Acara 1

August 23, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Acara 1...

Description

 

LAPORAN PRAKTIKUM PARIWISATA ALAM ACARA I PENILAIAN POTENSI ATRAKSI WISATA ALAM A LAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADO ODTWA (DITJEN PHKA,2002) DAN METODE BUREAU OF LAND MANAGEMENT (1986) YANG DIMODIFIKASI

Oleh:  Nama

: Yohan Dini Eka K.

 NIM

: 16/393989/KT/08226 16/393989/KT/08226

Shift Co-Ass

: Kamis 13.00 : Dzaky Yustadhia

LABORATORIUM PENGELOLAAN PARIWISATA ALAM DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018

 

ACARA I PENILAIAN POTENSI ATRAKSI WISATA ALAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADO ODTWA (DITJEN PHKA,2002) DAN METODE BUREAU OF LAND MANAGEMENT (1986) YANG DIMODIFIKASI

I. 

TUJUAN Mampu mempraktekkan penilaian potensi atraksi wisata alam dengan menggunakan metode ado odtwa (ditjen phka,2002) dan metode bureau of land management (1986) yang dimodifikasi untuk diterapkan di ekosistem tertentu.

II.  ABSTRAK Penilaian potensi atraksi wisata alam dapat dilakukan dengan menggunakan metode ADO ODTWA (Ditjen PHKA, 2002) dan Metode Bureau of Land Management (2002) yang dimodifikasi. Penilaian dengan menggunakan kedua metode tersebut dilakukan dengan dengan sistem skoring skoring.. Tujuan dari dari praktikum ini adalah mempraktekkan penilaian potensi atraksi wisata alam dengan menggunakan Metode ADO ODTWA (Ditjen PHKA, 2002) dan Metode Bureau of Land Management (2002) yang dimodifikasi untuk diterapkan di ekosistem tertentu. Penilaian dilakukan  pada enam enam lokasi berbeda di lingkungan Universitas Gadjah Mada yaitu bukit wisdom wisdom  park, sungai wisdom park, taman lampion, taman wisdom park, rumah-rumahan adat, dan ampi teater. Pada metode ADO-ODTWA yang memiliki skor tertinggi adalah  bukit dengan potensi daya tarik tinggi dan skor terendah adalah sungai potensi daya tarik rendah. Sedangkan pada metode BLM yang memiliki skor tertinggi adalah taman lampion yang termasuk dalam kualitas lanskap tinggi dan skor terendah adalah adala h sungai yang termasuk dalam Kata kunci : ODTW, BLM, atraksi

kualitas

lanskap

rendah.

III.  DASAR TEORI Dalam arti yang luas, pariwtsata dapat di definisikan sebagai perjalanan darat satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, s ementara, dilakukan perorangan, maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial budaya, alam, dan ilmu (Yoeti, 1987: 109). Sumber daya alam dan sosio-budaya adalah modal dalam mengembangkan  pariwisata di suatu wilayah. Permintaan pariwisata berkelanjutan telah menjadi

 

aspek penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu,  penilaian sumber daya wisata berbasis alam penting untuk menentukan daerah yang tepat dalam perencanaan tujuan pariwisata yang berkelanjutan. Daya tarik objek dikembangkan berdasarkan berbagai lansekap dalam hal tutupan lahan & kondisi fisik objek, sedangkan aksesibilitas ditentukan berdasarkan jarak dari ibukota kecamatan (Rahayuningsih dkk., 2016). Dalam Soekapijo (1996)menyebutkan bahwa Undang-undang Republik Indonesia No. 9/1990 berisi beberapa pengertian tentang kepariwisataan, yaitu : 1.  Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati suatu tujuan tersebut. 2.  Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 3.  Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. 4.  Kepariwisataan

adalah

segala

sesuatu

yang

berhubungan

dengan

 penyelenggaraan pariwisata. Ada beberapa metode untuk melakukan penilaian terhadap objek daya tarik wisata dan lanskapnya, diantaranya adalah metode ADO ODTWA dan metode  Bureau Land of Management . Metode dari Bureau Lands of Managements, yang merupakan metode penilaian lanskap untuk potensi visual yang didasarkan pada titik pusat perhatian dengan parameter-parameter meliputi : bentuk lahan, vegetasi, air, warna, pemandangan, kelangkaan, dan modifikasi struktural. Sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, buku-buku, prosiding dan laporan hasil skripsi dan  penelitian sebelumnya (Rusita dkk., 2016). Pada pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003. 2003. Komponen yang dicatat dan dinilai adalah: 1. Jenis flora dan fauna yang dijumpai di sekitar objek wisata. 2. Daya tarik meliputi keunikan, variasi kegiatan, sumberdaya alam yang menonjol, kebersihan lokasi, keamanan, kenyamanan. 3. Aksesibilitas meliputi kondisi jalan,  jarak, tipe jalan dan waktu tempuh dari kota. 4. Akomodasi meliputi jumlah akomodasi. 5. Sarana dan prasarana penunjang yang ada dalam radius 5 km dari lokasi wisata, meliputi kantor pos, jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik,  jaringan air minum, rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, toko

 

cinderamata dan lain-lain. Objek dan daya tarik yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat dihitung dengan rumus: S = N x B Ket: S = skor/nilai skor/nilai suatu kriteria N = jumlah nilai unsur-unsur unsur-unsur pada kriteria B = bobot bobot nilai Skor yang diperoleh diperoleh kemudian dibandingkan dibandingkan dengan skor total suatu k kriteria riteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum maksimum yaitu 5. Nisa dkk (2016) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai  berikut: - Tingkat kelayakan > 66,6%: layak dikembangkan - Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6%: belum layak dikembangkan - Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak dikembangkan. IV.  ALAT BAHAN Alat: 1.  Kamera Kamera Handphone  Handphone   2.  Alat tulis Bahan: 1.  Berbagai objek di Wisdom Park UGM   2.  Tallysheet   ADO ADO ODTWA (ditjen PHKA, 2002) dan metode Bureau metode Bureau of Land  Management  (1986)   (1986)  V.  CARA KERJA Pelajari unsur/subunsur  pada kriteria di di tabel ODTWA dan tabel

Buat uraian tentang nilai potensi yang diperoleh dan prospek  pengembangannya.  pengemba ngannya.

Lakukan survei ke kompleks UGM (wisdom park)

Kompilasi data dengan menggunakan skor dengan  pola seperti tabel tabel acuan ODTWA dan BLM

Mintalah paraf kepada co ass sebagai bukti capaian kerja  praktikan pada acara te tersebut. rsebut.

Dilakukan modifikasi jumlah jenis unsur dan subunsur untuk diterapkan pada ekosistem sasaran

Penilaian dilakukan pada titik yang dianggap representatif dengan tabel ADO ODTWA dan BLM serta buat sketsanya.

 

VI.  HASIL PENGAMATAN TABEL PENGAMATAN POTENSI ATRAKSI/DAYA TARIK WISATA DENGAN MENGGUNAKAN PEDOMAN PENILAIAN ODTWA (DITJEN PHKA, 2002 

 No 1

2

3

4

5

6

Unsur / Sub Unsur Keindahan alam : lepas dalam obyek a.  Pandangan  b. Variasi pandangan dalam obyek c.  Pandangan lepas menuju obyek d. Keserasian warna & bangunan dlm obyek e.  Pandangan lingkungan obyek

1

Ada / Tidak ada 2 3 4 5 6

√  √ 

√  -

√  √ 

√  √ 

√  √ 

1

2

Skor 3 4

30

10

30

30

30

30

20

15

15

15

15

15

25

25

25

25

30

30

30

30

30

30

30

30

5

6

√  √ 

√ 

-

√ 

√ 

√ 

√ 

√ 

-

√ 

√ 

√ 

√ 

√ 

-

√ 

√ 

√ 

√ 

Keunikan sumber daya alam : a.  Sumber air panas  b. Bukit c.  Air terjun d. Flora fauna e.  Aktivitas

√  √  √ 

-

-

-

-

-

√  √ 

√  √ 

√  √ 

√  √ 

√  √ 

Banyaknya potensi SDA yang menonjol : a.  Batuan  b. Flora c.  Fauna d. Air e.  Gejala alam

√  √  √  √  -

√  √  √  √  -

√  √  √  √  -

√  √  √  √  -

√  √  √  √  √ 

√  √  √  √  √ 

Keutuhan SDA : a.  Batuan

√ 

√ 

√ 

√ 

√ 

√ 

 b. Flora c. Fauna d. Ekosistem e.  Kualitas

  √ √  √  √ 

  √ √  √  √ 

  √ √  √  √ 

  √ √  √  √ 

  √ √  √  √ 

  √ √  √  √ 

Kepekaan SDA : a.  Batuan  b.  Flora c.  Fauna d.  Erosi e.  Ekosistem

√  √  √  √  √ 

√  √  √  √  √ 

√  √  √  √  √ 

√  √  √  √ 

√  √  √  √ 

√  √  √  -

30

30

30

25

25

20

Jenis kegiatan wisata alam : a.  Tracking  b. Mendaki c.  Rafting

√  √  -

√  -

√  -

√  -

√  -

√  30

15

15

15

15

25

 

d. Camping e.  Pendidikan f.  Religi g. Hiking h. dll 7

8

√  √  √  -

√  -

√  -

√  -

√  -

√  √  √  -

Kebersihan & lokasi bersih tidak ada  pengaruh dari : a.  Alam  b. Indistri c.  Jalan ramai motor/mobil d. Pemukiman penduduk e.  Sampah f.  Binatang g. Corat-coret (vandalisme)

√  √  √  -

√  √  √  -

√  √  √  √  -

√  √ √  -

√  √  √  -

√  √  √  -

Kerawanan kawasan : a.  Tidak ada perambahan  b. Tidak ada kebakaran c.  Tidak ada pencurian d. Tidak ada gangguan terhadap

√  √  √  -

√  √  -

√  √  √  √ 

√  √  √  √ 

√  √  √  √ 

√  √  √  √ 

-

√ 

-

-

-

-

flora/fauna e.  Tidak ada masukknya flora/fauna eksotik Jumlah skor

20

20

25

20

20

20

20

20

25

25

25

25

20 5

16 5

19 5

18 5

19 0

19 5

Kesimpulan : Lokasi 1. Bukit Bukit wisdom park Lokasi 2. Sungai Sungai wisdom park Lokasi 3. Taman wisdom park Lokasi 4. Taman Lampion

: skor skor 205 205 potensi daya daya tariknya tinggi : skor 165 potensi daya tariknya sedang : skor 195 potensi daya tariknya tinggi tinggi : skor 185 potensi daya tariknya sedang

Lokasi 5. Rumah2 adat Lokasi 6. Ampi teater

: skor 190 potensi daya tariknya tinggi : skor 195 potensi daya tariknya tinggi

 

TABEL PENGAMATAN POTENSI VISUAL LANSKAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE BLM (1986; UPDAT UPDATE E D AT  2012)  2012)

Unsur a.  Bentuk lahan

Skor 1

3

5

 b.  Vegetasi

1 3 5

c.  Air

0 3 5

d.  Warna

1 3

5 e.  Pemandangan sekitar

0 3 5

f.  Kelangkaan

1 3 5

Kriteria Bukit-bukit yang rendah dan berombak, bukit di kaki gunung atau dasar lembah yang datar, atau bahkan bukan merupakan merupaka n ciri-ciri lanskap yang menrik.

Ngarai yang curam, atau pola erosi yanglahan, menarik, variasi bentuk dan ukuran suatu bentuk atauatau fitur detail yang menarik, meskipun tidak dominan atau luar  biasa. Relief vertikal yang tinggi seperti ditunjukkan dalam  batuan vertikal vertikal (sebagai hasil hasil bentuk lahan yang yang tererosi akibat proses erosi dan pengaruh cuaca), bentuk kerucut/piramid/pencakar kerucut/piram id/pencakar langit/menara gereja, atau variasi  permukaan  permukaa n yang berat atau atau formasi yang yang tererosi tinggi, termasuk lahan mandul yang mempunyai tipikal berdataran kasar dan tererosi dalam, atau sistem bukit pasir, atau fitur detail yang dominan dan sangat menonjol dan menarik seperti glasier (pegunungan es). Sedikit atau tidak ada variasi atau kontras dalam vegetasi. Beberapa variasi vegetasi tetapi hanya satu atau dua tipe utama. Tipe vegetasi bervariasi, yang ditunjukkan dalam pola, tekstur, dan bentuk yang menarik. Tidak terdapat air atau terdapat air tetapi tidak tampak dengan jelas. Air menga mengalir lir atau tenang tetapi tidak dominan pada lanskap. Air tampak jernih dan bersih, tenang, atau mengalir melalui  batu-batu curam membentuk air terjun kecil, yang yang merupakan merupaka n faktor dominan dalam lanskap. Variasi warna, kontras, atau interes tidak kentara, umumnya bernada mati. Beberapa intensi intensitas tas atau variasi dalam warna dan kontras dari tanah, batuan, dan vegetasi, tetapi bukan merupakan suatu elemen pemandangan yang dominan. Kombinasi warna kaya, warna bervariasi atau cerah dan  berbeda, atau atau kontras yang yang menyenangkan menyenangkan dari warna warna tanah, batu, vegetasi, dan air. Pemandangan Pemanda ngan sekitar sedikit atau tidak berpengaruh terhadap kualitas visual secara keseluruhan. Pemandangan sekitar meningkatkan kualitas visual secara keseluruhan dalam taraf sedang. Pemandangan sekitar meningkatkan kualitas visual dalam taraf besar. Menarik dalam dalam setting   setting nya nya tetapi cukup umum dalam region. Berbeda, walaupun agak sama dengan yang lain dalam region. Satu dari satu macam atau unik, atau dapat dikenang secara tidak biasa, atau sangat jarang dalam region. Peluang yang

 

g.  Modifikasi struktural

konsisten untuk pemandangan yang luar biasa atas widlife atau bunga liar, dll. Modifikasi menam menambah bah variasi tetapi sangat tidak sesuai dan menyokong ketidakharmonisan yang kuat. Modifikasi Modifi kasi menambah variasi visual pada kawasan, dan sedikit atau tidak memasukkan elemen-elemen yang tidak sesuai. Modifikasi menguntung menguntungkan kan bagi variasi visual seraya

-4 0

2

menyokong keharmonisan visual.

a  b c d e f g

Unsur Bentuk lahan Vegetasi Air Warna Pemandangan sekitar Kelangkaan Modifikasi struktural Jumlah

1 3 3 3 3 0 3 0 15

2 1 1 3 1 0 1 2 9

Keterangan : Lokasi 1 : Bukit wisdom park skor 15 : kelas B Lokasi 2 : Sungai wisdom park skor 9 : kelas C Lokasi 3 : Taman wisdom park skor 14 : kelas B Lokasi 4 : Taman lampion skor 26 : kelas A Lokasi 5 : Rumah2 adat skor 15 : kelas B Lokasi 6 : Ampi teater skor 19 : kelas A

VII. 

3 1 1 3 3 3 1 2 14

4 3 5 5 5 3 3 2 26

5 1 5 3 1 0 3 2 15

6 1 5 3 1 3 1 2 19

(kualitas sedang) (kualitas rendah) (kualitas sedang) (kualitas tinggi) (kualitas sedang) (kualitas tinggi)

PEMBAHASAN Wisata alam merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,  pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik alam dengan memanfaatkan  potensi sumberdaya alam, baik itu alami maupun budidaya. ODTW adalah adal ah segala sesuatu baik baik berupa

bentukan dan/atau aktivitas dan fasilitas yang saling

 berhubungan dan memiliki daya tarik tersendiri sehingga dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk mengunjungi suatu daerah/tempat tertentu. Sebagai produk yang dijual di pasar wisata, ODTW harus memiliki tiga komponen utama yaitu atraksi dari destinasi, fasilitas di destinasi dan juga aksesibilitas dari destinasi. Aksesbilitas diartikan sebagai infrastruktur dan modal transportasi

 

menuju lokasi obyek wisata. Amenitas merupakan infrastruktur yang tidak langsung terkait dengan pariwisata tetapi sering menjadi bagian dari kebutuhan wisatawan. atraksi wisata, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang yang mengunjungi

suatu daerah wisata, misalnya keindahan alam, hasil

kebudayaan suatu bangsa, tatacara hidup suatu masyarakat, adat istiadat suatu  bangsa, fertival tradisional dan upacara kenegaraan Metode dari Bureau Lands of Managements, yang merupakan metode  penilaian lanskap untuk potensi visual yang didasarkan pada titik pusat perhatian p erhatian dengan parameter-parameter meliputi : bentuk lahan, vegetasi, air, warna,  pemandangan, kelangkaan, dan modifikasi struktural. Sedangkan data sekunder diperoleh dari jurnal, buku-buku, prosiding dan laporan hasil skripsi dan penelitian penelit ian sebelumnya. ADO-ODTWA (Dirjen PHKA 2003) adalah metode yang digunakan untuk menilai daya tarik wisata. Komponen yang dicatat dan dinilai adalah: adala h: 1. Jenis flora dan fauna yang dijumpai di sekitar objek wisata. 2. Daya tarik meliputi keunikan, variasi kegiatan, sumberdaya alam yang menonjol, kebersihan lokasi, keamanan, kenyamanan. 3. Aksesibilitas meliputi kondisi jalan, jarak, tipe jalan dan waktu tempuh dari kota. 4. Akomodasi meliputi jumlah akomodasi. 5. Sarana dan  prasarana penunjang penunjang yang ada dalam radius 5 km dari lokasi wisata, meliputi kantor  pos, jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik, jaringan air minum, rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, toko cinderamata dan lain-lain.

Kelebihan metode Bureau Land of Management adalah terletak pada fokusnya yang menilai potensi lanskap suatu ODTW, sedangkan kekurangannya adalah terletak pada perolehan datanya yang kadang membutuhkan data sekunder atau kurang representatif karena hanya dinilai berdasar unsur saja, sud unsurnya terbatas pada kriteria pada unsur yang berjumlah rata-rata tiga kriteria. Penilaiannya  juga cenderung subjektif. Pada ADO ODTWA, kelebihannya, dalam metode ini, ODTW dinilai pada pada setiap unsur yang memiliki subunsur subunsur sehingga penilaiannya  jadi lebih spesifik dan sedikit biasnya. Kekurangannya, data bisa subjektif jika tidak ada data sekundernya dan bisa jadi karena terlalu banyak sub unsur justru semakin membuat perolehan data lebih subjektif

 

Saran untuk pengembangan, yaitu lebih menata Wisdom Park UGM   agar daya tariknya meningkat. Salah satu caranya dengan mempertahankan potensi wisata yang ada seperti panorama indah, udara yang sejuk, dan lokasi yang nyaman menjadi icon khas lokasi wisata, selain itu diasarankan untuk memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana untuk menunjang seluruh kegiatan yang akan menjadi daya tarik tersendiri dan memberi kepuasan bagi pengunjung. Selain itu,  perlu diberikan pendidikan konservasi bagi masyarakat agar ikut menjaga keseimbangan ekosistem karena memang sangat perlu dilakukan sebagai upaya untuk konservasi lingkungan walau tetap dimanfaatkan. Perlu dilakukan  pembenahan pada banyak aspek terhadap kawasan Wisdom Park UGM oleh pihak  pengelola, misalnya membersihkan lokasi wisata, memperbaiki sarana dan  prasarana serta memperbaiki sistem pengelolaannya. Perlu dilakukan penambahan fasilitas yang ada di dalamnya seperti fasilitas MCK dan tempat peribadatan. Penjabaran kriteria masing-masing metode yang pertama yaitu metode ADO ODTWA yang meliputi keindahan alam yang mencerminkan suatu kepuasan terhadap panorama alam yang disajikan pada suatu obyek wisata alam, dengan andangan lepas dalam obyek, variasi pandangan dalam obyek, memiliki kriteria p pandangan  pandangan lepas menuju obyek, keserasian warna dan bangunan bangunan dalam obyek, obyek, serta  pandangan lingkungan obyek. obyek.   Kemudian ada keunikan sumber daya alam yang diartikan sebagai suatu kombinasi kelangkaan dan daya tarik yang khas melekat  pada suatu obyek wisata, dengan memiliki kriteria sumber air panas, bukit, air terjun, flora fauna, dan aktifitas. Banyaknya potensi sumber daya alam yang menonjol terdiri dari kriteria batuan, flora, fauna, air, dan gejala alam. Selanjutnya ada keutuhan sumber daya alam diartikan sebagai kesatuan unsur-unsur fisik dalam mendukung daya tarik suatu obyek wisata dengan kriteria batuan, flora, fauna, ekosistem, dan kualitas. Kepekaan dengan kriteria batuan, flora, fauna, erosi, dan ekosistem. Dari jenis kegiatan wisata alam terdapat kriteria tracking, mendaki, rafting, camping, pendidikan, religi, hiking, dan lain-lain. Kriteria dari kebersihan dan lokasi bersih tidak ada pengaruh dari alam, industri, jalan ramai motor/mobil,  pemukiman penduduk, sampah, binatang, dan corat-coret (vandalisme). Kriteria kerawanan kawasan bisa dengan tidak adanya perambahan, kebakaran, pencurian, gangguan terhadap flora/fauna, dan tidak ada masuknya flora/fauna eksotik. Sedangakan untuk metode Bureau metode  Bureau Land of Management (BLM) memiliki kriteria

 

seperti  bukit-bukit yang rendah dan berombak, bukit di kaki gunung atau dasar lembah yang datar, atau bahkan bukan merupakan ciri-ciri lanskap yang menrik, ngarai yang curam, atau pola erosi yang menarik, atau variasi bentuk dan ukuran suatu bentuk lahan, atau fitur detail yang menarik, meskipun tidak dominan atau luar biasa, relief vertikal yang tinggi seperti ditunjukkan dalam batuan vertikal (sebagai hasil bentuk lahan yang tererosi akibat proses erosi dan pengaruh cuaca),  bentuk kerucut/piramid/pencakar langit/menara gereja, atau variasi permukaan yang berat atau formasi yang tererosi tinggi, termasuk lahan mandul yang mempunyai tipikal berdataran kasar dan tererosi dalam, atau sistem bukit pasir, atau at au fitur detail yang dominan dan sangat menonjol dan menarik seperti glasier (pegunungan es) masuk ke dalam unsur bentuk lahan. Kedua, sedikit atau tidak ada variasi atau kontras dalam vegetasi, beberapa variasi vegetasi tetapi hanya han ya satu atau dua tipe utama, tipe vegetasi bervariasi, yang ditunjukkan dalam pola, tekstur, dan  bentuk yang yang menarik menarik masuk ke dalam unsur unsur vegetasi. Ketiga, salah satu dari kriteria air yaitu Air tampak jernih dan bersih, tenang, atau mengalir melalui batu-batu curam membentuk air terjun kecil, yang merupakan faktor dominan dalam lanskap. Ada pula kriteria dari unsur warna salah satunya yaitu kombinasi warna kaya, warna  bervariasi atau cerah dan berbeda, atau kontras yang menyenangkan dari warna tanah, batu, vegetasi, dan air. Sedangkan untuk pemandangan sekitar kriterianya yaitu pemandangan sekitar meningkatkan kualitas visual dalam taraf besar. Untuk kelangkaan salah satu kriterianya yaitu satu dari satu macam atau unik, atau dapat dikenang secara tidak biasa, atau sangat jarang dalam region. Peluang yang konsisten untuk pemandangan yang luar biasa atas widlife atau bunga liar, dll. Terakhir ada unsur modifikasi struktural dengan kriteria modifikasi menambah variasi visual pada kawasan, dan sedikit atau tidak memasukkan elemen-elemen yang tidak sesuai, modifikasi menguntungkan bagi variasi visual seraya s eraya menyokong keharmonisan visual. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk metode ODTWA lokasi yang memiliki potensi daya tariknya paling tinggi yaitu bukit di wisdom park dengan skor penilaian 205. Hal tersebut dapat terjadi karena tempat tersebut memiliki keindahan alam yang tinggi, keutuhan sumber daya alamnya masih terlestari, kepekaan sumber daya alamnya masih tinggi, di dalamnya juga masih dapat dilakukan jenis-jenis kegiatan yang bermanfaat, serta untuk kerawanan

 

kawasannya masih sedikit kemungkinan untuk terjadi. Sedangkan untuk potensi daya tarik terendahnya berada pada sungai yang terdapat di wisdom park dengan skor 165 karena, sungai tersebut keindahan serta keunikannya sangat rendah dan  juga tidak dapat dilakukan kegiatan wisata alam di tempat tersebut karena keadaan yang tidak memungkinkan. Pada metode BLM yang memiliki kualitas tertinggi yaitu pada lokasi lampion di wisdom park dengan skor 26 karena, daerah tersebut lebih di dominasi dengan keanekaragaman vegetasinya, keadaan yang tenang serta adanya air yang tenang yang membuat para pengunjung menikmati kesejukannya, serta perpaduan kombinasi warna yang bervariasi dan memberi rasa menyenangkan dengan kekontrasan warna-warna dari lampion tersebut yang mampu menarik para  pengunjung. Sedangkan kualitas kualitas terendahnya yaitu sungai yang yang ada di wisdom park dengan skor 9 karena, lokasi tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas visual secara keseluruhan sehingga lokasi tersebut tidak meiliki daya pikat tersendiri yang mampu menarik perhatian perhati an pengunjung.

VIII.  KESIMPULAN Pada praktikum ini berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa untuk penilaian potensi atraksi wisata alam dengan menggunakan Metode ADO ODTWA (Ditjen PHKA, 2002) dan Metode Bureau of Land Management (2002) yang dimodifikasi untuk diterapkan di ekosistem tertentu. Penilaian dilakukan pada enam lokasi berbeda di lingkungan Universitas Gadjah Mada yaitu bukit wisdom  park, sungai wisdom park, taman lampion, taman wisdom park, rumah-rumahan adat, dan ampi teater. Pada metode ADO-ODTWA yang memiliki skor tertinggi adalah bukit dengan potensi daya tarik tinggi dan skor terendah adalah sungai  potensi daya tarik rendah. Sedangkan pada metode BLM yang memiliki skor tertinggi adalah taman lampion yang termasuk dalam kualitas lanskap tinggi dan skor terendah adalah sungai yang termasuk dalam kualitas lanskap rendah.

 

IX. 

DAFTAR PUSTAKA Rahayuningsih, T., Muntasib, E. H., & Prasetyo, L. B. 2016. Nature based tourism resources assessment using geographic information system (GIS): case study in Bogor. Procedia Bogor. Procedia Environmental Sciences, Sciences, 33 33,, 365-375. Rusita, R., Walimbo, R., Sari, Y., & Yanti, M. 2016. Studi Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Air Terjun Wiyono Di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman, Provinsi Lampung. Lampung. Infoteknik   Infoteknik , 17 (2), (2), 165-186.  165-186.   Nisa, K., Fauzi, H., & Abrani, A. 2016. Persepsi Wisatawan Dan Masyarakat Terhadap Wisata Alam Di Areal Hutan Pendidikan Unlam Mandiangin, Kalimantan Selatan Visitor and Resident Perception About Nature Tourism Development in Mandiangin Education Forest, South Kalimantan.  Jurnal  Hutan Tropis, Tropis, 2(2), 119-126. Soekapijo, R.S. 1996. Anatomi 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta. Gramedia.  Gramedia.  Yoeti, aka A. 1987. Pengantar 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata. Pariwisata. Bandung, Angkasa.

X. 

LAMPIRAN Layout :

 

1.  Lokasi 1 : Bukit wisdom park Pengambilan data pukul : 14.05 WIB Cuaca : Mendung

2.  Lokasi 2 : Sungai wisdom park Pengambilan data pukul : 14.15 WIB Cuaca : Mendung

3.  Lokasi 3 : Taman wisdom park Pengambilan data pukul : 14.20 WIB Cuaca : Mendung

 

  4.  Lokasi 4 : Taman lampion Pengambilan data pukul : 14.30 WIB Cuaca : Mendung

5.  Lokasi 5 : Rumah-rumah adat Pengambilan data pukul : 14.35 WIB Cuaca : Mendung

6.  Lokasi 6 : Ampi teater Pengambilan data pukul : 14.43 WIB Cuaca : Mendung

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF