Air Hujan Sebagai Sumber Air Bersih
March 23, 2017 | Author: Rosa Eka | Category: N/A
Short Description
h...
Description
Air hujan sebagai sumber air bersih A. Karakteristik & kualitas Air hujan Karakteristik Air Hujan : a. Air hujan bersifat lunak (soft water) karena kurang/tidak mengandung larutan garam dan zat-zat mineral sehingga terasa kurang segar b. Dapat mengandung beberapa zat yang ada di udara seperti NH3 dan CO2 agresif sehingga bersifat korosif c. Dari segi bakteriologis air hujan relative lebih bersih tergantung pada tempat penampungannya d. Besarnya curah hujan di suatu daerah merupakan patokan yang utamadalam perencanaan penyediaan air bagi masyarakat Kualitas Air Hujan : Standar Kualitas Air Hujan -
Sifat kualitas air hujan adalah bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam
-
dan zat-zat mineral. Air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih. Air hujan dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. Adanya konsentrasi SO2 yang tinggi di udara
-
yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain). Air hujan pada dasarnya ialah air murni atau H 2O tanpa tambahan mineral, garam, dan lainnya. Air hujan menjadi ‘terkontaminasi’ ketika tercampur dengan zat-zat di udara dan material yang menampungnya, sehingga pengolahannya cenderung lebih sederhana
-
daripada air sungai. Pengolahan air hujan bervariasi bergantung jenis/karakteristik airnya. Pengolahan yang biasa dilakukan ialah secara fisik (dengan filtrasi) dan kimia (desinfeksi, penambahan
-
kaporit, tawas) (World Health Organization, 2006). Jika diperkirakan hujan bersifat asam (acid rain), maka bias dilakukan pengendalian pH (derajat keasaman) dengan penambahan material basa sehingga menjadi netral
-
(sesuai standar). Air hujan yang sudah diolah dan ditampung di dalam tangki dapat digunakan untuk keperluan MCK (mandi cuci kakus), perawatan tanaman, dan kegiatan rumah tangga lainnya. Air hasil olahan ini bisa juga digunakan untuk keperluan air minum. Untuk lebih memastikan kualitas air yang baik dan sehat, pengolahan dapat dilanjutkan ke ‘level’ berikutnya atau yang lebih dikenal dengan water purifier.
-
Pengolahan tersebut dilakukan dengan membran berpori kecil, karbon aktif untuk menghilangkan pestisida dan bau, pemanasan dengan ultraviolet atau boiling (dimasak) agar bakteri dan virus mati. Water purifier ini bisa dibuat sendiri dengan menggabungkan unit-unit instalasi pengolah dengan volume dan kadar tertentu (sesuai arahan ahli/professional). Atau bisa juga menggunakan water purifier set lengkap yang dirancang khusus untuk mengolah air layak minum.
Cara mengumpulkan data curah hujan Sesuai dengan visi dan misi dari pengelolaan hidrologi, maka hasil dari pengolahan data curah hujan yang diharapkan adalah dapat menyajikan data curah hujan yang akurat, menerus dan berkelanjutan sesuai dengan kondisi lapangan, tersusun dalam sistem database, dapat menyediakan data/informasi hidrologi yang tepat waktu sesuai dengan kebutuhan. Tahapan pengolahan data hujan : 1. Pekerjaan persiapan a. Perencanaan jadawal kegiatan lapangan untuk 1 (satu ) tahun. b. Persiapan sarana dan prasarana kegiatan lapangan seperti : - Personil. - Dana. - Kendaraan. - Blangko. - Peralatan untuk kelapangan. 2. Pekerjaan pelaksanaan dilapangan. a.Pengumpulan data hasil pengamatan para petugas lapangan. b. Pengolahan data mencari informasi tentang kondisi alat. c.Monitoring kondisi pos dan peralatan. d. Pembinaan personil lapangan (bila perlu). e.Perbaikan darurat (bila perlu). f. Mengisi buku kunjungan 3. Kegiatan di kantor. a. Tahap pertama 1. Membuat laporan hasil kunjungan lapangan. 2. Registrasi data yang dikumpulkan. 3. Data lapangan diolah dan hasil pengolahan data dimasukan dalam sistem data base. 4. Arsipkan data lapangan. b. Tahap ke dua. 1. Pengecekan hasil pengolahan data lapangan. 2. Mereview barchart tentang kemajuan pengolahan data lapangan. 3. Publikasi data hujan. 4. Persiapkan data hujan untuk menunjang kegiatan perencanaan, pengembangan, pemanfaaatan dan pengendalian SDA. c. Tahap tiga.
