Akuntansi Pajak Bab 3

October 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Akuntansi Pajak Bab 3...

Description

 

AKUNTANSI PERPAJAKAN INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

OLEH : 1. 

CINDY MAYANG SARI

2. 

DIAN AZUMI WIJAYA

3. 

NADYA

4. 

RAFFIDAH AYU

5. 

RETNO SUKMAWATI

6. 

ROHIDA UTAMI MONATS

7. 

ROZA OCTALIA

8. 

SYAIDINA EFRI SAPUTRA

9. 

SOLIHIN

10. 

TEGUH ADE PUTRA

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS RIAU 2014

 

  BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Akuntansi Perpajakan ialah Akuntansi yang diterapkan sesuai dengan  peraturan perpajakan. Dan di dalam mata kuliah ini terdapat salah satu bab yang membahas Investasi pada Efek Tertentu. Menurut IAI (2009:43) dalam SAK ETAP efek adalah surat berharga , yaitu surat pengakuan utang , surat berharga , komersial , saham , obligasi , tanda  bukti utang ,unit pernyataan kontrak investasi kolektif , kontrak berjangka atas efek , dan setiap derivatif dari efek . Menurut IAI dalam SAK  –  ETAP   ETAP (2009:49  –   51) entitas menyajikannya dengan neraca yang asetnya dikelompokkan menjadi asset lancar dan asset tidak lancar, kewajibannya dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan  jangka panjang (classified balance sheet) harus melaporkan semua Efek dalam kelompok “trading  “trading ” sebagai asset lancar. lancar. Efek dalam kelompok HTM dan efek dalam kelompok AFS disajikan sebagai asset lancar atau asset tidak lancar  berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk Efek utang dalam kelompok HTM dan kelompok AFS yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus dikelompokkan sebagai asset lancar. Dan mengenai bagaimana investasi untuk efek tertentu diakui dalam  perpajakan. Peminjaman uang ini biasanya memberikan memberikan penghasilan berupa bunga kepada investor. Penghasilan berupa keuntungan tersebut dijelaskan di dalam UU PPh pasal 4 ayat (1) bagian (g). Sedangkan dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), menjelaskan tentang penghasilan sebagai berikut :  yang menjadi objek pajak adalah

penghasila,

yaitu

setiap

tambahan

kemampuan

ekonomis

yang

diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar

 

 Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP  yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.  apapun.  Disini berarti keuntungan dari obligasi juga termasuk di dalamnya.

1.2

Rumusan Masalah  

1.

Bagaimana transaksi dalam investasi pad efek tertentu dikaitkan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku ?

2.

Bagaimana penjelasan dan pencatatan transaksi investasi efek utang dalam bentuk lancar atau tidak lancar dicatat sesuai dengan SAKETAP dan ketentuan pajak yang berlaku ?

1.3

Tujuan

1.

Memahami kaitan transaksi dalam investasi investasi pada pada efek tertentu dengan dengan ketentuan perpajakan yang berlaku

2. Memahami penjelasan dan pencatatan transaksi investasi efek utang dalam bentuk lancar atau tidak lancar sesuai dengan SAK-ETAP dan ketentuan pajak yang berlaku.

 

BAB II ISI 1.

AKUNTANSI

Dana kas (idle (idle cash) cash) menganggur ialah kelebihan kas dimanfaatkan dengan cara membeli atau menanamkannya dalam bentuk surat  – surat surat berharga  baik dalam efek utang atau efek ekuitas . investasi pada surat  – surat surat efek harus memenuhi syarat –  syarat – syarat syarat aman , likuid , dan menghasilkan. Menurut IAI (2009:43) dalam SAK ETAP efek adalah surat berharga , yaitu surat pengakuan utang , surat berharga , komersial , saham , obligasi , tanda  bukti utang ,unit pernyataan kontrak investasi kolektif , kontrak berjangka atas efek , dan setiap derivatif dari efek . Pengakuan dan pengukuran investasi pada efek utang dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok , yaitu : (1) dimiliki hingga jatuh tempo ( held to maturity  maturity  ) ; (2) diperdagangkan (trading  (trading ) ;(3) tersedia untuk dijual (available ( available  for sale ). sale ). a. Efek dimilliki hingga hingga jatuh tempo (held held to maturi ty    –  – HTM HTM )

Menurut Kieso , Weygand dan Warfield (2007 : 840-841) surat berharga utang yang dikalsifikasi sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyai niat untuk memiliki efek tersebut sampai dengan jatuh tempo. Apabila entitas memiliki investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikam dalam kelompok investasi utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi/diskonto diamortisasi dengan effective  – interest interest method , kecuali straight kecuali  straight  – line line  – method  method  menunjukkan  menunjukkan hasil yang sama . Contoh : Pada 1 januari 2012 , PT Lita membeli obligasi dengan bunga 8%, 5 tahun, dan nilai jatuh temponya sebesar Rp 100.000.000 100.000.000 dengan harga Rp 92.278.000 .  bunga yang dibayarkan setiap tanggal 1 juli dan januari . PT Lita menggunakan metode bunga efektif dalam mengalokasikan diskonto /premi yang belum

 

diamortisasi. Obligasi ini dikategorikan dalam held to maturity.  maturity.  Tingkat bunga efektif yaitu 10% . Diminta : a.  Buatlah jurnal pada saat tanggal pembelian obligasi  b.  Buatlah daftar amortisasi obligasi c.  Buatlah jurnal untuk mencatat bunga yang diterima , amortisasi dan  penyesuaiannya . d.  Buatlah penyajian dalam laporan keuangan per 31 Desember 2012

Jawab : a.  Jurnal pembelian obligasi . Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

01-01-12

Investasi pada efek tertentu

92.278.000

-

kas /bank

-

92.278.000

 b.  Daftar tabel amortisasi obligasi (dalam ribuan rupiah ). Obligasi 8% dibeli dengan tingkat ti ngkat bunga 10% Penerimaan

Pendapatan

Amortisasi

 Nilai

kas / bank

 bunga

diskonto

obligasi

01-01-12

-

-

-

92.278

01-07-12

4.000

4.614

614

92.892

01-01-13

4.000

4.645

645

93.537

01-07-13

4.000

4.677

677

94.214

01-01-14

4.000

4.711

711

94.925

01-07-14

4.000

4.746

746

95.671

01-01-15

4.000

4.783

783

96.454

01-07-15

4.000

4.823

823

97.277

01-01-16

4.000

4.864

864

98.141

01-07-16

4.000

4.907

907

99.048

01-01-17

4.000

4.952

952

100.000

40.000

47.722

7.722

Tanggal

tercatat

 

  c.  Jurnal untuk mencatat bunga yang diterima dan penyesuaian (bunga dan amortisasi diskonto). Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

01-07-12

Kas/bank

4.000.000

-

Investasi pada efek tertentu

614.000

-

-

4.614.000

Piutang bunga

4.000.000

-

Investasi pada efek tertentu

645.000

-

-

4.645.000

Pendapatan bunga 31-12-12

Pendapatan bunga

d.  PT .Lita melaporkan investasi obligasi per 31 desember 2012 dalam  pelaporan keuangan sebagai berikut .

Neraca

Aset lancar Piutang bunga

Rp 4.000.000

Aset tidak lancar Investasi pada efek tertentu

Rp 93.537.000

Laporan laba rugi

Pendapatan/ beban lain –  lain – lain lain Pendapatan bunga

Rp 9.259.000

Apa bila PT lita menjual investasi obligasinya pada tanggal 1 November 2016 dengan kurs 99% ditambah bunga akrual maka :  Nilai tercatat pada 1 juli 2016 *amortisasi diskonto (1 juli- 1 november 2016 = 4 bulan )

99.048.000 635.000 *

99.683.000

 

Harga jual 99.750.000 Laba penjualan atas invesatasi obligasi

67.000

*4/6 x Rp 952.000 Tanggal

Keterangan

01-11-16

Investasi pada efek tertentu

Debit 635.000

-

-

635.000

Pendapatan bunga Kas/Bunga

Kredit

102.417.000

-

Pendapatan bunga

-

2.667.000

Investasi pada efek tertentu

-

99.683.000

Laba penjualan investasi obligasi

-

67.000

Penjualan atau transfer invesatsi utang tidak dianggap sebagai perubahan dalam tujuan HTM ,apabila perubahan maksud tersebut disebabkan oleh kondisi sebagai  berikut :

  Terdapat bukti mengenai penurunan signifikasi resiko kredit penerbit efek.



  Terjadi perubahan peraturan perpajakan yang menghapus atau menaikkan



tariff pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang ( tidak termasuk  perubahan peraturan perpajakan yang merivisi tarif pajak atas bunga secara umum .

 



Terjadinya penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar , seperti penjualan segmen , yang mengakibakan diperlukannya penjualan atau transfer efek dalam kelompok HTM untuk mempertahankan risiko kredit entitas dan posisi resiko suku bunga yang ada saat tersebut .

  Terjadi perubahan dalam persyaratan dan peraturan perundangan secara



signifikan mengubah definisi investai yang diizinkan atau tingkat maksimal investasi yang dizinkan dalam jenis efek tertentu, sehingga entitas harus melepaskan efek dalam kelompok HTM.

 

  Terjadi perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industri



tertentu yang mengakibatkan entitas mengurangi aktivitas usahanya atau skala operasinya dan menjual efek dalam kelompok HTM.

  Terjadi perubahan dalam peraturan pemerintah yang mengakibatkan



 bertambahnya bobot resiko atas investasi Efek hutang dalam perhitungan risiko tertentu, misalnya dalam perhitungan solvabilitas entitas asuransi atau perhitungan rasio kecukupan modal perbankan. Efek “Diperdagangkan” (Trading  )

Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007:846, 850) surat berharga dalam bentuk utang ataupun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam periode singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam hitungan hari). Perusahaan melaporkan efek “trading  “ trading ” pada  fair value, value, dengan unrealized holding gain or losses sebagai bagian dari laba neto  Holding Gain or Losses Losses adalah  adalah perubahan neto antara nilai wajar dari satu  periode ke periode lainnya, tidak termasuk dividen maupun bunga yang telah diakui tetapi belum diterima. Sama seperti kedua jenis investasi utang lainnya,  premi/ diskonto juga akan diamortisasi. Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009:46-47) investasi utang yang dikelompokkan dalam kelompok trading diukur sebesar nilai wajarnya dalam neraca. Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, harus diklasifikasikan dalam kelompok “trading  “ trading ”. ”. Tujuan dari investasi utang ini dimiliki adalah untuk menghsilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Laba/Rugi yang belum direalisasi atas investasi utang “trading  “trading ” harus diakui sebagai penghasilan. Efek “Tersedia untuk Dijual (Available for SaleSale- AFS)

Menurut Kieso, Weygand dan Warfield (2007:842-845, 848-850 848-850)) Investasi dalam bentuk utang maupun ekuitas yang termasuk dalam kategori AFS dilaporkan sebesar fair value dalam neraca. Keuntungan/kerugian yang belum direalisasi terkait dengan perubahan fair value akan dicatat dalam akun unrealized

 

gain or losses (bagian dari Laporan Laba Rugi -> dilaporkan dalam ekuitas). Perubahan fair value

tidak akan dilaporkan dilaporkan sebagai bagian dari net income

sampai investasi tersebut terjual. Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009:47) Efek yang yang tidak diklasifikasikan dalam kelompok “trading” dan dalam kelompok HTM, maka harus diklasifikasikan kedalam kelompok AFS. Laba/rugi yang belum direalisasi harus dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai pada saat laba/rugi tersebut dapat direalisasi. Untuk ketiga kelompok efek tersebut, dividen dan pendapatan bunga termasuk amortisasi premi/diskonto yang timbul saat perolehan diakui sebagai  penghasilan. Sedangkan untuk laba/rugi yang telah direalisasi dalam efek “trading” dan HTM, juga tetap harus dilaporkan sebagai penghasilan.  penghasilan.   Perubahan Kelompok Investasi

Menurut IAI dalam SAK- ETAP (2009:47  –   48) pemindahan efek antar kelompok dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal perubahan kelompok, laba/rugi yang belum direalisasi harus dicatat sebagai berikut. a.  Untuk Efek yang dipindahkan dari kelompok “trading”, makalaba/rugi yang

belum

direalisasi

pada

tanggal

transfer

telah

tercatat

sebagapenghasilan dan oleh karena itu tidak boleh dihapus;  b.  Untuk Efek yang dipindahkan kekelompok “trading”, maka laba/rugi maka laba/rugi yang  belum direalisasi pada tanggal pemindahan diakui sebagai penghasilan  pada saat tersebut; c.  Untuk Efek utang yang dipindahkan ke kelompok AFS dari kelompok HTM, maka laba/rugi yang belum direalisasi diakui dalam kelompok ekuitas secara terpisah pada tanggal pemindahan kelompok; d.  Untuk Efek utang yang yang ditransfer dari kelompok AFS ke kelompok HTM, maka laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, namun harus diamortisasi selama masa manfaaat efek dengan cara yang konsisten

 

denganamortisasi premi/ diskonto. Amortisasi laba/rugi yang belum direalisasi

tersebut

akan

sepadan

dengan

pengaruh

amortisasi

 premi/diskonto terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.

Dasar

Dampak Perpindahan pada

Dampak

Pengukuran

Akun Ekuitas

Perpindahan pada Laba Neto

Trading AFS

Sekuritas ditransfer Laba/rugi

yang

atau sebesar nilai wajar direalisasi

pada

sebaliknya

 pada Transfer

belum

tanggal  belum

tanggal transfer

 

AFS

tanggal

dalam pendapatan komponen

sebesar nilai wajar ekuitas

transfer

direalisasi

akanmeningkatkan/menurunk  transfer akan diakui

Sekuritas ditransfer Sebagian

 pada

yang

 pada

anekuitas HTM

Laba/rugi

dari Tidak ada akan

tanggal meningkat/menurun

sebesar

laba/rugi

yang

belum

direalisasi

pada

tanggal

Sekuritas ditansfer Laba/rugi

yang

belum

sebesar nilai wajar direalisasi

pada

tanggal

transfer AFS HTM

 

 pada transfer

Tidak ada

tanggal transfer yang dicatat sebagai komponen dari ekuitas akan diamortisasi selama sisa umur sekuritas,

Untuk pengungkapan setiap penjualan/transfer efek dalam kelompok HTM harus diungkapkan: a)  Jumlah akumulasi amortisasi diskonto/premium untuk efek yang dijual/ dipndahkan ke kelompok lain;

 

 b)  Laba / rugi penjualan efek, yang telah direalisasi maupun yang belum direalisasi; c)  Kondisi

yang

mengakibatkan

diambilnya

keputusan

menjual

/

memindahkan kelompok efektersebut. Penyajian dan Pengungkapan Investasi pada Efek Tertentu

Menurut IAI dalam SAK  –   ETAP (2009:49  –   51) entitas menyajikanny adengan neraca yang asetnya dikelompokkan menjadi asset lancar dan asset tidak lancar, kewajibannya dikelompokkan menjadi kewajiban jangkapendek dan  jangka panjang (classified balance sheet) harus melaporkan semua Efek dalam kelompok “trading” sebagai asset lancer. Efek   dalam kelompok HTM dan efek dalam kelompok AFS disajikan sebagai asset lancar atau asset tidak lancar  berdasarkan keputusan manajemen. Khusus untuk Efek utang dalam kelompok HTM dan kelompok AFS yang jatuh tempo pada tahun berikutnya harus dikelompokkan sebagai asset lancer. Sementara itu, pengungkapan untuk efek dalam kelompok AFS dan kelompok HTM, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk setiap kelompok utama Efek, yaitu: a)   Nilai wajar agrerat  b)  Laba yang belum direalisasi dari pemilik efek; c)  Rugi belum direalisasi dari pemilik efek; d)  Biaya perolehan, termasuk jumlah premium dan diskonto yang belum diamortisasi; Untuk Efek utang dalam kelompok AFS dan kelompok HTM, informasi mengenai tanggal tanggal jatuh tempo

efek utang tersebut harus diungkapkan dalam

catatan atas laporan keuangan tahun terakhir yang disajikan. Informasi tentang tanggal jatuh tempo dapat dikelompokkan menurut jangka waktunya sejak tanggal neraca. Lembaga keuangan harus mengungkapkan nilai wajar dan biaya perolehan efek utang, termasuk diskonto dan premium yang belum diamortisasi diamortis asi berdasarkan, sedikitnya 4(empat) kelompok tanggal jatuh tempo, yaitu :

 

  Jatuh tempo dalamwaktu kurang dari 1 tahun;



  Jatuh tempo dalam waktu antara 1 sampai 5 tahun;



  Jatuh tempo dalamwaktu antara 5 sampai 10 tahun; dan



  Jatuh tempo dalam waktu lebihdari 10 tahun



Efek yang tidak jatuh tempo pada tanggal tertentu seperti efek pembayarannya dijamin hipotik, dapat diungkapkan secara terpisah (tidak dialokasikan kedalam  beberapa kelompok jatuh tempo tersebut). Jika penggolongan jatuhtemponya dialokasikan, maka dasar alokasinya alokasinya harus diungkapkan. Untuk setiap periode akuntansi, entitas harus mengungkapkan : a.  Penerimaan dari penjualan efek dalam kelompok AFS, laba dan rugi yang direalisasi dari penjualan tersebut;  b.  Dasar penentuan biaya perolehan dalam menghitung laba / rugi yang direalisasi (misalnya, identifikasi khusus, rata-rata, atau metode lain); c.  Laba dan rugi yang dimasukkan sebagai penghasilan dari pemindahan  pengelompokkan efek dari kelompok AFS ke kelompok “trading”;  “trading”;  d.  Perubahan laba/rugi pemilikkan yang belum direalisasi untuk efek dalam kelompok AFS yang telah dimasukkan kedalam kompon enekuitas secara terpisah selama periode yang bersangkutan; dan e.  Perubahan dalam laba/rugi pemilikan efek yang belum direalisasi dari efek untuk tujuan “trading” yang telah  telah  diakui sebagai penghasilan dalam  periode pelaporan. Penilaian investasi pada efek tertentu menurut perpajakan didasarkan pada nilai perolehannya sesuai dengan penjelasan UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 10 ayat (6) ditentukan bahwa penilaian sekuritas hanya boleh menggunakan harga  perolehan. Sedangkan keuntungan atau kerugian karena penjualan/pengalihan saham hendaknya berpegang kepada ketentuan UU PPh Nomor 36 tahun 2008  pasal 4 ayat (1), yaitu sebesar selisih antara harga jual dengan harga perolehan. Investasi surat berharga dalam valuta asing, sesuai dengan ketentuan perpajakan, harus dijabarkan kedalam mata uang rupiah. Penjabarannya dilakukan dengan menggunakan kurs tanggal neraca atau kurs tetap yang dilakukan secara taat asas.

 

  2.

PERPAJAKAN

Obligasi merupakan salah satu bentuk peminjaman uang dengan jangka waktu tertentu dengan surat berharga, atau dapat juga disebut dengan investasi utang. Peminjaman uang ini biasanya memberikan penghasilan berupa bunga kepada investor. Penghasilan berupa keuntungan tersebut dijelaskan di dalam UU PPh pasal 4 ayat (1) bagian (g). Sedangkan dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), menjelaskan tentang penghasilan sebagai berikut :  yang menjadi objek pajak adalah

penghasila,

yaitu

setiap

tambahan

kemampuan

ekonomis

yang

diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar  Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP  yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.  apapun.  Disini berarti keuntungan dari obligasi juga termasuk di dalamnya. Pembelian obligasi yang disertai dengan unsure bunga berjalan, maka  bunga tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan. Perlakuan terhadap bunga obligasi yang dijual di bursa efek dengan bunga obligasi yang tidak dijual di bursa efek adalah berbeda. Bunga obligasi yang tidak dijual di bursa efek harus dicatat sebagai pajak yang di bayar di muka, dan dikenakan PPh pasal 23 dengan tarif 15%. Sedangkan yang dijual di bursa efek dikenakan tariff PPh final pasal 4 ayat 2. Selain bunga tetap, penghasilan obligasi yang dapat berua capital gain dan realisasi diskonto (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan) pada saat  pelunasan obligasi juga dapat dikenakan pajak. Kecuali bagi WP orang pribadi yang penghasilannya tidak melebihi PTKP. Surat Utang Negara

Surat utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat  pengakuan utang baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin

 

 pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara RI sesuai dengan masa berlakunya, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan obligasi Negara. (1)  Penghasilan berupa diskonto SPN, berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Besarnya PPh adalah 20% dari diskonto SPN bagi WP dalam negeri dan BUT, atau sesuai dengan tarif ketentuan P3B yang berlaku bagi WP luar negeri. (2)  Penghasilan dari transaksi bunga obligasi Besarnya PPh adalah sebagai berikut a.  Bunga dari obligasi dengan kupon -  15% bagi WP dalam negeri dan BUT; -  20% atau sesuai dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT; dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi.  b.  Diskonto obligasi dengan kupon -  15% bagi WP dalam negeri dan BUT; -  20% atau sesuai tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT; dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga berjalan. c.  Diskonto obligasi tanpa bunga -  15% bagi WP dalam negeri dan BUT; -  20% atau sesuai P3B bagi WP luar negeri selain BUT; Dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi. d.  Bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh WP reksadana yang terdaftar pada Bapepam dan Lembaga Keuangan -  0% untuk tahun 2009 - 2010 -  5% untuk tahun 2011 - 2013 -  15% untuk ahun 2014 dan seterusnya

 

Atas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh WP berupa bunga obligasi dikenai pemotongan PPh yang bersifat final, kecuali bagi WP tertentu, yaitu: i. 

Dana pension yang pendirian/pembentukannya disahkan oleh Menteri Keeuangan

ii. 

Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.

Investasi dalam Obligasi

Pada 1 Juli 2011 PT Budi membeli 10 lembar obligasi PT Noni dengan harga nominal Rp10.000 dan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% per tahun dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang sebesar Rp80.000. Obligasi akan dilunasi pada 31 Desember 2015 (4,5 tahun lagi). Tanggal 1

Keterangan

Debit

Kredit

110.000

-

3.000

-

Utang PPH pasal 4 ayat (2)

-

1.500

Kas/Bank

-

115.000

Juli Investasi pada efek tertentu

2011

Pendapatan bunga

Sesuai PP 16 Tahun 2009, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat (2) atas diskonto yang merupakan penghasilan bagi yang menerbitkan obligasisebesar 15% x Rp10.000 = Rp1.500. Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus menyetorkan PPH Pasal 4 ayat (2) yang telah di potongnya ke kas Negara. Tanggal 10 2011

Keterangan

Agus Utang PPh Pasal 4 ayat (2) Kas/Bank

Debit

Kredit

1.500

-

-

1.500

 

Sesuai Pasal 21 UU PPh, PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh 21 atas pembayaran komisi yang merupakan penghasilan bagi yang menerima sebesar 5% x Rp8.000 = Rp400. Tanggal 1

Keterangan

Debit

Kredit

8.000

-

Utang PPh 21

-

400

Kas/Bank

-

7.600

Juli Beban komisi

2009

Paling lambat tanggal 10 bulan berikutny, PT Budi harus menyetorkan PPh 21 yang telah dipotongnya ke kas Negara. Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

10

Utang PPh 21

400

-

-

400

Agustus

Kas/Bank

2011 Sesuai PP 16 tahun 2009, pendapatan bunga yang diterima PT Budi  berkewajiban melakukan pemotongan PPh pasal 4 ayat (2) oleh PT Noni sebagai  penghasilan sebesar 15% x Rp6000 = Rp900. PPh ini bersi bersifat fat final sehingga s ehingga tidak dapat diperhitungkan oleh PT Budi pada SPT Tahunan PT Budi. Tanggal 1

Keterangan

Oktober Kas/Bank

2011

PPh 23 dibayar di muka Pendapatan bunga

Debit

Kredit

5.100

-

900

-

-

6000

Penyesuaian pada akhir tahun 2011 : Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

31

Piutang bunga

3.000

-

-

3000

Desember 2011

Pendapatan bunga

 

Premi obligasi diamortisasi sebesar Rp1.111 untuk 6 bulan selama tahun 2011 yang dimasukkan dalam pos pengurang penghasilan bunga. Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

31

Pendapatan bunga

1.111

-

-

1.111

Desember

Invesasi pada efek tertentu

2011

Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011 Tanggal

Keterngan

Debit

Kredit

31

Pendapatan bunga

4.889

-

-

4.889

Desember

Rugi-Laba

2011

Penghasilan bunga obligasi merupakan penghasilan yang dikenakan pajak  bersifat final., sehingga pada akhir tahun tidak akan dilakukan penggabugan dengan penghasilan lain dan tidak dilakukan penghitungan kembali dalam SPT Tahunan PT Budi. Investasi dalam Saham

PT Saturnus pada 1 Maret 2012 menjual saham PT Mars, yang dibelinya Rp 1.000.000 dengan harga Rp 1.100.000 dan biaya penjualan (jasa pialang dan sebagainya) Rp20.000. Laba neto PT Saturnus dari penjualan saham itu sebesar Rp80.000.

Namun,

untuk

tujuan

perpajakan

jumlah

keuntungan

itu

dikesampinngkan, dan PT saturnus harus membayar pajak final ejumlah Rp1.100 (0,1% x Rp1.100.000). Rp1.100.000). Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

1-Mar-2012

Kas/Bank

1.078.900

-

PPh Pasal 4 ayat (2)

1.100

-

-

80.000

Laba penjualan investasi saham

 

 

Investasi pada efek tertentu

-

1.000.000

Demikian juga kalau sebaiknya terdapat kerugian, misalnya saham dijual dengan harga Rp950.000 dan jasa pialang sebesar Rp10.000. Menurut peraturan  perpajakan kerugian itu dikesampingkan dan perusahaan harus tetap membayar PPh sejumlah Rp950 (0,1% x Rp950.000) tanpa mempertimbangkan fakta kerugian. Hal ini semata-mata karena alasan kesederhanaan administrasi  perpajakan dan pemberian kepastian kepada pembayar pembayar pajak.

Tanggal

Keterangan

Debit

Kredit

1-Mar-2012

Kas/Bank

939.050

-

PPh Pasal 4 ayat (2)

1.100

-

Rugi penjualan investasi saham

60.000

-

-

1.000.000

Investasi pada efek tertentu

 

  BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Efek adalah surat berharga , yaitu surat pengakuan utang , surat berharga , komersial , saham , obligasi , tanda tanda bukti utang ,unit pernyataan kontrak investasi kolektif , kontrak berjangka atas efek , dan setiap derivatif dari efek . Pengakuan

dan

pengukuran

investasi

pada

efek

utang

dapat

diklasifikasikan dalam 3 kelompok , yaitu : (1) dimiliki hingga jatuh tempo ( held to maturity ) maturity ) ; (2) diperdagangkan (trading  (trading ) ; (3) tersedia untuk dijual (available ( available for sale ). sale ). Sedangkan pengakuan dan pengukuran investasi pada efek ekuitas dapat diklasifikasikan dalam 2 jenis yaitu sebagai berikut. (1)  Aset Lancar, yang terdiri atas kelompok ekuitas yang diperdagangkan (trading) dan kelompok investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual (available for sale) (2)  Aset Tidak Lancar. Obligasi adalah surat utang jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu. Obligasi dapat dibeli sesuai dengan nilai nominal atau nilai kurs. Nilai obligasi sebagai investasi dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Pembayaran untuk  bunga sehubungan dengan obligasi yang diperoleh di antara tanggal pembayaran  bunga harus dinyatakan terpisah dari harga perolehannya. Perbedaan antara harga  perolehan dengan nilai nominal obligasi atau surat berharga semacam itu harus ditangguhkan dan diamortisasikan selama janga waktu yang ada.

 

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2013.  Akuntansi Perpajakan. Perpajakan. edisi 3. Salemba Empat : Jakarta

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF