Amanah Dan Jujur Dalam Usaha
July 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Amanah Dan Jujur Dalam Usaha...
Description
MAKNA AMANAH DAN KEJUJURAN DALAM HUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN
Oleh : M. Arif Hakim, M.Ag
Latar Belakang Masalah
Bisnis selalu Bisnis selalu memain memainkan kan perana peranan n pentin penting g dalam dalam kehidu kehidupan pan ekonom ekonomii dan sosial semua orang di sepanjang sepanjang abad. Hal ini juga berlaku pada dunia kita sekarang ini. Di seluruh dunia hampir tidak ada lagi kelompok-kelompok yang “berdikari”, sehing seh ingga ga tidak tidak membut membutuh uhkan kan produk produk atau atau jasa orang orang lain. lain. Malah Malah bisa bisa dikata dikatakan kan,, semakin maju suatu masyarakat, semakin besar pula ketergantungan satu sama lain di bidang ekonomi. Bisnis merupakan suatu unsur mutlak perlu dalam masyarakat modern. Sebagai bagian dan bidang dunia kini, umat Islam tidak terkecualikan dari aturan ini. Karena merasakan perlu dan pentingnya bisnis, mereka juga terlibat dalam bisnis. Agama mereka (Islam) bukan hanya mengizinkan mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk berbisnis. Nabi Muhammad SAW sendiri adalah seorang pengusaha penuh untuk jangka waktu yang lama. Namun umat Islam kontemporer mendapati mend apati dirinya berhadapan dengan dilema berat. Walaupun Walaupun mereka terlibat aktif, mereka tidak yakin apakah bisnis yang mereka jalani sahih atau tidak. Tidak ada keraguan tentang kenyataan bahwa legalitas bisnis pasti diakui oleh al-Qur’an. Al-Qur’an tidak lantas berhenti setelah memutuskan legalitasnya, tetapi selanjutnya menyinggung sejumlah perintah dan larangan yang eksplisit dan implisit berkenaan dengan transaksi bisnis. Juga dikemukakan lewat pernyataan-pernyataan tegas teg as tentan tentang g pentin pentingny gnyaa penyeb penyebaran aran kekaya kekayaan an dalam dalam masyar masyaraka akat. t. Perinta Perintah h ini sebagaimana perintah-perintah lainnya, harus dipertimbangkan. Di samping penghargaan umum terhadap pekerjaan bisnis, al-Qur’an sering memb me mbica icara rakan kan ke keju juju jura ran n da dan n ke kead adil ilan an da dala lam m pe perd rdag agan anga gan. n.1 AlAl-Qur Qur’an ’an juga juga mencontohkan Allah sebagai prototipe perbuatan baik. Oleh karena itu, umat Islam harus har us berusa berusaha ha untuk untuk meniru meniru-Nya -Nya dalam dalam kehidu kehidupan pan mereka mereka,, termas termasuk uk tentun tentunya, ya, perilaku mereka dalam bisnis. Sifat-sifat Allah dan prinsip-prinsip yang digariskan oleh-Nya, olehNya, seperti yang dinyatakan dinyatakan dalam al-Qur’an, haruslah berpengaruh berpengaruh dalam pemikiran dan perilaku umat Islam, mencetak mereka menjadi bentuk etis yang diinginkan diing inkan.. Pengetahua Pengetahuan n akan sifat-sifat sifat-sifat Allah dan ajaran-ajaran-N ajaran-ajaran-Nya ya membentuk membentuk awal yang vital untuk konsep bisnis unik yang diuraikan al-Qur’an. 1
Lihat Q. S. al-An’am: 152, al-Isra’: 35, dan ar-Rahman: 9.
Jikaa perusa Jik perusahan han ingin ingin mencat mencatat at sukses sukses dalam dalam bisnis bisnis,, menuru menurutt Richar Richard d De George, ia membutuhkan tiga hal pokok, yaitu produk yang baik, manajemen yang mulus dan etika.2 Selama perusahaan memiliki produk yang bermutu serta berguna untuk masyarakat dan di samping itu dikelola dengan manjemen yang tepat di bidang produksi, finansial, sumber daya manusia, dan lain-lain, tetapi ia tidak mempunyai etika, maka kekurangan ini cepat atau lambat akan menjadi batu sandungan baginya. Perila Per ilaku ku bisnis bisnis yang yang disetu disetujui jui dalam dalam Islam Islam diland dilandask askan an pada pada dua prinsi prinsip p mendasar, yaitu kebebasan dan keadilan. Penekanan al-Qur’an pada keadilan secara umum um um da dan n memp memper erta taha hank nkan an
ke kese seim imba bang ngan an ya yang ng se sebe bena narn rnya ya secara secara kh khus usus us,,
merupa mer upakan kan bukti bukti dari dari perint perintahah-per perint intahn ahnya ya yang yang kuat kuat dan sering sering diulan diulang-u g-ulan lang. g. Kebe Ke beba basan san da dala lam m ur urusa usan n tr tran ansa saksi ksi bisni bisniss memp memper ertim timba bang ngka kan n ha hak k or oran ang g ya yang ng memiliki harta, keabsahan perdagangan, dan adanya kesepakatan bersama. Tetapi, kesepakatan bersama hanya akan ada jika terdapat kemauan, kejujuran dan dapat dipercaya, berlawanan dengan paksaan, kecurangan dan kebohongan.3 Pendapat yang hampir senada juga dikemukakan oleh Abdullah A. Hanafi dan Hamid Sallam. Mereka mengklasifik mengklasifikasikan asikan prinsip-prinsip prinsip-prinsip etis yang utama di dalam melakukan bisnis yang Islami menjadi enam kelompok, yaitu kejujuran, kepercayaan, ketulusan (hati), persaudaraan (ukhuwwah ( ukhuwwah), ), ilmu (pengetahuan), dan keadilan.4 Sedangkan Amin Rais menyebutkan adanya tiga prinsip hubungan kerja dalam Islam, pertama Islam, pertama,, keadilan; kedua kedua,, saling menguntungkan; dan ketiga ketiga,, saling ridla, tidak boleh ada paksaan.5 Dalam situasi kita sekarang di Indonesia mungkin tidak begitu sulit untuk ikut mengakui mendesaknya etika dalam melakukan bisnis. Gelombang reformasi, yang sejak sekitar tahun 1997 ternyata tidak terbendung lagi, dengan jelas dan dengan tekana tek anan n besar besar menyor menyoroti oti aspekaspek-asp aspek ek eti etiss dalam dalam kehidu kehidupan pan bermas bermasyar yaraka akatt dan bernegara. Tidak bisa disangkal, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) merupakan masalah nasional yang memiliki konotasi etika yang kental. Dan aspek-aspek etis ini sebagian besar justru terkait dengan sektor ekonomi dan bisnis. Kita tidak boleh
2
K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius, 2000), cet. I, h. 375. Alwi Shihab, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama (Bandung: Mizan, 1999), cet.V, h. 174. 4 A. A. Hanafi & Hamid Sallam, Business Ethics: an Islamic Perspective, dalam F. R. Faridi (Ed.), Islamic Principles of Business Organization Organizati on and Management (New Delhi: Institute of Objective 3
Studies, 1995), cet. I,Rais, h. 9.Tauhid Sosial: Formula Menggempur Kesenjangan (Bandung: Mizan, 1998), 5 M. Amin cet. III, h. 120.
