aerosil 2
July 26, 2019 | Author: caksony | Category: N/A
Short Description
Download aerosil 2...
Description
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI NON STERIL
PEMBUATAN TABLET METODE KEMPA LANGSUNG
Disusun oleh: Rida Rufaidah
(260110080075) (260110080075)
Aulia Assari
(260110080077) (260110080077)
Rimadani Pratiwi
(260110080078) (260110080078)
Furqan Ridha
(260110080079) (260110080079)
Valdis Reinaldo A
(260110080081) (260110080081)
LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI NON STERIL FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011
PEMBUATAN TABLET METODE KEMPA LANGSUNG
I.
TUJUAN
1.
Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode kempa langsung
2.
Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet
II. PRINSIP
1.
Metode kempa langsung
2.
Evaluasi tablet berdasarkan standar quality control (QC)
Kekerasan tablet
Waktu hancur
Keseragaman bobot dan bentuk
Keseragaman ukuran
Friabilitas
Sifat aliran
III. TEORI
Tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan dalam peracikan obat karena terbukti sangat menguntungkan dari massanya yang dapat dibuat secara masinel dan harganya murah. Selain itu, takarannya tepat, dikemas dengan baik, praktis dalam transportasi dan penyimpanannya, serta mudah ditelan. Tablet yang merupakan sediaan obat padat takaran tunggal, dicetak atau dikempa dari serbuk kering, kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan pembantu,seperti pengencer, zat penghancur, penyalut, pemberi warna, dan zat pembantu lainnya. Bentuk tablet biasanya silinder, kubus, cakram, telur, atau ada juga yang berbentuk peluru (Ansel, 1989). Kompresi langsung Beberapa granul bahan kimia seperti Kalium klorida, kalium iodida, ammonium klorida dan metenamin, memiliki sifat mudah mengalir
sebagaimana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering (Anief, 1997). Dahulu jumlah bahan obat yang dapat dijadikan tablet tanpa melalui granulasi lebih dahulu sangat sedikit. Pada waktu sekarang ini penggunaan pengencer yang dikeringkan dengan penyemprotan, meluas kepada formulaformula tablet tertentu daripada dengan serbuk pengisi biasa, kualitas yang diinginkan untuk tablet dengan kompresi langsung dan sejumlah produk produk lainnya sekarang banyak di produksi dengan cara ini. Tambahan lagi pengisi yang didorong atau dipaksa yang telah dikembangkan memungkinkan pembuatan tablet-tablet tambahan tertentu dengan kompresi langsung, sebab kerja mengeluarkan udara dari pengisi pada serbuk curah ringan membuatnya menjadi lebih rapat, dan memungkinkan mengalir dengan tetap serta sempurna ke dalam rongga cetakan (die) di bawah tekanan sedang-sedang saja. Pengeluaran udara ini juga mengurangi adanya udara yang terkurung dalam cetakan ketika tablet dikompresi sehingga mengurangi penyebab terjadinya capping ( terlepasnya bagian atas ) atau keretakan dari tablet segera setelah di kompresi (Anief, 1997). Capping atau keretakan tablet dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan tidak terbatas pada tablet yang dibuat dengan pengompresian langsung. Misalnya bila punch tidak bersih dan halus dapat menghasilkan tablet yang terlepas bagian atasnya sebagaimana juga dengan cetakan (die) yang sudah tua dan tidak sempurna. Tekanan yang terlalu besar pada pengempaan dapat menyebabkan capping seperti yang terjadi bila granulat terlalu lunak. Kelebihan “fines” atau se rbuk
halus dapat juga berperan untuk menjadi
capping bila sejumlah besar udara terperangkap dalam tablet, keadaan seperti itu disebut hasil laminating . Tablet menjadi retak dan pecah sekitar tepi disebabkan oleh pembengkakan ketika tekanan mesin tablet dilepaskan (Anief, 1997).
Bahan Pembantu Tabletasi Bahan-bahan pembantu dalam pembuatan tablet, antara lain bahan pengisi, bahan pengikat, dan bahan pelincir. Bahan pengisi digunakan untuk pembuatan tablet obat yang jumlah zat aktifnya sedikit, seperti alkaloida, hormone, vitamin dan sebagainya. Bahan pengisi diperlukan untuk memungkinkan pencetakan dan menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan (0,1-0,8 g). Bahan pengisi yang umum digunakan antara lain jenis pati dari kentang, gandum, dan jagung. Selain itu, bisa juga digunakan laktosa, kalsium fosfat dibasa; manitol (untuk tablet sublingual, tablet hisap, tablet vaginal); sukrosa dan sorbitol (untuk tablet kunyah); glukosa dan levulosa (pada tablet untuk penderita diabetes); serta mikrokristalin selulosa (Avicel) yang sangat dianjurkan untuk tabletasi langsung. Jika kandungan zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan ditentukan oleh bahan pengisi yang besar jumlahnya. Obat hidrofobik yang kelarutannya dalam air kecil harus menggunakan bahan pengisi yang larut dalam air (Wade & Weller, 1994). Bahan pembantu yang kedua adalah bahan pengikat, yang diperlukan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet; menjamin bersatunya beberapa partikel serbuk dalam butiran granul. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dengan jumlah tertentu akan tetapi lebih efektif melalui bentuk larutan bahan perekat pada saat granulasi. Bahan pengikat yang biasanya digunakan, antara lain gula dan jenis pati, gelatin, turunan
selulosa,
gom
akasia,
sukrosa,
povidon,
metil
selulosa,
karboksimetilselulosa, pasta pati terhidrolisis dan tragakan. Dalam metode kempa langsung bahan pengikat paling efektif ditambahkan dalam bentuk kering. Bahan pengikat kering yang terefektif adalah selulosa mikrokristal (Ansel, 1989). Bahan pembantu yang ketiga adalah bahan pelincir. Umumnya bersifat hidrofobik, sehingga cenderung untuk menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet.oleh karena itu kadar yang berlebihan harus dihindarkan. Bahan pelincir ini digunakan untuk berbagai fungsi yang
berbeda, sehingga akan lebih bermanfaat lagi apabila diklasifikasikan lebih lanjut menjadi bahan pengatur aliran, bahan pelincir, dan bahan pemisah hasil cetakan. Contoh : polietilenglikol dan beberapa garam lauril sulfat, keduanya bersifat larut, tetapi tidak memberikan hasil akhir yang optimal sehingga harus digunakan dalam kadar yang lebih tinggi (Ansel, 1989). Uji tablet Tablet yang telah dicetak harus diuji terlebih dahulu untuk mengukur kualitas, untuk memastikan bahwa tablet telah memenuhi syarat dan untuk mengembangkan formulasi tablet secara optimal. Pengujian ini meliputi uji kekerasan, uji friabilitas, uji disolusi dan uji waktu hancur (Ansel, 1989). Uji kekerasan dilakukan dengan alat, dimana bagian bawah torak yang berbentuk kerucut akan menekan tablet yang dipasang secara vertical, dan diletakkan di atas sebuah landasan, dimana landasan tersebut dapat diatur. Tablet diletakkan pada posisi awal (titik nol) dari ujung pasak pengetes. Dengan gaya motorik, sebuah beban peluncur yang tergantung bebas, bergerak pada sebuah sel, sehingga perubahan tekanan yang terjadi dipindahkan seluruhnya pada torak uji. Pada saat tablet pecah, motor akan segera dihentikan oleh pemutus mikro. Tekanan ini dapat ditunjukkan oleh jarum jam yang dikoneksikan pada penunjuk skala, dimana skala tersebut ditera untuk daerah pengukuran tertentu yaitu 0 sampai 15 kg dan untuk pembacaan yang lebih baik, dibagi dalam skala 250 gram (Wade & Weller, 1994). Selanjutnya, dilakukan uji friabilitas dengan alat friabilator yang terdiri dari drum pleksiglas yang berputar dan bilah melengkung radial yang berfungsi untuk mengambil tablet-tablet, kemudian membawanya sampai melewati sumbu, menggulirkan atau meluncurkan tablet jatuh pada sisi drum. Tablet-tablet akan bergulir, sampai putaran berikutnya diangkut kembali oleh bilah melengkung tersebut. Kecepatan drum dapat divariasikan, umumnya 25 putaran per menit dan friabilitas tablet sebaiknya tidak lebih dari 0,8 % (Wade & Weller, 1994).
Uji disolusi digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera pada masing-masing monografi sediaan tablet, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet harus dikunyah. Karena absorbsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh sangat besar tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasanya merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan. Laju disolusi
merupakan
tahap
yang
menentukan
laju,
apa
pun
yang
mempengaruhinya akan mempengaruhi absorbsi. Akibatnya laju disolusi dapat
mempengaruhi
onset,
intensitas,
lama
respons,
serta
kontrol
bioavailabilitas obat tersebut keseluruhan dari bentuk sediannya. Pada tiap pengujian, volume dari media disolusi ditempatkan dalam bejana dan dibiarkan mencapai temperatur 37 0C + 0,5 0C. Kemudian satu tablet yang diuji ditempatkan dalam keranjang dan pengaduk diputar dengan kecepatan seperti yang ditetapkan dalam monografi.
Tablet harus memenuhi
persyaratan seperti yang terdapat pada monografi untuk kecepatan disolusi (Wade & Weller, 1994). Uji tablet selanjutnya adalah uji waktu hancur. Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorbsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat yang tidak dimaksudkan untuk diabsorbsi tetapi lebih banyak bekerja setempat pada saluran cerna. Daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal dalam tubuh (Avis et al., 1986). Untuk uji ini digunakan alat yang terdiri dari sebuah keranjang tes dengan enam pipa gelas yang masing-masing diisi dengan sebuah tablet. Keranjang tes dicelupkan ke dalam gelas piala dengan cairan pengetes bersuhu 37°C yang berada dalam sebuah penangas air yang dilengkapi dengan thermostat. Pada saat alat dioperasikan, keranjang tes akan bergerak ke atas dan ke bawah sebanyak 30 kali dalam satu menit. Pada titik terbawah gerakannya, ayakan berada 25 mm jauhnya dari dasar gelas piala, sedangkan
titik gerak teratasnya cairan tes masih tepat menyentuh ayakan atau terbenam sekitar 25 mm. Pada akhir pengujian waktu hancur, sebaiknya semua bagian tablet lolos melalui ayakan. Lempengan pleksiglas digunakan untuk memperberat hasil cetakan (Avis et al., 1986).
Vitamin C
( Jim, 2009)
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin c termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai (Rani,2008). vitamin C atau asam askorbat memiliki peran dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi serta berperan penting dalam fungsi otak, karena otak banyak mengandung vitamin C. Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan, murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah. Vitamin C juga diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan. Selai itu, juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan ia mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, ia dapat meningkatkan pembuangan faeses atau kotoran. Tak heran bila berlebihan, vitamin ini dapat mengakibatkan diare. Untuk
pencegahan kurangi konsumsinya, atau ganti dengan natrium askorbat (Rani,2008).
IV. ALAT DAN BAHAN Bahan : 1. Aerosil
2. Avicel PH101 3. Mg Stearat 4. Talk 5. Vitamin C Alat : 1. Alat pencampur 2. Alat uji friabilitas tipe Friabilator-Roche 3. Alat uji kecepatan alir 4. Alat uji kekerasan tipe TBT-tablet-Erweka 5. Alat uji kompressibilitas 6. Alat uji waktu hancur tipe ZT 2-Erweka 7. Ayakan 8. Baskom plastik 9. Beaker glass 10. Mesin pencetak tablet 11. Neraca analitik 12. Sendok plastik
V. PROSEDUR
Serbuk bahan-bahan (zat) obat diayak, kemudian masing-masing zat ditimbang secara tepat sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Vitamin C dan avicel dicampurkan di dalam plastik (alat pencampur), kemudian dimasukkan Mg stearat, talk, dan aerosil lalu dikocok selama 15 menit hingga kedua zat tersebut homogen. Sebanyak 20 g campuran fasa dalam ditimbang lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur dan dilakukan uji
kompressibilitas. Volume awal dan akhir dicatat untuk penentuan kompressibilitas. Sebanyak 20 g campuran serbuk ditimbang untuk uji kecepatan alir. Serbuk dimasukkan ke dalam corong yang bagian lubangnya ditutup. Tutup bagian bawah corong lalu dibuka kemudian diamati waktu yang diperlukan sampai semua serbuk mengalir. Diameter timbunan serbuk diukur, diambil nilai rata-rata diameter, dan tinggi puncak timbunan serbuk diukur untuk menghitung sudut istirahatnya. Campuran serbuk dicetak menjadi tablet dengan range berat berat teoritis dan kekerasan
5% dari
7-10% dari 70N. Tiap tablet yang dicetak
diambil 1 tablet untuk uji berat tablet & kekerasan. Jika tidak sesuai dengan rencana formulasi, punch pada alat pencetak tablet diatur lagi hingga diperoleh berat dan kekerasan yang sesuai. Setelah sesuai, maka diambil 20 tablet dari seluruh tablet yang telah dicetak sebagai sampling untuk mengukur berat tablet, diameter dan ketebalannya, serta diuji kekerasannya. Setelah itu dihitung nilai rata-rata dari setiap pengukuran. Kemudian diambil 20 tablet lalu dilakukan uji friabilitas. Diambil 6 tablet lalu dilakukan uji waktu hancur. Tablet kemudian dihitung lalu dikemas dalam bentuk strip dan diberikan etiket yang sesuai. VI. DATA PENGAMATAN
A. EVALUASI CAMPURAN SERBUK -
-
Density: o
Massa = 25 gram
o
t0 = 63,5 ml ( volume nyata )
o
t 1 = 47,5 ml ( volume mampat)
Kerapatan nyata o
-
Kerapatan mampat o
-
m/t0 = 25/63,5 = 0,3937 g/ml
m/t1 = 25/47,5 = 0,5263 g/ml
Laju alir o
Massa = 25 gram
-
o
Waktu = 3 detik
o
Tinggi = 2,4 cm
o
Diameter = 9,8 cm
o
Jari-jari = 4,9
Sudut istirahat o
Tan θ = t/r
= 2,4/4,9 = 0,4897 θ=
26,090 °
B. EVALUASI TABLET No
Keseragaman
Diameter
Tebal
Kekerasan
tablet
bobot
tablet
Tablet
Tablet
(mg)
(mm)
(mm)
(N)
1
204,2
8,06
3,55
45
2
208,8
8,05
3,56
45
3
206,9
8,06
3,58
45
4
206,7
8,06
3,56
48
5
206,5
8,05
3,61
40
6
204,6
8,06
3,54
43
7
204,5
8,04
3,53
40
8
205,3
8,04
3,58
42
9
207,0
8,05
3,59
45
10
209,5
8,04
3,59
48
11
203,8
8,04
3,59
42
12
204,7
8,04
3,53
42
13
209,0
8,04
3,55
47
14
209,0
8,05
3,58
48
15
208,0
8,06
3,59
45
16
207,7
8,06
3,58
45
17
206,1
8,07
3,60
42
-
18
204,4
8,05
3,56
42
19
210,7
8,05
3,59
50
20
207,4
8,07
3,60
45
Friabilitas o
Berat awal 10 tablet
= 2,0739 gram
o
Berat akhir 10 tablet
= 2,0736 gram
o
-
Friabilitas = (2,0739 – 2,0736) x 100 % 2,0739 = 0,014 %
Waktu hancur = 18 detik
C. PERHITUNGAN
Berat Teoritis:
o
Vitamin C
50 mg x 300
= 15
gram
o
Avicel PH 102
150 mg x 300
= 45
gram +
60 o
gram (97,5%)
Mg. Stearat 1
x 60 gram
=
0,615 gram
x 60 gram
=
0,615 gram
=
0,307 gram
97,5 o
Talc 1 97,5
o
Aerosil 0,5 x 60 gram 97,5
+ 61,537 gram
Berat per tablet : o
61,537 = 205,123 mg 300
o
Rentang berat per tablet : +/- 5% 194,867 < … < 215,379
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini tablet yang akan dibuat berisi zat aktif Vitamin C 50 mg / tablet dengan menggunakan metode kempa langsung yang merupakan metode dari pembuatan dan pencetakan tablet. Tablet Vitamin C dikenal sebagai salah satu vitamin yang memiliki banyak manfaat. Selain bersifat antioksidan yang mampu melawan radikal bebas, vitamin C juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Lestari, 2008). Tujuan dari metode kempa langsung ini untuk menghindari berbagai masalah yang timbul pada granulasi basah maupun granulasi kering. Pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi memerlukan eksipien yang memungkinkan pengempaan langsung tanpa tahap granulasi terlebih dahulu. Eksipien ini terdiri dari zat berbentuk fisik khusus yang mempunyai sifat aliran dan kempa yang diinginkan. Sedikit perubahan pada sifat fisik dapat mengubah sifat alir dan sifat kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung. Metode Kempa Langsung biasanya dilakukan untuk bahan-bahan obat yang mempunyai daya kompresibilitas tinggi dan daya alir yang tinggi. Massa tablet yang dibuat dalam praktikum ini adalah ±205,123 mg (dalam 300 tablet) dengan mempertimbangkan alat pencetak tablet yang tersedia dengan komposisi zat aktif (Vitamin C) 50 mg, zat pengisi-pengikat (Avicel PH 102) 150 mg, dan zat pelincir Mg stearat dan Talc masing-masing 0,615 mg dan 0,307 mg hingga memenuhi massa ±205,123 mg/tablet. Bahan pembantu (eksipien) yang digunakan pada pembuatan tablet Vitamin C kali ini adalah Avicel PH 102, Mg stearat dan Talc.
Avicel
berfungsi sebagai bahan pengisi-pengikat dalam bentuk kering karena dari percobaan sebelumnya telah diketahui bahwa penggunaan avicel PH 102 sebagai pengisi cetak langsung memberikan hasil yang baik. Kemampuan avicel sebagai zat pengisi cukup tinggi karena partikel mikrokristalnya yang berasal dari alam disatukan oleh ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen antara hidrogen pada molekul selulosa yang berdekatan membuat padatan
partikelnya lebih kuat dan lebih kohesif. Ketika dicetak avicel akan membentuk lapisan seperti plastik sehingga menghasilkan tablet yang kompak. Kerapatan curah avicel PH 102 rendah sehingga kemampuannya sebagai zat pengisi sangat baik. Luas permukaannya besar sehingga kemampuan untuk menutupi bahan lain atau sebagai pengikat dalam sediaan tinggi. Avicel PH 102 menghasilkan kerapatan mampat yang optimal sehingga pencetakan dapat menghasilkan tablet yang memenuhi standar yang diharapkan. Penggunaan avicel PH 102 memberikan banyak keuntungan karena selain fungsinya sebagai pengisi pada granulasi basah maupun cetak langsung, juga dapat berfungsi sebagai self-lubrikan, adsorben, anti adheren, dan mampu memberikan daya integrasi yang lebih tinggi sehingga memungkinkan produksi skala besar dengan metode kempa langsung dalam industri farmasi. Bahan ini memiliki tingkat efisiensi yang lebih baik dalam pembuatan tablet secara komersial. Rentang konsentrasi avicel PH 102 sebagai pengisi adalah 20 – 90% dari berat total tablet, sebagai disintegran 5 – 15%,
sebagai adsorben 20 – 90% dan sebagai anti adheren 5 – 20%. Pada
percobaan dipakai avicel PH 102 sebanyak 75 % (sebanyak 45g/300 tablet dalam bobot total 60g/300 tablet), jadi memenuhi syarat sebagai pengisi. Disamping itu juga memenuhi sebagai disintegran, adsorben, dan anti adheren. Pemilihan Avicel mampu memberikan daya adhesi pada mass a serbuk pada tablet kempa serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Bila bahan pengikat yang ditambahkan terlalu sedikit, dapat menyebabkan tablet terlalu rapuh. Namun bila bahan pengikat terlalu banyak akan membentuk tablet yang keras dan susah hancur. Avicel selain berfungsi sebagai zat pengikat juga sebagai disintegran yang membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Kandungan disintegran, cara penambahan, dan derajat kepadatan berperan dalam efektivitas daya hancur tablet. Saat ini semakin banyak Avicel PH modern yang tersedia di pasaran. Misalnya Avicel PH-200 dengan partikel besar yang memungkinkan
produksi untuk memaksimalkan kecepatan tekanan tablet karena memiliki daya flowabilitas yang tinggi, memberikan variasi berat minimum dan keseragaman isi sempurna. Kemudian Avicel PH-301 dan Avicel PH-302 yang memiliki densitas tinggi, keduanya tidak hanya meningkatkan arus dan nilai produksi tetapi juga memungkinkan ukuran batch yang lebih besar karena menempati volume yang lebih sedikit
dalam peralatan produksi.
Kemudian saat produksi menggunakan bahan yang bersifat kasar, granular, kristalin atau yang sukar untuk dikempa, dapat dipertimbangkan penggunaan Avicel PH-105, dengan ukuran partikel dan peningkatan resultannya yang baik
pada
daerah
permukaan
tablet
sehingga
memberikan
daya
kompresibilitas yang tinggi. Talc dalam formulasi digunakan sebagai glidan, sebanyak 0,5% dimana rentang konsentrasi sebagai glidan adalah 0,5 – 1%. Namun demikian Talc
juga
berfungsi
sebagai
adsorben,
disintegran,
dan
zat
untuk
meningkatkan viskositas. Talc memiliki ukuran partikel yang kecil dengan luas permukaan spesifik yang besar sehingga memberikan karakteristik sifat alir yang baik dari serbuk kering untuk dicetak langsung. Mg stearat digunakan sebagai lubrikan sebanyak 1 % sedangkan rentang penggunaannya sebagai lubrikan adalah 1 – 10%. Penggunaan Mg stearat ini dalam jumlah yang cukup kecil karena zat tambahan lain juga mempunyai sifat lubrikan. Tujuan penambahan adalah untuk mempercepat aliran bahan dalam corong ke dalam rongga cetakan sehingga mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet, selain itu juga berguna untuk mencegah melekatnya massa tablet pada punch dan cetakan. Penambahan lubrikan yang berlebihan akan menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Sebelum ditimbang bahan-bahan diayak terlebih dahulu untuk menyeragamkan kemungkinan
ukuran
terjadinya
partikel
karena
penggumpalan.
selama Distribusi
penyimpanan ukuran
ada
partikel
berpengaruh pada sifat fisika dan kimia serbuk, sehingga mempengaruhi homogenitas tablet akhir dan kestabilan produk.
