Afasia
August 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Afasia...
Description
A. DEFINI DEFINISI SI
Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Afasia tidak termasuk gangguan perkembangan bahasa (disebut juga disfasia), gangguan bicara motorik murni, ataupun gangguan berbahasa sekunder akibat gangguan pikiran primer, p rimer, misalnya misalnya skizofrenia. Afasiaa mencakup Afasi mencakup gangguan berbahasa secara menyeluruh walaupun biasanya terdapat terda pat gangguan yang lebih menonjol menonjol daripada daripada gangguan gangguan lainnya. lainnya. Te Tercakup rcakup di dalam afasia adalah gangguan yang lebih selektif, misalnya gangguan membaca (alexia) (alex ia) atau gangguan gangguan menulis menulis (agrafia). (agrafia). angguan yang berkaitan berkaitan misalnya misalnya apraksia apraks ia (gangguan (gangguan belajar belajar atau ketrampilan) ketrampilan),, gangguan gangguan mengenal mengenal (agnosia), (agnosia), ganggua gan gguan n menghi menghitun tung g (akalk (akalkuli ulias) as),, serta serta defisi defisitt perila perilaku ku neurolo neurologis gis sepert sepertii demensia dan delirium. !ni semua bisa muncul bersama"sama dengan afasia atau muncul sendiri. afasia afa sia biasany biasanyaa meluki melukiska skan n suatu suatu kerusa kerusakan kan atau atau pelemah pelemahan an bahasa bahasa akibat akibat terjadi terjadinya nya cedera otak pada area domina dominan n bahasa bahasa cerebral hemisphere. hemisphere. Afasia dapat terjadi terjadi mengi mengikut kutii stroke dan traum traumatic atic brain injury, injury, dapa dapatt pula pula dihubun dihubungkan gkan dengan penyakit yang mempengaruhi unsur dan fungsi otak (#adeau, $othi, % &rosson, ') afasia afasia (aphas (aphasia) ia) adalah adalah sebuah sebuah sindro sindrom m pada pada sistem sistem saraf saraf (neuro (neurolog logis) is) yang yang merusak merus ak kemampuan kemampuan bahasa. bahasa. emori emori otak mereka mengalami mengalami kecacatan. *rang yang menderita penyakit ini akan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan pikiran dan sulit memahami serta menemukan kata"kata saat berkomunikasi.
B. ETIOLO ETIOLOGI GI
Afasia adalah suatu suatu tanda klinis dan bukan penyakit. Afasia dapat timbul akibat cedera otak atau proses proses patologik patologik pada area lobus frontal, temporal atau parietal yang mengatur kemampuan berbahasa, yaitu Area +roa, Area ernicke, dan jalur
yang yan g menghu menghubung bungkan kan antara antara keduany keduanya. a. -edua -edua area area ini biasany biasanyaa ter terlet letak ak di hemisfer kiri otak dan pada kebanyakan orang, bagian hemisfer kiri merupakan tempat kemampuan berbahasa diatur. ada dasarnya kerusakan otak yang menimbulkan menimbulkan afasia afasia disebabkan disebabkan oleh stroke, stroke, cedera otak traumatik, perdarahan otak aku dan sebagainya. Afasia dapat muncul perlahan"lahan seperti pada kasus tumor otak. Afasia juga terdaftar sebagai efek samping yang langka dari fentanyl, suatu opioid untuk penanganan nyeri kronis.
C. PATOFISIOLOGI
Afa Afasia sia ter terjad jadii aki akibat bat ker kerusa usakan kan pad padaa are areaa peng pengatu aturan ran bah bahasa asa dan ota otak. k. ada manusia fungsi pengaturan bahasa mengalami lateralisasi ke hemisfer kiri otak pada /0"// 1 orang yang dominan tangan kanan dan 01 orang yang dominan tangan kiri. ada pasien yang mengalami afasia sebagian besar lesi terletak pada hemisfer kiri. Afasia Afa sia pali paling ng ser sering ing mun muncul cul aki akibat bat str stroke, oke, cid cidera era kep kepala, ala, tum tumor or ota otak, k, ata atau u penyakit degenerati2e. -erusakan ini terletak pada bagian otak yang mengatur kemampuan bahasa yaitu ya itu area broca dan ernicke. ernicke. Area broca bertanggung jawab atas pelaksanaan motoric bicara. 3esi pada aea ini akan mengakibatkan kesulitan dalam artikulasi tetapi penderita bias memahami bahasa dam tulisan. Area werncke merupakan area sensorik pertama untuk implus pendengaran. 3esi pada area ini akan mengakibatkan penurunan hebat kemampuan kema mpuan memahami serta mengetahui suati bahasa. 4ecara umum afasia muncil akibat lesi pada kedua area pengaturan bahasa diatas. 4elain itu lesi pada area disekitarnya juga dapat menyebabkan afasia transkortikel. Afasia juga dapat muncil akibat lesi pada afasikulus arluatus, yaitu penghubung antara area broca dan ernicke. ernicke.
D. Penegakan diagnosa Penegakan diagnosa
5iagnose afasia ditegakkan berdasarkan tanda tanda dan gejala kliens yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan kejiwaan. 4edangkan pemeriksaan tambahan dilakuk an untuk mengetahui penyebab kerusakan otaknya.
E. KLASIFIKASI KLASIFIKASI
5asar untuk mengklasifikasi afasia beragam, diantaranya ada yang mendasarkan kepada6 7. ani anife fest stas asii klin klinik ik '. 5istribus 5istribusii anatomi anatomi dari dari lesi lesi yang yang bertanggung bertanggung jawab bagi defek defek 8. abungan pendekatan manifestasi klinik dengan lesi anatomik +erdasarkan manifestasi klinik, afasia dapat dibedakan atas6 7. Afasia Afasia tidak tidak lancar lancar atau atau non"fl non"fluent uent '. Afasia lancar atau fluent +erdasarkan lesi anatomik, afasia dapat dibedakan berdasarkan6 7. 4indro 4indrom m afa afasia sia peri"s peri"sil il2ia 2ian n a. Afasia Afasia +roca +roca (mot (motori orik, k, ek ekspr spresi esif) f) b. Afasia ernicke ernicke (sensorik, (sensorik, reseptif) c. Afas Afasia ia kond konduk uksi si '. 4indro 4indrom m afasia afasia daerah daerah perbata perbatasan san (borde (borderzo rzone) ne) a. Afasi Afasiaa trans transkor korti tikal kal motori motoricc b. Afasia transkortikal sensorik c. Afasia Afasia transk transkort ortika ikall campura campuran n 8. 4indro 4indrom m afa afasia sia subkor subkorti tikal kal a. Afas Afasiia tal talamik amik b. Afasia striatal 9. 4indro 4indrom m afas afasia ia non"lo non"lokali kalisas sasii a. Afas Afasiian ano anom mik b. Afasia global F. DIAGNOSIS DIAGNOSIS 5iagnosis afasia ialah berdasarkan tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan kejiwaan. 4edangkan pemeriksaan tambahan lainnya dilakukan untuk mengetahui penyebab kerusakan otaknya.
G. Manifestasi Manifestasi Klinik Klinik
7. Afas Afasia ia tid tidak ak lan lance cer r ada afasia ini, output atau keluaran keluaran bicara bicara terbatas. terbatas. enderita menggunakan kalimat pendek dan bicara dalam bentuk sederhana. 4ering disertai artikulasi dan irama bicara yang buruk. ambaran klinisnya ialah6 a. asien asien tampak tampak sulit sulit memulai memulai bicara bicara b. anjang kalimat sedikit (: kata atau kurang per kalimat) c. ramat ramatika ika bahas bahasaa berkura berkurang ng dan tidak tidak kompl kompleks eks d. Artiku Artikulas lasii umumnya umumnya tergan terganggu ggu e. !ram !ramaa bic bicar araa ter terga gang nggu gu f. emaham emahaman an cukup cukup baik, baik, tapi sulit sulit mema memaham hamii kalimat kalimat yang yang lebih lebih kompleks g. engul engulanan anan (repeti (repetisi) si) buruk buruk h. -emampu -emampuan an menama menamai, i, menyeb menyebut ut nama nama benda buruk buruk '. Afas Afasia ia la lanc ncar ar.. ada afasia ini penderita bicara lancar, artikulasi dan irama baik, tetapi isi bicara tidak bermakna dan tidak dapat dimengerti artinya. enderita tidak dapat mengerti bahasa sehingga tidak dapat berbicara kembali. ambaran klinisnya ialah6 a. -elu -eluara aran n bica bicara ra yang yang la lanca ncarr b. anjang kalimat normal Artikulasi dan irama bicara baik c. Terdapa rdapatt pa para rafa fasi siaa d. -emampu -emampuan an memaham memahamii pendenga pendengaran ran dan dan membaca membaca buruk buruk e. $epet $epetis isis is te terg rgan angg ggu u f. enu enuli liss lanc lancar ar tad tadii tida tidak k ada ada arti arti 8. Afasia Afasia +roca +roca (moto (motorik rik,, ekspre ekspresif sif). ).
5i 5ise sebab babka kan n le lesi si di ar area ea +r +roc oca. a. e ema maham haman an au audi diti tiff da dan n memb membaca aca ti tida dak k terganggu, tetapi sulit mengungkapkan isi pikiran. ambaran klinis afasia +roca ialah bergaya afasia non"fluent. 9. Afasia Afasia e ernicke rnicke (senso (sensori rik, k, resepti reseptif). f). 5isebab 5is ebabkan kan lesi lesi di area area ernicke rnicke.. ada ada kelaina kelainan n ini pemaham pemahaman an bahasa bahasa tergan terganggu. ggu. enderi enderita ta tidak tidak mampu mampu memaham memahamii bahasa bahasa lis lisan an dan tul tulisa isan n sehingga ia juga tidak mampu menjawab dan tidak mengerti apa yang dia sendiri katakan. ambaran klinis afasia ernicke ernicke ialah bergaya afasia fluent. :. Afas Afasia ia -ond -onduk uksi si.. 5isebabkan lesi di area fasciculus arcuatus yaitu penghubung antara area sens sensor orik ik (w (wer erni nick cke) e) da dan n ar area ea moto motori rik k (b (bro roca ca). ). 3e 3esi si in inii meny menyeba ebabka bkan n kemampuan kemamp uan berbaha berbahasa sa dan pemaham pemahaman an yang yang baik baik tet tetapi api didapat didapatii adanya adanya gangguan repetisi atau pengulangan. 0. Afasia Afasia transko transkort rtikal ikal.. 5isebab 5isebabkan kan lesi di sekita sekitarr pinggi pinggiran ran area pengatura pengaturan n bahasa. ada dasarnya afasia transkortikal ditandai oleh terganggunya fungsi berbahasa tetapi didapati repetisi bahasa yang baik dan terpelihara. ;. Af Afas asia ia trans transkor korti tikal kal moto motori rik, k, dita ditand ndai ai denga dengan n ta tanda nda af afas asia ia +r +roca oca de deng ngan an bicara non"fluent, tetapi repetisi atau kemampuan mengulangnya baik dan terpelihara.
atau =maaa, maaa, maaa>. emahaman bahasa hilang atau berkurang. $epetisi, membaca dan menulis juga terganggu berat. Afasia global hampir selalu disertai dengan hemiparese atau hemiplegia. H. Pee!iksaan Pee!iksaan "en#n$ang
emeriksaan laboratorium, hanya diperlukan tergantung dari penyebab kerusakan otaknya. 5iagnosis afasia terutama berasal dari pemeriksaan klinik dan kejiwaan karena afasia merupakan tanda klinis. emeriksaan radiologi, biasanya dilakukan dalam hal untuk melokalisasi lesi dan mendiagnosa penyebab kerusakan otak. &T (&omputed Tomography) 4can efektif untuk mengetahui adanya perdarahan otak atau stroke iskemik yang sudah lebih dari 9< jam. $! (agnetic $esonance !maging) mampu mendeteksi stroke sesegera mungkin sampai 7 jam setelah onset. enggunaan kontras mungkin perlu untuk mendeteksi tumor. I. PENATALAKSANAAN
enatalaksanaan afasia terlebih dahulu didasarkan pada penyebabnya, misalnya stroke, perdarahan akut, tumor otak, dan sebagainya.Tidak ada penanganan atau terapi untuk afasia yang benar"benar efektif dan terbukti mengobati. mengoba ti. 4aat ini,
penanganan yang paling efektif untuk mengobati afasia adalah dengan melakukan terapi wicara?bina wicara. rinsip umum dari terapi wicara adalah6
Terlepas Terlepas dari jenis terapi afasia yang digunakan, hasilnya akan lebih baik jika
intensitas terapi ditingkatkan. 5engan kata lain, hasil terapi akan lebih baik jika pasien melakukan beberapa sesi terapi selama beberapa hari dibandingkan dengan melakukan banyak sesi terapi dalam sehari dengan jumlah hari yang lebih banyak pula.
@fekti2itas terapi afasia akan meningkat jika terapis menggunakan berbagai
bentuk stimulus sensori. 4ebagai contoh, stimulus audio dalam bentuk musik, dan stimulus 2isual dalam bentuk gambar"gambar, g ambar"gambar, serta lukisan. enis stimulus ini sebaiknya digunakan secara rutin selama mengikuti meng ikuti sesi terapi afasia. eningkatan kesulitan dalam praktek latihan tes berbahasa selama mengikuti sesi terapi akan memberikan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sidiarto L, Kusumoputro S. Cermin Dunia Kedokteran No.34, Afasia Sebagai Gangguan Komunikasi Pada Kelainan tak. !agian Neurologi "akultas Kedokteran #ni$ersitas %ndonesia. &akarta. '. Kirs(ner )S, &a*obs D). e+edi*ine Neurolog Spe*ialties- A Ap(asia. p(asia. '/. A$ailable at- (ttp-00emedi*ine.meds* (ttp-00emedi*ine.meds*ape.*om0arti*le01 ape.*om0arti*le01132/44print 132/44print 3. ikipedia 5(e "ree 6n**lopedia- A Ap(asia. p(asia. '1 A$ailable at- (ttp-00en.7ikipedia.org07iki0 (ttp-00en.7ikipedia.org07iki0Ap(asia Ap(asia 4. Pennstate, )ealt( 8 Disease %nformation. Ap(asia. '1 A$ailable at- (ttp-00777. (ttp-00777.(m*.psu.edu0(ealt(info0a0ap(as (m*.psu.edu0(ealt(info0a0ap(asia.(tm ia.(tm 2. National %nstitute n Deafness D eafness and t(er Communi*ation C ommuni*ation Disorders. Ap(asia, 9oi*e, 9oi* e, Spee*( and Language )ealt( %nfo. '1. A$ailable at- (ttp-00777. (ttp-00777.nid*d.ni(.go$0(ealt(0$oi* nid*d.ni(.go$0(ealt(0$oi*e0ap(asia.(tml e0ap(asia.(tml :. Lumbantobing S+, Neurologi Klinis, Pemeriksaan "isik dan +ental. !ab ;%!erba(asa. "akultas Kedokteran #ni$ersitas %ndonesia. &akarta. '< =. Guton AC, )all &6. !ab 2=- Korteks Serebri> "ungsi %ntelektual tak> dan Proses !ela?ar dan +engingat. !uku A?ar "isiologi Kedokteran 6disi /. Penerbit !uku Kedokteran 6GC. &akarta. 1//=.
View more...
Comments