an Bangunan Intake
December 31, 2018 | Author: Putri Brikke Sukma Hartati | Category: N/A
Short Description
Download an Bangunan Intake...
Description
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
PERENCANAAN BANGUNAN INTAKE Intake adalah bangunan yang berfungsi sebagai pengambilan dimana air sungai dapat dialirkan menuju bangunan pengolahan dengan suspended solid (SS) seminimal mungkin. Intake harus dapat mengumpulkan air yang cukup untuk diolah dan didistribusikan sesuai dengan kebutuhan. Intake yang letaknya di pinggir sungai harus mampu mengatasi masalah fluktuasi debit debit dan kualitas dari badan a ir yang digunakan sebagai sumber. Pengambilan air di sungai pada dasarnya dapat dilakukan dengan 2 cara: - pengambilan bebas (tanpa bendung) - pengambilan dengan bendung Sungai mempunyai mempunyai parameter para meter yang sangat kompleks yang menjadi dasar dari desain intake. Adapun parameter tersebut t ersebut yaitu: yaitu: -
fluktuasi debit dan besar debit
-
kecepatan aliran, arah aliran dan sifat aliran
-
sedimen transport
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam perencanaan intake : 1. Intake sebaiknya terletak di tempat yang tidak deras alirannya sebab dapat membahayakan intake, sehingga berakibat pada terbatasnya air baku air minum. minum. 2. Tanah disekitar intake harusnya cukup stabil, dan tidak mudah terkena erosi. 3. Aliran air yang menuju intake seharusnya bebas dari hambatan dan gangguan 4. Intake sebaiknya berada di bawah permukaan sungai untuk menjamin air yang fresh dan mencegah masuknya benda-benda terapung. 5. Untuk mencegah masuknya suspended solid yang ada pada dasar, sebaiknya inlet diletakkan cukup di atas badan air. 6. Untuk menghindari kontaminasi, intake seharusnya terletak cukup jauh dari sumber kontaminan. 7. Intake sebaiknya terletak di hulu sungai. 8. Intake sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen). Ujung pipa pengambilan yang berhubungan berhubungan dengan pompa sebaiknya juga diberi saringan (strainer). 9. Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur pengumpul (sumwell)sebaiknya well)sebaiknya dibuat beberapa level. le vel.
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
10. Jika fluktuasi muka air musim kemarau dan musim penghujan terlalu besar dan sungai menjadi hampir kering di musim kemarau. Air dapat ditampung dengan membuat weir kecil yang memotong sungai. 11. Jika permukaan air sungai konstan dan tebing terendam, maka intake dapat dibuat di dekat sungai. Dalam keadaan ini air dialirkan ke pipa yang dilewatkan horizontal. Dalam hal ini inlet juga sebaiknya dilindungi dengan saringan kasar (overscreen) atau strainer.
Jenis- Jenis Intake Jenis-jenis intake yang sering digunakan untuk menampung air adalah: 1. R iver Intake Biasanya berbentuk sumur pengumpul dengan pipa penyadap. Lebih ekonomis untuk air sungai yang memiliki level permukaan air musim hujan dan kemarau yang cukup tinggi. 2. Direct Intake Biasanya digunakan untuk sungai atau danau yang dalam, dimana kemungkinan terjadi erosi pada dinding dan terjadi endapan pada bagian dasar. 3. Canal Intake Digunakan untuk air yang berasal dari canal. Dinding chamber sebagian terbuka ke arah canal dan dilengkapi dengan saringan kasar. Dari chamber, air dialirkan dengan pipa yang ujungnya terdiri dari mouth berbentuk setengah bola yang berlubanglubang. Karena konstruksi dari chamber di canal, lebar canal berkurang yang menyebabkan bertambahnya kecepatan yang mungkin menggerus tanah, dan untuk mencegahnya maka pada upstream dan down stream dilengkapi dengan rip-rap. 4. R eservoir (Dam) Intake Digunakan untuk mengambil air dari dam. Menara intake dibuat terpisah dengan dam pada bagian upstream. 5. Spring intake Digunakan untuk mengambil air dari mata air. Dalam pengumpulan air dari mata air, harus dijaga agar kondisi tanah asli tidak terganggu. Air permukaan dekat mata air sebaiknya tidak meresap ke tanah dan bercampur dengan mata air. Untuk itu perlu
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
dibuatkan saluran untuk mengalirkan air permukaan secepat mungkin. Dinding pemotong hendaknya dibuat cukup dalam di lapisan yang mengandung air. Chamber sebaiknya dilengkapi dengan perpipaan, value, manhole, dan overflow weir. 6. Intake Tower Digunakan untuk air permukaan dimana kedalaman air di atas level tertentu 7. Intake Gate Berfungsi sebagai screen, pintu air prasedimentasi.
Bagian-bagian Intake Intake mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: 1. Bell mouth strainer . Kecepatan melalui lubang strainer 0,15±0,3 m / dt. Disarankan untuk kecepatan mendekati nilai terendah untuk mencegah masuknya kotoran.
2.
o
Diameter Strainer 6 ± 12 mm.
o
Luas total permukaan strainer = 2 kali luas efektif (Luas total dari lubang ± lubang)
Cylindrical strainer
Kriteria perencanaan sama dengan Bell mouth strainer.
Sebaiknya digunakan pada saat gead air cukup tinggi di atas strainer.
Sebaiknya berjarak 0,6 ± 1,0 m di bawah muka air terendah. Jika tidak mempunyai lubang di bagian atas, strainer yang mempunyai lubang sebelah atas sebaiknya lebih dari 1 m di bawah muka air terendah.
3.
Strainer struktur yang dibuat untuk melindunginya.
4.
Pipa Gravitasi air baku.
Untuk mencegah erosi dan sedimentasi, kecepatan air sebaiknya 0,6 ± 1,5 m/ dt.
Ukuran pipa disesuaikan agar kecepatan pada LWL lebih besar dari 0,6 m/ dt dan pada HWL kecepatan lebih kecil dari 1,5 m/ dt. Dengan mengetahui head dan kecepatan maka diameter pipa dapat dipilih.
5.
I ntake Well (Sumuran)
Untuk memudahkan pemeliharaan (maintenance) sebaiknya dibuat 2 sumuran atau lebih.
Waktu detensi sebaiknya 20 menit atau sumuran harus cukup besar untuk menjaga kebersihan air.
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Dasar
dari sumuran sebaiknya 1 m dibawah dasar sungai atau 1,5 m di bawah muka
air terendah.
Ketinggian foot valve sebaiknya kurang dari 0,6 m dari dasar sumuran.
Sumuran
sebaiknya rapat air dan terbuat dari beton. Tebal dinding sebaiknya 20 cm
atau lebih kecil.
6.
Sumuran sebaiknya cukup kuat untuk melawan uplift pressure.
S uction pipe
dari Low Lift Pump ( Su ction pipe untuk pemompaan )
Kecepatan dari pipa sebaiknya 1 ± 1,5 m / dt.
Perbedaan ketinggian antara muka air terendah dengan pusat pompa sebaiknya tidak lebih dari 3,7 m.
Jika permukaan pompa lebih tinggi dari LWL, maka jarak suction sebaiknya kurang dari 4 m.
Lokasi pompa yang terletak dibawah LWL dengan ³floaded suction line³ lebih disukai dan kadang ± kadang cukup ekonomis.
7.
Pipa Backwashing ( untuk membersihkan foot valve atau strainer )
Kecepatan pipa sebaiknya tidak leboh dari 3 m/ dt.
Dipakai air yang telah diolah.
Kuantitas air untuk backwash sebaiknya 1/3 dari aliran dalam suction pipe.
POMPA INTAKE Dalam perencanaan pompa intake, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Fluktuasi level air sungai
Kandungan padatan air sungai
Besar arus sungai
Kondisi fisik sungai
Dalam pemilihan jenis pompa intake, ada beberapa alternatif pemilihan antara lain : 1. Pompa Sentrifugal (Tidak terendam air)
Biasa digunakan untuk sistem direct intake maupun intake tidak langsung.
Ujung pipa suction diletakkan sampai di bawah level a ir terendah.
Dapat digunakan a pabila fluktuasi level sungai kecil.
NPSH yang tersedia pada sistem sangat berhubungan dengan level air sungai. Pada saat level air maksimum maka NPSH sistem yang tersedia cukup besar daripada
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
saat level air minimum. Hal ini mempengaruhi penempatan pompa, dimana pompa harus diletakkan sedemikian rupa agar terpenuhi walau level muka airnya rendah.
Sering terjadi perubahan static suction head akibat adanya perubahan level muka air sungai, dimana akan mempengaruhi karakteristik sistem yang ada sehingga mempengaruhi kapasitas yang dialirkan. Pada saat level air sungai minimum, kapasitas aliran lebih kecil daripada level air sungai maksimum. Karena itu untuk sistem ini sering diperlukan beberapa kara kteristik pompa yang berbeda.
R umah pompa yang dibutuhkan harus kedap air terutama pada daerah yang rawan banjir, karena motor akan terbakar bila terendam air.
Harga pompa ini lebih murah dan mudah ditemukan di pasaran.
2. Pompa Sentrifugal Submersible.
Biasa digunakan untuk sistem intake tidak langsung, karena pompa dilindungi dengan bangunan permanent.
Aliran stabil sehingga pengaruh aliran relatif kecil.
NPSH
tidak terlalu menjadi masalah karena pompa terendam air.
Pompa submersible harus terendam air sampai ketinggian tertentu dari level air sungai terendah. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mencegah terjadinya pusaran air jika ketinggiannya melebihi batas yang disyaratkan. Pusaran air dapat menyebabkan masuknya udara ke dalam pompa dan terjadi kavitasi. Pompa ini sebaiknya dilengkapi dengan switch level pada level tertentu, sehingga bila pompa tidak terendam air maka pompa akan mati secara otomatis.
Penempatan pompa harus pada tempat permanen agar tidak dipengaruhi oleh atus sungai bahkan sampai terbawa arus sungai dan peletakannya di bawah level air terendah.
Level air yang berubah ± ubah menyebabkan perubahan pada karakteristik pompa.
Pompa sistem ini agak sukar dalam pemeliharaan dan harganya cukup mahal.
3. Pompa Non Clogging. Digunakan jika kandungan padatan tersuspensi air sungai sangat tinggi. Harga pompa ini sangat mahal.
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
PERHITUNGAN INTAKE DESAIN INTAKE Misal ada 10 intake, dengan kapasitas total 7900 L/det, jadi tiap intake berkapasitas 790 L/det. »
Intake berupa river intake (intake well)
» Kapasitas intake = ( No. NR P Terakhir x 100) L/det = (79 x 100) L/det = 7900 L/det ; dibuat 10 intake = 790 L
det
= 0,79
3
det
» Kekeruhan : ( No. NR P terakhir x 10) NTU = (79 x 10) NTU = 790 NTU » Zat Organik : ( No. NR P terakhir x 1,50) mg/l = (79 x 1,50) mg/l = 118,5 mg/l
a. Bar Screen Sebelum air melalui pipa sadap air baku terlebih dahulu air yang berasal dari sungai harus melewati bar screen yang berfungsi agar kotoran, sampah tida k ikut masuk ke pipa sadap air baku, data perencanaan untuk bar screen adalah : Q
= 790 l/dt
Tebal bar (w)
= 10 mm
Jarak antar bar (b)
= 30 mm
Bentuk bar shape edge rectangular dengan faktor bentuk 2,43 o
Kemiringan bar terhadap dasar saluran = 75 Tinggi bar
= 0,75 m = 75 cm
Kecepatan air antar bar = 0,45 m/s Perhitungan :
Luas Bukaan screen (A) =
Q v
!
0,79m 3 / s 0,45m / s
Luas Bukaan screen saat bersih (a) =
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
A h
!
! 1,7556 m 2
1,98m 2 0,75m / s
! 2,63m
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Jumlah space antar bar =
a jarak antar bar
!
2,63m x 1000mm/m 30mm
! 88 space
Jumlah bar = jumlah space antar bar ± 1 = 88 ± 1 = 87 bar Lebar total bar screen=(jumlah space antar barx30mm)+(jumlah barx10mm) = ( 88 x 30 ) + ( 87 x 10 ) = 3510 mm = 3,51 m Kecepatan di saluran menuju bar screen dengan h saluran = 1 m adalah : V saluran =
Q h saluran x lebar saluran
!
0,79 m 3 /s 1m x 1,2 m
! 0,658m / s
Headloss yang melalui bar screen saat kondisi bersih adalah : 4
2
¨ ¸ 3 Vantarbar x sin 75o = F x© ¹ x 2 xg ª b º ¡
4
2
¨ 10 ¸ 3 x 0,45m / s x sin 75o 0,0054m ! = 2,43 x© ¹ 2 m 30 2 x 9 , 81 / s ª º Pembersihan bar screen dilakukan secara manual dengan menggunakan garpu penggaruk, pembersihan dilakukan jika luas bukaan screen sudah 50 % tertutupi (clogging) Luas bukaan screen saat clogging (A50) = 50 % x A = 50 % x 1,7556 = 0,8778 m2 Kecepatan antar bar screen saat clogging =
Q A50
!
0,79m 3 / s 0,8778m
2
! 0,676m / s
Headloss yang melalui bar screen saat clogging adalah : 4
2
¨ 10 ¸ 3 0,676m / s x sin 75 o ! 0,013m = 2,43 x© ¹ x ª 30 º 2 x9,81m / s 2 b. Pipa sadap air baku Karena pada sungai sumber air baku digunakan bendung karet sehingga level air tetap dan tidak berubah. Dengan adanya bendung karet ini maka pemakaian pipa sa dap air baku menjadi berkurang. Direncanakan :
V=1 m
det
pipa = 4 buah
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
0,79 m Q tiap pipa
=
A tiap pipa
=
=
3
det = 0,1975 m3
4
det
Q
V 0,1975 m 1m
3
det
det 2
= 0,1975 m A tiap pipa
=
1
2
D
4
4 A
D pipa =
4 x0,1975
=
T
T
= 0,501 m = 501 mm
D pipa yang dipakai = 550 mm. Check V : A pipa =
V pipa =
Q
V Q
=
A
Q
1 4
=
T D 2
0,1975 1 4
T (0,55) 2
= 0,83 m/det
V asumsi § V check ( OK ! )
-
Perhitungan Headloss : L direncanakan 3 m
« Hf = ¬
» ¼ (0,2785 xC x D 2, 63 ) ½ Q
= 0,001382 m -3
= 1,382 x10 m
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
1, 85
x L
« = ¬
» ¼ (0,2785 x120 x(0,55) 2, 63 ) ½ 0,1975
1,85
x 3
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
» Sumuran berbentuk persegi panjang dengan panjang = lebar A = P x L ««. P = L A = P A =
2
volume
=
H total 2
111,53 m = P P =
474m 3
2
= 111,53 m
4,25m
2 2
= 10,56 m
111,53
2
L = P = 10,56 m » Check td : A = PxL
A = ( 10,56 m )2 = 111,53 m2 Volume
= A x H total 2
= 111,53 m x 4,25 m 3
= 474 m
V td =
V
474m 3
=
Q
0,395 m
3
det
x 60 det
menit
td = 20 menit td asumsi § td check ( OK ! )
d. Strainer » Direncanakan : Bell mouth strainer yang dipasang pada ujung pipa suction V = 1,5 m
det
Strainer adalah semacam pelapis halus (saringan halus) yang diletakkan pada pipa-pipa suction yang ada pada sumuran intake, dimana terdapat 2 pipa suction untuk tiap sumuran (intake well). Jadi total terdapat 4 buah pipa suction. 0,395 m »
Q=
3
det
4
3 Q = 0,09875 m
»
det
Aef ( luas lubang / luas penampang efektif )
=
Q "
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
=
0,09875 m 1,5 m
3
det
det
T U #
P
%
$
&
NC N $
'
&
$
$
N B N UN N P N $
#
(
&
= 0,0 58 m
Aef » Luas total permukaan stainer ( Agross)
#
$
$
)
H N $
$
0
'
1
0
NU
1
@
det
= 2 x Aef 2
= 2 x 0,0 58 m = 0,1 1 m2 » A gross
=
1
D2 (Luas Permukaan strainer) 4 xAgross
D strainer =
=
4 x
= 0,409 m § 450 mm T
T
»
Check
:
Agross
=
2
4
D
m2
Agross = 0, 3 Aef
=
=
Agross 2 Q
=
Aef
m2
0, 3
=
2
0,098 5 m
2
= 0,0 58 m
3
0,0 58 m
e 2
=
,5 m
e
asumsi §
check ( OK ! )
Pompa
e.
Bar Screen Pi pa Sadap Intake Well Pompa
Check valve Gate valve Pi pa Strainer Gambar 2 Sistem pompa pada intake
Putri rikk Sukma 2
3
5
5
6
7
8
1
7 9
6
6
8
6
4
artati
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Pompa yang digunakan pada persamaan ini adalah pompa sentrifugal submersible.
Pompa yang digunakan adalah 3 pompa intake dimana seluruhnya beroperasi dan apabila dilakukan perawatan 2 pompa beroperasi dan satu dibersihkan/ istirahat.
Pengoperasian pompa ini diatur dengan gate valve.
Suction diletakkan 0,5 m dari dasar sumuran.
Pompa diletakkan diatas sumuran (intake well)
Debit pompa yang digunakan adalah debit tahap I = 500 L = 790 L
Debit total
det
det
Debit tahap I = 450 L Debit tahap II = 340 L
det
det
Untuk menghitung pompa digunakan debit tahap I, sehingga saat ada ta hapan kedua tinggal menambah pompa.
Q tahap I = 450 L
3 = 0,45 m
det
450 L
det = 225 L
det 3 = 0,225 m
Q pompa =
Jumlah pipa suction 2 untuk tiap intake, sehingga 2 sumuran intake
2
det
det
pipa suction.
Pipa Suction 450 L
Q pipa =
A =
4
Qpipa A
A =
D =
1 4
=
det = 112,5 L 0,1125 m 1,5 m
det
3 = 0,1125 m
3
det = 0,075 m2
det
2
D 4 A
T
=
4 x0,075
T
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
= 0,309 m § 350 mm
det
menggunakan 4
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Check V : Q
V =
=
A
Q
1 4
T D 2
0,1125 m =
3
det = 1,2 m det 1 T (0,35) 2 4
Vasumsi § Vcheck ( OK ! )
Kehilangan tekanan pada pipa :
¾ Mayor Losses :
Pipa Sucti on Hf =
Q
1,85
x L
(0,2785 xCxD 2 ,63 )
L = ( 0,5 + 1,5 + 0,7 ) m L = 2,7 m
D = 350 mm C = 130
« Hf = ¬
» 2 , 63 ¼ (0,2785 x120 x(0,35) ) ½ 0,125
1,85
x 2,7
= 0,0144 m
Pipa Discharge : Hf =
Q (0,2785 xCxD 2 ,63 )
1,85
x L
Direncanakan air dipompa ke atas sehingga pada proses selanjutnya sistem gravitasi yang berjalan. Ketinggian jalan raya +7.00, reservoir akhir direncanakan 1 m dibawah elevasi
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
jalan, jadi elevasi reservoir +6.00. Kehilangan tekan selama pengolahan direncanakan 5 m (Berdasar kenyataan bahwa kehilangan tekan difilter 1±2 m ). Jadi elevasi pipa discharge +10.00 L discharge
« Hf = ¬
= 10,00 ± 3,5 = 6,5 m
» ¼ (0,2785 x120 x(0,35) 2, 63 ) ½ 0,125
1,85
x 6,5
= 0,034 m Hf mayor losses
= Hf suction + Hf discharge = ( 0,0144 + 0,034 ) m = 0,0484 m
¾ Minor Losses : Direncanakan ada 6 belokan :
¨ 2 ¸ ¹¹ Hf = 6 K ©© 2 g ª º B
V yang digunakan yaitu V check.
K = 6,5 Hf = 6 (6,5)
¨ (1,3) 2 ¸ ©© ¹¹ = 3,36 m 2 ( 9 , 8 ) ª º
Akibat fitting tee aliran cabang (1buah) : K = 14
¨
¸ ¹¹ 2 g ª º
Hf = K ©©
2
C
¨ (1,3) 2 ¸ ¹¹ = 1,21 m Hf = 14 ©© 2 ( 9 , 8 ) ª º Akibat fitting tee aliran lurus (2 buah) : K = 4,0
¨ 2 ¸ ¹¹ Hf = 2 K ©© 2 g ª º D
¨ (1,2) 2 ¸ ¹¹ = 0,59 m Hf = 2 (4,0) ©© 2 ( 9 , 8 ) ª º Akibat valve (1 buah) : K = 1,4
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
¨
¸ ¹¹ 2 g ª º 2
Hf = K ©©
Hf = 1,4 Hstatis
E
¨ (1,2) 2 ¸ ©© ¹¹ = 0,103 m 2 ( 9 , 8 ) ª º
= Lsuction + Ldischarge = 2,7 + 6,5 = 9,2 m
Hf total
= Hf mayor losses + Hf minor losses + H static = 0,0484 + ( 3,36 + 1,21 + 0,59 + 0,103 ) + 9,2 = 14,51 m
C
heck V dengan Q tahap II :
Q = 340 L
det
3 = 0,34 m
0,34 m Q pipa =
det
3
4
det = 0,085 m3
det
Digunakan Ø 350 mm ( hasil perhitungan dengan Q tahap I ) : A pipa =
V pipa =
1 4
2
D =
Qpipa Apipa
V < 2,5 m
det
=
1 4
2
2
(0,35) = 0,096 m
0,085 m
3
0,096 m
det = 0,885 m 2
det
( dianggap memenuhi )
Jadi diameter suction yang digunakan tetap diameter dari hasil perhitungan dengan Q tahap I yaitu 350 mm, namun dengan head tahap II. Berikut adalah perhitungan headloss tahap II. ¾ Mayor Losses :
Pipa Sucti on :
« Hf = ¬
» 2 , 63 ¼ (0,2785 xC x D ) ½ Q
1, 85
L = 2,7 m
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
x L
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
D = 350 mm C = 120
« Hf = ¬
» ¼ (0,2785 x120 x(0,35) 2, 63 ) ½ 0,085
1,85
x 2,7
= 0,00707 m
Pipa Discharge :
« Hf = ¬
» 2, 63 ¼ (0,2785 xCxD ) ½ Q
1, 85
x L
L = 6,5 m D = 250 mm C = 120
« Hf = ¬
» ¼ (0,2785 x120 x(0,35) 2 ,63 ) ½ 0,085
1,85
x 6,5
= 0,017 m Hf mayor losses
= Hf pipa suction + Hf pipa discharge = (0,00707 + 0,017) m = 0,02407 m
¾ Minor Losses : -
Direncanakan terdapat 6 belokan, headnya ialah :
¨ 2 ¸ ¹¹ Hf = 6 K ©© 2 g ª º F
K = 6,5
¨ (1,02) 2 ¸ ¹¹ Hf = 6 (6,5) ©© 2 ( 9 , 8 ) ª º = 2,07 m -
Akibat fitting tee aliran cabang (1 buah) : K = 14
¨ 2 ¸ ¹¹ Hf = K ©© ª 2 g º G
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
¨ (1,02) 2 ¸ ©© ¹¹ = 0,743 m 2 ( 9 , 8 ) ª º
= 14 -
Akibat fitting tee aliran lurus (2 buah) : K = 4,0
¨
¸ ¹¹ 2 g ª º
Hf = 2 K ©©
2
H
¨ (1,02) 2 ¸ ¹¹ = 0,425 m = 2 (4,0) ©© 2 ( 9 , 8 ) ª º -
Akibat valve (1 buah) : K = 1,4
¨ 2 ¸ ¹¹ Hf = K ©© 2 g ª º I
¨ (1,02) 2 ¸ ¹¹ = 0,074 m = 1,4 ©© 2 ( 9 , 8 ) ª º Hf minor losses
= (2,07 + 0,743 + 0,425 + 0,074) m = 3,312 m
H statis
= L suction + L discharge = (2,7 + 6,5) m = 9,2 m
Hf total
= Hf mayor losses + Hf minor losses + H statis = (0,02407 + 3,312 + 9,2) m = 12,54 m
Dengan Q = 450 L
det
(Q tahap I)
Hf = 27,781 m n
= 1750 L/ men
Didapat karakteristik pompa sbb :
Type pompa ETA ± N
Ukuran 200 x 150 ± 315
Daya pompa 90 KW
Diameter suction 200 mm
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM
Diameter discharge150 mm
Putri Brikke Sukma Hartati 3308.100.079
View more...
Comments