Akuntansi Biaya Bahan Baku

October 8, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Akuntansi Biaya Bahan Baku...

Description

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1.AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU & TENAGA KERJA LANGSUNG

2.1.1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan dapat dibedakan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat dilacak pada produk jadi dan yang diproses menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya  bahan baku merupakan salah satu elemen biaya utama. Bahan penolong adalah bahan yang indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai relatif tidak material. Biaya  bahan penolong merupakan merupakan elemen biaya overhead pabrik.

2.1.2. Akuntansi Bahan Baku Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi pembelian bahan baku dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian bahan terdiri atas (1) permintaan  pembelian, (2) pesanan pembelian, dan (3) penerimaan bahan. Oleh karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian bahan, yaitu (1) Surat Permintaan Pembelian (lihat Figure 3-1 pada Polimeni-Ch.3-hal 92), (2) Surat Pesanan Pembelian (lihat Figure 3-2 pada Polimeni-Ch.3hal 92), dan (3) Laporan Penerimaan Barang (lihat Figure 3-3 pada Polimeni-Ch.3-hal 93). Atas dasar 3 dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan dapat menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh karena itu,  perusahaan menengah dan besar umumnya umumnya menggunakan metode perpetual. 2.1.3. Prosedur Pengendalian Bahan Baku Pengendalian bahan baku dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lancar, dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan pengadaan bahan baku dilakukan secara efisien. Prosedur pengendalian bahan baku dapat menggunakan lima metode, yaitu a)  order cycling  b)  the min-max method c)  the two-bin method d)  the automatic order system e)  the ABC plan.

 

  Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang me-review bahan  baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu me-review dipengaruhi oleh jenis  bahan bakunya. Bahan baku yang esensial membutuhkan jangka waktu review yang lebih  pendek dibanding bahan baku yang kurang penting. Pada saat dilakukan review, r eview, pemesanan pemesan an  bahan baku dibuat sehingga sehingga pada saat dibutuhkan bahan baku akan tersedia. Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada saat persediaan menuju ke tingkat minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada tingkat maksimum. Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku yang dipakai jika bahan  bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan baku dipisahkan menjadi dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah. Bagian pertama adalah bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku yang akan digunakan dalam periode saat pemesanan dan saat  pengiriman. Pemesanan bahan dilakukan pada saat bahan bagian pertama sudah digunakan. Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode  pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan me lakukan pemesanan bahan baku jika  persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan optimal jika digunakan komputer untuk mengadministrasikan persediaan bahan baku. Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai persediaan bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah. Dalam metode ABC, persediaan bahan baku digolongkan menjadi tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu a)  kelompok A yang nilainya tertinggi  b)  kelompok B yang nilainya sedang dan c)  kelompok C yang nilainya terendah.

 

Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: a)  jumlah persediaan minimal kecil  b)  tingkat review tinggi c)  tingkat pemesanan tinggi d)  membutuhkan pencatatan rinci e)  tingkat pengawasan tinggi. Kelompok C mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: beri kut: a)  jumlah persediaan minimal besar  b)  tingkat review rendah c)  tingkat pemesanan rendah d)  tidak membutuhkan pencatatan perpetual, dan e)  tingkat pengawasan rendah.

2.1.4. Biaya Tenaga Kerja Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.

sistem biaya standar 

I. Pengertian 

Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu. t ertentu.

II. Prosedur Penentuan Biaya Standar  

Biaya Bahan Baku Standar, terdiri atas :

 

1.

Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.

2.

Harga satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar. Kuantitas Standar Bahan Baku dapat ditentukan dit entukan dengan menggunakan :

1. Penyelidikan teknis. 2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk : a) Menghitung rata-rata pemakaian pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.  b)

Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang  paling baik dan yang paling paling buruk dimasa lalu.

c)

Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang  paling baik.

Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa : 1.

Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang yang akan datang, biasanya untuk

 jangka waktu 1 tahun. 2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar. 3.

Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

III. Biaya Tenaga Kerja Standar 

Jam Tenaga Kerja Standar dapat ditentukan dengan cara : 1. Mnghitung rata-rata jam kerja yang yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari Kartu Harga Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu. 2. Membuat test-run operasi produksi produksi dibawah keadaan normal normal yang diharapkan. 3. Mengadakan penyelidikan gerak gerak dan waktu dari berbagai berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan. 4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk

IV. Biaya Overhead Pabrik Standar 

Tarif Overhead Standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas kapasitas normal. Untuk pengendalian BOP dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk  beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif BOP standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya

 

dalam tarif ini semua BOP diperlakukan sebagai sebagai biaya v variabel. ariabel. Di lain pihak anggaran anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan BOP tetap sebagai biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.

V. Analisis Penyimpangan Biaya Sesungguhny Sesungguhnya a Dari Dari Biaya Standar 

Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dianalisis, dan dari analisi ini diselidiki penyebab terjadinya selisih yang merugikan.

VI. Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung 

Ada 3 model analisis selisih biaya biaya produksi langsung : 1. 

Model Satu Selisih (The One-Way Model)

Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah kedalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas

2. 

Model Dua Selisih (The Two-Way Model)

Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi 2 macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi. 3. 

Model Tiga Selisih (The Two-Way Model)

Selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi 3 macam selisih  berikut ini : Selisih Harga, Selisih Kuantitas, Selisih Harga / Kuantitas. Hubungan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat dapat terjadi dengan kemungkinan kemungkinan berikut ini : a)

Harga dan Kuantitas Standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari harga  b)

dan

kuantitas

sesungguhnya.

Harga Standar “ Lebih Rendah “ dari Harga Sesungguhnya, namun

sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih Tinggi “ dari Kuantitas Sesungguhnya c) Harga Standar “ Lebih Tinggi “ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih Rendah “ dari Kuantitas Sesungguhnya.

 

http://wwwhariwahyudi32.blogspot.com gspot.com/2010/10/akuntansi-biaya/2010/10/akuntansi-biaya-bahan-bakubahan-bakuhttp://wwwhariwahyudi32.blo tenaga-kerja.html   1. Pengertian Biaya-Biaya

Biaya yang dikenal dalam ilmu ekonomi terbagi menjadi beberapa macam. Biaya tersebut meliputi biaya produksi atau biaya bahan baku, biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung, dan biaya overhead overhead pabrik.  pabrik. Biaya bahan baku adalah biaya bia ya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku hingga siap digunakan, termasuk biaya-biaya angkut hingga operasional. Biaya tenaga kerja yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar setiap orang yang mengolah bahan baku. Biaya overhead overhead pabrik  pabrik adalah biaya-biaya tidak terduga yang bisa terjadi pada sebuah  perusahaan. Biaya tersebut digunakan untuk operasional pabrik. Biaya Bia ya overhead overhead pabrik  pabrik tidak termasuk ke dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Overhead cost biasanya cost  biasanya dianggarkan secara khusus ke dalam anggaran bulanan. 2. Contoh Biaya Bahan Baku

Setelah mengetahui arti pengertian-pengertian biaya dalam perusahaan, berikut adalah Pengertian serta contoh biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya bia ya overhead  pabrik . Contoh biaya yang pertama yaitu biaya bahan baku yaitu biaya angkut tembakau untuk diolah di pabrik. Termasuk ke dalam biaya bahan baku meliputi nominal untuk membeli tembakau, biaya muat barang, hingga biaya bongkar barang di tempat tujuan.

Pemberitahuan: “Perkiraan persediaan bahan baku hanyalah untuk menampung ayat jurnal

 penyesuaian di akhir periode. Dan umumnya Jurnal Penyesuaian disusun untuk nilai  persediaan yang terdapat di awal dan juga di akhir periode. Kemudian disisi lain, Jurnal

 

 penyesuaian untuk persediaan (awal dan juga akhir) kemudian dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban Pokok Produksi Pada tahun 2018, PT.Samsu Matahari membeli bahan baku seharga Rp 1.440.000,00 dengan kredit. Ayat Jurnalnya ialah sebagai berikut:

No B Tangaal 

u

Keterangan  

Ref  

Debet 

500

1.440.000

Kredit 

kt i 

Agust 2018

 –  

Pembelian  bhn bku Hutang Dagng

211

1.440.000

3. Contoh Biaya Tenaga Kerja

Dalam akuntansi, biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung secara garis besar dikategorikan sebagai orang yang langsung mengolah bahan baku atau langsung terlibat dalam proses produksi. Contohnya seperti penjahit di pabrik garment, pabrik garment, pelinting  pelinting rokok di pabrik rokok, dan sebagainya. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk untuk membayar setiap orang yang bekerja, namun tidak terlibat langsung dengan proses produksi. Dalam sebuah perusahaan tidak semua orang terlibat dalam proses produksi. Ada staf-staf lain yang membantu jalannya perusahaan. Contohnya yaitu pembayaran untuk staf keamanan, staf administrasi, dan staf-staf lain yang tidak terlibat dalam kegiatan produksi. No Tangaal 

B u kt

Keterangan  

Ref  

Debet 

Kredit 

 



Agus 2018

Biaya tng  –  

krja

500

173.000.000

langsg Bank Hutang Dagang

111

150.000.000

213

23.000.000

4. Biaya Over Overhea head d Pabrik

Biaya overhead adalah biaya tak terduga yang tidak termasuk dalam biaya bahan baku dan  biaya tenaga kerja. Contoh biaya overhead overhead pabrik  pabrik yaitu biaya pemeliharaan meisn-mesin ketika rusak, biaya penyusutan mesin, dan biaya-biaya peralatan kerja. Overhead Overhead pabrik  pabrik  biasanya akan dianggarkan oleh perusahaan diluar diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Pada Tahun 208, Biaya Overhead pabrik PT.Samsu Matahari yang dibebankan dalam  produksi sebesar Rp 450.000 ayat jurnal yang harus dibuat ialah seperti dibawah ini.

No B Tangaal 

u

Keterangan  

Ref  

Debet 

502

150.000

503

140.000

504

40.000

kt i 

Agust 2018

 –  

Biaya bhn  pembntu Biaya tng kerja tdk lgsung Biaya gaji  pabrik

Kredit 

 

Biy. listrik, air & telp.

 

505

37.000

506

15.000

507

50.000

588

13.000

599

5.000

Pabrik Biaya  perlengkap an pabrik Biaya  pemelihara an dan  perbaikan  pabrik Biaya asuransi  pabrik Biy. overhead  pbrk lainlain Hutang dagang

211

450.000

Pemberitahuan: “Untuk jumlah yang telah termasuk ayat jurnal penyesuaian. pembayaran

hutang dicatat dalam buku pengeluaran kas. Sedangkan untuk biaya penyusutan, ayat jurnal  penyesuaian ialah seperti dibawah ini: No Tangaal 

Bu

Keterangan  

Ref  

Debet 

509

75.000

kti 

(A) Agust 2018

 –  

Biaya  penyusutan

Kredit 

 

 pabrik Akum.  penystn

134

75.000

mesin (B) Biaya  penyusutan

509

9.500

612

9.500

625

9.500

 pabrik Biy. penystn.  penjualan

Biy. Pnystn adm&umu m Akum. Penystn.

135

16.000

138

5.000

kend. Akum. Penystn.  perltn. Biasanya pada neraca lajur perusahaan manufaktur ada rekening yang sebelumnya belum dibahas yakni aktiva tak berwujud. Aktiva tak berwujud sendiri merupakan aktiva tetap yang tidak mempunyai bentuk fisik. Contohnya hak paten serta Googwil.

Aktiva tetap merupakan nama lain dari Aktiva tak berwujud, dan sama-sama harus disusutkan. Penyusutan aktiva tetap bernama Amostisasi. Dan amortisasi aktiva tak berwujud ini dimasukkan kedalam biaya pabrik (manufacturing cost), biaya penjualan serta biaya adm dan umum. Ayat jurnalnya ialah seperti dibawah ini.

 

No Tanggal 

B uk 

Keterangan  

Ref  

Debet 

510

12.500

616

6.250

626

6.250

Kredit 

ti 

Agust 2018

Biaya  –  

amortisasi  pabrik Biaya amortisasi  bag.  penjualan Biy. Amorts.  bag. adm. & umum Aktiva tak  berwujud

140

25.000

 biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik  yang diajarkan di sekolah atau perguruan tinggi dibahas lebih rinci dan mendalam. Pengertian serta contoh diatas hanya  penjelasan secara garis besar mengenai biaya-biaya yang dikenal dalam ilmu akuntansi dan ekonomi. https://khanfarkhan.com https://khanfa rkhan.com/biaya-bahan-baku-bia /biaya-bahan-baku-biaya-tenaga ya-tenaga-kerja-dan-kerja-dan-bop/ bop/ 

1. Pengertian

BIAYA BAHAN BAKU ( RAW MATERIAL COST )

 

Bahan baku (raw material) adalah bahan bahan yang digunakan dalam dalam membuat produk produk dimana  bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau

merupakan bagian

terbesar dari bentuk barang ). Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai dengan  bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos angkut, penyimpanan dan lain-lain. 2. Biaya yang diperhitungkan diperhitungkan dalam harga pokok bahan bahan yang dibeli

Unsur harga pokok pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh memperoleh bahan  baku dan untuk menempatkan dalam dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi,  pergudangan dan biaya bia ya akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya harga pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok sebagai akibatnya akibatnya biaya biaya penyiapan penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik. pabrik.

3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi

3.A. Metode pencatatan bahan baku

Ada macam metode pencatatan bahan baku, yaitu:

3.A.1 Metode Fisik  (Fhysical Inventory Method )  )  Dalam metode ini hanya hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang mutasi

 berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang diperoleh , harus menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode akuntansi. Harga  pokok persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian

dikurang Harga pokok

 persediaan akhir yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai dipakai selama  periode akuntansi.

3.A.2. Metode Mutasi Persediaan   ( Perpetual Inventory Method)

Dalam metode ini setiap mutasi mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian dicatat dalam kolom kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di kartu

 

 persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom sisa di kartu persediaan. 

3.B. Metode Penilaian Bahan Baku 

Ada beberapa metode penilaian penilaian terhadap bahan baku diantaranya :

3.B.1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)  

Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dibebani dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk kegudang  bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk ke kegudang gudang bahan akan digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama kali disusul harga perolehan per per satuan bahan yang dipakai pertama kali ,disusul harga harga  perolehan persatuan yang masuk berikutnya. berikutnya.

3.B.2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method) Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata harga perolehan

 persatuan bahan sebagai berikut:

(X1 x P1) + (X2 x P2) +.......+(Xn x Pn) Harga perolehan Rata = rata persatuan

X1 + X2 + .......+ Xn

Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan ada bahan yang dipakai memiliki harga perolehan persatuan bahan yang paling baru.

3.B.3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)

Metode ini berdasarkan anggapaan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali kali dipakai dibebani dengan harga harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul dengan harga perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya sebelumnya dan seterusnya.

3.B.4. Metode Persediaan Dasar

Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas b bahan ahan harus dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. kontinyu. Pada umumnya metode  persediaan dasar menggunakan metode Lifo .

 

  4. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)

Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak perusahaaan Biaya standar (standard cost) yaitu menetapkan jumlah biaya biaya

menggunakan

yang seharusnya

dikeluarkan per satuan produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan  pada akhir periode akan diketahui biaya yang sebenarnya se benarnya terjadi dan biasanya biasan ya jarang sekali pengeluaran sesungguhnya sesungguhnya sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).

Selisih Bahan Baku = Biaya Bahan Baku Sesungguhnya Sesungguhnya - Biaya Bahan Baku Standar

Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam:

 A) Selisih Harga Bahan (raw material material price  –  variance)  variance) Selisih harga bahan disebabkan disebabkan karena pengeluaran untuk untuk biaya bahan harga persatuannya tidak sama dengan standar

Selisih Harga = - Harga Bahan Standar  per satuan

Harga bahan

- x Jumlah sesungguhnya sesungguhnya

sesungguhnya

-

dibeli/digunakan per satuan

-

 B) Selisih Pemakaian Bahan Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama dengan sesungguhnya.

Selisih Pemakaian = Bahan

Pemakaian bahan - Pemakaian bahan standar

sesungguhnya

x Harga bahan standar persatuan bahan

 

 

*** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***

 

 

PT. ALAM RAYA  adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data

 persediaan bahan baku (raw material mate rial inventory) yang ada dalam catatan catat an perusahaan adalah sebagai berikut : Persediaan Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00

Pembelian

Tanggal

Jumlah

Harga

(Kg)

/ Kg

12 Jan

400

1999

Rp 12 0

26 Jan

500

1999

Rp 90

31 Jan

100

1999

Rp 11 0

Pemakaian

Tanggal 16 Jan

Jumlah 500

1995 28 Jan

300

1995 Catatan: 29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26  jan 1999 30 Jan 1999 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan bahan yang yang diminta tanggal 28 januari dan berasal dari persediaan awal Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg

 

  Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode  penilaian persediaan :

a. Metode FIFO  b.Metode LIFO c.Metode Average

JAWABAN : *** CONTOH SOAL BIAYA BAHAN BAKU ***

A. 1. metode Fisik Fifo Persediaan (inventory)Per 1 Jan 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100 )

Rp 20. 000

Pembelian Bahan (raw material purchase) : Tgl 12/1/1999

= 400 x Rp 120

= Rp 48.000

20/1/1999

= 500 x Rp 90

= Rp 45.000

31/1/1999

= 100 x Rp 110

= Rp 11.000

Pembelian kotor (gross purchase) Pengembalian pembelian 100 x Rp 90 Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg 95.000

Rp104.000 =

9.000 Rp

 

Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg Kg Rp 115.000 115.000 Persediaan Bahan per 31 Jan 1999 100 x Rp 110 = Rp 11.000 250 x Rp 90 = Rp 22.500 Rp 33.500 Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used) 81.500

Rp

A.2. Perpetual Fifo

KARTU PERSEDIAAN BAHAN

PT. Alam raya Satuan :

Nama Bahan :

Minimum

EOQ :

Kode

:

Maksimum :

 Nomor

:

Pesan

Tang

Masuk / Beli

Keluar / Pakai

: :

Sisa

g al



Bi

Ju



Ju

Bi



Ju

Bi

l

l      

 

  sat

Sa

sa

 

 

 

   

 

  1

2

10

 ja n

20  

 

.

 

9 9 12

40

 ja

12  

48.

2

10

 

20  

n

 

9

 

.

12

4

 

9

   

48 .

  10

2

16

20 1

 

J

12  

  12

a 3

n

12 .

 

   

9  

9

 

36

  50

26 J

45.

1

 

12  

.

 

a n

12

 

5  

9  

9

45 .

  28

1

12

12

 

3

J

27 .

a n

 

2

9 9

 

 

18

  (1

29

90

9.0

2

18 .

J  

a

   

n

 

9 9 30

(

22

2

4.

.

J a

 

 

n  

9

 

9 10

31 J

11  

11.

2

 

.  

a n

22

 

1

11  

9 9

 

  11 .

 

B.1. Fisik Lifo

 

Persediaan (inventory) (inventory) per 1 januari 1999 1999 (awal (awal = 200 Kg x Rp 100) 100) = Rp 20.000 Pembelian bahan (raw material purchase) : Tanggal 12/1/1999

= 400 Kg x Rp 120

26/1/1999

= 500 Kg x Rp 90

31/1/1999

= 100 Kg x Rp 110

= Rp 48.000

= Rp 45.000 = Rp 11.000

1.000 Kg

104.000

Pengembalian pembelian 100 Kg x Rp 90

=

9.000

Pembelian bersih(net purchase) = 900 Kg

Rp 95.000

Harga perolehan bahan siap pakai (raw material available to use) (1.100 Kg)Rp 115.000 Persediaan Bahan per 31 Januari 1999 200 x Rp 100 = Rp 20.000 150 x Rp 120 = Rp 18.000 18.000 Rp

38.000

Harga perolehan bahan baku yang dipakai 750 kg

Rp

77.000 B. 2. Perpetual Lifo KARTU PERSEDIAAN BAHAN

PT. Alam raya Satuan :

Nama Bahan :

Minimum

EOQ :

Kode

:

Maksimum :

 Nomor

:

Pesan

Tang

Masuk / Beli

Keluar / Pakai

: :

Sisa

g al

K

bi

Ju



Bi

Ju

K

Bi

Ju

l

l  

 

 

 

ti  

Sa

sat

sa

ta  

 

   

  1 jan

2

10

20  

9 9

.

 

  12

40

 ja

12  

48.

10

2

20  

 

n

 

9

 

.

12  

4

9

   

48 .

  16

4

12

 ja

48 1

 

n

10  

  10

9

1

10 .

 

 

9

   

 

10

  26

50 J

90  

45.

1

10

10  

.

 

a n

5

9 9

 

45 .

  28

3

27

1

10

 ja

10  

n

 

.

 

9

2

9

 

   

18 .

  29

(1

9.0

1

10

 ja n 9

10  

 

.

   

1

9

   

.

  (

30

4.

10

1

 

J a m

10

 

  1

.

 

9 9

13 .

  31

10 J

11  

11.

1

 

.

 

a n

10

10

   

1

9

 

9

 

11

13  

1

.

    11 .

 

C.1. Fisik rata-rata (Average)

Persediaan bahan per 1 jan 99

= 200 Kg x Rp 100 =

Rp 20.000

 pembelian bahan per 12/1/99

= 400 Kg x Rp 120 =

Rp 48.000

Pembelian bahan per 26/1/99

= 500 Kg x Rp 90 =

Rp 45.000

Pembelian bahan per 31/1/99

= 100 Kg x Rp 110 =

Rp 11.000

Pengembalian Pembelian 29/1/99

= (100Kg) x Rp 90 =

1.100 kg a)*Rp 104,545

Rp( 9.000)

Rp 115.000

 

Persediaan bahan per 31 jan. 1999

=350 Kg x Rp 104,545 =

Harga perolehan bahan yang dipakai = 750 Kg x Rp 104,545 =

Rp 36.591

Rp 78.409

*) = Rp 115.000 115.000 : 1.100 Kg Kg = Rp 104,545 104,545

2.b. Perpetual rata-rata

KARTU PERSEDIAAN BAHAN

PT. Alam raya Satuan :

Nama Bahan :

Minimum

EOQ :

Kode

:

Maksimum :

 Nomor

:

Pesan

Tang

Masuk / Beli

Keluar / Pakai

:

:

Sisa

g al





Ju

 bi

Ju

Bi



Bi

Ju

l

l   ti

   

sat

Sa

 

 

 

sa

 

 

ta  

 

 

 

 

  1

2

10

 ja n

20  

.

 

9 9

 

 

12

40

 ja

12  

48.

6

11

68

 

.  

n 9

   

9   16

5

11

56

1

11

11

J

.

a

 

 

n 9 9 26

 

    50

J

 

45.

6

56 .

 

a

 

n

   

9 9

28

3

93

28

28

3

.

J a

 

 

n

.  

9

 

 

9   (1

29

90

9.0

2

19 .

J a n

 

   

.  

9 9  

 

30

(

93

4.

2

23

 ja

.  

n

 

9 9

31  ja

 

10

11  

11.

3

9

34

 

.

n 9

 

 

     

 

 

KASUS 1

PT. “ PESONA AWANI”  adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam

 bidang pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian (  purchasing ) dan pemakaian bahan baku bulan Mei 1999 : Persediaan ( inventory ) tanggal 1 Mei 1999 1999

300 kg @ Rp. 200,00

Pembelian :

Tanggal

Jumlah (kg)

Harga / kg

4 Mei 1999

500

Rp. 230

15 Mei 1999

400

Rp. 250

20 Mei 1999

1.100

Rp. 220

Pemakaian

Tanggal

Jum l a h

13

Mei

600

1999 16

Mei

400

1999 25

Mei

900

1999

Keterangan Lain: 28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999

 

30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak 100 Kg

Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg Data -data produksi yang lain adalah : a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000  b. Biaya overhead pabrik ( FOH FOH ) Rp 1.800.000

Diminta :

1.  Hitunglah nilai persediaan akhir

bahan baku (ending raw material inventory)

dan

 berapakah nilai bahan baku yang dipakai ( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian: a. MPKP (FIFO)  b. MTKP (LIFO) c. Rata-rata (Average) 2.  Berapakah Harga Pokok Pokok Produksi ( production cost / cost of goods goods manufactured )PT. Pesona Awani pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin poin 1 diatas. diatas.

KASUS 2 

PT.

Pesona 

adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data

 persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :

 

  Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00

 Pembelian Tanggal

Jumlah

Harga /

(Kg)

Kg

12 Jan

400

Rp 120

500

Rp 90

100

Rp 110

1999 26 Jan 1999 31 Jan 1999

 Pemakaian Tanggal

Jumlah

16 Jan

500

1999 28 Jan

300

1999

Catatan: 29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26  jan 1999 30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory) Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg

Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode  penilaian persediaan : a. Metode FIFO  b.Metode LIFO c.Metode Average

 

 

KASUS 3 

PT. “PESONA MENTARI”  adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak

dalam pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk  bahan baku AD bulan April 1999 adalah sebagai berikut :

Tanggal

Keterangan

Jumlah Kuantitas

1 Mei 1999 3 Mei

Persediaan

Harga Pokok / Unit

11.000

Rp. 200,00

Pembelian

5.000

Rp. 220,00

Pemakaian

6.000

-

awal

1999 5 Mei

 

1999 9 Mei

Pembelian

8.000

Rp. 215,00

Pemakaian

10.000

-

Pembelian

12.000

Rp. 210,00

Pemakaian

11.000

-

1999 15 Mei 1999 22 Mei 1999 29 Mei 1999

Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah : a)  Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan  persediaan bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp. 200,00.  b)  Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit. Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode : a. Metode Phisik  b. Metode Perpetual

 

 

BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG ( DIRECT LABOR COST ) 

I. Pengertian

Biaya tenaga kerja (direct labor cost) adalah

semua balas jasa yang yang diberikan

oleh

 perusahaan kepada semua karyawan , elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya  produksi adalah biaya tenaga kerja untuk karyawan di di pabrik.

II. Program Gaji dan Upah Intensif

Tujuan program insentif adalah meningkatkan meningkatkan produktifitas produktifitas karyawan yang berarti meningkatkan penghasilan karyawan yang produktifitasnya tinggi sekaligus menekan biaya produksi satuan. a. Sistem premi bonus berdasarkan jam kerja

1. Premi Sistem Halsey Dihitung dengan rumus :

 

 

G = T (JS + 1/2 JH)

2. Premi Sistem Rowan Dihitung dengan rumus :

G = ( 1 + JH/JSt) (JS x T)

3. Premi Sistem Bart Dihitung dengan rumus :

G = (  JSt x JS ) T

Dimana :

G = Jumlah gaji atau upah T = Tarif upah per Jam JS = Jam sesungguhnya sesungguhnya

JH = Jam dihemat, sebesar Jst - JS JSt = Jam standar

b. Sistem Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil

Sistem ini dikenal dengan istilah : Payment Pa yment By Result Schames (PBR Schemes) dihitung dengan menggunakan rumus :

G = JP x T Dimana: G = Gaji atau Upah JP = Jumlah produk yang dihasilkan T = Tarif upah per buah (satuan Produk)

Sistem ini meliputi :

1. Straight Piece-Work Pada sistem ini apabila standar waktu yang sudah ditentukan dapat menghasilkan menghasilkan  jumlah produk yang

melebihi standar jumlah produk yang dihasilkan

akan

memperoleh premi tertentu dalam presentase yang jumlahnya sama. sedangkan

 

apabila hasil produksi besarnya sama atau berada dibawah standar jumlah produksi yang dihasilkan tidak memperoleh premi.

2. Sistem Taylor Pada sistem ini apabila dalam waktu standar karyawan dapat menghasilkan produk yang melebihi hasil standar diberikan upah diatas tarif upah standar,karyawan standar,karyawan yang menghasilkan jumlah produk produk sama dengan hasil standar diberikan upah upah sama dengan upah standar, Karyawan yang hasilnya dibawah hasil standar hanya diberikan upah dibawah tarif upah standar.

3.Selisih Upah Langsung (direct labo variance)

Selisih upah upah langsung adalah perbedaan antara upah langsung standar dengan uapah langsung yang yang dibayarkan sesungguhnya . Jumlah selisih upah upah langsung dicari sebagai berikut: berikut:

Upah Langsung Sesungguhnya

xxx

Upah Langsung Standar

xxx -

Selisih Upah Langsung

xxx

Sebab-sebab adanya adanya Selisih Upah Langsung Langsung 3.a. Selisih Tarif Upah selisih ini disebabkan oleh perbedaan

antara tarif

menurut standar dengan tarif

sesungguhnya yang dikomsumsi Selisih upah dicari sebagai berikut: berikut:

Selisih Tarif Upah =

(Tarif Standar - Tarif Sesungguhnya) X

Jam

kerja

sesungguh  perjam kerja

perjam kerja

3.b. Selisih Penggunaan Jam Kerja /Selisih Efisiensi

nya dikomsumsi

 

 

Selisih antara jam kerja yang digunakan seharusnya (menurut standar) dengan jam kerja digunakan sesungguhnya bisa dicari sebagai berikut :

Selisih Efisiensi = (Jam Kerja Standar - Jam kerja kerja sesungguhnya)X sesungguhnya)X Tarif standar per jam

KASUS 1 

PT. PESONA BUMI ALAMI Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam  bidang industri perkayuan. dalam dalam menghitung gaji untuk kary karyawannya awannya menggunakan  program gaji dan upah intensif . Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona Bumi Bumi Alami Alami .  Nam a

Bagu

Jam

 Nama

Jam

Ke

ker 

rja

 ja

18

Desi R

17

17

Dini P

18

19

Santi S

19

20

Andry F

16

15

Sani M

20

s S Eva K Tina S Heny F Rosa G

Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif Tarif upah perjam Rp 750.

Diminta :

 

Hitung upah masing-masing karyawan karyawan dan berapa upah rata-rata perjam deng dengan an menggunakan : a. Premi Sistem Halsey  b. Premi Sistem Rowan c. Premi Sistem Bart

 

KASUS 2 

PT PESONA SAMUDRA BAHARI Adalah sebuah perusahaan yang produksinya melaluui 4 departemen produuksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan . Berikut ini data data yang yang diambil dari perusahaan untuk bulan bulan April 1999 Keterangan

Departemen produksi

Jam kerja standart persatuan

Tarif upah standart perjam kerja langsung

I

II

III

IV

2

1

4

3

 j

 j

 j

 j

a

a

a

a

m

m

m

m

Rp

Rp

Rp

Rp

7

7

6

8

0

5

5

0

0

0

0

0

Pesanan yang dikerjakan

 No. 001 sebanyak 500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV  No. 002 sebanyak 300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV  No. 003 sebanyak 450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV  No. 004 sebanyak 400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III  No. 005 sebanyak 100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV

Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya dan jumlah upah langsung untuk tiap departemen adalah sebagai berikut :

Departem en

Jumlah jam kerja langsung

Jumlah upah langsung

sesungguhnya Dept I

2.500 jam

1.850.000

Dept II

1.600 jam

1.200.000

Dept III

5.900 jam

3.900.000

 

Dept IV

4.000 jam

3.100.000

Diminta :

A. Hitunglah Hitunglah Selisih Upah Langsung B. Hitunglah Hitunglah Tarif Upah Langsung

BIAYA BAHAN BAKU ( RAW MATERIAL COST )

 

KASUS 1

PT. “ PESONA AWANI”  adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam

 bidang pembuatan minuman kaleng. Berikut ini adalah data-data pembelian (  purchasing ) dan pemakaian bahan baku bulan Mei 1999 : Persediaan ( inventory )tanggal 1 Mei 1999 Pembelian :

300 kg @ Rp. 200,00

 

Tanggal

Jumlah

Harga /

(kg)

kg

4 Mei 1999

500

Rp. 230

15 Mei 1999

400

Rp. 250

20 Mei 1999

1.100

Rp. 220

Pemakaian

Tanggal

Jum l a h

13

Mei

600

1999 16

Mei

400

1999 25

Mei

900

1999

Keterangan Lain: 28 Mei 1999 dikembalikan ke supplier sebanyak 150 Kg dari pembelian tanggal 20 Mei 1999 30 Mei 1999 dikembalikan oleh produksi ke gudang bahan yang diminta tgl 25 Mei 1999 sebanyak 100 Kg

Perhitungan fisik bahan baku per 31 mei 1999 sebanyak 350 Kg Data -data produksi yang lain adalah : a. Biaya Tenaga Kerja ( direct labor cost ) Rp 1.200.000  b. Biaya overhead pabrik ( FOH FOH ) Rp 1.800.000

Diminta :

3.  Hitunglah nilai persediaan akhir bahan baku dan berapakah nilai bahan baku yang dipakai ( raw material used ) dengan menggunakan metode pencatatan fisik maupun perpetual dan dengan menggunakan metode penilaian:

 

a. MPKP (FIFO)  b. MTKP (LIFO) c. Rata-rata (Average) 4.  Berapakah Harga Pokok Pokok Produksi ( production cost / cost of goods goods manufactured )PT. Pesona Awani pada bulan Mei 1999 dengan masing-masing metode pada poin poin 1 diatas. diatas.

 

JAWABAN KASUS 1

A. Metode FIFO FIFO (MPKP) fisik :

Persediaan (inventory) per 1 mei 1999

300 x Rp 200

=

Rp

60.000 Pembelian bahan (raw material purchasing) : Tanggal 04/05/99

500 x 230

=

Rp 115.000

15/05/99

400 x 250

=

Rp 100.000

20/05/99

1100 x 220

=

Rp 242.000

Pembelian kotor (gross purchase)

Rp 457.000

Pengembalian pembelian (purchase return) =150 x Rp 220

(Rp 33.000)

Pembelian bersih (net purchase) 1850

Rp

424.000

Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use)

Rp

484.000 Persediaan (inventory) bahan per 31 mei 1999 350 kg x 220

Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)

Rp

77.000

Rp.407.000

 

 

 KARTU PERSEDIAAN PERSEDIAAN

PT PESONA AWANI

Tanggal

01/05/9

Masuk/beli

Keluar/pakai

Sisa

kuantit

Biaya

Jumlah

kuantita

Biaya

Jumlah

kuantita

Biaya

Jumlah

as

Satuan

(Rp)

s

Satuan

(Rp)

s

Satuan

(Rp)

-

-

-

-

-

-

300

200

60.000

500

230

115.00

-

-

-

300

200

60.000

500

230

115.000

9 04/05/9 9

13/05/9

0

-

-

-

9

15/05/9

400

250

9

16/05/9

100.00

-

-

1100

220

9

25/05/9

200

60.000

300

230

69.000

200

230

46.000

-

-

-

200

230

46.000

400

250

100.000

0

-

9

20/05/9

300

242.00

200

230

46.000

200

250

50.000

200

250

50.000

-

-

-

200

250

50.000

1100

220

242.000

0

-

-

-

200

250

50.000

 

9

700

220

154.00

400

220

88.000

0 28/05/9

(150

220

33.000)

-

-

-

250

220

55.000

-

-

-

(100

220

22.000)

350

220

77.000

424.00

1800

9 30/05/9 9 Jumlah

1850

407.00

0

B.

0

Metode LIFO (MTKP) fisik :

Persediaan (inventory)per 1 mei 1999

300 x Rp 200

=

Rp. 60.000

Pembelian bahan (raw material purchasing): Tanggal 04/05/99

500 x 230

=

Rp 115.000

15/05/99

400 x 250

=

Rp 100.000

20/05/99

1100 x 220

=

Rp 242.000

Pembelian kotor (gross purchase) Pengembalian pembelian (purchase return) = 150 x Rp 220 Pembelian bersih (net purchase) 1850

Rp 457.000 (Rp 33.000) Rp

424.000

Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use)

Rp

484.000 Persediaan (inventory)bahan per 31 mei 1999 300 kg x 200

= Rp 60.000

50 kg x 230

= Rp 11.500 Rp

71.500

Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)

Rp 412.500

 

PERSEDIAAN IAAN  KARTU PERSED

PT PESONA AWANI

Tanggal

01/05/9

Masuk/beli

Keluar/pakai

Sisa

kuantit

Biaya

Jumlah

kuantita

Biaya

Jumlah

Kuantit

Biaya

Jumlah

as

Satuan

(Rp)

s

Satuan

(Rp)

as

Satuan

(Rp)

-

-

-

-

-

-

300

200

60.000

500

230

115.00

-

-

-

300

200

60.000

500

230

115.000

200

200

40.000

200

200

40.000

400

250

100.000

200

200

40.000

200

200

40.000

1100

220

242.000

198.00

200

200

40.000

0

200

220

44.000

-

20 200 0

20 200 0

40 40.0 .000 00

9 04/05/9 9

13/05/9

0

-

-

-

9

500

230

115.00

100

200

0

20.000 15/05/9

400

250

9

16/05/9

100.00

-

-

0

-

-

-

400

250

9

20/05/9

1100

220

242.00

-

-

-

0

-

-

-

900

220

9

28/0 28/05/ 5/9 9

100.00 0

9

25/05/9

-

(150 (150

220 220

33.0 33.000 00))

-

-

 

9 30/05/9

-

-

-

(100

220

22.000)

9 Jumlah

1850

424.00

1800

50

220

11.000

200

200

40.000

150

220

33.000

411.00

0

0

C. Metode rata-rata bergerak (average) fisik :

Persediaan (inventory) per 1 mei 1999

300 x Rp 200

=

Rp

60.000 Pembelian bahan (raw material purchasing) : Tanggal 04/05/99

500 x 230

=

Rp 115.000

15/05/99

400 x 250

=

Rp 100.000

20/05/99

1100 x 220

=

Rp 242.000

Pembelian kotor (gross purchase)

Rp 457.000

Pengembalian pembelian (purchase return) = (150) x Rp 220 Pembelian bersih (net purchase)

(Rp 33.000)

1850

Rp

424.000

Harga pokok bahan siap pakai (raw material available to use) = 2150 * 225,1 484.000 Persediaan (inventory) bahan per 31 mei m ei 1999 350 kg x 225,12

Rp

78.792

Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used) 405.216 1800 x 225,12 * Rp 484.000 : 2150

=

Rp 225,12 / kg.

Rp

Rp

 

 KARTU PERSEDIAAN PERSEDIAAN

PT PESONA AWANI

Tan

Masuk/beli

Keluar/pakai

Sisa

g g a l

Bi

kuan

n

l

ti

l

n

a

t

a

t

a

t

h

h

a

h

i

 

i t

Sat

s

(Rp

Bi

Jum

  Sat

t

)

a

s

Juml

 

(Rp)

Sat

s  

-

Kua

(Rp

)

a

01/0

Bi

Jum

kua

-

 

  -

-

-

-

300

20

60.0

5

 

/

0 0

9 9 04/0

500

23

115  

5

0

9

0

9

0

5

-

-

-

-

800

175.

21

0

.

/

13/0

-

-

0

,

0   600

21

131 .

200

21 4

 

/

,

2

9

,

3

5

9

 

.

0

 

7 5 0

15/0

400

25

100  

5

0

9

0

9

0 -

-

-

-

-

5

,

0   400

200

23

23 4

9

7

,

5

,

/

.

.

9  

9

110

5

22

0

242

-

3

1

2

6

-

/

0

3

9

0

0

9

0

0

-

-

900

200

22

5

289.

22 1

-

 

-

9

 

8

.

25/0

143.

23

7

5

20/0

600

.

/

16/0

-

400

9 1

,

6   22 8

. ,

7

,

/

9 .

0

9

 

9

 

9

2 0 4

28/0 5

(15 0

22

33.  

-

-

-

250

22

  5

0

/

0

9

0

,

6 .

 

9

)

2 0 4

30/0

-

-

-

(100 (100

22

350

22

2

5 ,

/

2 .

9  

9

7 ,

8  

3

5

0

0

1

5

) Jum l

185

424

0

1800

405

.

.

a

0

4

h

0

9

0

0

2. Harga pokok produksi : HPP = BBB + BTK + BOP

 

Metode phisik : FIFO = 407.000 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.407.000 LIFO= 412.500 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.412.500 Rata2

 

= 405.216 + 1.200.000 + 1.800.000 = Rp 3.405.216

Metode perpetual :

FIFO

= 407.000 + 1.200.000 + 1.800.000 1.800.000

= Rp 3.407.000

LIFO

= 411.000 + 1.200.000 + 1.800.000 1.800.000

= Rp 3.411.000

Rata

= 405.490 405.490 + 1.200.000 + 1.800.000 1.800.000

= Rp 3.405..490

 

PT.

Pesona 

KASUS 2

adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data

 persediaan bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :

.

 

Persediaan (inventory) Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00

Pembelian Tanggal

Jumlah

Harga /

(Kg)

Kg

12 Jan

400

Rp 120

500

Rp 90

100

Rp 110

1999 26 Jan 1999 31 Jan 1999

Pemakaian Tanggal

Jumlah

16 Jan

500

1999 28 Jan

300

1999

Catatan: 29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26  jan 1999 30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari dan berasal dari persediaan awal (beginning inventory) Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg

Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999 dengan metode pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode  penilaian persediaan : a. Metode FIFO  b.Metode LIFO c.Metode Average

 

 

 

JAWABAN KASUS 2

A.  Alokasi tanggal 20 mei 1999. Jenis

Kuantitas

 bahan  baku

Alokasi

Harga pokok

 biaya

Bahan baku

angkut

(4)

(2 x 50.000) (3) Unit

%

(1

(

)

2 )

A

200

20

10.000

110.000

 

B

300

30

15.000

165.000

C

200

20

10.000

110.000

D

300

30

15.000

165.000

Jumlah

1000

100

50.000 50.000

550.000

Alokasi

Harga pokok

 biaya

Bahan baku

Tanggal 25 mei 1999. Jenis

Kuantitas

Bahan Baku

Angkut

(4)

(2 x 36.000) (3) Unit

%

(1)

(2)

A

250

38

13.680

138.680

B

200

31

11.160

121.160

D

200

31

11.160

131.160

Jumlah

650

100

36.000

391.000

Tanggal 28 mei 1999 Karena pembelian hanya 1 jenis bahan baku maka tanpa alokasi : (300 unit x 525) + 20.000 = 177.500

C. Tanggal

A

B

C

D

20 Mei

110.00

165.00

110.00

165.00

1999 25 Mei

0 138.68

1999 28 Mei

0 121.16

0 -

 persedia an

-

0 131.16

0 -

0 177.50

1999  Nilai

0

-

0 248.68 0

286.16 0

287.50 0

296.16 0

 

 

 

KASUS 3

PT. “PESONA MENTARI” adalah perusahaan manufaktur, perusahaan ini bergerak

dalam pembuatan obat-obatan. Data bahan baku yang ada dalam catatan gudang untuk  bahan baku AD bulan April 1999 adalah sebagai berikut :

Tanggal

Keterangan

Jumlah Kuantitas

1 Mei 1999 3 Mei

Persediaan

Harga Pokok / Unit

11.000

Rp. 200,00

Pembelian

5.000

Rp. 220,00

Pemakaian

6.000

-

Pembelian

8.000

Rp. 215,00

Pemakaian

10.000

-

awal

1999 5 Mei 1999 9 Mei 1999 15 Mei 1999

 

22 Mei

Pembelian

12.000

Rp. 210,00

Pemakaian

11.000

-

1999 29 Mei 1999

Keterangan lain yang dimiliki oleh perusahaan adalah : c)  Perusahaan menggunakan metode persediaan pasar dalam penentuan nilai persediaan dan  persediaan bahan AD yang ditentukan perusahaan sebagai persediaan dasar 8.000 unit dengan harga per unit Rp. 200,00. d)  Dari hasil perhitungan phisik 30 April 1999 sebesar 9.000 unit.

Diminta : Hitung bahan baku AD yang dipakai dengan menggunakan metode : a. Metode Phisik  b. Metode Perpetual

 

 

 

JAWABAN KASUS 3

a. Metode perpetual :

Keterangan Keterang an

kuantitas

HP/unit

jumlah

Persediaan dasar

8.000

200

1.600.000

Kelebihan persediaan

3.000

210

630.000

Jumlah persed awal

11.000

Pembelian 03/04/99

5.000

Jumlah

220

16.000

Pemakaian 05/04/99 (6000 unit)

220 210

 jumlah

10.000

 pembelian 09/04/99

8.000

Jumlah

18.000

Pemakaian 15/04/99 (10.000 unit)

8.000 2.000

1.100.000 3.330.000

5.000 1.000

 jumlah

2.230.000

1.100.000 210.000 2.020.000

215

1.720.000 3.740.000

215 210

1.720.000 420.000

8.000

1.600.000

Pembelian 22/04/99

12.000

210

2.520.000

Jumlah

20.000

Pemakaian 29/04/99

11.000

210

2.310.000

 persediaan dasar

8.000

200

1.600.000

Diatas persediaan dasar

1.000

210

210.000

Jumlah persediaan akhir

9.000

4.120.000

Persediaan akhir

1.810.000

 

  b. Metode fhisik

Keterangan

kuantitas

HP / unit

 jumlah Persediaan dasar

8.000

Kelebihan persediaan diatas persed dasar 3.000 Jumlah persed awal

200

210

1.600.000

630.000

11.000

2.230.000

Pembelian : 03/04/99

5.000

220

1.100.000

09/04/99

8.000

215

1.720.000

22/04/99  jumlah persediaan

12.000 25.000

210

2.520.000 5.340.000

Tersedia dipakai

36.000

7.570.000

Persediaan akhir Persediaan dasar

8.000

Diatas persediaan dasar

200 1.000

9.000 harga pokok bahan baku dipakai

1.600.000 210

210.000 1.810.000

27.000

5.760.000

BIAYA TENAGA KERJA

( LABOR COST )

 

 

 

KASUS 1

PT. PESONA BUMI ALAMI  Adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam

 bidang industri perkayuan. dalam dalam menghitung gaji untuk kary karyawannya awannya menggunakan  program gaji dan upah intensif . Berikut ini data-data karyawan PT. Pesona B Bumi umi Alami .  Nam a

Bagu

Jam

 Nama

Jam

Ke

ker 

rja

 ja

18

Desi R

17

17

Dini P

18

19

Santi S

19

20

Andry F

16

15

Sani M

20

s S Eva K Tina S Heny F Rosa G

Standart waktu pekerjaan No. 009 untuk setiap 12 Produk = 20 jam, Tarif Tarif upah perjam Rp 750.

Diminta :

Hitung upah masing-masing karyawan dan berapa upah rata-rata perjam denga dengan n menggunakan : a. Premi Sistem Halsey

 

 b. Premi Sistem Rowan a.  Premi Sistem Bart

BIAYA TENAGA KERJA JAWABAN KASUS 1

PT PESONA BUMI ALAMI

a.  Premi sistem Helsey G = T (Js + ½ JH) JH)

G = jumlah gaji atau upah

JH = jam dihemat Jst –  Jst  –  Js  Js

T = tarif upah per jam

Jst = jam standart

Js = jam sesungguhnya

 

 Nama

gaji

Bagus S

gaji rata-rata

750 (18 + ½ (20 –  (20 –  18) = 14.250

Eva K

14.250 : 18 = Rp 792

750 (17 + ½ (20 –  (20 –  17) = 13.875

13.875

:

17

=

750 (19 + ½ (20 –  (20 –  19) = 14.625

14.625

:

19

=

750 (20 + ½ (20 –  (20 –  20) = 15.000

15.000

:

20

=

816 Tina S 769 Heny F 750 Rosa G =

750 (15 + ½ (20 –  (20 –  15) = 13.125

13.125 : 15

875

Desi R

750 (17 + ½ (20 –  (20 –  17) = 13.875

13.875

:

17

=

750 (18 + ½ (20 –  (20 –  18) = 14.250

14.250

:

18

=

750 (19 + ½ (20 –  (20 –  19) = 14.625

14.625

:

19

=

816 Dini P 792 Santi S 769 Andry F

750 (16 + ½ (20 –  (20 –  16) = 13.500

Sani M

13.500 : 16 =

750 (20 + ½ (20 –  (20 –  20) = 15.000

15.000

844 :

20

=

750

Sistem Premi Rowan : G = (1 + JH/Jst) (JS x T)

 Nama

gaji

Bagus S  

(1 + 2/20) (18 x 750) = 14.850

(1 + 3/20) (17 x 750) = 14.662,

: 18 =

14.662,5 : 17 =

862,5

Tina S  

14.850

825

Eva K  

gaji rata-rata

(1 + 1/20) (19 x 750) = 14.962,5 787,5

Heny F

(1 + 0/20) (20 x 750) = 15.000 15.000

: 20 =

750

14.962,5 : 19 =

 

Rosa G  

(1 + 5/20) (15 x 750) = 14.062,5

14.062,5

:

15

=

937,5

Desi R

(1 + 3/20) (17 x 750) = 14.662,5

14.662,5 : 17 =

862,5 Dini P

(1 + 2/20) (18 x 750) = 14.850 14.850

: 18 =

Santi S  

(1 + 1/20) (19 x 750) = 14.962,5

14.962,5 : 19 =

787,5

Andry F 16 =

825

(1 + 4/20) (16 x 750) = 14.400

14.400

:

900

Sani M

(1 + 0/20) (20 x 750) = 15.000 15.000

: 20 =

750

Sistem premi bart  Nama

gaji

Bagus S  

( (20 x 18)) x 750 = 14.230

14.230

(  (20 x 17)) x 750 = 13.829

13.829

:

18

=

790,5

Eva K  

gaji rata-rata

: 17 =

813,5

( (20 x 19)) x 750 = 14.620

Tina S  

14.620

: 19 =

769,5 (  (20 x 20)) x 750 = 15.000

15.000

: 20 =

750

Rosa G

( (20 x 15)) x 750 = 12.990

12.990

: 15 =

866

Desi R

( (20 x 17)) x 750 = 13.829

13.829

:

17

=

( (20 x 18)) x 750 = 14.230

14.230

:

18

=

Heny F

 

813,5

Dini P  

790,55 ( (20 x 19)) x 750 = 14.620

Santi S 769,5

14.620

: 19 =

 

Andry F

Sani M

(  (20 x 16)) x 750 = 13.416

( (20 x 20)) x 750 = 15.000

13.416

: 16 =

15.000

838,5

: 20 =

750

 

 

KASUS 2

PT PESONA SAMUDRA BAHARI   adalah sebuah perusahaan yang produksinya

melalui 4 departemen produksi dan beroperasi sesuai pesanan dari pelanggan . Berikut ini data data yang yang diambil dari perusahaan untuk untuk bulan April 1999

Keterangan

Departemen produksi

Jam kerja standart persatuan

Tarif upah standart perjam kerja langsung

I

II

III

IV

2

1

4

3

 j

 j

 j

 j

a

a

a

a

m

m

m

m

Rp

Rp

Rp

Rp

7

7

6

8

0

5

5

0

0

0

0

0

Pesanan yang dikerjakan

 No. 001 sebanyak 500 unit dikerjakan di dept I,II,III,IV  No. 002 sebanyak 300 unit dikerjakan di dept I , II , dan IV  No. 003 sebanyak 450 unit dikerjakan di dept II,III, dan IV  No. 004 sebanyak 400 unit dikerjakan di dept I,II,Dan III  No. 005 sebanyak 100 unit dikerjakan di dept I,III, dan IV

Data jumlah jam kerja langsung sesungguhnya (actual direct labor hours) dan jumlah upah langsung (direct labor cost) untuk tiap departemen adalah sebagai berikut:

Departem en

Jumlah jam kerja langsung

Jumlah upah langsung

sesungguhnya Dept I

2.500 jam

1.850.000

Dept II

1.600 jam

1.200.000

 

Dept III

5.900 jam

3.900.000

Dept IV

4.000 jam

3.100.000

Diminta : A. Hitunglah Selisih Upah Langsung Langsung (direct labor variance). B.  Hitunglah Tarif Upah Langsung (direct labor rate). rate).

JAWABAN KASUS 2

Keterangan

Dept I

II

III

IV

Jumlah

Pesanan yang dikerjakan No.001 No.002 No.003

500 300

500 300

----

500 ----

450

500 300

450

450

 

 No.004

400

400

400

----

 No.005

100

-----

100

100

1300

1650

1450

1350

 jam kerja langsung standar per satuan produk

2 jam

 jam kerja langsung standar

1 jam

4 jam

2.600 jam

1.650 jam

langsung (dlm jam)

100 jam

50 jam

tarif upah langsung standar

Rp 700

3 jam

5.800 jam 4.050 jam

selisih efisiensi upah

Rp 750

70.000

100 jam Rp 650

37.500

50 jam Rp 800

65.000

40.000

82.500 (laba)

(laba)

(rugi)

(laba)

(laba)

a.  selisih tarif upah langsung

Keterangan

Dept I

 

II

III

IV

Jumlah

Jam kerja langsung sesungguhnya sesungguhnya 2.500

Tarif upah langsung standar

1.600

Rp 700

5.900

Rp 750

4.000

Rp 650

1.750.000 1.200.000 3.835.000

Rp 800 3.200.000

 jumlah upah langsung sesungguhnya

1.850.000

  100.000

1.200.000 100.000

3.900.000 (0)

65.000 (rugi)

(rugi)

(laba)

(rugi)

3.100.000 65.000

 

  https://www.academia.edu/5063238/BIAYA_BAHAN_BAKU AYA_BAHAN_BAKU_DAN_BIAYA_TENAG _DAN_BIAYA_TENAG https://www.academia.edu/5063238/BI A_KERJA_LANGSUNG   A_KERJA_LANGSUNG

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF