96394291 Laporan Distribusi Solute

July 28, 2019 | Author: Fima Ayu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

just share...

Description

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah

Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih, jadi  pada system heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara  padatan dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada sistem sist em heter heterogen ogen adala adalah h mengan menganggap ggap kompon komponen-komp en-komponen onen dalam reaksi bereak bereaksi si  pada fase yang sama. Kesetimbangan heterogen ditandai dengan adanya beberapa fase. Antara lain fase kesetimbangan fisika dan kesetimbangan kimia. Kese Ke seti timb mbang angan an het heter eroge ogen n dap dapat at di dipe pela laja jari ri de denga ngan n 3 ca cara ra ya yait itu u den denga gan n mempelajari mempe lajari tetapan keseti kesetimbanga mbangannya, nnya, cara ini digunak digunakan an utntu utntuk k keset kesetimban imbangan gan kimi ki miaa ya yang ng be beri risi si ga gas. s. Yang ke kedua dua den denga gan n hu hukum kum di dist stri ribus busii e ern rnes est, t, unt untuk  uk  kesetimbangan suatu !at dalam " pelarut. Yang terakhir yaitu dengan hukum fase, untuk kesetimbangan yang umum. #ukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan akti$itas !at terlarut dalam suatu pelarut jika akti$itas !at terlarut dalam pelarut lain yang diketahui,asalkan kedua pelarut tidak bercampur sempurna satu sama lain. #ukum #u kum di dist stri ribu busi si ba bany nyak ak di dipa paka kaii dal dalam am pr pros oses es ek ekst stra raks ksi, i, an anal alis isis is da dan n  penentuan tetapan kesetimbangan. %leh karena hukum distribusi ini banyak  diguna dig unakan kan dal dalam am pene penentu ntuan an tet tetapa apan n kes keseti etimba mbanga ngan, n, mak makaa dar darii itu dil dilaku akukanl kanlah ah  percobaan distribusi solute antara dua pelarut yang tak bercampur agar dapat menentukan konstanta kesetimbangan suatu pelarut yang tidak bercampur.

1.2 Tujuan − &ntuk mengetahui fungsi kegunaan asam asetat dan a%# pada praktikum

kali ini − &ntuk mengetahui fungsi titrasi pada saat pembakuan asam asetat

− &ntuk mengetahui fungsi pengocokan pada pencampuran asam asetat dengan  petroleum eter 

BAB 2 TINJAUAN PUSTAA

'ila dua macam pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan kedalam suatu tempat, maka akan terlihat suatu batas, dimana hal ini menunjukkan dua pelarut tersebut tidak bercampur. (ika solut yang dapat bercampur baik dalam pelarut ) maupun pelarut )) ditambahkan pada kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi  pembagian solut yang terdistribusi dalam kedua pelarut tersebut. Prinsip tersebut diatas dapat diaplikasikan pada metode pemisahan senya*a kimia yaitu ekstraksi yang menggunakan prinsip perbedaan kelarutan senya*a diantara dua pelarut tak bercampur. +alah satu jenis ekstraksi yaitu cair-cair yang menggunakan pelarut yang sama fasanya yaitu cair. +olut yang terdistribusi pada kedua pelarut mempunyai harga potensial kimia  sebagai berikut i / i 0 12 ln ai

dimana ai adalah akti$itas solut dalam pelarut

Pada saat kesetimbangan kecepatan solut yang keluar dari pelarut yang satu sama dengan kecepatan solut yang keluar ke pelarut yang lain sehingga potensial kimia pada kedua pelarut sama. Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih. (adi  pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara padat dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada sistem heterogen adalah menganggap komponen-komponen dalam reaksi bereaksi pada fase yang sama. #al-hal yang mempengaruhi kesetimbangan  4. Pengaruh perubahan konsentrasi 'ila kedalam sistem ditambahkan gas oksigen, maka posisi keseimbangan akan bergeser untuk menetralkan efek penambahan oksigen. ". Pengaruh tekanan

'ila tekanan dinaikkan, keseimbangan akan bergeser ke kiri yaitu mengarah  pada pembentukan %". 5engan bergesernya ke kiri, maka $olume akan berkurang sehingga akan mengurangi efek kenaikan tekanan. 3. Penagruh perubahan suhu 1eaksi pembentukan bersifat endotermik dan eksotermik. (ika suhu dinaikkan, maka keseimbangan akan bergeser ke kanan, kearah reaksi yang endotermik sehingga pengaruh kenaikkan suhu dikurangi. +atu jenis kesetimbangan heterogen yang penting melibatkan pembagian suatu spesies terlarut antara dua fase pelarut yang tidak dapat bercampur. 6isalkan dua larutan tak tercampur seperti air dan karbon tetraklorida dimasukkan kedalam  bejana. 7arutan-larutan ini terpisah menjadi dua fase dengan !at cair yang kerapatannya lebih rendah, dalam hal ini air berada dibagian atas larutan satunya. Contoh penggunaan hukum distribusi dalam kimia yaitu dalam proses ekstraksi dan  proses kromatografi. faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya 4. 2emperature yang digunakan +emakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga $olume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k  ". (enis pelarut Apabila pelarut yang digunakan adalah !at yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi $olume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan k  3. (enis terlarut Apabila !at akan dilarutkan adalah !at yang mudah menguap atau higroskopis, maka

akan mempengaruhi normalitas

konsentrasi !at tersebut, akibatnya

mempengaruhi harga k  8. Konsentrasi 6akin besar konsentrasi !at terlarut makin besar pula harga k 6enurut hukum distribusi nernest, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling  bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian solute dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut ummumnya pelarut organic dan air. 5alam praktek solute akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah.

Perbandingan konsentrasi solute didalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. 2etapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi, yang dinyatakan dengan rumus 

atau

5engan K 5  / Koefisien distribusi, dan C%  dan Ca adalah kosentrasi solute pada  pelarut organic dan air. +esuai dengan kesepakatan, kosentrasi solute dalam pelarut organic dituliskan diatas dan kosentrasi solute dalam pelarut di tuliskan di ba*ah. 5ari rumus tersebut jika harga K 5 besar, solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organic begitu pula terjadi sebaliknya. 1umus tersebut diatas hanya berlaku bila  4. +olute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut ". +olute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut 3. 9at terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksireaksi lain. 5efinisi teknik isolasi adalah pemisahan suatu senya*a yang diperlukan dari suatu unsur. 6acam-macam teknik isolasi yaitu sebagai berikut ekstraksi pelarut,  penukar ion, kromatografi adsorpsi, kromatografi adsorpsi, kromatografi partisi, kromatografi gas, kromatografi cair berkemampuan tinggi, kromatografi eksklusi, elektromatografi. #ukum fase :ibb;s menyatakan bah*a P0 =,>

mula 6 4,"4 F,J> F,88

HC#3C%%#I

F,FJ>

HC#3C%%#I

HC#3C%%#I

HC#3C%%#I

ln C#3C%%# ln

mula-mula

setimbang

dalam P

dalam P

setimbang

6 4,"4 F,J> F,88

6 4,3J F,"> F,FJ>

6  F,4B  F,"BB F,3BB

6 -4.=3 -4.3" -4.F4

6 F.3" -F.B8 -".8

+.2 Perh,tungan

C#3C%%#

/ F.4B

+.! Pembahasan

6enurut hukum distribusi ernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling  bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organic dan air. Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. 2etapan tersebut disebut tetapan distribusi

atau koefisien distribusi yang dinyatakan sebagai perbandingan antara fasa organik  dan fasa air. Prinsip pada praktikum kali ini yaitu berdasarkan pada distribusi ernest, yaitu terlarut dengan perbandingan tertentu antara " pelarut yang tidak saling melarut atau bercampur seperti eter, kloroform, karbon sulfide. Prinsip pada titrasi netralisasi yaitu titrasi asam basa yang melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran. 2itrasi asam basa berdasarkan reaksi  penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya, dimana kadar lalrutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam. kstraksi cair-cair  liquid extraction, solvent extraction  yaitu pemisahan  solute dari cairan pemba*a diluen menggunakan sol$en cair. Campuran diluen dan sol$en tersebut bersifat heterogen immiscible, tidak saling campur, dan jika dipisahkan terdapat " fase, yaitu fase diluen rafinat dan fase sol$en ekstrak. Lase rafinat merupakan fase residu, berisi diluen dan sisa solut. +edangkan fase ekstrak  adalah fase yang berisi solute dan sol$en. Pemilihan sol$en menjadi sangat penting. 5ipilih sol$en yang memiliki sifat antara lain 4. ". 3. 8. . B. J. =.

+olut mempunyai kelarutan yang besar dalam sol$en pada suhu tinggi sol$en sedikit atau tidak melarutkan diluen, 2idak mudah menguap pada saat ekstraksi, 6udah dipisahkan dari solut, sehingga dapat dipergunakan kembali, 2ersedia dan tidak mahal. 6enghasilkan Kristal yang baik dari senya*a yang dimurnikan 6empunyai titik didih relatif rendah 5apat melarutkan senya*a lain 7angkah pertama dilakukan pembakuan asam asetat dengan larutan standar 

 a%# yaitu dengan cara dibuat asam asetat F ml pada kosentrasi 4.F, F.8, dan F.B 6. Kemudian diambil 4F ml C#3C%%# asam asetat dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. +etelah itu asam asetat dititrasi dengan a%# menggunakan indikator   pp sampai berubah *arna dari tidak ber*arna menjadi merah lembayung. 2itrasi ini

 bertujuan untuk mengetahui berapa besar massa asam asetat total yang akan terdistribusi pada pelarut organik dan air. 7angkah berikutnya, 4F ml asam asetat 46 diekstraksi dengan mencampurkan  pada pelarut organik seperti petroleum eter sebanyak 4F ml. Ketika dimasukkan ke dalam corong pisah, kedua fasa tersebut tidak saling campur. Campuran ini kemudian dikocok selama 4F menit, sehingga mengakibatkan terjadinya distribusi asam asetat ke dalam fasa organik dan fasa air. Lungsi pengocokan disini untuk membesar luas  permukaan untuk membantu proses distribusi asam asetat pada kedua fasa. +etelah tercapai kesetimbangan pada corong pisah, campuran kemudian didiamkan dan terbentuk dua lapisan. fasa atas dan fasa ba*ah. 5ari kedua fsa tersebut yang diambil adalah fasa ba*ah karena pada fasa tersebut dicurigai terdapat asam asetat. Pada  pelarut eter, asam asetat yang larut dalam air akan berada di lapisan ba*ah, sedangkan larutan asam asetat yang larut dalam pelarut petroleum eter berada di lapisan ba*ah. #al ini terjadi karena perbedaan berat jenis pelarut organik dengan  berat jenis air massa jenis air lebih besar di banding masa jenis petroleum eter  dimana massa jenis petroleum eter sebesar F,BB sedangkan massa jenis air sebesar  F,>>  Kemudian fasa ba*ah yang telah diambil ditambah dengan indikator pp dan dititrasi dengan a%# hingga menghasilkan *arna merah lembayung pada larutan. 5iamati dan diukur hasil yang diperoleh kemudian dilakukan perlakuan yang sama untuk konsentrasi o,8 6 dan F,B 6. Adapun fungsi bahan dan alat sebagai berikut  asam cuka C#3C%%#  berfungsi sebagai !at yang akan diidentifikasi kadar asam asetatnya. atrium hidroksida a%# berfungsi sebagai larutan standar untuk menitrasi asam cuka titran. )ndicator Phenolphtalein pp berfungsi sebagai indikator yang menunjukkan titik akhir titrasi dan untuk aGuades berfungsi sebagai pelarut. Lungsi petroleum eter  adalah sebagai pelarut organic yang digunakan untuk melarutkan asam asetat. &ntuk fungsi alatnya yaitu  pipet tetes berfungsi untuk mengambil indikator  dan memasukkannya ke dalam rlenmeyer. rlenmeyer sendiri berfungsi sebagai

*adah !at yang akan dititrasi. +tatif dan klem berfungsi sebagai penyanggah  berdirinya buret. Lungsi buret itu sendiri adalah sebagai *adah untuk tiytrannya. 'eaker glass berfungsi sebagai *adah campuran yang diaduk. Corong pisah disini  berfungsi untuk memasukkan larutan standar ke dalam buret. 6aupun ke dalam rlenmeyer. 5an fungsi untuk batang pengaduk adalah alat untuk mengaduk dua !at yang dicampur agar terbentuk larutan yang homogen. +ifat fisika dari asam asetat adalah memiliki rumus molekul C#3C%%#, massa molar BF.F grMmol, densitas dan fase 4.F8> gMcm3, cairan. 4."BB gMcm3,  padatan. 2itik lebur 4B.FC "=>.B N F, K B4.BFL. titik lebur sebesar 44=.4FC 3>4." N F.B K "88.FL. Penampilan cairan higroskopis tak ber*arna. +edangkan sifat kimianya adalah melarut dengan mudah dalam air, bersifat higroskopis dan korosif, asam asetat merupakan asam lemah dan monobasic. Asam asetat dapat merubah kertas lakmus biru menjadi merah. Asam asetat membebaskan C%"  dari karbonat dan asam asetat menyerang logam yang melibatkan hidrogen. +ifat fisika untuk a%# adalah memiliki densitas dan fase ".4FF gMcm3, cairan. 6emiliki titik lebur dan titik didih sebesar 34= FC dan 43>F FC. penampilan yaitu cairan higroskopis tak ber*arna. +edangkan untuk sifat kimianya yaitu mudah menyerap gas C%", senya*a ini sangat mudah larut dalam air. 6erupakan larutan  basa kuat, sangat korosif terhadap jaringan organik dan tidak berbau. +ifat fisika untuk indikator pp yaitu memiliki rumus molekul C"F#48%8. Penampilan berupa padatan Kristal tak ber*arna. 6emiliki massa jenis 4,""J,  berbentuk larutan. 2ermasuk asam lemah dan larut dalam air. +edangkan untuk sifat kimianya adalah trayek p# berkisar pada =,"-4F. 6erupakan indikator dalam analisis kimia, tidak dapat bereaksi dengan larutan yang direaksikan, hanya sebagai indicator. 7arut dalam > O etil alkohol, merupakan asam d*iprotik. 2idak ber*arna saat asam dan saat kondisi basa akan ber*arna merah lembayung. Adapun sifat fisik dan kimia dari n-heksan yaitu memiliki rumus molekul CB#48, mssa molar sebesar =B,4= gMmol. 2ampilan berupa cairan tak ber*arna, memiliki massa jenis sebesar F,B8= gMml. titik leleh dan titik didihnya sebesar > FC

4J= K, - 43> FL, dan B> FC  38" K, 4B FL. Kelarutannya dalam air yaitu 43 mgM7  pada suhu "F FC. Kekentalannya mencapai F,">8 cP, dapat terbakar, titik picu nyala -"3,3 FC, titik nyala otomatis "33.> FC. merupakan !at yang berbahaya. Adapun faktor kesalahan dalam percobaan kali ini yaitu 

− Kesalahan pada saat penitrasian, kemungkinan titik akhir titrasi terlalu terlampaui − Kesalahan pada saat pengenceran asam asetat, kemungkinan larutan tidak tepat  pada batas tera.

BAB PENUTUP

-.1 es,m)ulan

-

Lungsi dari asam asetat yaitu sebagai !at yang akan diidentifikasi kadar asam asetatnya sedangkan fungsi dari a%# adalah sebagai larutan standar untuk 

-

menitrasi asam cuka titran. Lungsi dari titrasi pada saat pembakuan asam asetat yaitu untuk mengetahui  berapa besar massa asam asetat total yang akan terdistribusi pada pelarut

-

organik dan air  Lungsi dari pengocokan yaitu untuk memperbesar luas permukaan agar 

membantu proses distribusi asam asetat pada kedua fasa. -.2 Saran 5isarankan agar pada percobaan selanjutnya di gunakan indikator lain seperti metil orange, agar di ketahui perbedaan hasil yang di dapat. +elainkan disarankan agar digunakan pelarut organik lain seperti dietil eter.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF