alkohol absolut
November 10, 2017 | Author: Cristiano Ebry | Category: N/A
Short Description
Download alkohol absolut...
Description
LAPORAN KIMIA ORGANIK II ALKOHOL ABSOLUT
Kelompok C15 : Yasintha Elie (1070911) Joselin Widjaja (1070918)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA 2008
DAFTAR ISI Daftar Pustaka....................................................................................................... Bab I. Prosedur Kerja............................................................................................ Bab II. Dasar Teori................................................................................................ Bab III. Tujuan Percobaan..................................................................................... Bab IV. Alat dan Bahan......................................................................................... Bab V. Reaksi Kimia dan Mekanisme Reaksi....................................................... Bab VI. Skema Cara Kerja.................................................................................... Bab VII. Gambar Penggunaan dan Pemasangan Alat........................................... Bab VIII. Hasil Percobaan..................................................................................... Bab IX. Pembahasan dan Diskusi.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA Furniss BS, et al, 1989, Vogel’s Textbook of Practical Organic Chemistry, 5 th edition, John Wiley and Sons, New York, 400-401. Mc Murry J, 2000, Organic Chemistry, 5th edition, Brooks / Cole Publishing Company Pasific Grove, USA, 654-656.
BAB I PROSEDUR KERJA Ethanol of a high degree of purity is frequently required in preparative organic chemistry. For some purposes ethanol of c. 99.5 per cent purity is satisfactory; this grade may be purchased (the ‘absolute alcohol’ of commerce), or it may be convenientlyprepared by the dehydration of rectified spirit with calcium oxide. Rectified spirit is the constant boiling point mixture which ethanol forms with water, and usually contains 95.6 per cent of ethanol by weight. Whenever the term ‘rectified spirit’ is used in this book, approximately 95 per cent ethanol is to be understood. Ethanol which has been denaturated by the incorporation of certain toxis additives, notably methanol, to render it unfit for consumption, constitutes the industrial spirit (industrial methylated spirit, I M S) of commerce; it is frequently a suitable solvent for recrystallisations. Dehydration of rectified spirit by calcium oxide. Pour the contents of a Winchester bottle of rectified spirit (2-2.25 litres) into a 3-litre round-bottomed flask and add 500 g of calcium oxide which has been freshly ignited in a muffle furnace and allowed to cool in a desiccator. Fit the flask with a double surface condenser carrying a calcium chloride guard-tube, reflux the mixture gently for 6 hours (preferably using a heating mantle) and allow to stand overnight. Reassemble the condenser for downward distillation via a splash head adapter to prevent a carry-over of the calcium oxide in the vapour stream. Attach a receiver flask with a side-arm receiver adapter which is protected by means of a calcium chloride guard-tube. Distil the ethanol gently discarding the first 20 ml of distillate. Preserve the absolute ethanol (99.5%) in a bottle wit a well fitting stopper. ‘Super-dry’ ethanol. The yields in several organic preparations (e.g malonis ester syntheses, reductions involving sodium and ethaniol, etc) are considerably improved by the use of ethanol of 99.8 per cent purity or higher. This very high grade ethanol may be prepared in several ways for commercial absolute alcohol or form the product of dehydration of rectified spirit with calcium oxide.
The method of Lund and Bjerrum depends upon the reaction : Mg + 2 EtOH → H2 + Mg(OEt)2 Mg(OEt)2 + 2 H2O → Mg(OH)2 + 2 EtOH
(1) (2)
Reaction (1) usually proceeds readily provided the magnesium is activated with iodine and the water content does not exceed 1 per cent. Subsequent interaction between the magnesium ethanolate and wter gives the highly insoluble magnesium hydroxide; only a slight excess of megnesium is therefore necessary. Fit a dry 1.5- or 2-litre round-bottomed flask with a double surface condenser and a calcium chloride guard-tube. Place 5 g of clean dry magnesium turnings and 0.5 g iodine un the flask, followed by 50-75 ml of commercial absolute ethanol. Warm the mixture until the iodine has disappeared: if a lively evolution of hydrogen does not set in, add a further 0.5 g portion of iodine. Continue heating until all the magnesium is converted into ethanolate, then add 900 ml of commercial absolute ethanol and reflux the mixture for 30 minutes. Distil off the ethanol directly into the vessel in which it is to be stored, using an apparatus similar to that described for the dehydration of rectified spirit. The purity of the ethanol exceeds 99.95 per cent provided adequate precautions are taken to protect the distillate from atmospheric moisture. The super-dry ethanol is exceedingly hygroscopic; it may with advantage be stored over a Type 4A molecular sieve.
BAB II DASAR TEORI Etanol 95% merupakan campuran azeotrop dengan air yang memberikan titik didih minimum pada 78,15ºC. Untuk memperoleh alkohol absolut dari etanol 95% tidak bisa dilakukan destilasi fraksi. Untuk menghilangkan 5% air dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan menambah CaO sehingga bereaksi dengan air membentuk Ca(OH)2, sehingga etanol dapat diperoleh melalui destilasi sederhana. Etanol absolut tidak stabil, selalu cenderung membentuk campuran azeotrop bila kontak dengan udara.
Alkohol Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Dalam kimia, alkohol adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Struktur gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer. Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2metilpropan-2-ol.
Rumus kimia Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH.
Penggunaan Alkohol dapat digunakan sebagai bahan baker otomotif. Ethanol dan methanol dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding gasoline atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antifreeze di radiator. Untuk menambah penampilan Mesin pembakaran dalam, methanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
Nama - nama alkohol Ada dua cara menamai alkohol: nama umum dan nama IUPAC. Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkyl, lalu menambahkan kata “alkohol”. Contohnya, “metal alkohol” atau “etil alkohol”. Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya, menghapus “a” terakhir, dan menambah “ol”. Contohnya, “methanol” dan “etanol”.
Sifat fisika dan pH Gugus hidroksil mengakibatkan alkohol bersifat polar. Dan alkohol merupakan asam lemah.
Methanol dan etanol Dua alkohol paling sederhana adalah methanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang strukturnya sebagai berikut: H | H-C-O-H | H metanol
H H | | H-C-C-O-H | | H H etanol
Dalam peristilahan umum, “alkohol” biasanya adalah etanol atau grain alkohol. Etanol dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat
umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
Alkohol umum •
isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3CCH(OH)-CH3, atau alkohol gosok
•
etilena glikol (etana-1,2-diol)
HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan
komponen utama dalam antifreeze •
gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
•
Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Jenis – jenis alkohol Alkohol Primer Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil. Beberapa contoh alkohol primer antara lain:
Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Pada masing-masing contoh di atas, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan sebuah gugus alkil. Ada pengecualian untuk metanol, CH3OH, dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang membawa gugus -OH. Alkohol sekunder Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda. Contoh:
Alkohol Tersier Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda. Contoh:
Oksidasi Jenis – Jenis Alkohol Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah sebuah larutan natrium atau kalium dikromat (V) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium(III). Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah
Alkohol primer Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam. Oksidasi parsial menjadi aldehid Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali. Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO.
Persamaan lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang persamaan setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi dinyatakan sebagai [O]. Penulisan ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:
Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi berlangsung. Kita bisa membuat sebuah struktur sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer dengan aldehid yang terbentuk.
Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran. Alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi telah selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai berikut:
Persamaan reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:
Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni pembentukan etanal dan selanjutnya oksidasinya.
Reaksi yang terjadi pada tahap kedua adalah:
Alkohol Sekunder Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon. Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk yang terbentuk. Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat bahwa ada sebuah atom oksigen yang "disisipkan" antara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat. Untuk
alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat. Alkohol Tersier Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut. Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk ikatan rangkap C=O.
Destilasi Destilasi merupakan suatu proses pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan pada titik didih. Secara sederhana destisi dilakukan dengan memanaskan/menguapkan zat cair lalu uap tersebut didinginkan kembali supaya jadi cair dengan bantuan kondensor. Sejarah Destilasi Sebelum membahas lebih lanjut tentang destilasi kita akan mencoba menelusuri terlebih dulu sejarah destilasi tersebut. Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di Mesopotamia pada millennium
ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri dibawa oleh kimiawan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat parfum. Pada abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia yang benar-benar murni melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu Hayam menjadi insiprasi dalam destilasi skala mikro, karena penemuannya di bidang destilasi yang masih dipakai sampai sekarang. Petroleum pertama kali di dsetilasi oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9, untuk destilasi karosin minyak tanah pertama ditemukan oleh Avicenna pada awal abad ke-11. Macam – macam destilasi Destilasi sederhana Biasanya destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya rendah, atau memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak. Destilasi bertingkat (fraksionasi) Proses ini digunan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan.Pada dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak. Destilasi azeotrop Digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
Destilasi vakum(destilasi tekanan rendah) Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak pada pemansan yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu rendah dengan menurunkan tekanan. Refluks/ destrusi Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks. Destilasi kering Prinsipnya memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya. Contohnya untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
CaO Kalsium (Latin calcis, bermaksud "kapur") telah diketahui seawal abad pertama apabila orang Rom kuno menyediakan kapur dalam bentuk kalsium oksida. Namun hanya pada tahun 1808 di England, Sir Humphrey Davy telah mengasingkannya dengan mengelektrolisiskan campuran kapur dan raksa oksida. Davy pada masa itu coba untuk mengasingkan kalsium apabila beliau terdengar bahwa Berzelius dan Pontin telah menyediakan kalsium amalgam dengan mengelektrolisiskan kapur dalam raksa, lantas beliau telah mencobanya sendiri. Beliau telah menggunakan elektrolisis sepanjang hayatnya dan telah menemui mengasingkan magnesium, strontium dan barium.
Kapur boleh didapati dengan membakar batu kapur (Kalsium karbonat CaCO3). Apabila dibakar dengan suhu tertentu ia mengeluarkan gas yang dipanggil karbon diaksida (CO2) dan menjadi kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida ini kemudiannya dicampur dengan sedikit air yang menyebabkan ia mencerap dan mengembang disamping menghasilkan haba serta menjadi serbuk kapur yang dikenal sebagai kalsium hidroksida (Ca(OH2). Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium hidrokida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2) dengan larutan natrium hidroksia (NaOH). Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan). Nama mineral Ca(OH)2 adalah portlandite, karena senyawa ini dihasilkan melalui pencampuran air dengan semen Portland. Suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air disebut juga milk of lime (Bahasa Inggris:milk=susu, lime=kapur). Larutan Ca(OH)2 disebut air kapur dan merupakan basa dengan kekuatan sedang. Larutan tersebut bereaksi hebat dengan berbagai asam, dan bereaksi dengan banyak logam dengan adanya air. Larutan tersebut menjadi keruh bila dilewatkan karbon dioksida, karena mengendapnya kalsium karbonat. Pada 512°C kalsium hidroksida terurai menjadi kalsium oksida dan air. Kalsium oksida (kapur) digunakan dalam kebanyakan proses penapis kimia dan dihasilkan dengan memanaskan dan mencampurkan air secara berhatihati kepada batu kapur. Apabila kapur bercampur dengan pasir, ia mengeras menjadi mortar dan diubah menjadi plaster melalui pengambilan karbon dioksida. Jika dicampur dengan sebatian-sebatian lain, kapur membentuk bahagian penting dalam simen Portland.
BAB III TUJUAN PERCOBAAN Tujuan percobaan ini adalah a. Memahami cara memisahkan campuran azeotrop b. Mampu memperoleh alkohol absolut tanpa kontak dengan udara luar
BAB IV ALAT DAN BAHAN a. Alat : • Seperangkat alat refluks • Seperangkat alat destilasi sederhana • Tabung CaCl2 • Heating mantle • Gelas ukur • Labu hisap • Adaptor / alonga • Pipa bengkok • Labu alas bulat
b. Bahan (
1 prosedur): 20
• Etanol 95%
100 ml
• CaO
25 g
BAB V REAKSI KIMIA DAN MEKANISME REAKSI C2H5OH . 2 H2O + CaO Etanol 95%
→ Ca(OH)2 + C2H5OH absolut
kalsium
kalsium
Oksida
hidroksida
alkohol absolut
BAB VI CARA KERJA
Cara kerja dari diktat dan petunjuk praktikum kimia organik (
1 prosedur): 20
1. Dimasukkan ke dalam 250 ml labu alas bulat leher pendek sekitar 100 ml etanol 95% dan tambahkan 25 g CaO, tambahkan beberapa butir batu didih. 2. Dipasang pendingin balik, di atas pendingin dihubungkan dengan tabung CaCl2. 3. Refluks campuran selama 1 jam, didiamkan 30 menit. 4. Dilakukan destilasi sederhana untuk memperoleh alkohol absolut, di mana penampung juga dihubungkan dengan tabung CaCl2 (1-2 tetes destilat pertama dibuang). 5. Ditentukan titik didih dan ditentukan indeks bias. Skema kerja : Timbang 25 g CaO
Ukur etanol 95% sebanyak 100 ml
Masukkan etanol 95% 100 ml dan CaO 25 g ke dalam labu alas bulat leher pendek lalu masukkan batu didih
Direfluks selama 1 jam dengan pendigin balik dan di atas pendingin balik dipasang tabung CaCl2
Diamkan 30 menit
Lakukan destilasi dan penampung juga dihubungkan dengan tabung CaCl2 (1-2 tetes destilat pertama dibuang)
Timbang hasilnya dan tentukan titik didihnya serta indeks buasnya
BAB VII GAMBAR PENGGUNAAN DAN
PEMASANGAN ALAT
BAB VIII HASIL PERCOBAAN
Hasil percobaan: -
Ketetapan alam
: 78,5ºC
-
Ketetapan alam praktis
: 75°C
-
Hasil praktis
: 40,0 g
-
Persentase hasil
: 75,8229 g ×100 % = 52 ,75 %
40 ,0 g
BAB IX PEMBAHASAN DAN DISKUSI
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan alkohol absolut (99,5%), caranya adalah dengan mengukur alkohol 95% dan menimbang CaO lalu mencampurkan kedua zat tersebut dalam labu alas bulat leher pendek. Pemilihan labu juga harus diperhatikan, jangan sampai isi labu kurang dari ½ nya dan tidak melebih 2/3 nya. Hal ini untuk mencegah banyaknya cairan yang hilang dan menghindari atas kemungkinan terjadi percikan. CaO yang dicampur dengan etanol berfungsi sebagai zat pengering karena dapat menghilangkan 5% air dari etanol dan dapat bereaksi dengan air membentuk etanol-kalsium hidroksida yang sukar larut, Ca(OH)2. CaO tidak boleh dibiarkan di udara terbuka karena CaO bersifat higroskopis. CaO yang digunakan harus memenuhi standar yaitu : a. Tidak bereaksi dengan zat organik b. Kapasitas mengeringkan besar dan harus dapat bekerja cepat c. Tidak larut cairan organik dan mudah dipisahkan d. Tidak mempunyai efek katalitik untuk terjadinya reaksi kimia dari senyawa organik, misalnya polimerisasi, reaksi kondensasi, oto-oksidasi, dan lain-lain. e. Sifat tidak stabil seperti higroskopis, deliquescent, dan eflorescent. f. Murah dan mudah didapat. Setelah CaO dan etanol bercampur, masukkan batu didih supaya tidak terjadi bumping. Lalu campuran CaO dan etanol tersebut direfluks dengan pendingin bola selama 6 jam supaya uap yang terbentuk dapat terkondensasi kembali. Bolabola pada pendingin ini gunanya untuk memperluas pekerjaan pendingin supaya pendinginan sempurna. Di atas pendingin bola dipasang tabung CaCl2 yang berisi CaCl2 anhidrida dan ditutup dengan kapas. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi zat dari pengaruh uap air dan melindungi zat dari CO 2 sehingga bisa didapatkan alkohol absolut. Setelah refluks selesai, diamkan 1 malam. Lalu lakukan destilasi sederhana dengan seperangkat alat destilasi, penampung hasil destilasi juga dihubungkan dengan tabung CaCl2 dan buang 20 ml destilat pertama. Pada waktu destilasi, jangan sampai terjadi bumping, cara menghindari bumping adalah : 1.
Pengadukan
2.
Penambahan batu didih
3.
Pemanasan merata
4.
Isi labu tidak lebih dari 2/3 volume labu Selesai destilasi, timbang hasilnya, tentukan titik didih serta indeks biasnya. Selain CaO, bahan lain yang dapat digunakan untuk menghilangkan air dalam etanol 95% adalah benzen karena campuran azeotrop benzen-air-etanol akan menguap lebih dahulu.
Surabaya, 18 November 2008
Yasintha Elie
Joselin Widjaja
View more...
Comments