June 16, 2019 | Author: Ong Argo Victoria | Category: N/A
PENANGANAN KENAKALAN REMAJA YANG DISEBABKAN MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS Ali Ashadi Email:
[email protected] ABSTRAK
Adapun masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras 2) penanganan kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras. Tujuan dari penelitian penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui dan menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras. 2) Untuk mengetahui dan menjelaskan penanganan kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras Berdasarkan hasil hasil penelitian disimpulkan bahwa: 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya kebiasaan k ebiasaan minum minuman mi numan keras pada kalangan kala ngan remaja adalah rasa ingin tahu, ta hu, lingkungan pergaulan, lingkungan keluarga, pengaruh penjualan minuman keras secara bebas, dan akibat aturan hukum (sanksi dan denda ringan). 2) Penanggulangan kebiasaan minum minuman keras pada kalangan remaja oleh kepolisian di dibagi menjadi 2 tahap yaitu preventif dan represif. Upaya preventif yaitu upaya-upaya awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana meliputi sosialisasi, sosiali sasi, razia minuman keras, dan binamitra, sedangkan upaya represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja atau menghalangi timbulnya t imbulnya peristiwa per istiwa kenakalan yang lebih l ebih hebat meliputi penyitaan, penangkapan, dan penindakan hukum. hukum.
Kata Kunci : Penanganan, Kenakalan Remaja, Minuman Keras
A.
PENDAHULUAN
Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam kemajuan masa depan suatu bangsa. Menghadapi kemajuan zaman atau globalisasi, remaja perlu dipersiapkan sejak dini, baik secara mental maupun spiritual. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi pemuda-pemudi pemuda-pemudi dewasa,
1
biasanya berlangsung antara
usia 12-13 tahun sampai usia 19-20 tahun. Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya karena pada periode itu, seseorang meninggalkan tahap kehidupan anak-anak untuk menuju pada tahap selanjutnya, yaitu tahap kedewasaan.1 Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum
adanya
pegangan, sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Masa remaja dianggap sebagai persiapan untuk memasuki usia dewasa dengan segala
perubahan-perubahan
seperti
perubahan
fisik,
hubungan sosial,
bertambah kemampuan dan keterampilan, serta pembentukan identitas diri. Remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Remaja mulai mencoba-coba bertindak dan berperilaku seperti orang dewasa, misalnya minum-minuman keras. Remaja adalah generasi yang paling berpengaruh dalam mewujudkan cita-cita suatu bangsa, sebagai generasi penerus suatu bangsa dan suatu generasi yang diharapkan oleh suatu bangsa bisa merubah keadaan bangsanya menjadi bangsa yang lebih baik. 2 Keadaan remaja saat ini sangat memprihatinkan, hal tersebut dapat di lihat dari kondisi remaja saat ini yang cenderung lebih bebas dan jarang meperhatikan nilai moral yang terkandung dalam setiap perbuatan yang mereka lakukan.Remaja mempunyai sifat yang cenderung lebih agresif, emosi tidak setabil, dan tidak bisa menahan dorongan nafsu. Rusaknya moral remaja dipengaruhi oleh beberapa hal dan yang paling dominan mempengaruhi perubahan moral remaja adalah faktor pergaulan. Dan banyak remaja di indonesian yang salah dalam memilih pergaulan 1
sehingga
Desmita. 2010, Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 190 Hassan Shadily, 1993, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, PT Rinerka Cipta, Jakarta, hlm. 163 2
2
mereka terjerumus dalam pergaulan bebas diantaranya mengkonsumsi obatobatan terlarang (narkotika), minum-minuman keras, perkelahian antar pelajar, dan seks bebas dan lain sebagainya. 3 Remaja pada hakekatnya sedang berjuang untuk menemukan dirinya sendiri, jika dihadapkan pada keadaan luar atau lingkungan yang kurang serasi penuh kontradiksi dan labil, maka akan mudahlah mereka jatuh pada kesengsaraan
batin,
hidup
penuh
kecemasan,
ketidakpastian
dan
kebimbangan. Hal seperti ini telah menyebabkan remaja-remaja Indonesia jatuh pada kelainan-kelainan kelakuan yang membawa bahaya terhadap dirinya sendiri baik sekarang maupun di kemudian hari.4 Kenakalan remaja adalah suatu masalah yang sebenarnya sangat menarik untuk dibicarakan. Pada akhir-akhir ini, telah timbul akibat negatif yang sangat mencemaskan yang membawa kehancuran bagi remaja itu sendiri dan masyarakat
pada
umumnya.
Beberapa
bentuk
kenakalan
yang
sering
dilakukan seorang remaja seperti merokok, minum-minuman keras, tawuran, mencuri, narkoba, perkelahian, dan masih banyak lagi bentuk kenakalan remaja lainya. Dan berdampak pada sifat atau tindakan yang bisa disebut kenakalan remaja. Kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat asossial bahkan antisosial yang melanggar norma-norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
3 4
Kartini, Kartono, 1997, Patologi II Kenakalan Remaja, Rajawali, Jakarta, hlm. 134. Zakia Darajat, 1973, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak , Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 356
3
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, adalah disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. 5 Berdasarkan
latar
belakang
yang
diuraikan
tersebut
diatas
maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan penelitian ini adalah: 1.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras?
2.
Bagaimana penanganan kenakalan remaja yang disebabkan mengkonsumsi minuman keras? Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah jenis penelitian
yuridis empiris.6 Penelitian yuridis empiris adalah sebuah metode penelitian hukum yang berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata atau dapat dikatakan melihat, meneliti bagaimana bekerjanya hukum di masyarakat, yang
kemudian
menggunakan
pendekatan
penelitian,
jenis pendekatan
kualitatif.7 Pendekatan kualitatif biasanya digunakan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang atau perilaku
5
Hasan Basri, 1996, Remaja Berkualitas, Problematika remaja dan Solusinya, Pustaka Pelajar, hlm. 57 6 Lihat Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial , PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. 10. 7 Lexy J. Moleong, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 26
4
yang diamati, dan selanjutnya dikuatkan dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum yang deskriptif-analitis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut permasalahan.8 Deskriptif karena dalam penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran yang menyeluruh dan sistematis tentang Fokus penelitian. Sedangkan analitis karena dari data-data yang diperoleh akan dianalisis.
B. PEMBAHASAN
1.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja Yang Disebabkan Mengkonsumsi Minuman Keras 9 a. Rasa ingin tahu Motif ingin tahu, bahwa remaja selalu mempunya sifat selalu ingin tahu segala sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya. Misalnya saja ingin tahu bagaimanakah rasanya minuman keras, karena kesibukan orang tua maupun keluarga dengan kegiatannya masingmasing, atau akibat broken home, kurang kasih sayang, maka dalam kesempatan tersebut kalangan remaja berupaya mencari pelarian dengan cara minum-minuman keras. Sarana dan prasarana, sebagai ungkapan rasa
kasih
sayang
terhadap
8
putra-putrinya terkadang orang tua
Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia; Jakarta, hlm. 35. 9 Qibran, Muhammad Khalil. 2014. Tinjauan Kriminologis Terhadap Penyalahgunaan Minum, hlm. 63-66
5
memberikan fasilitas dan uang yang berlebihan, namun hal tersebut disalahgunakan
untuk memuaskan segala keinginan diri remaja
yang
antara lain berawal dari minum minuman keras. b. Ikut-ikutan teman Faktor ini masih berkaitan erat dengan faktor sebelumnya yaitu jika seeorang orang anak yang ingin mencoba, juga karena faktor ikut-ikutan, ancaman dari teman, dan bujukan oleh teman. c. Lingkungan pergaulan Anak yang tinggal dan bergaul di lingkungan yang salah juga sangat berpengaruh
sehingga
beralkohol
dengan
karena
anak bergaul
mengkomsumsi dengan
orang
minuman
yang
sering
mengkomsumsi minuman beralkohol, hal ini disebabkan anak sangat cepat beradaptasi dengan kebiasaan- kebiasaan baru yang belum pernah dilakukannya. d. Lingkungan keluarga Faktor ini masih berkaitan erat dengan faktor sebelumnya yaitu seseorang anak apabila kurang mendapatkan perhatian dan bimbingan dari orang tuanya secara tidak langsung anak akan lebih dekat dengan teman bergaulnya. Anak itu akan terpengaruh
mengkomsumsi
minuman
beralkohol karena faktor kedekatan dengan temannya yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan, bimbingan dan pesan dari orang tuanya untuk tidak mengkomsumsi minuman beralkohol, yang dimana anak apabila sering mendapat bimbingan dan nasehat dari orang tua
6
untuk
tidak mengkonsumsi minuman beralkohol akan menjadi pertimbangan bagi anak tersebut untuk tidak melanggar perkataan orang tuanya. Peristiwa ini terjadi karena kesibukan orang tua yang terlalu banyak sehingga waktu yang diberikan untuk anaknya berkurang. e. Penjualan secara bebas Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri yaitu dengan adanya tempattempat yang menyediakan
atau
menjual
minuman
keras
seperti
restauran, bar, diskotik, kios-kios, dan karaoke yang letaknya disekitar pemukiman masyarakat maka secara langsung maupun tidak langsung dengan sendirinya orang dewasa maupun remaja dapat membelinya. 2.
Penanganan Kenakalan Remaja Yang Disebabkan Mengkonsumsi Minuman Keras a. Upaya Preventif Upaya preventif adalah upaya-upaya awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana. Usaha-usaha yang dilakukan dalam
penanggulangan
secara
preventif
adalah
menanamkan nilai-nilai/norma-norma yang baik sehingga norma-norma tersebut terinternalisasi dalam diri seseorang. Meski ada kesempatan untuk melakukan pelanggaran/ kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan. 1)
Pihak Kepolisian bekerja sama dengan para pemuka-pemuka agama untuk melakukan sosialisasi pencegahan melalui pendekatan secara agama.
7
2)
Pihak Kepolisian bekerja sama dengan pihak aparatur Pemerintah yaitu dengan menempatkan
beberapa aparat
Polsek
ditiap-tiap
kelurahan dan desa untuk mendekatkan masyarakat dengan aparat Polsek. 3)
Pihak Kepolisian memberikan pemahaman dan pengertian kepada pihak masyarakat dan khususnya kepada para kalangan remaja yang banyak bersentuhan dengan masalah minuman keras. Dengan memberi pengertian bahwa minum minuman beralkohol adalah suatu
tindakan
yang
melanggar hukum, dan
sanksi
yang
akan
tentang
diterima
oleh
dijelaskan
pula
mereka apapun dan
bagaimanapun alasannya. 4)
Melakukan penyuluhan tentang bahaya minuman keras terhadap kesehatan bagi para remaja dan peningkatan peran orang tua yang selalu mengawasi pergaulan hidup anaknya, pelaksanaan penyuluhan tersebut dilaksanakan disekolah-sekolah, universitas, dan disetiap desa-desa.
b. Upaya Represif Tindakan represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang
lebih
hebat. 10 Upaya ini dilakukan setelah terjadi tindak
pidana/kejahatan akibat
minum-minuman keras.
Penindakan hukum
dimaksudkan untuk memberikan efek jera kepada pelaku maupun
10
Gunarsa, Singgih. 1989. Psikologi Remaja. PT BPK Gunung Mulya: Jakarta. hlm. 140
8
penjual minuman keras.
Menurut Kartono tindakkan hukum bagi
remaja yang melanggar hukum yaitu berupa hukuman yang sesuai dengan perbuatannya, sehingga dianggap adil, dan bisa menggugah berfungsinya hati nurani remaja untuk hidup susila dan mandiri. 11 Bagi
kasus
yang
menimbulkan
korban,
aparat
kepolisian
menyerahkan kepada keluarga korban mengenai tindakan yang diinginkan diantaranya jalan damai atau jalur hukum. Penyelesaian secara damai berarti keluarga korban merelakan yang telah terjadi, tetapi apabila keluarga korban keberatan dapat mengajukan kepada aparat kepolisian agar kasus kenakalan remaja tersebut diproses lebih lanjut supaya pelaku dapat diberikan sanksi hukum atau sanksi pidana. Remaja
yang
melakukan
pidana,
mengenakan sanksi hukum berdasarkan tentang
Pengadilan
Anak.
aparat UU
kepolisian
No. 3
dapat
Tahun 1997
Undang-Undang tersebut menjelaskan
mengenai tindakan-tindakan yang dapat dilakukan terhadap anak-anak dalam hal
ini remaja yang terlibat
dalam tindak pidana. Aparat
kepolisian melakukan tindakan penyidikan untuk membuktikan bersalah atau tidaknya seorang remaja dalam suatu tindak pidana. Pada pasal 18 dijelaskan setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya. Apabila terbukti bersalah aparat kepolisian selanjutnya melakukan penangkapan dan penahanan untuk diajukan ke sidang pengadilan. Bagi remaja
11
Kartono, Kartini. 2008. Kenakalan Remaja 2. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta hlm. 96
9
yang terbukti melakukan kenakalan serta memiliki kekuatan hukum tetap selanjutnya di tempatkan dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak yang harus terpisah dari orang dewasa. Kenakalan remaja akibat minuman keras menjadi masalah serius bangsa Indonesia sebab remaja adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan peran sertanya di masa depan. Apabila perilaku remaja
buruk tentunya tanggung jawab
memikul
beban untuk menjadi generasi penerus cita-cita bangsa sulit untuk dilakukan.
Oleh
karena
itu,
aparat kepolisian sebagai
salah
satu
lembaga pemerintah ikut serta melakukan beberapa langkah untuk mencapai hasil yang maksimal. Langkah pertama perlu dilakukan persiapan oleh aparat kepolisian adalah dengan membentuk suatu bagian Binamitra.
C. PENUTUP
1. Kesimpulan a. Faktor-faktor
yang
minuman keras lingkungan
pada
mempengaruhi kalangan
pergaulan, lingkungan
tumbuhnya
remaja
kebiasaan
adalah
keluarga,
rasa
pengaruh
minum
ingin
tahu,
penjualan
minuman keras secara bebas, dan akibat aturan hukum (sanksi dan denda ringan). b. Penanggulangan kebiasaan minum minuman keras pada kalangan remaja oleh kepolisian di dibagi menjadi 2 tahap yaitu preventif dan represif. Upaya preventif adalah upaya-upaya awal yang dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak pidana. Usaha-usaha 10
yang dilakukan dalam menanamkan norma
penanggulangan
nilai-nilai/norma-norma
tersebut
terinternalisasi
secara
yang
dalam
baik
preventif
adalah
sehingga
norma-
diri seseorang.
Meski
ada
kesempatan untuk melakukan pelanggaran/ kejahatan tapi tidak ada niatnya untuk melakukan hal tersebut maka tidak akan terjadi kejahatan. Upaya
preventif
meliputi
sosialisasi,
razia
minuman
keras,
dan
binamitra, sedangkan Tindakan represif yaitu tindakan untuk menindas dan menahan kenakalan remaja atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat. Upaya ini dilakukan setelah terjadi tindak pidana/kejahatan akibat minum-minuman keras.
Penindakan hukum
dimaksudkan untuk memberikan efek jera kepada pelaku maupun penjual
minuman
keras. Upaya
represif
meliputi
penyitaan,
penangkapan, dan penindakan hukum. 2. Saran a. Kejahatan
yang
dilakukan
oleh
remaja
sebaiknya
tidak
hanya
dipandang sebelah mata, walupun pelakunya masih te rgolong anak, namun kejahatan yang dilakukan bisa menyamai kejahatan-kejahatan yang dilakukan orang dewasa. Oleh karena itu, sebaiknya aparat penegak hukum benar-benar dapat memahami faktor-faktor penyebab hal tersebut, sehingga dapat mencegah
merumuskan
langkah-langkah
yang
efektif
untuk
agar kasus-kasus kejahatan yang dilakukan remaja tidak
bertambah.
11
b. Upaya-upaya kepolisian
lain
dalam
yang
sebaiknya
mengatasi
juga
masalah
dapat
kenakalan
dilakukan remaja,
oleh adalah
meningkatkan kegiatan -kegiatan sosialisasi tentang kejahatan-kejahatan karena perilaku menyimpang remaja, baik mengenai bahayanya, akibat hukumnya dan hal-hal lainnya agar remaja dapat menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum.
12
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2010, Psikologi Perkembangan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 190 Gunarsa, Singgih. 1989. Psikologi Remaja. PT BPK Gunung Mulya: Jakarta.hlm. 140 Hasan Basri, 1996, Remaja Berkualitas, Problematika remaja dan Solusinya, Pustaka Pelajar, hlm. 57 Hassan Shadily, 1993, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, PT Rinerka Cipta, Jakarta, hlm. 163 Kartini, Kartono, 1997, Patologi II Kenakalan Remaja, Rajawali, Jakarta, hlm. 134. _____________. 2008. Kenakalan Remaja 2. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta hlm. 96 Lexy J. Moleong, 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif , PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm. 26 Lihat Ulber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial , PT. Refika Aditama, Bandung, hlm. 10. Qibran, Muhammad Khalil. 2014. Tinjauan Penyalahgunaan Minum, hlm. 63-66
Kriminologis
Terhadap
Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia; Jakarta, hlm. 35. Zakia Darajat, 1973, Perawatan Jiwa untuk Anak-anak , Bulan Bintang, Jakarta, hlm. 356
13
DATA MAHASISWA S2 (UNISSULA)
NAMA LENGKAP
: ALI ASHADI
NIM
: MH. 20301700004
No Telp
: 081273978888
ALAMAT EMAIL
:
[email protected]
PENDIDIKAN
: S1 Universitas Muria Kudus
PEKERJAAN
: Kepolisian RI
DOSEN PEMBIMBING 1 : Dr. H. Amin Purnawan, SH.,Sp.N.,M.Hum. (NIDN. 06-0612-6501) DOSEN PEMBIMBING 2 : Dr. Hj. Ira Alia Maerani . S.H., M.H. (NIDN. 06- 2004- 6701)
14