Acara X
October 2, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Acara X...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TERNAK ACARA X PENENTUAN KADAR FOSFOR TULANG
Disusun oleh: Kelompok XXXIX Bramastya Liliek W
PT/06645
Gesit Pamungkas
PT/06647 PT/06647
Abdurrahman
PT/06939
Zaky Zakarya A
PT/06979
Arfan Amru
PT/07000
Asisten : Haryanti Devi
LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2017
ACARA X PENENTUAN KADAR FOSFOR TULANG
Tujuan praktikum Praktikum penentuan kadar fosfor bertujuan untuk mengetahui kadar fosfor yang terkandung dalam sampel tulang ayam.
Tinjauan Pustaka Mineral merupakan zat yang penting dalam kelangsungan hidup dibutuhkan oleh ternak baik untuk memelihara kesehatan, pertumbuhan dan reproduksi. Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitas hidup, mineral dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan yang essensial dan golongan yang tidak essensial. Berdasarkan jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro, dan mineral mikro. Fungsi utama mineral pada ruminansia, yaitu mempengaruhi simbiotik mikroflora di saluran pencernaan (Fathul and Wajizah, 2010). Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh setelah kalsium, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 58% fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam kalsium fosfat. Fosfor juga penting untuk jaringan saraf, mendukung fungsi-fungsi sistem saraf, dan membantu agar sembuh dari kelelahan mental disertai sakit kepala dan kesulitan berkonsentrasi. Defisiensi akan menyebabkan mudah lupa, pusing, dan migrain. Fosfor di dalam tubuh penting untuk reaksi-reaksi kimia karena dapat menangkap, mentransfer, dan menyimpan energi. Oleh karena itu, analisis kandungan fosfor dalam bahan pangan penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui jumlah fosfor dan mengetahui kebutuhan fosfor yang diperlukan dalam tubuh dengan konsumsi makanan (Almatsier, 2001). Fosfor penting untuk fungsi otot dan sel-sel darah merah. Pembentukan adenosine trifosfat (ATP) dan 2,3-difosfogliserat (DPG), dan pemeliharaan keseimbangan asam basa, juga untuk sistem saraf dan perantara metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Fosfor juga
berperan pula dalam mempertahankan keseimbangan asam basa dan untuk pembentukan tulang dan gigi (Mima dan Horne, 2001). Tulang berkembang dan tulang rawan maupun membran yang tersusun dari serabut jaringaan ikat, tulang pipih berkembang dari membran dan dinamai tulang membran, sedangkan tulang pipa berkembang dari tulang rawan, maka dari itu disebut tulang kartilago. Membran jaringan ikat yang menjadi asal tulang pipih, misalnya tengkorak, mendapat persediaan darah yang melimpah. Osifikasi atau pembentukan tulang mulai dari pusatpusat pusat tertentu dan berlangsung dengan cara melipatgandakan sel dalam membaran sampai terbentuk sebuah jalinan halus dan tulang. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan padat dan keras berlapis penostum yang terpisah satu sama lain oleh sebuah lapisan tulang interstsiil yang mirip jaringan tulang kansellus kansellus (Pearce, 1997).
Materi dan Metode
Materi Alat. Alat yang digunakan pada praktikum penentuan kadar fosfor adalah silica disk, penangas air, labu ukur, pipet, kertas saring bebas abu, tabung reaksi, dan spektrofotometer. Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum penentuan kadar fosfor antara lain adalah abu dari tulang ayam, HCl pekat, HCl 10%, kertas saring, air panas, kertas, AgNO3, aquades, H2O dan HNO3-VanadoMolybdat (7:2).
Metode Preparasi sampel. Abu sampel. Abu hasil penetapan kadar abu pada silica disk ditambah 10 ml HCl pekat, kemudian dipanaskan diatas penangas air hingga volume maksimal tinggal 1/3 bagian. Setelah volume berkurang menjadi 1/3 bagian, ditambah lagi dengan menggunakan HCl 10% sebanyak 20 ml lalu dipanaskan kembali sampai volume tersisa 1/3 bagian. Setelah itu larutan ditambahkan dit ambahkan 20 ml aquades lalu dipanaskan selama 10 menit. Larutan disaring melalui kertas saring bebas abu ke dalam labu ukur 500 ml dan dicuci dengan air panas mendidih sampai bebas asam (diuji dengan menggunakan AgNO3). Filtrat disimpan untuk penentuan kadar kalsium dan fosfor. Penentuan kadar fosfor. Sampel diambil sebanyak 0,5 ml dengan pipet ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan kedalamnya 4,5 ml larutan campuran H2O dengan HNO3-Vanado-Molybdat (7:2), ditunggu selama 30 menit. Larutan dibaca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 470 nm, dan aquades sebagai pembanding (blanko).
