AKUNTANSI KEPERILAKUAN PERTEMUAN 2

April 17, 2018 | Author: PramestiDwiPutri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN & PERTIMBANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN...

Description

PENGANTAR PENGANTAR AKUNTANSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN & PERTIMBANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

OLEH: KELOMPOK 1

I GUST GUSTII AGUNG GUNG PRAM PRAMES ESTI TI DWI DWI PUT PUTRI RI

(149 (14916 1662 6202 026) 6) (7) (7)

A.A A.A PT. PT. AGU AGUNG NG MIR MIRAH AH PUR PURNA NAMA MA SARI SARI

(149 (14916 1662 6202 027) 7) () ()

NI WA!AN LAD! ANDINI

(149166202) (9)

"AKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM PAS#ASAR$ANA PAS#ASAR$ANA UNI%ERSITAS UNI%ERS ITAS UDA! UD A!ANA ANA 201 1

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

A. DE"INISI DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan pelaporan akuntansi. Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi, dan fungsi auditing terhadap perilaku. Menurut Belkoui (1989), akuntansi keperilakuan menekankan pada releansi dari informasi akuntansi terhadap pengambilan keputusan indiidu maupun kelompok yang disebabkan oleh ter!adinya komunikasi diantara mereka. Akuntansi keperilakuan merupakan "abang ilmu akuntansi yang mempela!ari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi. #stilah sistem informasi akuntansi yang dimaksud disini dalam arti yang luas meliputi seluruh desain alat pengendalian mana!emen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran,

desain akuntansi pertanggung!a$aban, desain organisasi seperti

desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian kiner!a, serta laporan keuangan. %uang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi& a. Mempela!ari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan  penggunaan sistem informasi akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan mana!emen memengaruhi sifat  pengendalian akuntansi dan desain akuntansi.  b. Mempela!ari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti  bagaimana sistem akuntansi memengaruhi kiner!a, motiasi, produktiitas, pengambilan keputusan, kepuasan ker!a dan ker!asama. ". Metode untuk men!elaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk  mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk  memengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu.

B. ASPEK'ASPEK PENTING DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

1. 'eori erusahaan dan eperilakuan Mana!erial *

'eori organisasi modern memandang adanya interaksi antar elemen organisasi untuk  mendukung tu!uan organisasi. +e"ara lebih spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi  pada perilaku pengarahan tu!uan perusahaan, motiasi, dan karakteristik penyelesaian masalah. 'u!uan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses saling memengaruhi dalam  perusahaan, penentuan batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari  pengendalian internal yang di"iptakan oleh perusahaan. *. enganggaran dan eren"anaan okus dari area ini adalah formulasi tu!uan organisasi dan interaksi perilaku indiidu. eselarasan antara tu!uan indiidu dengan tu!uan organisasi men!adi rerangka mana!erial mengembangkan organisasi. ua isu penting dalam bidang penganggaran dan peren"anaan adalah organizational slack dan budgetary slack . . engambilan eputusan okus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam pengambilan keputusan. /. engendalian Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi perusahaan. +emakin besar perusahaan, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. 0ingkungan pengendalian melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya. 0ingkungan pengendalian berada pada leel dasar dan merupakan prasyarat dari komponen-komponen lainnya. . elaporan euangan Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan keandalan informasi akuntansi dan releansi informasi akuntansi bagi inestor. erataan laba adalah  bagian dari mana!emen laba yang disebabkan oleh pihak mana!emen mempunyai informasi  priat untuk kepentingan dirinya. Mana!emen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu  perilaku mana!emen yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan.

PERTIMBANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN

A. PERTIMBANGAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

engambilan keputusan tidak krusial adalah pengambilan keputusan ringan yang tidak  mempunyai kebermaknaan dan akibat besar. eputusan krusial adalah keputusan yang 

mempunyai implikasi luas dan mempunyai spektrum dengan determinasi tinggi. Model  pengambilan keputusan dikembangkan atas dasar asumsi bah$a keputusan didasarkan atas rasionalitas. Model rasionalitas memandang pengambil keputusan sebagai manusia rasional, dimana mereka selalu konsisten dalam membuat pilihan pemaksimuman nilai di dalam lingkup keterbatasan-keterbatasan tertentu. engambilan keputusan se"ara sistematis dipengaruhi oleh "ara penyampaian informasi.

B. ANATOMI SUATU KEPUTUSAN

+uatu keputusan harus dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan. ertimbangan untuk masing-masing situasi tentunya tidak sama, sebab setiap situasi memiliki masalah yang  berbeda. Masalah yang berbeda akan mempunyai se!umlah alternatif peluang penyelesaiannya masing-masing. 'erdapat enam langkah dalam proses pengambilan keputusan se"ara rasional, yaitu& 1. Menentukan ermasalahan enting bagi mana!er untuk memahami permasalahan yang akan diselesaikan untuk  menghindari potensi menyelesaikan permasalahan yang salah. 0angkah-langkah yang dilakukan untuk mendefinisikan masalah adalah pertama, menentukan permasalahan yang mun"ul dalam men"apai tu!uan. edua, mendiagnosis permasalahan dengan memahami ge!ala-ge!alanya. *. Mengidentifikasi riterianya Melalui identifikasi kriteria ini kita dapat mengetahui hal-hal apa sa!a yang harus dipenuhi terkait dengan keputusan yang akan dibuat.

. Mengukur iner!a riteria yang telah diidentifikasi masing-masing harus ditentukan bobotnya untuk mengetahui seberapa penting suatu kriteria bagi keputusan yang akan dibuat. /. Men"iptakan Alternatif  Alternatif solusi atas masalah yang akan diselesaikan dibuat bersama-sama dalam tim sebagai tambahan ren"ana penyelesaian masalah. . Mengukur 2ilai Alternatif dari +etiap riteria /

enilaian alternatif solusi dilakukan dengan seberapa besar solusi dapat memenuhi setiap kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Menghitung eputusan yang 'erbaik  +etelah

kelima

tahap

dilakukan,

pembuatan

keputusan

dapat

dilakukan

dengan

membandingkan nilai akhir dari setiap alternatif solusi yang telah dibuat. Alternatif yang memiliki hasil yang optimal yang akan dipilih.

#. BOUNDED RATIONALIT!

endekatan proses pengambilan keputusan se"ara rasional sangat sulit dilakukan karena  pada kenyataannya mana!er dalam dunia nyata dituntut untuk melakukan pengambilan keputusan yang "epat, sehingga dalam pengambilan keputusan mana!er akan terbatasi oleh $aktu, faktor  internal dan eksternal serta sifat alamiah suatu permasalahan yang tidak memungkinkan untuk  dilakukannya suatu analisa menyeluruh terhadap permasalahan tersebut. 4al ini men!adikan  pengambilan keputusan se"ara rasional men!adi terbatasi (bounded rationality perspective). engambilan keputusan menggunakan pendekatan ini umumnya lebih menekankan pada aspek  intuisi, pengalaman dan penilaian ( judgement ) dibandingkan dengan langkah-langkah logis. #ntuisi tidak selalu bersifat irasional, karena intuisi didasarkan atas pengalaman bertahun-tahun dari seorang mana!er terhadap peker!aannya yang telah tersimpan di alam ba$ah sadarnya. #ntuisi akan menghasilkan keberanian serta firasat mengenai alternatif keputusan mana yang diperkirakan dapat meme"ahkan permasalahan, sehingga intuisi akan mempersingkat $aktu dalam pengambilan keputusan.

RE%IEW ARTIKEL

1. $*

The Effect of Justification Type on Agreement with a Decision Aid and Judgement   Performance

2. L+,+- B*+/+



embantu pembuat keputusan digunakan untuk meningkatkan konsistensi judgement , sehingga dapat meningkatkan efektiitas dan efisiensi dalam audit. 4asil dari penelitian penelitian sebelumnya belum ada yang menggambarkan mengenai pola umum bagaimana dan kapan pembuat keputusan akan menggunakan bantuan. enelitian ini meneliti salah satu karakteristik dari lingkungan keputusan yang dapat dimanipulasi dengan kebi!akan organisasi dan !ustifikasi dari sebuah keputusan. +elan!utnya peneliti melakukan penelitian tentang tiga leel !ustifikasi yang dibutuhkan (no justification, unconditional justification, dan  justification of disagreement ) untuk menentukan pengaruhnya terhadap kesepakatan  pembuat keputusan dengan pembantu pembuat keputusan dan kiner!a dalam pengambilan keputusan. 0eel pertama, yaitu no justification ter!adi ketika pembuat keputusan menggunakan  pembantu pembuat keputusan dan membuat !ustifikasi se"ara tidak eksplisit (pembenaran yang tidak !elas) untuk keputusannya. edua, unconditional justification ter!adi ketika  pembuat keputusan harus se"ara eksplisit men!ustifikasi keputusannya. etiga, justification of disagreement  ter!adi ketika pembuat keputusan harus se"ara eksplisit men!ustifikasi keputusannya hanya ketika keputusannya berbeda dari rekomendasi yang dia!ukan oleh  pembantu pembuat keputusan.

. H35,3

41&

5ntuk kondisi tanpa pembantu pembuat keputusan, kiner!a pembuat keputusan akan lebih baik dengan menggunakan unconditional justification  daripada menggunakan no justification.

4*&

5ntuk kondisi dengan pembantu pembuat keputusan, kesepakatan pembuat keputusan dengan pembantu pembuat keputusan akan lebih baik dengan menggunakan  justification

of

disagreement  daripada

menggunakan

no

 justification atau unconditional justification. 4&

5ntuk kondisi dengan pembantu pembuat keputusan, kiner!a dari pembuat keputusan akan lebih baik dengan menggunakan  justification of disagreement  daripada menggunakan no justification atau unconditional justification.

4. M,5+ P*3,3+ 3

enelitian pada artikel ini menggunakan metoda eksperimen. artisipan ditugaskan untuk memilih se"ara a"ak salah satu dari lima kondisi eksperimental. 6mpat kondisi  pertama terdiri dari dua leel keputusan bantuan (ada atau tidak ada) disilangkan dengan dua leel dari persyaratan !ustifikasi (no justification  dan unconditional justification). ondisi kelima termasuk kehadiran dari bantuan keputusan dan justification of disagreement . 'ugas eksperimen digunakan untuk mengestimasi ga!i a$al rata-rata lulusan rogram Masters of Business Administration (MBA) di Amerika, dengan menggunakan tiga item  penilaian berdasarkan dari skor raduate !anagement Admission Test   (7MA'), usia saat masuk, dan rata-rata $aktu bela!ar per hari. artisipan merupakan ** sar!ana !urusan bisnis dari dua uniersitas di daerah perkotaan. ua belas partisipan dikeluarkan dari sampel a$al karena kesalahpahaman atau kegagalan untuk mengikuti instruksi dengan bena r, menyisakan sampel yang dapat digunakan sebanyak *8 partisipan.  persen dari partisipan adalah $anita dengan usia rata-rata *8 tahun. +esi eksperimen berlangsung tiga puluh menit dan tidak ada tekanan kepada sub!ek untuk menyelesaikannya. 6mpat pengukuran dependen dibangun dari 13 pertimbangan yang dibuat oleh partisipan. ua digunakan untuk mengukur  kesepakatan dengan keputusan bantuan dan dua lainnya mengukur kiner!a.

. H+3* + P8+++ P*3,3+

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bah$a 41 diterima. 4al ini berarti untuk  kondisi tanpa pembantu pembuat keputusan, kiner!a pembuat keputusan akan lebih baik  dengan menggunakan unconditional justification  daripada menggunakan no justification. +elan!utnya,  justification of disagreement   akan meningkatkan kesepakatan keputusan ga!i dengan rekomendasi dari pembantu pembuat keputusan. 4al ini menun!ukkan bah$a 4* diterima. 'erakhir,  justification of disagreement akan meningkatkan kiner!a dari para  pengambil keputusan yang menggunakan bantuan keputusan.

6. K,-8+,++ P*3,3+

'erdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian. enggunaan mahasis$a sebagai subyek merupakan keterbatasan potensial, namun telah dikurangi dengan menggunakan tugas yang kemungkinan besar akan mereka hadapi. eterbatasan lainnya dari penelitian ini adalah bantuan keputusan merupakan hasil regresi sederhana, dimana kurangnya 

karakteristik interaktif yang mungkin ter!adi di beberapa keputusan bantuan operasional. :leh karena itu, hasil ini tidak dapat digeneralisasi.

7. K/3+ R*3/+3

enelitian selan!utnya diharapkan untuk memperluas sub!ek penelitian sehingga diperoleh sampel yang lebih banyak dan penelitian bisa men!adi lebih akurat.

8

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF