Aluminium Rora
May 7, 2018 | Author: Eko Yulianto | Category: N/A
Short Description
Download Aluminium Rora...
Description
JUDUL PERCOBAAN
: ALUMINIUM
TANGGAL PERCOBAAN : SENIN 12 MARET 2012 SELESAI PERCOBAAN
: SENIN 12 MARET 2012
TUJUAN PERCOBAAN
: Mengetahui sifat-sifat aluminium dan senyawanya senyawanya
TINJAUAN PUSTAKA Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang
berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api. Aluminium merupakan reduktor yang kuat dalam deret volta, yang dapat dioksidasi oleh logam yang bertindak sebagai oksidator kuat.
Gambar diatas menunjukkan deret kereaktifan logam. Logam aluminium dapat melepuh dan mengalami korosi akibat dari pengoksidasian oleh logam-logam yang terletak dibawahnya. Amalgam Aluminium adalah larutan aluminium dalam merkuri. Amalgam
Aluminium dapat dibuat dengan baik dari pellet aluminium grinding atau kawat merkuri, atau dengan kawat aluminium untuk bereaksi dengan larutan merkuri (II) klorida dalam air. Amalgam ini digunakan sebagai pereaksi kimia untuk mengurangi senyawa, seperti pengurangan imina untuk amina. Aluminium adalah donor elektron utama, dan merkuri berfungsi untuk memediasi transfer elektron.
Aluminium yang ada di udara biasanya dilindungi oleh lapisan molekul oksida tipis. Lapisan oksida aluminium berfungsi sebagai penghalang dan pelindung aluminium untuk mencegah reaksi kimia dengan logam. Merkuri datang dan dapat membentuk kontak dengan aluminium. Namun, jika ada unsur aluminium tersentuh, merkuri dapat menggabungkan diri dengan alminium untuk membentuk amalgam. Proses ini dapat terus berlanjut di luar permukaan logam segera terpapar, berpotensi bereaksi dengan sebagian besar dari aluminium massal sebelum akhirnya berakhir. Hasil akhirnya adalah sama dengan elektroda merkuri sering digunakan dalam elektrokimia, kecuali jika tidak memberikan elektron oleh aluminium yang teroksidasi dalam proses. Reaksi yang terjadi pada permukaan amalgam sebenarnya mungkin hidrogenasi daripada suatu pengurangan. Keberadaan air dalam larutan dapat membantu bahkan diperlukan, sehingga amalgam kaya elektron akan mengoksidasi aluminium dan mereduksi H
+
dari air, menjadi
aluminium hidroksida (Al(OH)3) dan gas hidrogen (H 2). Reaksi – reaksi ion aluminium
Pada larutan ammonium: Endapan putih seperti gelatin yang dikenal sebagai gel aluminium hidroksida [Al(OH)3] yang larut sedikit dalam reagensia berlebihan. Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam amonium, disebabkan oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk ke dalam larutan sebagai aluminium hidroksida koloid (sol aluminium hidroksida) : sol ini berkoagulasi pada pendidihan atau pada penambahan garam-garam yang larut, misalnya ammonium klorida, dengan menghasilkan endapan aluminium hidroksida, yang dikenal sebagai gel aluminium hidroksida. Untuk menguji pengendapan yang sempurna dengan larutan amonia, larutan aluminium itu ditambahkan sedikit berlebihan, dan campuran dididihkan sampai cairan sedikit berbau amonia. Bila baru diendapkan, endapan ini mudah larut dalam asam kuat dan dalam basa kuat, tetapi setelah dididihkan, ia menjadi sangat sedikit larut. 3+
Al
+ 3NH3 + 3H2O Al(OH)3
+
+ 3NH4 .
Aluminium hidroksida merupakan zat amfoter dimana mampu melangsungkan reaksi netralisasi baik dengan asam atau dengan basa (lebih tepatnya, baik dengan ion hidrogen maupun ion hidroksil). Misalnya aluminium hidroksida bereaksi dengan asam kuat sehingga Aluminium hidroksida melarut dan tebentuk ion aluminium : +
Al(OH)3(s) + 3 H
3+
Al
+ 3H2O
Dalam reaksi ini aluminium hidroksida bertindak sebagai basa. Di lain pihak aluminium hidroksida juga dapat dilarutkan dalam natrium hidroksida Al(OH)3 (s) + OH
-
[ Al(OH)4]
-
Dimana ion tetrahidroksoaluminat terbentuk. Dalam reaksi ini aluminium hidrokasida berperilaku sebagai asam. Sifat amfoter hidroksida logam-logam tertentu sering dipakai dalam analisis anorganik kualitatif, terutama dalam pemisahan kation-kation golongan tiga.
Pada larutan Natium hidroksida Endapan putih aluminium hidrokasida [Al(OH) 3] melarut dalam reagensia berlebih dimana ion-ion tetrahidroksoaluminat terbentuk. -
Al(OH)3 + OH
[Al(OH)4]
-
Reaksi ini adalah reaksi reversibel dan setiap reagensia yang akan mengurangi konsentrasi ion-hidroksil, akan menyebabkan reaksi berjalan dari kanan ke kiri sehingga mengendapkan aluminium hidroksida.
Lautan natrium karbonat Natrium karbonat akan menetralkan asam yang dibebaskan pada hidrolisis aluminium sehingga terbentuk gas karbon dioksida. 3+
Al
+
+ 3H2O Al(OH)3 ↓ + 3H 2-
+
CO3 + 2H
H2CO3 CO2 ↑ + H2O
Endapan melarut dalam reagensia berlebih 2-
-
Al(OH)3 + CO3 + H2O [Al(OH)4] + HCO3
-
Keamfoteran Aluminium
Aluminium dapat membentuk senyawa amfoter, dalam hal ini Al(OH) 3 yang pada dasarnya bereaksi sebagai basa. Aluminium bereaksi dengan asam untuk membentuk garam 3+
yang mengandung ion [Al(H 2O)6] . Namun, aluminium menunjukkan sifat asamnya saat terlarut dalam NaOH, membentuk Natrium aluminat NaAlO 2.2H2O atau setara NaAl(OH)4. Aluminium hidroksida Al(OH)3 dapat menunjukkan reaksi sebagai asam dan sebagai basa. Sebagai basa: Al(OH)3 + 3HCl → AlCl3 + 3H2O (menetralisasi sebuah asam) Sebagai asam: Al(OH)3 + NaOH → NaAl(OH)4 (menetralisasi sebuah basa)
PROSEDUR KERJA Percobaan 1: Al Dicelupkan ke NaOH 2M
gas Dicuci dengan air Digosok dengan kapas basah (HgCl 2 0,1M)
perubahan
Percobaan 2: Al
NaOH 2M
Na2CO3 0,1M panas
perubahan
Percobaan 3:
Larutan tawas Al(SO4)3
Diperiksa dengan lakmus
perubahan
HCl 1M
Percobaan 4:
Percobaan 5: 1mL larutan tawas
1mL Larutan tawas
Ditambah (NH4)2S
Ditetesi NaOH 2M
endapan
endapan
Disaring dan dicuci dengan air panas
Ditambah lagi NaOH 2M
Dipindah ke tabung reaksi
Endapan larut
Ditambah tetesan NaOH 2M
Endapan larut
Ditetesi HCl 1M
perubahan
ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
2. Bahan:
Cawan porselin
1 buah
Larutan NaOH 2 M
Pipet tetes
1 buah
Larutan HCl 1M
Tb reaksi kecil
3 buah
Larutan HgCl2 0,1 M
Tb reaksi sedang
2 buah
Larutan (NH4)2S
Gelas kimia
1 buah
Larutan Na2CO3 0,1 M
Corong
1 buah
Larutan Al2(SO4)3
Kasa
1 buah
Lempeng aluminnium
Pembakar spritus
1 buah
Aquades
Kaki tiga
1 buah
Kertas lakmus
Kapas
Kertas saring
HASIL PENGAMATAN
Prosedur percobaan Aluminium dicelupkan ke NaOH 2M Al(s) + NaOH(aq) 2M
Hasil pengamatan
Dugaan/reaksi
Warna Al : perak.
2Al(s) + 2NaOH(aq) +
Gas
NaOH : tak berwarna.
6H2O(l)
adalah gas H 2
2Na[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Aluminium
Setelah dicelupkan: gas.
dengan HgCl 2 0,1M
HgCl2 : tak berwarna.
Al(s) + HgCl2(aq)
Setelah digosok:
yang
timbul
membentuk
muncul gelembung Aluminium digosok
Kesimpulan
2Al(s) + 3HgCl2(aq) → 2AlCl3(aq) + 3Hg(s)
amalgam
dengan
2+
Hg
kapas menjadi berwarna abu-abu. Warna Al : sebagian berwarna abu-abu dan sebagian mengkilap.
Tabung 1:
Logam Al: warna
Aluminium dimasukkan dalam NaOH 2M Al(s) + NaOH 2M
perak
Kelarutan dalam : 2Al(s) + 2NaOH(aq) +
NaOH : (+++)
NaOH: jernih tak
6H2O(l)
Na2CO3 panas : (++)
berwarna
2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g)
Setelah Al masuk, muncul gelembung gas (paling cepat)
Tabung 2:
Na2CO3: jernih tak
Aluminium dimasukkan berwarna dalam
Na2CO3
0,1M
panas Al(s) + Na2CO3
Setelah Al masuk,
Na2CO3(aq) + 2Al(s) + 7H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) + 3H2(g)
muncul gelembung gas saat Na2CO3 masih panas 2Al(s) + 6HCl(aq)
Tabung 3: Aluminium dimasukkan dalam HCl 1M
HCl: jernih tak berwarna Setelah Al masuk,
2AlCl3(aq) + 3H2(g)
HCl : (+)
Al(s) + HCl 1M
muncul gelembung gas yang menempel pada logam (+)
Larutan tawas Al2(SO4)3
Larutan tawas: tak
Al2(SO4)3(s) + H2O(l)
Al2(SO4)3(aq) adalah
diperiksa dengan lakmus
berwarna.
Al2(SO4)3(aq)
larutan asam
Al(OH)3
Saat kertas lakmus dicelupkan: Lakmus merah tetap merah. Lakmus biru menjadi merah.
1mL larutan tawas +
Larutan tawas: tidak
Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq)
NaOH 2M
berwarna.
Tetes 1 > endapan
Larutan NaOH: tidak
3Na2SO4
berwarna.
Saat NaOH berlebih :
Saat ditetesi NaOH:
Al(OH)3(s) + NaOH
+ 2 tetes : terbentuk
NaAl(OH)4(aq)
endapan putih.
Ditambah HCl :
Tetes 2 > endapan larut
+ HCl 1M Tetes 1 > perubahan Tetes 2 > tidak ada perubahan lagi
2Al(OH)3(s) +
NaAl(OH)4(aq) + HCl(aq)
larut dan larutan tak
Al(OH)3(s) + NaCl(aq) +
berwarna.
H2O(l)
HCl: tak berwarna.
Saat HCl berlebih :
Saat ditetesi HCl:
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq)
+ 3 tetes: terbentuk
AlCl3(aq) + 3H2O(l)
endapan putih. + 17 tetes: endapan larut dan larutan tak berwarna.
amfoter.
Endapan Al(OH)3 setelah
ditambah
NaOH,
sifatnya
asam (reaksi 1)
Endapan Al(OH)3 setelah
+ 10 tetes : endapan
bersifat
ditambah
HCl, sifatnya basa (reaksi 3)
1mL larutan tawas +
Larutan tawas: tidak
Al2(SO4)3(aq) +
(NH4)2S(aq) → endapan
berwarna.
3(NH4)2S(aq) + 6H2O(l) juga dapat bersifat
Larutan (NH4)2S:
2 Al(OH)3(s) + 3H2S(g) +
amfoter saat bereaksi
tidak berwarna.
3(NH4)2S(aq).
dengan garam
Endapan NaOH
diambil 2M
+
(sampai
endapan larut
Senyawa aluminium
Saat ditambah (NH4)2S :
Al(OH)3(s) + NaOH(aq)
+ 15 tetes : muncul
NaAl(OH)4(aq).
endapan. Saat ditambah NaOH: + 5 tetes : endapan larut kembali dan lrutan tak berwarna.
PEMBAHASAN
Percobaan pertama dan kedua memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui sifat dari logam aluminium. Pada percobaan pertama, lempeng Al yang dicelupkan ke dalam larutan NaOH 2M membuat gelembung gas muncul dalam larutan. Gelembung gas tersebut adalah gas H 2, menurut persamaan reaksi berikut 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g) Dan dalam larutan terbentuk natrium aluminat NaAl(OH) 4. Ini menunjukkan kelarutan aluminium dalam NaOH 2M. Setelah itu, lempeng aluminium dicuci dengan air dan setelah dicuci, aluminium digosok dengan kapas basah HgCl 2. Setelah digosok, kapas menjadi berwarna abu-abu dan lempeng aluminium menjadi mengkilat. 2Al(s) + 3HgCl2(aq) → 2AlCl3(aq) + 3Hg(s) 4Al(s) + 6H2O(l) → 2Al2O3(aq) + 6H2(g) Hal ini disebabkan karena Al membentuk amalgam dengan Hg sehingga oksida yang menempel pada aluminium menjadi tergerus. Pada percobaan kedua, potongan lempeng aluminium masing-masing dimasukkan ke dalam tabung berisi larutan NaOH, NaCO 3 panas, dan HCl. Setelah bereaksi, semua tabung menghasilkan gelembung gas H 2 tetapi dengan jumlah yang berbeda-beda. 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g) 2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) → 2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) + 3H2(g) 2Al(s) + HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)
Gelembung gas yang muncul dalam NaOH lebih banyak dari gelembung gas yang muncul dalam Na2CO3 panas yang memiliki lebih banyak jumlah gelembung dari gelembung yang muncul pada larutan HCl. Namun, pada tabung 2, Na2CO3 harus benar-benar dalam keadaan panas. Jika pada keadaan dingin, tidak terlihat gelembung muncul dalam l arutan. Hal ini disebabkan karena aluminium tidak dapat langsung membentuk ikatan dengan ion karbonat. Jadi dapat dikatakan pula bahwa kelarutan aluminium dalam NaOH > Na 2CO3 panas > HCl sehingga aluminium lebih cenderung larut dalam larutan basa daripada dalam larutan asam. Dimulai dari percobaan ketiga, percobaan bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat senyawa aluminium, yaitu senyawa Al(OH) 3. Pada percobaan ketiga, yang dilakukan adalah menguji sifat dari larutan Al2(SO4)3 atau larutan tawas dengan kertas lakmus. Adapun reaksi hidrasi dari padatan tawas menjadi larutan Al2(SO4)3(s) + H2O(l) → Al2(SO4)3(aq) Setelah ditetesi dengan larutan Al 2(SO4)3, kertas lakmus biru berubah warna menjadi merah dan kertas lakmus merah tetap berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa Al2(SO4)3 merupakan garam asam yang terbentuk dari asam kuat H 2SO4. Percobaan keempat, diuji sifat dari senyawa aluminium Al(OH) 3. Dari 1mL larutan tawas yang diberi 2 tetes NaOH 2M terbentuk endapan putih Al(OH) 3 seperti yang ditunjukkan reaksi berikut: Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) → 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq) Dalam reaksi ini endapan Al(OH) 3 bersifat asam karena dapat bereaksi dengan NaOH yang terus ditambahkan sampai 10 tetes sehingga endapan putih larut membentuk larutan NaAl(OH)4 tak berwarna Al(OH)3(s) + NaOH(aq) → NaAl(OH)4(aq) Setelah itu larutan ditetesi 3 tetes HCl 1M yang membuat terbentuk endapan putih Al(OH)3 kembali, NaAl(OH)4(aq) + HCl(aq) → Al(OH)3(s) + NaCl(aq) + H2O(l) Dalam reaksi ini endapan Al(OH) 3 sudah bersifat basa karena dapat bereaksi kembali dengan HCl berlebih yang terus ditambahkan sampai 17 tetes sehingga endapan larut membentuk AlCl3 Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l) Sehingga dalam percobaan ini dapat dibuktikan bahwa senyawa Al(OH) 3 adalah senyawa amfoter.
Percobaan terakhir, mereaksikan 1mL larutan tawas dengan larutan (NH 4)2S sebanyak 15 tetes sehingga muncul endapan putih Al(OH) 3, Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2SO4(aq) + 6H2O(l) → 2Al(OH)3(s) + 3H2S(g) + 3(NH4)2SO4(aq) Setelah itu, endapan yang terbentuk diambil dengan disaring dan dipindahkan dalam tabung reaksi. Endapan tersebut diberi 5 tetes NaOH 2M dan membuat endapan larut membentuk aluminat NaAl(OH)4, Al(OH)3(s) + NaOH(aq) → NaAl(OH)4(aq) Sehingga keamfoteran senyawa Al(OH) 3 dapat juga muncul saat bereaksi dengan garam. Dalam reaksi di atas menunjukkan bahwa Al(OH) 3 bersifat asam (bereaksi dengan basa membentuk aluminat) walaupun merupakan suatu hidroksida.
KESIMPULAN
Dari serangkaian percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa sifat aluminium dan senyawanya adalah sebagai berikut: 1. Logam aluminium dapat membetuk amalgam aluminium dengan Hg
2+
.
2. Logam aluminium memiliki kelarutan dalam larutan basa lebih tinggi dibanding dalam larutan asam (kelarutan dapat dilihat dari gelembung gas H 2 yang ditimbulkan dari reaksi). 3. Larutan tawas merupakan larutan garam asam. 4. Senyawa aluminium, dalam hal ini Al(OH) 3, merupakan senyawa hidroksida yang bersifat amfoter. 5. Keamfoteran Al(OH)3 dapat muncul saat bereaksi dengan larutan asam, basa, maupun garam.
JAWABAN PERTANYAAN
1. terangkan sifat amfoter aluminium berdasarkan percobaan yang anda lakukan! 2. Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan-percobaan tersebut! 3. Jelaskan kegunaan aluminium! Jawaban: 1. Pada saat senyawa aluminium ditambahkan dengan larutan basa hingga terbentuk endapan putih aluminium bersifat asam, sampai pada akhirnya ditetesi dengan larutan basa berlebih sifatnya
berubah menjadi basa. Pada saat senyawa tersebut
ditambahkan dengan larutan asam dan terbentuk endapan putih, senyawa tersebut memiliki sifat basa, hingga pada saat ditambahkan dengan larutan asam berlebih sifatnya berubah dari basa menjadi asam. 2. Reaksi-reaksi yang terjadi: Pada percobaan ke 1 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g) 2Al(s) + 3HgCl2(aq) → 2AlCl3(aq) + 3Hg(s) 4Al(s) + 6H2O(l) → 2Al2O3(aq) + 6H2(g)
Pada percobaan ke 2 2Al(s) + 2NaOH(aq) + 6H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g) 2Al(s) + Na2CO3(aq) + 7H2O(l) 2NaAl(OH)4(aq) + 3H2(g) + CO2(g) 2Al(s) + 6HCl(aq) 2AlCl3(aq) + 3H2(g) Pada percobaan ke 3 Al2(SO4)3(s) + H2O(l) Al2(SO4)3(aq) Pada percobaan ke 4 Saat ditambah NaOH Al2(SO4)3(aq) + NaOH(aq) 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq) Saat Ditambah NaOH berlebih Al(OH)3(s) + NaOH(aq) NaAl(OH)4(aq) Saat ditambah HCl NaAl(OH)4(aq) + HCl(aq) 2Al(OH)3(s) + NaCl(aq) + H2O(l)
Saat Ditambah HCl berlebih Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) AlCl3(aq) + 3H2O(l) Pada percobaan ke 5 Pada saat ditambahkan (NH 4)2S Al2(SO4)3(aq) + 3(NH4)2S(aq) + 6H2O(l)
2Al(OH)3(s) + 3H2S(g) +
3(NH4)2SO4(aq) Pada saat ditambahkan (NH 4)2S berlebih 2Al(OH)3(s) + NaOH(aq) NaAl(OH)4(aq)
3. Kegunaan dari aluminium yaitu adalah: 1. alat piranti untuk memasak 2. digunakan pada otomobil, pesawat terbang, truck, real kereta api, dan kapal l aut 3. untuk pengemasan makanan-makanan( kaleng, alumunium foil) 4. digunakan pada bidang konstruksi(jendela, pintu dll) 5. Serbuk aluminium, yang mempunyai bentuk perak yang biasa digunakan dalam cat. Serpihan aluminium juga dimasukkan dalam cat alas, terutama kayu cat.
DAFTAR PUSTAKA
Amaria. Ahmad Lutfi, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II: Unsur-unsur Golongan Utama. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Anonim. Aluminium. http://en.wikipedia.org/wiki/Aluminium diakses 17 Maret 2012 08:23. Anonim. Amphoterism. http://en.wikipedia.org/wiki/Amphoterism diakses 17 Maret 2012 08:23. Clark, Jim. Reaksi-reaksi Kimia Unsur Periode 3. http://www.chem-is-try.org/ diakses 17 Maret 2012 08:25. th Lee, J.D.. 1996. Concise Inorganic Chemistry 4 edition. London: Chapman & Hall.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi ke-5. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
View more...
Comments