Selurah data hujan arus dianalisa apa masih ada keraguan atau kekurang akuratan data serta penyimpangan data. Setelah data di analisa sangat diperlukan bagan alir pengolahan data curah hujan. Proses memasukan data dari lapangan ke database Setelah data-data yang didapat dari lapangan diolah maka data-data tersebut dimasukan kedalam database dengan mengentri data satu-persatu dalam program Phidrologi. Program komputer ini merupakan sebuah aplikasi (program yang khusus dibuat untuk keperluan tertentu) database untuk mengolah data hidrologi. Data yang tercakup didalamnya meliputi : Hujan harian (mm) Hujan jam-jaman (mm) Dan data lainnya. Kemampuan utama dari database ini yaitu : Perhitungan statistik meliputi minimum, maksimum, jumlah dan rata-rata Grafik data harian dalam satu tahun, setengah bulan, sepuluh harian dan bulanan Utility untuk memampatkan file data Pengamanan aplikasi dengan password. Cara kerja dari Program Aplikasi Database Hidrologi Adapun cara pengoperasian database ini adalah setelah membuka program Phidrologi, maka akan menemui perintah untuk membuka ” login” kemudian masukan kata kunci dan pengguna dari program tersebut setelah itu buka data hujan yang kita inginkan. Setelah data terbuka masukan data dari lapangan yang telah diolah sesuai dengan kolom yang ada pada database. Dengan membuka Statistik bisa dipergunakan sebagai print data dan print grafik seperti data-data Publikasi tahun sebelumnya yang ada pada Balai PSDA Kuanta Indragiri Dinas Propinsi Sumatera Barat saat sekarang ini. B. Pengertian Curah hujan Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. ). Jadi, jumlah curah hujan yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya permukaan air hujan
yang
menutupi
suatu
daerah
luasan
di
permukaan
bumi/tanah. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah milimeter (mm). Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) milimeter atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter atau 1000 ml. www.academia.edu/8435150/Curah_Hujan C. Intensitas hujan dan lama hujan
Intensitas curah hujan adalah besarnya jumlah hujan yang turun yang dinyatakan dalam tinggi curah hujan atau volume hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berbeda-beda, tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Untuk perhitungan intensitas curah hujan digunakan rumus Mononobe :
Keterangan : I = Intensitas hujan (mm/jam) R24 = Curah hujan maksimum harian dalam 24 jam (mm/jam) t = Lama hujan (jam) Contoh perhitungan : Diketahui curah hujan rencana (R) sebesar 123.160 mm pada kala ulang 2 tahun, dengan lama hujan (t) adalah 1 jam. Maka perhitungan Intensitas adalah sebagai berikut :
Dengan mengubah variabel t untuk masing-masing curah hujan (R24) untuk periode ulang 2 tahun, R24 = 152,805 mm/jam untuk periode ulang 5 tahun dan R24 = 171,080 mm/jam untuk periode ulang 10 tahun, maka hasilnya adalah sebagai berikut berikut :
hubungan antara intensitas dan waktu lama hujan dapat dilihat pada grafik berikut :
https://www.scribd.com/doc/317032959/Perhitungan-IntensitasCurah-Hujan-doc D. Penampungan air hujan Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah pengumpulan limpasan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air domestik, pertanian, maupun untuk manajemen lingkungan. Terdapat tiga alasan yang mendasari pembuatan penampungan air hujan, yaitu : 1 peningkatan kebutuhan air Di saat kebutuhan air semakin meningkat dan banyaknya kerusakan pada sistem suplai air, penampungan air hujan dapat dijadikan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan air. 2 variasi ketersediaan air Ketersediaan air dari sumber air seperti danau maupun air tanah bersifat fluktuatif. Menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan domestik dapat dilakukan sebagai variasi pemenuhan kebutuhan air. 3 sumber yang lebih dekat Sumber air tradisional biasanya terletak pada jarak yang jauh dari lokasi pemukiman. Menampung air hujan dekat dengan lokasi pemukiman dapat mempermudah akses dalam mendapatkan air. 4. kualitas suplai air
Sumber air yang telah ada dapat terkena polusi dari industri, limbah rumah tangga, maupun intrusi air laut. Air hujan memiliki kualitas lebih baik. Menurut Skinner (2004, disebutkan dalam Pudyastuti, 2006) beberapa komunitas di dunia telah mempraktekkan penampungan air hujan secara tradisional. Selain itu penampungan air hujan bukan hanya teknologi yang sesuai untuk negara berkembang saja namun juga dipromosikan di negara maju seperti Australia. Penerapan penampungan air hujan sesuai ketika : 1. Adanya pola hujan yang cocok. 2. Kepala keluarga maupun komunitas mau menggunakan air hujan. 3. Sumber air yang lain tidak tersedia atau hanya tersedia musiman, terkena polusi, berada di lokasi yang cukup jauh, atau tidak bisa diandalkan. Menurut Worm dan Hattum (2006), beberapa kelebihan dan kekurangan dari penampungan air hujan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan dari Penampungan Air Hujan Kelebihan Konstruksi yang sederhana Perawatan yang baik karena dilakukan oleh pengguna Menghasilkan kualitas air yang baik Tidak memberikan dampak buruk pada lingkungan Penyediaan air sesuai dengan tingkat konsumsi Tidak dipengaruhi kondisi geologi dan topografi Sumber : Worm dan Hattum (2006)
Kekurangan Merupakan investasi dengan biaya yang tinggi Memerlukan perawatan yang rutin Kualitas air dipengaruhi oleh polusi (udara) Pada kasus musim kering yang panjang dapat terjadi masalah dalam ketersediaan air Suplai terbatas pada ukuran atap dan tampungan
Sistem penampungan air hujan terdiri dari tiga komponen dasar yaitu,
1. Tangkapan atau atap untuk mengumpulkan air hujan 2. Sistem penyaluran untuk mengangkut air dari atap ke tampungan 3. Tampungan atau tangki untuk menyimpan air sampai digunakan
e-journal.uajy.ac.id/901/3/2TS12718.p
View more...
Comments