Adhd
October 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Adhd...
Description
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSA BANDING ADHD (Vinna L, Fahrun Nisa, M. Suharso P)
DIAGNOSIS 1. Anamnesis Anamnesis ditujukan untuk mencari gejala gangguan pemusatan perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. (disesuaikan dengan criteria diagnosis berdasarkan DSM IV [revisi]). Anamnesis dilakukan kepada orangtua, guru, maupun pengasuh anak. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik ditujukan untuk mencari gangguan sensoris yang mungkin menyerupai GPPH, seperti gangguan pendengaran. 3. Pemeriksaan laboratorium Tidak terlalu spesifik. Pemeriksaan ini lebih berperan dalam pemantauan akibat pemakaian obat jangka panjang, untuk untuk mengetahui fungsi hepar. 4. Pemeriksaan radiologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Positron Emission Tomographic (PET) bersifat sebagai penunjang. Diagnosis dapat tetap ditegakkan meskipun tanpa pemeriksaan MRI dan PET. Selain itu, pemeriksaan ini dapat juga dipakai untuk menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan organik lain. 5. Penilaian kondisi dan lingkungan keluarga:
Gunakan alat skrining untuk menilai inatensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas.
Memenuhi beberapa syarat, yaitu lokasi, usia, lama gejala terjadi, derajat
gangguan fungsi yang terjadi. 6. Penilaian kondisi dan lingkungan sekolah: Gunakan alat skrining untuk menilai inatensi, hiperaktivitas, dan impulsivitas.
Informasi tambahan berupa laporan guru, yaitu tingkah laku di kelas, pola belajar,
intervensi di kelas, dan derajat gangguan fungsi yang terjadi.
Bukti atau laporan hasil kegiatan belajar, contohnya nilai rapor atau salah satu
contoh tugas sekolah.
SKRINING ADHD Skrining pada anak yang dicurigai dapat dilakukan menggunakan Conners Parent and Teacher Rating Scales, ADHD symptoms checklist Karen J Miller. (lihat pada lampiran)
Beberapa contoh alat skrining lain adalah Children Behaviour Checklist (CBCL), Conners Continuous Performance Test (CPT), the Integrated Visual and Auditory (IVA), Nadeaul Quinn/ Littman ADHD Self-Rating Scale for girls, IQ test, Learning disability evaluation (IQ versus achievement). Diagnosis ADHD selanjutnya ditegakkan berdasarkan DSM-IV (revisi).
Diagnosis ADHD ditegakkan berdasarkan DSM-IV (revisi) 2000. Pemeriksaan fisik dan penunjang lainnya dilakukan untuk memastikan diagnosis, yaitu dengan menyingkirkan diagnosis banding, dan untuk mencari kemungkinan penyebab serta diagnosis di agnosis penyerta.
Kriteria diagnosis berdasarkan DSM-IV (revisi), 2000. Diagnosis
harus
meliputi
adanya
tidak-dapat-memusatkan
perhatian,
atau
hiperaktivitas, atau impulsivitas. Tidak dapat memusatkan memusatkan perhatian
Enam atau lebih gejala tidak-dapat-memusatkan perhatian yang menetap paling sedikit 6 bulan sampai pada derajat terjadinya maladaptive dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan:
Sering gagal memusatkan perhatian pada hal-hal kecil atau membuat kesalahan/
kecerobohan pada pekerjaan sekolah atau aktivitas lain.
Sukar mempertahankan perhatian pada tugas atau aktivitas.
Tidak mendengarkan bila diajak berbicara langsung.
Tidak mengikuti petunjuk dan gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah, tugas, atau
kewajiban.
Kesukaran mengatur tugas dan aktivitas.
Sering menghindari atau enggan terikat pada tugas yang membutuhkan dukungan mental
yang terus menerus (pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah).
Sering menghilangkan benda-benda yang dibutuhkan dalam tugas dan aktivitas.
Mudah terganggu oleh rangsang luar.
Sering lupa akan aktivitas sehari-hari.
Hiperaktivitas dan impulsivitas
Enam atau lebih gejala hiperaktivitas-impulsivitas yang menetap selama 6 bulan sampai pada derajat terjadinya maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan.
Tampak gelisah dengan tangan atau kaki yang menggeliat-geliat di tempat duduk.
Sering meninggalkan tempat duduk ketika situasinya diharapkan ia i a duduk tenang.
s ituasi yang tidak sesuai. Sering berlari atau memanjat berlebihan alam situasi
Sering mengalami kesulitan bila bermain atau bersenang-senang di waktu senggang
dengan kondisi tenang/ diam.
Selama bergerak terus atau berlaku bagaikan didorong oleh mesin.
Sering berbicara berlebihan.
Sering menjawab dahulu sebelum pertanyaan selesai diajukan. Sering sulit menunggu giliran.
Sering menyela dan memaksakan kehendak pada orang lain (memotong pembicaraan
atau permainan). Semua gangguan tersebut :
Muncul sebelum usia 7 tahun.
Muncul dalam dua atau lebih keadaan (missal di rumah, sekolah atau tempat kerja).
lai nnya. Bukan gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya.
Tidak lebih baik bila bersama-sama dengan gangguan mental lainnya (misalnya
gangguan mood atau gangguan cemas).
DIAGNOSIS BANDING Kelainan Kesulitan belajar
Gejala yang sama Gejala yang bukan Masalah Diagnostik dengan GPPH ciri GPPH Sulit menentukan Prestasi kurang dan Prestasi sekolah perilaku disruptif saat mana yang harus berkurang dievaluasi lebih Perilaku disruptif aktivitas di sekolah dahulu,kesulitan lebih dominan di sekolah belajar atau GPPH dibanding kondisi Menolak ikut aktivitas lainnya serta melakukan
Oppositional defiant disorder
tugas di sekolah
Perilaku disruptif
Perilaku menentang lebih dominan terutama yang dibandingkan berhubungan dengan peraturan ketidakberhasilan Gagal mengikuti bekerja sama petunjuk yang diberikan
Conduct disorder
Perilaku disruptif menentang hukum dan peraturan yang
Kurang rasa penyesalan Cenderung
Perilaku defiant sering diasosiasikan sebagai aktivitas tingkat tinggi. Sulit menentukan usaha anak menuruti suatu hal; terjadi akibat hubungan anakorangtua atau hubungan anak-gutu negatif Berkelahi atau melarikan diri dari rumah sebagai reaksi
berlaku
Gangguan cemas,obsesif kompulsif dan stres setelah trauma
Perhatian kurang Gelisah Kesulitan transisi Raktivitas fisik terhadap rangsang
Gangguan penyesuaian
Perhatian kurang Hiperaktivitas Perilaku disruptif Impulsifitas Prestasi sekolah kurang
untuk melukai atau melakukan kesalahan Cenderung agresif dan mengarah ke permusuhan Perilaku antisosial Khawatir berlebihan Takut berlebihan Obsesif kompulsif Mimpi buruk Bayangan trauma terulang kembali Onset baru terjadi Kejadiannya berlangsung cepat
menentang terhadap lingkungan sosial
Cemas sebagai sumber hiperaktivitas dan kurangnya perhatian
Stres kronik,misalnya memiliki saudara dengan kelainan mental dapat menimbulkan gejala cemas dan depresi
Lampiran 1. Conners Parent Rating Scales
No. 1. 2.
Kriteria
Tidak Sama Sekali
SekaliSekali
Cukup Sering
Hampir Selalu
0
1
2
3
Tidak kenal lelah atau aktivitas berlebihan Mudah menjadi gembira, impulsive
3. 4.
Mengganggu anak-anak lain Gagal menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulainya, selang waktu perhatiannya pendek 5. Menggerakkan anggota badan/ kepala secara terus menerus 6. Perhatiannya mudah teralihkan 7. Permintaannya harus segera dipenuhi 8. Sering dan mudah menangis 9. Suasana hatinya berubah dengan cepat dan dastris 10. Ledakan kekesalan tingkah laku eksplosif dan tidak terduga Penilaian : Skor ≥ 15, dicurigai terdapat gangguan hiperkinetik/ ADHD ADHD Diagnosis dibuat berdasarkan DSM-IV (revisi), 2000
Lampiran 2. Symptoms Checklist ADHD
No. 1.
2. 3. 4.
5. 6.
7. 8. 9. 10. 11.
12.
Skala SKALA A Gagal memusatkan perhatian untuk hal-hal yang kecil atau sering membuat kesalahan ketika mengerjakan tugas sekolah atau aktivitas lain Kesulitan mempertahankan perhatian pada suatu tugas, pekerjaan, atau aktivitas sehari-sehari Terlihat tidak mendengarkan pada saat orang lain berbicara kepadanya Tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan, atau kewajiban sehari-hari (bukan karena perilaku menentang atau kegagalan mengikuti arahan) Kesulitan mengorganisasikan tugas dan kegiatan Menolak, tidak menyukai, atau enggan mengerjakan tugas yang memerlukan usaha mental yang berkepanjangan seperti tugas sekolah Kehilangan benda-benda penting untuk aktivitasnya (contoh: mainan, pensil, buku, dll) Perhatiannya mudah dialihkan oleh hal-hal yang tidak penting Melupakan aktivitas sehari-hari SKALA B Menggerak-gerakkan tangan atau kaki, tidak tenang saat duduk Meninggalkan tempat duduk duduk saat di ruang ruang kelas atau situasi lain yang seharusnya dalam keadaan duduk Berlarian atau memanjat sesuatu di saat yang yang tidak tepat (pada remaja/ orang dewasa ditandai dengan
20.
rasa tidak kenal lelah) Sulit bermain dalam keadaan yang tenang Sering tidak bisa diam (bergerak seperti mesin) Banyak bicara Menjawab sebelum pertanyaan selesai dikatakan Sulit menunggu giliran (mengantri) Menginterupsi atau mengganggu yang lain (contoh mengganggu pembicaraan orang lain atau orang lain yang sedang bermain) SKALA C Tidak mau bekerja sama atau tidak patuh patuh terhadap orang dewasa Kesulitan bergaul dengan anak lain
21. 22.
Sering sensitive, atau yang mudah kecewa Gelisah,marah, khawatir, atau takut berlebihan
13. 14. 15. 16. 17. 18.
19.
Tidak Pernah
SekaliSekali
Sering
Sangat Sering
23. 24.
Terlihat sedih, moody, depresi, atau patah semangat Bermasalah dengan kemajuan akademik (keterampilan ataupun pembelajaran) 25. Bermasalah dengan performa akademik (produktivitas ataupun akurasi) SKALA A (gangguan pemusatan perhatian) dan SKALA B (hiperaktif-impulsif). Sedikitnya 6 dari 9 kriteria pada salah satu atau keduanya harus memiliki frekuensi yang berlebih (sering dan sangat sering). SKALA C: pertanyaan skrining yang umumnya ditanyakan bila ada permasalahan dengan kepatuhan, sosialisasi, kontrol emosi, kegelisahan, mood, pembelajaran, dan performa akademik. REFERENSI
Karen J Miller, dikutip dari Gillberg C. “ Deficits in attention, motor control, and perception: a brief review”. review”. Arch Dis Child Dis Child 2003; 88-904-10
Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh; penyunting xiv. 2013. Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta: EGC
View more...
Comments