Setelah diayak dan ditimbang, bahan – bahan tersebut dicampurkan dalam kantong plastik. Penambahan Mg stearat diberikan terakhir agar dapat melapisi semua bahan. Ukuran yang relatif seragam memudahkan proses pencampuran karena antara partikel yang satu dengan partikel yang lain akan memiliki peluang yang sama untuk bercampur. Pencampuran harus berlangsung secara diffusive mixing , yaitu perpindahan yang terjadi bukan perpindahan secara kelompok tetapi perpindahan masing – masing partikel secara difusi. Jika yang terjadi perpindahan secara berkelompok, campuran akan sulit menjadi homogen. Sifat fisik masing-masing bahan dalam obat tersebut merupakan hal yang sangat kritis, adanya perubahan sedikit atau kesalahan perbandingan komposisi dapat mengubah sifat alir dan kegagalan proses
pengempaan. Vitamin C sangat peka terhadap
cahaya
dan
kelembaban, maka jika disimpan dalam ruangan dengan kelembaban tinggi zat tersebut akan menjadi basah. Zat yang basah mempunyai daya alir yang buruk, sehingga akan mengganggu dalam proses pencetakkan dalam mesin tablet bahkan dapat merusak mesin tablet (Astuti, 2010). Serbuk yang telah homogen siap untuk dicetak. Sebelumnya disisihkan sejumlah serbuk untuk uji kemampatan dan laju alir. Serbuk ini tidak perlu dilakukan uji LOD karena pada metode kempa langsung, pemilihan bahan sudah disesuaikan dengan bahan baku yang memiliki kadar air yang rendah. Jika bahan baku yang ada memiliki kadar air yang tinggi, maka bahan tersebut tidak bisa digunakan untuk metode kempa langsung karena serbuk akan menempel pada alat pencetak dan menghasilkan laju alir yang buruk. Sebanyak 25 g serbuk diuji laju alir dan sudut istirahat, dimana diperoleh laju alir 8,33 g/s dan sudut istirahat 26,090 °. Dengan sudut istirahat demikian, serbuk digolongkan mempunyai sifat alir yang baik. Sedangkan dari uji kompresibilitas diperoleh volume nyata = 63,5 ml dan volume mampat = 47,5 ml . Sifat alir ini akan mempengaruhi dapat tidaknya tablet dikempa. Pada saat pencetakan terbukti bahwa tablet dapat dicetak dengan baik.
Serbuk kemudian dicetak menggunakan alat single punch tablet press. Terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan tablet cetak langsung, antara lain pemilihan eksipien pengisi-pengikat, dimana eksipien yang dipilih harus sesuai dengan zat aktif, memiliki kemampuan kompresibilitas, daya alir, dan kemampuan sebagai pelincir yang baik dan sesuai. Faktor lain adalah homogenitas ukuran serbuk yang akan berpengaruh terhadap proses pencampuran. Pada proses pencetakan, berat dan kekerasan tablet yang akan dicetak diperhitungkan dengan mengatur punch atas dan punch bawah dari alat pencetak. Untuk menentukan berat tablet yang akan dicetak, diatur dengan punch bawah. Sedangkan untuk mengatur kekerasan tablet, digunakan punch atas. Volume bahan yang diisikan yang mungkin masuk ke dalam cetakan harus disesuaikan dengan beberapa tablet yang telah lebih dahulu dicetak. Penyesuaian ini diperlukan karena formula tablet tergantung pada berat tablet yang akan dibuat. Selama pencetakan, beberapa tablet yang dicetak diambil untuk pengontrolan berat dan kekerasan tablet. Jika berat atau kekerasannya berada diluar rentang yang diinginkan, alat pencetak dapat diatur kembali. Setelah semua serbuk dicetak, dilakukan evaluasi terhadap tablet yang dihasilkan. Berat tablet yang diperoleh adalah 194,867 mg sampai 215,379 mg, dengan berat rata – rata 206,74 mg. Berat tablet ini dinyatakan masih memenuhi syarat keseragaman bobot tablet, dimana penyimpangan berat yang diizinkan adalah 5%. Tebal dan diameter rata – rata tablet yang dicetak masing
–
masing 3.573 mm dan 8,052 mm. Hal ini sudah memenuhi
persyaratan farmakope bahwa diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Uji kekerasan dimaksudkan agar tablet cukup keras untuk tahan pecah dan tahan terhadap goncangan pada saat pengemasan dan proses distribusi. Akan tetapi harus cukup lunak untuk melarut dan akan menghancur sempurna begitu digunakan konsumen atau dapat dipatahkan di antara jari jari bila tablet perlu dibagi untuk pemakaiannya. Kekerasan tablet yang ideal
± 70 N. Sedangkan pada pengujian waktu hancur, tablet harus hancur dalam waktu ± 15 menit. Kekerasan rata – rata tablet yang didapat adalah 44.45 N, dinilai cukup baik untuk tablet dengan berat lebih kurang 200 mg. Untuk mengetahui ketahanan tablet terhadap benturan dan gesekan, dilakukan uji friabilitas dan abrasi. Hal ini sangat penting terutama pada saat pengemasan dan pendistribusian. Sesuai persyaratan untuk tablet dengan berat kurang dari 650 mg, dilakukan uji terhadap sejumlah tablet yang beratnya setara dengan 6,5 g. Friabilitas tablet diperoleh sebesar 0,014 %, memenuhi syarat friabilitas tablet yaitu kurang dari 1%. Jadi dapat dikatakan bahwa tablet memiliki ketahanan yang baik terhadap benturan dan gesekan dan menunjukkan bahwa tablet tersebut cukup baik stabilitasnya dalam pengemasan dan penyimpanan.. Uji waktu hancur diperoleh selama 18 detik. Waktu hancur ini lebih cepat daripada persyaratan waktu hancur di farmakope bahwa waktu hancur tablet tidak bersalut tidak kurang dari 15 menit, hal tersebut dinilai terlalu cepat sehingga dikhawatirkan akan segera hancur sebelum waktunya. Hal ini mungkin disebabkan oleh terlalu banyak disintegran, dimana avicell PH 102 dan Talc sama – sama memiliki sifat sebagai disintegran Tablet Vitamin C sebagai antioksidan kuat memiliki farmakokinetik yang baik pada pemberian peroral. Dari beberapa penelitian diperoleh t ½ dari vitamin C yaitu 10 jam pada orang dewasa normal (Putri, 2010). Maka dalam hal ini waktu hancur tablet sangat mempengaruhi. Perbandingan komposisi zat pengisi-pengikat dan zat pelincir harus benar-benar tepat untuk menghasilkan tablet yang laju disintegrasi yang baik dalam saluran cerna, juga tidak mudah rapuh pada penyimpanan. Perlu diperhatikan bahwa penambahan zat pelincir yang berlebihan akan menurunkan laju disintegrasi dan disolusi tablet. Dalam penggunaan avicel perlu ditambahkan zat pelincir agar daya alirnya baik karena serbuk tidak mengalir, daya alir ini mempengaruhi keseragaman bobot sehingga dapat mempengaruhi dosis dan juga efek terapi
Uji-uji yang dilakukan terhadap tablet berguna untuk pengawasan mutu. Hal ini dilakukan selama proses produksi secara periodik karena akan melibatkan biaya yang sangat besar apabila pada akhir produksi ternyata menghasilkan tablet yang tidak memenuhi persyaratan. Syarat-syarat tablet yang baik, adalah sebagai berikut : o
Tablet harus kuat, tahan terhadap goncangan dan tahan abrasi pada saat pengemasan dan distribusi.
o
Memiliki keseragaman bobot dan kandungan obat.
o
Tablet dapat terbioavailable.
o
Memiliki karakteristik warna, bau, dan rasa sebagai identitas produk.
o
Memiliki kestabilan yang baik dan dapat tereffikasi.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat diketahui bahwa tablet dapat dibuat dengan metode kempa langsung.
Dari hasil percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut : a. Berat Tablet Teoritis = 205,123 mg b. Rentang Berat Tablet = 194,867mg < … < 215,379 mg c. Berat rata-rata tablet = 206,74 mg d. Diameter rata-rata tablet = 8,052 mm e. Ketebalan rata-rata tablet = 3.573 mm f. Kekerasan rata-rat tablet = 44.45 N g. Uji Friabilitas = 0,014 % h. Uji Waktu Hancur = 18 detik
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktik . Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ansel, HC. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Astuti , Ari Puji. 2010. Stabilitas Vitamin C. http://www.scribd.com/doc/30329778/Stabilitas-Vitamin-C. [diakses: 16 April 2011]. Avis, KE.,Lachman L.,Lieberman HA. 1986. Pharmaceutical Dossage Forms: Tablet . Volume 1. New York: Marcel Dekker, INC. Lachman, L., Lieberman, L., Kanig, J. L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Penerjemah : Siti Suyatmi. Jilid 2. Edisi III. Jakarta : UI Press Lestari, Maya. 2008. Manfaat Vitamin C. http://maeya.blogspot.com/2008/11/manfaat-vitamin-c.html. [diakses: 16 April 2011]. Putri ,Maretta . 2010. Berapa Dosis vitamin C yang ideal. http://yosefw.wordpress.com/author/yosefw/page/3/. [diakses: 16 April 2011]. Rani.
2008.
Asam
askorbat.
Available
online
at:
http://www.scribd.com/doc/24685735/Asam-askorbat. [ diakses tanggal 16 april 2011]. Wade, Ainley., Weller., Paul J. 1994. Handbook Of Excipients. 2nd edition. London: The Pharmaceutical Press.
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN NON STERIL FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN
Produk: Vitamin C
Nama Praktikan: Rida Rufaidah Aulia Assari Rimadani P Furqan Ridha Valdis Reinaldo
260110080075 260110080077 260110080078 260110080079 260110080081
Produk Disahkan Oleh: Tablet Tanggal: 11 April 2011 Nama Produk:
Vitamin C
Kadar: Batch No:
Tablet mg
11-3-08-SNPB-003
Proses No:
Ruangan:
Tablet
Berlaku tanpa perubahan Sampai :
Tablet
Batch:
gr
Recoveries:
gr
Jumlah:
Hal.1 dari 8 halaman
Tanggal mulai proses 11 April 2011 I. FORMULASI Bahan Dasar
No Code
Jumlah Berat per Batch
Jumlah yang diperlukan
Vitamin C
50 mg
15 g
Avicel PH 102
150 mg
45 g
Mg. Stearat
0,615 g
0,615 g
Talc
0,615 g
0,615 g
Aerosil
0,307 g
0,307 g
Paraf
Cek
Semua bahan-bahan tersebut dinyatakan baik untuk dipakai:
(tanda tangan)
Batch Sheet disahkan oleh:
(tanda tangan)
Hasil Granulasi: .............................................. %
Hasil Kompresi: .............................................. %
Hal.2 dari 8 halaman
Batch No:
11-3-08-SNPB-001
Tanggal mulai proses 11 April 2011
PERHITUNGAN BERAT TABLET TEORITIS o
Vitamin C
50 mg x 300
= 15
gram
o
Avicel PH 102
150 mg x 300
= 45
gram +
60 o
gram (97,5%)
Mg. Stearat 1
x 60 gram
=
0,615 gram
x 60 gram
=
0,615 gram
=
0,307 gram
97,5 o
Talc 1 97,5
o
Aerosil 0,5 x 60 gram 97,5
+ 61,537 gram
Berat per tablet : o
61,537 = 205,123 mg 300
o
Rentang berat per tablet : +/- 5% 194,867 < … < 215,379
Hal.3 dari 8 halaman
Proses
Paraf
Cek
2. Pencampuran dan peracikan
Campur
homogen
Aerosil,
Mg.stearat
dan
Talcum dalam wadah selama 2 menit, tambahkan Vitamin C dan Avicel sedikit demi sedikit sampai
tercampur rata dan homogen Waktu : Jam ................ s/d jam ................ Tdk 3. Granulasi Basah
dilakukan Lalukan massa yang dapat dikepal tersebut pada ayakan mesh no. 14. Waktu : Jam ................. s/d jam ................ Tdk 4. Pengeringan
dilakukan Granul basah ditebarkan di atas baki dengan merata. Keringkan di dalam lemari pengering pada temperatur 50oC selama 24 jam Tdk 5. Kadar Air Granul
dilakukan Ditentukan sbb : Timbang lima gram granul di atas alat
ukur
kadar
air,
baca
hasilnya.
Granul
dinyatakan kering bila kadar airnya antara 1-2 %. Kadar air granul = -
Halaman 4 dari 8 halaman
Proses
Paraf
Cek Tdk
6. Granulasi Kering dilakukan
Granul
……………..
hasil pengeringan
dilalukan pada ayakan mesh 16, berat = ……………
Waktu : Jam .................... s/d jam ....................... Tdk
7. Hitung Kadar lines (serbuk halus) dilakukan
Timbang 100 gram granul Ayak hati-hati melalui mesh no. 60 Timbang yang lolos ayakan = ……........ %
Tdk
8. Pengadukan dilakukan
Waktu : Jam ................... s/d jam ..........
Halaman 5 dari 8 halaman
Tabel Kontrol Kekerasan Tablet Nama Produk : Vitamin C No
Kekerasan Tablet
tablet
(N)
1
45
2
45
3
45
4
48
5
40
6
43
7
40
8
42
9
45
10
48
11
42
12
42
13
47
14
48
15
45
16
45
17
42
18
42
19
50
20
45
Halaman 6 dari 8 halaman
Tabel Kontrol Berat Tablet Nama Produk : Vitamin C No
Keseragaman bobot
tablet
(mg)
1
204,2
2
208,8
3
206,9
4
206,7
5
206,5
6
204,6
7
204,5
8
205,3
9
207,0
10
209,5
11
203,8
12
204,7
13
209,0
14
209,0
15
208,0
16
207,7
17
206,1
18
204,4
19
210,7
20
207,4
Halaman 7 dari 8 halaman
Batch No :
11-3-08-SNPB-001
Evaluasi Spesifikasi :
Tanggal mulai proses : 11 April 2011 Teoritis/kenyataan
Prosedur
Identifikasi Penentuan kadar Keseragaman kadar
Berat tablet (mg)
5%
194,867 < .... < 215,37
Timbang 20 tablet, hitung rata-ratanya Ambil 20 tablet secara
Kekerasan rata-rata (Newton), 45 10
acak, kekerasan rata-
(Erweka) : ratanya Enam tablet : kerjakan Waktu hancur rata-rata (menit), 18 detik
dua kali, hitung rata-
(Erweka) : ratanya Kecepatan melarut :
Metoda Ukur 20 tablet dengan
Tebal tablet (mm) :
alat Mitutoyo. Rataratanya dihitung
Warna, bau, dan rasa tablet : Pemakaian Mesin :
Tanggal : Waktu kompresi : Operator :
Halaman 8 dari 8 halaman
View more...
Comments