengelilingi body jet ejector yang biasa dikenal dengan trace heater. Model sekarang, trace heater dibuat mengelilingi penuh dinding jet ejector dan supaya berfungsi optimal maka koil harus benar-benar menempel dinding jet ejector.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

37

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Steam jet ejector bersifat stabil terhadap penghisapan cairan atau uap yang terkondensasi (sama halnya dengan pompa pancar air). Umumnya dipakai steam jet ejector 3 langkah atau 4 langkah secara seri, tergantung dari kebutuhan vakum disesuaikan dengan biaya uap dan air. Steam yang dipakai biasanya adalah dry saturated steam dengan tekanan sekitar 10 bar atau lebih. 2.6 Penurunan Tingkat Kevakuman Kondensor 2.6.1 Terjadi Fouling pada Kondensor Adanya fouling ataupun endapan yang mengotori tube-tube kondensor sangat mungkin terjadi. Hal ini karena cooling water condenser, sebagaimana di sebagian besar PLTU sumber air-nya adalah berasal dari air laut, sehingga akan banyak terdapat endapan dan kotoran-kotoran yang ikut masuk dan sebagian mengendap pada permukaan tube-tube dan pada bagian kondensor

lainnya.

Fouling

yang

terjadi

pada

kondensor

dapat

dikategorikan menjadi beberapa tipe. Fouling karena Microbiologi, scale, deposit, korosi dan kotoran yang menyumbat tube kondensor.

Gambar 2.36 Fouling pada kondensor Fouling yang terjadi pada kondensor ini akan menyebabkan penurunan kinerja kondensor. Laju perpindahan panas yang terjadi pada Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

38

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES kondensor akan berkurang sehingga laju proses kondensasi uap menjadi condensate water pun akan turun. Pencegahan fouling kondensor sangatlah penting karena secara natural kondensor akan memiliki kecenderungan terjadi fouling, hal ini karena cooling water yang digunakan yaitu air laut yang banyak terdapat endapan dan kotoran-kotoran lainnya. 2.6.2 Kerusakan pada Tube Kondensor Pada beberapa pembangkit banyak material yang digunakan sebagai bahan untuk tube pada kondensor bergantung pada air pendinginannya. Di antaranya adalah aluminuim, tembaga, nikel, baja, titianium, dan lain sebagainya. Air pendinginya bisa berupa air segar, air laut, dan air bor. Dari situ tube banyak mengalami kegagalan material seperti korosi dan erosi. Korosi ini disebabkan karena adanya zat dari lingkungan, dalam hal ini adalah air pendingin. Zat garam yang dibawa air laut misalnya dapat

Gambar 2.37 Severe corrosion of tube-tube plate in condenser berinteraksi dengan logam pada bahan material tube dan nantinya menjadi kerak yang lama - kelamaan dibiarkan akan menjadi karat (korosi). Sedangkan erosi pada tube disebabkan karena terkikisnya material tube Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

39

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES yang semakin hari akan menimbilkan penipisan pada tube dan dapat berakibat kebocor pada tube kondensor tersebut. Kebocoran tersebut akan berpengaruh besar dalam kinerja kondensor yang mana juga akan berakibat pada penurunan efisiensi termail yang dibangkitkan pada sebuah pembangkit. 2.6.3 Level Cooling Water Air Laut Surut Pasang surut air laut mempunyai pengaruh pada kevakuman kondensor yang erat kaitannya dengan flow rate ketika air laut pasang dan ketika air laut surut. Sebagai dasar pembahasan kita lihat prinsip perpindahan panas, dimana terdapat persamaan energy balance. Hal ini karena pada kondensor terjadi perpindahan panas antara steam dan air sehingga menyebabkan steam mengalami perubahan fase. Adapun persamaan tersebut adalah Q = M Cp ΔT. Dimana M adalah jumlah cooling water flow rate yang masuk ke kondensor. Dengan asumsi Cp air laut tetap maka ΔT akan berubah mengikuti perubahan pasang surut air laut atau flow rate sea water (cooling water). Ketika flow cooling water rate besar (M) atau ketika air laut pasang maka akan menyebabkan penurunan selisih temperature cooling water inlet dan outlet kondensor (ΔT). Semakin tinggi temperature outlet cooling water maka vakum kondensor akan semakin rendah. Dalam pengaturan flow cooling water kondensor ini, pengaturan dilakukan dengan mengatur pembukaan motor valve outlet kondensor. Pengaturan ini akan berdampak pada perubahan pressure inlet dan outlet kondensor, kecepatan aliran cooling water pada tube kondensor, dan cooling water flow rate ke kondensor. Berikut kami sajikan grafik perbandingan cooling water flow rate dan pressure kondensor.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

40

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.38 Grafik Perbandingan antara Pressure Condenser dan Cooling Water Flow Rate Terlihat pada grafik perbandingan cooling water flow rate dan pressure kondensor, terlihat bahwa semakin besar flow rate cooling water menyebabkan pressure kondensor semakin rendah (kondensor semakin vakum), hal ini dikarenakan proses kondensasi akan berlangsung lebih optimal. Biasanya untuk bukaan valve ketika air laut pasang adalah 65% dan untuk air laut surut adalah 55%. 2.6.4 Temperatur Cooling Water di atas Normal Temperatur cooling water (sea water) juga akan mempengaruhi pressure kondensor (vakum kondensor). Akan tetapi temperatur cooling water ini kita tidak memiliki kemampuan untuk mengaturnya. Temperatur cooling water ini akan berubah tergantung iklim dan lokasi dimana sebuah pembangkit itu berada. Temperatur cooling water juga sangat berpengaruh terhadap pressure atau vakum kondensor, dan pengaruhnya ini sangat signifikan. Sebagaimana flow cooling water, temperatur cooling water ini akan berpengaruh pada kecepatan suatu steam berkondensasi. Semakin rendah temperatur, steam exhaust LP Turbine akan lebih cepat terkondesasi sehingga pressure kondensor akan rendah (vakum tinggi). Berikut grafik pengaruh temperatur cooling water terhadap pressure kondensor.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

41

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.39 Grafik Perbandingan Pressure Kondensor dan Temperatur Cooling Water Dari dapat grafik kita lihat bahwasannya perbedaan temperatur cooling water (dengan perbandingan flow rate steam exhaust LP turbine dan flow rate cooling water konstan) sangat signifikan terhadap perubahan vakum kondensor (pressure kondensor). 2.6.5 Gland Steam Exhaust Pressure Low/Control Valve Close Gland steam ini erat kaitannya dengan sistem sealing pada turbin. Gland steam sealing ini berfungsi untuk mengurangi kebocoran uap, khususnya pada celah shaft, mengurangi intrusi udara ke dalam turbin, khususnya pada turbin LP , dan sebagai uap perapat poros turbin. Tekanan seal steam di dalam saluran pipa header harus selalu dijaga stabil. Karena jika saja tekanan tersebut hilang maka akan sangat membahayakan turbin uap. Uap air di dalam turbin HP akan bocor keluar melalui sela-sela labyrinth seal, dan pada sisi turbin LP udara atmosfer akan masuk. Apabila tekanannya rendah, maka udara atmosfer dari luar akan masuk ke turbin dan akan bercampur dengan uap yang nantinya dibawa ke kondensor. Adanya udara tersebut akan berpengaruh pada proses kondensasi alami di kondensor, jika dibiarkan terus – menerus maka vakum akan drop dan unit akan mengalami trip. Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

42

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Selain itu, control valve juga memiliki andil dalam menjaga tekanan uap gland steam sealing tetap stabil. Control valve akan otomatis membuka dan membuang apabila terjadi steam yang berlebihan dan akan menutup bila steamnya sudah tepat. Jika terjadi penutupan pada control valve maka apabila terjadi steam berlebih akan terjadi overheat pada turbin. 2.6.6 Kemampuan Komponen Vakum Menurun Komponen Vakum seperti halnya vacuum pump dan water jet ejector mempunyai peran yang besar dalam proses pembuatan vakum pada kondensor. Kemampuan pompa vakum dan water jet ejector akan menurun karena kerusakan mekanis yang disebabkan oleh zat kimia terkandung pada fluida yang menyebabkan korosi, terjadi aus pada pompa karena kura pelumasan (oli), dan bisa juga disebabkan karena terjadi kavitasi pada komponen tersebut. Hal – hal tersebut mempengaruhi unjuk kerja yang akan dihasilkan alat bantu vakum, maka dari itu alat bantu vakum juga memerlukan pemeliharaan. 2.6.7 Non-Condensable Gasses Adanya Non Condensable Gasses (gas-gas yang tidak dapat terkondensasi) dapat menyebabkan penurunan tingkat kevakuman. Non Condensable gasses ini bisa merupakan gas dari luar yang masuk ke kondensor (air leakage), hal ini karena kondesor didesain memiliki tekanan di bawah atmosfer maka akan mungkin ada udara dari luar akan masuk ke kondensor. Selain itu penyebab dari non condensable gasses ini juga berasal dari gas-gas yang mengalami leakage pada sistem PLTU yang terbawa oleh steam ke kondensor (air in steam) atau juga dari penguraian air menjadi gas oksigen dan gas hidrogen. Sehingga gas-gas yang tidak dapat terkondensasi tersebut harus dikeluarkan dari kondensor. Gas-gas yang tidak dapat terkondensasi tersebut harus dikeluarkan atau dibuang dari kondensor karena menyebabkan kenaikan pressure kondensor, dan kenaikan pressure ini akan menyebabkan penurunan daya mampu yang dihasilkan oleh turbin uap dan menurunakan efiensi pengoperasian turbin uap. Adapun beberapa tempat yang dapat menjadi sumber gas leakage sebagian seperti pada gambar di bawah.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

43

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.40 Tempat – tempat Air Leakage Gas-gas tersebut akan menyelimuti permukaan luar tube-tube kondensor, hal ini akan menyebabkan berkurangnya kecepatan transfer panas antara uap (steam) dengan cooling water (sea water). Sehingga ketika kecepatan transfer panas berkurang hal ini akan menyebabkan peningkatan pressure kondensor. 2.6.8 Debris Filter Condenser Tidak Optimal Debris kondensor berfungsi untuk menyaring kotoran (sampah) yang terkandung dalam air yang akan masuk ke kondensor. Apabila terjadi kerusakan pada debris seperti rusaknya motor pada debris dan kerusakan mekanis pada filter (lubang) akan mengakibatkan kotoran dapat lolos dan masuk ke kondensor, akibatnya tube – tube akan mengalami plugging (penyumbatan) dan bisa menyebabkan gangguan perpindahan panas yang secara langsung juga berkibat pada buruknya kevakuman pada kondesor. Begitu juga dengan penggunaan debris yang masih konvensional (hanya filter) tanpa memakai motor juga berpengaruh pada performa efektivitas dari saringan yang dihasilkan, karena pada dasarnya pemberian motor gerak pada debris tersebut adalah untuk membantu proses filterisasi. Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

44

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 2.7 Sistem Pemeliharaan pada Kondensor 2.7.1 Backwash Condenser Backwash kondensor merupakan salah satu usaha untuk menjaga performa kondensor dengan cara membalik arah aliran kondensor. Fungsinya yaitu untuk membersihkan kondensor dari kotoran yang menyumbat dan mengganggu proses aliran cooling water dengan cara membalik arah alirannya, bahasa mudahnya untuk flushing kotoran - kotoran yang mengganggu aliran air laut ke kondensor khususnya yang berada di inlet tube kondesor. Kondensor didesign dengan dua sisi yang arah alirannya berlawanan. Tujuan dari backwash kondensor ini dimaksudkan agar aliran cooling water lebih baik, lebih lancar sehingga proses perpindahan panas anatara steam dan air laut (proses kondensasi) berjalan lebih baik dan lebih cepat. Hasilnya yaitu peningkatan vakum kondensor sehingga efisiensi unit kembali bertambah. selain itu dengan adanya backwash kondensor ini differential pressure inlet dan outlet kondensor akan lebih rendah. Dalam penentuan kapan proses backwash kondensor itu dilaksanakan sebenarnya lebih dominan dilihat dari Differential Pressure antara Inlet dan Outlet pressure kondensor atau pressure drop sea water inlet dan outlet kondensor. Hal ini karena tujuan kita melakukan backwash kondensor yaitu membuang kotoran, sampah, yang menghalangi aliran sea water (plugging) tube kondensor. Efek dari plugging tube ini akan meyebabkan aliran sea water terhalang dan jumlah flow rate sea water yang masuk ke tube-tube kondensor akan berkurang (ibaratnya mampet), sehingga inlet pressure akan tinggi dan outlet pressure akan rendah.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

45

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 2.7.2 Cleaning Tubes Condenser

Gambar 2.41 Cleaning Tube Condenser Tube-tube kondensor sangat mungkin terjadi endapan di permukaannya, sehingga perlu dilakukan cleaning. Cleaning kondensor ini dapat dilakukan dalam dua metode, yaitu secara online dimana dilakukan ketika unit turbin uap dalam keadaan normal operasi dan offline ketika turbin uap dalam keadaan stand by. Untuk cleaning tube dalam keadaan online ini sebenarnya sangat penting karena dengan hal ini performa kondensor akan tetap selalu terjaga. Cleaning tube secara online dapat dilaksanakan dengan cara menggunakan bola Tapproge yang di PLTU sering disebut Ball Cleaning Kondensor.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

46

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Dalam system Ball Clening ini, fungsinya adalah untuk membersihkan permukaan tube-tube kondensor. Sistem Ball Cleaning menggunakan Bola ( Tapproge ) sebagai alat untuk membersihkan tube kondensor. Bola ini akan diikutkan aliran pada kondensor, masuk di water box inlet kondensor ikut aliran kondensor dan keluar di water box outlet kondensor kemudian bola-bola tersebut ditangkap oleh Catcher dan diarahkan ke ball collector.

Gambar 2.42 Ball Cleaning Condenser 2.7.3. Checking Air Leakage in Condenser Air leakage test pada kondensor bisa dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya yaitu pengujian dengan gas tracer seperti dengan menggunakan gas helium atau halogen. Selain itu juga bisa dilakukan air leakage test secara ultrasonic ataupun secara thermograph, selain itu tes leak dengan air merupakan salah satu yang paling murah dan banyak dilakukan. Perlu diketahui juga bahwasanya pada PLTU biasanya memiliki peralatan khusus untuk tes leak pada tube baik itu kondensor maupun heat transfer equipment lainnya.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

47

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Metode maintenance ini sudah banyak digunakan pada berbagai pembangkit di Indonesia. Selain lebih praktis dan efisien, metode checking air leakage juga termasuk dalam metode maintenance yang tergolong murah dalam segi ekonomis. Saat ini banyak dikembangkan untuk menambah daya bangkitan kondensor dan menaikkan efisieni termal dari sebuah PLTU.

Gambar 2.43 Checking Air Leakage 2.8 Siklus Rankine Siklus Rankine adalah siklus daya uap yang digunakan untuk menghitung atau memodelkan proses kerja mesin uap / turbin uap. Siklus ini bekerja dengan fluida kerja air. Semua PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) bekerja berdasarkan prinsip kerja siklus Rankine. Siklus Rankine pertama kali dimodelkan oleh: William John Macquorn Rankine, seorang ilmuan Scotlandia dari Universitas Glasglow. Untuk mempelajari siklus Rankine, terlebih dahulu kita harus memahami tentang T-s diagram dan H-s diagram. T-s diagram adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara temperatur (T) dengan entropi (s) fluida pada kondisi tekanan, entalpi, fase dan massa jenis tertentu. Jadi pada diagram T-s terdapat besaran-besaran tekanan, Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

48

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES massa jenis, temperatur, entropi, entalpi dan fase fluida. Sedangkan diagram h-s menggambarkan hubungan antara energi total (entalpi (h)) dengan entropi (s). Sama seperti diagram T-s, untuk setiap fluida memiliki diagram h-s nya sendirisendiri. Kedua diagram ini dapat digunakan untuk menghitung kinerja pembangkit listrik tenaga uap dengan menggunakan siklus Rankine. Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup dapat digambarkan dengan diagram T – s (Temperatur – entropi). Siklus ini adalah penerapan siklus rankine ideal. Adapun urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.44 Diagram T – s Siklus PLTU (Siklus Rankine) a–b

: Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.

b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser. . c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube (riser) dan steam drum. d–e

: Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini terjadi di superheater boiler dengan proses isobar.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

49

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun. Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin. f–a

: Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air kondensat.

Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam kondensor. 2.9 Tekanan Vakum

Gambar 2.45 Perbandingan Tekanan Tekanan vakum adalah tekanan dalam tangki, maksudnya adalah tekanan kurangnya dari tekanan udara luar atau atmosfir . Tekanan di bawah tekanan atmosfer disebut tekanan vakum (vacuum pressure) dan diukur dengan pengukur vakum yang menunjukkan perbedaan antara tekanan atmosfer dan tekanan absolut. Pgage = Pabs – Patm

(untuk P > Patm)

Pvac = Patm – Pabs

(untuk P < Patm)

Tekanan gas di dalam tangki dapat dianggap seragam karena berat gas terlalu kecil dan tidak mengakibatkan pengaruh yang berarti. Skala tekanan vakum mempunyai titik nol pada tekanan atmosfir dan yang paling tinggi sama dengan zero absolute. Pengukuran tekanan absolut sangat penting dalam menentukan Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

50

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES skala tekanan gage dan skala vakum untuk mengukur tekanan, baik tekanan gage, absolut, vakum ataupun beda tekanan (differential pressure). 2.10 Floating Intake Intake adalah suatu unit yang berfungsi untuk menyadap atau mengambil air baku dari badan air sesuai dengan debit yang diperlukasn untuk pengolahan. Variasi kualitas air permukaan sangat berarti dalam menentukan titik pengambilan air. Dimana terdapat adanya variasi yang konstan (tidak befluktuasi), di tempat seperti inilah merupakan titik pengambilan yang diharapkan. Analisa kualitas air permukaan pada setiap bagian penampang di titik yang dinilai cocok untuk pengambilan air sangat penting bagi penetapan lokasi intake, terutama intake langsung. Dan analisa kualitas pada bagian air permukaan horizontal sangat pokok untuk menetapkan titik pegambilan semua jenis intake. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan intake : 1. Intake sebaiknya terletak di tempat dimana tidak ada aliran deras yang bisa membahayakan intake. 2. Tanah disekitar intake seharusnya cukup stabil dan tidak mudah terkena erosi. 3. Inlet sebaiknya berada di bawah permukaan badan air untuk mencegah masuknya benda-benda terapung. Disamping itu inlet sebaiknya terletak cukup di atas air. 4. Intake seharusnya terletak jauh sebelum sumber kontaminasi. 5. Intake sebaiknya dilengkapi dengan saringan kasar (bar screen) yang selalu dibersihkan. Ujung pengambilan air (inlet) yang berhubungan dengan pompa sebaiknya juga diberi saringan (strainer). Air permukaan dapat diambil dari kanal sebagai intake, dimana pengambilan airnya ditampung dalam sebuah penampung (chamber). Dari penampung ini air dilairkan menuju instalasi pengolahan dengan pipa yang dilengkapi dengan bar screen dan traveling screen.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

51

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 2.46 Instalasi Floating Intake Floating Intake merupakan jenis intake yang jarang ditemukan, bahkan masih belum digunakan pada berbagai perusahaan baik perusahaan pembangkit maupun perusahaan air minum. Floating intake ini dibuat dengan design inlet pipe yang terapung dengan bantuan floats dan flexible pipe. Seperti yang terlihat pada gambar 3.14 tersebut, inlet pipa dibuat terapung dengan bantuan main floats, di sepanjang flexibel pipe diberikan intermediate floats untuk membantu menopang agar tidak terjadi lengkungan pada flexibel pipe tersebut. Di ujung inlet diberikan strainer untuk menyaring kotoran yang terkandung dalam air yang masuk ke dalam inlet tersebut. Design floating intake ini dibuat untuk menyesuaikan level air yang nada pada kanal intake. Pada PLTU yang menggunakan air laut sebagai media pendingin (cooling water) untuk sistem pendinginannya akan berpengaruh besar ketika air laut mengalami musim pasang ataupun musim surut. Ketika musim surut, tidak menutup kemungkinan terjadi pendangkalan intake dan tidak cukup lelvel air laut untuk menyentuh atau sama dengan level suction inlet pada pipa pompa sehingga mengakibatkan unit pada PLTU tersebut tidak dapat beroperasi. Dengan adanya design floating intake ini diharapkan masalah ketika air laut pasang maupun surut bisa teratasi, dimana dengan bantuan floats tersebut inlet akan selalu dalam level sama (dibawah permukaan air) dan cukup untuk melakukan proses pendinginan pada PLTU. Selalin itu, dengan design ini flow Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

52

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES rate yang akan masuk ke dalam instalasi pompa akan cenderung selalu konstan, tidak lagi terpengaruh pada pasang surut air laut.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

53

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian dan analisa kondensor vakum pada PLTU Nii

Tanasa Kendari terdapat beberapa tahapan yang dilakukan, antara lain : 1. Studi Kasus Permasalahan mengenai menurunnya tingkat kevakuman kondensor pada PLTU Kendari diperoleh berdasarkan observasi kondisi aktual di lapangan dan diskusi dengan pihak operator dan pihak engineering. 2. Studi Literatur Untuk memperdalam pemahaman mengenai permasalahan yang dibahas, dilakukan studi literature yang berkaitan dengan proses operasi PLTU Kendari dan perhitungan penurunan tingkat kevakuman kondensor. Studi literature diperoleh dari e-book, jurnal, dan penelitian terlebih dahulu. 3. Pengumpulan dan Pengolahan data Sebelum

melakukan

penelitian,

diperlukan

adanya

data

acuan

perhitungan sehingga dilakukan pengumpulan data desain dan aktual. Data desain diperoleh dari heat balance PLTU Kendari unit 1 dan unit 2. Sedangkan data actual diperoleh dari CCR (Central Control Unit) PLTU Kendari unit 1 dan unit 2. 4. Analisa Data dan pembahasan Setelah proses perhitungan selesai, hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk grafik yang dapat dianalisa secara kuantitatif. Hasil dari pengolahan tersebut, dianalisa dan diberikan rekomendasi untuk penyelesaian masalah yang ada. 6.

Penyusunan Laporan Setelah seluruh tahapan telah dilakukan, kemudian hasil dari penelitian ini disusun dalam bentuk laporan.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

54

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES BAB IV PEMBAHASAN

Kondensor yang digunakan pada PLTU Nii Tanasa Kendari adalah kondensor tipe permukaan (Surface Condenser), dengan spesifikasi yang bisa dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Spesifikasi Kondensor pada PLTU Nii Tanasa Kendari CONDENSOR & FEED WATER HEATING PLANT

Model Manufacturer Type Cooling surface area Steam press. Steam flow Cooling water flow Cooling water temp. Design press. at water side Tube material Tube size Net weight without water LP Outlet Temperature Number

N-1250 Supplied with turbine Two-flow double-path surface type 1250 m2 ~0.0081(abs)MPa 42 t/h 3200-3800 t/h 30 0C 0.3 MPa TA2 Φ20×0.7×5550 mm ~22 t 85-90 0C Two (2) Units

4.1 Sistem Pemeliharaan pada Kondensor PLTU Nii Tanasa Pemeliharaan yang sering dilakukan pada kondensor antara lain : 1. PM (Preventive Maintenance) yaitu cek level baik sisi control maupun sisi mekaniknya. 2. Cek kondisi semua flange yang berhubungan dengan vacuum maupun sisi airnya. 3. Cek kualitas air hotwell (kemungkinan dapat tercampur dengan air laut bila terjadi tube condenser bocor). 4. Corrective dapat dilakukan bila tube bocor dengan mematikan salah satu sisi tube. 5. Bila kondisi overhoule atau pekerjaan pada saat unit mati dilakukan cleaning tube dan juga tes kebocoran dengan cara hydraulic pressure dengan media uadara maupun air, eddy current, PT cek untuk sisi dinding tube (tube baffle). Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

55

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 4.2 Sistem Pengaman pada Kondensor PLTU Nii Tanasa Sistem pengaman sangatlah penting pada semua peralatan berputar maupun tidak berputar, pada condenser pun juga terpasang system pengaman antara lain: a. Level low dan high b. Temperatur high, tapping ini terpasang pada sisi LP turbin c. Vacuum breaker d. Vacuum low 4.3 SOP Vacuum Up Condenser PLTU Nii Tanasa 4.3.1 Maksud dan Tujuan Prosedur Start-Up vacuum up Condenser test adalah untuk pengetesan peralatan pembuat hampa kondensor dan menguji kemampuan peralatan pembuat vakum dan juga pengetesan kemampuan untuk mempertahankan vakum pada kondensor. 4.3.2 Peralatan Utama  Valve lnlet Water Jet Pump #1  Valve lnlet Water Jet Pump #2  Water Jet Pump #1  Water Jet Pump #2  Valve Oulet Water Jet Pump #1  Valve Oulet Water Jet Pump #2  Water Air Ejector  Water Jet Tank  Valve Vacuum Breaker  Valve Vacuum Condensor  Main Condensor  Electric Panel MCC & LCS  DCS Control Room  Valve from Service Water  Valve Drain Water Jet Tanki 4.3.3 Persiapan Start-Up Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

56

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 1. Air didalam Water Jet Tank, Water Jet Pump penuh 2. Valve lnlet & Outlet Water Jet Pump #1 Posisi terbuka 3. Valve Inlet & Outlet Water Jet Pump #2 posisi terbuka 4. Power Suply di MCC tersedia & sudah siap 5. Selctor swicth di MCC posisi remot 6. Valve Vacuum Break posisi tertutup 7. Valve Drain Water JetTank posisi tertutup 8. Valve pengisian tank Water Jet Pump dari Cooling Tower posisi tertutup 9. Pressure indicator Vacuum & valve, terbuka, dan terpasang 10. Pressure indicator discharge Water Jet Pump, terbuka, dan terbuka 11. Valve Handweel #.6 #7 #8 di pipeline sebelum kondensor terbuka 4.3.4 Proses Start-Up 1. Periksa apakah arah motor sudah benar ke kanan (cek putaran ) 2. Periksa pompa dengan cara di putar dengan tangan sebelum pompa dikopel dengan motor 3. Periksa apakah gate valve vacuum breaker sudah tertutup 4. Periksa apakah level air didalam tanki sudah full 5. Masukkan power supply di Panel MCC 6. Posisikan selektor switch ke posisi remote ( pompa di operasi dari DCS Control room ) 7. Tutup rapat gate valve vacuum breaker 8. Buka valve Handweel #1 #2 #3 di pipe line 9. Buka valve Pressure lndicator vacuum condensor & Discharge WJP pump 10. Tutup semua valve yang menuju ke kondensor 11. Buka Gate Valve Suction & discharge water Jet Pump 12. Buka katup uap gland steam yang menuju perapat turbin (atur tekanan 0.4 - 0.5 Mpa ) 13. Operasikan secara manual dari DCS Control room ( Pompa start ) 14. Proses pembuatan vacuum berlangsung.Vacuum naik menuju 0.0081 Mpa (abs)

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

57

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 15. Apabila pengetesan atau sistim vacuum pump condensor tidak diperlukan lagi, lakukan : 

Tutup gate valve #6 #7 #8 di pipeline secara perlahan.



Stop motor ( switch motor off )

4.3.5 lnterlock transfer JWP Pump Test 1. Posisikan switch water jet pump di DCS Control room ke Auto 2. Start WJP #1 pompa star 3. Posisikan switch WJP #1 ke posisi off, WJP #1 Off, WJP #2 Start 4. Posisikan switch WJP #2 ke posisi off, WJP #2 Off, WJP #1 Start 4.3.6 Kriteria Keberhasilan Vacuum-Up Condensor test  Vacuum dapat mencapai minimal 0.0081 Mpa (abs)  Sistem dapat mempertahankan vacuum saat unit operasi  Parameter peralatan utama,Temperatur,Vibrasi, Pressure & level water kondisi normal. 4.4 Analisa Data Kevakuman Kondensor

Grafik Tekanan Vakum 0

Tekanan Vakum (KPa)

-10 -20 -30 -40 -50 -60 -66,9

-70 -80 -90 -100

-82,5 -89,1

-86,1

-90,7

-92,2

-88,2

-92,2

-90,2

Bulan (Masehi)

Gambar 4.1 Grafik Tekanan Vakum pada Kondensor PLTU Nii Tanasa Kendari selama bulan Agustus – Desember 2014 dan Februari – Juli 2015

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

58

-91,9

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES Seperti yang terlihat dari gambar grafik di atas, dapat diketahui bahwa tekanan vakum pada kondensor PLTU Nii Tanasa mempunyai rata – rata di atas normal operasi yaitu sebesar -84 Kpa. Tekanan rata – rata tertinggi diperoleh pada bulan Maret 2015 yaitu sebesar -92,2 Kpa dan tekanan rata – rata terendah diperoleh pada bulan September 2014 yaitu sebesar -66,9, dimana pada bulan September 2014 tersebut didapati hingga unit mengalami trip karena vakum kondensor tidak mencukupi untuk normal operasi. Hal tersebut terjadi karena air laut sedang mengalami musim surut sehingga level air laut tidak mencapai section head pada pompa Circulating Water Pump, akibatnya pompa tidak dapat beroperasi dan berakibat tidak adanya proses pendinginan pada unit dan mengalami trip. 4.5 Fishbone Diagram Kondensor Vakum

Sistem

Alat Bantu

Main Cooling

Pemeliharaan

Vakum

System

TINGKAT KEVAKUMAN KONDENSOR RENDAH

Kerusakan Valve

Tube Kondensor

Gambar 4.2 Fishbone Diagram Kondensor Vakum Berdasarkan fishbone diagram di atas, bisa diketahui bahwa penyebab terjadinya tingkat kevakuman yang rendah pada kondensor adalah main cooling system yang kurang baik, alat bantu vakum pada PLTU kurang berfungsi dengan optimal, yang mana dua hal tersebut akan menyebabkan satu permasalahan besar yaitu terjadinya kerak ataupun fouling pada tube kondensor yang akan meghambat perpindahan panas yang terjadi di kondensor, dan berakibat juga pada semakin rendahnya tingkat kevakuman kondensor tersebut. Adanya kerusakan valve pada Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

59

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES line menuju kondensor juga bepengaruh buruk sehingga sistem sealing yang ada pada perapat poros turbin kurang bekerja dengan baik. Serta sistem pemeliharaan yang kurang mendukung dari sisi peralatan untuk melakukan pemeliharaan yang kurang optimal. 4.6 Analisa Penyebab Tingkat Kevakuman Kondensor Rendah 4.6.1 Main Cooling System Main cooling system merupakan salah satu faktor pendukung terbesar untuk beroperasinya kondensor, terutama pengaruh pada kevakuman kondensor. Main cooling system disini yang dimaksudkan berpengaruh pada kevakuman kondensor di PLTU Nii Tanasa adalah kurang berjalan dengan optimal Water Treatment Plant (WTP), debris yang tidak bekerja optimal, dan banyaknya line pipa dari WTP ke kondensor yang mengalami kebocoran. 4.6.1.1 Water Intake

Gambar 4.3 Kerusakan Sluice Gate water intake Instalasi berperan penting sebagai besarnya inputan air laut yang nantinya akan diproses di WTP. Ketika air laut surut dan ketika air laut pasang akan memberikan pengaruh pada water sea flow rate yang masuk ke intake kondensor apabila desain dari intake tidak tepat dengan Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

60

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES lingkungan yang ada. Pada PLTU Nii Tanasa ini, intake tidak mengalami masalah yang besar. Hal ini bisa dilihat ketika air laut dan air laut pasang, intake tetap tenggelam penuh tanpa mengalami pengurangan besar volume air yang mengalir ke intake tersebut, hanya saja akan berpengaruh pada sea water flow rate yang berbeda ketika air laut surut dan ketika air laut pasang. Hal lain yang perlu dikaji adalah sluice gate pada water intake ini hanya bisa untuk bukaan penuh saja. Sluice gate ini seharusnya bisa juga untuk menutup sehingga saat proses pemeliharaan intake, air laut tidak masuk melewati sluice gate.

Gambar 4.4 Pipa Inlet Circulating Water Pump Pada PLTU Nii Tanasa, suatu saat pernah mengalami trip pada unit 1 maupun unit 2 karena air laut surut. Hal ini merupakan satu masalah yang besar untuk sebuah PLTU karena berhenti beroperasi karena tidak ada sistem pendinginan akibat air laut surut. Air laut yang ada pada kanal intake tidak cukup untuk melalui level section head pada CWP sehingga air laut tidak bisa dipompa. Hal ini mendasari untuk adanya pemasangan instalasi floating intake pada PLTU Nii Tanasa, yang sebelumnya harus dilakukan dredging untuk mendukung pemasangan instalasi floating intake ini. Dengan pemasangan instalasi tersebut diharapkan flow akan selalu konstan pada saat musim air laut pasang ataupun surut.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

61

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 4.6.1.2 Bar Screen dan Traveling Screen Instalasi ini berfungsi sebagai filter kedua setelah jaring untuk air laut yang akan nantinya diproses di WTP. Screen pada PLTU ini tidak bisa digunakan dengan optimal, screen tersebut mati dan hanya bisa digunakan manual pada saat tertentu saja. Seharusnya untuk memingkatkan kualitas air yang akan diproses nantinya screen ini harus berfungsi dengan automatic dan secara continuous.

Gambar 4.5 Kerusakan pada Screen & Traveling Bar 4.6.1.3 Automatic Filter Instalasi ini berfungsi sebagai filter ketiga stelah air dipompa oleh CWP. Instalasi ini juga berfungsi untuk membantu mengurangi beban kerja debris filter kondensor pada PLTU ini karena debris yang ada masih konvensional tanpa menggunakan motor. Namun instalasi ini tidak berfungsi sama sekali sehingga berpengaruh pada tingkat kualitas air yang nantinya akan diproses dan masuk pada kondensor.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

62

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES

Gambar 4.6 Automatic Filter tidak berfungsi 4.6.1.4 Chlorination Plant

Gambar 4.7 Instalasi manual Chlorination Plant Instalasi ini berfungsi untuk melemahkan biota – biota laut seperti kerang, kepiting, dan sebagainya yang ikut masuk ke dalam intake. Instalasi automatic ini mengalami kerusakan sehingga harus menggunakan drum dan dilewatkan melalui selang kecil dan dilakukan secara manual. Hal ini mengurangi kinerja chlorination plant yang seharusnya berperan penting untuk kualitas air. Pada kenyataanya ditemui banyak kotoran yang Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

63

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES terdapat pada tube kondensor ketika kondensor dibuka. Hal tersebut menghambat perpindahan panas pada tube begitu juga tingkat kevakuman kondensor. 4.6.1.5 Waste Water Treatment Plant Instalasi ini berfungsi untuk memisahkan zat kimia yang berbahaya untuk lingkungan. Namun instalasi ini tidak digunakan karena mengalami kerusakan, sehingga bisa air yang digunakan da[pat menjadi limbah pada sekitar lingkungan dan juga bisa memicu adanya korosi pada berbagai komponen yang memerlukan air pada PLTU ini, termasuk kondensor didalamnya. Tube –tube pada kondensor maupun casing dan line – line pipa kondensor mengalami korosi yang lebih cepat adalah salah satu akibat dari instalasi ini yang tidak berfungsi.

Gambar 4.8 Kerusakan pada Waste Water Trearment Plant 4.6.1.6 Debris Filter Debris filter ini berfungsi untuk menyaring air dari kotoran yang nantinya masuk ke dalam kondensor. Pada PLTU ini, debris filter hanya menggunakan saringan yang langsung dilewati dengan air yang akan masuk ke dalam kondensor. Hal ini juga berpengaruh pada tingkat efisien dari filter tersebut. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan masih ditemukannya kotoran pada tube kondensor, seperti plastik , karet, bahkan kepiting didalamnya. Debris filter ini bisa ditingkatkan dengan

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

64

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES menggunakan motor yang bekerja pada debris filter tersebut. Motor tersebut akan meningkatkan efisiensi filter saat bekerja. 4.6.1.7 Kebocoran Line menuju Kondensor

Gambar 4.9 Kebocoran pada line Water Treatment Plant Hal ini juga berpengaruh pada kualitas volume air yang nantinya diproses dalam kondensor, kebocoran line ini disebabkan karena pada PLTU ini telah ditemui beberapa pipa yang mengalami korosi yang akhirnya mengalami kebocoran dan adanya beberapa pelanggaran teknis seperti adanya alat berat yang melalui ground line WTP. Tingkat volume air yang seharusnya sama dari awal proses WTP akan berkurang ketika masuk ke dalam kondensor dengan adanya kebocoran tersebut. Selain itu, ketika ada kebocoran juga berpengaruh pada kevakuman kondensor karena dari kebocoran tersebut juga memungkinkan udara untuk masuk ke dalam proses kondensasi yang terbawa dari air menuju ke kondensor.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

65

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 4.6.1.8 Pendangkalan pada Kanal Intake Pendangkalan intake merupakan satu masalah yang harus dijadikan satu pertimbangan penting untuk diperbaiki. Pada PLTU Nii Tanasa, intake bisa dikatakan dangkal karena banyak tumpukan lumpur, kotoran maupun batuan yang longsor dari bibir pantai sehingga membuat kanal intake menjadi dangkal. Selain menyebabkan pendangkalan, hal tersebut bisa juga menambah jumlah kotoran yang akan masuk ke dalam inlet.

Gambar 4.10 Kawasan Intake Canal PLTU Nii Tanasa Seperti yang terlihat pada gambar 4.9, kanal yang terdapat pada PLTU Nii Tanasa cukup pendek dan tidak seluruh dilindungi fondasi untuk menhindari longsor pada kanal dan terjadi pendangkalan. Maka dari itu, akan lebih baik jika dilakukan dredging pada intake kanal kemudian untuk fondasinya diperpanjang hingga jaring paling depan untuk menghindari pendangkalan intake. Selain itu dengan dredging dapat menambah kedalaman kanal dan volume air yang ditampung. 4.6.2 Alat Bantu Vakum Alat bantu vakum yang digunakan pada PLTU Nii Tanasa hanya da satu komponen yaitu water jet ejector pump. Alat ini berfungsi untuk membuat tekanan vakum pada kondensor saat start awal pengoperasian dan juga mempertahankan vakum ketika unit sedang beroperasi. Kinerja alat ini sangatlah besar, pada PLTU unit yang besar peralatan vakum Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

66

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES minimal digunakan dua peralatan yaitu vacuum pump dan steam jet ejector. Vacuum pump digunakan untuk membuat vakum di awal pengoperasian,

sedangkan

steam

jet

ejector

digunakan

untuk

mempertahankan vakum ketika unit sedang beroperasi. Akan lebih baik apabila pada PLTU Nii Tanasa juga digunakan sistem peralatan seperti itu sehingga beban kerja yang harus diterima oleh water ejector dapat berkurang dan kevakuman kondensor bisa semakin baik. Selain itu, juga dapat berpengaruh pada reliability pada water jet ejector pump itu sendiri apabila digunakan secara berkala dan tidak bergantian. 4.6.3 Tubes Kondensor 4.6.3.1 Fouling pada tubes

Gambar 4.11 Fouling pada tube kondensor Fouling (adanya kotoran) pada tubes kondensor pada PLTU ini akan mempengaruhi proses perpindahan panas dari steam keluaran dari exhaust turbine ke tubes. Ketika ada kotoran pada tubes, maka perpindahan panas tidak akan berlangsung secara sempurna karena terhambat adanya kotoran tersebut, yang pada akhirnya berpengaruh pada proses kondensasi dalam kondensor tersebut. Akan sedikit perubahan fase Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

67

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES yang terjadi dari uap ke air dan akan banyak terdapat non-condensable gas yang nantinya akan mengurangi tingkat kevakuman dari kondensor itu sendiri. 4.6.3.2 Korosi pada tubes

Gambar 4.12 Korosi pada waterbox kondensor Sama halnya dengan fouling, adanya korosi pada kondensor juga akan berpengaruh pada proses perpindahan panas dan kondensasi di dalam kondensor yang nantinya berpengaruh pada tingkat kevakuman kondensor. Selain itu, apabila terjadi korosi terus menerus akan terjadi cracking (patah atau lubang) pada tube kondensor tersebut sehingga bisa menimbulkan terjadinya kebocoran, dimana ketika ada kebocoran maka air yang terkondensasi dan air laut akan bercampur di dalam hotwell.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

68

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 4.6.4 Kerusakan Valve

Gambar 4.13 Kerusakan pada Pressure Control Regulating Valve Kerusakan valve yang terjadi pada PLTU Nii Tanasa adalah pada pressure regulating valve yang tidak dapat dioperasikan. Valve ini berfungsi untuk mengatur tekanan pada perapat poros turbin. Valve ini beroperasi secara otomatis, apabila tekanan berlebih pada perapat poros maka valve akan otomatis menutup, dan valve akan terus membuka apabila perapat poros masih membutuhkan uap sebagai perapat poros turbin. Kerusakan pada valve yang seharusnya berfungsi otomatis (automatic control valve) menjadi dioperasikan secara manual berakibat pada sistem sealing yang ada pada turbin, gland seal dan labyrinth seal. Tekanan yang digunakan pada PLTU Nii Tanasa adalah tekanan konstan dan control valve dilakukan secara manual. Apabila, sewaktu – waktu tekanan pada atmosfer lebih besar daripada tekanan yang diatur konstan tersebut maka ada kemungkinan udara dari atmosfer masuk ke turbin kemudian bercampur dengan steam Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

69

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES yang nantinya akan diproses pada kondensor. Udara yang terbawa steam yang telah terkondensasi bila telah menumpuk tersebut dapat mengganggu proses kondensasi di dalam kondensor, yang secara langsung juga berakibat pada kevakuman kondensor. Selain itu, aturan pressure yang konstan dan cenderung tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada gland seal dan labyrinth seal karena temperatur yang juga akan ikut meninggi. Kelainan seperti ini bisa menyebabkan turbin berhenti berputar karena mengalami overheating. 4.6.5 Sistem Pemeliharaan Kondensor Sistem pemeliharaan kondensor pada PLTU Nii Tanasa masih tergolong konvensional. Instalasi ball tapproge yang ada pada PLTU tidak dapat digunakan karena ada kerusakan. Selama ini sistem pemeliharaan yang ada hanya dengan menggunakan peralatan manual / sedehana. Misalnya untuk membersihkan kotoran yang ada di dalam tube kondensor hanya dengan menggunakan kayu rotan. Secara tidak langsung hal ini berakibat pada realibility kondensor yang digunakan. Beban yang harus dikerjakan tidak seimbang dengan pemeliharaan yang ada. Akan lebih optimal kinerjanya apabila digunakan peralatan yang mendukung seperti leak detector untuk mendeteksi non-condensable gasses pada kondensor dan air jet ejector atau ball tapproge untuk membersihkan tube kondensor.

\

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

70

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES 4.7 Cost Benefit Analysis Tabel 4.2 Perhitungan Cost Benefit Analysis No.

Item Perhitungan

Perhitungan

Jumlah (Rupiah)

Kerugian Akibat

Keterangan :

2 X 20 MW 7 X Rp7 hari operasi. Asumsi #1 dan #2 mengalami tripXselama 1 1. Unit Trip unit selama 7 hari 28.224.000.000 2. Asumsi kerja tambahan teknisi1200/KWh ialah 6 jam/hari. Untuk menangani unit trip selama 7 hari dan untuk perbaikan instalasi yang lain selama 8 hari. Biaya Kerja Tambahan 3. Asumsi untuk dredging canal intake 10 X 15 Xdilakukan 6 X Rp selama 5 hari kerja dengan 2 Teknisi (10 orang) 244.800.000 perhitungan biaya perhari. 272.000/Jam 15 hari 4. selama Pengadaan floating intake sebanyak 4 instalasi disesuaikan dengan CWP yang dapat beroperasi. Biaya Penggantian / Pengadaan 1

Pressure Regulating Valve

1 X 74.550.000

74.550.000

2

Debris Filter

2 X 237.800.000

475.600.000

3

Vacuum Pump

2 X 156.250.000

312.470.000

4

Floating Intake

4 X 250.000.000

1.000.000.000

Biaya Perbaikan 1

Waste Water Treatment Plant

1 X 19.750.000

19.750.000

2

Chlorination Plant

1 X 15.000.000

15.000.000

3

Ball tapproge

2 X 8.000.000

17.500.000

2 X 22.000.000

44.100.000

5 X 115.000.000

575.000.000

1 X 325.000.000

325.000.000

4 5 6

Screen & Traveling Bar Dredging Intake Canal Penambahan Fondasi pada Kanal Intake

Selisih / Cost Benefit

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

25.607.700.000

71

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PJB SERVICES BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan data di lapangan selama kerja praktek di PT PJB Services Unit Pembangiktan PLTU Nii Tanasa Kendari, dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Permasalahan Vacuum Condenser yang ada pada PLTU Nii Tanasa Kendari disebabkan oleh faktor yang kompleks mulai dari main cooling system, sealing system, tubes kondensor, alat bantu vakum, hingga sistem pemeliharaan yang masih kurang baik. 2. Faktor lingkungan yang menjadi penyebab utama turunnya tingkat kevakuman kondensor pada PLTU Nii Tanasa adalah air laut surut yang mengakibatkan unit mengalami derating dan trip. 3. Kerugian biaya (cost) ketika unit mengalami trip akibat permasalahan tingkat kevakuman kondensor rendah jauh lebih besar daripada biaya untuk perbaikan, penggantian, dan pengadaan. 5.2 Saran Berikut saya sampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan, diantaranya : 1. Dilakukan penggantian pressure regulating valve dan debris filter pada kondensor daripada melakukan perbaikan valve dan

modifikasi filter

dengan mempertimbangkan perbandingan kerugian. 2. Dilakukan pengadaan vacuum pump dan floating intake dengan mempertimbangkan perbandingan kerugian. 3. Dilakukan perbaikan pada waste water treatment plant, chlorination plant, ball tapproge, dan kanal intake dengan mempertimbangkan perbandingan kerugian.

Laporan Kerja Praktek Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya

72

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF