“Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang”

September 12, 2017 | Author: Vian Madridista | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

sf...

Description

1

“Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang” BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Maraknya penggunaan telepon seluler (ponsel) di zaman modern ini menyebabkan

para

pengusaha

melirik

peluang

bisnis

dalam

bidang

telekomunikasi. Mereka berbondong-bondong untuk mengembangkan sistem telekomunikasi yang terbaik bagi penggunanya. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, industri telekomunikasi bergerak cepat. Betapa tidak jika pada tahun 1999 laju pertumbuhan sektor telekomunikasi masih relatif kecil dibandingkan pertumbuhan sektor lainnya, misalnya sektor perdagangan dan manufaktur. Pada tahun 2008, sektor telekomunikasi yang merupakan bagian dari teknologi

informasi

dan

komunikasi

(Information,

Communication

and

Technology/ICT) ini mampu memberi satu kontribusi hingga 1,8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Perkembangan industri, khususnya industri telekomunikasi pada dasarnya ditujukan untuk memberikan manfaat bagi kesejahteraan

masyarakat

baik

melalui

pembukaan lapangan pekerjaan,

tersedianya jaringan berkomunikasi melalui ponsel yang berkualitas baik, mendatangkan devisa negara, pembayaran pajak, maupun peningkatan kualitas pendidikan. Namun, pada kenyataannya selain dampak positif di atas, perkembangan industri menuai berbagai dampak negatif antara lain, kerusakan lingkungan hidup serta menimbulkan permasalahan sosial, yaitu konflik antara perusahaan dengan penduduk setempat akibat adanya kesenjangan secara sosial maupun ekonomi antara pelaku usaha (korporat) dengan masyarakat sekitar perusahaan. Kenyataan bahwa keberadaan perusahaan di lingkungan masyarakat hampir pasti membawa dampak negatif, meskipun memiliki kemanfaatan untuk kesejahteraan dan pembangunan. Beberapa kasus berskala nasional dan

2

internasional, seperti global warming, pencemaran lingkungan, radiasi serta munculnya berbagai penyakit mematikan akibat infeksi bahan kimia dari industrialisasi yang adalah sederetan excess negative externalities industrialisasi. Oleh karena itu, perusahaan tidak boleh mengembangkan diri sendiri dengan tidak memperhatikan lingkungan. Mencermati sisi negatif industrialisasi tersebut, tidak adil manakala masyarakat harus menanggung beban sosial. Mengingat masyarakat adalah pihak yang tidak memperoleh kontra prestasi langsung dari industrialisasi, terutama masyarakat garis bawah yang secara modal dan kesempatan tidak memiliki akses terhadap hiruk-pikuk industrialisasi. Sementara, justru mereka yang harus menanggung dampak sosial dan lingkungan. Perkembangan industri telekomunikasi, khususnya telekomunikasi seluler di kota Makassar sedang berkembang pesat, apalagi dengan bertambahnya jumlah operator telepon seluler di kota Makassar. Oleh karena itu, pemerintah kota Makassar dapat meningkatkan pendapatannya dan terbukanya lapangan pekerjaan bagi para pengangguran di kota Makassar. Hal ini merupakan sebuah dampak yang sangat positif bagi masyarakat luas. Adapun peraturan dari pemerintah yang mengatur tentang CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang terdapat pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 adalah (1) Perseroan Terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggsung Jawab Sosial dan Lingkungan, (2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dilanggarkan

dan

diperhitungkan

sebagai

biaya

Perseroan

yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memerhatikan kepatutan dan kewajaran, (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan (4) Ketentuan lebih kanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

3

Kemudian ada juga UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Pasal 15(b) yang berbunyi demikian : setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam kedua undang-undang tersebut di atas mengatur seluruh badan usaha (perusahaan) Perseroan Terbatas (PT) diwajibkan untuk melaksanakan program CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Hal ini menyebabkan PT Telkomsel merasa terpanggil untuk senantiasa melaksanakan aktivitas CSR meskipun Telkomsel bukan sebuah perusahaan yang menggunakan sumber daya alam sebagai sumber utama barang produksinya. Dari sekian banyak operator seluler di Indonesia, PT Telkomsel merupakan salah satu perusahan operator telepon seluler terbesar di Indonesia. Sebagai pelopor operator telekomunikasi seluler GSM pertama dan terbesar di Indonesia, Telkomsel terdorong untuk selalu tampil terdepan dengan terus melakukan inovasi dan membuat terobosan baru agar tercapainya pelayanan yang terbaik bagi pelanggannya dan tetap menjadi operator telepon seluler terbesar di Indonesia di tengah ketatnya persaingan antar operator telepon seluler pada saat ini. Melalui visi inilah, Telkomsel tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. PT Telkomsel telah memberikan pelayanan yang terbaik bagi para penggunanya. Telkomsel mengklaim dirinya sebagai operator telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia, dengan 100 juta pelanggan (pada April 2011) dan menguasai 50%

pengguna ponsel di Indonesia (pada Juni 2010), sedangkan

pelanggan Blackberry Telkomsel Area Pamasuka (Papua, Maluku, Sulawesi, Kalimantan) naik 255% (pada November 2010). Total jumlah pelanggan Telkomsel Area Pamasuka adalah 25 juta (pada April 2011), dengan rincian sebagai berikut : Papua berjumlah 1,05 juta pelanggan, Maluku berjumlah 2,75 juta pelanggan, Sulawesi berjumlah 11,1 juta pelanggan dan Kalimantan berjumlah 10,1 juta pelanggan. Sedangkan jumlah pelanggan Telkomsel untuk wilayah Sulselbar adalah 4,9 juta yang merupakan setengah dari total jumlah pelanggan di Pulau Sulawesi. Melalui data ini dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat Sulawesi Selatan adalah pelanggan

4

Telkomsel. Penulis melihat bahwa sangat memungkinkan melakukan penelitian megenai PT Telkomsel di daerah Sulsel, khususnya di kota Makassar yang merupakan ibukota dimana pusat tempat dilaksanakannya aktivitas CSR Telkomsel. Selain itu, kantor pusat PT Telkomsel Area Pamasuka terdapat di kota Makassar sehingga pusat aktivitas CSR juga terlaksana di tempat ini. Menurut informasi yang penulis dapatkan pada saat melakukan pra penelitian di kantor Telkomsel Area IV Pamasuka, saat ini Telkomsel sedang berlomba-lomba dengan beberapa kompetitornya dalam hal pelaksanaan program CSR. Data-data yang penulis dapatkan menunjukkan bahwa operator XL dan Indosat juga berbondong-bondong melaksanakan aktivitas CSR. Penulis mengumpulkan data dari kumpulan kliping PT Telkomsel selama tahun 2010 yang memuat berita mengenai CSR. Melalui data ini, dapat dilihat bahwa perusahaan operator telepon seluler yang paling banyak melaksanakan aktivitas CSR adalah Telkomsel. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang aktivitas CSR dari PT Telkomsel, khususnya di Area Pamasuka.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam upaya meningkatkan citra perusahaan Kupang? 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam upaya meningkatkan citra perusahaan di Kupangr?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

5

a. Untuk mengetahui aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel

Area

Pamasuka

dalam

upaya

meningkatkan

citra

perusahaan. b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam upaya meningkatkan citra perusahaan. 2. Kegunaan Penelitian 

Kegunaan Teoretis a. Sebagai

bahan

masukan

terhadap

pengembangan

ilmu

pengetahuan, khususnya ilmu komunikasi. b. Menarik serta merangsang peneliti-peneliti baru dalam bidang pembentukan citra perusahaan (corporate image) melalui aktivitas Corporate

Social

menyesuaikan

Responsibility,

dengan

sehingga

perkembangan

dan

selalu

dapat

kemajuan

ilmu

pengetahuan. 

Kegunaan Praktis a.

Sebagai sumber tambahan dan masukan bagi PT Telkomsel Area Pamasuka dalam menjalankan aktivitas Corporate Social Responsibility untuk ke depannya.

b.

Menjadi bahan kajian bagi perusahaan lain dalam menjalankan aktivitas

Corporate

Social

Responsibility

meningkatkan citra suatu perusahaan.

dalam

upaya

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Public Relations 1. Pengertian Public Relations Pengertian Public Relations (yang selanjutnya disebut PR) itu sendiri sangat banyak. Para ahli dalam bidang inipun memiliki definisi tersendiri mengenai PR. Namun, adapula orang-orang yang masih bingung dengan definisi PR, apalagi ditambah dengan banyaknya rumusan dan deskripsi tentang PR. Kebanyakan perbedaan rumusan tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, jenis organisasi atau perusahaan dan taraf PR itu dilaksanakan juga ikut memengaruhi definisi PR. Oleh karena itu, penulis mencoba menuangkan beberapa definisi PR menurut beberapa ahli yang terkenal dalam bidang ini. Penulis mulai dengan mengupas makna dari kata “Public” dan “Relations” terlebih dahulu. Bila istilah Public Relations diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, maka istilah itu mengandung arti “hubungan dengan publik”. Pengertian “Public” adalah sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama jenisnya, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Publik dapat merupakan kelompok kecil, terdiri atas orang-orang yang

7

berjumlah sedikit, juga dapat merupakan kelompok besar yang terdiri atas orangorang yang jumlahnya besar bahkan bisa sangat besar. Kata publik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang banyak, berbeda dengan pengertian massa secara umum, publik tidak berkumpul dalam suatu tempat tertentu melainkan tersebar. Publik mempunyai tujuan yang lebih terarah, pandangan terhadap masalah dan menentukan sikap serta menentukan pilihan. Istilah “Relations” bagi PR merupakan sebuah prinsip karena mengandung arti adanya hubungan timbal balik (two way communications). Lalu dalam praktiknya, selalu dalam pengertian positif, artinya bahwa “relations” diadakan dalam rangka memperoleh a sound and productive relations, baik dengan publik tertentu maupun dengan masyarakat pada umumnya. PR pada dasarnya berfungsi untuk menghubungkan publik-publik atau pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan. Tidak hanya sekedar hubungan biasa melainkan hubungan efektif yang antara pihak-pihak yang berkepentingan demi tercapainya kepentingan dan kepuasan bersama. Public Relations atau Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen yang

mengevaluasi

sikap

publik,

mengidentifikasikan

kebijaksanaan-

kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan pengertian dan penerimaan publik. Secara spesifik, definisi umum PR disimpulkan sebagai seni (arts) dan gabungan dari disiplin ilmu manajemen, komunikasi, psikologi, sosial dan marketing, untuk membentuk agar perusahaan atau lembaga, nama dan produknya menjadi disukai dan dapat dipercaya oleh publiknya. Dalam hubungannya dengan target audience atau stakeholder tersebut, dikenal tiga tipe tentang apa yang disukai dan tidak disukai, yaitu : a. Those who know you and like you (mengenal dan menyukai Anda). b. Those who know you and don't like you (mengenal dan tidak menyukai Anda). c. Those who neither you nor care you (tidak dikenal maka tidak disukai).

8

Dimulai dari definisi PR menurut The British Institute of Public Relations, yaitu an effort to establish and maintain mutual understanding between organization and its public (suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya). Onong Uchjana Effendy dalam Kriyantono (2008:4) memberi pengertian PR sebagai berikut, Komunikasi dua arah (two way communications) antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama.

Sedangkan menurut Cutlip dan Center (2006:6), Public Relations (PR) adalah Public relations is the management functions that establishes and maintains mutually beneficial relationshif between an organization and the publics on whom its success of failure depends (PR adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut).

Dari semua definisi yang dipaparkan tersebut mempunyai maksud yang sama, yaitu untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, dukungan melalui suatu kegiatan komunikasi timbal balik (two way communications). Kegiatan komunikasi tersebut, baik itu dilakukan dalam organisasinya, maupun komunikasi dengan publik-publik di luar organisasi/instansi/perusahaan. 2. Konsep Public Relations Seringkali terlontar kalimat yang lazim diutarakan oleh kalangan pebisnis istilah 4P (Price, Product, Place and Promotion). Istilah ini diperdengarkan oleh seorang pakar pemasaran, yaitu Philip Kotler dan sering dikampanyekan oleh para pakar pemasaran. Tetapi rupanya guru pemasaran ini melihat bahwa ada hal lain yang perlu ditambahkan pada konsep 4P di atas yang disarikan menjadi

9

Mega Marketing (Price, Product, Place, Promotion,

Power and

Public

Relations). Kata terakhir yaitu Public Relations (PR) mungkin bukan hal yang baru di telinga kita sebab sejak era tahun 2000 istilah ini sering menjadi bagian dari topik-topik dari talk show baik yang dilakukan lewat media elektronik maupun di seminar-seminar. Sadarkah kita pada arti kata PR atau yang dibahasaindonesiakan Hubungan Masyarakat sehingga menempati arti yang penting dalam

kegiatan

operasional

sebuah

organisasi/perusahaan/institusi.

PR

dikarenakan fungsi dan tugas pokok sebagai image builder (pembangun citra) dari sebuah organisasi/perusahaan/institusi. Organisasi/perusahaan/institusi yang baik dan menempati hati atau tertanam dalam benak (mindset) para pelanggan adalah institusi yang mempunyai citra positif, setiap citra positif yang ditampilkan oleh institusi terhadap publiknya membuat publik (pelanggan) ”meletakkan” keyakinannya pada organisasi/perusahaan/institusi tersebut. PR juga mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai ”jembatan” antara institusi dengan publiknya (pelanggannya) kerangka kerja yang positif. Menurut Sukatendel (1990) dalam Ardianto (2004) mendefinisikan PR sebagai suatu metode komunikasi untuk penciptaan citra positif dari mitra organisasi/perusahaan/institusi atas dasar kesadaran yang untuk menghormati kepentingan bersama. Apabila disari ada sejumlah butir penting yaitu : a. PR adalah sebuah ilmu yang cabang keilmuan dari Ilmu Komunikasi. Sebagai suatu cabang keilmuan maka PR bukan sekadar menjadi isu semata tetapi

mempunyai

dasar

berpikir

yang

dapat

dijelaskan

dan

dipertanggungjawabkan melalui metode logika tertentu layaknya pengujian terhadap cabang keilmuan lainnya. b. Citra adalah obyek dari PR telah menjadi kebutuhan dari institusi layaknya sumber daya yang telah ada seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya peralatan bahkan sumber daya pengetahuan (knowledge dalam knowledge management). c. Mitra adalah subyek dari PR disamping organisasi/perusahaan/institusi itu sendiri. Mitra adalah bagian dari operasi sebuah organisasi, tanpa mitra sebuah organisasi tidak dapat berjalan.

10

3. Proses Manajemen Public Relations Public Relations (PR) terus menjadi salah satu bidang yang sangat dinamis dalam kehidupan berorganisasi di seluruh dunia. Salah satu alasannya adalah karena praktisi PR membutuhkan keterampilan dan kapabilitas yang beragam untuk keberhasilan pekerjaan mereka. Inti dari kegiatan PR adalah mengetahui apa yang menggerakkan dan mempengaruhi sikap seseorang yang memungkinkan terbentuknya opini yang menguntungkan atau merugikan terhadap organisasi/perusahaan/instansi. Fungsi sentral PR adalah menunjang menajamen dalam mencapai tujuan organisasi dengan komunikasi sebagai kegiatan utamanya. Perlu dipahami bahwa PR merupakan fungsi manajemen yang memiliki tanggung jawab manajerial terhadap masyarakat dan khalayak umum (publik) atau hal-hal yang lebih khusus. PR adalah bagian proses perubahan dan pemecahan masalah di dalam organisasi/perusahaan/instansi yang dilakukan secara ilmiah. Proses PR sebagai proses yang berkelanjutan perlu terus berjalan mengingat lingkungan organisasi/perusahaan/instansi pun bergerak secara dinamis, sehingga organisasi/perusahaan/instansi perlu menanggapi dinamika lingkungan tersebut. Relasi organisasi/perusahaan/instansi dengan publiknya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal organisasi/perusahaan/instansi. PR terus berusaha menjaga agar relasi antara organisasi/perusahaan/instansi dengan publiknya tetap berjalan pada jalur yang benar dan membawa kepuasan bersama bagi semua pihak. Praktisi PR menggunakan teori dan bukti terbaik yang ada untuk melakukan proses manajemen PR yang dikemukakan oleh Cutlip, Center dan Broom (2006:320) yang menggambarkan bagaimana proses manajerial yang biasa dilakukan oleh perusahaan dalam melaksanakan aktivitas PR. Proses ini terdiri dari : a. Defining the Problem (Mendefinisilan Masalah) Tahap ini mencakup kegiatan mengumpulkan fakta, opini, sikap dan perilaku dari pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan perusahaan. PR diarahkan untuk meneliti masalah atau fakta-fakta yang menyangkut

11

dengan organisasi/perusahaan/instansi. Pada dasarnya ini adalah fungsi intelijen organisasi/perusahaan/instansi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan masalah dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi saat ini?”. b. Planning and Programming (Perencanaan dan Pemrograman) Tahap ini merupakan tahap membuat keputusan tentang penetapan visi dan misi, serta tujuan, mempertimbangkan kebijakan, menetapkan target, penetapan

program

publik,

strategi

tujuan,

struktur

organisasi,

menyediakan sumber daya manusia dan pemetaan wilayah serta penentuan sumber dana aktivitas PR yang akan dilakukan. Langkah ini akan mempertimbangkan dari temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi/perusahaan/instansi. c. Taking

Action

and

Communicating

(Mengambil

Tindakan

dan

Berkomunikasi) Tahap yang ketiga ini merupakan kegiatan yang mengarah pada penerapan dan mengkomunikasikan program-program PR kepada publik secara sistematis, sehingga persepsi publik dapat terbentuk dengan baik. Kegiatan yang

dilakukan

adalah

mengimplementasikan

program

aksi

dan

komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan dari program. d. Evaluating the Program (Mengevaluasi Program) Pada tahapan yang terakhir ini, kegiatan komunikasi dalam PR difokuskan pada usaha untuk melakukan penilaian atas persiapan, implementasi dan hasil dari program-program PR yang telah dilakukan. Penyesuaian akan dilakukan pada saat program diimplementasikan dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program tersebut berhasil atau tidak. 4. Fungsi dan Aktivitas Public Relations Cutlip, Center dan Broom dalam Effective Public Relations (2007:11), merumuskan bagian-bagian dari fungsi Public Relations (PR) antara lain : a. Hubungan Internal adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara

12

manajer

dan

karyawan

tempat

organisasi/perusahaan/instansi

menggantungkan kesuksesannya. b. Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan pesan di media ini adalah metode yang tak bisa dikontrol (uncontrolled) sebab sumber informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi tersebut. c. Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan informasi tersebut. Ini adalah metode terkontrol dalam menempatkan pesan di media. d. Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik. e. Public Affairs adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam rangka memengaruhi kebijakan publik. f. Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan tujuan memengaruhi penyusunan undang-undang dan regulasi. g. Manajemen

Isu

adalah

proses

proaktif

dalam

mengantisipasi,

mengidentifikasi, mengevaluasi dan merespons isu-isu kebijakan publik yang memengaruhi hubungan organisasi/perusahaan/institusi dengan publik mereka. h. Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar. i. Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.

13

Sementara

Rosady

Ruslan

(2005)

dalam

Suparmo

(2011:91)

mengemukakan secara garis besar fungsi aktivitas PR adalah sebagai berikut : a. Communicator Kemampuan sebagai communicator adalah segala kemampuan yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan media cetak, elektronik, tatap muka, lisan dan lainnya. Selain itu juga kemampuan untuk bertindak sebagai mediator dan persuader. b. Relationship Kemampuan di bidang relationship adalah kemampuan PR membangun hubungan

yang

positif

antara

organisasi/perusahaan/instansi

yang

diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal. PR juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan kerja sama dan toleransi di antara kedua belah pihak tersebut. c. Back-up Management Kemampuan sebagai back-up management adalah kemampuan untuk melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian manajemen promosi, pemasaran, operasional dan personalia. d. Good Image Maker Kemampuan sebagai good image maker adalah kemampuan menciptakan citra atau publikasi yang positif. Kemampuan ini merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama manajemen kehumasan organisasi/perusahaan/instansi. e. Creator Kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait dengan kewajiban

PR

menciptakan

berbagai

macam

program

organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan tujuan dan sasarannya. f. Conceptor Kemampuan sebagai conseptor adalah kemampuan yang terkait dengan tugas PR menyusun dan menuliskan berbagai macam naskah yang diperlukan organisasi/perusahaan/instansi sesuai dengan writing skill-nya. g. Problem Solver

14

Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan PR sebagai bagian dari tatanan dan jajaran di dalam organisasi/perusahaan/instansi serta turut bertanggung jawab memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

B. Corporate Communication 1. Pengertian Corporate Communication Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan pendahulu dari fungsi Corporate Communication (Komunikasi Korporat) yang tumbuh karena adanya kebutuhan. Walaupun perusahaan-perusahaan tidak memiliki strategi spesifik untuk sistem komunikasi, mereka harus sering merespons kepada publik internal dan eksternal. Oleh karena hukum-hukum baru memaksa perusahaan untuk berkomunikasi di banyak situasi yang dulunya mereka tidak terbiasa dikonfrontasi dan kebutuhan untuk terus-menerus merespons menunjukkan bahwa sumber daya yang berdedikasi dibutuhkan untuk mengatur aliran sistem komunikasi. Menurut penjelasan tersebut, Corporate Communication memiliki definisi yang sama dengan PR. Corporate Communication pun menjalankan fungsi-fungsi PR yang sudah kita ketahui. Menurut buku Essentials Corporate Communication oleh Cees van Riel dan Charles Fombrun, Komunikasi Korporat dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan dan pengaturan segala komunikasi internal dan eksternal yang ditujukan untuk menciptakan titik awal yang menguntungkan dengan para pemilik kepentingan, tempat di mana perusahaan bergantung. Komunikasi perusahaan terdiri dari penyebaran informasi oleh sebuah divisi ahli dalam sebuah organisasi, dengan tujuan umum meningkatkan kemampuan organisasi untuk mempertahankan lisensi untuk beroperasi.

Konsep Corporate Communication dapat dilihat sebagai struktur komunikasi integratif yang menghubungkan para pemilik kepentingan kepada organisasi atau perusahaan. Struktur Corporate Communication adalah sebuah

15

sistem yang memungkinkan perusahaan untuk mengatur segala bentuk dan jenis komunikasi secara strategis. 2. Corporate Communication dan Public Relations Oleh karena kata Public Relations sangat umum, tidak heran kalau organisasi/perusahaan/instansi yang berbeda menamai fungsinya secara berbeda pula. Kata communication dan Corporate Communication sekarang sering digunakan

untuk

menyebut

fungsi

Public

Relations

di

banyak

organisasi/perusahaan/instansi. Corporate Communication menghasilkan dan mempromosikan sebagai berikut : 

Budaya perusahaan yang kuat



Identitas korporat



Filosofi perusahaan



Corporate citizenship



Sebuah hubungan yang sesuai dan profesional terhadap pers, termasuk respons yang cepat dan bertanggung jawab terutama saat terjadi krisis



Memahami alat komunikasi dan teknologinya



Pendekatan untuk komunikasi global. Bagaimana organisasi berkomunikasi dengan karyawannya, pers, dan

pelanggan dalam menjaga dan menghidupkan nilai perusahaan itu sendiri. Komunikasi perusahaan merupakan segala hal tentang mengelola persepsi dan memastikan: 

Efektif dan tepat waktu dalam penyebaran informasi



Citra perusahaan yang positif



hubungan yang lancar dan sejalan dengan stakeholder Baik itu tubuh perusahaan, organisasi, lembaga, organisasi non-

pemerintah atau badan pemerintah, semua memerlukan citra dan reputasi positif. Dalam kompetisi yang semakin meningkat saat ini, akses mudah terhadap informasi dan media, manajemen reputasi telah menjadi semakin penting. Oleh karena itu, Corporate Communication telah menjadi aset yang signifikan untuk

16

kelangsungan hidup perusahaan. Corporate Communication kini telah muncul sebagai suatu ilmu dan seni manajemen persepsi. 3. Tugas utama Corporate Communication Tanggung jawab Corporate Communication adalah: 

Untuk menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate branding);



Untuk meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang diinginkan dan fitur merek;



Untuk mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi;



Untuk merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk membuat keputusan mengenai urusan komunikasi;



Untuk menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuantujuan perusahaan;



Untuk

berkoordinasi

dengan

perusahaan-perusahaan

bisnis

internasional. ( 4. Alat Corporate Communication Komunikasi yang terintegrasi dapat dicapai dalam berbagai cara. Empat hal yang utama adalah: a. Penerapan sistem identitas visual (kadang-kadang disebut sebagai "house style"); b. Penggunaan komunikasi pemasaran terpadu; c. Ketergantungan pada koordinasi; d. Adopsi sistem perencanaan terpusat. Menurut penelitian, lebih dari setengah dari kepala Departement Corporate Communication mengawasi fungsi komunikasi yang mencakup komunikasi internal/eksternal, mengelola reputasi perusahaan dan merek, merekrut dan mempertahankan karyawan berbakat, peluncuran produk, mengembangkan strategi perusahaan, Corporate Social Responsibility (CSR), meningkatkan persepsi investor/analis, dan mengelola krisis.

C. Corporate Social Responsibility (CSR) 1. Latar Belakang Munculnya Konsep CSR

17

Berkembang pesatnya dunia usaha saat ini membuat peran dunia usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan mempertimbangkan faktor lingkungan hidup tentu saja sangat diperlukan. Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan berkembang sejalan dengan inter-relasi antara perusahaan dengan masyarakat yang sangat ditentukan oleh dampak yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi tingkat peradaban masyarakat, khususnya akibat perkembangan ilmu sehingga meningkatkan kesadaran dan perhatian lingkungan memunculkan tuntutan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan pengetahuan, meningkatkan keterbukaan ekspektasi masa depan dan sustainabilitas pembangunan. Batasan

konsep

CSR

mengalami

perkembangan

dalam

sejarah

keberadaannya. Mengingat bahwa CSR salah satunya muncul dari tuntutan stakeholder sebagai akibat bagian dari hak yang dimiliki terganggu oleh eksistensi perusahaan. Selain ketimpangan ekonomi antara pengusaha dengan masyarakat sekitar, kegiatan operasional perusahaan umumnya memberikan dampak negatif, misalnya eksploitasi sumber daya dan rusaknya lingkungan sekitar operasi perushaan. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya konsep CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Secara umum, CSR akan menjadi hal yang tak terpisahkan dalam usaha penciptaan kesejahteraan oleh perusahaan yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan dan memperkuat nilai perusahaan di mata masyarakat. Hal ini akan terasa ketika perushaan tengah berada di masa-masa sulit akibat dilanda krisis atau pun terpaan publisitas negatif. 2. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) masih sangat banyak dan hingga saat ini pun dimana CSR semakin populer, masih saja belum memiliki definisi atau pengertian yang tunggal. Johnson dan Johnson (2006) dalam Hadi (2011:46) mendefinisikan Corporate Social Responsibility is about how companies manage the business processes to produce an overall positive impact on society. Definisi tersebut pada dasarnya berangkat dari filosofi

18

bagaimana cara mengelola perusahaan, baik sebagian maupun secara keseluruhan memiliki dampak yang positif bagi perusahaan dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun 1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal dari 30 negara di dunia, lewat publikasinya “Making Good Business Sense” mendefinisikan CSR yaitu : 3. Prinsip Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) Ranah tanggung jawab sosial (social responsibility) mengandung dimensi yang sangat luas dan kompleks. Di samping itu, tanggung jawab sosial (social responsibility) juga mengandung interpretasi yang sangat berbeda, terutama dikaitkan dengan kepentingan pemangku kepentingan (stakeholder). Untuk itu, dalam rangka memudahkan pemahaman dan penyederhanaan, banyak ahli mencoba menggarisbawahi prinsip dasar yang terkandung dalam Corporate Social Responsibility (CSR).

D. Citra Perusahaan (Corporate Image) 1.

Pengertian Citra Perusahaan (Corporate Image) Citra memiliki kesan yang buruk di mata insan pers dalam istilah Public

Relations (PR), tetapi permintaan akan konsultan citra tetap tinggi. Citra adalah suatu gambaran tentang mental; ide yang dihasilkan oleh imajinasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seorang, perusahaan, organisasi dan sebagainya. Bagian dari kesan yang buruk mungkin terletak pada fakta bahwa citra dapat berupa konsep yang abstrak sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kecurigaan. 2.

Jenis-jenis Citra Perusahaan (Corporate Image) Frank Jefkins menyebutkan beberapa jenis citra (image). Berikut adalah

lima jenis citra yang dikemukakan, yakni :

19

a. Citra Bayangan (Mirror Image) Citra jenis ini adalah citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan terutama pihak manajemen yang tidak percaya “apa dan bagaimana” kesan pihak luar terhadap institusi yang dipimpinnya, tidak selamanya dalam posisi yang baik. b. Citra Kini (Current Image) Citra yang sekarang dimiliki oleh pihak luar dalam memandang institusi tersebut. Ada kemungkinan ”citra kini” yang dimiliki oleh sebuah institusi adalah citra yang buruk atau negatif.

c. Citra Harapan (Wish Image) Citra yang menjadi harapan dan cita-cita dari suatu insitusi yang hendak ditampilkan kepada publiknya. Idealnya citra sebuah insitusi adalah positif. d. Citra Perusahaan (Corporate Image) Citra adalah citra yang berkaitan dengan sosok insititusi sebagai tujuan utamanya, bagaimana citra institusi yang positif lebih dikenal serta diterima oleh publiknya. e. Citra Serbaneka (Multiple Image) Citra ini adalah komplimen (pelengkap) dari corporate image sebagai contoh pihak PR dapat menampilkan citra dari atribut logo, nama produk, tampilan gedung dan lain sebagainya; f. Citra Penampilan (Performance Image) Citra ini lebih ditujukan kepada subyek yang ada pada institusi, bagaimana kinerja atau penampilan diri dari para profesional pada institusi yang bersangkutan sebagai contoh citra yang ditampilkan karyawan dalam menangani keluhan para pelanggan.

20

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT Telkomsel Telkomsel memiliki sejarah yang cukup singkat untuk menjadi operator GSM terkemuka di Indonesia, yaitu : 

Oktober 1993 Menparpostel menugaskan Telkom untuk membuat sebuah Pilot Project GSM di pulau Batam.



November 1993 diimplementasikan Pilot Project oleh PT Telkom di pulau Batam dan Bintan.



31 Desember 1993 proyek GSM beroperasi dan merupakan awal komunikasi pertama antar ponsel di pulau Batam dan Bintan.



24 Agustus 1994 Telkom dan Indosat memperoleh izin prinsip mengoperasikan sistem GSM.



1 November 1994 pembentukan perusahaan BUMN antara PT Telkom dan PT Indosat.



26 Mei 1995 resmi berdiri PT Telkomsel sekaligus menandai beroperasinya layanan GSM di Jakarta dan sekitarnya.

21



11 Maret 1996 status BUMN berubah menjadi PMA dengan bergabungnya PTT Telecom Netherlands (KPN Belanda) dan PT Setdco Megacell Asia.



29 Desember 1996 jangkauan Telkomsel seluas 27 propinsi dan dilebih dari 340 kota kabupaten di seluruh Indonesia.



20 April 2011 Telkomsel meraih 100 juta pelanggan.

PT Telkomsel memposisikan tiga gambaran rumusan strategi untuk memposisikan layanan mereka dengan produk terbaik, total solusi untuk pelanggan dan menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan tetap. PT Telkomsel mulai mengambil keuntungan besar dalam jasa dan produk ketika jaringan servis datanya mulai mencakup keluar negeri (internasional). Secara internasional kredibilitas Telkomsel diakui oleh 227 mitra yang mencakup 143 negara, dan sukses menjalin kemitraan dengan SingTel atas komitmen bersama untuk menjadi salah satu pemegang saham dari Telkomsel. Perluasan jaringan dan jasa layanan suara (voice service) menjadi fokus kunci Telkomsel, sebab di Indonesia sendiri Telkomsel baru melakukan 4% penetrasi tahap kedua dengan pertumbuhan pasar selular yang cepat dan tingkat persaingan operator telepon selular yang tinggi. Pangsa pasar di Indonesia masih berjalan dengan jasa layanan suara (Voice Service) ini berlawanan dengan aktivitas diseluruh dunia yang sedang menuju 3G lisensi dan spektrum. Kebijakan manajemen untuk lebih menguasai kompetensi pasar yang semakin ketat yang diarahkan menembus pangsa pasar. Sejak peluncuran produk pada bulan November 1997 Telkomsel menjadi operator telekomunikasi selular pertama di Asia yang memperkenalkan teknologi GSM GPRS dan Teknologi TEPI. Dengan total pendapatan PT Telkomsel sudah tumbuh dari Rp 491 milyar tahun 1997 dan pendapatan terakhir 25,5 trilyun diperiode yang sama jumlah pelanggan selular Telkomsel meningkat pada tanggal 31 Desember 1997 sampai pada tanggal 31 Desember 2008 menjadi 65 juta pelanggan. PT Telkomsel adalah operator telepon selular yang terkemuka dengan pangsa pasar yang cukup besar, pada akhir Desember 2008 Telkomsel

22

mempunyai 65 juta pelanggan berdasarkan pada statistik sekitar 52 % pangsa pasar di Indonesia dan selebihnya sudah terbagi dengan perusahaan jasa telekomunikasi GSM sejenisnya. Disamping itu, PT Telkomsel sudah membuka jaringan internasional dengan menjalin kerjasama dengan 143 negara Negara. PT Telkomsel merupakan operator yang menyediakan akses layanan data terlengkap melalui implementasi teknologi CSD, GPRS (General Packet Radio Service), Telkomsel menyediakan beraneka ragam fitur yang memberikan kenyamanan berkomunikasi, dari yang sifatnya dasar hingga yang tercanggih seperti Multy Party Call, SMS2e-mail, MMS, Video Streaming, Farida Multi Number, mobile banking, info on demand, nada sambung pribadi dan lain sebagainya. Untuk lebih menjangkau pelanggan telepon selular di seluruh Indonesia dimanapun mereka berada PT Telkomsel telah meluncurkan sistem penjualan dengan prinsip kepuasan pelanggan adalah kuncinya dengan berprinsip itu PT Telkomsel dalam melayani pelanggannya mendirikan kantor pelayanan dengan nama GraPARI Telkomsel atau Graha Pari Sraya Telkomsel yang berasal dari bahasa Sansekerta yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak itulah seluruh kantor pelayanan Telkomsel ditetapkan dengan nama GraPARI Telkomsel atau Graha Pari Sraya Telkomsel. Selain sebagai kantor pelayanan yang memfokuskan diri untuk melayani pelanggannya, Grapari juga menyediakan penjualan produk sendiri seperti kartu HALO, Simpati, dan Kartu AS. Grapari tidak menjual perangkat telepon selular kecuali jika ada kebijaksanaan tertentu untuk menjual dalam bentuk paket produk Telkomsel, hal inipun tidak selalu dilakukan. Sehingga jika ada pelanggan yang ingin membeli perangkat telepon selular terpisah dari produk Telkomsel, maka GraPARI akan menyarankan untuk mendapatkannya pada dealer resmi, outlet eksklusif maupun ritel yang telah bekerjasama dengan Telkomsel. 1. Slogan, Visi, Misi dan Budaya Perusahaan a. Slogan Telkomsel ”Paling Indonesia”

23

Menjadikan Telkomsel sebagai perusahaan jasa telekomunikasi seluler pilihan yang paling banyak jumlah pelanggannya, terbukti dengan jumlah pelanggan Telkomsel pada tahun 2011 mencapai 100 juta di Indonesia. Telkomsel selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas jaringan serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya. b. Visi “The Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in The Region” Maknanya adalah Telkomsel ingin menyediakan kualitas dan kepuasan di berbagai segmen pelanggan dan menyediakan berbagai gaya hidup pelanggan. c. Misi “Deliver Mobile Lifestyle Services and Solution in Excelent Way That Exceed Customer Expectation, Create Value for All Stakeholder and The Economic Development of The Nation” Maknanya adalah Telkomsel ingin memberikan solusi mobilitas yang terbaik bagi pelanggan eksternal, memberikan nilai employer choice bagi para

pemegang

saham

dan

karyawan

dan

menjadi

penggerak

perekonomian bangsa. d. Budaya Perusahaan Telkomsel 1) Customer Intimacy : mengutamakan keakraban dan kepedulian untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. 

Pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan



Pemberian solusi



Mengatasi keluhan

2) Profesionalism : mengutamakan keahlian, komitmen, dedikasi, obyektivitas dan orientasi jangka panjang. 

Tanggung jawab terhadap tugas



Tanggung jawab terhadap aset perusahaan



Manajemen waktu dan kualitas

24



Kontribusi pribadi

3) Teamwork : kemampuan bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan. 

Menghormati perbedaan



Komitmen terhadap tujuan tim



Umpan balik yang konstruktif



Keterlibatan dan partisipasi



Kepercayaan

4) Integrity : konsistensi antara moral dan tindakan yang sesuai dengan standar etika dan praktik yang benar. 

Karyawan perusahaan harus bersikap konsisten dalam pemikiran



Perbuatan berdasarkan peraturan dan norma perusahaan.

2. Logo dan Arti Setiap bagian dan warna dari logo Telkomsel diatas memiliki maksud dan arti tersendiri yaitu : Lingkaran elips horizontal yang membelah heksagon tersebut melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi domestik. Lingkaran

elips

vertikal

melambangkan

penyelenggara

jasa

telekomunikasi internasional di Indonesia. a. Heksagon merah itu sendiri melambangkan seluler (simbol seluler) sedangkan warna merah memiliki makna bahwa Telkomsel berani dan siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinannya. b. Heksagon abu-abu kehitam-hitaman berarti bahwa Telkomsel selalu siap mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggannya, sedangkan warna logam adalah warna logam yang berarti juga kesejukan, luwes dan fleksibel juga melambangkan teknologi. c. Pertemuan dua lingkaran elips berwarna putih berarti bahwa kedua lingkaran elips tersebut berpotongan diatas heksagon merah yang membentuk huruf “T” yang merupakan huruf awal dari Telkomsel. Warna putih mengandung makna kebersihan, keterbukaan, transparansi dan kecerahan.

25

B. Produk-produk dari PT Telkomsel 1. Kartu HALO Kartu HALO adalah kartu GSM pasca bayar dari Telkomsel. Dalam kartu HALO tertampung data pelanggan, fasilitas/jasa yang dapat dinikmati pelanggan serta PIN guna menjaga kerahasiaan data yang terdapat didalamnya. Selain itu kartu HALO juga mampu menampungan 200 nomor telepon beserta nama serta menyimpan 40 pesan singkat yang tidak ingin dihapus oleh pelanggan. Tampilan kartu HALO memiliki keunikan yang tidak terdapat pada simcard lainnya. Dengan menampilkan gambar yang menonjolkan adat istiadat dari seluruh propinsi di Indonesia, Telkomsel ingin menyampaikan pesan melalui kartu HALO bahwa Telkomsel adalah operator yang memiliki cakupan diseluruh tanah air dan semangat jiwa nsionalisme. 2. simPATI simPATI adalah simcard pra bayar dari Telkomsel. Keunggulankeunggulan dari simPATI yaitu keamanan (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga yang terjangkau, mutu prima dan jangkauannya luas GSM. Keunggulan produk ini adalah daya jelajahnya yang bisa menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Nusantara. Sehingga dapat dengan mudah dihubungi dan menghubungi dimana saja dan yang paling penting tidak perlu repot dengan persyaratan administratif. 3. Kartu AS

26

Kini Paket Perdana (starter pack) Kartu As makin murah karena kini bisa Anda dapatkan dengan hanya Rp.2000. Dengan Rp 2000, Anda bisa nikmati murahnya tarif Kartu As dan berkesempatan mendapatkan banyak tawaran promo yang memenuhi kebutuhan Anda berkomunikasi. Didukung dengan

berbagai

layanan

berkualitas

dan

jaringan

terluas

dari

TELKOMSEL membuat Anda semakin betah menjadi pelanggan kami. Semuanya ada di satu paket : Paket Perdana Kartu As Rp 2000. Berikut keunggulan-keunggulan Kartu As yang kami persembahkan untuk para pelanggan. 4. TELKOMSEL Flash “High Speed Wireless Broadband” TELKOMSELFlash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang disediakan oleh TELKOMSEL untuk seluruh pelanggannya (kartuHALO, simPATI dan Kartu As). Layanan ini didukung dengan teknologi HSDPA/3G/EDGE/GPRS

TELKOMSEL

yang

dapat

menghasilkan

kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps. TELKOMSELFlash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses yang dapat dilakukan dimana saja dalam jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL.

C. Program-program Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel 1. ICT Guru ICT Guru adalah suatu program pendidikan bagi para guru di Indonesia yang telah dilaksanakan tahun 2010 di 18 kota tingkat Propinsi di Indonesia. Konsep dasar pelaksanaan program berbasis ICT dengan metodologi offline dan online, target pelaksanaan program untuk menciptakan guru-guru di Indonesia expertise di bidang matematika.

27

Program ICT Guru, menjadi kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel berkelanjutan untuk mencetak pendidik ahli dan profesional di bidang mata pelajaran matematika. Sepanjang program tersebut digulirkan, Telkomsel telah mendidik 2.300 guru di seluruh Indonesia dengan tingkat keberhasilan sukses dan terukur, baik bagi para guru maupun anak didik. Memasuki tahun 2011 Telkomsel akan melebarkan target untuk mendidik guru bidang Fisika, Kimia dan Matematika di seluruh Indonesia. Sehingga kemampuan mengajar para guru bidang eksakta di Indonesia memiliki kualitas sesuai standar pendidikan modern. Pelaksanaan ICT Guru sendiri sejak tahun 2010 lalu sudah dilakukan pada 18 kota besar di Indonesia mulai dari Padang, Cimahi dan Bandung Barat, Jakarta, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Cirebon, Malang, Sidoarjo, Semarang, Denpasar. Dilanjutkan Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Medan, Palembang, Bukit Tinggi hingga Kupang. Fokus pada guru matematika tingkat Sekolah Menengah Atas serta merangkul Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) matematika sebagai sumber informasi terbaru tentang metode, soal hingga penyelesaiannya. Telkomsel kemudian mengkolaborasikannya dengan para tenaga ahli dari sejumlah universitas terkemuka di Indonesia, sehingga diharapkan akan menularkan keahliannya kepada para guru tadi. Secara offline kemasan program itu dilakukan dalam seminar sehari, dimana setiap peserta diperkenalkan tentang metode, soal serta tips dan trik terkini dari sejumlah kajian matematika yang masuk dalam materi ujian nasional, seperti aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus. . 2. ICT Murid & Sekolah Sebuah program untuk memberikan kemampuan murid beradaptasi pada kemajuan media digital interaktif. ICT Murid dan Sekolah digulirkan Telkomsel sejak Januari 2010. Memanfaatkan perangkat komputer dan internet hemat energi, kegiatan utama CSR Telkomsel tersebut telah disebar di 40 sekolah

28

mulai dari Banda Aceh hingga Papua dan sukses diikuti oleh sekitar 5.000 pelajar di Indonesia. Bergulir sejak awal tahun 2010, secara simultan kegiatan ini dilakukan kepada 40 sekolah serta melibatkan sekitar 5000 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia, tersebar dari Banda Aceh hingga Papua. Kepada mereka, program ini memberikan pemahaman tentang pemanfaatan perangkat ICT untuk meraih prestasi sejak di bangku sekolah. Wujud nyata tersebut berupa pemberian perangkat Multiseat EDU, terdiri atas 1 CPU yang mampu terhubung dengan lima monitor penggunanya. Ditambah modem TELKOMSEL Flash dan pemberian akses free login 150 per sekolah selama satu tahun. Kendati diakses secara bersamaan, secara teknis tidak akan mempengaruhi performansi kecepatan dan kerja dari masing-masing komputer, sehingga perangkat ini bisa hemat energi sekira 89%. Diletakan pada sebuah meja bundar dengan diameter 1,5 meter dan kursinya, kegiatan belajar menggunakan perangkat tersebut menjadi lebih interaktif antara murid dan guru. Begitu terdaftar jadi

member dan berhasil login, siswa bisa

memanfaatkan portal tersebut sebagai ajang diskusi, mempelajari demo soal yang dikemas menarik dengan tampilan gambar full colour dan suara. Siswa juga bisa mandapatkan latihan-latihan soal hingga meng-upload video dan foto serta nge-link ke Facebook dan Twitter. 3. Pendidikan Non Formal Sejak tahun 2009 Telkomsel fokus memberikan bekal kepada anak jalanan, penyandang cacat dan mantan pecandu narkotika melalui pelatihan kewirausahaan teknisi telepon genggam. Saat ini, tercatat sudah ada ratusan wirausahaan baru di bidang tersebut. Telkomsel melalui program pelatihan kewirausahaan teknisi telepon genggam mewujudkan komitmen tingkatkan kualitas hidup masyarakat kurang beruntung dari segi ekonomi untuk meraih pendidikan formal. Anak jalanan dan

29

penyandang cacat menjadi fokus kegiatan tersebut sejak digulirkan tahun 2009 silam. Sebagai program berkelanjutan, pada tahun 2010 pada kwartal ke dua bersamaan dengan rangkaian TELKOMSEL SIAGA 2010 ada sekira 100 anak jalanan dan penyandang cacat, tersebar di wilayah Bogor, Malang, Purwokerto, Yogyakarta dan Medan telah dibekali kemampuan reparasi telepon genggam. Menitikberatkan pada pembekalan teknik dasar reparasi ponsel dan strategi bisnisnya selama dua pekan. Materinya merupakan kombinasi dari teori dan praktik, mulai dari pengenalan komponen ponsel, peralatan reparasi, hingga simulasi menangani kerusakan ponsel. . 4. Pelatihan Teknisi Hand Phone Mantan Pemakai Narkotika Menindak lanjuti kerjasama yang sudah terjalin antara Telkomsel dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Telkomsel kembali melakukan komitmen untuk ikut gerakan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Kesepakatan yang terjadi jelang akhir tahun 2010 lalu itu menaruh harapan untuk

memberi

kesempatan

re-entery

residence

agar terlepas

dari

ketergantungan narkotika. Utamanya yaitu membentuk jiwa kewirausahaan, sehingga mereka lebih berani menatap masa depan yang lebih baik dan pada akhirnya dapat hidup mandiri. Bentuknya adalah memberi pelatihan teknisi telepon seluler kepada mereka yang telah dinyatakan lulus dari program rehabilitasi narkotika di Pusat Rehabalitasi Narkotika BNN. Sebanyak 125 orang mengikuti pelatihan yang dilakukan secara dua fase yaitu, bulan Januari hingga Februari 2011. Dengan mengambil lokasi di kantor pusat BNN dan Pusat Rehabilitasi Narkotika BNN, Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Setelah membekali para mantan pemakai narkotika, Telkomsel sebagai penyedia jasa telekomunikasi seluler kembali mengkolaborasikan gerakan CSR dengan bidang usaha utama. Bentuknya sudah tentu dalam penyediaan website portal bersama antara Telkomsel dan BNN.

30

5. Telkomsel Emergency Respons and Recovery Action (TERRA) Sadar bahwa kualitas komunikasi selular kepada pelanggan ditentukan oleh kondisi alam. Telkomsel melalui Telkomsel Emergency Respons and Recovery Activity (TERRA), fokus pada aktivitas manajemen bencana alam. Jelang akhir tahun 2010, eksistensi TERRA pun telah teruji di wilayah bencana nasional, mulai dari tsunami, Mentawai-Sumatera Barat, erupsi Gunung Merapi hingga banjir bandang di Wasior, Papua Barat. Dibentuk pada 21 Januari 2010 dan mengusung konsep Community Based Disaster Risk Management (CBDRM) sebuah proses dimana masyarakat dilibatkan secara aktif di dalam proses identifikasi, analisa, penanggulangan, pemantauan dan evaluasi terhadap risiko bencana. Kemudian tersebar di seluruh Grapari Telkomsel di Indonesia. Terdiri atas Telkomsel, Gadamusa Discovery, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Koperasi Telkomsel (Kisel). Lingkup aktivitas tim ini meliputi mengamankan infrastruktur Telkomsel, tindak tanggap bencana, mobilisasi logistik hingga pemberian layanan teknis. Kendati telah diperkuat dari beberapa unsur di atas, kemampuan beradaptasi dilokasi rawan bencana wajib dimiliki pula oleh karyawan Telkomsel. Hingga saat ini, Telkomsel rutin memberikan pembekalan tanggap bencana kepada karyawan di setiap area di Indonesia. Fokus kegiatan adalah pengamanan asset Perusahaan apabila terjadi bencana alam. Selain itu, tim TERRA pun dibekali pengetahuan tentang proses manajemen posko termasuk distribusi logistik, teknik menyelamatkan diri baik pada medan air, darat maupun tebing hingga membuka sambungan komunikasi di daerah yang terisolir komunikasi. Persiapan tadi pada akhirnya menjadikan Telkomsel waspada, siap dan sigap ketika Indonesia didera bencana secara beruntun tahun 2010 lalu. Misalkan saja TERRA terjun langsung di lokasi bencana tsunami di kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Sejumlah kegiatan penyelamatan aset perusahaan maupun kemanusiaan pun seketika digelar dengan situasi maupun kondisi terbatas mencakup :

31



Network Recovery : Penambahan perangkat USO sebanyak 4 unit, 2 unit di Sikakap, 1 unit di Malakopak, dan 1 unit lainnya di Saumanganyak. Penambahan kapasitas BTS di Sikakap dan Tua Pejat.



Bantuan kepada para korban bencana : Penyediaan fasilitas telepon gratis, dengan 4 unit HP di Sikakap, dan 3500 unit kartu perdana As. Distribusi/ penyebaran bantuan logistik melalui tim TERRA ke lokasi Muntai, Barubaru dan sekitarnya. Belum hilang rasa peluh yang tersisa dari Mentawai, gunung Merapi

menunjukan tajinya sebagai gunung teraktif di Negeri ini. Kali ini penangan yang dilakukan TERRA harus dilakukan secara dua tahap dalam penanganan bencana yang telah menelan korban sekira 144.660 jiwa itu. Fase 1 dilakukan pada masa tanggap darurat 26 Oktober hingga 3 November 2010. Konsentrasi lebih dilakukan pada kegiatan manajerial posko komando serta sejumlah aktivitas lain yang meliputi: 

Pendirian posko assessment situasi Gunung Merapi dan pergerakan pengungsi disamping membantu kegiatan evakuasi pengungsi.Pendirian posko-posko layanan di 11 lokasi pengungsian maupun Satkorlak yang tersebar di sekitar wilayah Gunung Merapi. Termasuk distribusi bantuan logistik di posko pengungsian Umbulharjo.



Persiapan dan pelaksanaan posko pelayanan Telkomsel berkaitan dengan kunjungan

Presiden

Republik

Indonesia

ke

lokasi

pengungsi

Purwobinangun (bekerja sama dengan Telkom), posko utama Pakem di Sleman dan posko pelayanan di Kemalang Klaten. Fase 2 dilakukan tatkala terjadinya letusan besar tanggal 6 November 2010 yang menyebabkan kondisi zona bahaya yang lebih luas hingga ke radius 20 km. Letusan ini menyebabkan terganggunya operasional 31 BTS. Sehingga diperlukan tindakan recovery yang dilakukan mulai tanggal 6 hingga 19 November 2010 dengan aksi berupa:

32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Setelah penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 3 bulan dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi secara langsung, wawancara dengan beberapa informan yang terkait langsung dengan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka dan melakukan studi pustaka dari beberapa literatur yang berhubungan dengan CSR, maka penulis berhasil memperoleh data berhubungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian, maka dalam bab ini penulis akan memaparkan sejumlah hasil penelitian tentang Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Makassar, seperti yang penulis uraikan di bawah ini : 1. Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Kupang. Keterlibatan dalam semua segi pengembangan masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komitmen tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT Telkomsel kepada Indonesia karena PT Telkomsel tumbuh dan berkembang menjadi sejahtera secara bersama-sama. Seluruh inisiatif yang ada bertujuan untuk menyokong pengembangan masyarakat yang berkelanjutan. Kegiatan Corporate Social Responsibility (yang selanjutnya disebut CSR) yang dilakukan oleh PT Telkomsel tidak hanya dilaksanakan sekali semata tetapi dilaksanakan secara berkelanjutan yang terprogram dengan baik. Sebenarnya program CSR PT Telkomsel Area Pamasuka merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh Telkomsel yang ada di Indonesia, tidak hanya di Area Pamasuka saja. Kegiatan ini merupakan salah satu komitmen PT Telkomsel dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan

33

wujud kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya. Program CSR Telkomsel sendiri tidak dilakukan secara insidental melainkan sudah terprogram dengan baik dan tidak bersifat sementara, melainkan dilaksanakan secara berkelanjutan.

a. Pembentukan Citra Positif Perusahaan dari Pelaksanaan Program CSR Telkomsel Aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para stakeholder dan publik secara luas. Namun, tidak hanya itu saja yang terjadi, citra positif dari Telkomsel akan terbentuk di mata masyarakat. Berikut penjelasan mengenai upaya meingkatkan citra positif perusahaan melalui aktivitas

CSR

dari

Jowvy

Kumala

sebagai

Manager

Corporate

Communication and Secretary PT Telkomsel Area Pamasuka : Kegiatan Corporate Social Resposibility (CSR) itu bisa meningkatkan citra perusahaan karena menunjukkan bahwa sebuah perusahaan itu tidak hanya berorientasi pada bisnis dan keuntungan. Dengan mengadakan kegiatan CSR dan kepedualian sosial, maka akan menambah nilai plus perusahaan di mata masyarakat. Perusahaan harus bertanggung jawab kepada masyarakat sekitar, makanya Telkomsel membuat kegiatankegiatan CSR atau pun yang menunjukkan kepedulian sosial kepada pelanggan Telkomsel atau pun publik yang di luar dari pelanggan Telkomsel. Secara otomatis kegiatan CSR akan meningkatkan citra positif perusahaan dan bukan hanya Telkomsel, perushaan-perushaan lain pun memiliki sasaran ke arah tersebut.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa jelas dan benar adanya aktivitas Corporate Social Responsibility itu dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Selain itu, reputasi perusahaan pun akan semakin baik di mata publik secara luas.

34

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra di kota Makassar Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada informan, maka dapat dipaparkan sebagai berikut : a. Faktor Pendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel Area Pamasuka Faktor pendukung dari aktivitas CSR yang dilakukan oleh Telkomsel Area Pamasuka kepada seluruh khalayak yang menjadi sasaran aktivitas CSR dijelaskan oleh Manager Corporate Communication and Secretary Area Pamasuka sebagai berikut : Faktor pendukung dari aktivitas CSR di Telkomsel untuk khalayak itu adalah tergantung dari tema yang diberikan oleh Telkomsel setiap tahunnya. Kebetulan tahun ini merupakan tahun pendidikan oleh Telkomsel, sehingga khalayak yang hendak mengadakan kerja sama dengan PT Telkomsel harus memberikan proposal kegiatan CSR mengenai pendidikan dan itu akan menjadi prioritas utama bagi Telkomsel untuk diikutkan dalam kegiatan CSR.

Kesimpulan dari penjelasan di atas, yaitu yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan aktivitas CSR Telkomsel adalah untuk khalayak itu sendiri. Faktor pendukung ini dimaksudkan dalam hal kerja sama dengan Telkomsel untuk melakukan aktivitas CSR. Oleh karena itu, jika tahun 2011 meupakan tahun pendidikan bagi Telkomsel, maka proposal kegiatan CSR mengenai pendidikan yang dimasukkan oleh khalayak ke Telkomsel akan menjadi prioritas utama dan bahkan bisa diterima untuk diajak bekerja sama. b. Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel Area Pamasuka Tidak hanya faktor pendukung yang dimiliki oleh CSR dalam melaksanakan aktivitasnya, terdapat pula faktor penghambat.

35

Adanya faktor penghambat tidak berarti menjadi penghalang bagi CSR Telkomsel untuk mencapai tujuan. Sehingga upaya dari mencari solusi yang kongkret, efektif dan efisien senantiasa dilakukan. Penjelasan yang dilontarkan di atas dari informan cukup memberi gambaran sedikit mengenai faktor penghambat pelaksanaan aktivitas CSR. Di sinilah mungkin letak kelemahan dari Telkomsel karena memberikan semacam persyaratan untuk menerima proposal kegiatan yang menyangkut CSR. c. Opini Publik yang Merasakan Program CSR dari Telkomsel Area Pamasuka Selain

wawancara

langsung

dengan

Manager

Corporate

Communication and Secretary PT Telkomsel Area Pamasuka, penulis juga mewawancarai langsung beberapa publik yang bersangkutan langsung dengan aktivitas CSR Telkomsel Area Pamasuka. Berikut hasil

1. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka Dalam Upaya Meningkatkan Citra Perusahaan di Makassar Sebagai upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, setiap organisasi atau lembaga terkadang dihadapkan pada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tujuan tersebut. Pada umumnya, faktor yang sering dijumpai dalam usaha pencapaian tujuan adalah dua faktor, yakni faktor pendukung dan faktor penghambat. Adanya faktor pendukung semakin mempermudah pencapaian tujuan dari suatu organisasi/perusahaan/lembaga. Namun, dengan adanya faktor penghambat, maka bisa saja mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada informan, maka dapat dipaparkan sebagi berikut :

36

a. Faktor Pendukung Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka Faktor pendukung dari aktivitas CSR Telkomsel adalah untuk khalayak itu sendiri. Faktor pendukung ini dimaksudkan dalam hal kerja sama dengan Telkomsel untuk melakukan aktivitas CSR. Oleh karena itu, jika tahun 2011 merupakan tahun pendidikan bagi Telkomsel, maka proposal kegiatan CSR mengenai pendidikan yang dimasukkan oleh khalayak ke Telkomsel akan menjadi prioritas utama dan bahkan bisa diterima untuk diajak bekerja sama. b. Faktor Penghambat Aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) PT Telkomsel Area Pamasuka Tidak hanya faktor pendukung yang dimiliki oleh CSR dalam melaksanakan aktivitasnya, terdapat pula faktor penghambat. Adanya faktor penghambat tidak berarti menjadi penghalang bagi CSR Telkomsel untuk mencapai tujuan. Sehingga upaya dari mencari solusi yang kongkret, efektif dan efisien senantiasa dilakukan. Di sinilah mungkin letak kelemahan dari Telkomsel karena memberikan semacam persyaratan untuk menerima proposal kegiatan yang menyangkut CSR. c. Opini Publik yang Merasakan Program CSR dari Telkomsel Area Pamasuka Sejauh ini masyarakat di kota Makassar masih sangat membutuhkan program-program Corporate Social Responsibility (CSR). Belum adanya penyebaran aktivitas ini sehingga menyebabkan adanya ketidakseimbangan. Sebagian publik mengharapkan lebih banyak bantuan lagi. Publik juga sangat senang dengan bantuan-bantuan yang telah diberikan oleh Telkomsel Area Pamasuka sehingga citra perusahaan (corporate image) terbentuk positif. Demikian manfaat baik yang didapatkan oleh perusahaan dengan diadakannya aktivitas CSR.

37

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Untuk mengisi kesimpulan pada bab ini, tentunya kita harus kembali kepada rumusan masalah yang terdapat di dalam Bab I, yaitu bagaimana aktivitas Corporate Social Responsibility PT Telkomsel Area Pamasuka dalam upaya meningkatkan citra perusahaan di kota Makassar. Setelah melewati serangkaian penelitian dan interview, ternyata aktivitas CSR yang dilaksanakan oleh PT Telkomsel itu sudah cukup banyak. Serangkaian aktivitas CSR yang dilaksanakan oleh Telkomsel sudah terbagi menjadi beberapa sub-tema yang sudah diprogramkan dari kantor pusat di Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah penelitian, sebagai berikut :

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF