Amalan Ritualitas

October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Amalan Ritualitas...

Description

 

AMALAN RITUALITAS DAN UPACARA KEISLAMAN

A.Pengertian Ritual Islam Secara umum, ritual dalam islam dapat dibedakan menjadi dua : ritual yang mempunyai dalil yang tegas dan eksplisit e ksplisit dalam Al-Qur’an dan sunnah seperti shalat dan ritual yang ya ng tidak memiliki dalil dalam Al-Qur’an maupun sunnah seperti maulid. Ritual islam dapat ditinjau dari segi tingkatan dapat di di  bedakan menjadi tiga : 1. Primer, ritual islam yang wajib dilakukan oleh umat islam.Seperti shalat wajib lima waktu. 2. Sekunder, ritual islam yang sekunder adalah ibadah shalat sunnah.Seperti bacaan dalam ruku’dan sujud, shalat tahajjud dan shalat dhuha. 3. Tersier, ritual islam yang berupa anjuran dan tidak sampai pada derajat sunnah.Seperti anjuran membaca ayat kursi. Dari segitujuan, ritual islam ada dua : 1. Ritual yang bertujuan mendapatkan ridha Allah semata dan balasan yang ingin dicapai adalah  

kebahagiaan ukhrawi. 1

2. Ritual yang bertujuan mendapatkan mendapa tkan balasan di duniaini, misalnya shalat istisqa’.  

1

1. Prof. Dr. Ismail Muhammad syah, SH.,dkk, SH.,dk k, FilsafatHukum Islam. BumiAksara( Jakarta, 1992 ) hal 78-82.

 

B. TeoriStudi Ritual dalam Islam Pergeseran Makna Ibadah Dalam Islam Menurut Ismail Muhammad, ibadah yang diartikan secara khusus dan sempit merupakan ibadah dalam konteks yang dibatasi hanya pada praktek ritual yang ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW,seperti shalat, zakat, puasa, haji. Pengertian ini belum dikenal pada permulaan islam, ia baru diperkenalkan oleh ulama’ fiqh, dengan tujuan mensistemisasi uraian-uraian pembahasan. Popularitas pengertian tersebut mengaburkan makna ibadah. Ibadah dalam pengertian sempit inilah yang sering memperkenalkan suatu agama pada pihak lain karena ia berbeda halnya dengan akidah dipraktekkan dalam kehidupan nyata oleh para pemeluk agama sehingga ia dapat menjadi tanda  bagi sifat agama dan keberagaman seseorang. Tata cara yang telah diamalkan sebagaimanaadanya, karena keberatan tentang bentuk atau cara tertentu dengan maksud mengubah dengan cara lain, akan mendatangkan keberatan-keberatan yang lain oleh pihak-pihak yang baru. Perbedaan mazhab didasari dengan Al-Qur’an dan hadist atau ijma’ dan qiyas. Namun perbedaannya bukan pada perbedaan-perbedaan subtantif dan ritual tersebut. Jika kita menanyakan dengan maksud keberatan dalam bentuk-bentuk ibadah dengan akal kita yang terbatas, dapat berarti kita menafikan wahyu. Turunya wahyu pada Rosulullah SAW adalah sebagai bukti bahwa adanya hal-hal yang belum dapat dijangkau oleh akal manusia. Akal kita sesungguhnya tidak berperan dalam menetapkan bentuk-bentuk ibadah. Semua bentuk-bentuk itu diperintahkan oleh Allah, yang hanya manusia yang berfikir saja yang akan menerima hikmahnya. Penelitian agama menempatkan diri sebagai suatu kajian yang menempatkan agama sebagai sasaran/obyek penilitian. Secara etimologis berarti agama haruslah dijadikan d ijadikan sebagai suatu yang riil  betapa pun mungkin terasa agama itu sesuatu yang abstrak. Dari sudut ini mungkin dapat dibedakan kedalam tiga kategori agama sebagai fenomena yang menjadi subyek materi penelitian, yaitu agama sebagai doktrin, dinamika dan struktur masyarakat yang dibentuk oleh agama dan sikap masyarakat 2

 pemeluk terhadap doktrin.  

2

1. Prof. Dr. Ismail Muhammad syah, SH.,dkk, SH.,dk k, FilsafatHukum Islam. BumiAksara( Jakarta, 1992 ) hal 78-82.

 

C. Institusi Islam Sistem norma dalam agama islam bersumber dari firman Allah Swt dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Ia merupakan pedoman bertingkah laku masyarakat muslim agar mereka memperoleh kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. Dayaikatnormadalamislamtercermindalambentuk: 1. Mubah, dalam terminology ilmu Ushulfikh, mubah mempunyai daya ikat sehingga perilaku  

mubah tidak mendapat sanksi. 2. Mandub, mempunyai daya ikat yang agak kuat sehingga seseorang yang mengerjakan  perilaku dalam kategori ini akan mendapat pahala. 3. Wujub adalah perilaku yang harus dilakukan sehingga seseorang yang mengerjakan perilaku wujub akan mendapat pahala sedangkan yang melanggarakan mendapat sanksi. 4. Makruh, makruh adalah tinkat norma yang memberikan sanksi kepada yang melanggarnya; dan yang tidak melanggar tidak diberi pahala. 5. Haram adalah norma yang memberikan sanksi yang sangat berat kepada pelanggar. Institusi adalah system nilai dan norma. Adapun norm normaa islam terdapat dalam akidah ,ibadah,

muamalah, dan akhlak. 1. Norma akidah tercermin dalam rukun iman yang enam. 2. Norma ibadah tercermin dalam bersuci (thaharah), salat, zakat, puasa (shaum), dan haji. 3. Norma muamalah tercermin dalam hokum perdagangan, perserikatan, bank, asuransi, nikah, waris, perceraian, hukumpidana, danpolitik 4. Norma akhlak tercermin dalam akhlak terhadap Allah Swt dan akhlak terhadap makhluk.  Norma-norma dalam Islam yang merupakan character institution, seperti yang disebutkan di atas kemudian melahirkan kelompok-kelompok asosiasi tertentu yang merupakan bangunan atau wujud 3

konkret dari norma.  

3

 . Agus, Bustanudin. 2005.  Agama  Agama dalamkehidupanmanusia dalamkehidupanmanusia.. Hal : 96 & 99 

 

D. Fungsi dan Unsur-Unsur Institusi Secara umum, tujuan institusi itu adalah memenuhi segala kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan keluarga, hukum, ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Adapun fungs iinstitusi secara lebih rinci adalah sebagai berikut. 1. Memberikan pedoman kepada masyarakat dalam upaya melakukan pengendalian social  berdasarkan system tertentu, yaitu system pengawasan tingkah laku. 2. Menjaga stabilitas dan keamanan masyarakat. 3. Memberikan pedoman kepada masyarakat tentang norma tingkah laku yang seharusnya dilakukan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan fungsi-fungsi institusi yang diungkapkan di atas, seorang peneniliti pe neniliti tingkah laku suatu masyarakat selayaknya memperlihatkan secara cermat institusi-institusi yang ada di masyarakat 4

 bersangkutan.  

4

 Agama dalamkehidupanmanusia dalamkehidupanmanusia.. Hal : 96 & 99   Agus, Bustanudin. 2005.  Agama

 

KESIMPULAN Ritual dalam persepektif agama dikenal dengan ibadat, kebaktian, berdoa atau sembahyang. Dimana ritual tersebut mengandung perilaku tindakan dan tujuan. Semua agama mengenal ritual dimana prilaku tindakan dalam pelaksanaanya dan tujuannya berbeda-beda dan ada pula yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Ritual dalam pandangan islam yang suatu peribadahan yang didasarkan pada Al-Qur’an dan as-sunnah seperti shalat, puasa, dll. Dalam pandangan islampun dikenal ritual yang tidak di dasarkan pada p ada Al-Qur’an dan as-sunnah seperti marhabaan. Islam pun  berpandangan bahwa suatu ritual ada yang diwajibkan. Dalam ritual tidak terlepas dari dan saranasarana yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut.

 NAMA KELOMPOK M. ABIYAN NAUFAL M. BAGUS HIDAYATULLAH

(C72219065) (C72219066)

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF