Afan Gafar - 4442180063 - Laporan Praktikum 2
October 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Afan Gafar - 4442180063 - Laporan Praktikum 2...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM PENANGANAN PASCA PANEN “KERUSAKAN HASIL PERTANIAN SECARA FISIK DAN KIMIA”
Disusun Oleh: Nama
: Afan Gafar
NIM
: 4442180063
Kelas
: VI B
Kelo mpok
: 3 (Tiga)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UNIVERSITA S SULTAN AGENG TIRTAYASA 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Prakti kum Penanganan Penanganan Pasca Panen Panen ini yan yang g berjudul “Kerusakan “Kerusakan Hasil Hasil Pertanian Pertanian Secara Fisik dan Kimia”. Adapun tujuan disusunnya laporan praktikum ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi memenuhi tugas mata kuliah Penanganan Pasca Panen. Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras penulis semata melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya laporan ini. Dan saya juga juga sangat berterimakasih kepada Bapak Kiki Roidelindho, S.TP.,, M.Sc. selaku S.TP. selaku dosen pengampu pengampu mata kuliah Penanganan Penanganan Pasca Panen. Panen. Saya sangat menyadari menyadari bahwa laporan ini ini masih jauh dari sempurna. sempurna. Maka dari itu, saya selaku penulis menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap semoga laporan lapor an ini bermanfaat bermanfaat untuk ki kita ta semua.
Banten, Mei 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
............................... ................................. .................................. ................................. ....................... ....... i KATA PENGANTAR ............... DAFTAR ISI ................ ................................. ................................. ................................. ................................. ................................. .................... ... ii DAFTAR GAMBAR ............... ............................... ................................. .................................. ................................. ........................iii ........iii BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ..... .......... .......... .......... ......... ......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... ......... ......... ......... ......... ........ ... 1
1.1 Latar Belakang Belakang ................................. ................................................. ................................. .................................. ................. 1 1.2 Tujuan Tujuan ............................... ................................................. .................................. ................................ ............................... ............... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................ ................................. ................................. .................................. ...................... .... 3
2.1 Tinjauan Tinjauan Umum Tanaman Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)...................... 3 2.2 Kerusakan Fisik Fisik dan Kimia Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) L.) .... ...... 4 BAB III METODE PRAKTIKUM...................................................................7
3.1 Waktu dan Tempat ................................. ................................................. ................................. ........................... ..........7 7 3.2 Alat dan Bahan ................................. ................................................. ................................. .................................. ................. 7 3.3 Cara Kerja Kerja ................................ ................................................ ................................. .................................. ......................... ........ 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................8
4.1 Hasil Hasil dan Pembahasan Pembahasan ................................. ................................................. .................................. ....................... ..... 8 BAB V PENUTUP ............... ............................... ................................. ................................... .................................. ........................ ........ 11
5.1 Simpulan Simpulan .............................. ............................................... ................................... .................................. ......................... ......... 11 5.2 Saran ............................... ................................................ .................................. ................................. ............................... ............... 11 DAFTAR PUSTAKA .............. ............................... ................................. ................................ .................................. ........................ ...... 12 LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Foto Tanaman Tanaman Cabai Cabai di Kebun Kebun Bapak Alimin................ Alimin ................................. ................... 8 Gambar Gamb ar 2. Foto Buah Cabai di Pasar Lapak Ibu Linda Linda ................................. ....................................... ...... 9 Gambar Gamb ar 3. Foto Buah Cabai Di Pedagang Pedagang Eceran Ibu Ojah ................. ............................... .............. 10
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belak Belakang ang
Hasil pertanian pertanian mempuny mempunyai ai bentuk dan ukuran ukuran yang yang tidak tidak seragam seragam.. Berbagai Berbagai tingkat kematangan buah dan dan sayuran, sifat fisik dan kimia bahan bahan tersebut berbeda beda. Uji U ji sifat sif at fisik biasanya dilakukan terhadap t erhadap kekerasan, wama, rasa, dan bau bahan tersebut. Sedangkan uji kimia dapat dilakukan terhadap PH, total tota l asam, dan kadar gula (Sukmawaty, et al. 2019). Produk hasilnya sebagian besar bersifat perishabel yang artinya mudah rusak. Produk hasil pertanian yang irreversible umumnya terdapat pada kelompok tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura meerupakan tanaman yang hasil produk pertaniannya dijual dalam bentuk vegetatif (daunnya) ataupun generatif (bunga dan buahnya). Untuk konsumsi biasanya lebih sering ditemukan bentuk daun dan buahnya. buahnya. Baik hasil produk berwujud daun daun maupun buah, buah, memiliki sifat kerusakan yang terjadi setelah proses pemanenan, biasanya terjadi saat proses penyimpanan. Kerusakan pada produk pertanian dapat disebabkan oleh adanya pengaruh fisik maupun pengaruh kimia yang terjadi pada hasil panen tersebut (Andriani, et al. 2018). Kerusakan pada produk panen bisa dipengaruhi oleh berbagai macam hal, seperti oleh kesalahan saat proses panen itu sendiri, kesalahan dalam pengangkutan dari lahan panen ke tempat penyimpanan, maupun disebabkan oleh teknik penyimpanan dari produk itu sendiri. Umumnya, pada produk hortikultura hortikultura yang tidak diberikan perlakuan apapun dalam tahapan masa penyimpanannya akan lebih mudah mengalami kerusakan baik secara fisik maupun secara kimia. Adapun kerusakan yang terjadi pada fisik dapat diamati dari adanya perubahan tekstur dan warna produk hasil panen tersebut sedangakan kerusakan kimiawi biasanya disebabkan oleh perubahan kadar air ataupun pati yang terkandung dalam produk hasil panen tersebut. Terjadinya respirasi pada hasil produk panen juga dapat mempengaruhi kenampakan dan kandungan komposisi dalam produk hasil panen tersebu terse butt (Rat (Ratih ih,, et al. 2020).
1
Sifat fisik bahan bahan hasil pertanian merupakan merupakan faktor y yang ang sangat pen penting ting dalam menangani masalah-masalah yang yang berhubungan dengan merancang suatu alat khusus khu sus untuk suatu produ produk k hasil peHanian peHanian atau analisa analisa prilaku prilaku produ produk k dan cara penanganannya. Karakteristik sifat lisik pertanian adalah bentuk> ukuran, luas permukaan, warna, penampakkan, berat, porositas, densitas dan kadar air. Bentuk dan ukuran ukuran sangat periling periling dalam perhitungan perhitungan energi energi untuk pendin pendinginan ginan dan pengeringan, rancangan pengecilan ukuran. masalah distribusi dan penyimpanan bahan, seperti elektoistatistik, pantulan cahaya dalam evaluasi wama, dan dalam pengembangan alat grading grading dan sortasi (Suharto,1991). Mengingat Mengin gat betapa betapa pentingny pentingnyaa mengetahui mengetahui hal tersebut, tersebut, maka maka praktikan praktikan membuat laporan praktikum yang berjudul “Kerusakan Hasil Pertanian Perta nian Secara Fisik dan Kimia”.
1.2 Tuju Tujuan an
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktikum ini ini yaitu
untuk
menentukan derajat kerusakan bahan pangan (bentuk, tekstur, keasaman, bau, warna, kekerasan).
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerus Kerusaka akan n Hasil Pertanian Pertanian
Hortikultura, terutama sayuran merupakan sumber provitamin A, vitamin C, dan mineral dan terutama dari kalsium dan besi. Sayuran juga dapat memberikan kepuasan terutama dari segi warna dan teksturnya. Disisi lain sayuran adalah hasil pertanian yang apabila selesai dipanen tidak ditangani dengan baik akan segera rusak. Kerusakan ini terjadi akibat pengaruh fisik, kimiawi, mikrobiologi, dan fisiologis. Walaupun perubahan ini pada awalnya a walnya menguntungkan yaitu terjadinya perubahan warna, rasa, dan aroma tapi k kalau alau perubahan ini terus berlanjut berlanjut dan tidak dikendalikan maka pada akhirnya akan merugikan merugikan karena bahan bahan akan rusak/busuk dan tidak dapat dimanfaatkan. Di Indonesia, hortikultura yang tidak dapat dimanfaatkan diistilahkan sebagai “kehilangan” (losses). Kehilangan terjadi secara alamiah setelah dipanen akibat aktivitas berbagai jenis enzim yang menyebabkan penurunan nilai ekonomi dan gizi. Kerusakan hortikultura dapat dipercepat bila penanganan selama panen atau sesudah panen kurang baik (Samad, 2006). .Karena sifat bahan yang mudah rusak (perishable) maka penanganan pasca panen harus dilakukan secara sec ara hati-hati. Dalam lingkup yang lebih luas, teknologi pasca panen juga mencangkup mencangkup pembuatan pembuatan bahan (produk) beku, beku, kering, dan bahan bahan dalam kaleng (Samad, 2006). Winarno
dan
Jenie (1983) membedakan
kerusakan
bahan
menurut
penyebabnya, menjadi lima, yaitu: yaitu: 1) Kerus Kerusakan akan Mekani Mekaniss Kerusakan mekanis adalah kerusakan yang disebabkan karena bahan mengalami
benturan-benturan
mekanis
yang
terjadi
selama
pemanenan,
transportasi ataupun penyimpanan. 2) Kerus Kerusakan akan Fisik Fisik Kerusakan fisik adalah kerusakan bahan karena perlakuan-perlakuan perlakuan-per lakuan fisik yang tidak tepat. 3) Kerusakan Kerusakan Fisiol Fisiologis ogis dan Biologis Biologis
3
Kerusakan
fisiologis
terjadi
karena
reaksi
peruraian
selama
proses
metabolisme yang terjadi secara alamiah a lamiah dalam bahan. 4) Kerus Kerusakan akan Kimiaw Kimiawii Kerusakan kimiawi adalah kerusakan yang terjadi karena reaksi kimia k imia yang berlangsung di dalam bahan makanan. 5) Kerusakan Kerusakan Mikrobiol Mikrobiologis ogis Kerusakan mokrobiologis adalah kerusakan makanan karena adanya aktivitas mikroorganisme, seperti bakteri, yeast, dan jamur yang mengkontaminasi makanan.Kerusakan jenis ini paling banyak ditemukan ditemukan pada bahan makanan. makanan.
2.2 Penyebab Kerusakan Kerusakan Produk Hasil Pertanian
Suatu bahan rusak bila menunjukkan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima diterima secara normal oleh pancaindera atau param parameter eter lain yang bisa digunakan. Penyimpangan dari keadaan semula meliputi beberapa hal diantaranya tekstur, memar, memar, berlendir, berlendir, berbau busuk, penyimpangan pH, reaksi browning, penyimpangan warna, penyimpangan cita c ita rasa, dan lubang atau at au bekas gigitan (Siswadi, 2007). Ada beberapa faktor yang berpengaruh berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap terhad ap mutu. mutu. Faktor Faktor pra-panen pra-panen maupun maupun pascapan pascapanen en sangat sangat penting penting dan dan berinteraksi satu samalainnya sehingga menyebabkan evaluasi mutu produk hortikultura adalah proses yang kompleks. Interaksi tersebut ters ebut menyebabkan adanya variasi mutu dari produk segar tersebut tersebut sepanjang waktu (Utama (Utama dan Nyoman, Nyoman, 2013). Faktor pra-panen yang berpengaruh terhadap mutu meliputi genotipe kultival dan rootstock, kondisi iklim selama periode produksi, praktik budidaya, dan populasi tanaman. Faktor pascapanen yang berpengaruh meliputi panen dan perlakuan-perlakuan pasca panen. Pada faktor panen berpengaruh pada waktu terbaik untuk panen dan cara pemanenannya. Waktu panen terbaik ialah pagi atau sore hari dengan suhu lingkungan rendah dan tata cara panen produk hortikultura adalah dipanen dengan dengan tanagan karena cara ini mempunyai beberapa beberapa kelebihan salah satunya adalah berkurangya kerusakan fisik atau mekanis. Faktor penting lainnya yang menentukan mutu pada saat panen adalah stadia kematangan produk
4
khususnya untuk buah yang mengalami proses pemasakan setelah panen (Utama dan Nyoman, 2013).
2.3 Respir Respirasi asi
Pada respirasi, oksigen digunakan dan karbondioksida dibebaskan. Oleh O leh karena didalam cahaya kedua proses itu berlangsung dalam waktu yang yang sama di dala dalam m selsel tumbuhan, maka akan diketahui sejauh mana pula produk tersebut dimanfaatkan. Bukti menunjukkan bahwa karbondioksida yang dibentuk dalam respirasi dapat digunakan dalam proses fotosintesis, sedangkan oksigen yang dibebaskan dalam fotosintesis dapat dimanfaatkan dalam respirasi (Sudjatha dan Wisaniyasa, Wisaniy asa, 2017). 2017). Pada intensitas cahaya yang rendah, kedua proses itu tetap seimbang, sehingga baik oksigen o ksigen maupun karbondioksida tidak ada yang masuk maupun yang keluar dari daun. Intensitas cahaya yang memungkinkan tercapainya keseimbangan dinamakan titik kompensasi Respirasi Respirasi merupakan reaksi dari 50 atau lebih reaksi reaks i komponen. Masing masing dikatalis oleh komponen berbeda (Sudjatha dan Wisaniyasa, Wisani yasa, 2017). 2017). Perbandingan antara respirasi dan fotosintesis dapat dilihat dari beberapa perbedaan. Respirasi Respirasi terjadi ter jadi pada seluruh sel yang hidup, hidup, bahan baku utama adalah glukosa dan oksigen, berlangsung setiap waktu (baik siang dan malam), merupakan proses pelepasan/penggunaan pelepasan/penggunaan energi, menghasilkan karbondioksida dan air. Sedangkan fotosintesis terjadi hanya pada organisme yang memiliki klorofil yang berisi sel-sel, bahan baku utama adalah karbondioksida karbondioksida dan air, berlangsun berlangsung g hanya jika
tersedia
cahaya
matahari,
merupakan
proses
menghasilkan
menghasilkan glukosa dan juga oksigen (Saiduna dan Madkar, 2013).
5
energi,
BAB BA B II IIII METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 20 20 Mei 2021 pukul 7.30 – 9.10 b bertempat ertempat di Kampung Pasir Turi, Desa Sukamanah, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah penetrometer, Photovolt Reflection Meter , pH meter, meter, pisau, pisau, guntin gunting, g, tim timbangan bangan,, ATK, ATK, dan handphone . Sedangkan bahan yang digunakan yaitu ada air destilata, piring
stereofoam, kertas HVS, selotip, pisang, tomat, bayam, cabai, dan jeruk nipis.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut: a)
Kekerasan, Kekerasan, dilakukan dilakukan penusukan penusukan ke sampel sampel sayur dan buah dengan dengan al alat at penetrometer. Penusukan Penusukan dilakukan dilakukan sebanyak 3 kali kali pada pada 3 temp tempat. at. Digunakan satuan mm per 10 detik dengan berat beban tertentu yang dinyatakan dalam gram.
b)
Warna, dilakukan pengukuran warna sampel sayur dan buah dengan menggunakan Photovolt Refltection Meter atau dapat juga dilakukan secara visual.
c)
pH, diekstraks diekstraksii 50 gram gram sayur dan dan buah buah dengan dengan 50 50 mL air air destil destilata ata dan diukur diukur pH-nya menggunakan menggunakan pH meter.
d)
Bentuk, Bentuk, dilak dilakukan ukan pengamatan pengamatan secara visual visual y yaitu aitu dengan dengan m mengam engamati ati perubahan bentuk dan tekstur dari sampel sayur dan buah.
6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Organolepti Organoleptik k Parameter
Duplikat (Pengulanga (Pengulangan) n) A1 A2 A3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
Sampel (Komoditi)
Penyimpanan (Hari)
Tomat
0 2 4 6
Pisang
0 2 4 6
3 4 4 5
2 4 4 5
2 4 4 5
Cabai
0 2 4 6
3 3 2 1
3 3 2 1
3 3 2 1
Bayam
0 2 4 6
3 2 2 1
3 2 2 1
3 2 2 1
Tomat
0 2 4 6
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
Pisang
0 2 4 6
3 4 4 4
3 4 4 4
3 4 4 4
Cabai
0 2 4 6
4 4 4 4
4 4 4 4
4 4 4 4
Bayam
0 2 4 6
3 3 4 4
3 3 4 4
3 3 4 4
Tomat
0
1
1
1
Kekerasan
Warna
7
2 4 6
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0 2 4
1 1 3
1 1 3
1 1 3
6
5
5
5
Cabai
0 2 4 6
1 1 2 3
1 1 2 3
1 1 2 3
Bayam
0 2 4 6
1 3 4 5
1 3 4 5
1 3 4 5
Bentuk Pisang
4.2 Pembahasa Pembahasan n
Pada praktikum mengenai kerusakan hasil pertanian, didapatkan hasil seperti yang tertera pada tabel. Untuk indikator yang diamati pada kerusakan hasil pertanian diamati dari tingkat kekerasannya kekerasannya yang diamati secara visual. Selain dari tingkat kekerasan, diamati pula perubahan warna, tingkat kebusukan, menguji tingkat keasamannya dan juga tingkat kebusukan yang terjadi pada hari ke-0, ke-2, ke-4, dan ke-6. Penurunan kekerasan buah dapat disebabkan karena adanya proses metabolisme pada buah, penurunan kadar air serta adanya mikroorganisme yang berpotensi merusak sel pada buah. Marlina et al., (2014), (2014), menyataka menyatakan n bahwa nilai kekerasan kekerasan merupakan parameter kritis dalam hal penerimaan konsumen terhadap buah-buahan dan sayur-sayu sayur-sayuran, ran, dimana tingkat tingkat kekerasan buah buah selama proses pematang pematangan an mempengaruhi daya simpannya dan penyebaran kontaminasi. Menurut Novita et al., (2012), transpirasi pada buah buah menyebabkan menyebabkan ikatan sel menjadi menjadi longgar dan dan
ruang udara menjadi besar seperti mengeriput, keadaan sel yang demikian menyebabkan perubahan volume ruang udara, tekanan turgor, t urgor, dan kekerasan buah. Menurut Amanto Amanto (2004), faktor yang yang menyebabkan kerusakan fisik atau kimia pada buah dan sayur antara lain yaitu terjadi secara alamiah sudah ada dalam produk yaitu
perubahan fisik karena suhu seperti pelunakkan dan perubahan
biokimia karena mikroorganisme atau karena interaksi antara berbagai komponen 8
dalam produk. Selain itu disebabkan juga karena kerusakan meknais, peruahan kadar air, penyerapan dari dan interaksi dengan oksigen. Dari pemaparan tingkat kekerasan semua sampel diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin lama penyimpanan maka kekerasan pada hasil panen tanaman hortikultura semakin menurun. menurun. Menurut Kader (2001), bahwa bahan bahan hasil pertanian akan mengalami perubahan komposisi komposisi baik kimia maupun fisika seiring dengan perubahan tingkat kematangan pada buah tersebut, dimana rangkaian perubahan yang terjadi pada buah mempunyai dampak yang luas terhadap metabolisme dalam dala m jaringan tanaman tersebut salah satunya adalah berubahnya kandun kandungan gan asam-asam organik, gula dan karbohidrat. Perubahan dipengaruhi oleh jenis komoditi tersebut yang termasuk klimaterik atau non non klim klimateri aterik. k. Menuru Menurutt Frans Fransisk iska, a, et al. (2017) (2017),, pada pada kom komodi oditi ti klim klimateri aterik k merupakan komoditi yang matang di luar pohon sehingga terjadinya peningkatan respirasi dan non klimaterik merupakan komoditi yang matang di pohon sehingga setelah dipanen maka respirasinya akan menurun. Pada masa penyimpanan, komoditi klimaterik akan lebih cepat rusak diakibatkan diakibat kan oleh laju respirasinya yang meningkat berbeda dengan non klimaterik. Adapun sawi yang ke dalam komoditi non-klimaterik.
9
B AB V PENUTUP
5.1 Simpul Simpulan an
Hasil pertanian pertanian mempuny mempunyai ai bentuk bentuk dan ukuran ukuran yang yang tidak tidak seragam. Berbagai tingkat kematangan buah dan sayuran, sifat fisik fisik dan kimia bahan tersebut berbeda-beda. Tingkat kerusakan hasil panen baik buah buah maupun sayur, mengalami kerusakan fisik dan kimiawi pada saat proses penyimpanan. Semakin lama akan semakin naik tingkat kerusakannya yang disebabkan oleh laju respirasi dari hasil panen tersebut. t ersebut. Laju respirasi respiras i sendiri semakin tinggi akan a kan semakin mempercepat kerusakan pada hasil panen. Dimana laju respirasi mempengaruhi kekerasan, warna, dan pH dari hasil panen produk hortikultura. Laju respiras sendiri disebabkan dan dirangsang oleh suhu yang sesuai sehingga mempercepat kerusakan pada hasil panen produk pertanian. Komoditi yang termasuk ke dalam jenis klimaterik akan lebih cepat mengalami kerusakan saat masa penyimpanan karena respirasinya meningkat.
5.2 Sara Saran n
Dalam Dal am pelaksa pelaksanaan naan maupu maupun n tekni tekniss prakti praktikum kum ini ini masih masih mempun mempunyai yai beberapa kekurangan, sebaiknya pada saat praktikum diadakan asisten praktikum, juga pengarahan terhadap suatu keputusan harus lebih tegas.
10
DAFTAR PUSTAKA
Amanto, B.S. 2004. 2004. Pengaruh Pengaruh Kemasan Kemasan dan Susunan Terhadap Sifat Fisik Buah Mangga Mang ga Golek Golek Selama Selama Transportasi Transportasi.. Jurnal Jurnal Cak Cakara ara Tani. Tani. Vol. 19 (1): 1-6. Andriani, E. S., Nurwantoro, dan Hintono, A. 2018. Perubahan Fifik Tomat Selama Penyipanan Pada Suhu Ruang Akibat Pelapisan Dengan Agar-Agar. Jurnal Teknologi Pangan, 2 (2): 176-182. Fransiska., Supratomo., dan Faridah. 2017. Sebaran Suhu Suhu Buah Terung Belanda (Chyphomandra betacea) pada Berbagai Tingkat Kematangan Selama Proses Pendinginan ( Hydrocooling). Jurnal Jurnal Agri AgriTechn Techno. o. Vol. Vol. 10 (2): 1212-134 134.. Kader, A. A. 2001. Tamarillo: Recommendation for maintaining Postharvest Quality Department of Phonology-University of California.
Marlina, L., Purwanto, Y.A., dan Ahmad, U. 2014. Aplikasi Pelapisan Pelapisa n Kitosan dan Lilin Lebah untuk Meningkatkan Umur Simpan Salak Pondoh. Jurnal Ketekn Ke teknikan ikan Pertan Pertanian ian.. Vol. 2 (1). (1). Novita, M., Satriana, Martunis, Rohaya, S., dan Hasmarita, E. 2012. Pelapisan Kitosan Terhadap Sifat Fisik Tomat dan Kimia Tomat Segar ( Lycopersicum pyriforme ) Pada Berbagai Berbagai Tingkat Tingkat Kematan Kematangan. gan. Jurnal Jurnal Teknologi Teknologi dan dan
Industri Indus tri Pertanian Pertanian Indonesia. Indonesia. Vol. 4 (3). Ratih, Y., Ismawati., Vika, Vika, M. A., dan Kh Khalid, alid, A. F. 2020. Karakteristik Kerusakan Fisik dan Kimia Buah Tomat. Journal of Foo Food d Technology and Agroindustry . Voll. 2 (1 Vo (1): ): 1-8 1-8.. Saiduna dan Madkar, O. R. 2013. Pengaruh Suhu dan Tingkat Kematangan Buah Terhadap Mutu dan Lama Simpan Tomat ( Lycopersicum esculentum Mill). Jurnal Aroswagati, 1 (1): 43-50. Samad, Y. M. 2006. Pengaruh Pengaruh Penanganan Pasca Panen Terhadap Mutu Komodi Komoditas tas Hortikul Horti kultura. tura. Jurnal Sains dan Teknologi Teknologi Indonesia. Indonesia. Vol. Vol. 8 (1): 31-36 31-36.. Siswadi. 2007. Penanganan Penanganan Pasca Panen Buah-Buahan dan Sayuran. Jurnal Inovasi Inovasi Pertanian Pertani an Vol. Vol. 6 (1): 68- 71. Sudjatha, W., dan Wisaniyasa, N. W. 2017. Fisiologi dan Teknologi Pascapanen (Buah dan Sayuran). Sayuran). Udayana University Press: Bali. Bali. Suharto. 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Jakart a.
11
Sukmawaty., Azani, M., Guyup, M. D. P. 2019. Karakteristik Buah Manggis, Alpukat, dan Jambu Biji Pada Penyimpanan Suhu Rendah. Jurnal Teknik Pertanian Pertani an Lampung Lampung.. Vol. 8 (4): 280-292 280-292.. Utama, I.M. S., dan Nyoman S.A S.A.. 2013. Pasca Panen Tanaman Tropika: Buah dan Sayur. Udayana University as the USAID Tropical Plant Curriculum Project : Bali. Winarno, F.G., dan Jennie B.S.L. 1983. Kerusakan Bahan Pangan dan Pencegahann Penc egahannya. ya. Ghalia Ghalia Indonesia: Indonesia: Jakarta.
12
LAMPIRAN
Gambar Gamb ar 1. Pengamatan Cabai Hari Ke-0
Gambar 5. Pengamatan Cabai Cab ai Hari Ke-2 Ke-2
Gambar 2. Pengamatan Bayam Hari Ke-0
Gambar 6. Pengamatan Bayam Hari Ke-2
Gambar 3. Pengamatan Tomat Hari Ke-0
Gambar 7. Pengamatan Tomat Hari Ke-2
Gambar 9. Pengamatan Cabai Hari Ke-4
Gambar 10. Pengamatan Bayam Hari Ke-4
Gambar 11. Pengamatan Tomat Tom at Har Harii Ke-4 Ke-4
Gambar 13. Pengamatan Cabai Hari Ke-6
Gambar 14. Pengamatan Bayam Hari Ke-6
Gambar 15. Pengamatan 13 Tomat Hari Ke-6
Gambar 4. Pengamatan Pisang Hari Ke-
Gambar 8. Pengamatan Pisang Hari Ke-2
Gambar 12. Pengamatan Pisang Hari Ke-4
Gambar 16. Pengamatan Pisang Hari Ke-6
View more...
Comments