Agus Tubels 8 Star B Chapter 12 Godfrey
November 12, 2017 | Author: Randika Putra | Category: N/A
Short Description
fghjk...
Description
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN
RESUME PENELITIAN PASAR MODAL Chapter 12 Godfrey’s Accounting Theory Book Dosen: Dyah Purwanti
Diajukan oleh: AGUS TUBELS NAINGGOLAN NPM: 144060006321
Mahasiswa Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi Untuk memenuhi sebagian dari Syarat- syarat Guna Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Teori Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Tahun 2015
DAFTAR ISI DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii LO 1. FILOSOFI TEORI AKUNTANSI POSITIF....................................................................1 LO 2. KELEBIHAN TEORI POSITIF......................................................................................2 Ketidakpuasan atas Standar Pengaturan.................................................................................2 LO 3 RUANG LINGKUP TEORI AKUNTANSI POSITIF......................................................4 LO 4. PENELITIAN PASAR MODAL DAN EFFICIENT MARKETS HYPOTHESIS.........5 Model Pasar............................................................................................................................6 LO 5. DAMPAK PENGUMUMAN PROFIT AKUNTANSI PADA HARGA SAHAM..........8 Petunjuk..................................................................................................................................8 Magnitude..............................................................................................................................9 Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan..........................................................................9 Magnitude Dari Penyajian Profit Dari Perusahaan Lain......................................................10 Volatilitas..............................................................................................................................11 Hubungan Studi dan Koefisien Respond Pendapatan..........................................................12 Penghitungan Nilai Perusahaan............................................................................................12 Faktor yang berdampak pada ERC......................................................................................13 Risiko dan Ketidakpastian....................................................................................................13 Kualitas Audit.......................................................................................................................14 Industri.................................................................................................................................14 Tingkat Bunga......................................................................................................................14 Leverage Keuangan..............................................................................................................15 Pertumbuhan Perusahaan.....................................................................................................15 Profit Permanen Dan Temporer............................................................................................16 Model Non Linear................................................................................................................16 Pemisahan Profit..................................................................................................................17 Arus Kas...............................................................................................................................17 Neraca dan Komponen Neraca.............................................................................................18 Isu terkait Metode................................................................................................................18 LO 6. STRATEGI TRADING..................................................................................................18 Penyimpangan Setelah Pengumuman..................................................................................18 Pemenang atau Pecundang dan Percaya Diri yang Berlebihan............................................19 Mekanisme atau Dampak dari Perilaku...............................................................................20 Memperindah Akuntansi......................................................................................................20 2
Manipulasi Angka Akuntansi...............................................................................................20 Mendeteksi Kualitas dan Probabilitas Manajemen Akuntansi.............................................21 LO 7. ISU TERKAIT AUDITOR............................................................................................22
3
Perbedaan antara “moral” order (yang mana sebaiknya) dan “physical” order (yang mana), bersamaan dengan isu order yang mana berasal dari order yang mana merupakan dilema yang menantang para filsuf pada abad ini. Komunitas akuntansi terbagi menjadi normatif dan positif. Teori yang bersifat preskriptif mengenai mana yang terbaik dan benar adalah teori normatif, sedangkan teori yang menjelaskan, memprediksi serta menggunakan pengujian empiris atas fenomena adalah teori positif. Perbedaan mengenai kedua teori tersebut penting untuk dipahami untuk mendalami teori akuntansi dan regulasi akuntansi. Hal ini merupakan hal yang menarik mengingat pendukung teori positif telah banyak mendukung sistem historical cost yang dianut banyak negara. Sedangkan pendukung pengukuran fair value memberikan dampak melalui IFRS. Debat antara teori positivisme dan normatif sendiri telah berlangsung selama 40 tahun. Bab ini akan membahas mengenai reaksi pasar modal terhadap informasi akuntansi.
LO 1. FILOSOFI TEORI AKUNTANSI POSITIF Teori akuntansi positif mencari pemahaman melalui observasi empiris dan menggunakan hasilnya untuk memprediksi kejadian masa depan. Hal ini berbeda dengan teori deskriptif yang berfokus untuk menjelaskan, dan teori normatif yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan. Adapun teori positif mendapatkan banyak dukungan dari pendapat Milton Friedman, serta ditegaskan kembali oleh Watts dan Zimmerman. Dalam pendapatnya Watts dan Zimmerman mengatakan bahwa prediksi teori akuntansi adalah prediksi teori atas sesuatu fenomena yang belum ter observasi. Fenomena yang belum dapat di observasi bukanlah fenomena masa depan. Mereka merupakan bagian dari fenomena masa lalu yang telah terjadi namun informasinya belum diperoleh. Teori akuntansi positif berfokus pada ekonomi dan mencari jawaban atas pertanyaan berikut:
Apa saja biaya dan keuntungan dari penggunaan alternatif metode akuntansi? Apa saja biaya dan keuntungan dari regulasi dan proses pembuatan standar akuntansi? Model penilaian akuntansi yang mana yang superior dalam memprediksi harga masa depan, returns, earnings atau arus kas?
Dalam rangka menjawab pertanyaan diatas, teori akuntansi positif menggunakan asumsi atas perilaku individu sebagai berikut:
Manajer, investor, lenders, dan individu lainnya berperilaku rasional dan melakukan evaluasi finansial dengan manfaat maksimal ( REMs)
1
Manajer memiliki diskresi untuk memilih prosedur akuntansi yang manfaat paling maksimal atau mengubah finansial perusahaan, investasi dan kebijakan produksi
untuk secara tidak langsung memberikan keuntungan bagi diri sendiri. Manajer akan mengambil tindakan untuk memaksimalkan manfaat bagi perusahaan.
Teori akuntansi positif berargumentasi bahwa setiap model akuntansi normatif diuji dan di verifikasi untuk menilai dampak yang terjadi sebelum ditetapkan sebagai standar akuntansi. Mereka berargumentasi dan menentang penggunaan bukti anekdot dan persetujuan yang naif atas penentuan politik dan akademis. Para pendukung teori positif berargumentasi bahwa teorinya lebih saintifik melalui metode ini. Hal ini didukung oleh Watts dan Zimmerman.
LO 2. KELEBIHAN TEORI POSITIF Jensen berargumentasi bahwa teori akuntansi positif didahului oleh teori akuntansi normatif. Sebelum menentukan bagaimana seharusnya kebijakan akuntansi, dia percaya kita harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana operasionalnya. Jensen mengatakan: Pada akhirnya kita semua tertarik dengan pertanyaan normatif, terdapat keinginan untuk menyelesaikan tujuan yang merupakan motivasi kita dalam menggunakan metodologi ini. Jadi kita perlu mengetahui bagaimana dunia finansial membuat penyesuaian terhadap historical cost sebelum secara normatif menentukan perubahan dalam teori akuntansi. Ketidakpuasan atas Standar Pengaturan Salah satu kritik atas perubahan standar akuntansi adalah adanya pengaturan tertentu atas praktik akuntansi dan auditing dimana tidak berdasarkan identifikasi empiris atau metode tertentu. Watts dan Zimmerman menetapkan penentuan yang valid membutuhkan spesifikasi objek dan manfaat objek tersebut. Sebuah objek sebaiknya dapat dipantau dan dikontrol menggunakan manajemen atas pembuatan keputusan ekonomi dan prediksi masa depan arus kas. Teori normatif berdasarkan value judgments yang menghasilkan peraturan yang tidak dapat dibantah bahkan meskipun dikembangkan secara logis. Teori akuntansi normatif dalam membuat peraturan tidak menspesifikasi objek maupun manfaat objek yang independen. Masalahnya pada pendekatan ini adalah peraturannya tidak terbantahkan. Menurut Popper, tidak ada pengujian empiris- pengujian menggunakan data sebenarnya- yang dapat membuktikan sebuah teori benar namun seharusnya punya sifat dapat dibantah, atau dapat di falsifikasi. Sebagai contoh adalah teori akuntansi normatif menetapkan bahwa akuntan 2
seharusnya mengukur aset pada harga current sell untuk memberikan informasi pada lenders mengenai kemampuan solvabilitas perusahaan. Asumsinya teori normatif menjelaskan bahwa akuntansi seharusnya mengukur nilai aset berdasarkan current cost untuk menunjukkan investor seberapa baik dana mereka dikelola untuk operasional perusahaan. Beberapa faktor yang mencegah teori di falsifikasi adalah:
Sulit untuk membuktikan atau menyangkal klaim bahwa akuntan seharusnya
memberikan informasi solvabilitas pada lenders karena ini bersifat subjektif. Sulit untuk membuktikan atau membantah klaim bahwa tujuan akuntansi finansial adalah melaporkan pada investor mengenai operasional karena bersifat subjektif.
Teorinya sulit untuk mengklaim bahwa salah satu tujuan lebih penting daripada tujuan lain. Jadi, berdasarkan standar Popper, teori normatif dan positif secara metodologi lemah. Lebih jauh terdapat masalah metodologi pada teori normatif dan preskriptif, meskipun mereka di falsifikasi, pilihan manfaat objek dapat disesuaikan. Jika kita membuat atribut untuk teori normatif seperti perbaikan kualitas informasi akuntansi, merupakan hal penting untuk menunjukkan bahwa pengaturan membantu pencapaian tujuan tersebut. Untuk pengguna, apakah informasi akuntansi yang disajikan menggunakan fair value secara dramatis memperbaiki keputusan yang dibuat oleh shareholders? Untuk menjawab pertanyaan ini penting untuk mengetahui manfaat neraca dan laporan keuangan yang dipersiapkan dengan historical cost dan menunjukkan alternatif dari historical cost yang lebih bermanfaat. Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut. Apakah profit, yang disajikan dengan prinsip historical cost berguna dalam penyajian informasi bagi pasar ataukah malah memanipulasi? Apakah pasar yang tidak efisien karena kurangnya informasi menjadi kurang relevan? Mengapa setelah 40 tahun teknik pengukuran fair value hanya menjadi sebuah alternatif perusahaan yang penyajiannya hanya tambahan. Dan apakah IFRS yang menggunakan pengukuran fair value memiliki dampak ekonomi yang negatif dan bisnis serta sosial, dan benarkah standar akuntansi ini ditetapkan tanpa adanya campur tangan politik? Pertanyaan ini mencerminkan pertanyaan dari teori positif dimana penulis standar akuntansi nya kurang memahami dampak dari pengukuran akuntansi fair value. Oleh karena itu, berdasarkan diskusi diatas, pendukung teori akuntansi positif menyebutnya sebagai peran “devil’s advocate”. Pertama, mereka berargumentasi bahwa sebuah teori seharusnya dapat menghasilkan hipotesis yang dapat di falsifikasi berdasarkan pengujian empiris. Kedua, mereka menganggap penting untuk mengerti penerapan historical dari praktik akuntansi yang muncul 3
dari pasar modal daripada membuat perubahan normatif secara keseluruhan. Ketiga, jika penting untuk menilai kembali historical cost, maka akuntansi fair value yang kurang teori dan belum disajikan secara sistematis dan empiris penggunaan akan didorong penggunaannya. Akhirnya, merupakan amanat teori akuntansi positif untuk mencoba model hubungan antara akuntansi, perusahaan, dan pasar dan menganalisis masalahnya dengan kerangka ekonomi.
LO 3 RUANG LINGKUP TEORI AKUNTANSI POSITIF Kita dapat lebih memahami perkembangan teori akuntansi positif dengan memandangnya dalam dua tahapan. Tahapan awal adalah tahap yang melibatkan penelitian akuntansi dan perilaku pasar modal. Literatur mengenai tingkatan ini tidak menjelaskan praktik akuntansi. Namun, terdapat pemeriksaan hubungan antara publikasi data akuntansi dan reaksi harga saham. Studi tersebut menyarankan persiapan laporan akuntansi berdasarkan historical cost akan menyajikan informasi yang digunakan pasar modal dalam penilaian saham namun pada saat yang sama informasi akuntansi bukanlah satu-satunya informasi yang digunakan oleh perusahaan. Asumsi bahwa akuntansi merupakan katalis utama harga saham tidak di observasi dan hal ini mendukung argumen bahwa informasi akuntansi lebih baik berfungsi sebagai stewardship. Akhirnya, teori akuntansi finansial, secara umum efficient market hypothesis (EMH) dan model penilaian modal aset, tidak disatukan dalam literatur ini. Tahapan kedua menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi perusahaan. Terdapat dua fokus sentral. Yang pertama, terdapat percobaan untuk menjelaskan bilamana perusahaan membuat pilihan akuntansi umum untuk alasan tertentu, seperti transfer kekayaan dari claimholders ke manajer. Perspektif atas peluang ini merupakan ex post, karena di asumsikan manajer memilih kebijakan akuntansi setelah adanya fakta mereka dapat memaksimalkan kepentingannya. Perspektif kedua berasumsi bahwa perusahaan memilih praktik akuntansi untuk alasan efisiensi. Hal ini merupakan ex ante karena menurunkan biaya kontrak diantara perusahaan dan claimholders. Merupakan hal penting untuk memahami bahwa kedua pandangan diatas tidak selalu bersifat mutual. Seleksi metode akuntansi ex ante untuk alasan efisiensi tidak menghalangi manajer dari seleksi dengan motivasi oportunis seperti pada ex post. Alasannya adalah merupakan hal yang tidak mungkin dan tidak efisien untuk mencoba mengeliminasi semua perilaku oportunis dari manajer. Hal yang lebih efisien adalah membandingkan pembuatan keputusan perusahaan semata-mata berdasarkan memaksimalkan
4
nilai perusahaan dengan perilaku oportunis. Yang perlu kita garis bawahi adalah pasar modal diawali dan dikembangkan dalam paradigma akuntansi positif.
