Alur Pelayanan Pasien Tb Paru Sesuai Sop
November 9, 2017 | Author: abjah | Category: N/A
Short Description
puskes...
Description
ALUR PELAYANAN PASIEN TB PARU N o
1
2
3 4 5 6
Urutan kegiatan pelayanan sesuai sop
Kegiatan yang dilakukan di puskesmas Melakukan pendaftaran di loket Di periksa oleh dokter di poliklinik
Seluruh pasien yang akan memperoleh pelayanan wajib melakukan pendaftaran diloket Dilakukan pemeriksaan dipoliklinik sehingga menghasilkan suspek TB (anak/dewasa) Dilakukan penegakan diagnosis dan penetapan klasifikasi serta tipe pasien Dilakukan prosedur pengobatan Pasien pulang dengan anjuran control rutin Dilakukan pemantauan pengobatan pasien ALUR TB MDR Di rujuk ke Dilakukan rujukan ke Faskes rujukan rumah sakit MDR
Sesua i V
V
V V V V
v
paru dr. M. goenawan partowidigd o 1
Pada pasien dewasa : - Pasien tb gagal kat- 2 - Pasien tb pengobatan kat- 2 tdk konversi stlh 3 bln pengobatan - Pasien tb yg mempunyai riwayat pengobatan tb yg tdk standar menggunakan quinolon dan obat injeksi lini kedua minimal 1 bulan - Pasien tb gagal kat-1 - Pasien tb pengobatan kat- 1 yg tetap positif stlh 3 bln pengobatan - Pasien tb kasus kambuh kat- 1 dan kat2 - Pasien tb yg kembali stlh lost to follow up (default/do) - Pasien terduga tb resisten obat yg mempunyai riwayat kontak erat dg pasien tb resisten obat - Pasien koinfeksi tb – hiv yg tdk respon
V
Keterangan Tidak sesuai
Saran
2
3 4
1 2
thdp pemberian OAT V Pada pasien anak A. Riwayat pengobatan tb sebelumnya > 1 bulan - Kambuh pernah diobati sp selesai sembuh atau pengobatan lengkap datang lagi dengan gejala tb - Putus berobat/do/lost to follow up - Gagal tdk menunjukkan espon klinis yang memadai setelah menjalani pengobat an tb secara teratur > 2 – 3 bln dg bta/biakan tetap positif, menetapnya gejala tb dan kegagalan untuk menaikan bb V Kontak erat dg pasien tb res r atau tb mdr V Kontak erat dg pasien dg kemungkinan tb res r/tb mdr gagal kat 2, kat 1 dan kambuh FOLLOW UP DAHAK V DE pemeriksaan dahak dilakukan pada bulan ke 2 atau ke 3 setelah pengobatan FG pemeriksaan dahak dilakukan pada bulan ke 5 atau ke 7 setelah pengobatan
V Jika pemeriksaan ke 2 negatif, tdk d lakukan pemerikembal i, sampai d lakukan pemriksaan yang terahir(HI)
3
A
V HI dilakukan pada bu akhir pengobatan atau pada bulan ke 6 dan 8 KOLABORASI TB HIV Tidak ada Membentuk mekanismekolaborasi TB kerja sama dan HIV 1. penguatan koordinasi bersama program TB & HIV disemua tingkatan 2.Melaksanakan surveilens TB-HIV 3.Melakukan perencanaan bersama TBHIV
V Kerjasama hanya di lakukan oleh petugas dan lsm Jika ada
Harus tetep di lakukan pemeriksaa n dahak
4. Monitoring dan evaluasi keg.TB-HIV Mendorong peran serta komunitas/LSM dlm kegiatan TB-HIV B
C
keluhan tambahan pasien di periksa dokter
V Menurunkan beban TB pd ODHA dan inisiasi secara dini 1. Intensifikasi penemuan kasus TB pada ODHA termasuk pada populasi kunci HIV dan memastikan pengobatan TB yang berkualitas 2. Inisiasi pengobatan pencegahan dengan INH dan Inisiasi dini ART 3. Penguatan PPI TB di faskes yang memberikan layanan HIV termasuk tempat orang terkumpul (Lapas,Rutan,Panti rehabilitasi untuk pengguna napza) v Menurunkan beban HIV pada pasien TB 1. Menyediakan tes konsuling 2.Meningkatkan pencegahan HIV untuk pasien TB 3. Menyediakan pemberian PPK pada pasien Ko infeksi TB-HIV 4. Memastikan perawatan dukungan dan pengobatan serta pencegahan HIV pada pasien ko-infeksi TB-HIV 5. Menyediakan ART bagi pasien koInfeksi TB-HIV PASEN TB BEROBAT TIDAK TERATUR
di bantu oleh bidan dan kader desa untuk melacak pasien tb
1
v
KLASIFIKASI DAN TIPE PASEN TB . Klasifikasi berdasarkan organ tubuh Pasien di V rujuk ke rs (anatomical site) : cisarua - TB paru adalah menyerang jaringan paru (parenkim) tidak termasuk pleura dan kelenjar hilus - TB ekstra paru adalah menyerang organ tubuh selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung, kelenjar limpe, tulang, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dll. Diagnosis diupayakan berdasarkan penemuan Mycobacterium tuberculosis
2
Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya : a. Pasien baru TB : adalah pasien belum pernah mendapatkan pengobatan TB atau sudah menelan OAT kurang dari 1 bulan (< 28 dosis) b. Pasien pernah diobati TB : adalah
v
