Alat Transportasi Industri Kimia
March 4, 2019 | Author: fahrudin | Category: N/A
Short Description
teknik kimia...
Description
Alat transportasi industri kimia Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan - bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga te naga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. dalam pemakaian alat trasnportasi industri juga harus memperhatikan klasifikasi material yang dibawa, baik berbentuk gas, padat, maupun cair. Ada beberapa macam atau jenis alat transportasi yang sering digunakan didalam industri, baik itu pertambangan ataupun industri yang lainnya. TRANSPORTASI PADATAN
SCREW CONVEYOR Screw conveyer terdiri dari tiang baja yang berbentuk spiral (helix) dan berputar dalam baknya tanpa terjadi sentuhan dengan dinding bak. Batang screw digerakan oleh sebuah motor yang dilengkapi dengan roda gigi
FLIGHT CONVEYOR Flight conveyor terdiri dari satu atau dua buah endless chain. Rantai tersebut dapat berputar dan melewati bagian yang melengkung (palung) Rantai-rantai tersebut juga mempunyai piringan dari kayu atay baja yang disebut Flight
BELT CONVEYOR alat ini terdiri dari endless belt / sabuk yang membawa solid dari satu tempat ketempat yang lain Belt conveyor membutuhkan tenaga yang kecil dan dapat mengangkut material yang cukup jauh
BUCKET CONVEYOR alat ini terdiri dari beberapa bucket / ember yang membawa solid dari satu tempat ketempat yang lain Bucket Conveyor digunakan untuk membawa membawa material padat yang sangat panas
PNEUMATIC CONVEYER Pneumatic Action : Aksi pneumatic digunakan untuk membawa material padat dalam bentuk butiran sangat halus (powder). Material dibawa sebagaimana layaknya menghandle seperti liquid atau gas, yaitu dengan jalan mensuspensi partikelpartikel padat dalam gas atau cairan;
Apa sajakah peralatan atau instrumentasi yang digunakan untuk transportasi fluida cair ? PERALATAN TRANSPORTASI FLUIDA CAIR
1.
PIPA DAN TUBE
A.
Perbedaan Pipa dan Tube
Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan factor-faktor sebagai berikut. 1.
Diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi pengaliran.
2.
Jangan kotor dan jangan sampai ada kebocoran pada pipa atau tube yang digunakan.
Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin. Potongan-potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.
PIPA TUBE Paling panjang 20 – 20 – 40 40 ft Bisa berates ft Pada umumnya dindingnya tebal Dindingnya tipis Pipa apat dibuat ulir Tidak dapat dibuat ulir Disambung dengan screw, flange, dan las Disambung dengan compression fitting, soldered, dan flare fitting Dindingnya kasar Dindingnya kasar
Cara pembuatannya : Las, Casting (Peleburan), dan Piercing (Penembusan). Cara pembuatannya : extrusion (Cara membuat mie), dn Cold drawn.
B.
Bahan – Bahan – Bahan Bahan Kontruksi Pipa
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus diperhatikan hal-hal berikut : sifat ductulitnya (Mudah bengkok), bengkok), brittleness brittleness (Mudah rapuh), rapuh), sifat plastis, plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara penyambungannya. Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
1.
Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja (campuran besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh dari ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan beberapa alloy lainnya. 2.
Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu campuran antara : -
Ni dan Cu (monel)
-
Du dan Al (durion)
-
Zn dan Cu (hastelloy)
-
Su dan Cu (bronze)
3.
Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca, Semen, PVC, dll.
C.
Cara Pembuatan Pipa
Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding (las), Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion. 1.
Welding (Las)
Biasannya digunakan untuk material yang bersifat plastic, dan pipa yang digunakan kebanyakan berukuran 2”. Metode las ada 2 macam yaitu :
a.
Butt welding
Dilakukan dengan memanaskan kepingan pipa (plate) yang tidak lebar (skelp), hingga suhu 2600 0F. Skelp dipanaskan pada suatu welding belt yang dibengkokkan menjadi bentuk sirkulair dan pinggirannya sekaligus dilas.
b.
Lap welding
Sama seperti butt welding, tetapi pada lap welding kedua tepi yang akan dilas dipotong miring. Cara ini akan memberikan sambungan yang lebih kuat daripada butt welding. 2.
Piercing (Penembusan)
Cara ini menghasilkan seamless pipe. Biasannya untuk pipa yang berukuran pendek. Seamless pipe adalah pipa yang tak memakai garis las. Pipa ini lebih kuat dibandingkam dengan pipa yang dibuat dengan car alas karena dindingnya yang homogeny dan dibuat dengan cara piercing. Cara piercing adalah sebagai berikut : Suatu batang baja berbentuk sirkular atau billet, dimasukkan kedalam piercing mill pada suhu yang sangat tinggi.
Piercing mill terdiri dari 2 roll yang menekan billet secara radial yang dapat membuat lubang ditengah-tengahnya pada suhu yang sangat tinggi. Pada suhu ini baja akan bersifat plastis. Ukuran pipa dan posisi lubang diatur dengan mandrel, kemudian diameter dan tebal dinding pipa diatur dengan seamless pipe melalui dies. Untuk pipa-pipa yang berukuran pendek seamless pipe dibentuk dengan cara forging atau cupping. Bukaan sentral dibentuk dengan pukulan terhadap billet sirkular yang panas. 3.
Casting (Cetak)
Casting dipakai untuk material yang rapuh karena material rapuh tidak dapat di roll atau di piercing. Satu-satunya cara adalah logam harus di cairkan, kemudian di cetak didalam cetakan yang bernama centrifugal casting. Dengan cara ini dihasilkan pipa yang berdinding tebal, homogeny, dan tidak ada lubang pada dinding-dindingnya. 4.
Extrusion
Extrusion sering digunakan untuk pipa yang terbuat dari Pb (timbale). Cairan pipa dari materil yang bersifat sengat elatis ini dilakukan melalui extruder sehingga dihasilkan seamless pipe. Selai pipa, tube dari materil ini sangat plastis dan dapat dibuat dengan cara ini.
D.
Ukuran Pipa dan Tube
Ukuran pipa ini dispesifikasikan oleh diameter dan tebal dindingnya. Diameter pipa dan tube dinyatakan dengan Nominal Diameter. Untuk pipa baja standar besarnya berkisar antara 1/8 – 1/8 – 30 inch. Untuk pipa dengan diameter : -
> 12” disebut juga dengan juga dengan pipa besar, nominan diameternya sama dengan luas pipa.
-
3” – 12” nominan diameternya mendekati diameter dalam pipa.
PB, maka harga NPSHav positif. Pada keadaan ini akan terjadi aliran. Bila PB’ > PB maka harga NPSHav akan negatif sehingga cairan pada pompa casing akan menguap. Bila terjadi penguapan akan terjadi : pemutusan aliran atau kerusakan pada bagian pompa. Besarnya PB dan PB’ tergantung dari jenis dan rancangan pompa.
WHP dan BHP WHP adalah likuid horse power, merupakan tenaga yang dibawa oleh fluida keluar dari suatu pompa, yang satuanya HP (horse power). Sedangkan BHP (brake horse power) adalah tenaga yang digunakan untuk mengerakan pompa, yang berasal dari steam atau power.
Kavitasi Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal pressure drop sehingga ruangan pompa menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena harga NPSH = 0. Hal ini terjadi karena : 1.
Static suction lift bertambah (Zb>>)
2.
Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pomnpa inlet (Hfs>>)
3.
Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)
4.
Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri, misalnya : pemompaan dari vessel yang vakum. Tanda-tanda kavitasi : 1.
Adanya noise dan vibrasi dari pompa.
2. Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga karakteristik pompa akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan operasi).
3.
Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air.
4.
Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut.
A.
Positive Displacement Pump ( PDP )
A.1. Reciprocating Pump Reciprocating Pump adalah suatu jenis dari PDP yang menggunakan aksi displacement. Pompa ini digunakan untuk : a.
Proses yang memerlukan head yang tinggi.
b.
Kapasitas fluida yang rendah.
c.
Likuid yang kental (viskos) dan slurries (seperti lumpur)
d.
Likuid yang mudah menguap (high volatile)
Macam-macam tpe dari reciprocating pump antara lain adalah : pompa plugner dan pompa diafragma. Material yang digunakan untuk konstruksi reciprocating pump standarisasi oleh SHI (Standard of the Hydraulic Institute), yaitu : 1.
Bronze Fitted (BF)
2.
Fully Bronze (FBF)
3.
Acid Recisting (AR)
4.
All Bronze (AB)
5.
All Iron (AI)
6.
Standard
adalah material yang di
Bagian-bagian dari reciprocating pump : -
Silinder, ada dua macam, yaitu : liquid silinder dan steam silinder
Packing, yang materialnya terdiri dari : asbestos, grafit, karet, gabus, kulit, fiber atau metalic ring (untuk tekanan tinggi) -
Kerangan : disc valve, wing valve, ball valve
-
Air Chamber : berisi suatu medium elastis agar aliran menjadi smooth
Kapasitas dari reciprocating pump dibedakan atas kapasitas teoritis dan kapasitas aktual, dimana kapasitas teoritis tersebut tergantung pada perpindahan dari likuid pistonnya. Kapasitas teoristis pompa ini tidak pernah tercapai karena adanya slip, yang dapat disebabkan oleh : -
Tidak sempurnanya packing, kebocoran pada kerangan
-
Rusaknya kerangan sehingga tidak menutup sempurna pada saat piston bergerak kembali.
1.
POMPA TORAK
Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok pompa desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak. Cara kerja Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi sebagai berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah atas torak akan terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan katup kempa terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak melalui katup kempa. Dengan gerakan ini maka akan terjadi kerja isap dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan terputus-putus. Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair menjadi relatif l ebih teratur. Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa torak kerja ganda dengan silinder banyak.
Kegunaan Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap (suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa udara dalam kapasitas yang besar.
2. POMPA PLUNYER (PLUNGER PUMP) Cara kerja Prinsip kerja pompa plunyer sama dengan prinsip kerja pompa torak, tetapi torak diganti dengan plunyer.
Kegunaan
Pompa plunyer pada umumnya digunakan untuk aliran volum (kapasitas) yang kecil tetapi tekanan yang dapat dicapai lebih tinggi dari pada yang dapat dicapai dengan pompa torak. Pompa plunyer banyak digunakan untuk pompa bahan bakar motor diesel.
3.
POMPA MEMBRAN
Cara kerja Pada pompa ini, pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa disebabkan oleh membran yang kenyal. Seperti halnya pompa torak, pompa membran dapat digunakan sebagai kerja tunggal dan kerja ganda, dan juga memberikan aliran cairan yang terputus-putus. Kegunaan Pompa membran sering digunakan untuk memompa air kotor (pompa kepala kucing) dan dapat digunakan untuk pompa bahan bakar.
A.2. Rotary Pump Rotary Pump adalah suatu jenis dari PDP yang melakukan aksi rotasi. Fluida di trap dalam suatu expanding chamber di dekat inlet, lalu digerakkan ke outlet dan ditekan ke luar discharge line. Ciri dari pompa jenis ini adalah : -
Tidak mempunyai check valve
-
Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik
-
Cocok untuk fluida kental (minyak pelumas atau lilin)
-
Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih.
Macam-macam tipe dari rotary pump : 1.
Lobe Pump : seperti gear pump, tapi giginya lebih sedikit
2.
Gear Pump : tipe external dan internal gear pump
3.
Screw Pump : one screw dan double screw pump
4.
Vane Pump : sliding vane and bucke vanet pump
-
Sliding vane : untuk likuid sedikit volatil, dan untuk operasi vakum
-
Bucket vane : untuk non-volatil, sebanyak 1500 gpm fluida pada 500 psia
1.
POMPA LOBE (LOBE PUMP)
Cara kerja
Cara kerja pompa lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa roda gigi dengan penggigian luar. Pompa jenis ini ada yang mempunyai dua rotor lobe atau tiga rotor lobe.
Kegunaan Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya tinggi) dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe didasarkan atas ukuran padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang relatif kasar dengan kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.
2.
POMPA RODA GIGI (GEAR PUMP)
Cara kerja Ketika roda gigi berputar, terjadi penurunan tekanan pada rumah pompa sehingga cairan mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam rongga gigi terbawa berputar kemudian dikempakan dalam saluran pengeluaran, karena pada bagian ini terjadi pengecilan rongga gigi
Kegunaan Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah terjadinya kemac etan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh mengandung padatan dan tidak bersifat korosif. Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas atau cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik. Pompa dengan penggigian dalam dapat digunakan untuk memompa zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.
3.
POMPA ULIR (SCREW PUMP)
Cara kerja Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi. Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing).
Kegunaan
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa zat cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik. Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan asal kecepatan putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating (bandingkanlah setelah pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary cocok untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran kapasitas dari kecil sampai sedang (lihat gambar pemilihan jenis pompa berdasarkan karakteristiknya).
4.
POMPA DINDING (SLIDING-VANE PUMP)
Cara kerja Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor berbentuk silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-alur ini dimasukkan sudusudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah pompa dan dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar tekanan dalam rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga kosong dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini sec ara berturut-turut terjadi kerja isap dan kerja kempa.
Kegunaan Pompa dinding vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.
B.
Variable Head Capacity Pump (VHCP)
B.1. Centrifugal Pump Centrifugal Pump : Energi mekanis dari pompa sentrifugal naik karena adanya aksi sentrifugal (VHCP). Fluida masuk melalui bagian suction yang dihubungkan secara konsentris dengan suatu poros yang mempunyai elemen berputar secara cepat (berupa impeller) dengan baling-baling radial.
a.
‘Klasifikasi’ pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :
Ditinjau dari desain impellernya : volute pump, disfusser pump, propeller pump, turbine pump
-
Ditinjau dari shape impellernya : close, semi-open, open, mixed flow, axial flow
-
Ditinjau dari jumlah suctionnya : side suction dan double suction
-
Ditinjau dari jumlah stagenya : single dan multi stage
- Ditinjau dari drivernya : direct motor, gear motor, belt driver, steam turbin, gasoline motor, diesel, water turbine, direct gas engine
b. Bermacam ‘kehilangan’ (losses) pada pompa sentrifugal : Mechanical losses (berasal dari geseran antara impeller, dll), leakage losses (karena kebocoran pada ujung ataupun suction impeller), recirculation losses (akibat kecepatan fluida), hydraulic losses (akibat friksi atau geseran likuid).
c. ‘Keuntungan’ pompa sentrifugal dibanding reciprocating : konstruksinya sederhana dan murah, fluida yang keluar mempunyai tekanan yang seragam, dapat dihubungkan langsung dengan motor kendali, discharge line nya dapat ditutup sebagian tanpa merusak pompa, dapat menangani likuid yang mengandung solid banyak, ongkos perawatannya lebih rendah dibanding reciprocating, dan dapat dibuat dari bahan yang tahan korosi.
d. ‘Keuntungan’ reciprocating pump dibanding pompa sentrifugal : Head yang tinggi, first cost lebih rendah, tidak terjadi air binding, operasinya lebih fleksibel, efisiensi operasi tetap, dapat menghandel fluida kental
e. Susunan seri dan paralel pompa : untuk keadaan tertentu sering digunakan susunan seri dan paralel dari berbagai pompa. Pompa susunan seri digunakan untuk memperoleh head yang tinggi, yaitu bila untuk sejumlah kenaikan head tidak bisa dicapai oleh satu pompa saja. Kecepatan alirannya sama dengan pompa tunggal. Pompa susunan paralel digunakan untuk memperoleh kapasitas yang tinggi, yaitu apabila sejumlah kapasitas itu tidak bisa dicapai satu pompa saja, tetapi head yang dihasilkan susunan paralel sama seperti pada pompa tunggal.
B.2. Turbine Pump Turbine pump adalah salah satu jenis dari VHCP dengan menggunak aksi sentrifugal. Pompa jenis ini digunakan untuk keperluan yang tidak terus menerus dan untuk flushing (penyemprotan), misalnya pada pemadam kebakaran. Kelebihan pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan kapasitas operasi sekitar 1 - 20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok untuk operasi yang terusmenerus; cairan yang dipompakan harus jernih, karena kalau tidak jernih akan merusak blade; cairan yang digunakan tidak boleh korosif; dan temperatur cairan tidak boleh > 350 oF.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin. Potongan potongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tube disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.
Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding (las), Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.
-
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
· Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga · Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material ketiga sebagai penyambung.
Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve. Pada gate valve, bukaan tempat aliran fluida cair hampir sama besar dengan pipa sehingga aliran fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida cair. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve, sehingga keausan di sekeliling piringan
terdistribusi secara seragam. Fluida cair mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve cukup besar.
Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan : 1.
Positive Displacement Pump (PDP)
c.
Reciprocating pump
d.
Rotary pump
2.
Variable Head Capacity Pump (VHCP)
c.
Pompa sentrifugal
d.
Pompa turbin
Alat Transportasi Bahan Padat, Fluida Cair & Gas, Pneumatis. 2.1
Alat Transportasi Bahan Padat.
Fungsi utama dari alat transportasi bahan padat adalah untuk mengangkut dan juga mengumpan. Prinsip pengangkutan bahan padat dapat dibedakan berdasarkan :
Prinsip Pengangkutan. Berdasarkan prinsip pengangkutannya, alat trasportasi bahan padat yang mengangkut bahan padat secara horizontal disebut conveyor, sedangkan untuk pengangkutan secara vertical disebut elevator.
Cara Pengangkutan, digolongkan kembali menjadi 3 macam, yaitu : 1. Mekanis,
dengan menggunakan sistem scraper (mendorong) atau carrier (mengangkut atau membawa).
2. Pneumatis,
pengangkutan bahan padat dengan menggunakan udara secara pressure system, vacuum system atau pressure & vacuum system.
3. Hidrolis,
pengangkutan bahan padat dengan menggunakan media air.
Berdasarkan fungsi dari transportasi bahan padat, alat transportasi bahan padat yang digunakan adalah sebagai berikut.
2.1.1
Alat transportasi pengangkut mekanis, berupa :
Screw conveyor; Alat ini terdiri dari pisau-pisau berbentuk spiral yang terpasang pada as yang berputar dalam saluran yang berbentuk U. Screw konveyor digunakan untuk mengangkut bahan yang berbentuk butir atau pasta dimana bahan tersebut akan terdorong dan ketika proses tersebut berlangsung akan terjadi pengecilan ukuran bahan secara otomatis.
Pemasangan screw conveyor biasanya “miring” karena berfungsi untuk membantu pengaliran bahan dengan kapasitas yang dibatasi yaitu 10.000 ft/hour.
Spiral screw sendiri dapat diganti sesuai dengan kebutuhan.
a)
Screw tidak penuh digunakan untuk tujuan kristalisasi & pencampuran;
b)
Dayung/plate digunakan untuk pencampuran pasta;
Secara umum screw conveyor digunakan untuk men-tansportasi-kan bahan secara horizontal, namun bisa untuk mengangku bahan dengan elevasi tertentu.
Gambar 2.1.1 1. Screw Conveyor.
Belt conveyor; Pemakaian belt conveyor biasanya dilakukan karena sifat transportasi kontinu, penggunaan powernya lebih rendah dan dapat digunakan dengan kemiringan 180-200, kemiringan maksimal 300. Dengan kecepatan bisa mencapai 1000 ft/menit dengan kapasitas hingga 5000 ton/jam sehingga jarak tempuh dari belt conveyor ini dapat bermil-mil.
Kapasitas dari belt conveyor ini tergantung dari bulk density bahan, sudut tergelincir bahan, ukuran bahan, lebar & kecepatan belt serta elevasi pengangkutannya.
Untuk itu belt yang digunakan memiliki banyak variasinya, mulai dari kawat, kasa kawat baja, natural rubber, special rubber, cotton, asbeston fiber, elastomers seperti Teflon, vinyls dsb.
Namun, bahan yang ditransfer tidak dapat mengalami pengecilan ukuran dan tidak baik untuk mengangkut bahan yang mudah terbawa angin.
Gambar 2.1.1 2. Belt Conveyor.
Bucket elevator; Terdapat beberapa material memerlukan pengangkutan dengan kemiringan yang curam maka bucket elevator ini dapat digunakan karena sudut elevasi yang melebihi 300. Dimana bucket elevator ini terdiri dari timba-timba (bucket) yang dibawa oleh rantai/sabuk yang bergerak.
Gambar 2.1.1 3. Bucket Elevator.
Vibrating elevator; Roller conveyor.
2.1.2
Alat transportasi pengangkut pneumatik.
Vacuum conveyor; Pressure conveyor.
2.1.3
Alat transportasi pengumpan (feeder).
Vibrating feeder; Screw feeder; Belt/apron feeder; Table feeder; Vibratory feeder; Star feeder.
2.2
Alat Transportasi Fluida Cair & Gas.
Transportasi fluida merupakan perpindahan fluida dari suatu tempat ke tempat lain. Perpindahan fluida dibutuhkan energi dimana energy tersebut didapatkan dari alat-alat transportasi.
Kipas angin/fan
: Transportasi udara/gas dengan ρ tetap, incompressible.
Pompa
: Transportasi cairan dengan ρ tetap, incompressible.
Blower
: Transportasi udara/gas dengan ρ tidak tetap, compressible.
Kompresor : Transportasi cairan dengan ρ tidak tetap, compressible.
Kriteria pemilihan operasi pemindahan cairan ditentukan oleh perfoma juga karakteristik operasi seperti kapasitas alir, power, efisiensi, pemeliharaan & perbaikan serta sifat fisik & kimia fluida yang dipindahkan.
Alat transportasi fluida cair & gas berdasarkan pembagian menurut cara kerja dibedakan menurut cara kerja, yaitu :
2.2.1 Positive Displacement , memberi tekanan langsung terhadap fluida. Dibedakan atas reciprocating dan rotary.
Reciprocating pump Prinsip kerja : cairan dipindahkan kemudian ditangkap didalam ruangan (silinder) pompa kemudian didorong keluar.
Reciprocating pump terdiri dari :
Piston pump (single acting & double acting); Plunger pump; Diaphragm pump; Glandless pump.
Rotary pump Prinsip kerja : cairan didorong keluar oleh torak sedangkan ruangan dimana cairan terperangkap tetap diam.
Rotary pump terdiri dari :
Gear pump;
Lobe pump;
Screw pump;
Cam pump; Vane pump;
Lobe pump; Screw pump; Cam pump; Vane pump; Flow inducer; Mono pump.
2.2.2 Centrifugal, memberi torsi dan putaran terhadap fluida. Dibedakan atas centrifugal pump dan kipas angin/fan, blower & kompresor.
Centrifugal pump digunakan untuk pemindahan cairan sedangkan kipas angin/fan, blower & kompresor digunakan untuk pemindahan gas / udara.
Prinsip kerja dari centrifugal pump adalah ketika cairan dan ruangan cairan berputar maka cairan akan terlempar keluar. Jumlah cairan yang keluar bergantung dari kecepatan gerakan torak, kecepatan putaran. Selain itu, kita harus mempertimbangkan head yang harus dicapai, friksi sepanjanng saluran, sifat fisik & kimia cairan serta sumber tenaga.
2.3
Alat Transportasi Pneumatis.
Alat transportasi yang memberi beda tekanan terhadap fluida dari tangki tekanan tinggi ke tangki tekanan rendah.
PENDAHULUAN 1. Conveyor Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada : Kapasitas material yang ditangani Jarak perpindahan material Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties) Harga peralatan tersebut. 2. Klasifikasi Conveyor
Secara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Belt Conveyor Chain Conveyor : 1. Scraper Conveyor 2. Apron Conveyor 3. Bucket Conveyor 4. Bucket Elevator Screw Conveyor Pneumatic Conveyor
ALAT TRANSPORTASI 1. Belt Conveyor
Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu : Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai dengan 18. Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan. Kapasitas tinggi. Serba guna. Dapat beroperasi secara kontinu. Kapasitas dapat diatur. Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m. Dapat naik turun. Perawatan mudah. Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor:
Jaraknya telah tertentu. Biaya relatif mahal. Sudut inklinasi terbatas. 2. Chain Conveyor Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu : Scraper Conveyor Apron Conveyor Bucket Conveyor Bucket Elevator Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya menggunakan rantai sebagai alat bantu untuk menggerakkan material. a. Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis -jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan.
Karakteristik dan performance dari scaper conveyor: Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°. Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m. Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam. Harganya murah. Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor: Mempunyai jarak yang pendek. Tenaganya tidak konstan. Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur. Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap.
b. Apron Conveyor
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat.
Karakteristik dan performance dan apron conveyor: Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°. Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam. Kecepatan maksimum 100 ft/m. Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar. Perawatan murah. Kelemahan -kelemahan apron konveyor : Kecepatan yang relatif rendah. Kapasitas pengangkutan yang kecil Hanya satu arah gerakan
c. Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang dalam.
Karakteristik dan performance dari bucket conveyor: Bucket terbuat dari baja Bucket digerakkan dengan rantai Biaya relatif murah. Rangkaian sederhana. Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan. Kecepatan sampai dengan 100 ft/m.
Kapasitas kecil 100 ton/jam. Kelemahan -kelemahan bucket conveyor: Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in. Investasi mahal. Kecepatan rendah.
d. Bucket Elevator
Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang melebihi 30°. Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing -masing. Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas :
- Minneapolis Type
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat.
- Buckets for Wet or Sticky Materials.
Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket.
- Stamped Steel Bucket for Crushed Rock
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang berat.
3. Screw Conveyor
Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor)Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.
Macam-macam flight adalah: Sectional flight : Konveyor berfiight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang. Helicoid flight : Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros . Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. Special flight, terbagi: cast iron flight : digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi ribbon flight
: Untuk bahan yang lengket
cut flight : Untuk mengaduk digunakan cut flight, Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah. Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya. Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi.
Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja , Panjang sebua h wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor. menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya semuanya terbuat dari besi.
4. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara.
Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain: Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara. Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar. Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu. Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat dipindahpindahkan ujungnya. Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa. Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen. Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok- kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi. Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain. Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada konveyor pneumatik sama sekali empiris dan memuat faktor-faktor yang tidak terdapat di luar data-data peralatan pabrik. PENDAHULUAN 1. Conveyor
Di dalam industri, bahan -bahan yang digunakan kadangkala merupakan bahan yang berat maupun berbahaya bagi manusia. Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan -bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari karyawan. Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah Conveyor yang berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :
Kapasitas material yang ditangani Jarak perpindahan material Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi Ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material (properties) Harga peralatan tersebut.
2. Klasifikasi Conveyor Secara umum jenis/type Conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Belt Conveyor Chain Conveyor : 1. Scraper Conveyor 2. Apron Conveyor 3. Bucket Conveyor 4. Bucket Elevator
Screw Conveyor Pneumatic Conveyor
ALAT TRANSPORTASI 1. Belt Conveyor
Belt Conveyor pada dasarnya mernpakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari k aret, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas. Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu :
Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum sampai dengan 18. Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan. Kapasitas tinggi. Serba guna. Dapat beroperasi secara kontinu. Kapasitas dapat diatur. Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m. Dapat naik turun. Perawatan mudah.
Kelemahan -kelemahan dari belt conveyor:
Jaraknya telah tertentu. Biaya relatif mahal. Sudut inklinasi terbatas.
2. Chain Conveyor Chain conveyor dapat dibagi atas beberapa jenis conveyor, yaitu :
Scraper Conveyor Apron Conveyor Bucket Conveyor Bucket Elevator
Keempat jenis elevator tersebut pada dasarnya menggunakan rantai sebagai alat bantu untuk menggerakkan material. a. Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah diantara jenis -jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan kemiringan yang besar. Conveyor
jenis ini digunakan untuk mengangkut material - material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan. Karakteristik dan performance dari scaper conveyor:
Dapat beroperasi dengan kemiringan sampat 45°. Mempunyai kecepatan maksimum 150 ft/m. Kapasitas pengangkutan hingga 360 ton/jam. Harganya murah.
Kelemahan - kelemahan pada scraper conveyor:
Mempunyai jarak yang pendek. Tenaganya tidak konstan. Biaya perawatan yang besar seperti service secara teratur. Mengangkut beban yang ringan dan tidak tetap.
b. Apron Conveyor
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A. Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk mengangkut bahan yang berat. Karakteristik dan performance dan apron conveyor:
Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25°.
Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam. Kecepatan maksimum 100 ft/m. Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar. Perawatan murah.
Kelemahan -kelemahan apron konveyor :
Kecepatan yang relatif rendah. Kapasitas pengangkutan yang kecil Hanya satu arah gerakan
c. Bucket Conveyor
Bucket Conveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron yang dalam. Karakteristik dan performance dari bucket conveyor:
Bucket terbuat dari baja Bucket digerakkan dengan rantai Biaya relatif murah. Rangkaian sederhana. Dapat digunakan untuk mengangkut bahan bentuk bongkahan. Kecepatan sampai dengan 100 ft/m. Kapasitas kecil 100 ton/jam.
Kelemahan -kelemahan bucket conveyor:
Ukuran partikel yang diangkut 2-3 in. Investasi mahal. Kecepatan
d. Bucket Elevator
rendah.
Belt, scraper maupun apron conveyor mengangkut material dengan kemiringan yang terbatas. Belt conveyor jarang beroperasi pada sudut yang lebih besar dari 15-20° dan scraper jarang melebihi 30°. Sedangkan kadangkala diperlukan pengangkutan material dengan kemiringan yang curam. Untuk itu dapat digunakan Bucket Elevalor. Secara umum bucket elevator terdiri dari timba -timba (bucket) yang dibawa oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba -timba (bucket) yang digunakan memiliki beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing -masing. Bentuk - bentuk dari timba -timba (bucket) dapat dibagi atas : - Minneapolis Type
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut butiran dan material kering yang sudah lumat. - Buckets for Wet or Sticky Materials.
Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material yang cenderung lengket. - Stamped Steel Bucket for Crushed Rock
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material yang berat. 3. Screw Conveyor
Screw Conveyor : a Sectional ; b. Helicoid; c. Cast Iron; d. Riboon ; e. Cut Flight Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor)Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight. Macam-macam flight adalah:
Sectional flight : Konveyor berfiight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan -tiap pisau berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang. Helicoid flight : Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu poros . Untuk membentuk suatu konveyor, flight- flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya. Special flight, terbagi:
1. cast iron flight : digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi 2. ribbon flight : Untuk bahan yang lengket 3. cut flight : Untuk mengaduk digunakan cut flight, Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan potongannya ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya. Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi.
Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja , Panjang sebuah wadah antara 8, 10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu. Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun sehingga sesuai dengan panjang konveyor. menunjukkan wadah yang lebih rumit yang konstruksinya semuanya terbuat dari besi.
4. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mcngangkul bahan yang ringan atau berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh aliran udara. Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain:
Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara. Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar. Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu.
Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat dipindahpindahkan ujungnya. Kemudian, aliran udara yang mengangkut bahan padat dalam bentuk suspen si akan menuju siklon dan selanjutnya menuju ke pompa. Jika bahan-bahan ini mengandung debu, debu ini tentunya akan merusak pompa dan debu ini juga akan membahayakan jika dibuang ke udara, dengan kala lain debu adalah produk yang tidak diinginkan. Karenanya, sebuah kotak penyaring ditempatkan diantara siklon dan pompa. Jenis konveyor ini terutama digunakan untuk mengangkut bahan yang kebersihannya harus tetap terjaga baik (seperti biji-bijian, bahan-bahan lumat seperti soda abu, dan lain-lain) supaya keadaannya tetap baik dan tidak mengandung zat-zat beracun seperti timbal dan arsen. Konveyor ini juga dapat dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berbentuk bongkahan kecil seperti chip kayu, bit pulp kering, dan bahan lainnya yang sejenis. Kadang-kadang juga digunakan bila jalan yang dilalui bahan berkelok- kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang pada tipe konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi. Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm dan pada kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm. Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per jam adalah 50-200 cfm, tergantung pada keadaan dan berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain. Kerugian menggunakan jenis konveyor ini adalah pemakaian energinya lebih besar dibanding jenis konveyor lainnya untuk jumlah pengangkutan yang sama. Perhitungan-perhitungan pada
View more...
Comments