LO 4. PENELITIAN PASAR MODAL DAN EFFICIENT MARKETS HYPOTHESIS Dua tipe penelitian pasar modal merupakan hal yang penting dalam teori akuntansi positif: (1) studi tersebut mencoba menghitung dampak penyajian informasi akuntansi terhadap return saham, dan (2) studi tersebut menentukan dampak dari perubahan kebijakan akuntansi pada harga saham. Kebanyakan riset dalam area ini dilaksanakan dengan paradigma dalam ekonomi finansial –EMH. EMH berdasarkan teori harga mikro ekonomi dimana karakteristiknya berdasarkan penekanan permintaan dan penawaran informasi di pasar. Dalam pasar modal yang kompetitif biaya marginal informasi sama dengan pendapatan marginal. Fama merupakan yang pertama mengembangkan frasa “pasar efisien” sebagai pasar yang menyesuaikan secara konsisten terhadap informasi baru. Fama kemudian secara formal mendefinisikan pasar efisien sebagai pasar dimana harga benar-benar mencerminkan informasi yang tersedia berdasarkan asumsi:
Tidak ada biaya transaksi dalam trading sekuritas Informasi tersedia dan gratis terhadap semua pelaku pasar Terdapat persetujuan implikasi dari informasi saat ini terhadap harga saat ini dan terdistribusi untuk informasi masa depan.
Implikasi dari asumsi ini bahwa pasar modal adalah efisien, informasi menyatu dengan harga saham saat informasi tersebut disajikan. Sebagai contoh, kondisi normal, sulit untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari pertukaran informasi. Namun, kita perlu mewaspadai asumsi- asumsi ini tidak memuaskan pasar. Jadi, untuk mengakomodasi perbedaan tipe informasi dan memudahkan pengujian empiris, Fama membedakan menjadi tiga bentuk informasi yaitu:
Bentuk “lemah” dari pasar efisien dimana harga sudah dibentuk dari informasi masa lalu. Sehingga investor tidak dapat memperoleh keuntungan dari informasi yang ada
saat ini. Ada kecenderungan tetap untuk harga saham. Bentuk “Semi kuat” dimana harga benar- benar mencerminkan informasi yang tersedia dan informasi masa lalu. Hal ini berarti tidak ada keuntungan trading dari analisis ekonomi, politik, hukum, dan data finansial tau melalui penyesuaian laporan akuntansi fair value akibat informasi yang tidak dilaporkan. 5
Bentuk “Kuat” merupakan bentuk dimana semua informasi benar- benar mencerminkan harga bahkan untuk informasi yang tidak dilaporkan. Sebagai contoh informasi pribadi yang menjadi konsumsi manajer, direktur, atau analis keuangan yang punya informasi dalam perusahaan.
Dari ketiga bentuk diatas, bentuk semi kuat adalah yang paling berkaitan dengan penelitian informasi karena informasi akuntansi adalah bagian dari informasi yang tersedia secara umum. Patut dicatat, ketika kita berbicara mengenai efisien itu tidak berarti setiap investor memiliki semua informasi. Pasar efisien tidak mengartikan semua informasi sudah benar disajikan oleh perusahaan atau sudah secara akurat diputuskan oleh pembuat keputusan. Pasar efisien dalam EMH berarti bahwa harga sekuritas mencerminkan dampak agregat dari semua informasi yang relevan, tidak bias, dan berulang. Bahwa harga pasar adalah “fair game” dan dekat dengan “nilai fundamental”. Pasar tidak sempurna namun dapat diantisipasi dengan data yang relevan. Bila EMH adalah teori mengenai mekanisme harga dari pasar sekuritas, penelitian pasar modal/ Capital Market Research (CMR) adalah penelitian empiris yang menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis mengenai perilaku pasar modal. Kebanyakan CMR menggunakan model pasar, yang berasal dari model penilaian modal aset/ Capital Asset Pricing Model (CAPM), untuk memperkirakan returns yang tidak terduga dari saham- saham umum dari perusahaan pada saat profit diumumkan. Model Pasar Harga saham dan return dipengaruhi oleh pasar dan informasi mengenai perusahaan. Jadi, kita mencoba untuk meneliti dan mengidentifikasi dampak dari informasi yang unik seperti: penyajian informasi profit, return yang berasal dari informasi umum. Kedua hal tersebut mesti dapat dikendalikan. Sebagai contoh, nilai return sebuah sekuritas pada saat pengumuman profit adalah 2%, ini dapat disebabkan informasi pasar yang mempengaruhi semua saham, informasi mengenai perusahaan atau kombinasi keduanya. Adapun penjelasan diatas dapat kita jelaskan melalui model pasar sebagai berikut:
6
Estimasi dari alfa dan beta adalah berdasarkan regresi kuadrat terkecil yang berkaitan dengan return perusahaan secara historis dengan return pasar secara historis. Regresi ini secara umum menggunakan metode bulanan return 60 hari selama periode lebih dari 5 tahun. Model pasar diatas memiliki asumsi yang jelas yaitu:
Investor adalah risk averse (menghindari risiko) Return secara normal terdistribusi dan investor menggunakan informasi untuk
memilih portfolio nya Investor memiliki harapan yang homogen Pasar sempurna (semua partisipan mengambil risiko, tidak ada biaya transaksi, tidak ada pajak, dan ada harapan rasional dari investor)
Menurut konsep Fama mengenai pasar yang efisien, return yang tidak normal dari perusahaan untuk suatu periode adalah sama dengan realisasi return dikurangkan ekspektasi return periode tersebut. Secara matematis:
Estimasi rate of return yang tidak normal untuk saham untuk periode t adalah perbedaan diantara return aktual dan return yang diharapkan: 7
LO 5. DAMPAK PENGUMUMAN PROFIT AKUNTANSI PADA HARGA SAHAM Petunjuk Studi dari Ball dan Brown merupakan fondasi dari akuntansi positif. Sebagaimana sudah dijelaskan, salah satu motivasi dibalik teori akuntansi positif adalah menghitung kadar informasi dalam profit akuntansi pada pasar modal, yang dikritik oleh pendukung teori normatif dari historical cost dalam penghitungan profit. Pandangan umum teori normatif mengenai profit dengan historical cost adalah kurang berguna, karena hasil agregat nya adalah dari berbagai prosedur tipe data ekonomi. Ball dan Brown menguji kegunaan profit historical cost terhadap keputusan investasi. Mereka berargumentasi bahwa informasi yang terkandung dalam profit berguna dan informatif dalam membuat keputusan investasi, kemudian harga saham akan menyesuaikan dengan informasi tersebut. Ball dan brown berargumentasi bahwa peningkatan yang tidak diduga dalam profit mencerminkan informasi baru dalam pasar, dalam pasar modal yang efisien, setiap perubahan harapan dalam arus kas perusahaan akan membawa perubahan dalam harga saham dan hal ini sudah terjadi sebelumnya atau secara cepat terjadi saat harga saham diumumkan. Ball dan brown menggunakan data 261 perusahaan USA pada periode 1946-1966 untuk menguji dampak harga dari pengumuman profit yang tiba- tiba. Perlu dicatat bahwa pasar mengantisipasi laporan profit yang baik dan buruk dan harganya mencerminkan hal tersebut. CAR meningkat sepanjang tahun untuk informasi yang baik dan sebaliknya. Ini merupakan bukti bahwa pasar mampu memperkirakan profit perusahaan dan menyesuaikan harga saham. Dampak dari pengumuman profit tidak instan. Secara keseluruhan Ball dan Brown menyimpulkan bahwa banyak harga saham menyesuaikan dengan perubahan profit yang berasal dari informasi sebelum bulan pengumuman dan berlanjut hingga setelah pengumuman yang disebabkan informasi pasar dalam bentuk informasi akuntansi dan non akuntansi. 8
Hasil dari Ball dan Brown ini berdampak pada teori akuntansi. Yang pertama, terdapat Kadar informasi yang signifikan dalam profit walaupun masih belum terlalu tepat jumlahnya. Yang kedua, terdapat bukti adanya informasi yang berkelanjutan beredar di pasar dalam bentuk informasi akuntansi dan non akuntansi. Yang ketiga, pasar terlihat konsisten dalam mengantisipasi laporan akuntansi dan tidak mungkin untuk mempertukarkan informasi akuntansi, setelah dirilis, untuk memperoleh manfaat ekonomi setelah terjadinya biaya transaksi. Studi berikutnya kebanyakan mendukung penelitian Ball dan Brown dengan hasil yang sama. Magnitude Studi diatas baru saja mendiskusikan petunjuk mengenai unexpected profits dan return yang tidak normal, bahwa abnormal return berkaitan dengan peningkatan/ penurunan profit yang tidak diduga. Berdasarkan hal tersebut, menjadi mungkin untuk memeriksa perubahan profit yang tidak terduga dan return yang tidak normal. Teori tersebut berdasarkan pengujian bahwa jika profit akuntansi diumumkan dan mengandung kadar informasi, maka return yang tidak normal akan berkaitan dengan unexpected profits. Penelitian pertama yang dipublikasi adalah penelitian Beaver, Clarke, dan Wright dengan sampel perusahaan pada pasar modal New York yang dibagi dalam 25 portfolio, berdasarkan magnitude masing-masing profit tak terduga nya perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah peringkat hubungan dari yang paling positif ke negatif mengenai hubungan magnitude yang ditemukan Dalam penelitian lebih dalam, beaver, Lambert, dan Morse menemukan bahwa secara rata-rata hanya ada 0,1-0,5 persen abnormal return dan 1% profit tak terduga. Alasan atas kecilnya respond adalah pengujian tersebut tidak memperbolehkan perusahaan mungkin memiliki proporsi hubungan berbeda antara unexpected profits dan abnormal return. Mereka mengabaikan fakta bahwa sensitivitas hubungan antara abnormal return dan unexpected profits dapat bervariasi antar perusahaan. Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan Kandungan informasi dari pengumuman unexpected profits dapat berbanding terbalik dengan ukuran perusahaan; bahwa semakin kecil perusahaan, lebih banyak informasi yang terkandung dalam laporan akuntansi. Perbedaan mengenai kandungan informasi ini sesuai fakta bahwa jumlah informasi tersedia dari sumber lain semakin meningkat dibanding laporan akuntansi sejalan dengan semakin besarnya perusahaan., dan dikembangkan 9
berdasarkan teori biaya transaksi dan insentif untuk informasi. Jika biaya untuk mendapatkan informasi adalah fixed dan konstan antar perusahaan, kemudian insentif untuk melakukan riset untuk kesalahan harga akan lebih besar bagi perusahaan besar dibandingkan perusahaan kecil. Terdapat banyak saham perusahaan besar dan pasar yang lebih likuid membuat lebih mudah untuk menjual dan menyembunyikan aktivitas perdagangan yang besar. Jadi, dengan pengetahuan mengenai kesalahan harga, total profit dapat dibandingkan dengan kesalahan harga pada perusahaan kecil. Namun, Freeman berargumentasi bahwa kemungkinan peningkatan biaya pencarian berkaitan dengan peningkatan kompleksitas ukuran perusahaan dapat di offset oleh:
Perusahaan yang lebih besar menyajikan variasi informasi yang lebih banyak
dibandingkan perusahaan kecil Perusahaan lebih besar memiliki derajat eksposur yang lebih besar dari laporan berkala ke publik keuangan dan melalui aktivitas penelitian dari analis keuangan.
Akhirnya, institusi investor lebih suka untuk melakukan trade pada perusahaan besar dengan keterbatasan likuid dan kontrak. Sebagai contoh, institusi tidak dapat memegang sejumlah besar saham pada perusahaan kecil dan berharap untuk dapat menjual saham dengan segera tanpa adanya diskon harga. Lebih jauh, karena institusi adalah sumber utama informasi, kemudian analis finansial dapat berkonsentrasi pada aktivitas pencarian mereka pada perusahaan besar. Ringkasnya, perbedaan hipotesis informasi berdampak pada informasi terkandung pada akuntansi seharusnya lebih penting untuk perusahaan kecil daripada perusahaan besar. Penelitian empiris menunjukkan bahwa dampak dari penyajian informasi lebih besar pada perusahaan kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Grant pada pengumuman profit tahunan pada perusahaan kecil (OTC) dibandingkan dengan bursa saham New York membuktikan hal tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Atiase juga menghasilkan kesimpulan serupa. Freeman dan Shores juga menemukan hal yang sama dalam penelitian mereka. Magnitude Dari Penyajian Profit Dari Perusahaan Lain Penelitian pasar modal tidak hanya menginvestigasi respons dari return perusahaan terhadap pengumuman profit, namun juga respond dari return terhadap pengumuman profit perusahaan lain. Penelitian “transfer informasi” ini berdasarkan kepercayaan bahwa unexpected profits untuk satu perusahaan pada industri umumnya akan berdampak pada industri keseluruhan. Jadi laporan yang pertama memiliki kandungan informasi paling banyak.
10
Foster memeriksa data 10 industri di US dan menemukan bahwa varian dari abnormal return untuk perusahaan yang bersaing akan meningkat saat perusahaan lain membuat profit. Clinch dan Sinclair juga melaporkan hal serupa. Mereka menemukan bahwa perusahaan terakhir yang mengumumkan profit akan memiliki reaksi harga saham yang paling kecil. Penelitian freeman dan Tse juga menemukan hal serupa. Selain itu mereka menemukan bahwa hubungan antara perusahaan yang lambat mengumumkan dan yang cepat mengumumkan paling kuat pada industri yang memiliki korelasi profit tinggi. Volatilitas Peneliti lain menggunakan alternatif “indeks” dari kandungan informasi dari pengumuman profit. Alternatif pertama adalah varian dari abnormal return, pertama digunakan oleh Beaver. Teori yang mendasari pengujian ini adalah jika terdapat kandungan informasi dalam pengumuman profit, kita akan mengobservasi perubahan harga pada tanggal pengumuman. Hasilnya konsisten dengan hipotesis bahwa pada minggu pengumuman, varian return perusahaan meningkat 67% dari normal sebagaimana gambar berikut:
Grant mencatat bahwa perusahaan OTC mengalami varian abnormal return dibandingkan perusahaan yang listing pada bursa saham New York pada tanggal pengumuman, dimana hasil ini mendukung bahwa kandungan informasi akan lebih besar dengan semakin kecilnya perusahaan dimana sumber informasinya juga sedikit.
11
Penelitian lain juga menguji hal ini dengan menggunakan metode berbeda. Penelitiannya mencakup perilaku varian return secara implisit yang berdasarkan teori harga opsi dan pergerakan volume antara tangga pengumuman. Ditemukan volatilitas tidak normal pada return dan volume trading pada atau sekitar tanggal pengumuman profit. Jadi, laporan profit kurang penting pada perusahaan besar dan memainkan peran lebih besar pada perusahaan yang semakin kecil dan akses informasinya berkurang. Jadi pada pasar dimana informasinya sedikit, akuntansi akan menjadi lebih penting. Hubungan Studi dan Koefisien Respond Pendapatan Meskipun studi mengenai pengumuman profit secara jelas menampilkan bahwa profit akuntansi pada saat yang sama mengandung porsi informasi yang mencerminkan return yang aman, bukti juga mendukung bahwa sumber informasi lain juga berpengaruh pada profit tahunan sekitar 70%-85%. Oleh karena itu, laporan akuntansi tahunan bukanlah satu-satunya informasi pasar modal. Observasi ini mendorong ke arah pendekatan pasar modal lainnya yang berkaitan. Studi ini mengukur dampal pengukuran akuntansi pada harga saham dalam jangka waktu tertentu. Dasarnya, tujuannya adalah menguji dampak variabel akuntansi dan informasi yang secara luas mencerminkan return sekuritas dalam periode yang lebih panjang. ERC diperoleh melalui regresi kuadrat terkecil dengan return sebagai variabel dependen dan profit sebagai variabel independen. Penghitungan Nilai Perusahaan Brown menggunakan model penilaian perusahaan dari Modigliani dan Miller yang telah disederhanakan. Ia menggunakan model tersebut untuk menggambarkan ERC sebagai resiprokal cost of capital perusahaan. Modelnya adalah sebagai berikut:
12
Terdapat sejumlah model regresi linear yang digunakan untuk mengestimasi ERC. Model yang lebih umum adalah sebagai berikut:
Dua model diatas digambarkan sebagai model informasi yang mengaitkan level earning dengan perubahan harga. Model kedua diperoleh dari riset Easton dan Harris dan menambahkan perubahan pada earning sebagai variabel penjelasan tambahan. Dan model ketiga adalah varian dari model Ohlson dan lebih umum digambarkan sebagai model penilaian karena ia mengombinasikan koefisien earning dengan net book atau koefisien ekuitas untuk menjelaskan level harga saham. Book coefficient dapat dibagi lagi menjadi komponen yang berbeda dan menguji relevansi nilai incremental nya. Faktor yang berdampak pada ERC Terdapat sejumlah faktor ekonomi yang berdampak pada hubungan antara profit dan harga. Berikut faktor ekonominya: Risiko dan Ketidakpastian Peneliti menawarkan penjelasan mengenai mengapa risiko secara negatif berdampak pada ERC. Risiko yang semakin besar diartikan sebagai rate diskon yang semakin besar, dimana menurunkan nilai sekarang dan ERC. Jadi, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara beta dan ERC menggunakan regresi terbalik dari unexpected profit return. Di sisi lain, ketidakpastian memiliki dampak tidak langsung pada ERC. Ketidakpastian mengenai operasional masa depan dapat berdampak pada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dan diskon rate. Di kasus lain, prediksi dampak ERC akan negatif. Collins dan DeAngelo menemukan bahwa ketidakpastian mengenai profit masa 13
depan perusahaan meningkat saat ada tes untuk kursi board dan menurunkan ERC. Ketidakpastian juga terlihat pada manipulasi akuntansi yang memutarbalikkan sinyal “profit sebenarnya” mengenai nilai perusahaan. Akibatnya, prosedur akuntansi menghasilkan kualitas informasi profit yang rendah yang hanya memiliki asosiasi dengan harga. Lev menyatakan bahwa tidak spesifik nya return berkaitan dengan adanya tindakan irasional investor dan dapat berdampak pada lemahnya hubungan antara earning dan return saham. Kualitas informasi yang rendah dapat menjadi salah satu penyebabnya. Kualitas Audit Jika magnitude dari ERC adalah fungsi dari kredibilitas profit yang dilaporkan, dan jika proses audit eksternal akan meningkatkan kredibilitas profit, kemudian magnitude ERC seharusnya menjadi fungsi kualitas audit. Peneliti menyarankan bahwa ukuran perusahaan dan kualitas audit berkaitan secara positif, dan bukti empiris konsisten dengan argumenargumen sebelumnya. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Knapp dengan hasil senada. Selain itu penelitian Choi dan Jeter menyimpulkan hasil audit dari auditor yang mendapat opini qualified (jelek) akan memberikan sinyal pada pasar bahwa profit disajikan dengan kurang andal. Industri Pendekatan alternatif untuk menginvestigasi hubungan ERC dan ketidakpastian lingkungan informasi diadopsi dari beberapa auditor yang berpendapat mengenai perusahaan dengan industri umum, karena menghadapi faktor yang sama dan pasar produk yang sama, seharusnya lebih homogen tingkat ketidakpastian nya. Hipotesis mereka adalah perusahaan dengan tingkat ketidakpastian yang paling besar akan memiliki ERC paling besar. Temuan mengenai variasi antar industri pada ERC, meskipun konsisten dengan argumen mereka, memberikan tambahan pemahaman bagaimana faktor spesifik industri mempengaruhi sensitivitas dari hubungan return- profit. Seperti ukuran perusahaan, industri dapat menjadi faktor pengganti untuk menghitung respons pasar terhadap perubahan profit. Tingkat Bunga Collins dan Kothari memprediksi mengenai hubungan negatif antara ERC dan tingkat bebas risiko dari bunga. Tingkat diskon merupakan jumlah dari return tingkat bebas risiko dan risiko premi. Jika tingkat bebas risiko bunga naik, kemudian hal lainnya dianggap sama, present value dari profit masa depan diharapkan akan turun; jadi terdapat hubungan negatif 14
antara tingkat bunga dan ERC. Namun argumen ini mengabaikan kemungkinan perubahan bunga yang secara sederhana dapat terjadi karena perubahan inflasi yang diharapkan dan perusahaan mengalihkan dampaknya ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih mahal. Dalam kasus seperti ini ERC tidak berkaitan dengan perubahan bunga. Jadi hubungan negatif antara tingkat bunga dan ERC secara implisit mengasumsikan perubahan tingkat bunga bervariasi secara positif dengan tingkat bunga sebenarnya. Leverage Keuangan Dampak dari leverage dianalisis oleh Jeter dan Chaney yang menemukan hubungan negatif antara leverage dan ERC. Selain itu menemukan hubungan kuat antara beta dan ERC tidak signifikan setelah pengendalian efek dari leverage. Terdapat sejumlah teori lain. Yang pertama adalah teorema dasar dimana ERC berhubungan positif dengan faktor profit dan berhubungan negatif dengan risiko perusahaan. Ditemukan bahwa bila leverage keuangan meningkat, nilai perusahaan akan jatuh, serta profit hanya memiliki sedikit informasi mengenai harga. Yang kedua adalah teorema “utang maksimum” dengan argumen saat leverage keuangan meningkat, harga saham akan meningkat dengan dua alasan. Pertama pengurangan pajak bunga pada dana menciptakan perlindungan pajak dimana meningkatkan level utang perusahaan. Dengan demikian dapat menurunkan weighted average cost of capital. Kedua berkaitan dengan sinyal positif perusahaan. Keinginan manajer untuk meningkatkan leverage keuangan adalah kepercayaan manajer mengenai masa depan dan kepercayaan bahwa perusahaan akan mendapatkan dana dari kelebihan rata-rata weighted average cost of capital. Terakhir, pendekatan “leverage optimal” berasumsi terdapat posisi ideal leverage keuangan untuk tiap perusahaan. Ketika leverage keuangan suatu perusahaan meningkat, level risiko dan kemungkinan bangkrut akan meningkat, dan untuk kompensasi peningkatan ini utang dan ekuitas investor membutuhkan peningkatan rates of return. Akibatnya, biaya agency meningkat dalam bentuk utang dan equity holders akan meningkatkan pengawasan dan biaya bonding pada perusahaan. Jadi, pendekatan leverage optimal memprediksi bahwa arah perubahan harga saham bersifat kondisional tergantung leverage keuangan perusahaan yang ideal. Hodgson dan Stevenson- Clarke menunjukkan bila perusahaan memiliki level utang ideal maka ERC akan lebih rendah. Dan bila dibawah leverage ideal maka ERC akan meningkat. Pertumbuhan Perusahaan 15
Peluang pertumbuhan tercermin dari peningkatan ERC. Peluang pertumbuhan termasuk proyek saat ini atau peluang investasi yang diharapkan memberikan imbal balik yang melebihi tingkat risiko pada arus kas. Collins dan Kothari berargumentasi bahwa reaksi harga akan lebih besar daripada profit berkala yang persisten, karena estimasi persisten dari data historis kurang mencerminkan akurasi peluang pertumbuhan. Hasilnya adalah hubungan positif antara ERC dan ekuitas rasio yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan yang diharapkan. Selain itu terdapat penelitian lain mengenai hubungan antara umur perusahaan dan strategi bisnis antar perusahaan menggunakan ERC. Area penelitian ini memiliki lingkup terbatas dan menawarkan peluang untuk penelitian metrik yang memprediksi pertumbuhan masa depan seperti level intangible, pemasaran, kekuatan merek, penelitian dan pengembangan, dan selanjutnya. Profit Permanen Dan Temporer Penelitian lain mengenai ERC dihubungkan dengan teori finansial yang menekankan arus kas di diskonto dan pengukuran akuntansi sebagai berikut:
Pengumuman profit dianalisis oleh investor yang mengestimasi seberapa banyak
unexpected profit akan permanen Dengan keyakinan bahwa peningkatan profit yang permanen akan muncul sebagai peningkatan permanen dividen.
Jadi, jika sejumlah besar unexpected profit diharapkan tetap, abnormal returnnya akan besar. Terdapat hubungan positif antara ukuran dari permanen profit dan ERC. Namun perlu dicatat bahwa sensitivitas hubungan bervariasi antar perusahaan menurut faktor risiko. Selain itu, Ali dan Zarowin memeriksa kedua model yaitu profit yang persisten dan ERC, berargumentasi bahwa estimasi atas unexpected profit merupakan perbedaan antara profit tahun berjalan dan tahun sebelumnya kemudian dikombinasikan dengan asumsi dimana unexpected profit adalah permanen. Model Non Linear Satu kritik mengenai penelitian ERC adalah penjelasan mengenai dampak dari profit terhadap harga adalah lemah. Disebutkan sebelumnya bahwa studi ERC diterapkan dengan teknik statistik linear untuk mengestimasi ERC, namun beberapa penelitian menggunakan teknik non linear. Freeman dan Tse berargumentasi unexpected profits return akan lebih baik dijelaskan menggunakan hubungan S shaped arctan yang mengandung berita buruk dan baik mengenai 16
perusahaan. Freeman dan Tse menemukan bahwa aplikasi dari model non linear arctan hasilnya adalah peningkatan ERC dan kemampuan prediktif yang lebih besar dalam bentuk R square yg lebih besar. Model hubungan arctan antara profit dan saham menghasilkan postulat hubungan simetris antara unexpected yang positif dan negatif. Pemisahan Profit Sebuah studi awal yang memeriksa informasi yang terkandung dalam profit adalah Lipe. Enam komponen profit yaitu laba kotor, beban umum dan administratif, beban depresiasi, beban bunga, pajak pendapatan, dan item lainnya diperiksa dengan abnormal return diturunkan ke komponen perubahan yang tidak terduga. Kekuatan penjelasan incremental yang signifikan ditampilkan 6 komponen diatas baik secara bersamaan maupun individual. Sebuah pendekatan alternatif terhadap pemisahan profit adalah dengan menurunkan profit ke arus kas dan komponen akrual. Pendekatan ini digunakan banyak peneliti termasuk Sloan yang menunjukkan bahwa investor tidak mengerti perbedaan atribut persisten terkait arus kas dan akrual. Arus Kas Bowen, Burgstahler, dan Daley berargumentasi bahwa arus kas seharusnya ditambahkan sebagai penjelasan tambahan variabel harga karena profit dan kas adalah individual dan penting secara inkremental, atau keduanya secara individual adalah penting, namun keduanya tidak penting secara inkremental atau setiap individual nya penting namun salah satunya tidak lebih penting daripada yang lain. Menggunakan model non linear arctan, Ali, Pope, Hodgson dan Stevenson- Clarke menemukan bahwa arus kas menambahkan informasi namun tidak sebanyak profit. Cheng Liu dan Schaefer berargumentasi bahwa informasi incremental yang mengandung arus kas cenderung meningkat karena profit menjadi kurang penting. Dechow melakukan penelitian mengenai hubungan return saham dengan profit dan return saham dengan arus kas dengan menggunakan data perusahaan pada bursa saham New York. Disimpulkan bahwa hubungan return saham dan profit lebih kuat daripada hubungan return saham dan arus kas. Sebelumnya disebutkan mengenai penelitian Sloan yang menunjukkan bahwa investor tidak mengerti perbedaan atribut secara persisten mengenai arus kas dan akrual mungkin 17
adalah bagian paling penting dari penelitian ini. Sloan memisahkan earning menjadi kas dan komponen akrual dan menemukan profit secara signifikan dapat diperoleh dari investasi pada hedged portfolio dari perusahaan dengan akrual tinggi maupun lemah. Penelitian di area ini masih berlanjut hingga saat ini. Neraca dan Komponen Neraca Ohlson berargumen bahwa pada neraca dengan profit menyajikan proporsi yang lebih tinggi dalam menjelaskan kekuatan harga. Penelitian berikutnya oleh Francis dan Schipper menunjukkan bahwa profit dan nilai buku adalah sekitar 60% dari harga. Memisahkan profit dan neraca disarankan oleh analis investor dan menyesuaikan kondisi makroekonomi juga dapat meningkatkan kekuatan penjelasan variabel akuntansi terkait harga. Isu terkait Metode Banyak studi menegaskan bahwa bab ini adalah pengembangan dari paper Ball dan brown. Sebagaimana Williams dan Findlay sarankan, argumentasi hasil penelitian adalah mendukung EMH dan bentuk akuntansi tidaklah sepenting nilai yang dihasilkan, faktanya EMH di asumsikan valid. Kemudian Watts dan Zimmerman mengatakan tidak ada usaha untuk membedakan EMH dan 2 hipotesis- manajer dapat membuat mislead pasar saham atau pasar sudah efisien dan perubahan kebijakan akuntansi perusahaan tidak berdampak- ini. Kita akan mempertimbangkan untuk membahas literatur yang memisahkan antara hipotesis ini. Hipotesis yang menjadi ini literatur adalah bersifat mekanis dan tidak ada dampaknya, dan penelitian yang menghitung apakah manipulasi akuntansi dapat menipu pelaku pasar dan jika ada strategi trading yang muncul dari berbagai bentuk akuntansi.
LO 6. STRATEGI TRADING Penyimpangan Setelah Pengumuman Dalam kebanyakan studi mengenai kandungan informasi angka akuntansi, efisiensi pasar modal di asumsikan atau pengujian efisiensi berkaitan dengan apakah angka akuntansi memiliki hubungan konsekuensi arus kas. Terdapat 2 temuan yang mempertanyakan efisiensi pasar modal sebagai penyimpangan setelah pengumuman, dan Ou dan Penman mengatakan asal dari aturan trading adalah abnormal return dapat diperoleh melalui trading informasi akuntansi yang ada di publik. Penyimpangan setelah pengumuman muncul saat abnormal 18
return berlanjut setelah pengumuman sehingga kandungan informasi profit saat pengumuman tidak menyatu dengan harga saham saat pengumuman. Lebih jauh, penelitian telah dilakukan oleh Bernard dan Thomas dan banyak percobaan lain untuk menjelaskannya. Studi dari Ou dan Penman menguji mengenai informasi laporan akuntansi apakah dapat memprediksi perubahan profit masa depan secara memadai dengan menggunakan positif abnormal return. Ditemukan bahwa menggunakan 16 variabel akuntansi untuk memprediksi kemungkinan peningkatan profit perusahaan, dan kemudian ditemukan bila membeli saham jika kemungkinannya adalah lebih dari 0,6 dan menjual saham jika kurang dari 0,4 akan mendapatkan return 12,6 persen selama periode holding lebih dari 2 tahun. Beberapa studi seperti yang dilakukan Sloan pada 1996, memeriksa efisiensi pasar modal jangka panjang dengan manajemen akrual dan prediksi pertumbuhan profit yang tinggi. Argumen mereka adalah informasi dari perusahaan seperti pemilik dan manajemen mengenai prospek perusahaan seperti tingkat pertumbuhan, dapat mempengaruhi nilai secara positif. Beberapa studi juga menunjukkan kebijakan perusahaan sebelum IPO dapat mempengaruhi secara positif. Pemenang atau Pecundang dan Percaya Diri yang Berlebihan Dampak dari pemenang atau pecundang adalah contoh anomali hubungan jangka panjang. Dampak ini menghasilkan strategi trading. Saham yang menghasilkan return positif secara ekstrem disebut pemenang sedangkan yang menghasilkan return negatif secara ekstrem adalah pecundang dan diurutkan berdasarkan performa 3 tahun terakhir serta ditempatkan dalam portfolio. Pemenang masa lampau punya kecenderungan untuk kalah di masa depan dan sebaliknya. Studi dari DeBondt dan Thaler menyarankan abnormal return yang secara statistik signifikan sekitar 15% dapat diperoleh dari strategi ini. DeBond dan Thaler memberikan atribut jangka panjang yang berkebalikan terhadap investor yang terlalu percaya diri dan atributnya bias. Terdapat juga kepercayaan bahwa pasar lambat bereaksi terhadap kejadian dan informasi terbaru. Atribut ini menyebabkan konservatisme bias dimana investor lambat untuk memperbaharui keyakinannya dimana berkontribusi pada rendahnya reaksi investor. Penelitian lain menyelidiki bilamana indikator dibandingkan profit menghasilkan kinerja saham abnormal jangka panjang. Temuan umum adalah pasar keuangan bereaksi terhadap indikator keuangan dari nilai perusahaan dan membenarkan dirinya untuk jangka panjang. 19
Reaksi berlebihan dijelaskan sebagai pendapat peserta pasar dalam melaporkan jumlah dan tendensinya dalam memperhitungkan kinerja masa lalu. Namun, terdapat pembalikan secara ekstrem, reaksi awal pasar yang ekstrem merupakan indikator mengenai nilai fundamental dan memberikan peluang adanya abnormal return. Bradshaw, Richardson, dan Sloan menemukan bahwa investor tidak sepenuhnya mengantisipasi dampak negatif dari tingginya akrual dan karenanya gagal untuk mendapatkan nilainya dalam prediksi profit. Mekanisme atau Dampak dari Perilaku Memperindah Akuntansi Dua hipotesis yang dikembangkan: 1. Pasar bereaksi secara mekanis terhadap perubahan angka akuntansi, meskipun mereka memperindah atau memiliki dampak pada arus kas seperti pasar dapat secara sistematis ditipu oleh perubahan akuntansi yang meningkatkan atau menurunkan profit (hipotesis mekanis) 2. Pasar mengabaikan perubahan akuntansi yang tidak memiliki dampak pada arus kaspasar tidak bereaksi terhadap perubahan akuntansi- (hipotesis “tidak ada efek” yang diperoleh dari EMH) Pengujian untuk kedua hipotesis ini mempertimbangkan perilaku tidak normal dari tingkat return pada sekitar waktu perubahan kebijakan akuntansi. Menurut hipotesis “tidak ada efek” seharusnya tidak terdapat return tidak normal ketika dilakukan “perubahan yang memperindah” dalam kebijakan akuntansi karena tidak ada efeknya pada arus kas. Di sisi lain dengan hipotesis akuntansi mekanis maka terdapat abnormal return pada tanggal pengumuman. Salah studi mengenai kedua hipotesis ini dilakukan oleh Kaplan dan Roll. Mereka mempelajari 2 perubahan akuntansi: 1. Perubahan akuntansi pada kredit pajak investasi karena penundaan pengakuan 2. Perubahan kembali dari percepatan depresiasi ke depresiasi garis lurus Kedua perubahan diatas merupakan “memperindah” dan keduanya diharapkan untuk meningkatkan profit perusahaan pada tahun implementasinya. Kaplan dan Roll menunjukkan pasar “ditipu” pada saat tertentu. Manipulasi Angka Akuntansi Income yang dihitung berdasarkan GAAP adalah pengukuran tidak sempurna dari income ekonomi atau “nilai fundamental”. Hal ini disebabkan standar akuntansi tidak secara 20
tepat menetapkan atau konsisten di semua negara; akuntan dipengaruhi oleh subjektivitas dan budaya interpretasi dalam estimasinya, dan mengatur atau memanipulasi laporan keuangan dalam derajat yang bervariasi. Apapun negaranya, manajemen memiliki pengetahuan orang dalam mengenai kualitas fundamental perusahaan. Manajemen dapat memilih angka akuntansi berdasarkan nilai fundamental atau berbeda dari nilai fundamental. Berdasarkan perspektif oportunis, kecurangan adalah varian paling ekstrem dalam earning manajemen dan digunakan oleh manajer untuk menipu laporan keuangan yang dipergunakan user. Aturan industri adalah ketika perusahaan mengendalikan atau memiliki insentif untuk meningkatkan atau menurunkan earning sehingga mereka dapat meningkatkan harga atau mendapatkan subsidi dari pemerintah atau agar tidak melanggar batas risiko rasio akuntansi. Perspektif akuntansi melibatkan signaling theory. signaling theory melibatkan praktisi dimana manajer memiliki pengetahuan orang dalam mengenai laporan keuangan untuk memberikan sinyal informasi ekonomi mengenai perusahaan pada pihak lain. Mendeteksi Kualitas dan Probabilitas Manajemen Akuntansi Dari bukti pada pasar modal disarankan perubahan yang dilakukan manajer untuk memperindah dampak akrual harga saham. Bukti tersebut juga menunjukkan bahwa harga akan berbalik ke nilai fundamental namun membutuhkan waktu sekitar setahun atau lebih. Kita juga dapat menggunakan reaksi pasar dalam bentuk harga saham sebagai indikasi kualitas. Penelitian Sloan dan lainnya menunjukkan bahwa pasar secara keseluruhan tidak cukup canggih untuk mengerti akrual dan karenanya bereaksi berlebihan terhadap peningkatan income akrual. Reaksi dari analis pasar modal ini dapat digunakan menilai kualitas karena mereka adalah ahlinya. Namun terdapat potensi bias juga dan fokus pada faktor spesifik industri daripada variabel perusahaan. Selain itu laporan auditor juga dapat digunakan dalam menilai kualitas namun terdapat keraguan mengenai independensi auditor. Kekuatan dari pemerintahan juga dapat menjadi indikator. Tidak seperti tiga faktor sebelumnya, faktor ini adalah faktor lain dari kualitas informasi. Dechow, Sloan, dan Sweeney menemukan bahwa manipulasi akuntansi lebih mungkin terjadi ketika ada keinginan untuk mendapatkan sumber daya keuangan dan perusahaan punya BOD yang didominasi oleh CEO nya saja di perusahaan tersebut atau tidak punya komite audit dan tidak punya pengawas direktur yang berperan sebagai eksternal.
21
LO 7. ISU TERKAIT AUDITOR Bukti empiris pada bab ini menunjukkan bahwa earning akuntansi memiliki kandungan informasi, dan reaksi pasar pada akrual dapat bias karena investor tidak menampilkan apresiasi sepenuhnya pada akrual. Penelitian juga menemukan bahwa hubungan jangka panjang antara earning akuntansi dan harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapat beberapa bukti dari hubungan diantara auditing dan cost of capital. Blackwell, Noland, dan Winters menyelidiki dampak audit pada biaya utang dengan sampel pada perusahaan yang sebenarnya tidak harus diaudit. Mereka menemukan bahwa perusahaan kecil diberikan tagihan biaya lebih kecil dibandingkan perusahaan yang memang harus diaudit. Sedangkan perusahaan yang memang harus diaudit disarankan untuk menggunakan “big auditors” karena kualitasnya yang lebih tinggi namun tentunya biayanya juga lebih tinggi. Hubungan antara kualitas auditor dan cost of equity capital juga diperiksa. Khurana dan Raman menemukan bahwa cost of equity capital akan lebih kecil bila kualitas auditor semakin tinggi. Hal ini dibuktikan berbagai studi mengenai hal tersebut. Apabila dianalisis maka dapat dijelaskan dengan 3 alasan berikut: 1. Karena semakin berkualitas nya auditor maka hasil audit nya dan perlindungan yang diberikannya juga lebih tinggi. Dampaknya investor lebih percaya untuk membayar lebih untuk saham 2. Perusahaan dianggap sebagai investasi yang baik dan manfaat ekonomi masa depan mengalir dari perusahaan. Oleh karena itu, manajer ingin membayar lebih untuk audit. Alasan ini didasari oleh pemilihan auditor. 3. Pilihan auditor dan cost of capital dapat disebabkan faktor lain seperti kualitas manajemen atau peluang investasi.
22
View more...
Comments