Alkaloid Kel.6
October 1, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Alkaloid Kel.6...
Description
TUGAS KIMIA BAHAN ALAM LAUT
Kelompok 6 Muhammad Amin
509 16 011 196
SRI HANDAYANI
517 20 011 116
MEGAWATI . M
517 20 011 117
IKA YULIARTI
517 20 011 063
Zara Dewi Anggraini Agustina 516 20 011 190
JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS PANCA SAKTI MAKASSAR 2021
KATA PENGANTAR
ALAM
Pujii syukur Puj syukur kami panjat panjatkan kan ke Hadira Hadiratt Allah Allah SWT karena karena atas atas Berkah Berkah,, Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Kimia Bahan Alam Laut mengenai Alkaloida. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah dosen kuliah Kimia Bahan Alam Alam Laut. Laut. Selain Selain itu, makala makalah h ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Alkaloid bagi pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata Kimia Bahan Alam Laut yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini. Penulis Kelompok 6
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Be Belakang
Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan alam yang melimpah, hampir segala jenis tumbuhan dapat tumbuh di Negara ini (Rahmawan, 2008 dalam Aksara, et al ..,, 2013). Wilayah hutan tropika tropika Indonesia Indonesia memiliki keanekaragaman keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia setelah Brazil, Indonesia dikenal terdapat lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat. Namun baru 1.000 jenis saja yang sudah di data, sedangkan baru sekitar 300 jenis yang sudah dimanfaatkan untuk pengobatan pe ngobatan tradisional (Arief, 2008 dalam Aksara, et al ., ., 2013). Kekayaan alam di Indonesia perlu dilestarikan mengingat peranan dan khasiat tumb tumbuh uhan an da dapa patt memb member erik ikan an manf manfaa aatt ba bagi gi ke kese seha hata tan n masy masyar arak akat at.. Tumb Tumbuh uh– – tumbuhan merupakan salah satu sumber senyawa bahan alam hayati yang memegang peranan penting dalam pemanfaatan zat kimia berkhasiat. Hal ini didukung oleh penelitian ilmiah, sehingga secara fungsional tidak lagi dipandang sebagai bahan ko kons nsum umsi si maupu maupun n pe peng nghi hias as,, te teta tapi pi se sebag bagai ai ta tana nama man n obat obat yang yang mult multif ifun ungs gsi. i. Penggunaan senyawa bahan alam sebagai obat bukan hal baru, sejak manusia ada dipermukaan bumi, mencoba mengobati berbagai macam penyakit yang di deritanya menggunakan menggu nakan senyawa bahan alam secara turun temur temurun un dan dipergunak dipergunakan an sampai sekarang. Berbagai tumbuhan liar maupun yang dipelihara secara tradisional dapat diperg dip ergunak unakan an sebagai sebagai obat karena karena memili memiliki ki khasia khasiatt yang yang menyem menyembuh buhkan kan serta serta komposisi kimia yang dimilikinya (Sinaga, 2012). Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom
nitrog nitrogen, en, yang ditemu ditemukan kan dalam dalam jaring jaringan an tumbuh tumbuhan an dan hewan. hewan. Sebagia Sebagian n besar besar senyawa alkaloid bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiosperm. Lebih dari 20% spesies angiosperm mengandung alkaloid (Wink, 2008). Alkaloid dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti bunga, biji, daun, ranting, akar dan kulit kul it batang batang.. Alkalo Alkaloida ida umunya umunya ditemu ditemukan kan dalam dalam kadar kadar yang kecil dan harus harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. Pada kehidupa kehidupan n sehari sehari-ha -hari ri alkalo alkaloid id selama selama bertah bertahunun-tah tahun un tel telah ah menari menarik k perhatian terutama karena pengaruh fisiologisnya terhadap bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama. Menurut Liebig hai ini disebabkan karena alka alkalo loiid
ber bersifa sifatt
bas basa,
se sehi hing ngga ga
dapa dapatt
meng mengga gant ntii
bas basa
min iner eral al
dal dalam
mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan. 1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahui Pengertian Peptida 2. Mengetahui Ikatan Alkaloid 3. Mengetahui Reaksi Kimia Alkaloid 4. Penetapan Struktur Alkaloid 1.3 Manfaat
Diharapkan bagi pembaca agar mampu memahami pengertian dari alkaloid, mengetahui jenis-jenis turuna alkaloid , IKatan alkaloid , Reaksi Kimia alkaloid
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Alkaloid
Alkaloid termasuk kelompok molekul metabolit sekunder yang terseber luas di alam dan banyak juga ditemukan dalam biota laut. Nitrogen merupakan ciri utama dari kelompok senyawa ini baik sebagai bahagian dari cincin heterosiklik maupun sebagaii gugus subtituen sebaga subtituen pada cincin. Pada umumnya umumnya molekul molekul alkaloid alkaloid disintesi disintesiss dalam organisme dengan menggunakan asam amino sebagai prazat atau prekursor sintesis. Meskipun ada juga sebagian kecil alkaloid disintesis tidak menggunakan asam asa m amino amino sebaga sebagaii prekur prekursor sor,, kelomp kelompok ok ini dikena dikenall sebagai sebagai pseudo pseudoalk alkalo aloid. id. Karakt Kar akteri eristi stik k kimiaw kimiawii alkalo alkaloid id bersif bersifat at basa, basa, hal ini ter tercer cermin min pada pada penama penamaan an alkaloid yang berasal dari kata alkali yang berarti bersifat basa. Sifat basa molekul alkaloid disebabkan oleh adanya gugus nitrogen yang bersifat basa melekat pada molekul alkaloid. Banyak temuan melalui hasil penelitian menunjukkan penyebaran dan keragaman molekul alkaloid dalam organisme laut sengat luas. Begitu pula manfaat fisiologi dan farmakologi kelompok senyawa ini telah banyak diungkapkan memiliki prospek yang sangat tinggi. Selain dari pada itu, yang cukup menarik para peneliti terhadap adanya keunikan tersendiri molekul alkaloid yang berasal dari organisme laut.
2.2 Pirol Alkaloid Alkaloid pirol terbrominasi telah ditemukan pada berbagai organism laut menunj men unjukk ukkan an strukt struktur ur mo molek lekul ul ya yang ng un unik. ik. Bakte Bakteri ri berwa berwarna rna ungu ungu da dari ri genus genus Alteromonas Alteromon as mengh menghasilk asilkan an tetrabromo tetrabromopirol pirol (4 (4.1 .1)) dan satu alkaloid alkaloid bispirol bispirol ya yaitu itu
heks he ksab abro romo mo-2 -2,2 ,2’’-bi bisp spir irol ol
(4.3)
dila dilapo pork rkan an
ol oleh eh
Ande Anders rson on
(197 (1974) 4)
bers bersif ifat at
anm anmik ikro roba ba terh terhad adap ap Stay Stayphyl phylococc ococcus us aureus aureus, Esch Escheric erichia hia coli , Pseudomonas aerugi aer uginos nosa a dan Candi Candida da alb albica icans ns sec secar ara a in vitro. vitro. Disamp Disamping ing itu adanya adanya alkalo alkaloid id
terbrominasi yaitu asam 4,5-dibromopirol-2-karboksilat 4,5-dibromopirol-2-karboksilat (4.2).
Br
Br
Br
Br
Br
Br N
N
H
H
(4.3) Agel Ag elad adia iann-A A (4.4) su suat atu u al alka kalo loid id ya yang ng memi memili liki ki st stru rukt ktur ur cu cukup kup un unik ik,, merupakan merupa kan kombinasi kombinasi dari unit pirol-piri pirol-piridin-i din-imidaz midazol, ol, telah diisolasi dari spons Agelas nakamurai ya yang ng be bers rsif ifat at an anti ti-a -ang ngio ioge geni nik. k. Al Alka kalo loid id (4.5) diiso diisolasi lasi dari Te Teic icha haxi xinel nella la morc morchel hella la dan Ptilocaulis walpersi men menunj unjukk ukkan an sif sifat at toksi toksitas tas terhadap sel L1210 (Wright and Thompson, 1987). Suatu alkaloid pirol dengan stru strukt ktur ur
2, 2,3, 3,44-tr trib ibro romo mo-5 -5-( -(1’ 1’hi hidr drok oksi si-2 -2’, ’,4’ 4’-d -dib ibro romo mope peni nil) l)
at atau au
di dise sebu butt
pentabromopenilpirol (4.6) diproduksi oleh beberapa bakteri, aktif in vitro terhadap leukemia dan sel melanoma tetapi tidak aktif in vivo (Laatsch dan Pudleiner, 1989). Porpirin corallistin-A (4.7) diisolasi dari Corallistes sp dari karang laut.
2.3 Alkaloid Imidazol
Girollin (4.8) telah ditemkan pada spons Pseudaxissa spons Pseudaxissa cantharella yang aktif terhad terhadap ap P388 pada 0,001-1 0,001-1 g/ml. g/ml. Pada Aplydium sp tel telah ah dil dilapo aporka rkan n dua isomer isomer turunan turuna n 1,2,3-trit 1,2,3-tritian ian (4.9) dan (4.10) keduany keduanyaa menunjukkan menunjukkan keaktivan terhadap P388 dengan nilai IC50 12 dan 13 µg/ml (Copp 1989).
Piro Pi rona nami mida da (4.1 (4.11) 1) diis diisol olas asii dari dari sp spon onss Leucetta Leucetta,, tok oksi sitt te terh rhad adap ap se sell KB dengan MIC 5 µg/ml (Akee 1990). Alkaloid 2-amino imidasol yang dikanal dengan nama namidin (4.12) ditemukan pada Leucetta pada Leucetta chagosensic (Carmely 1989), namidin bersifat sitotoksik terhadap sel P388 dengan IC50 = 2 µg/ml.
Meta Me tabo bollit utam utamaa dari dari spons pons Fili Filipi pina na Oc Ocean eanap apia ia sp sp.. ad adal alah ah al alka kalo loid id oceanap ocea napami amin n (4. (4.13 13)) memiliki kerangka dasar alkaloid imidasol histamin. Bersifat antibacteri antib acterial, al, diisolasi diisolasi dari garam trifluoro trifluoroaseta asetat. t. Struktur Struktur dan konfigurasi konfigurasi mutlak oceanapamin ditentukan oleh data spektroskopi. Senyawa ini menunjukkan aktivitas antimikroba, yang menghambat B. menghambat B. subtilis dan dan E. E. coli pada coli pada 25 g/ disk, S. aureus dan C. albicans pada 50 g/ disk dan P. aeruginosa aeruginosa pada 100 g/ disk..
2.4 Piridin dan Piperidin Dari spon Theonella swinhoei dilaporkan adanya piridin alkaloid theonelladin A-D (4.14 – 4.17) (J.Kobayashi 1989). Senyawa-senyawa tersebut dilaporkan 20 kali
lebi lebih h kuat kuat dari dari ka kafe fein in untuk untuk memb membeba ebask skan an Ca2+ dari reticulum sarcoplasm sarcoplasmic. ic. Perbandingan aktivitas keempat senyawa tersebut ditunjukkan pada tabel 4.1. 4.1.
Tabel 4.1. Aktivitas Theonelladin terhadap P388 dan L1210 No
.
Molekul
L1210 IC50
KB ED50
(µg/ml)
(µg/ml)
1.
(4.14)
4,7
10
2.
(4.15)
1,0
3,6
3.
(4.16)
3,6
10
4.
(4.17)
1,6
5,2
(Sumber : J.Kobayasi 1989) Juga telah dilaporkan alkaloid pridin yang dipisahkan dari Niphates dari Niphates sp, sp , yaitu
nipatine-A (4.18) dan nipatin-B (4.19). Keduanya Keduanya menunjukkan menunjukkan korelasi korelasi molekuler molekuler yang dekat satu sama lainnya dan menunjukkan sifat sitotoksit yang kuat terhadap P388 dengan nilai IC50 = 0,5 µg/ml (Quinon dan Crews, 1987).
Suatu alkaloid makrosikli makrosiklik k yaitu haliklamin-A haliklamin-A (4.20) dan B (4.21), diisolasi da dari ri spons spons genus genus Haliclona dan ilapor ilaporkan kan lebih lebih aktif aktif dalam dalam penguj pengujian ian berbaga berbagaii macam sel (Fusetani 1989).
Dua isomer isomer alkaloid alkaloid piperidin yaitu pseudodistomin-A pseudodistomin-A (4. (4.22) 22) dan B (4.23) meru me rupa paka kan n se sepa pasa sang ng is isom omer er E dan Z te tela lah h di dite temu muka kan n pa pada da ba bagi gian an ku kuli litt Pseudodistoma kanoko. Pseudo Pseudodist distomin omin adalah alkaloid alkaloid piperidin piperidin yang pertama pertama ditemukan dalam organisme spons laut Niphates laut Niphates sp
2.5 Alkaloid Turuna Purin
Benerapa Benera pa alkaloid alkaloid dengan kerangka kerangka dasar purin telah ditemukan di berbagai berbagai organi org anisme sme laut. Telah dilapo dilaporka rkan n bahwa bahwa Saga Sagarti rtia a troglo troglodyt dytes es memil memiliki iki alkaloid alkaloid dengan struktur 1-iminometil-3- metil-6-aminometil-9H-purin metil-6-aminometil-9H-purin (4.24 (4.24)) yang memilki kemampuan menghambat pertumbuhan tumor, virus tanaman atau bakteri. Dilaut Pasifik Pasif ik Utara ditemukan ditemukan Phidolopora Phidolopora pacifica yang mengandung desmetilpidolopin (4.25) yang menunjukkan aktivitas antimikroba.
Spons Fijian Jaspis Fijian Jaspis johnstoni dilaporkan menandung dua nuklesida sitotoksik (ZabriskiE (Zabr iskiE,, 1989). 5-(metoksi 5-(metoksikarboni karbonil) l) turbesidin turbesidin (4.26) dan toyoka toyokamis misin in (4.27). Nuklesida ini memperlihatkan nilai IC50 masing masing-ma -masin sing g 0,0026 0,0026 dan 0,27 µg/ml terhad terhadap ap L1210. L1210. Dari Dari berbaga berbagaii penelit penelitian ian menggs menggsmba mbarka rkan n bahwa bahwa sumber sumber utama utama nukleosida pada spons adalah hasil simbiosis dengan bakteri.
Rigidin (4.28) adalah alkaloid pirolpirimidine telah diisolasi dari bagian kulit Eudistoma cf . rigida. Rigidin menunjukkan akvitas antagonis antagonis Kalmodulin.
2.6 Kuinolisidin dan Indolisidin
Te Tela lah h dila dilapor porka kan n ad adan anya ya ak akal alaoi aoid d la laut ut ya yang ng memi memili liki ki ke kera rang ngka ka da dasa sar r kuinolisidi dan indolisidin. Klavepistin A (4.29) dan klavepistin B (4.30) memiliki keragkaa dasar kuinolisidin keragk kuinolisidin sedangkan stellettamid stellettamid (4.31 (4.31)) memiliki kerangka dasar indo indoli lisi sidi din. n. Kl Klav avep epis isti tin n A da dan n B diis diisol olas asii da dari ri tu tuni nika ka Cl Clave aveli lina na pi pict ctaa ya yang ng menujukkan bersifat aktif terhadap P388 dan tiga tumor pada manusia (A-549, U521 da dan n SN12 SN12K1) K1) denga dengan n IC50 = 1,8 1,8 – 8,5 8,5 µg/m µg/mll (Rau (Raub b 1991) 1991).. St Stel elle lett ttam amid id dite ditemu muka kan n pa pada da sp spons ons Stel Stelle leta ta sp, menunj menunjukka ukkan n aktivi aktivitas tas anti anti fungal fungal dan juga juga mengha men ghambat mbat perkem perkemban bangan gan sel K562 K562 epitel epitelium ium dengan dengan nil nilai ai IC50 = 5,1 µg/ml. (Hirota 1990).
2.7 Indol Alkaloid
Padaa umum Pad umumnya nya al alka kalo loid id indol indol la laut ut meru merupak pakan an se senya nyawa wa-s -sen enya yawa wa ya yang ng sederhana. Namun, beberapa alkaloid indol memiliki bentuk struktural yang unik.. Dari spons Polyfibro Spongia australis telah ditemukan triptamin terbrominasi yakni 5,6-dib 5,6dibrom romotr otript iptami amin n (4.32) dan N-meti N-metil-5 l-5,6,6-dib dibrmo rmotr tript iptami amin n (4.33) diperoleh. menunjukkan menunj ukkan aktivitas aktivitas antibakteri antibakteri in vit vitro pada gram negatif, gram positif, dan menghambat agregasi trombosit darah.
Dari spons Axinella sp telah diisolasi herbindol A (4.34), B (4.35), C (4.36)
yang bersifat sitotoksik dan antifedan (Herb 1990).
Suatu Sua tu bisi bisind ndol ol (4.3 (4.37) 7) telah telah diisol diisolasi asi dari alga alga biru-h biru-hij ijau au Rivularia firma dilapo dilaporka rkan n bersif bersifat at anti-i anti-infl nflama amasi. si. Dragma Dragmacid cidin in (4.38) dit ditemu emukan kan pada pada spons spons Dragmascidon sp bersifat toksit terhadap P388 dengan IC50 3,7 μg/ml dan juga terhadap paru-paru A549, usus besar KCT-8 dan sel payudara MDAMB dengan IC 50 1-10 μg/ml. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh dragmacidon A (4.39) diisolasi
dari spons Pasifik Hexadella Pasifik Hexadella sp. dikumpulkan dari pantai Inggris-Columbia, bersifat sitotoksik terhadap sel L1210 dengan ID50 10 μg/ml. H N Br Br Br Br
N H
(4.37)
Dari Da ri spons spons Tops alkaloid turunan turunan Topsent entia ia qeni qenitri trixx telah dilaporkan beberapa alkaloid topsentin (4.40), topsentin B (4.41) dan topsentin C (4.42), (Bartik 1987) semuanya toksit terhadap ikan. Alkaloid yang serupa juga telah dilaporkan diisolasi dari famili Holichondriidae yaitu dehidrodeoksi dehidrodeoksibromo bromo topsentin topsentin (4.43) memiliki aktvitas invitro terhadap P388. Ashour (2006) telah melaporkan alkaloid indol yang ditemukan pada spesies Petrosia nigricans yang beasal dari Pulau Barranglompo, SulawesiIndonesia yakni nigrikinol [4-((1H-Indol-3-il) metil)-2-amino-5-(1H-indol-3-il)-3H pirol-3-one].
H N
H N
R1
H N O
R2
NH
(4.40) : R1 = R2 = H (4.41) : R1 = OH, R2 = H (4.42) : R1 = OH, R2 = Br
Fascaplisin (4.44) sebagai pigmen merah darah yang diperoleh dari spons Fiji Fascaplysinopsis sp sp.. Fascaplisi Fascaplisin, n, menunjukkan menunjukkan sifat sifat antimikroba antimikroba dan sitotoksi sitotoksik. k. Citorellamin (4,45) dilaporkan aktif terhadap sel L1210 dengan IC50 = 3,7 μg/ml (Roll et al 1985). Citorellamin merupakan alkolid disulfida simetris yang ditemukan pada tunika Polycitorella mariae dilapo dilaporka rkan n pul pulaa memili memiliki ki sif sifat at aktif aktif ter terhada hadap p berbagai mikroorganisme. Br
Cl S HN
N H2
S
H2 N
NH
Cl
(4.45)
Br
β-Karbolin β-Kar bolin termasuk termasuk turunan turunan alkaloid alkaloid triptofan triptofan yang banyak ditemukan ditemukan pada bahan alam laut. Pada Riterella Pada Riterella sigilinoides telah dilaporkan sejumlah alkaloid eudistomin antara lain eudistomin B (4.46), C (4.47) dan D (4.48). Eudistomin B-C dilaporkan toksik terhadap sel L1210 (IC 50 = 3,4; 0,36 dan 2,4 μg/ml) dan sel L5178Y (IC 50 = 3,1; 0,42 dan 1,8 μg/ml) sedangkan eudistomin K dilaporkan sangat aktif terhadap P388. Dari Eudistoma juga juga telah ditemukan eudistomin eudistomin tetrasiklik yaitu yaitu eudistomin E (4.49), K (4.50) da dan n L (4.51) ketiganya memiliki aktivitas antimikroba, anti virus yang sangat kuat.
Br
HO
N
Br
CH3
N H
N N H
H2N
H2N
(4.46)
(4.47)
S-CH3
CH3
HO
R1
Br
O
N
N
N
R2
S N
R
CH3
3
H
H2N (4.49) : R1 =Br, R2 = OH, R3 = H (4.48)
Pada kulit
(4.50) : R1 = H, R2 = H, R3 = Br (4.51) : R1 = H, R2 = Br, R3 = H
tanaman Karibia
Eudi Eudist stom oma a
oliv olivac aceu eum m
telah
ditemukan eudistomin-A (4.52) memiliki pirol-β-karbolin dan eudistomin-G (4.53) memiliki
struktur pirolinil-β-karbolin. HO
N
Br N H
(4.52)
Br
N N H
NH
Br
(4.53)
N HO
N H
(4.53)
N
N
Pa Pada da kuli ulit tanam anaman an Oki Okinawa nawa Eudistoma glaucus tel telah ah ditemu ditemukan kan pula pula turun urunan an eudi eudist stom omiin A (4.53), sen senyawa yawa ini menunj menunjukka ukkan n aktivi aktivitas tas antagon antagonis is kalmodulin yang kuat dan merupakan antagonis kalmodulin per pertama tama berasal dari
laut. Senyawa ini sekitar 15 kali lebih kuat dari W-7, sebuah antagonis kalmodulin terkenal. Telah dilaporkan pula bahwa eudistomin-B dapat berfungsi menghambat Na+, K + ATP-ase, tetapi mengaktifkan ATP-ase oktomiosin, sedangkan eudistominC menunjukkan aktivitas antagonis kalmodulin Charte Cha rtelli lline ne A (4.5 (4.54) 4) adalah β-laktam alkaloid indol yang unik, menunjukan sifat sitotoksisitas secara in vitro terhadap KB, dan sel PS, telah diisolasi dari Chartella papyraceayang papyracea yang dikumpulkan di perairan utara Inggris. Cl O
H N
Br
Br
CH3
Br
CH3
N Br
(4.54)
Empat turunan flustramin, flustramin, yaitu dihidroflust dihidroflustraminramin-C C (4. (4.55 55), ), dan N-oksida flustramin-D (4.56) serta N-oksida C dan N-oksida D telah diisolasi dari bryozoan Flustra foliaceae. foliaceae . Flustramin adalah alkaloid indol yang memiliki aktivitas terhadap mikroba. Oksidasi dihyro flustramine-C dan D menggunakan asam m-klorobenzoat mengha men ghasil silkan kan N-oksi N-oksida da yang berkes berkesusa usaian ian,, masing masing-ma -masin sing g (4.57) dan (4.58). Hubungan biogenetik keempat molekul tersebut dapat diusulkan sebegai berikut. HO
HO
NCH3 N
Br
Isopren
NCH3 Br
H
N H
(4.56)
(4.55)
(O)
( O )
HO
H O
N N Br
N H
(4.57)
CH3 O B r
(4.58)
N H
O
CH3
Grossularin-1 (4.59) dan grossularin-2 (4.60) dapat pula digolongkan kedalam kelompok alkaloid indol karena k arena struktur memiliki unit-unit indol. Keduanya
telah diisolasi diisolasi daritunika daritunika Dendrodoa grosularia (Guyot 1989), toksit terhadap sel L1210 (IC50 = 4 μg/ml), juga sangat toksit terhadap tumor usus besar dengan nilai IC50 = 0,001 μg/ml N(CH3)2
N
N(CH3)2
NH
NH
N O
O
N N H
N N N H
H
(4.59)
OH
(4.60)
Kelompok alkaloid yang memilki struktur molekul lebih kompleks adalah manzamin. manzam in. Manzamin-A Manzamin-A (4.61) dilaporkan dilaporkan sebaga sebagaii garam hidroklori hidroklorida da memiliki memiliki aktivitas terhadap sel P388 dengan IC50 = 0,07 μg/ml, diisolasi dari spons Halielona spons Halielona sp (Sakai 1986). Dari spons yang sama telah ditemukan manzamin-B (4.62) dan C (4.63). Manzamin-D (4.64) dan manzamin-E (4.65) dilaporkan berasal dari spons Xestospongia (Ichibia 1988). Aktivitas manzamin A hingga menzamin E terhadap sel P388 dapat dilihat pada IC 50 berturut-turut yaitu A = 0,07 μg/ml B = 6 μg/ml ; C = 3 μg/ml; D = μg/ml 5 dan E = μg/ml 6.
N H N
N
N H
H
HOH
(4.61)
HOH
N
N C H l
H N
(4.62)
N H
N
N
N
H
N H
H
H
N
R
OH
N
N
(4.64) : R = H
(4.63) O
(4.65) : R = OH
Dilapor Dil aporkan kan pula pula bahwa bahwa famili famili petros petrosiid iidae, ae, sepert seperti, i, Xestospongia sp. dan Petrosia sp, antara lain spons Petrosia spons Petrosia hoeksemai ditemukan mengandung alkaloid manzamine. manzam ine. Dua metabolit metabolit sekunder telah diisolasi diisolasi dari spons Petrosia hoeksemai yang dikole dikoleksi ksi dari dari Pulau Pulau Menjan Menjangan gan,, Bali-I Bali-Indon ndonesi esia. a. Seny Senyawa awa ter terseb sebut ut adalah adalah manzamine A (4. (4.61 61)) dan xestomanzami xestomanzamine ne A (4.6 (4.66). 6). Senyawa alkaloid manzamine dilaporkan memiliki aktivitas antimalaria dan anti-HIV (Murti, 2006)..
N N H
O
N
(4.66)
N CH3
2.8 Quinolin dan Isoquinoline Alkaloids
Di Dila lapor porka kan n bahwa bahwa sp spons ons ge genus nus Sub Suber erit ites es mengand mengandung ung turunan turunan aaptamin aaptamin (4.67), (4.68) dan (4.69) bersifat anti tumor (Fedoreev 1988). Pada spons Aaptos aaptos telah diisolasi alkaloid yang sama (4.70) disamping alkaloid (4.71) yang toksit terhadap sel HeLa, dengan ED 50 0,87 μg/ml. μg/ml. Sekelompok Sekelompok alkaloid alkaloid pirolquinol pirolquinolin in yaitu isobatzellin isobatzellin A-D (4.72-4.74) (4.72-4.74) yang ditemukan ditemukan pada ekstrak ekstrak spons Batzell Batzellaa sp
(Sun 1990). Keempat senyawa tersebut aktif aktif terhadap C. albicans. albicans.
OCH3
OCH3
R1O O
R N 2
N
N N
(4.67) : R1 = CH3, R2 = H (4.68) ; R1 = H, R2 = H (4.69) ; R1 = H R2 = CH CH3
(4.70)
R
H3C
S-CH3
H3C
N
N O O
H2N
N
H2N
N Cl
X
(4.72) ; R = SCH3, X = Cl (4.73) : R = SCH3, X = H (4.74) ; R = H, X = Cl
(4.71)
Spons biru Reniera biru Reniera sp. menghasilkan berbagai alkaloid isoquinoline, renieron (4.75) memiliki kemampuan aktivitas tertinggi sebagai anti-bakteri. Semua alkaloid ya yang ng tela telah h diis diisol olas asii da dari ri sp spons ons Reniera sp sp.. menunj menunjukkan ukkan aktivitas aktivitas antimikrob antimikrobaa terhad terhadap ap mikroo mikroorga rganis nisme me darata daratan n maupun maupun lautan lautan.. Renier Renierone one dan N-form N-formil il-1,2 -1,2-dihidroreni dihid rorenierone erone (4.76 (4.76 dan 4.77 4.77)) keduany keduanyaa menghambat menghambat pembelahan pembelahan sel dalam telur landak laut yang dibuahi. Renierone bersama O-demet O-demetilre ilrenieron nieronee (4. (4.78 78)) dan kribrostatin (4.79) ditemukan pula pada Petrosian pada Petrosian sp. Asal Filipina (El Sayed, 2001)
(4.75)
(4.76); R = H (4.77); R = CH 3
O
O
N HO
HO3S
N
O N H
O O
O
(4.78)
O
(4.79)
Sebuah alkaloid alkaloid isoquinoli isoquinoline ne imbricatin imbricatin (4.8 (4.80) 0) telah diisolasi dari bintang lau autt Dermasterias imbricata. Alkal Alkaloid oid tersebut tersebut menunjukkan menunjukkan aktivitas aktivitas signifikan signifikan anti- neoplastik, juga toksit terhadap L1210 IC 50 < 1 μg/ml (Pathirana, 1986) CH3 NH N
2
N COOH S HO
COOH NH OH
(4.80) OH
Sigel (1970) telah berhasil mengisolasi sejumlah molekul alkaloid kelompok ek ekte tein inas asid idin in bersi bersifa fatt sa sang ngat at aktif aktif te terh rhada adap p se sell P3 P388 88 da dari ri sp spon onss Ecteinascidia turbinata. Ekteinasidin (4.81), (4.82), (4.83) dan (4.84). Berikut Rinehart dkk (1991) melaporkan adanya melekul serupa (4.85) dan (4,86) namun memiliki karakteristik dengan deng an adanya adanya unit unit tetrah tetrahidr idrokar okarboli bolin n sebaga sebagaii penggan pengganti ti tet tetrah rahidr idrois oisoku okuino inolin lin.. Berikut Berik ut ditunjukkan ditunjukkan perbandingan perbandingan ekteinasidi ekteinasidin n berdasarkan berdasarkan tingkat tingkat keaktifan keaktifan invivo. Ekteinasidin memiliki prospek untuk dikembangkan sebagai obat baru.
OCH3
OCH3
CH3
CH3
HO OAcHH H C
HO
H3
NR
H3
OAcHH H
N H
O HSXO
O
C
N R2
H
N
H
O O
HS
O
H 1
RO
O NH
OH N
H3C
HN HO
(4.85) : R1 = OH, R2 = CH3 (4.86) : R2 = OH, R2 = H
(4.81) : R = H, X = OH (4.82) : R = CH3, X = OH (4.83) : R = CH3, X = H (4.84) : R = CH3, X = CN
Tabel 4.2. Aktivitas Ekteinasidin terhadap P388 dan L1210 T/C In vitro In vivo activity No Molekul (μg/Kg) (%) (μg/ml) 1.
(4.81)
3,8
214
0,00093 (P338)
2.
(4.82)
15
167
0,0013
3.
(4.83)
250
111
0,00088 (L1210)
(P388)
(Sumber: Wright, 1990) 2.9 Miscellaneous Alkaloid
Halichlorine (4.87) dan asam pinnaik (4.88) keduanya erat terkait dengan alka alkalo loid id ya yang ng diis diisol olas asii oleh oleh Okin Okinaw awan an dari dari ke kera rang ng Pinna muricata dan spons spons Halichondria okadai. okadai. Kedu Keduaa se seny nyaw awaa menu menunj njukk ukkan an ak akti tivi vita tass an anti ti-i -inf nfla lama masi si,, meskipun dengan mekanisme yang berbeda. Asam pinnaik menghambat cPLA2 in vitro (IC50 = 0,2 mM) sedangkan halichlorine melawan adhesionmolecule-1 (VCAM1) padasel pembuluh darah.
(4.87)
(4.88)
Beberapa bromotirosine turunan alkaloid telah diisolasi dari spons, purealin (4.89) dan lipopur (4.89) lipopureal ealin in A-C (4.90(4.90-4.92 4.92)) tel telah ah dipero diperoleh leh dari dari spons spons Okinaw Okinawan an Psammaplysilla purea.
(4.89)
Pureal Pur ealin in dan lipopu lipopurea realin lin-A -A dan C (4.90 (4.90 dan 4.92) 4.92) mampu mampu mengham menghambat bat aktivitasi aktiv itasion on Na+, K +-AT -ATPas Pase. e. Pureal Purealin in (4.89) (4.89) adalah adalah produk produk alam alam pertam pertamaa yang yang ditemukan untuk aktivitas myosin K. EDTA-ATP-ase dimana enzim ini memiliki aktivitas penghambatan oleh lipopurealin B (4.91).
(4.90) : R = CO (CH2)12CH3 (4.91) : R = CO (CH2)11(CH3)2 (4.92) : R = CO (CH2)14CH3
Bagian kulit selektif mengakumulasi vanadium (atau besi) khususnya dalam sell-sel se -sel dara darah. h. Bag agiian kul kulit Molgula manhattensis te tela lah h meng menghas hasil ilka kan n du duaa tunichromes (4.93 dan 4.94) yang dilaporkan dapat mengakumulasi logam.
(4.93) = R1 = R2 = H (4.94) = R1 = R2 = OH Zoantamin
(4.95),
zoantenamin
(4.96),
zoantamida
(4.97),
deoksizoanta deoksi zoantanamina namina (4. (4.98 98)) dan zoantaminona merupakan kelas baru alkaloid yang telah diisolasi diisolasi dari spesies baru koloni zoantial zoantial dari genus Zoanthus dikumpulkan dari Teluk Benggala. Struktur zoantamin telah ditentukan oleh analisis kristalografi Sinar-X.
(4.95)
(4.96)
(4.97)
(4.98) Alkaloid Alkal oid pertama Aplisepin Aplisepinee (4.9 (4.99) 9) 1,4-benzo-diazepine asal laut diisolasi da dari ri ke keli linc ncii la laut ut Aplysia kurodi. kurodi. The Cangkan Cangkang g molusk moluskaa Guinea Guinea baru Dolabella auric aur icul ular aria ia ditemu ditemukan kan mengand mengandung ung serangk serangkaia aian n chlori chlorin n hij hijauau-bir biru. u. Sal Salah ah satu satu senyaw sen yawaa ini ditemu ditemukan kan khelat khelat nikelnikel-tun tunich ichlor lorin in (4.1 yang g sebelu sebelumny mnyaa hanya hanya (4.100 00)) yan diisol diisolasi asi dari bagian bagian Karibb Karibbean ean Tridi Trididemnum demnum solidum solidum.. Pene Penemua muan n tunich tunichlor lorin in di wilayah laut menunjukkan bahwa kejadian tersebut adalah hewan laut mungkin lebih umum mengkonsumsi ganggang. Tiga alkaloid imidazol, leucettamines A dan B, dan
leucettram leucet tramidine idine diisolasi dari spons Palawan Leucetta microraphis dan strukturnya telah telah dielus dielusida idasi si pada pada analis analisis is spectr spectraa luas luas dasar dasar Leucet Leucettam tamine ine A menunj menunjukka ukkan n Aktivitas leukotrien ampuh mengikat reseptor B4 (Ki = 1,3 M).
(4.99)
(4.100)
Biard melapo Biard melaporka rkan n hasil hasil isolas isolasii dan elusid elusidasi asi str strukt uktur ur dari dari alkalo alkaloid id laut laut lepadiformi lepadi formine ne (4.101) dari bagian kulit tanaman laut Clavel Clavelina ina lepadiformis lepadiformis pada tahun ahun 1994 1994 dan dan kem kemudi udian dari dari C. molucce moluccensi nsiss. Lepa Lepadif diform ormine ine menunj menunjukka ukkan n aktivitas sitotoksik terhadap berbagai lini sel tumor. Baru-baru ini, ditemukan bahwa lepadiformine sangat aktif in vivo dan in vitro dalam sistem kardiovaskular. Struktur lepadi lep adifor formin minee ditent ditentuka ukan n berdas berdasark arkan an analisi analisiss luas luas spektr spektral. al. Baru-bar Baru-baru u
in ini, i,
Kibayashi et al., melaporkan total sintesis dari (-) lepadiformine. Asmarines A (4.102) dan B (4.103) diisolasi dari ekstrak etil asetat spons laut Raspailia sp.ya sp.yang ng diku dikump mpul ulka kan n dari dari in inver verte tebr brat ataa la laut ut pa pada da La Laut ut Mera Merah. h. Alkaoilds ini menunjukkan aktivitas sitotoksik kuat terhadap empat baris sel kanker manusia. Struktur asmarine A dipastikan dengan analisis difraksi sinar-X. Sintesis total alkaloid ini baru-baru ini telah dicapai.
(4.101)
(4.102) (4.103) = 5’ Epi
Berlinck et al., telah melaporkan isolasi dan penjelasan structural alkaloid laut ingenamine ingenamine G (4.104), dan campuran campuran cyclostelletta cyclostellettamines mines baru G, H, I, K dan L dari ri sponge sponge laut Pachychalina sp sp.. Ekstrak metanol ingenamine G (4.105-4 (4.1 05-4.109 .109)) da menu me nunj njuk ukka kan n aktiv aktivit itas as si sito toto toks ksik ik te terh rhad adap ap se sell ka kank nker er HCTHCT-8 8 (k (kol olon on), ), B16 (leukemia), dan MCF-7 (payudara), aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (ATCC 25923), Escherichia Escherichia coli (ATCC 25922), dan empat strain S. aureus oxacilin-resistant, dan aktivitas antimikroba terhadap Mycobacterium tuberculosis strain H37Rv.
(4.104)
Senyawa Seny awa (4.105) diisol diisolasi asi sebaga sebagaii padatan padatan optik optik aktif aktif setela setelah h pemisa pemisahan han berulang pada kromatografi. Rumus molekul senyawa ditentukan sebagai C 32H51 N N2O oleh HR-FABMS (m/z 479,40007, calcd 479,40014). Rumus molekul menunjukkan adanya sembilan derajat ketidakjenuhan.
