August 7, 2017 | Author: Bagus Trilaksono | Category: N/A
BIO DATA Nama
: DEDE SUPRIATNA MM AHLI K3 PA & A Pusdiklat KEMNAKER
Pengalaman: Pengawas Ketenagakerjaan. Spesialis Tahun 2012 KEMNAKER Lahir
: Bandung 27 JULI - 1954
Rmh 005
: Jl.KH Maisin I Kp.Bulak Rt RW 015 No.20
Klender
Jakarta Timur
5/24/16
Hp. 2325303 Created by DEDE.S E-mail
: 0812 9955202 0821 1
:
[email protected]
PENGAWASAN K3 PEN.KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA
Source Energy
Kebakaran = Energi yang tidak terkendali
Unjuk Kerja yang diinginkan dalam Penanggulangan Kebakaran Psl Psl86 86 Pengurus PengurusWajib Wajib Memb.Perlindungan Memb.Perlindunganthd thdTK TK ► ► Psl Psl87 87Penerapan Penerapan SMK3 SMK3di disemua semua perusahaan perusahaan ► ►
UU 13/2003
► ►
Sistem SistemPengawasan PengawasanKetenagakerjaan Ketenagakerjaan Professional, Professional, Independent, Independent, di di Seluruh Seluruh Indonesia Indonesia
► ►
Pemenuhan Pemenuhansyarat-syarat syarat-syaratK3 K3melalui melalui pengendalian pengendalianteknis, teknis,administratif administratifdan dan kelembagaan kelembagaan
UU 21/2003
UU 1/1970
KEPMENAKER No Kep 186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
Kepmenaker No. 186/Men/1999,
5/24/16
Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada pengurus/ pengusaha untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, melalui : a) Pengendalian setiap bentuk energi b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas d) Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja e) Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala f) Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh )orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran Created by PNK3 NAKERTRANS 4 sedang dan berat.
Undang-undang No 1 Th 1970 tentang Keselamatan Kerja
Acuan Dasar (Syarat – syarat K3)
5/24/16
Pasal 3 ayat (1). Dengan peraturan perundangan ditetapkan PENGENDALIAN syarat syarat keselamatan ENERGI kerja untuk : •
mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,
•
mencegah, mengurangi SARANA peledakan
•
PROTEKSI jalan memberikan kesempatan menyelamatkanKEBAKARAN diri dalam bahaya kebakaran
•
pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
MANAJEMEN Pasal 9 ayat (3). K3
Pengurus membina K3 Created bywajib PNK3 NAKERTRANS penanggulangan kebakaran
5
Kebakarankarena LISTRIK 5/24/16
Pembebanan lebih Sambungan tidak sempurna Perlengkapan tidak standar Pembatas arus tidak sesuai Kebocoran isolasi Listrik statik Sambaran petir 6
KEBAKARAN 20% kasus habis total
Akibat dari Penyimpangan Standar K3
5/24/16
Konsekuensi kebakaran • Korban jiwa • Kerusakan • Kerugian • Penderitaan • Citra Created by PNK3 NAKERTRANS 7
Flashover
n
mb pe r tu
A
Penyalaan awal
STEDY Fully development fires (600-1000 o C)
D /PA UT M
uh
a
3 - 10 menit
SU R
INTENSITAS
Phenomena kebakaran
WAKTU
SUMBER ENERGI 5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
8
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS • PERMENAKER 12/M/2015 PENGAWASAN K3 PENANGGULANGAN K3 LISTRIK(PUIL 2011 Revisi PUIL 2000) KEBAKARAN Pengendalian ENERGI
SARANA PROTEKSI KEBAKARAN
MANAJEMEN K3
5/24/16
• PERMENAKER 02/M/89 Prot. Petir • KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3) • PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR) • PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK) • PERMENAKER 04/80 APAR • PERMENAKER 02/83 ALARM • INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997 • NFPA 10 Apar, NFPA 13,14 hydrant sp NFPA 72 (alarm)sebagai rujukan • • • •
PERMENAKER 04/87 P2K3 PP.50/2012 SMK3 Permenaker 04/M/1995 KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999 UNIT PENANGG. KERJA Created by PNK3 NAKERTRANSKEB. DI TEMPAT 9
PASSIF
AKTIF
FIREPROTECTION
5/24/16
DETECTION
ALARM
EXTINGUISHER
SPRINKLER
HYDRANT, ETC
MEANS OF ESCAPE KOMPARTEMEN SMOKE CONTROL FIRE DAMPER FIRE RETARDANT/TREATMENT Created by PNK3 NAKERTRANS
10
Pengendalian Asap :
? Ducting AC
Tahap Pengembangan Api
Tahap Pengembangan Awal :
Dimulai sejak Proses Pembakaran dg adanya kontak / persenyawaan antara sumber panas dg Bahan Bakar yg disertai oleh adanya Oksigen dari Udara sekeliling.
Jika Reaksi Pembakaran tsb cukup mampu untuk menjadi Sumber Panas bagi bahan bakar lainnya, maka hasil dari reaksi pembakaran tsb akan menyebar & meningkatkan suhu ruang.
Penyebaran berantai akan berkelanjutan sampai dg salah satu unsur Created by PNK3 NAKERTRANS 12 berkurang atau habis persediaanya.
5/24/16
Flashover
Terjadinya penyalaan serentak yg melibatkan seluruh benda yg ada di dlm ruangan, 5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS ditandai dengan pecahnya kaca kaca.
13
Peledakan
o l p x E 5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
n o i s 14
DIFINISI LEDAKAN • PELEDAKAN FISIKA (Physical Explosion Expanse) Pelepasan tekanan uap/gas seperti : Ketel uap, bejana tekanan, dll.KIMIA • kompresor PELEDAKAN (Chemical Explosion Explosive) Pelepasan energi potensial dari reaksi bahan kimia yang disertai pelepasan energi panas yang tinggi dalam waktu yang cepat
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
15
Habislah semuanya kalau sudah begini
Kegagalan dalam pemadaman awal HANYA DALAM WAKTU SINGKAT
PASCA LEDAKAN PT PETRO WIDADA
Instruksi Menakertrans No Ins 140/Men/2004 Menginstruksikan kepada Gubernur, Bupati dan semua perusahaan yang berpotensi bahaya tinggi untuk melakukan
safety review (meninjau ulang secara komprehensip atas pemenuhan syarat-syarat K3).
Standar Kompetensi A
Ref. Kepmennaker No 186/1999
B C D Tk. Dasar II
Tk. Ahli Pratama
Tk. Ahli Madya
Tk. Dasar I PET. PERAN KEBAKARAN
REGU PENANGG. KEBAKARAN
KOORD. UNIT PENANGG. KEBAKARAN
PEN. JAWAB TEKNIK K3 PENANGG. KEBAKARAN
Ref. Kepmennaker No 186/1999
A
C B
D
D
D
D
PENANGGUNG JAWAB UMUM (PENGURUS)
DEPARTEMEN DEPARTEMEN ……………….. ………………..
FIRE FIRE MENS MENS
DEPARTEMEN DEPARTEMEN P2K3 P2K3
DEVISI FIRE
C
DEPARTEMEN DEPARTEMEN ……………….. ………………..
A
1/300
Koordinator Koordinator SUB SUB UNIT UNIT ……….. ……….. 1/100 1/100 PERAN PERAN KEBAKARAN KEBAKARAN ……….2/25 ……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
D
B
PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB JAWAB UMUM UMUM (PENGURUS) (PENGURUS) DEPARTEMEN DEPARTEMEN K3 K3
PENANGGUNG PENANGGUNGJAWAB JAWAB UNIT UNITPENANGGULANGAN PENANGGULANGANKEBAKARAN KEBAKARAN
KOORDINATOR KOORDINATORSUB SUBUNIT UNIT PENANGGULANGAN PENANGGULANGANKEBAKARAN KEBAKARAN
PETUGAS PETUGAS PERAN PERANKEBAKARAN KEBAKARAN Ref. Kepmennaker No 186/1999
PETUGAS REGU PENANGGULANGAN KEBAKARAN
FIRE EMERGENCY PLAN Lapis II Fire Men Lapis IV Dinas Pemadam
Lapis III Bantuan dari lingkungan
Lapis I Pet. Peran Kebakaran POSKO
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
22
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN URAIAN TUGAS TUGAS ORGANISASI ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini I) PET. PERAN KEBAKARAN (KLAS D) Tugas pokok sesuai jabatan utamanya Merupakan tugas tambahan selain tugas pokoknya Pada waktu jam kerja • • • 5/24/16
Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot. kebakaran Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran dan memandu evakuasi Bertanggung jawab di unit kerja tertentu. Created by PNK3 NAKERTRANS
Psl 723
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS TUGAS ORGANISASI ORGANISASI TANGGAP TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C) TUGAS POKOK : Tanggung jawab di seluruh tempat kerja (Diatur sistem shift) Tugas : 1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau semua aspek pencegahan kebakaran. 2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai. 3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan 5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
Psl 824
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI ORGANISASI TANGGAP TANGGAP DARURAT KEBAKARAN KEBAKARAN
KLAS B : KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN Tanggung jawab di unit kerja tertentu
5/24/16
Tugas : Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran (inspeksi & latihan) Created by PNK3 NAKERTRANS Memimpin operasi penanggulangan Psl 925 kebakaran
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN KLAS A : PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
5/24/16
Tugas : • Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja pengendalian kebakaran • Melakukan audit internal dan Created by PNK3 NAKERTRANS 26 pengawasan langsung Psl 10 •
Ukuran tidak sesuai Macet/tidak berfungsi Salah penempatan
FOAM
POWDER
2
Jenis tidak sesuai
HALON
WATER
KEGAGALAN APAR
Tidak bertekanan - bocor Menggumpal - tunda refill
• belum ditunjuk Petugas • tidak trampil
BAGIAN I
FOAM
POWDER
HALON
Designing Listing Selecting Purchasing Installing Approving
WATER
2 2 2 2 2 2
Alat pemadam api ringan
2 Inspecting 2 Recharging 2 Maintaining 2 Testing 2 Operating
TABEL-1 PERSYARATAN UKURAN
DAN PENEMPATAN UTK BAHAYA KLAS A URAIAN
HUNIAN BAHAYA RINGAN
HUNIAN BAHAYA SEDANG
HUNIAN BAHAYA BERAT
APAR tunggal rating minimal
2A
2A
2A
Luas lantai maksimum per unit APAR
300 m2
150 m2
100 m2
Luas lantai maks per unit APAR
1050 m2
1050 m2
1050 m2
22,5 m
22,5 m
22,5 m
Jarak tempuh maks ke APAR
Klasifikasi KEBAKARAN Ref : Permenaker -04/80
A
ABC
Flammable Liquid/gas
B A
D B
Combustible Material
C Metals
C
Multi Purpose
Electrical Equipment
Prinsip PEMADAMAN
Dilution Udara
Smothering
Starving
Bahan bakar
Cooling
API
Heat
Fire Ratting KLASIFIKASI KLASIFIKASI
A A B B C C D D
Rating Rating :: Nilai Nilai angka angka 1A 1B 2A 2B 3A 5B 4A 10B 6A 20B 10A 30B 20A 40B 40A 80B
Fire Ratting
STANDAR STANDARUJI UJI A. Tumpukan A.:: Tumpukankayu kayudengan denganvolume volume dibakar 10 menit dibakar 10 menit B. Premium B.:: Premiumdengan denganjumlah jumlahdan danluas luas dibakar 3 menit dibakar 3 menit C. Sasaran C.:: Sasaranbertegangan bertegangan10.000 10.000Volt Volt D. Tidak D.:: Tidakdilakukan dilakukanpengujian pengujian
tertentu tertentu tertentu tertentu
STANDAR UJI Rating A
STANDAR UJI Rating B
Penempatan APAR Ref : NFPA Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Rating
Jarak ft
Luas sq ft
Luas sq.ft
Luas sq.ft
1A 2A 3A 4A 6A 10A 20A 40A
75 75 75 75 75 75 75 75
3000 6000 11250 11250 11250 11250 11250 11250
X 3000 4500 6000 9000 11250 11250 11250
X X 3000 4500 6000 9000 11250 11250
TANDA PEMASANGAN
APAR
APAR
HYDROSTATIC TEST
Pressure
> 4.13 WP
> 20 kg/cm2 1.5 WP
Expansion
Rumus perhitungan ketebalan front Untuk jenis Unfire vessel pressure menurut ASME Code Section 8 untuk front berbentuk cekung terhadap tekanan
Untuk front berbentuk ellisoida tanpa celah
t=
P.D.k
2 f . berbentuk - 0,2 P Untuk front toripherical tanpa celah
t=
P.R.M
2 f . - 0,2 P Untuk front berbentuk hemispherical tanpa celah
t=
P.R 2 f . - 0,2 P
Keterangan : t P D f K M R r
: : : : : : : : :
Tebal pelat minimum (mm) Tekanan yang diperhitungkan (Mpa) Diameter dalam (mm) Tegangan tarik maksimum yang diizinkan (Mpa) Faktor efisiensi sambungan Faktor bentuk ellip Faktor bentuk ellip curam Jari-jari lengkungan ellip Jari-jari lekukan
STORED PRESSURE 10-15 kg/cm2 ( N2 )
CO2
POWDER
Tipe konstruksi
CARTRIDGE
Dry Chemical Powder
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA
Kl as
ifi ka s
i
Jenis media pemadam
Jenis kebakaran
Tipe basah Air Busa
VVV Klas A Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb.
Powder
Clean Agent
V
VV
XX
XX
VV**)
VVV
Bahancair
XXX
VVV
VV
V*)
Bahan gas
X
X
VV
V *)
Bahan berharga
Klas B
Tipe kering
V*)
Klas C
Panellistrik,
XXX
XXX
VV
VVV
Klas D
Kalium, litium, magnesium
XXX
XXX
Khusus
XXX
Keterangan : VVV : Sangatefektif
X
:
Tidaktepat
VV
: Dapatdigunakan
XX
:
Merusak
V
: Kurangtepat /tidakdianjurkan
XXX :
Berbahaya
*)
: Tidakefisien
**) :
Kotor /korosif
Refilling & Testing Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/Men/1980 Jenis
Refilling
Testing
Water
5 th
5 th
Mechanical Foam
3 th
5 th
Chemical Foam
1 th
5 th
Dry powder
5 th
5 th
Halogen
5 th
5 th
5-10 th
10-5-5 th
CO2
Dry Chemical Powder Prinsip : Nyala api diselimuti kabut (serbuk kimia) secara fisik memutuskan oksigen Reaksi indotermal
A
FOAM
JENIS BUSA/FOAM
STORED PRESSURE ( N2 )
B
Mechanical Foam
B
Foam Liqui d
Chemical Foam (A) + (B)
FOAM
PEMELIHARAAN APAR Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per -04/Men/1980 Psl : 11 Pemeriksaan APAR - Pemeriksaan 6 bulan -Pemeriksaan 12 bulan Psl : 12 Pemeriksaan 6 bulan meliputi : Psl : 13 Pemeriksaan 12 bulan meliputi : Psl : 15 Pengujian
PEMELIHARAAN APAR Ref. : Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per -04/Men/1980
Uraian
Pemeriksaan 1 bl.
6 bl.
Chek
: Penempatan,
.
Chek
: keadaan fisik cacat/karat
.
Chek
: Keadaan tekanan
.
Chek
: keadaan media
.
Chek
: tanggal pengisian ulang
.
Chek
: kelengkapan
.
Chek
: label
.
1 th.
RECORDING
No Reg.
Lokasi
Tgl Refill
Tgl Test
Hasil pemeriksaan
BAGIAN II FIRE DETECTION &ALARM Bell
TUJUAN PEMASANGAN INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN.
+
Dasar hukum
PERATURAN PERATURANMENTERI MENTERITENAGA TENAGAKERJA KERJARI RI NO. NO.PER-02/MEN/1983 PER-02/MEN/1983 TENTANG TENTANG INSTALASI INSTALASIALARM ALARMKEBAKARAN KEBAKARANOTOMATIK OTOMATIK
Ruang lingkup - Perencanaan - Pemasangan, - Pemeriksaan - Pengujian - Pemeliharaan
Tujuan Menjamin akurasi pengideraan
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK Ref : Permenaker 02/83 Signal Signal alarm alarm
Detektor Detektor
Manual
FIRE FIRE
FAULT FOULT
Selektor NORMAL NORMAL MCFA MCFA
FIRE Detektor aktif FAULT Rangkaian terbuka
+ AUDIBLE AUDIBLEALARM ALARM
Nyala
INPUT
DETEKTOR
Panas
VISIBLE ALARM
Asap
OUTPUT
MCFA
HYDRANT
ANN
HYDRANT
JENIS JENIS DAN DAN TIPE TIPE DETEKTOR DETEKTOR • ULTRA VIOLET Nyala
Panas
Asap
• INFRA RED
• FIXED TEMPERATURE • RATE OF RISE
• IONIZATION • OPTIC
Manual • Push bottom • Full down • break glass
ZONA ZONA DETECTION DETECTION Nyala 20 titik
EOL
Panas 40 titik EOL
Asap 20 titik EOL
• ZONE 3 • ZONE 2 • ZONE 1
Luas tiap zone deteksi - ruang tanpa sekat mak. 2000 m2 - terdapat sekat mak. 1000 m2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 1. MCFA 7 1 8 Merk : 1 Model : 9 Instalatir : 2 Pengesahan No : 0 Tgl :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0
1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 2. Mimic Panel 6 1 7 1 8 1 9 2 0
3. Anounciator Panel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6
INTERCONECTION INTERCONECTION DETEKTOR KEBAKARAN
FIRE FIRE ALARM ALARM SYSTEM SYSTEM
SPRINKLER (FS)
POMPA HYDRANT supply daya
AC Of
LIFT Of
PRESS FAN On
MCFA
SMOK E CONTROL CONTROL FIRE FIRE INDIKATOR INDIKATOR
BUZER ALARM DISCHART DISCHART CONTROL CONTROL PANEL PANEL
VALVE
HEAT
Media pemadam Halon (F, Cl, Br)
!!!!!!!!!!!! Mengandung potensi bahaya keracunan HARUS MEMILIKI IJIN K3
INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN AUTOMATIC TOTAL FLOODING SYSTEM
SISTEM SISTEM PENDETEKSIAN PENDETEKSIAN
ZONE 1
ZONE 2
2
1 1
2
2 1
HALON
( HALOGENETED HYDRO CARBON) HALOGEN (Fluoro, Cloro,Broomo,Iodine) Atom H dari Hydro Carbon disubtitusi dengan halogen F,Cl,Br,I H H
C
H F H
H
H C l
NOMOR
C F HALON HALON HALON
H F
C
H B
H F
r
H F
C H F
H B r
Cl Br 1 2 1 1 C F2 Cl Br 1 3 0 1 C F3 Br 1 0 4 C Cl4
H C l
H C l C H C l
H C l
MEDIA PEMADAM CLEAN AGENT (Dikutip dari NFPA 2001) FC-3-1-10 Perfluorobutane C4F10 HBFC-22B-1 Bromodifluoromethane CHF2Br HCFC Blend A Dichlorotrifluoroethane HCFC-123 (4. 75 %) CHCl2CF2 Chlorodifluoromethane HCFC-22 (82%) CHClF2 Chlorotetrafluoroethane HCFC-124 ( 9. 5%) CHClFCF3 Isopropenyl-1-methylcyclohexene 3. 75 %) HCFC-124 Chlorotetrafluoroethane CHClFCF3 HFC-125 Pentafluoroethane CHF2CF3 HFC-227 ea Heptafluoropropane CF3CHFCF3 HFC-23 Triflouromethane CHF3 IG-541 Nitrogen (52%) N2 Argon (40%) Ar Carbondioxide (8%) CO2
Toxicity Information (Dikutip dari NFPA 2001) Clean agent
LC 50
FC-3-1-10 HBFC-22B-1 HCFC Blend A HCFC-124 HFC-125 HFC-227 ea HFC-23 IG-541 Halon 1301
LC 50 : NOAEL : LOAEL :
NOAEL
> 80.0 % 40.0 % 10.8 % 2.0 % 64.0 % 10.0 % 23-29 % 1.0 % >70.0 % 7.5 >80.0 % 9.0 % > 65.0 % 50 0 % N/A 43.0 % 7.5 >80.0 % 5.0 %
LOAEL > 40.0 % 3.9 % > 10.0 % 2.5 % % 10.0 % 10.5 % > 50 0 % % 5.0 %
Concentration lethal 50 % tikus percobaan mati dalam 4 jam No Observable Adverse Effect Level Lowest Observable Adverse Effect Level
DATA HASIL UJI COBA INERTING CONCENTRATION (V/V: %) (Dikutp dari NFPA 2001) Media i- BUTANE FC-3-1-10 HFC 124 HFC 227ea HBFC 22B1 HFC 23 HFC-125 IG 541 Halon 1301
6.7 11.3 6.7
VOLUME % INERTING METHANE PROPANE 20.2 14.7 43.0 -
10.3 11.3 20.2 15.7 49.0 7.7
Catatan Piket Harian Minggu, 18 AgT 2002 Jam 22,15
Tanggal
Catatan Firekejadian Alarm Zone 16 (Lt 4)
Tindakan
Keterangan
Siaga kebakaran Gangguan belum (Alarm palsu) Telah di Riset tetap sensing Bell silence
ditemukan Ttd Ketua piket A
Serah terima Senin, 19-08-2002 Ttd Ketua piket B
PEMELIHARAAN, PEMERIKSAAN, PENGUJIAN FIRE ALARM
Panel indikator (stanby On) Periksa status indikator Test fungsi sistem pada panel Membunyikan alarm Periksa battery Kebersihan panel Test tombol manual Test kondisi gangguan Test fungsi sistem interconeksi Test fungsi detektor (20%
HR
MG
BL
TH
V
-
-
-
V
-
-
-
-
V
-
-
-
V
-
-
-
V
-
-
-
-
V
-
-
-
V
-
-
-
V
-
-
-
-
V
-
-
-
V
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
69
SISTEM HYDRAN DAN SPRINGLER Sebagai rujukan pemasangan pompa NFPA 20 instalasi Hydrant/Springkler NFPA 14NFPA 13
FIRE HYDRANT Jaringan instalasi pipa air untuk pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen
1 1 /2 Inc 2 1/2 Inc
2 1 /2 Inc
Komponen sistem Hidrant - Sistem persediaan air (45 menit) Out door - Sistem Pompa (Jockey, Utama & Diesel Cadangan) Jokey Main Pump Pump Pump - Jaringan pipa - Kopling outlet / Pilar / Landing valve - Slang dan nozle Created by PNK3 NAKERTRANS 70 RESERVOAR - 5/24/16 Sistem kontrol tekanan & aliran
Pompa keb.water density (kepadatan curah air) NFPA 14 .500 GPM (1900 ltr/menit) ► Besaran tekanan sisa (Residualpressure) discharge sebuah nozzle ► RUMUS flow density = 30.d2.Vp.0,97 ► GPM besaran water density (ltr menit) ► 30 angka aksioma ► D besaran lobang orifice discharge noz dlm( inci) ► P residual presure (PSI) ► 0.97 discharge coefisien 5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
71
KELENGKAPAN KELENGKAPAN SIRKIT SIRKIT MOTOR MOTOR POMPA POMPA KEBAKARAN KEBAKARAN
BILA SUPLAI LISTRIK TERPUTUS HARUS ADA INDIKASI ALARM
• • •
JENIS KABEL FRC DARI SISI IN COMING SEBELUM SAKELAR UTAMA
KARAKTERISTIK PENGAMAN HUBUNG PENDEK, TERBUKA BILA MERASAKAN 600% In DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK KENDALI
TIDAK PERLU PENGAMAN BEBAN LEBIH
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
72
1 2 3 4 5 6
HYDRANT SPRINGKLER LIFT PRESSURIZED FAN EMERGENCY MDB
MDB 1 2 3 4 5 6.
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
Lampu Tenaga/mesin ac/pendingin Spare
73
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
74
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
75
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
76
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
77
PERENCANAAN HYDRANT KLASIFIKASI HUNIAN Tingkat resiko bahaya kebakaran Resiko RinganLuas 1000-2000 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 1000M2 Resiko Sedang Luas 800-1600 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 800M2
5/24/16
Resiko Berat Luas 600-1200 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Created by PNK3 NAKERTRANS 78 Tiap 600M2
H=
m
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK TEKANAN TEKANAN HYDRANT HYDRANT INSTRUKSI INSTRUKSI 11/M/1997 11/M/1997
1
2
Q =
Standar tekanan pada nozle teringgi & terjauh : mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2
3
min.
US GPM
(H3)
= 4.5 kg/cm
Diuji dengan membuka 3 titik nozle : 1. Nozle terjauh 2. Nozle pertengahan 3. Nozleterdekat
2
Konsepdesain Spinkler Data input : Klasifikasi hunian : Ringan Sedang I, II, III, Berat Khusus Variabel : Peruntukan bangunan Jumlah dan sifat penghuni Konstruksi bangunan Flammability dan Quantity Material (Fire loads) Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala sprinkler Kepadatan pancaran
RESERVOAR
High zone Medium Zone Low zone
RESERVOAR
5/24/16 DEDE.S 83
High zone Medium Zone Low zone
The Sprinkler System
5/24/16
DEDE.S
84
Sistem sprinkler otomatis :
5/24/16
DEDE.S
85
5/24/16
DEDE.S
86
5/24/16
DEDE.S
87
INSTALASI SISTEM SPRINKLER
5/24/16
DEDE.S
88
53o C
141o C
68o C 182o C 79o C 201o C 260o C
93o C
5/24/16
DEDE.S
89
Konsepdesain Spinkler
Q = a x V (l/men)
Dasar perencanaan sprinkler Kepadatan pancaran dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh
Yaitu : Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api) yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler 5/24/16
DEDE.S
90
Ukuran kepala sprinkler Klas hunian • Ringan : • Sedang : • Berat : 20
: 10 mm - 3/8 in 15 mm - ½ in mm - 17/32 in
Kapasitas aliran Q , gpm
5/24/16
Kepala Springkler
Tekanan Psi
3/8 in
1/2 in
17/32 in
10 15 20 25 35 50 75 100
9 11 13 14,5 17 20 25 28,5
18 22 25,5 28,5 34 40 49,5 57
25 32 36 40 47 56,5 69 80
DEDE.S
91
Jumlah kepala springkler Ukuran pipa
Jumlah kepala springkler
1 1¼ 1½ 2 2½ 3 3½ 4 5 6 8
5/24/16
DEDE.S
Ringan
Sedang
Berat
2 3 5 10 20* 40* 65* 100 160 275 400
1 2 5 8 15 27 40 55 120 200*
2 3 5 10 30 60 100 275
92
R
L
Q (liter/men) A (m2)
1/2 L
= mm/men
5/24/16
DEDE.S
S
1/2 S93
PERENCANAAN SPRINGKLER Kepadatan pancaran Resiko Ringan
2,25 mm/men Luas mak. 84 m2
Resiko Sedang
5 mm/men I 72 m2 II 144 m2 III 360 m2
Resiko Berat
7,5 - 12,5 mm/men Luas mak. 260 m2
Ukuran kepala sprinkler Klas hunian • Ringan : • Sedang : • Berat : 20
: 10 mm - 3/8 in 15 mm - ½ in mm - 17/32 in
Kapasitas aliran Q , gpm Kepala Springkler
Tekanan Psi
3/8 in
1/2 in
17/32 in
10 15 20 25 35 50 75 100
9 11 13 14,5 17 20 25 28,5
18 22 25,5 28,5 34 40 49,5 57
25 32 36 40 47 56,5 69 80
Jumlah kepala springkler Jumlah kepala springkler
Ukuran pipa
Ringan
Sedang
Berat
1 1¼ 1½ 2 2½ 3 3½ 4 5 6 8
2 3 5 10 20* 40* 65* 100 160 275 400
1 2 5 8 15 27 40 55 120 200*
2 3 5 10 30 60 100 275
Konsepdesain Spinkler
Q = A x V (l/men)
Kepadatan pancaran dibagian hidrolik tertinggi dan terjauh
Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api) yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler
R
L
Q (liter/men) A (m2)
mm/men
1/2 L
=
S
1/2 S
R
PERENCANAAN SPRINGKLER Kepadatan pancaran
Resiko Ringan
2,25 mm/men Luas mak. 84 m2
Resiko Sedang
5 mm/men I 72 m2 II 144 m2 III 360 m2
Resiko Berat
7,5 - 12,5 mm/men Luas mak. 260 m2
PERENCANAAN HYDRANT KLASIFIKASI HUNIAN Tingkat resiko bahaya kebakaran Resiko RinganLuas 1000-2000 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 1000M2 Resiko Sedang Luas 800-1600 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 800M2
5/24/16
Resiko Berat Luas 600-1200 M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Created by PNK3 NAKERTRANS 101 Tiap 600M2
H=
m
KARAKTERISTIK KARAKTERISTIK TEKANAN TEKANAN HYDRANT HYDRANT
1
2
Q =
5/24/16
Standar tekanan pada nozle teringgi & terjauh : mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2
3
min.
US GPM
Created by PNK3 NAKERTRANS
(H3)
= 4.5 kg/cm
Diuji dengan membuka 3 titik nozle : 1. Nozle terjauh 2. Nozle pertengahan 3. Nozleterdekat 102
2
High zone Medium Zone Low zone
RESERVOAR 5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
103
Ukuran kepala sprinkler Klas hunian • Ringan : • Sedang : • Berat : 20
: 10 mm - 3/8 in 15 mm - ½ in mm - 17/32 in
Kapasitas aliran Q , gpm
5/24/16
Kepala Springkler
Tekanan Psi
3/8 in
1/2 in
17/32 in
10 15 20 25 35 50 75 100
9 11 13 14,5 17 20 25 28,5
18 22 25,5 28,5 34 40 49,5 57
25 32 36 40 47 56,5 69 80
Created by PNK3 NAKERTRANS
104
Jumlah kepala springkler Ukuran pipa 1 1¼ 1½ 2 2½ 3 3½ 4 5 6 8
5/24/16
Jumlah kepala springkler Ringan
Sedang
Berat
2 3 5 10 20* 40* 65* 100 160 275 400
1 2 5 8 15 27 40 55 120 200*
2 3 5 10 30 60 100 275
Created by PNK3 NAKERTRANS
105
SARANA EMERGENCY DAN EVAKUASI MERUPAKAN SARANA PENUNJANG DALAM UPAYA PENYELAMATAN PENGHUNI YANG DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT UNTUK MEMPERMUDAH PENYELAMATAN 1.
SUMBER LISTRIK DARURAT
2. LAMPU DARURAT 3. PINTU KEBAKARAN 4. PINTU DARURAT 5. TANGGA KEBAKARAN 6. TANGGA DARURAT
Pintu kebakaran
Tertutup Terbuka tertutup Gambar : Pintu kebakaran
Gambar : Detail Pintu kebakaran dengan batang panik
Gambar : Tangga Kebakaran
SARANA EMERGENY DAN EVAKUASI 7.
SISTEM PENGENDALI ASAP
8.
LIFT KEBAKARAN
9.
ALAT KOMUNIKASI DARURAT
10. BUKAAN PENYELAMAT 11. LANTAI/RUANG AMAN 12. PENUNJUK ARAH JALAN KELUAR 13. LANDASAN HELIKOPTER 14. PERALATAN BANTU LAINNYA
Gambar : Petunjuk Arah Jalan Keluar
Gambar : Detail Tanda Arah Keluar
Diagram 4 Maximum distance of travel in one direction
Fina l exit
Diagram 5 Maximum distance of travel in rooms and corridors with one final exit
Diagram 8 Route to main corridor
PROGRAM PENCEGAHAN KEBAKARAN TUJUAN : MENCEGAH SEDINI MUNGKIN TERJADINYA KEBAKARAN 1. PERENCANAAN K3 KHUSUS PENCEGAHAN KEBAKARAN 2. MEMBUAT PEDOMAN PENGGUNAAN DAN PENYIMPANAN BAHAN MUDAH TERBAKAR 3. BUAT PROGRAM PEMELIHARAN PROSES PRODUKSI 4. BUAT PROGRAM PEMELIHARAAN DAN PEMERIKSAAAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 5. MELAKSANAKAN KEGIATAN INSPEKSI (BUAT CHECKLIST)
PROGRAM PENCEGAHAN KEBAKARAN 6. PROGRAM LATIHAN EVAKUASI 7. PROGRAM TRAINING PEMADAMAN KEBAKARAN 8. MEMBUAT PERENCANAAN TANGGAP DARURAT 9. MEMERIKSA KEJADIAN YANG HAMPIR MENYEBABKAN KEBAKARAN 10. MENGADAKAN ANALISA KEMUNGKINAN KEBAKARAN 11. MEMBENTUK ORGANISASI PENANGGULANGAN KEBAKARAN
EFEKTIFITAS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HAL YANG SANGAT MENENTUKAN : 1. TINGKAT KESADARAN SETIAP ORANG 2. KETRAMPILAN SETIAP INDIVIDU 3. PEMILIHAN DAN PENEMPATAN ALAT DETEKSI DAN PROTEKSI KEBAKARAN 4. PEMELIHARAAN DAN PEMERIKSAAN BERKALA
Langkah Penyelamatan Karena Kebakaran
► Lift
Tidak Bisa Otomatis Turun
1. Informasikan melalui interkom lift ada kebakran. 2. Minta penumpang tidak panik dan menombol lantai terdekat dan segera keluar dari kereta setelah pintu terbuka dan minta untuk menggunakan tangga darurat. 3. Catat lantai terakhir kereta berhenti (Jika aman) 4. Yakinkan semua lift sudah ditinggalkan penumpang. 5. Jangan mencoba memadamkan api dengan lift. 5/24/16 Created by PNK3 NAKERTRANS 122 6. Tinggalkan gedung.
Lift Pemadam Kebakaran ►
Untuk Lift Yang Berfungsi Sebagai Lift Pemadam Kebakaran (Fire Man Lift). 1. Lift pemadam kebakaran tidak boleh digunakan oleh siapapun kecuali oleh personil pemadam kebakaran. 2. Berikan Informasi pada pihak pemadam kebakaran letak tombol untuk mengaktifkan lift agar bisa dioperasikan oleh pemadam kebakaran.
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
123
Rescue Otomatis Waktu Kebakaran
5/24/16
Created by PNK3 NAKERTRANS
124
Menjalankan Lift Secara Manual Pada Lift Traksi ► ► ► ► ►
► ► 5/24/16
Yakinkan Penumpang tidak sedang berusaha keluar sendiri. Check dengan Intercom. Beritahukan kepada penumpang bahwa lift akan dijalankan secara manual. Tentukan Posisi Kereta Check Governor Rope dan Matikan Power. Buka rem menggunakan pengungkit/tuas khusus secara manual dengan cara bukatutup, buka tutup secara hati-hati dan aman. Berhentikan lift setelah menemukan. tanda/signal bahwa kereta sudah level dengan lantai. Buka Pintu luar lift tempat kereta berhenti dan keluarkan penumpang. Created by PNK3 NAKERTRANS
125
Penyelamatan/kebakara n
► Lift
Bisa Turun Dengan Tombol Kebakaran 1. Lift bisa secara otomatis turun ke lantai utama setelah tombol darurat ditekan (Fire Emergency Operation). 2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak digunakan lagi.
► Lift
Otomatis Turun Jika Ada Kebakaran.
1. Semua lift secara otomatis akan turun jika fire alarm yang interkoneksi dengan kontrol mendeteksi adanya kebakaran. 5/24/16 Created by PNK3 NAKERTRANS 126 2. Yakinkan semua lift sudah kosong dan tidak