Alat Musik Tradisional Sbgai Ritual Dan Hiburan
August 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Alat Musik Tradisional Sbgai Ritual Dan Hiburan...
Description
1. Alat Alat Musik Tradisional Tradisional dalam Seni Ritual pada Masyarakat Penduduk Penduduknya nya NGKLUNG BUHUN
Angklung Buhun adalah alat musik angklung tradisional dari masyarakat Baduy di Banten. Bagi masyarakat Baduy, kesenian Angklung Buhun ini merupakan salah satu kesenian yang dianggap sakral dan memiliki nilai khusus di dalamnya. Kesenian Angklung Buhun biasanya hanya di tampilkan pada acara tertentu saja, terutama pada saat penanaman padi. Asal Mula Angklung Buhun
Kesenian Angklung Buhun ini merupakan kesenian yang tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat Baduy. Menurut sumber sejarah yang ada, Angklung Buhun berasal dari Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kesenian Angklung Buhun sendiri dipercaya sudah ada sejak terbentu terbentuknya knya masyarakat Baduy, sehingga bagi mereka kesenian ini memiliki makna yang sangat penting dalam mempertahankan eksistensi masyarakat di sana. Angklung Buhun ini dalam bahasa sunda berarti “ angklung tua” atau “angklung kuno”. Seperti yang dikatakan di atas, Angklung Buhun ini sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sehingga bagi masyarakat Baduy, Angklung Buhun ini menjadi salah satu pusaka yang memiliki makna sangat penting di dalamnya.
Fungsi Angklung Buhun
Kesenian Angklung Buhun ini hanya dimainkan pada acara tertentu saja. Biasanya Angklung Buhun hanya dimainkan sekali dalam satu tahun, yaitu pada saat upacara ngaseuk . Upacara ngaseuk ini merupakan salah satu bagian dari upacara adat saat penanaman padi. Dengan adanya upacara ngaseuk yang diiringi dengan pertunjukan Angklung Buhun ini diharapkan agar proses penanaman padi hingga panen dapat berjalan lancar dan diberi berkah dengan hasil panen melimpah. Pertunjukan Angklung Buhun
Pertunjukan Angklung Buhun ini diawali dengan ritual khusus seperti pembacaan doa dan pemberian sesajen oleh seorang kuncen/ pawang. Dalam pertunjukannya, pertunjuka nnya, pemain membuat formasi melingkar. Sambil memainkan alat musiknya, juga diiringi gerakan-gerakan oleh para pemain sambil tetembangan lirih. Di tengah-tengah pemain, seorang kuncen menghadap kemenyan dan sesajen sembari membacakan doa. Dalam pertunjukan ini juga diselingi oleh suatu atraksi adu kekuatan oleh dua orang pemain yang saling mengadukan badan hingga salah satunya jatuh. Hal ini dilakukan secara berulang sampai mereka kelelahan. Setelah salah satu pemain menyerah maka menandakan acara berkahir. Di akhir acara, para pemain bergabung bersama kuncen dan penonton memuja ke salah satu ladang dengan diiringi tabuhan angklung dan bedug. Kemudian kuncen menggali tanah dan menguburkan sesajen sambil memberitahukan kepada warga bahwa ladang sudah bisa ditanami. Alat Musik Angklung Buhun
Angklung Buhun ini hampir sama dengan alat musik angklung pada umumnya, baik dari segi bentuk maupun suara. Namun tampilan sedikit berbeda terlihat pada pernak-pernik yang terdapat pada bagian atas bingkai angklung. Pada bagian atas Angklung Buhun biasanya dihias dengan batang padi atau daun panjang yang diikat secara berkelompok.
Dalam pertunjukannya, biasanya terdapat 9 jenis angklung dan 3 buah bedug kecil memanjang. Jenis angklung tersebut diantaranya indung, ringkung, gimping, dondong, enklok, indung leutik, trolok, reol 1, dan reol 2. Sedangkan untuk bedug terdiri dari bedug, telingtung, dan ketug. Jenis-jenis instrument tersebut tentu memiliki fungsi dan makna simbol tertentu di dalamnya. Pemain Angklung Buhun
Pemain Angklung Buhun ini diharuskan laki-laki yang merupakan para seniman buhun. Untuk jumlahnya di sesuaikan dengan jumlah alat musik Angklung Buhun, diantaranya 9 pemain angklung dan 3 orang pemain bedug. Dalam pertunjukannya, para pemain Angklung Buhun ini menggunakan busana khas masyarakat badui. Busana tersebut diantaranya adalah baju lengan panjang dan celana pendek berwarna hitam. Selain itu juga terdapat ikat kepala dari kain yang memiliki warna sedikit berbeda dari warna bajunya. Perkembangan Angklung Buhun
Dalam perkembangannya, kesenian Angklung Buhun ini masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Baduy di Provinsi Banten. Selain bagian dari warisan budaya, kesenian ini juga merupakan warisan tradisi yang memiliki makna penting bagi masyarakat Baduy sehingga tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Kesenian Angklung Buhun ini sangat jarang j arang bisa ditemukan di masyarakat. Karena sifatnya yang sakral dan bagian dari ritual, kesenian ini hanya ditampilkan pada acara tertentu saja.
2. Alat Musik Tradisional Tradisional dalam Seni Hiburan Masyarakat S S NDO Fungsi Sasando Alat Musik Tradisional. Asal mula alat Musik ini, menurut para tokoh Adat di Pulau Rote, sudah dikenali sejak Rote menjadi bagian dari daerah kerajaan. Konon, awalnya Adalah ketika seorang pemuda bernama Sangguana terdampar di Pulau Ndana saat pergi melaut. Ia dibawa oleh penduduk menghadap raja di istana. Selama tinggal di istana inilah bakat seni yang dimiliki Sangguana segera diketahui banyak orang hingga sang putri pun terpikat. Ia meminta Sangguana menciptakan alat Musik yang belum pernah ada. Suatu
malam, Sangguana bermimpi sedang memainkan suatu alat Musik yang indah bentuk maupun suaranya. Diilhami mimpi tersebut, Sangguana menciptakan alat Musik yang ia beri nama sandu (artinya bergetar). Ketika sedang memainkannya, Sang Putri bertanya lagu apa yang dimainkan, dan Sangguana menjawab, "Sari Sandu". Alat Musik itu pun ia berikan kepada Sang Putri yang kemudian menamakannya Depo Hitu yang artinya sekali dipetik tujuh dawai bergetar. Keindahan bunyi sasando mampu menangkap dan mengekspresikan beraneka macam nuansa dan emosi.
Fungsi Alat Musik Tradisional Sasando
Menurut masyarakat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, Alat Musik tersebut dikenal sebagai Alat Musik keseharian. Karena itu, dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur, sasando Adalah alat Musik pengiring tari, penghibur keluarga saat berduka, menambah keceriaan saat bersukacita, serta sebagai hiburan pribadi. Kini Musik sasando dikenal sebagai alat Musik yang menghasilkan melodi terindah dari Pulau Rote.
Bentuk Alat Musik Tradisional Sasando
Bentuk alat musik sasando mirip dengan alat musik petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi. Bagian utama alat musik sasando berbentuk tabung panjang yang terbuat dari bambu. Melingkar dari atas ke bawah tabung Adalah ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) direntangkan dan bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Tabung sasando ini diletakkan dalam sebuah wadah setengah melingkar terbuat dari daun pohon gebang (semacam lontar) yang menjadi tempat resonansi sasando. Hingga kini, semua bahan yang dipakai untuk membuat sasando terbuat dari bahan alami, kecuali senar dari kawat halus.
Jenis Alat Musik Tradisional Sasando
Jenis-jenis sasando dibedakan dari jumlah senarnya, yaitu sasando engkel (dengan 28 dawai), sasando dobel (dengan 56 dawai, atau 84 dawai), sasando gong atau sasando haik, dan sasando biola. Karena itu, bunyi sasando sangat bervariasi. Hampir semua jenis Musik bisa dimainkan dengan sasando, seperti Musik tradisional, pop, slow rock, bahkan dangdut.
Cara Memainkan Alat Musik Sasando
Teknik atau cara Memainkan alat musik Sasando tidaklah mudah, sebab perlu dibutuhkan harmonisasi perasaan dan teknik sehingga tercipta alunan nada yang merdu. Selain itu juga, diperlukan keterampilan jari jemari untuk memetik dawainya seperti pada alat musik harpa. Akan tetapi, Sasando dimainkan dengan menggunakan dua tangan yang berlawanan. Inilah yang membuatnya unik dan berbeda dibandingkan dibandingkan alat musik tradisional lainnya. senar sasando harus dipetik dengan dua tangan, seperti harpa. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan memainkan accord. Ini menjadi keunikan sasando karena seseorang dapat menjadi melodi, bass, dan accord sekaligus.
View more...
Comments