(4.105) = m = 2, n = 3 (4.106) = m = 1. n = 3 (4.107) = m = 1, n = 4 (4.108) m= 1 n =5 5 (4.109) = = m = 2, n=
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom nitrog nitrogen, en, yang ditemu ditemukan kan dalam dalam jaring jaringan an tumbuh tumbuhan an dan hewan. hewan. Sebagia Sebagian n besar besar senyawa alkaloid bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiosperm. Lebih dari 20% spesies angiosperm mengandung alkaloid (Wink, 2008). Alkaloid dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti bunga, biji, daun, ranting, akar dan kulit kul it batang batang.. Alkalo Alkaloida ida umunya umunya ditemu ditemukan kan dalam dalam kadar kadar yang kecil dan harus harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan didarat maupun dilaut 3.2 Saran
Beriku Ber ikutt saran saran kami kami dari dari penuli penulisan san makala makalah h ini adalah adalah perlu perlu dil dilaku akukan kan pendelaman pengetahuan mengenai Alkaloid.
DAFTAR PUSTAKA Akee R.K., Carroll T.R., Yoshida W.Y., Scheuer P.J., Stout T.J., Clardy J. 1990. Two Imidazole Alkaloids From The Marine Sponge. J. Org. Chem Chem. 55:1944– 1946. Ashour, M. A. A., 2006, Structure Elucidaon of Bioacve Marine Natural Products Using Modern Methods of Spectroscopy , Diseretaon. Anderson RJ, Wolfe MS, Faulkner DJ. 1974, Autotoxic Anbioc Producon By A Marine Chromobacterium. Chromobacterium. Mar Biol . 27:281–285. Berlinck, R.G.S.; Brion, R.; Piers, E.; Lim, L.; Roberge, M.; Moreira da Rocha, R.; Andersen, R.J. 1998, Granulamide and Isogranulamide, Aromac Alkaloids with G2 Checkpo Checkpoint int Inhibion Inhibion Acvity Isolated From The Brazilian Brazilian Ascidian Didemnum granulatum: Structure Elucidaon and Synthesis. J. Org. Chem. Chem. 63, 9850-9856 Biard, J. F.; Guyot, S.; Roussakis, C.; Verbist, J. F.; Vercauteren, J.; Weber, J. F.; Boukef, K. 1994, Tetrahedron Le . 35, 2691. Carme Carmely ly S., Ilan Ilan M., Kashma Kashman n Y. 1989. 1989. 2-Amin 2-Amino o Imida Imidazol zole e Alkalo Alkaloids ids From From The Marine Sponge Leucea chagosensis. Tetrahedron Le . 45:2193–2200. Copp B.R., Copp B.R., Blunt Blunt J.W., J.W., Keyzer Keyzerss R.A., R.A., Munro Munro M.H.G M.H.G and Pannel Pannell, l, L.K., L.K., 1989. 1989. A Biolog Bio logica ically lly Ac Acve ve 1,2,31,2,3-Trit Trithia hiane ne Deriva Derivate te From From The New New Zealan Zealand d Ascidi Ascidian an Aplidium sp. D. Tetrahedron Le . 30(28):3703–3706. El Sayed, K. L., Kelly, M., Kara, U. K., Ang, K. H., Katsuyama, I., Dunbar, D.C., Khan, A. A., and Hamann, M.T., 2001, New Manzamine Alkaloids With Potent Acvity Against Infecous Disease , J. Am. Chem. Chem. Soc., 123, 123, 1804 - 1808. Fedoreev, S. A.; Prokof’eva, N. G.; Denisenko, V. A.; Rebachuk, N. M. 1988, Pharm.Chem. J. (USSR) 22, 615–618. Fusetani Fuseta ni N, Yasumu Yasumuro ro K, Matsun Matsunag aga a S, Hirota Hirota H, 1989, 1989, Halicl Haliclami amines nes A and B, Cytot ytotox oxic ic Mac Macro rocy cyccli licc Alka lkalo loid idss Fr Fro om A Spong ponge e Of The Gen enus us Haliclona. Tetrahedron Le. 30: 6891. Guyot, M., Moquin-Paey, C. 1989, Grossularine-1 And Grossularine-2, Cytotoxic aCarboline Carb oliness From The Tunicate: Tunicate: Dendrodoa grossularia. Tetrahedron Le . 45 (11), 3445– 3450.
Herb, R. et al . 1990. Tetrahedron . 46, 3089. Hirota, H.; Matsunaga, S. & Fusetani, N. 1990. Stelleamide A, An Anfungal Alkaloid From A Marine Marine Sponge Sponge of the Genus Stellea. Tetrahedron Leers, New York, 30:41634164. Ichiba, T.; Sakai, R.; Kohmoto, T.; Saucy, G.; Higa, T. 1988, Tetrahedron Le. 29, 3083-3086. Roll, D.M. Roll, D.M.,, Irela Ireland nd,, C.M. C.M.,, Lu Lu,, H. H.S. S.M. M.,, Cl Clar ardy dy,, J. 19 1985 85,, Fasc Fascap aply lysin sin,, An Unus Unusua uall Anmicro An microbial bial Pigment From The Marine Marine Sponge Sponge Fascaplysinop Fascaplysinopsis sis sp. J. Org. Chem. 53, 3276-8. Ko Koba baya yash shi, i, J. J.,, Mura Muraya yama ma,, T. T.,, and and Ohiz Ohizum umi, i, Y. 19 1989 89.. Th Theo eone nella lladi dins ns AA-D, D, Nove Novell Ann An neo eopl plas asc c Py Pyri ridi dine ne Al Alka kalo loid idss From From The The Okin Okinaw awa a Spon Sponge ge The Theonel onella la swinhoei swinhoei . Tetrahedron Le . 30, 4833
View more...
Comments