Akuntansi Forensik Kelompok 3 + Cth Kasus

March 14, 2019 | Author: Samsul Arifin | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Akuntansi Forensik Kelompok 3 + Cth Kasus...

Description

Kecurangan Laporan Keuangan dalam Beberapa Tahun Terakhir (2000-2002 ) •







Salah saji laporan keuangan keuangan atau pengolahan pembukuan pembukuan (cooking (cooking the book ), ), contohnya: Enron, Global Crossing, Qwest, WorldCom, dan Xerox. Pemberian pinjaman secara tidak tepat kepada para eksekutif dan corporate looting, contohnya: John Rigas (Adelphia), Dennis Kozlowski (Tyco) dan Bernie Ebbers (Worldcom). Skandal perdagangan perdagangan yang melibatkan orang dalam, contohnya: Martha Stewart dan Sam Waksal. Mengistimewakan penawaran saham perdana perdana (IPO), termasuk di antaranya spinning  dan  dan laddering , contohnya Bernie Ebbers (WorldCom) dan Jeff Skilling (Enron).

Kecurangan Laporan Keuangan dalam Beberapa Tahun Terakhir (2000-2002 ) Cont’ •









Tunjangan pensiun pensiun yang berlebihan pada pada CEO, contohnya Delta, PepsiCo,  AOL Time Warner, Ford, Ge dan IBM. Kompensasi yang berlebihan (tunai atau saham) kepada para para eksekutif, contohnya: Bernie Ebbers (WorldCom) dan Richard Grasso (NYSE). Pinjaman untuk fee perdagangan fee perdagangan dan transaksi quid pro quo lainnya, quo lainnya, contohnya: Citibank dan JPMorgan Chase memberi pinjaman kepada Enron dan WorldCom. Kebangkrutan dan utang dalam jumlah yang sangat besar, contohnya: WorldCom dan Enron. Kecurangan dalam dalam skala besar yang dilakukan oleh pegawai.

Mengapa Kecurangan terjadi?

Perfect Fraud S torm (Mark F. Zimbelman,dkk) •

Faktor ledakan ekonomi



Faktor kemerosotan nilai-nilai moral



Faktor kesalahan alokasi insentif 



Faktor Tingginya ekspektasi analis



Faktor tingginya tingkat utang



Faktor fokus pada aturan daripada prinsip akuntansi



Faktor kurangnya indepedensi auditor 



Faktor keserakahan



Faktor kegagalan pendidik

Sifat Dasar Kecurangan Laporan Keuangan Beberapa sifat kecurangan laporan keuangan, diantaranya: 







Kecurangan laporan keuangan mengandung unsur penipuan dan penyembunyian yang disengaja. Kecurangan laporan keuangan dapat disembunyikan melalui kolusi antara manajemen, pegawai, atau pihak ketiga. Kecurangan laporan keuangan jarang sekali dapat terlihat namun indikator  kecurangan dapat diamati, seperti dokumen yang hilang, perhitungan buku besar yang tidak sesuai atau hubungan analitis yang tidak masuk akal. Indikator kecurangan tidak mudah diklasifikasikan berdasarkan arti pentingnya atau dikombinasikan menjadi model-model yang dapat memprediksi kecurangan secara efektif.

Motivasi Kecurangan Laporan Keuangan Beberapa motivasi untuk menyajikan mengandung unsur kecurangan:

laporan



Memberikan dukungan agar harga saham tetap tinggi



Memaksimalkan bonus bagi manajemen



keuangan

yang

Memberikan dampak besar terhadap kekayaan bersih eksekutif puncak pemilik opsi saham.

Kerangka Kerja untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Auditor dan investigator harus menggunakan penalaran strategik ketika berupaya mendeteksi kecurangan.



Penalaran stategik mengacu pada kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan metode penyembunyian kecurangan yang digunakan oleh pelaku kecurangan



Tiga macam tingkatan penalaran strategik dalam pengaturan audit: •





Zero-order reasoning  First-order reasoning  Higher-order reasoning

Ketika menerapkan penalaran strategik, auditor akan mempertimbangkan berbagai pertanyaan berikut: •







Skema kecurangan apa yang mungkin akan digunakan oleh manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. Jenis pengujian apa yang digunakan untuk mendeteksi skema tersebut. Bagaimana manajemen dapat menyembunyikan skema tersebut dari jenis pengujian yang akan dilakukan. Bagaimana jenis pengujian tertentu dapat dimodifikasi agar dapat mendeteksi skema penyembunyian aset.

Fraud Exposure Rectangle (Mark F. Zimbelman, dkk) •

Berguna untuk mengidentifikasi eksposur risiko kecurangan manajemen

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN

Kecurangan Pendapatan •



 Akun yang paling sering dimanipulasi adalah akun pendapatan dan/atau piutang dagang Manipulasi yang dilakukan dengan mencatat pendapatan fiktif dan mencatat pendapatan tidak sesuai waktu

 Alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan •



 Ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan Mudahnya memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun pendapatan dan piutang dagang

SKEMA KECURANGAN TERKAIT PENDAPATAN YANG SERING DILAKUKAN • • • • • • • • • • • •

 Transaksi dengan pihak terkait  Penjualan fiktif   Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan  Kesepakatan sepihak  Penjualan konsinyasi Channel Stuffing  Lapping/ kiting   Penanggalan ulang/ pembaruan transaksi  Kebijakan pengembalian bebas  Pengiriman sebagian  Pisah batas yang tidak tepat Round tripping 

Hubungan Antar Transaksi Pendapatan

SKEMA KECURANGAN PENDAPATAN TRANSAKSI Menjual Barang/ kepada pelanggan

AKUN YANG TERKAIT

SKEMA KECURANGAN

jasa Piutang dagang dan Pendapatan (Misal: Pendapatan Penjualan) -

Membuat Estimasi Beban Piutang Tak Tertagih Piutang Tak Tertagih dan Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih Menerima Pengembalian Retur Penjualan Piutang dan Barang dari pelanggan Piutang Dagang Menghapuskan tak tertagih

piutang Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih dan Piutang Dagang

Menerima kas setelah Kas dan Piutang Dagang periode potongan

-

Menerima kas selama Kas, Potongan Penjualan dan periode potongan Piutang Dagang



Mencatat Penjualan Fiktif  Mengakui Pendapatan Terlalu awal Memperbesar nilai penjualan dari nilai seharusnya Memperkecil cadangan kerugian piutang tak tertagih

Tidak mencatat pengembalian barang dari pelanggan Mencatat pengembalian barang setelah akhir periode bersangkutan Tidak menghapuskan piutang tak tertagih Menghapuskan piutang tak tertagih pada periode berikutnya Mencatat transfer bank sebagai penerimaan kas dari pelanggan Memanipulasi kas yang diterima dari pihak terkait Mencatat ayat jurnal fiktif terkait kas (mendebit kas dan mengkredit piutang dagang) Tidak mencatat potongan yang diberikan pelanggan

INDIKATOR KECURANGAN Indikator analitis  Hubungan keuangan dan nonkeuangan terlihat tidak wajar dalam transaksi.  contohnya: Pendapatan atau penjualan terlihat relatif terlalu tinggi terhadap kinerja non keuangan

• •

Indikator akuntansi atau dokumentasi  Ketidaksesuaian dalam pencatatan dan dokumen  Contoh: Dokumen pendukung yang hilang

• •

Indikator gaya hidup  Contohnya; Penjualan saham berdekatan dengan tanggal perolehan laba dan Kekayaan bersih pribadi eksekutif  terkait saham perusahaan



Indikator pengendalian  Contohnya: Pengabaian aktivitas pengendalian oleh manajemen dan Kelemahan dalam proses pisah batas



Indikator perilaku dan indikator verbal  Contohnya: Menolak akses dalam pencarian bukti audit



Informasi dan Pengaduan

PENGUJIAN INDIKATOR KECURANGAN PENDAPATAN Indikator Analitis : Melakukan analitis terhadap saldo keuangan dan hubungan dalam laporan keuangan Membandingkan jumlah yang ada dalam laporan keuangan Mencari perubahan yang tidak wajar pada saldo pendapatan dan piutang dagang antar periode Membandingkan hasil keuangan dan trend perusahaan dengan perusahaan sejenis •

• •



Indikator Akuntansi / Indikator Dokumentasi : Mencari dan menganalisis ayat jurnal topside terkait penjulan dan piutang dagang dengan bantuan perangkat lunak •

PENGUJIAN INDIKATOR KECURANGAN Pengujian indikator kecuranganPENDAPATAN pendapatan (cont) Indikator Pengendalian: •

Mencari pengabaian pengendalian untuk melihat apakah sedang terjadi penyalahgunaan



Keberadaan dan keefektifan lingkungan pengendalian

Indikator Perilaku dan Verbal •



Penundaan yang tidak biasa yang dilakukan oleh entitas dalam memberikan informasi yang diminta terkait pendapatan Perilaku yang mencurigakan dari manajemen ketika ditanya mengenai transaksi atau akun terkait pendapatan

Indikator Gaya Hidup •

Bonus dengan nilai yang signifikan terkait pemenuhan laba



Kekayaan bersih pribadi eksekutif terkait saham perusahaan

Informasi dan Pengaduan •

Sistem Whistle Blowing / layanan pengaduan

KECURANGAN PERSEDIAAN •



 Umumnya kecurangan persediaan dilakukan dengan memperbesar nilai persediaan sehingga terjadi lebih saji. Dengan adanya lebih saji nilai persediaan maka harga pokok penjualan menjadi kurang saji dan margin kotor serta laba bersih menjadi lebih saji dengan jumlah yang sama

SKEMA KECURANGAN PERSEDIAAN •



 Pencatatan ganda Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan



 Permasalahan pisah batas



 Estimasi berlebihan terhadap persediaan





Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan (bill and hold sales)  Persediaan konsinyasi

SKEMA KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PERSEDIAAN TRANSAKSI

AKUN YANG TERKAIT

Pembelian Persediaan

Persediaan, Utang Dagang

SKEMA KECURANGAN - Nilai pembelian yang kurang saji - Keterlambatan dalam mencatat penjualan - Penjualan yang tidak dicatat - Retur penjualan yang lebih saji - Pencatatan retur pada periode yang lebih awal - Potongan pembelian yang lebih saji - Tidak mengurangi biaya persediaan Dibahas dalam bab 4

Pengembalian barang dagangan Utang Dagang, Persediaan kepada pemasok Pembayaran kepada pemasok dalam Utang Dagang, Persediaan Kas periode potongan Pembayaran kepada pemasok, tanpa Utang Dagang, Kas potongan pembelian Persediaan dijual, harga pokok Harga Pokok Penjualan, penjualan diakui Persediaan Persediaan menjadi usang Estimasi jumlah persediaan

 

Penghitungan jumlah persediaan Penentuan biaya persediaan

Kerugian akibat penurunan nilai persediaan, Persediaan Penyusutan Persediaan, Persediaan Penyusutan Persediaan, Persediaan Persediaan, Harga Pokok Penjualan -

Pencatatan jumlah yang terlalu rendah Tidak mencatat harga pokok penjualan atau mengurangi persediaan Tidak menghapuskan atau menurunkan nilai persediaan usang Persediaan yang diestimasi terlalu tinggi Penghitungan persediaan terlalu tinggi Kapitalisasi jumlah yang seharusnya dibebankan Menggunakan Biaya yang tidak tepat Membuat tambahan biaya yang tidak diperlukan Mencatat persediaan fiktif 

MENGIDENTIFIKASIKAN INDIKATOR KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PERSEDIAAN •

Indikator Analitis



Indikator Akuntansi / Indikator Dokumentasi



Indikator Pengendalian



Indikator Pelaku/ Indikator Verbal



Informasi dan Pengaduan

PENGUJIAN INDIKATOR KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PERSEDIAAN Indikator Analitis : •







Melakukan analitis terhadap saldo keuangan dan hubungan dalam laporan keuangan Membandingkan jumlah yang ada dalam laporan keuangan Mencari perubahan yang tidak wajar pada saldo persediaan dan HPP antar  periode Membandingkan hasil keuangan dan trend perusahaan dengan perusahaan sejenis

Indikator Akuntansi / Indikator Dokumentasi : •

Mencari dan menganalisis ayat jurnal topside terkait persediaan dengan bantuan perangkat lunak

PENGUJIAN INDIKATOR KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PERSEDIAAN Indikator Pengendalian: •

Mencari pengabaian prosedur pengendalian untuk melihat apakah sedang terjadi penyalahgunaan



Keberadaan dan keefektifan lingkungan pengendalian

Indikator Perilaku dan Verbal •



Penundaan yang tidak biasa yang dilakukan oleh entitas dalam memberikan informasi yang diminta terkait pendapatan Perilaku yang mencurigakan dari manajemen ketika ditanya mengenai transaksi atau akun terkait pendapatan.

Indikator Gaya Hidup: •

Bonus dengan nilai yang signifikan terkait pemenuhan laba



Kekayaan bersih pribadi eksekutif terkait saham perusahaan

Informasi dan Pengaduan •

Sistem Whistle Blowing / layanan pengaduan



Wawancara dengan pihak yang terkait persediaan

KECURANGAN TERKAIT LIABILITAS, ASSET, DAN PENGUNGKAPAN  YANG TIDAK MEMADAI

CARA MANIPULASI LIABILITAS •



Salah satu cara untuk memanipulasi liabilitas adalah menggunakan restrukturisasi dan cadangan-cadangan liabilitas lainnya secara tidak sesuai Hal tersebut dilakukan baik dalam hal merger, restrukturisasi, pembersihan lingkungan secara tidak tepat, litigasi dan alasan-alasan lainnya, biasanya melibatkan pengakuan terhadap biaya dan liabilitas dan kontra asset yang terkait

SKEMA KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT LIABILITAS   



 Utang Dagang yang Kurang Saji Nilai Liabilitas yang Masih Harus Dibayar Kurang Saji Mengakui Pendapatan Diterima di Muka (Liabilitas) sebagai Pendapatan Pencatatan Kewajiban di Masa yang Akan Datang secara Tidak Lengkap.

Tidak Mencatat Atau Mencatat Berbagai Jenis Utang Secara Tidak Lengkap Selain pinjaman tidak diotorisasi dengan jaminan pada kepemilikan atas aset  perusahaan, terdapat beberapa cara untuk mencatat utang atau liabilitas yang serupa secara tidak lengkap, yaitu: • Tidak melaporkan atau mencatat utang pada pihak-pihak terkait secara tidak  lengkap; Meminjam tapi tidak mencantumkan nilai utang yang muncul karena adanya •  batasan kredit maksimum yang diperbolehkan (lines of credit); • Tidak mencatat nilai pinjaman yang terjadi; Mengajukan klaim bahwa utang yang ada telah dihapuskan oleh pihak kreditur; • dan/ atau Mengajukan klaim bahwa utang yang ada dalam pembukuan perusahaan adalah • utang pribadi dari pemilik atau pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan dan bukan utang perusahaan.

Mendeteksi Indikator Kecurangan Liabilitas Yang Kurang Saji Cara paling efektif untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan terkait liabilitas, yaitu auditor berfokus pada: •

Indikator Analitis; dan



Indikator Akuntansi atau Dokumentasi

Pencarian Proaktif Indikator Terkait Pelaporan Liabilitas Yang Tidak Lengkap Berarti bahwa auditor mencari akun-akun yang tidak biasa dilihat dalam berbagai cara, yaitu: 1. Analisis terhadap saldo keuangan dan hubungannya dalam laporan keuangan, dengan cara: •

berfokus pada perubahan angka-angka laporan keuangan yang aktual; atau



mempelajari laporan arus kas; dan



Menggunakan analisis horizontal.

2. Membandingkan jumlah-jumlah dalam laporan keuangan dengan hasil-hasil keuangan dan tren dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama.

Mengidentifikasi Kecurangan Asset Yang Lebih Saji Terdapat 5 (lima) aset yang paling umum untuk dibuat menjadi lebih saji nilainya, yaitu 1. Kas, investasi jangka pendek, dan surat-surat berharga yang lebih saji 2. Piutang dan persediaan yang lebih saji 3. Aset yang lebih saji melalui merger dan akuisisi, atau dengan memanipulasi akun atau transaksi antarperusahaan 4. Aset tidak berwujud atau aset yang ditangguhkan yang lebih saji 5. Aset tetap yang lebih saji

Bagian Mengkhawatirkan Dari Manajemen Laba 1. Penggelembungan Aset melalui Merger dan Akuisisi (atau Restrukturisasi) atau dengan Memanipulasi Akun dan/ atau Transaksi Antar perusahaan 2. Aset Tetap yang Lebih Saji (Properti, Pabrik, dan Peralatan) 3. Kecurangan Kas dan Investasi Jangka Pendek 4. Piutang Dagang yang Lebih Saji (Tidak Terkait Pengakuan Pendapatan) atau Persediaan (Tidak Terkait dengan Harga Pokok Penjualan)

Pengidentifikasian dan Pencarian Secara Aktif  Indikator Kecurangan Aset yang Lebih Saji JENIS ASET YANG LEBIH SAJI

AKUN YANG TERLIBAT

Mengkapitalisasi biaya yang seharusnya

Beragam akun aset tidak

dibebankan secara tidak sesuai

 berwujud dan beban yang ditangguhkan

Penggelembungan nilai aset melalui merger, akuisisi dan restrukturisasi atau melalui manipulasi akun dan transaksi

Dapat menjadi aset apa saja

SKEMA KECURANGAN

1.

 biaya pemasaran, gaji, biaya riset dan  pengembangan, serta pengeluaran sejenis lainnya sebagai aset secara tidak tepat. 1.

Menggunakan nilai pasar dibandingkan nilai  buku untuk pencatatan aset. 2. Memiliki entitas yang salah menjadi

antar perusahaan Aset tetap yang lebih saji

Mengapitalisasi beragam biaya pendirian,

“ pembeli”.

Tanah, bangunan, peralatan,  perbaikan sewa guna usaha yang masih digunakan, dan

1.

Pembelian danpenjualan aset fiktif dengan

2.

“straw buyer”. Biaya aset yang lebih saji dengan pihak yang

masih banyak lagi Kas dan sekuritas berharga yang salah saji Kas, sekuritas berharga, dan

terkait. 1.

aset jangka pendek lainnya Piutang dagang dan persediaan yang lebih Piutang dagang, dan saji untuk menyembunyikan pencurian  persediaan kas oleh manajemen

Sekuritas berharga yang salah saji dengan  bantuan dari pihak yang terkait.

1.

Menutupi adanya pencurian kas atau aset lain dengan piutang dagang atau persediaan yang lebih saji.

1. Mengapitalisasi Biaya yang Seharusnya Dibebankan secara Tidak Tepat Indikator Analitis Kecurangan Membandingkan perubahan-perubahan dan trend saldo-saldo akun dalam laporan keuangan. Membandingkan perubahan-perubahan dan trend dalam hubungannya dengan laporan keuangan. Membandingkan saldo laporan keuangan dengan informasi non keuangan atau informasi lain, seperti jumlah atau kualitas aset yang direpresentasikan. Membandingkan saldo-saldo laporan keuangan yang kebijakan-kebijakan yang digunakan perusahaan lain yang sejenis •







Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi indikator umum yang terkait dengan berbagai jenis skema kecurangan laporan keuangan; Indikator dokumentasi yang terkait dengan kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan secara tidak sesuai pada periode berjalan. •



Indikator Umum dari Aset Yang Lebih Saji 1. Transaksi yang terkait dengan aset tidak dicatat secara lengkap, tepat waktu, tidak tepat jumlah, periode akuntansi, klasifikasi, atau kebijakan entitas. 2. Saldo-saldo yang terkait dengan aset tidak didukung atau diotorisasi. 3. Penyesuaian aset pada menit-menit akhir dapat secara signifikan meningkatkan hasil-hasil keuangan. 4. Hilangnya dokumen-dokumen yang terkait dengan aset. 5. Tidak tersedianya salinan dokumen yang lain untuk mendukung transaksi yang terkait dengan aset, ketika dokumen yang asli yang seharusnya ada. 6. Saldo buku besar yang terkait aset tidak seimbang. 7. Ketidaksesuaian yang tidak biasa diantara catatan yang terkait dari aset dari suatu entitas dengan bukti atau penjelasan manajemen yang menguatkan.

2. Aset yang Lebih Saji Melalui Merger, Akuisisi, atau Restrukturisasi Atau Manipulasi Akun atau Transaksi Antar  Perusahaan Indikator Analitis Kecurangan •

Membandingkan rasio aset untuk masing-masing perusahaan sebelum merger dan peusahaan gabungan setelah terjadi merger.

Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi •



Pastikan bahwa metode-metode akuntansi yang digunakan sudah sesuai dengan standar akuntansi. Periksa transaksi merger yang terjadi, untuk memastikan bahwa transaksi dan nilai transaksi yang terjadi masuk akal

3. Aset Tetap Yang Lebih Saji (Properti, Pabrik, Dan Peralatan)  Aset tetap yang lebih saji biasanya berasal dari cara berikut: Nilai aset yang dicatat digelembungkan pada transaksi pembelian yang tidak wajar. Nili aset tidak diturunkan pada nilai yang sesuai karena depresiasi dicatat secara tidak tidak memadai Aset fiktif dicatat dalam akun-akun laporan keungan •





Indikator Analitis Perubahan dalam skala besar yang tidak realistis pada akun t anah, properti, peralatan, dan aset tetap lainnya, mengindikasikan terjadinya kecurangan. Hubungan-hubungan aset tetap juga dapat diperiksa dengan menghitung rasio sebagai berikut: Total aset tetap / total aset Saldo akun masing-masing aset tetap / total aset tetap Total aset tetap / utang jangka panjang Biaya depresiasi berbagai kategori aset / aset yang didepresiasi Akumulasi depresiasi / jumlah aset yang dapat didepresiasi • • • • •

4. Kas dan Investasi Jangka Pendek yang Lebih Saji (termasuk Sekuritas Berharga) Indikator Analitis Rasio-rasio yang digunakan untuk memahami hubungan antara kas dan sekuritas berharga wajar dalam kaitannya dengan aset lancar atau total aset, yaitu: •



Current ratio: aset lancar / liabilitas lancar  Quick ratio : aset lancar kecuali persediaan & macam-macam biaya dibayar  dimuka / liabilitas lancar 



Aset lancar / total aset



Sekuritas herharga / aset lancer 

Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi •

Indikator akuntansi terbaik biasanya dari perbedaan antara jumlah yang tercatat dengan jumlah yang dikonfirmasi oleh pihak bank, pialang, dan pihak-pihak independen lainnya.

5. Kecurangan Pengungkapan yang Tidak Memadai Jenis-Jenis Kecurangan Pengungkapan •





Represanti yang salah terkait sifat dasar atau produk perusahaan Representasi yang salah atau penghilangan dalam bagian laporan yang lain yang sifatnya nonkeuangan Representasi yang salah atau penghilangan dalam catatan kaki laporan keuangan

Mendeteksi Kecurangan Pengungkapan yang Tidak Memadai •



Tanpa adanya informasi atau pengaduan, sulit untuk mengetahui bahwa kecurangan pengungkapan sedang terjadi. Biasanya akan lebih mudah mendeteksi kecurangan pengungkapan yang tidak memadai seperti pengungkapan yang menyesatkan daripada mendeteksi kecurangan pengungkapan yang berupa ketiadaan pengungkapan.

Kecurangan Pengungkapan Terkait Laporan Keuangan Dan Catatan Kaki Laporan Keuangan •





Lihat ketidakkonsistenan antara pengungkapan dan informasi yang ada dalam laporan keuangan dan informasi lainnya yang tersedia. kita harus membuat pertanyaan kepada manajemen dan pihak lainnya dalam perusahaan tersebut berkenaan dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait, liabilitas bersyarat, dan kewajiban kontraktual. melakukan tinjauan terhadap dokumen dan catatan perusahaan pada SEC dan lembaga regulasi lainnya terkait nama-nama pejabat dan direksi yang menempati posisi manajemen atau direktur pada perusahaan lain.

JENIS LAIN DALAM KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN 1. Akuntansi untuk transaksi nonmoneter yang tidak tepat. 2. Akuntansi untuk transaksi roundtrip yang tidak tepat. 3. Akuntansi untuk pembayaran di luar negeri yang tidak tepat atas pelanggaran terhadap Foreign Corrupt Practices Act (FCPA). 4. Penggunaan ukuran keuangan non-PABU secara tidak tepat. 5. Penggunaan pengaturan akun di luar laporan posisi keuangan yang tidak tepat.

Contoh Kasus Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk. PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar  Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa.

Contoh Kasus (cont) Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated ), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated   penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated  persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated   persediaan sebesar Rp 8,1 miliar  dan overstated  penjualan sebesar Rp 10,7 miliar.

Permasalahan •



Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master   prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut.

Pembahasan •



  Kesalahan pencatatan terkait dengan adanya rekayasa keuangan dan menimbulkan pernyataan yang menyesatkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.   Perusahaan sempat melansir laba bersih sebesar Rp 132 miliar dalam laporan keuangan tahun buku 2001, tetapi Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) selaku KAP dari perusahaan diminta menyajikan kembali (restated ) laporan keuangan Kimia Farma 2001. HTM sendiri telah mengoreksi laba bersih Kimia Farma tahun buku 2001 menjadi Rp 99 milliar.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF