Alfath Laporan KP
April 23, 2019 | Author: Muhammad Tri Rizki | Category: N/A
Short Description
ghjgjgjgjgjjg...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Secara ekonomi Indonesia merupakan negara berkembang yang masih harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan di bidang kesehatan, pendidikan dan diberbagai bidang yang lain, namun peningkatan kesejahteraan masyarakat tersebut harus di imbangi juga dengan fasilitas infrastruktur yang memadai. Pembangunan Infrastruktur di Indonesia tentu membutuhkan modal dasar berupa biaya dan ilmu pengetahuan yang cukup dalam pembangunan, salah satunya adalah ilmu Geoteknik. Ilmu Geologi Teknik adalah aplikasi geologi untuk kepentingan keteknikan, yang menjamin pengaruh faktor-faktor geologi terhadap lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan (operation) dan pemeliharaan
masyarakat sehingga tinggi kemungkinan untuk dilakukannya pembukaan lahan baru untuk keperluan perumahaan. Semakin tinggi permintaan pembukaan lahan baru maka jasa yang menggunakan ilmu Geologi Teknik akan semakin banyak. Selain itu semakin tingginya anggaran dan fokus pemerintah yang diperuntukan untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia pada tahun 2016 kedepan, menandakan prospek Ilmu Geologi Teknik yang cerah. Melalui ker ja praktek dengan mengambil bidang Geologi Teknik penulis berharap bisa membantu memajukan pembangunan Indonesia di masa depan.
1.1 Maksud dan Tujuan 1.2.2
Maksud
Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek adalah melakukan pengeboran geoteknik di titik-titik yang telah ditentukan pada lahan
Jawa Tengah yang merupakan sebuah proyek yang sedang dikerjakan oleh PT Selimut Bumi Adhi Cipta.
1.3.2
Waktu Kerja Praktek
Lokasi
: PT. Selimut Bumi Adhi Cipta
Waktu
: 15 Agustus – 15 September 2016
Berikut adalah keterangan waktu selama melakukan kerja praktek berupa pemboran di Perumahan Mangunharjo pada dilapangan Mangunharjo bersama PT. Selimut Bumi Adhi Cipta selama 30 hari terhitung dari tanggal 15 Agustus sampai 15 September 2016.
Kegiatan Studi Pustaka
Agustus 1
2
3
September 4
1
2
3
Oktober 4
1
2
3
4
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Agar penulisan dan pembahasan laporan kerja praktek berurutan, mudah dimengerti pembaca, dan tidak terjadi kerancuan atau pembahasan masalah secara berulang-ulang, maka penulisannya dibagi dalam sistematika sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, lokasi kerja praktek, ruang lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan kerja praktek di PT. Selimut Bumi Adhi Cipta, Semarang, dan sietematika penulisan laporan. Bab II. Dasar Teori
Bab ini menjelaskan secara umum gambaran mengenai
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Pemboran
Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan maupun pembangunan perumahan.
Kegiatan pemboran
biasanya dilakukan sebelum diadakannya pembangunan. Adapun kegiatan pengeboran antara lain : Pemboran Geotek adalah untuk menentukan karakteristik tanah dan batuan, dalam beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi alami dan posisi muka air tanah.Pemboran Kontruksi adalah untuk menetukan batas antara batuan dasar (base meaf) dan batuan diatas yang umumnya sudah mengalami deformasi pelapukan. 2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pemboran
Gambar.1.Skala Mohs
2. Kekuatan (strength) Kekuatan mekanik suatu batuan merupakan daya tahan batuan terhadap
Abrasivitas adalah sifat batuan yang dapat digores oleh batuan lain yang lebih keras. Sifat ini dipengaruhi oleh kekerasan butiran batuan, bentuk butir, ukuran butir, porositas batuan, dan sifat heterogenitas batuan. 6. Tekstur Tekstur batuan dipengaruhi oleh struktur butiran mineral yang menyusun batuan tersebut. Ukuran butir mempunyai pengaruh yang sama dengan bentuk batuan, porositas batuan, dan sifat -sifat batuan lainya. Semua aspek ini berpengaruh dalam keberhasilan operasi pemboran. 7. Elastisitas Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus Young (E). Modulus elastisitas batuan bergantung pada komposisi mineral dan porositasnya. Umumnya batuan dengan elastisitas yang tinggi memerlukan energi yang besar untuk menghancurkanya. 8. Plastisitas
memperlihatkan
kesamaan
nilai penetration
speed dan net
penetration
rate untuk tipe batuan yang sejenis. 2.2.3 Umur dan Kondisi Mesin Bor
Alat yang sudah lama digunakan biasanya dalam kegiatan pemboran, kemampuan mesin bor akan menurun sehingga sangat berpengaruh pada kecepatan pemboran. Umur mata bor dan batang bor ditentukan oleh meter kedalaman yang dicapai dalam melakukan pemboran. Untuk menilai kondisi suatu alat dapat dilakukan dengan mengetahui empat tingkat ketersediaan alat, yaitu: a. Ketersediaan Mekanik ( Mechanical Availability, MA) Ketersediaan mekanik adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanik yang sesungguhnya dari alat yang digunakan. Kesediaan mekanik (MA) menunjukkan ketersediaan alat secara nyata karena adanya waktu akibat masalah mekanik. Persamaan nya adalah :
Keterangan : Jk = Jumlah total jam kerja alat pada saat alat dapat dioperasikan. Jr = Jumlah total jam saat alat dalam kondisi rusak (breakdown), sedang atau belum diperbaiki karena alasan menunggu suku cadang (waiting parts). Stb = Jumlah total jam stanby alat, dimana alat tidak dapat dioperasikan namun alat sedang dalam keadaan baik (tidak sedang rusak at au waiting parts). Contohnya standby hujan, slippery (jalan licin akibat hujan), dll. Penilaian Ketersediaan alat bor dilakukan untuk mengetahui kondisi dan kemampuan alat bor. Kesediaan alat dikatakan sangat baik jika persen ≥90%, dikatakan sedang jika berkisar antara70%-80%, dikatakan buruk (kecil) jika persen kesediaan alat ≤70%.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Latar Belakang Berdirinya Perusahaan
Dalam pertemuan ilmiah dan serangkaian seminar sering kali muncul permasalahan yang menyangkut profesionalisme pelaksanaan pembangunan di Negara kita saat ini dimana salah satu faktor yang sering disebut adalah masih kurangnya keterlibatan tenaga-tenaga ahli profesional dalam pelaksanaan pembangunan di Negara kita saat ini. Seiring dengan laju pembangunan Negara kita saat ini dan memasuki era globalisasi, banyak perusahaan-perusahaan asing yang masuk lingkup dengan tenaga ahli serta peralatannya. Dengan demikian, maka perusahaan perusahaan dalam negri beserta tenaga ahlinya merasa terpacu dan berkewajiban untuk melibatkan diri, diantaranya adalah PT. Selimut Bumi
No. 16, Tanggal 26 Februari 1999. Notaris Bambang Soegiyanto, SH. 3.2.7. Akta Perubahan Nama PT. Selimut Bumi, Nomer. 03, Tanggal 5 November 1999. Notaris: Bambang Soegiyanto, SH. 3.2.8. Pengesahan Departemen Kehakiman C-14071 HT. 01. 043. TH. 99 3.2.9. Pendaftaran di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Semarang 24/k/27.II/1999 3.2.10. Sertifikat Badan Usaha Jasa Konsultasi Non Kontruksi No. Akreditasi : 01- 009 – 310707 3.2.11. Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi
3.3.5. Lingkungan Hidup 3.3.6. Geologi Teknik 3.3.7. Geodesi 3.3.8. Grouting 3.3.9. Geofisika 3.3.10. Hidrogeologi 3.3.11. Pertambangan 3.3.12. Terowongan 3.3.13. Informasi dan GIS
3.4. Bidang Pekerjaan Perusahaan
3.4.1. Sipil
Jasa Nasehat/ Pra-Desain dan Desain Enginering Bangunan.
Jasa Nasehat/ Pra-Desain dan Desain Enginering Teknik Sipil
Ekonomi Pemasaran dan Eksplorasi Mineral
Teknologi Mineral
Komoditi dan Eksploitasi Mineral
Sub-bidang Pertambangan dan Energi Lainnya
3.5. Organisasi Perusahaan 3.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan Utama
a. Susunan Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Ny. Nurhidayati, BA
Komisaris Satu : Ir. Sabtanto
b. Susunan Pengurus Perusahaan
Komisaris Utama : Ny. Nurhidayati, BA
Komisaris Satu : Ir Santanto
Direktur Utama : Togani Cahyadi upomo, ST Direktur I : Ir. Dwiyanto
BAB IV PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 4.1. Jenis pekerjaan yang dilakukan
Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada saat kerja praktek dilakukan di dua tempat, yaitu di lapangan dan di pekerjaan di kantor. Pekerjaan di lapangan dilakukan di daerah pengeboran di Perumahan Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan di kantor berada di kantor PT. Selimut Bumi Adhi Cipta yang beralamat di Jalan Karanganyar Gunung Nomor 267, Semarang, Jawa Tengah. Jenis pekerjaan yang dilakukan pada saat di lapangan adalah melihat proses pengeboran mulai dari penetrasi hingga tahap akhir pemboran dimana akan segera dilakukan injeksi semen pada lubang yang telah dibor. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan di kantor adalah menandai atau
Gambar.3.Rangkaian Mesin Bor Geoteknik
Gambar.5.Rangkaian Mesin Bor Geoteknik
4.2.3. Pompa Air
Pompa untuk mensirkulasikan air ke bawah melalui stang bor.
Gambar.7.Rangkaian Mesin Bor Geoteknik
4.2.5. Core Barr el
4.2.6. Sambungan berputar
Meneruskan air dari selang bor ke stang bor. 4.2.7. Batang bor
Sebagai aluran air, Panjang bervariasi mulai dari 0.61, 0.5, 1.5, 3, 3.305, 4.12 serta 2.5 meter. Sedangkan beratnya mencapai 11.25 kg.
memasukkan casing ke dalam lubang bor. Jika batuan lunak berfungsi sebagai sepatu casing dan biasanya tebal
Gambar.11.Rangkaian Mesin Bor Geoteknik
4.1.3. Pelaksanaan Pekerjaan
Lokasi pelaksanaan pengeboran ini dilakukan di Perumahan Bukit Rudensia, Mangunharjo, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Formasi Geologi pada Perumahan Bukit Rudensia Mangunharjo adalah Formasi Damar.
Litologi
di
Perumahan
Bukit
tufan,konglomerat dan breksi vulkanik.
Rudensia
berupa
batupasir
Pohon kayu berdiameter lebih dari 10 c m ditebang dengan menggunakan kapak atau gergaji rantai. Tinggi penebangan tergantung pada diameter batang seperti di bawah ini : -Diameter 10 – 20 cm, tinggi tebangan 40 cm -Diameter 21 – 30 cm, tinggi tebangan 60 cm -Diameter 31 – 75 cm, tinggi tebangan 100 cm -Diameter lebih dari 75 cm, tinggi tebangan 150 cm Penumbangan dimulai dari pinggir ke tengah berbentuk spiral. Pohon ditebang ke arah luar agar tidak menghalangi jalur traktor seperti pada gambar berikut :
jalur yang bersih dari potongan-potongan kayu seperti pada gambar di bawah ini. :
Gambar.14.Pembersihan Jalur Tanam. Sumber: Pedoman Pembukaan L ahan T anpa Bakar, Di rektorat Perl in dungan Perkebunan, D ir ektoret Jenderal Perkebunan, 2007.
Pembagian lokasi tiap titik pengeboran yang dilakukan yaitu 13 titik yang akan di bor berada sepanjang Kali Mangunharjo di Perumahaan
Gambar.15.Peta lokasi perencanaan titik-titik pemboran yang akan dilakukan di Perumahan Bukit Rudensia Mangunharjo.
24
Perumahan Bukit Rudensia
Gambar.16.Peta Kontur Perumahan Bukit Rudensia Mangunharjo.
25
Setelah dilakukan pembukaan lahan dan direncanakan titik-titik yang akan dilakukan pengeboran, maka dipersiapkanlah alat di t itik yang telah ditentukan untuk masuk ke tahap pengeboran. Langkah-langkah pengeboran geoteknik
Menentukan titik lokasi pengeboran.
Meletakkan mesin bor di titik pengeboran dengan posisi sedatar mungkin. Bagian spindle dari mesin bor tepat berada di atas titik yang akan dibor.
Mendirikan tripod di lokasi pengeboran, memposisikan hoisting berada tepat di atas spindle.
Memasukkan stang bor ke dalam spindle kemudian di bawahnya disambung dengan mata bor.
Menyalakan mesin pemboran proses pengeboran dimulai. Pada saat
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktek adalah: 5.1.1. Ilmu Geologi Teknik semakin dibutuhkan di Indonesia set iap tahun karena selalu adanya Demand dari masyarakat dari pihak swasta sendiri maupun pemerintah. 5.1.2.Pengeboran merupakan salah satu ilmu yang dipelajari didalam pengetahuan Geologi Teknik. 5.1.3. Pengeboran dilakukan di Perumahan Bukit Rudensia, Tembalang, Kota Semarang oleh PT.SELIMUT BUMI ADHI CIPTA. 5.1.4. Pengeboran di lakukan pada 45 titik di perumahan tersebut di bagian tepi-tepi blok dengan maksud setelah di bor akan dilakukan injeksi semen untuk menahan beban pondasi yang akan dibangun bangunan
29
View more...
Comments