pasien yang pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ 28 dosis) : - pasien kambuh , adalah pasien TB yang pernah sembuh atau lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis ( kambuh atau karena reinfeksi) - Pasien diobati kembali setelah gagal, pasien yang dinyatakan gagal setelah pengobatan terakhir. - Pasien diobati kembali setelah putus obat sebelumnya dikenal putus berobat/default - Lain-lain, adalah Pasien TB yang hasil pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
3
c. Pasien riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui. Klasifikasi uji kepekaan obat : a. Mono resistan (TB MR) resistan terhadap satu jenis OAT lini pertama saja b. Poli resistan (TB PR) resistan terhadap satu jenis OAT lini pertama selain INH dan Rifampisin secara bersamaan c. Multi Drug Resistan (TB MDR) resistan terhadap INH dan Rifampisin secara bersamaan d. Extensive drug resistan (TB XDR) adalah TB MDR sekaligus resistan terhadap OAT golongan fluorokuinon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (kanamisin, kapreomisin, amikasin) e. Resistan Rifampisin (TB RR) resistan terhadap rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang
v
4
terdeteksi menggunakan metode genotip/tes cepat atau metode fenotip/konvensional. Klasifikasi pasien TB berdasarkan status
v
HIV a. Pasien TB dengan HIV positif : - Hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang mendapatkan ART - Hasil tes HIV positif saat diagnosis TB b. Pasien TB dengan negative : - Hasil tes HIV negative sebelumnya - Hasil tes HIV negative saat didiagnosis TB c. Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui, adalah pasien TB tanpa bukti pendukung hasil tes HIV
PENENTUAN HASIL AKHIR PENGOBATAN PASIEN TB V Melakukan pemeriksaan dahak pada 1 bulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan (FG,HI) dengan hasil : - Apabila pada pemeriksaan tersebut menunjukan hasil negative, maka pasien dinyatakan sembuh - Apabila hasil pemeriksaan menunjukan positif, maka pasien dinyatakan gagal pengobatan ( dilakukan tindakan lanjutan yaitu penambahan obat atau rujuk ke faskes lanjutan) PENGOBATAN TB PADA DEWASA DAN PADA ANAK v OAT kombinasi diberikan dengan waktu 6 s/d 8 bulan, dosis tunggal (diminum sekaligus) sebelum makan dan diawasi pengawas menelan obat. 1. Memberikan OAT pada pasien TB dewasa :
a. OAT katagori 1 pada pasien baru atau belum pernah diberi OAT < 28 dosis sebelumnya. Fase awal/eliminasi( HRZE) diberikan 2 bulan per dosis setiap hari, fase lajutan/sterilisasi(RH) diberikan selama 4 bulan per dosis diberikan 3 kali seminggu. b. OAT katagori 2 pada pasien yg sudah sembuh kemudian kambuh atau pernah
diberi
OAT
>
28
sebelumnya.
dosis Fase
awal/eliminasi(HRZES)tablet diberikan 3 bulan per dosis setiap hari ditambah injeksi streptomisin 1 dosis/hari selama 2 bulan, fase lajutan/sterilisasi diberikan selama 5 bulan per dosis diberikan 3 kali seminggu)
2. Memberikan OAT pada anak (0-14 tahun) diberikan 6- 12 bulan a. Fase awal diberikan 2 bulan (2HRZ)
setiap
hari,
fase
lanjutan
diberikan 4 (4 HR) setiap hari.
1 2
b.Pada kasus TB anak dengan kondisi tertentu dapat diberikan paduan 4 macam tahap awal 2HRZE(S) , fase lanjutan 4-10HR PENCATATAN DAN PELAPORAN TB V Terduga TB dicatat di TB 06 yang berada di seluruh instalasi poliklinik v Terduga TB dilakukan pemeriksaan dahak (SPS) dengan menggunakan formulir permohonan pemeriksaan
3 4 5
dahak/ TB 05 Pasien Pengobatan TB dicatat di TB 01 yang disimpan dipuskesmas Untuk pasien Pengobatan TB diberikan kartu berobat TB 02 Seluruh hasil laporan dimasukan kedalam sistim elektronik SITT
V V V
PENEGAKKAN DIAGNOSA TB DEWASA, TB PADA ANAK, TES MANTOUX DAN TB EKSTRA PARU Penemuan Pasien TB V Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. maka setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB Diagnosis TB Dewasa V Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS). Diagnosis Pasien TB Penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya
Diagnosis TB anak Untuk Anak usia dibawah 14 tahun dilakukan sistem skoring dengan parameter : 3.1 Kontak TB - untuk nilai skor 2 apabila ada laporan keluarga dengan BTA ()/BTA tidak jelas/tidak tahu - untuk nilai skor 3 apabila BTA (+) 3.2 Uji Tuberkulin/ tes mantoux Untuk nilai skor 3 apabila menunjukan hasil positif (≥ 10 mm atau ≥ 5 mm pada imunokompromasi) 3.3 Berat badan/Keadaan Gizi - Nilai skor 1 apabila BB/TB
View more...
Comments