menutup mata untuk menerima kenyataan bahwa di luar negeri sekarang Indonesia dipandang sebagai salah satu negara yang paling korup di dunia. Paling Pal ing tidak, tidak, terdapa terdapatt lima lima macam macam borok borok yang yang berjan berjangki gkitt di dalam dalam tubuh tubuh negara dan bangsa kita berbarengan dengan krisis ekonomi yang sampai sekarang belum kunjung berhenti. Pertama Pertama,, di dalam dalam bidang bidang sosial sosial,, misaln misalnya ya kesenj kesenjang angan an sosial yang menimbulka menimbulkan n kerusuhan kerusuhan di mana-mana. mana-mana. Kedua Kedua,, borok ekonomi yang sekaran sek arang g terkua terkuak, k, berasal berasal dari dari fundam fundamen en ekonom ekonomii yang yang diangg dianggap ap sehat sehat dan kuat kuat ternyata sangat keropos, bahkan tidak berfungsi dan tidak berarti. Ketiga berarti. Ketiga,, borok dalam pelaksanaan Pemilu yang tidak begitu luber dan jelas tidak jurdil. Keempat , borok yang lebih gawat yaitu borok kemanusiaan. Nilai-nilai kemanusiaan kita semakin menumpul dan tidak lagi peka. Yang terakhir , borok yang sangat memprihatinkan yaitu krisis kepercayaan.6 Munculny Munc ulnyaa banyak banyak pengusaha pengusaha nakal atau --meminjam istilah Amin Rais-konglo kon glomer merat at “hi “hitam tam”” pada pada era reforma reformasi si ini menunj menunjukk ukkan an melema melemahny hnyaa --bahk --bahkan an menghilangnya — nilai-nilai etis dan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya dan dalam dunia bisnis pada khususnya. Mereka menjadikan jalur birokrasi pemerintah
sebagai
fasilitator—bahkan
backing —untuk
melancarkan
dan
mensukseska mensu kseskan n usaha mereka. mereka. Mereka tidak memperdulikan memperdulikan dan mempertimb mempertimbangka angkan n nilai etis atau tidaknya, benar atau salahnya, dan halal atau haramnya. Yang paling penting mereka memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan cara apapun dan bagaimanapun. Tidak kalah serunya, banyak terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh para buruh/karyawan, baik untuk menuntut pembayaran gaji yang lebih layak, menuntut pemberian pesangon setelah mereka “dirumahkan”, atau sebagai solidaritas dan rasa setia kawan atas nasib rekan-rekan mereka yang di-PHK, dan sebagainya. Berb Be rbag agai ai fenom fenomen enaa da dan n ke keny nyat ataa aan n ya yang ng te terj rjad adii pa pada da er eraa re refo form rmasi asi da dan n sekaligus era multi krisis ini menunjukkan perlunya ditata kembali dan diperkuat nila nilai-n i-nil ilai ai etis etis da dan n mora morali lita tass da dalam lam ke kehi hidu dupa pan n be berm rmasy asyar arak akat at,, be berb rban angs gsaa da dan n bernegara di Indonesia. Begitu juga dalam dunia bisnis. Hubungan antara perusahaan dengan karyawan akan lebih indah dan harmonis bila nilai-nilai etis dan moralitas (baca: amanah dan kejujuran/ke kejujuran/kesetiaan setiaan)) menjadi menjadi pertimbang pertimbangan an penting penting di dalamnya. dalamnya. Insya Allah “perseteruan” tidak akan terjadi lagi.
6
Ibid, h. 176-181. Ibid,
Berdas Ber dasark arkan an latar latar belaka belakang ng masalah masalah baik baik yang yang normat normatif if maupun maupun histor historisissosiol sos iologi ogiss di atas, atas, maka maka penuli penuliss akan akan mengka mengkaji ji makna makna amanah amanah/ke /keperc percaya ayaan an dan kejujuran/kesetiaan dalam hubungan antara perusahaan dengan karyawan di dalam makalah makal ah ini. Pada awalnya awalnya akan diuraikan secara normatif/do normatif/doktrinal ktrinal konsep amanah dan kejujuran di dalam agama Islam dan dilanjutkan dengan penjelasan hubungan antara perusah antara perusahaan aan dengan dengan karyaw karyawan an diliha dilihatt dari dari segi segi kewajib kewajiban an masing masing-mas -masing ing.. Kemudian Kemud ian baru dianalisis dianalisis makna amanah dan kejujuran kejujuran dalam hubungan hubungan tersebut untuk menemukan konsep baru yang mungkin bisa diterapkan di sana.