Hasil dan Pembahasan
Penetapan kadar fosfor bertujuan untuk mengetahui kadar fosfor dalam sampel yaitu tulang ayam. P dilepas dari senyawanya sehingga menjadi P bebas dalam larutan. P bebas beraksi dengan HNO 3-VanadoMolybdat membentuk HNO3-Phospho-Molybdat yang berwarna kuning. Chang (2005) meyatakan bahwa penambahan HCL pekat dan pemanasan pada pembuatan sampel bertujuan untuk menguapkan mineral mikro, sedangkan penambahan HCL 10% dan pemanasan bertujuan untuk memisahkan kalsium dan fosfor dengan mineral lain dan penambahan aquades bertujuan untuk mengencerkan larutan. Preparasi sampel dilakukan dengan cara menambahkan HCL pada abu dipanaskan, hal ini bertujuan untuk memisahkan mineral mikro dan mineral makro, pemanasan juga bertujuan agar mineral mikro mikro terbuang atau hilang. Penambahan Penambahan HCL kedua berfungsi agar memisahkan kalsium dan fosfor dengan mineral lain hingga mineral lainnya hilang. Hasil praktikum didapat absorbansi blanko 0,011 A dan absorbansi sampel 0,229 A kadar fosfornya 95,40%. Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa dalam tepung tulang yang dibakar, mengandung P sebesar 13%. Kandungan fosfor pada tepung daging tulang ayam sekitar 5,10% sedangkan dalam tepung tulang ayam sekitar 14%. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur y yang ang ada. Hal ini disebab disebabkan kan karena berat tulang ayam yang di gunakan berbeda sehingga kadar fosfor berbeda. Ketersediaan mineral dalam tulang juga berpengaruh terhadap kadar forsfor, hal ini dipengaruhi oleh ransum pakan. Kesehatan terhadap ayam tersebut juga mempengaruhi kadar fosfornya. Faktor yang mempengaruhi kadar fosfor dalam tulang yaitu pakan yang di berikan pada ternak. Anggorodi (1985), menyatakan bahwa apabila penggunaan kalsium lebih banyak daripada fosfor maka kelebihan kalsium tidak dapat diserap oleh tubuh, kelebihan kalsium tersebut bergabung
dengan fosfor membentuk tricalsium phosphat yang tidak larut, sebaliknya kelebihan fosfor akan mengurangi penyerapan kalsium dan fosfor.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan Berdasarkan praktikum penentuan kadar fosfor diperoleh kadar fosfor sebesar 95,40%. Hasil kadar fosfor yang diperoleh dari praktikum berada jauh dibawah kisaran normal. Faktor yang mempengaruhi kadar fosfor adalah jumlah pengenceran yang dilakukan. Apabila penggunaan kalsium lebih banyak daripada fosfor maka kelebihan kalsium tidak dapat diserap oleh tubuh, sebaliknya kelebihan fosfor akan mengurangi penyerapan kalsium dan fosfor.
Saran Semua saya rasa sudah berjalan dengan baik tolong untuk waktu di samakan antara peserta dengan asisten jadi bisa mengetahui kapan waktu berakhir istirahat. Waktu sholat di perpanjang ditakutkan ada kendala semisal air mati.
Daftar Pustaka
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Ternak Unggas. Fakultas Peternakan Institut pertanian Bogor. UI Press. Jakarta. Fathul. F., dan S. Wajizah. W ajizah. 2010. Penambahan mikromineral Mn dan Cu dalam ransum terhadap aktivitas biofermentasi rumen domba secara In vitro. JITV. Vol : 15(1): 9-15. Mima. M., dan Horne. 2001. Keseimbangan Cairan Elektrolit dan Asam. EGC. Jakarta. Pearce, E. C. 1997. Anatomi dan Fisologis untuk Paramedis. Erlangga. Jakarta. Tillman, Allen D., Hari Hartadi, Soedomo Reksohadiprojo, Soeharto Prawirokusumo, Soekanto Labdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Lampiran Sampel : Y= 0,01176+0,002277 X Y= absorbansi X= Kadar P (%) 0,229= 0,01176+0,002277X 0,21724= 0,002277X X= 95,40%
View more...
Comments