Penegasan Istilah dan Rumusan Masalah
Padaa umumny Pad umumnyaa, dal dalam am membah membahas as hubung hubungan an antara antara perusa perusahaa haan n dengan dengan ka kary ryaw awan an,, ko kore rela lasi si ke kewa wajib jiban an da dan n ha hak k selal selalu u ad ada. a. Kewa Kewaji jiba ban n ba bagi gi satu satu pi piha hak k merupakan hak bagi pihak yang lain. Kami memilih untuk membicarakan topik ini dari segi kewajiban saja, tetapi perlu disadari bahwa segi hak sering berperan juga, secara implisit maupun eksplisit. Membahas secara umum kewajiban karyawan dan perusahaan mau tidak mau akan aka n mengha menghadap dapii banyak banyak kesuli kesulitan tan.. Sebab, Sebab, di antara antara karyaw karyawan an terdap terdapat at banyak banyak variasi; ada posisi dan peran yang sangat beragam. Ada karyawan tingkat bawah, tingkat menengah dan bahkan tingkat atas (direktur). Namun, yang kami maksud karyawan karya wan di sini adalah manajer, manajer, dalam arti mereka mereka yang memimpin memimpin karyawan lain, lain, misalnya kepala bagian. Alasannya, karena merekalah yang memikul tanggung jawab dalam perusahaan. Peru Perusah sahaa aan n ju juga ga ba bany nyak ak maca macamn mnya ya.. Ada Ada ya yang ng be besar sar at atau au ke kecil cil,, da dala lam m berbagai bidang yang digeluti. Kami menyebut “perusahaan” untuk semua jenis/bidang usaha itu. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan penegasan istilah di atas, maka pokok permasalahan yang akan dan ingin dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apa kewajiban kewajiban karyawa karyawan n terhadap terhadap perusahaan perusahaan dan dan begitu begitu juga sebalik sebaliknya nya ? 2. Apa makna makna amanah amanah dan kejuju kejujuran ran dalam hubungan hubungan antara antara perusahaan perusahaan dengan dengan karyawan ? Metode Penulisan
Tulisan Tuli san da dala lam m maka makala lah h in inii be bersi rsifa fatt lite litere rerr ( lib librar raryy research research), ), sehing sehingga ga pengumpulan datanya lebih banyak dilakukan di perpustakaan. Kemudian data
terse tersebu butt
diol diolah ah
de deng ngan an
meto metode de
de desk skrip ripti tif-a f-ana nali liti tis, s,7
ya yait itu u
de deng ngan an
be beru rusa saha ha
memaparkan data-data tentang suatu hal/masalah dengan analisa dan interpretasi yang tepat untuk memberikan memberikan gambaran gambaran konsepsion konsepsional al mengenai mengenai peranan peranan dimensi dimensi amanah dan kejujuran dalam hubungan antara perusahaan dengan karyawan. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif-sosiologis, dan teknik pengumpulan data yang tepat adalah teknik penelusuran naskah. Metode deduktif dan induktif digunakan untuk menganalisis beberapa data yang diperoleh pada tahap-tahap penelitian.
Amanah (Kepercayaan)
Menepati amanah merupakan moral yang mulia. Allah menggambarkan orang Mukmin yang beruntung dengan firman-Nya : “Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya dan janjinya)”. 8 Dalam hadits, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tiga golongan yang termasuk munafik meskipun mereka berpuasa, shalat, dan mengaku muslim yaitu jika berbicara berbohong, jika berjanji ia tidak menepati, dan jika diamanatkan ia berkhianat”. Dan Allah tidak suka orang-orang yang berkhianat dan tak merestui tipu dayanya. Maksud amanah adalah mengembalikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengam men gambil bil sesuatu sesuatu melebi melebihi hi haknya haknya dan tidak tidak mengur mengurang angii hak orang orang lai lain, n, baik baik berupa harga atau upah. Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya”. 9 Amanah bertambah penting pada saat seseorang membentuk serikat dagang, melak me lakuk ukan an ba bagi gi ha hasil sil (mudharabah mudharabah), ), atau atau wakalah (me (menit nitipk ipkan an barang barang untuk untuk menjalankan proyek yang telah disepakati bersama). Dalam hal ini, pihak yang lain percaya dan memegang janji demi kemaslahatan bersama. Jika salah satu pihak menjalankannya hanya demi kemaslahatan pihaknya, maka ia telah berkhianat. Di dalam hadits Qudsi, Allah berfirman: “ Aku adalah yang ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah satu dari keduanya tidak mengkhianati temannya. Apabila salah satu dari keduanya berkhianat, Aku keluar dari mereka”.
Kejujuran (Kesetiaan) 7
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda dan Teknik (Bandung:
Tarsito, 1990), h. 139. 8 Q. S. al-Mukmin: 8. 9 Q. S. an-Nisa’: 58.
Nabi Muhammad SAW menjadikan kejujuran sebagai hakikat agama. Beliau pernah menyatakan bahwa agama itu kesetiaan terhadap Allah, Rasul, Kitab, pemimpin-pemimpin muslimin dan rakyat.10 Lawan Law an sifat sifat jujur jujur adalah adalah menipu menipu (curan (curang), g), yaitu yaitu menonj menonjolk olkan an keungg keunggula ulan n barang tetapi menyembunyikan cacatnya. Masyarakat umum sering tertipu oleh perlakuan para pedagang seperti ini. Mereka mengira suatu barang itu baik kualitasnya kuali tasnya,, namun namun ternyata ternyata sebaliknya. sebaliknya. Sifat menipu menipu ini sangat dikecam dikecam oleh Nabi. Beliau berkata, “Barang siapa menipu (curang), bukanlah dari golongan kami”. Perkataan “bukan dari golongan kami” menunjukkan bahwa menipu (curang) adalah dosa besar. Jika ia termasuk dosa kecil, ia bisa dihapuskan dengan shalat lima wakt wa ktu. u. Hadi Hadits ts in inii menc mencak akup up se selu luru ruh h sif sifat at cu curan rang, g, sepert sepertii cu cura rang ng da dala lam m se sewa wa-menyewa, dalam menjalin kerja sama, dan dalam berdagang. Salah satu sikap curang adalah “melipatgandakan harga” terhadap orang yang tidak mengetahui harga pasaran. Pedagang mengelabui pembeli dengan menetapkan harga di atas harga pasaran. Sebaliknya, kalau membeli, ia berusaha mendapatkan harga di bawah standar. Tindak penipuan ini bisa juga dilakukan oleh orang yang menjalankan usaha sewa-
menyewa barang, berdagang mata uang, atau bekerja dengan sistem bagi hasil. Pihak yang tidak mengetahui dikelabui karena kebodohannya.
Kewajiban Karyawan terhadap Perusahaan
Setidaknya terdapat tiga kewajiban karyawan terhadap perusahaan yang sering menimbulkan masalah khusus, yaitu : 1. Kewa Kewaji jiba ban n keta ketaat atan an11 Karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan, justru karena ia bekerja di situ. Bagi orang yang mempunyai ikatan kerja dengan perusahaan, maka salah satu implikasi dari statusnya sebagai karyawan adalah bahwa ia harus mematu mem atuhi hi perint perintah ah dan petunj petunjuk uk dari dari atasan atasannya nya.. Namun Namun demiki demikian, an, hal itu tidak bararti bahwa karyawan harus menaati semua perintah yang diberikan oleh atasannya. atasannya. Pertama Pertama,, kary karyaw awan an tida tidak k pe perl rlu u da dan n mala malah h tida tidak k pe perl rlu u mema me matu tuhi hi pe peri rint ntah ah ya yang ng meny menyur uruh uh di diaa mela melaku kuka kan n se sesu suat atu u ya yang ng tida tidak k bermoral. Kedua Kedua,, karyawan tidak wajib juga mematuhi peraturan atasannya yang yan g tidak tidak wajar, wajar, walaup walaupun un dari dari segi segi etika etika tidak tidak ada keberat keberatan. an. Ketiga Ketiga,, 10
HR. Muslim dari Tamim ad-Darani. K. Bertens, Pengantar Etika…, h. 169-170 dan Richard T. De George, Business Ethics (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1995), edisi IV, h. 415-419. 11
karyawan juga tidak perlu mematuhi perintah yang memang demi kepentingan perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan penugasan yang disepakati, ketika ia menjadi karyawan di perusahaan itu. 2. Kewa Kewaji jiba ban n ko konf nfid iden ensia siali lita tass12 Adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat konfidensial— dan karena karena itu rahasia rahasia—ya —yang ng telah telah dipero diperoleh leh dengan dengan menjala menjalanka nkan n suatu suatu profesi. Banyak profesi mempunyai suatu kewajiban konfidensialitas, khususnya profesi profesi yang bertujuan membantu sesama manusia. Dalam Dal am kontek kontekss perusa perusahaa haan n konfid konfidensi ensiali alitas tas juga juga bisa bisa memega memegang ng perana peranan n penting. Karena seseorang bekerja pada suatu perusahaan, bisa saja ia mempunyai akses kepada informasi rahasia. Pengetahuan rahasia itu diperoleh oleh seseorang justru karena dia karyawan. Seandainya ia tidak bekerja di situ, ia tentu tidak mengetahui informasi itu. Konsekuensinya, ia sebagai karyawan harus menjaga kerahasiaan. Perlu dicatat lagi, kewajiban konfidensialitas tidak saja berlaku selama karyawan bekerja di perusahaan, tetapi berlangsung terus setelah ia pindah kerja. Adapun alasan etis yang mendasari kewajiban itu adalah bahwa perusahaan menjad men jadii pemilik pemilik inform informasi asi rahasia rahasia itu. itu. Membuk Membukaa inform informasi asi rahasi rahasiaa sama sama dengan mencuri. Alasan lain yang berhubungan dengan alasan pertama adalah bahwa membuka rahasia perusahaan bertentangan dengan etika pasar bebas. Kewajiban
konfidensialitas terutama penting dalam sistem ekonomi pasar bebas, di mana kompetisi merupakan unsur hakiki. 3. Kewa Kewaji jiba ban n loyal loyalit itas as13 Kewajiban Kewaji ban ini pu pun n merupa merupakan kan konsek konsekuen uensi si dari dari status status seseora seseorang ng sebaga sebagaii karyawan perusahaan. Dengan mulai bekerja di suatu perusahaan, karyawan harus har us mendu mendukun kung g tujuan tujuan-tu -tujua juan n perusa perusahaa haan, n, karena karena sebaga sebagaii karyaw karyawan an ia melibatkan melib atkan diri untuk turut merealisasikan merealisasikan tujuan-tujuan tujuan-tujuan tersebut, dan karena itu pula ia harus menghindari segala sesuatu yang bertentangan dengannya. Faktorr utama yang bisa membahayakan Fakto membahayakan terwujudny terwujudnyaa loyalitas loyalitas adalah konflik kepentingan (conflict (conflict of interest ), ), artinya konflik antara kepentingan pribadi karyawan dan kepentingan perusahaan. Karyawan tidak boleh menjalankan kegiatan kegia tan pribadi pribadi yang bersaing dengan dengan kepentinga kepentingan n perusahaan. perusahaan. Berdasarkan Berdasarkan 12
Ibid., h. 171-173. Ibid. Ibid. Ibid., h. 173-175 dan De George, George, Business…, h. 415-419.
13
kontrak kerja atau setidak-tidaknya karena persetujuan implisit (kalau tidak ada kontrak resmi), karyawan wajib melakukan perbuatan-perbuatan tertentu demi kepentingan perusahaan. Karena itu ia tidak boleh melibatkan diri dalam kegiata lain yang terbentur dengan kewajiban itu.
Kewajiban Perusahaan terhadap Karyawan Makalah ini membatasi diri pada beberapa kewajiban penting yang meminta
perhatian khusus dan penanganan serius. Kewajiban perusahaan biasanya sepadan dengan hak karyawan. Di antaranya adalah : 1. Perusahaan Perusahaan tidak boleh mempraktek mempraktekkan kan diskriminasi diskriminasi14 Diskriminasi adalah masalah etis yang baru tampak dengan jelas dalam paro kedua abad ke-20. Seperti berlaku untuk banyak hal lain di zaman kita, tempat asal asal pe perm rmasa asala laha han n ini ini ad adal alah ah Ameri Amerika ka Se Serik rikat at.. Hamp Hampir ir setia setiap p ne nega gara ra mempunyai memp unyai salah satu masalah diskriminasi, diskriminasi, berhubung berhubung dengan situasinya situasinya yang khas. Diskriminasi baru terhapus betul bila dalam suatu negara semua wargan war ganya ya mempu mempunya nyaii hak yang yang sama sama dan diperla diperlakuk kukan an dengan dengan cara yang yang sama pula. Diskriminasi bisa berlangsung dalam semua sektor masyarakat, termasuk dunia bisnis. Dalam konteks perusahaan, membedakan antara pelbagai karyawan karena alasan yang tidak relevan yang berakar dalam prasangka termasuk diskriminasi.
Hal itu bisa terjadi dalam menyeleksi karyawan baru, dalam menyediakan kesemp kes empata atan n promos promosi, i, dalam dalam pengga penggajia jian, n, dan sebaga sebagainy inya. a. Biasan Biasanya ya latar latar belakang terjadinya diskriminasi adalah pandangan rasisme, sektarianisme, atau seksisme. Argumen etisnya adalah, pertama adalah, pertama,, bahwa diskriminasi merugikan merugikan perusahaan itu itu send sendir irii te teru ruta tama ma dala dalam m rang rangka ka pa pasa sarr be beba bas. s. Kedua Kedua,, diskrim diskrimina inasi si mele me leceh cehka kan n mart martab abat at da dari ri or oran ang g ya yang ng di didi disk skri rimi mina nasi. si. Ketiga Ketiga,, pr prak akte tek k diskriminasi bertentangan dengan keadilan, khususnya keadilan distributif atau keadilan membagi. Keadilan distributif menuntut bahwa kita memperlakukan semua orang dengan cara yang sama, selama tidak ada alasan khusus untuk memperlakukan mereka dengan cara yang berbeda. 2. Perusahaan Perusahaan harus menjamin menjamin kesehat kesehatan an dan dan keselamat keselamatan an kerja kerja15 14
Ibid. Ibid., h. 185-189. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang praktek diskriminasi lihat De George, Business…, h. 423-429.
Keselamatan kerja bisa terwujud bilamana tempat tempat kerja itu aman. Sedangkan Sedangkan kesehatan keseh atan kerja dapat direalisasikan direalisasikan karena tempat kerja dalam kondisi sehat. Hampir semua negara modern mempunyai peraturan hukum guna melindungi keselamatan kerja dan kesehatan kaum pekerja. Yang pasti, belum tentu sama dan belum tentu memuaskan. Seda Sedang ngka kan n land landasa asaan an etisn etisnya ya ad adal alah ah,, pertama, pertama, bah ahwa wa kes eseh ehat atan an da dan n ke kesel selam amat atan an ke kerja rja terd terdap apat at da dala lam m ha hak k si pe peke kerj rja. a. Kala Kalau u ha hak k in inii be belu lum m meyakinkan, kita bisa menunjuk lagi kepada hak setiap manusia untuk tidak dirugikan dan akhirnya kepada hak untuk hidup (the ( the right of survival ). Kedua ). Kedua,, bahwa manusia harus selalu diperlakukan sebagai tujuan pada dirinya dan tidak pernah sebagai sarana belaka. Jika keselamatan dan kesehatan kerja di bahayakan, maka itu berarti perusahaan memperbudak para pekerja. Ketiga Ketiga,, bahwa tempat kerja yang aman dan sehat paling menguntungkan bagi masyarakat sendiri, khususnya bagi ekonomi negara. Atau dengan kata lain, kewajiban etis ini sejalan dengan cost benefit analysis. 3. Kewaji Kewajiban ban member memberii gaji gaji yang yang adil adil16 Gaji atau upah tidak merupakan satu-satunya motif untuk bekerja. Salah satu motif yang penting adalah untuk mengembangkan diri. Dalam hal ini gaji atau upah berkaitan erat dengan kepuasan kerja. Gaji Ga ji atau atau up upah ah meru merupa paka kan n ka kasus sus je jela lass ya yang ng menu menunt ntut ut pe pela laksa ksana naan an ke kead adil ilan an,,
khususnya keadilan distributif. Konsepsi liberalistis berpendapat bahwa upah atau atau ga gaji ji da dapa patt dian diangg ggap ap ad adil il bila bila meru merupa paka kan n imba imbalan lan un untu tuk k pr prest estas asi. i. Sedangkan pandangan sosialistis menekankan bahwa gaji atau upah baru adil bila sesuai dengan kebutuhan si pekerja beserta keluarga. Di kebanyakan negara modern, dilema antara liberalisme dan sosialisme ini sekarang tidak dirasakan lagi. Ada semacam pengakuan bahwa prestasi maupun kebutuhan keluarga harus berperan dalam menentukan gaji yang adil. Menurut Thomas Garrett dan Richard Klonoski, ada enam kriteria yang pantas dipertimbangkan supaya gaji atau upah dianggap adil atau fair, atau fair,17 yaitu : a. Pe Pera ratu tura ran n huku hukum; m; b. Upah yang lazim dalam sektor industri atau daerah tertentu; 15
Ibid. Ibid., h. 193-196. Bahkan De George membahas kualitas dari kehidupan pekerjaan mulai dari keadaan karyawan, pengorganisasian pekerjaan, hubungan karyawan dan sikap karyawan. Lihat
De George, 16 Business…, h. 410-414. Ibid., h. 202-206 dan De George, Business…, h. 370-375. Ibid. 17 Ibid., h. 206-210. Ibid.
c. Kema Kemamp mpua uan n pe peru rusa saha haan an;; d. Sifat Sifat khus khusus us peke pekerjaa rjaan n terte tertentu ntu;; e. Perbandinga Perbandingan n dengan dengan upah/gaji upah/gaji lain dalam perusahaan; perusahaan; f. Peru Perund ndin inga gan n up upah ah/g /gaj ajii yan yang g fair; 4. Perusahaan Perusahaan tidak tidak boleh boleh memberh memberhentika entikan n karyawan karyawan dengan dengan semena-m semena-mena ena18 Dalam lingkungan lingkungan perusahaan, perusahaan, pemberhentian pemberhentian karyawan karyawan sering tidak bisa dihindarkan. Pada awal industrialisasi, memberhentikan pekerja begitu saja diangg dia nggap ap hal yang yang lumrah lumrah.. Dalam Dalam perkem perkemban bangan gannya nya,, kini kini semua semua negara negara modern mempunyai peraturan hukum yang bertujuan melindungi karyawan, juga dalam situasi pemutusan hubungan kerja (PHK). Salah satu peraturan penting adalah kewajiban perusahaan untuk memberikan memberikan pesangon. Teru Te ruta tama ma ad adaa tiga tiga alasa alasan n meng mengap apaa pe peru rusah sahaa aan n ak akan an memb member erhe hent ntik ikan an karyawan: karya wan: alasan internal internal perusahaan perusahaan (restrukturi (restrukturisasi, sasi, otomatisasi, otomatisasi, merger dengan perusahaan lain), alasan eksternal (konyungtur ( konyungtur , resesi ekonomi), dan kesalahan karyawan. Menurut Garret rett dan
Klonoski,19
ke kewa waji jiba ban n
pe peru rusa saha haan an
da dala lam m
memberhentikan karyawan dapat dijabarkan ke dalam tiga butir berikut ini: a. Perusahaan Perusahaan hanya boleh memberhenti memberhentikan kan karena karena alasan alasan yang yang tepat; tepat; b. Perusahan harus berpegang pada prosedur yang semestinya; c. Pe Peru rusa saha haan an haru haruss memb membat atas asii akib akibat at ne nega gati tiff ba bagi gi ka kary ryaw awan an sa samp mpai ai seminimal mungkin.
Tawaran Konsep
Bisnis sebagai suatu fenomena sosial yang begitu hakiki tidak bisa dilepaskan dari aturan-aturan aturan-aturan main yang selalu harus harus diterima diterima dalam pergaulan sosial, termasuk juga aturan-aturan moral. Namun demikian, kadang-kadang kehadiran etika dalam bidang bisnis masih diragukan. Dalam masyarakat sering kali beredar anggapan bahwa bisnis tidak mempunyai hubungan dengan etika atau moralitas. Pelaku bisnis hanya han ya menjal menjalank ankan an pekerj pekerjaan aan atau tugasn tugasnya ya sebaga sebagaima imana na mataha matahari ri yang yang hanya hanya berfungsi memancarkan cahaya serta panas saja. 18
Ibid. Ibid., h. 211. Ibid., h. 211-214. Ibid.
19
Menurut De George,20 itu semua hanyalah mitos atau cerita dongeng saja. Ia mene me nemu muka kan n tiga tiga ge geja jala la da dalam lam masy masyara araka katt ya yang ng menu menunj njuk ukka kan n sirn sirnan anya ya mito mitoss tersebut, yaitu : 1.
Media Media massa massa sering sering memu memuat at liput liputan an luas luas tentan tentang g skand skandalal-ska skanda ndall dalam dalam bida bidang ng bisnis; bisnis ternyata disoroti tajam oleh masyarakat; sehingga masyarakat
2.
tidak ragu-ragu langsung mengaitkan bisnis dengan moralitas; Bisnis diamati dan dikritik oleh semakin banyak LSM, terutama LSM konsumen dan LSM pecinta lingkungan hidup dan apa yang disimak adalah yang berkonotasi etika;
3.
Bahwa Bahwa bisn bisnis is itu itu sendir sendirii mulai mulai prih prihati atin n dengan dengan dimens dimensii etis etis dalam dalam kegia kegiatan tannya nya;; Oleh karena itu, bisnis harus berlaku etis. Keharusan ini bisa ditinjau dari segi
agama (teologis), segi filsafat modern, maupun filsafat Yunani kuno sekalipun. 21 Menurut agama, sesudah kehidupan jasmani ini manusia hidup terus dalam dunia baka, di mana Tuhan sebagai Hakim akan mempertimbangkan dan menghukum ke keba baik ikan an da dan n ke kejah jahat atan an manu manusi sia. a. Panda Pandang ngan an in inii dida didasa sark rkan an atas atas im iman an/k /kep eper erca caya yaan an..
Mesk Me skip ipun un tent tentu u sa sang ngat at diha diharap rapka kan n setia setiap p pe pela laku ku bi bisn snis is ak akan an di dibi bimb mbin ing g ol oleh eh iman/kepercayaannya, menjadi tugas agama mengajak para pemeluknya untuk tetap berpegang pada motivasi moral. Fisafatt modern Fisafa modern memandang memandang perilaku manusia dalam perspektif perspektif sosial. Setiap kegiat keg iatan an yang yang
kita kita lakuka lakukan n bersam bersama-sa a-sama ma dalam dalam masyar masyaraka akat, t, menunt menuntut ut adanya adanya
norma-norma dan nilai-nilai moral yang disepakati bersama. Hidup dalam masyarakat berarti
mengikat meng ikat diri untuk berpegang berpegang pada norma-norma norma-norma dan nilai-nilai nilai-nilai tersebut. Kalau tidak, hidup bersama dalam masyarakat menjadi kacau tak karuan. Hal ini semacam “kontrak sosial” dan berlaku juga dalam bidang bisnis. Menurut Plato and Aristoteles, manusia harus melakukan yang baik, justru karena hal itu baik. Yang baik mempunyai nilai intrinsik, artinya yang baik adalah baik karena dirinya sendiri. Malah yang baik adalah satu-satunya hal yang kita kejar karena dirinya sendiri. Pikiran ini juga bisa diterapkan pada situasi bisnis. Pelaku bisnis harus melakukan yang baik karena hal itu baik (harus mempunyai integritas moral yang tinggi). Jadi, sekarang sudah tertanam keinsafan bahwa bisnis harus berlaku etis demi kepentingan bisnis itu sendiri. Terdengar semboyan baru seperti Ethics pay (etika 20
Ibid., h. 377. Ibid. Ibid. Ibid., h. 378-380.
21
membawa untung), Good business is ethical business, business , dan sebagainya. Bahkan telah diusahakan untuk menunjukkan secara empiris bahwa perusahaan yang mempunyai standar etis tinggi tergolong juga perusahaan yang sukses. Kendati tidak ada jaminan mutlak mut lak,, pada pada umumny umumnyaa perusa perusahaa haan n yang yang etis adalah adalah perusa perusahaa haan n yang yang mencap mencapai ai sukses juga. Good ethics, good business. business . Keyakinan ini sekarang terbentuk cukup umum. Jika
dalam
kegiata atan
bisn sniis
se seccar araa
umum
harus
menera rap pkan
dan
mempertimbangkan nilai-nilai etis/moralitas di dalamnya, maka dalam kegiatan bisnis yang lebih khusus/kecil juga demikian. Misalnya dalam hubungan antara perusahaan dengan karyawan. Di dalam hubungan yang menelorkan kewajiban dan hak itu, kedua 22 pihak harus menerapkan dimensi etis/moral (baca: amanah dan kejujuran/kesetiaan). 22
Karena, sebelumnya, amanah dalam kegiatan ekonomi belum banyak dibicarakan, apalagii diamalkan. apalag diamalkan. Menurut petunjuk petunjuk agama, amanah harus ditunaikan ditunaikan atau lebih terjam ter jamin in pencap pencapaia aian n tujuan tujuannya nya dengan dengan keahli keahlian, an, terutama terutama keahli keahlian an admini administra strasi. si. Dengan Deng an pe perk rkat ataan aan lain lain,, aman amanah ah ak akan an bisa bisa di disa samp mpai aika kan n lebih lebih ef efek ekti tiff de deng ngan an menerapkan mener apkan prinsip-prin prinsip-prinsip sip dan fungsi-fung fungsi-fungsi si manajemen. manajemen. Atau amanah amanah merupakan merupakan nilai yang paling sesuai untuk diaplikasikan dalam kaitannya dengan pembentukan manajemen yang baik.23 Kejujuran Kejuj uran ternyata ternyata merupakan merupakan landasan yang kokoh kokoh setiap usaha; kejujuran kejujuran terhadap diri sendiri, kepada teman kerja, baik dengan relasi bisnis maupun terhadap karyawannya sendiri. Kejujuran dalam kewirausahaan adalah prinsip yang tidak bisa ditawa dit awar-ta r-tawar war lagi, lagi, karena karena dari dari kejuju kejujuran ran,, ketela keteladan danan an (kewira (kewiraan) an) usaha usaha pertam pertamaa kalinya diwujudkan. Dan kerja sama usaha (perusahaan) akan berumur panjang bila ada kejuju kejujuran ran dari dari semua semua pihak. pihak. Tanpa Tanpa adanya adanya kejuju kejujuran ran itu, itu, kerja kerja sama usaha usaha 24 menjadi sangat rapuh. rapuh. Berdasarkan nilai amanah dan kejujuran, perusahaan tidak akan melakukan kebohongan publik –misalnya tentang penyeleksian karyawan, audit keuangan, dan lain-lain--, lain-l ain--, melakukan melakukan persaingan persaingan dengan perusahaan perusahaan lain secara sehat/fair dan akan 22
Bagi perusahaan, sikap tidak amanah (khianat) akan menimbulkan kerugian dan inefisiensi, timbul konflik dengan mitra usaha, dan hilang kepercayaan dari konsumen. Jika hal itu terus berlangsung, bukan tidak mungkin mungkin perusahaan tersebut tersebut akan mengalami kebrangkutan. kebrangkutan. Lihat M. Ism Ismail ail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), cet. I, h. 105-113. 23 M. Dawam Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990), cet. 24 I, h. 125 & 164. Musa Asy’arie, Islam: Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat (Yogyakarta (Yogyakarta:: LESFI & IL, 1997), cet. I, h. 94.
lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan, misalnya pemberian gaji yang lebih layak minimal sesuai dengan UMR, pemenuhan memberi pesangon, dan sebagainya. Di samping itu, perusahaan akan lebih transparan sehingga menghindari tindakan disk diskrim rimin inat atif if
ke keti tika ka mene meneri rima ma
da dan n
“mer “merum umah ahka kan” n” ka kary ryaw awan an,,
keseha kes ehatan tan karyawa karyawan n –bahka –bahkan n keluar keluargan ganya-ya-- dan tempat tempat kerja kerja
meni mening ngka katk tkan an serta serta menjam menjamin in
keselamatan karyawan minimal saat bekerja dengan jaminan sosial/asuransi. Denga engan n se sem man ang gat aman amanah ah dan kejuj ejuju ura ran n, pa para ra ka kary ryaw awan an be beru rusa sah ha memaks mem aksima imalka lkan n pekerja pekerjaann annya ya dan bahkan bahkan tet tetap ap bekerj bekerjaa meskipu meskipun n tanpa tanpa adanya adanya pengawasan dari majikan/mandor karena mereka meyakini pekerjaan/perintah yang diberikan diber ikan atasannya atasannya sebagai amanah amanah yang harus dilaksan dilaksanakan. akan. Mereka yang diberi diberi tugas untuk mengurusi masalah keuangan perusahaan (akuntan, bendahara, dan lainlain) juga akan menjauhi tindakan korupsi atau mark up dana operasional perusahaan. Para karyawan tidak merasa khawatir tentang kesejahteraan diri dan keluarganya, merasa lebih terjamin hidupnya, hidupnya, lebih optimis optimis menatap menatap masa depan serta tidak takut bila “dirumahkan” secara arogan dan otoriter sehingga demonstrasi/aksi yang dilakukan oleh para buruh/karyawan bisa diminimalisir (Untuk lebih jelasnya lihat tawara taw aran n konsep konsep hubung hubungan an antara antara perusa perusahaa haan n dengan dengan karyaw karyawan an dalam dalam halama halaman n lampiran). Walhasi Wal hasil, l, dengan dengan memasu memasukka kkan n dan memper mempertim timban bangk gkan an nilai nilai amanah amanah dan kejujuran dalam hubungan antara perusahaan dengan karyawan maka tidak akan ada lagi lagi salin saling g tu tudu duh h ( su’u al-dzan), al-dzan), salin saling g cu curi riga ga,, salin saling g memb memboh ohon ongi gi da dan n sa sali ling ng mengan men gancam cam dalam dalam hubung hubungan an mereka mereka.. Bahkan Bahkan hubung hubungan an di antara antara mer mereka eka akan akan lebih lebih
komunikatif, langgeng, langgeng, harmonis dan dan indah sebagaimana sebagaimana hubungan antara dua anak Adam lain jenis dalam ikatan percintaan. Wa Allah A’lam bi al-Shawab. DAFTAR PUSTAKA
Asy’arie, Musa, Islam: Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat (Yogyakarta: LESFI & IL, 1997), cet. I. Basri, Cik Hasan, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Agama Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998). Bertens, Kees, Pengantar Kees, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius, 2000), cet. I.
De George, Richard T., Business T., Business Ethics (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1995), edisi IV. Departemen Agama RI, Al-Qur’an RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya ( t. t. p. : Serajaya Santra, 1986). Faridi, F. R. (Ed.), Islamic Principles of Business Organization and Management (New Delhi: Institute of Objective Studies, 1995), cet. I. Rahardjo, M. Dawam, Etika Ekonomi Ekonomi dan Manajemen (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990), cet. I. Rais, Ra is, M. Amin Amin,, Tauhi Tauhid d Sosial: Sosial: Formula Formula Menggempur Menggempur Kesenjang Kesenjangan an (Bandung: Mizan, 1998), cet. III. Shihab, Alwi, Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama (Bandung: Mizan, 1999), cet. V. Surakhmad Surak hmad,, Winarno, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metoda dan Teknik (Bandung: Tarsito, 1990). Yusanto, M. Ismail & Widjajakusuma, M. Karebet, Mengggagas Karebet, Mengggagas Bisnis Islami Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), cet. I.
MAKNA AMANAH DAN KEJUJURAN DALAM HUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN
Disusun Oleh : M. Arif Hakim, M.Ag NIP. 150 369 035
Sekolah tinggi agama islam negeri (STAIN) KUDUS 2006
Lampiran
HUBUNGAN ANTARA PERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN
ETIKA/MORAL: * AMANAH * KEJUJURAN
* KEADILAN * UKHUWWAH * DLL
PERUSAHAAN
KEWAJIBAN & HAK
KARYAWAN
UU/PERATURAN HUKUM: * UU PERBURUHAN/ TENAGA KERJA * AD/ART PERUSAHAAN * KODE ETIK PERUSAHAAN * DLL
LEMBARAN REVISI 1. Pene Penega gasa san n Isti Istila lah h (h. (h. 4)
Sebenarnya, semua orang yang terlibat dalam suatu perusahaan termasuk karyawan, baik itu karyawan tingkat bawah (pekerja kasar), karyawan tingkat menengah, manajer (kepala bagian) bahkan direktur utama sekalipun. Tetapi, perlu ditegaskan lagi, bahwa yang dimaksud k karyawan aryawan dalam makalah ini adalah manajer manajer (kepala bagian).
2. Meto Metode de Penu Penuli lisa san n (h (h.. 5)
Metode analisa isi (content (content analysis) analysis) dalam makalah ini kurang tepat, sehingga tidak perlu digunakan karena pendekatan yang dipakai adalah normatif-sosiologis.
3. Pembahasan a. Kewajiban Kewajiban karyaw karyawan an terhadap terhadap perusah perusahaan aan dan kewajiba kewajiban n perusahaan perusahaan terhadap karyawan (h. 6-10).
Dalam perbaikan makalah ini, kewajiban karyawan terhadap perusahaan dan begitu juga kewajiban perusahaan terhadap karyawan telah ditambah referensi/rujukannya dari karyanya Richard T. De George yang diberi judul Business judul Business Ethics.. Sehingga klaim hanya memakai sebuah referensi/rujukan tidak bisa Ethics dibenarkan lagi. b. Standar Standar upah/gaj upah/gajii karyaw karyawan an (h. (h. 9-10) 9-10)..
Dalam hal ini, penulis sepakat dengan pendapatnya Thomass Garrett dan Richard Klonoski tentang 6 kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan upah/gaji karyawan. Standar upah/gaji pada satu tempat dengan tempat yang lain mungkin saja berbeda sesuai dengan standar hidup masyarakat masing-masing tempat. Di samping itu, besar-kecilnya suatu perusahaan juga mempengaruhi kemampuannya dalam memberikan upah/gaji. Sehingga UMR yang telah dipatok oleh pemerintah harus bersifat fleksibel, tidak kaku, dan lingkupnya lingkupnya lokal. c. Dimen Dimensi si aman amanah ah dalam dalam manaj manajeme emen n (h. 12).
Dimensi amanah bisa dan harus masuk dalam semua bidang manajemen, baik manajemen personalia, keuangan, sumber daya manusia (SDM), pemasaran, dan sebagainya.
d. Makna Makna amanah amanah dalam bisnis/hu bisnis/hubung bungan an antara antara perusahaa perusahaan n dengan dengan karyawan (h. 11-13).
Untuk lebih memperjelas dan mempertegas makna amanah dalam hubungan antara perusahaan dengan karyawan, penulis telah menambahkan referensi/rujukan dari karyanya M. Ismail Yusanto & M. Karebet Widjajakusuma yang berjudul Menggagas Bisnis Islami. Islami. Sikap amanah akan memberikan dampak positif bagi diri pelaku, perusahaan, masyarakat, bahkan negara. Bagi perusahaan, sikap tidak amanah amanah (khianat) akan menimbulkan kerugian dan inefisiensi, timbul konflik dengan mitra usaha, dan hilang kepercayaan dari konsumen. Kalau hal ini terus berlangsung, bukan tidak mungkin, perusahaan tersebut berakhir bangkrut.
4. Daft Daftar ar Pus Pusta taka ka (h. (h. 14) 14)..
Dalam perbaikannya, penulis tambahkan dua buah referensi/rujukan untuk menyempurnakan makalah ini, yaitu : a. De George, Richard T., Business T., Business Ethics (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, 1995), edisi IV. b. Yusanto, M. Ismail & Widjajakusuma, M. Karebet, Mengggagas Karebet, Mengggagas Bisnis Islami Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), cet. I.
View more...
Comments