9.1.1.1 Pedoman Keselamatan Pasien PKM

August 17, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 9.1.1.1 Pedoman Keselamatan Pasien PKM...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN A. 

Latar Belakang Keselamatan (safety) telah menjadi isu global. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) yaitu : keselamatan pasien (patien safety) keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di puskesmas yang bias berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” yang terkait dengan kelangsungan hidup puskesmas. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan. Namunharus diakui kegiatan-kegiatan institusi kesehatan dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra puskesmas. Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan hipocrates kira- kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non nocere (first, do no harm). Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan menjadi semakin kompeks dan berpotensi terjadinya kejadian tidak diharapkan-KTD (Adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Dipuskesmas terdapat ratusan macam obat,ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan tehnologinya,bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus.keragaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka pelaksanaan pelaksana an program k keselamatan eselamatan pasien ttersebut. ersebut.

B. 

Tujuan Pedoman  Pedoman    1.   Terciptan  Terciptanya ya budaya kese keselamatan lamatan pasi pasien en dipuskes dipuskesmas mas 2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat 3.  Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Puskesmas 4.   Terlaksan  Terlaksanakan akan program-program pencegah pencegahan an sehingg sehingga a tidak terjadi pengulanggan kejadian tidak diharapkan

C. 

Ruang Lingkup Pelayanan Ruang lingkup pelayanan keselamatan pasien meliputi pelayanan rawat jalan di Puskesmas Ramung dari pasien datang sampai pasien pulang.

 

D. 

Batasan Operasional Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu system dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesment risiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,pelaporan dan analisis insiden,kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksakan suatau tindakan atau tdak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

E. 

Landasan Hukum Undang-Undang Kesehatan Kesehatan. Peraturan MenteriKesehatan keselamatan pasien.

No.36 No.1691

Tahun Tahun

2009 2011

Tentang Tentang

 

BAB II STANDAR KETENAGAAN A. 

Kualifikasi Sumber Daya Manusia  Tim keselamatan keselamatan pasie pasien n Puskesmas tterdiri erdiri dari 1.  Pimpinan Puskesmas/Kepala Puskesmas 2.  Ketua Tim :Dokter umum 3.  Anggota Tim :Dokter Umum Dokter Gigi Petugas pendaftaran Bidan Perawat Umum dan Perawat Gigi Asisten Apoteker (Petugas Obat) Petugas laboratorium(Analisis Laboratorium)

B. 

Distribusi Ketenagaan Pada setiap hari jam kerja 08:00-14:00Wib,kecuali hari jumat  jam 08.00-11.30 Wib didistribu didistribusikan sikan ketenagaan adalah sebagai berikut: 1.  Pendaftaran : 5 Petugas 2.  Resepsionis : 3 Petugas 3.  Poli Umum : 2 dokter umum, 8 perawat 4.  Poli Gigi : 1 dokter gigi, 3 perawat gigi 5.  Poli Ibu : 4 bidan 6.  Poli Anak : 1 dokter umum, 3 perawat 7.  Gizi : 1 petugas 8.  UGD : 1 dokter umum, 6 perawat 9.  Imunisasi : 2 petugas 10.  Laboratorium : 3 analis 11.  Farmasi : 2 petugas 12.  MTBS : 1 Dokter, 4 Perawat 13.  Promkes :2 14.  15.  0rang   16. Kesling : 2 Orang 17.  P2P : 2 Orang

 Jadwal kegiatan: kegiatan: 1.  Pengaturan jadwal jaga dokter, perawat dan bidan dibuat bersama-sama dan dipertanggung jawabkan oleh koordinator klinis,koordinator klinis,koord inator bidan dan koordinator perawat. 2.   Jadwal dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan didistribusikan pada akhir bulan sebelum pelaksanaan  jadwal. 3.  Untuk tenaga dokter,bidan maupun perawat yang membuat keperluan penting pada hari tertentu,maka petugas tersebut dapat bertukar jadwal dengan sejawatnya dan mencatatkan perubahan tersebut dilembar jadwal jaga.

 

 

B. 

Standar Fasilitas  Fasilitas  1.  Fasilitas dan Sarana Ruang pelayan kepada pasien pada umumnya berlokasi dilantai bawah gedung puskesmas sehingga memudahkan bagi pasien untuk mengakses. Bagian depan gedung berdekatan dengan pintu masuk terdapat meja resepsionis. Bagian pendaftaran (ruang kartu) terletak dibagian dalam gedung, berdekatan dengan pintu masuk terdapat meja kerja, lemari status dan perangkat komputer sehingga mudah diakses. Ruang farmasi (gudang obat) memiliki sarana meja kerja, meja tempat menyiapkan resep, lemari obat, kulkas dan perangkat komputer.  Tangga untuk mengakses mengakses ruang administrasi yang terdapat dilantai 2. Poli umum/merupakan ruangan dengan 2 meja pemeriksaan dokter dengan 1 bed pemeriksaan. Dibagian depan ruangan ini disisi pintu masuk terdapat meja anamnesis sekaligus pemeriksaan awal oleh perawat. Ruangan ini tidak memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan, tetapi ruangan ini menggunakan cairan antiseptik bagi petugas setelah melakukan tindakan kepada pasien. Poli anak/MTBS merupakan ruangan dengan 1 meja pemeriksaan dokter dengan 1 bed pemeriksaan. Dibagian depan ruangan ini disisi pintu masuk terdapat meja anamnesis sekaligus pemeriksaan awal oleh perawat. Ruangan ini tidak memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan, tetapi ruangan ini menggunakan cairan antiseptik bagi petugas setelah melakukan tindakan kepada pasien. Ruang tunggu pasien berhadapan langsung dengan poli umum,yang terdapat beberapa kursi tunggu pasien dan televisi. Poli gigi memiliki 1 meja pemeriksaan dokter,3 perawat, 2 lemari peralatan dan wastafel. Ruang KIA/KB memberi pelayanan berupa pemeriksaan ibu hamil dan pelayanan KB. Ruangan KIA memiliki meja administrasi, bed pemeriksaan dan lemari peralatan. Poli gizi terdapat 1 meja 2 kursi dan 1 lemari. Ruang imunisasi memberi pelayanan imunisasi kepada balita, ibu hamil dan calon pengantin. Ruangan ini terdapat 1 meja, 3 kursi, 1 lemari, kulkas vaksin. Ruang laboratorium mempunyai meja administrasi, meja kerja sekaligus meja peralatan, lemari reagen, kulkas, tempat cuci peralatan.

 

Ruang Surveilans dan Kesling terdapat 1 meja, 2 kursi, 1 lemari dan 1 komputer sebagai sarana system informasi puskesmas. Ruang PROMKES terdapat 1 meja, 2 kursi, 1 lemari dan 1 komputer sebagai sarana system informasi puskesmas. UGD adalah satu bagian yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cidera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Di UGD terdapat 1 dokter umum, 5 perawat, 1meja, 4 kursi, 3 brang brangkar kar dan 1 lemari. 2.  Peralatan No 1

Ruang Pendaftaran

Alat

  Alat tulis   Buku register   Komputer   Nomor antrian    Tensime  Tensimeter ter   Stetoskop    Termometer









2

Poli Umum

 



  Hammer   Senter   Diagnostik set    Timbang  Timbangan an   Pengukurtinggi badan   Pita pengukur   Autoskop   Hanskun   Masker   Dental unit   Diagnostik set    Tensim  Tensimeter eter    Tang pencabutan pencabutan gigi dewasa dan anakanak   Bein crayer   Bor gigi   Carpul   Alat penambalan   Spuit   Masker   Hanskun    Tensim  Tensimeter eter   Stetoskop   Stetoskop laennec  Termometerr    Termomete







 









5

Poli Gigi





 















6

Poli Ibu

 





Keterangan

 

       









7

Doppler KB set Spuit Pita pengukur

MTBS

  Stetoskop   Hammer   Senter   Diagnostik set    Timbangan  Timbangan   Pengukur tinggi badan   Pita pengukur    Timbang  Timbangan an   Alat pengukur tinggi badan   Centimeter    Toa   Bed   Standar infus   Alat vital sign   Oksigen   Set heating   Nebulizer   Secsion   Set GV   Infuset   Kateter   Kursi roda   Brangkar   Handskun   Masker   Autoskop    Troli   Kulkas penyimpanan vaksin   Spuit   Masker   Handskun    Timbang  Timbangan an bayi   Centrifuge   Lampu spiritus   Objek glass    Tabung   Mikroskop









 



9

Gizi

 





10

UGD

































11

Imunisasi











13

Laboratorium







 



 

Spuit

 

               





14

Farmasi















  



Pipet mikro Bok slide Mortil dan stanfel Blender Kalkulator Plastik obat Label obat Shaker Sendok obat Kertas puyer

BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu: 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan layanan 4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut: Standar I. Hak pasien Standar: Pasien dan keluargannya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan Kriteria: 1.1  Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan  pelayanan  1.2  Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.   pelayanan. 1.3  Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluargannya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan ataw prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.  Diharapkan. 

 

Standar II Mendidik pasien dan keluarga Standar : Puskesmas harus mendidik pasien dan keluargannya kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

tentang

kriteria: keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. karena itu ,dipuskesmas harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluargannya tentangkewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat : 1.  memberikan informasi yang benar,jelas,lengkap dan jujur. 2.  mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga 3.  mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti 4.  memahai dan menerima konsekuensi pelayanan. 5.  mematuhi intruksi dan menghormati peraturan puskesmas 6.  memperlihatkan sikap menghormati dan tengang rasa 7.  memenuhi kewajiban finansial yang disepakati. Standart III. keselamatan pasien dan kesinambunga kesinambungan n pelayanan Stadar : Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antara tenaga dan antar unit pelayanan. Kriteria  Kriteria  3.1.  Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk, pemeriksaan diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari puskesmas 3.2.  Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaika disesuaikan n dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar 3.3.  Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup pening peningaktan aktan komunikasi umtuk memfasilitasi dukungan keluarga,pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya 3.4.  Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif Standar IV. penggunaan metode-metode peningaktan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien. Standar: Puskesmas harus mendesing proses baru atau memperbaiki proses  yang ada, memonitor dan mengevaluas mengevaluasii kinerja melalui pngumpulan data, menganalisis secara intensif kejadian tidak di harapkan, dan

 

melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

Kriteria 4.1.  Setiap puskesmas harus melakukan proses perancangan (design)  yang baik. mengacu kepada visi, misi, dan tujuan puskesmas puskesmas,, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkait, praktik bisnis yang sehat faktor-faktor lain yang berpotensi resiko resi ko bagi psien sesuai dengan “tujuh langkah meuju keselamatan pasien puskesmas” 4.2.  Setiap puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja  yang antar lain terkait dengan pelaporan insiden, akreditasi, manajemen resiko, utilisasi, mutu pelyanan, keuangan. 4.3.  Setiap puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua Kejadian Tidak Diharapakan, dan secara proaktif melakukan evaluasi dan proses kasus resiko tinggi. 4.4.  Setiap puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang di perlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin. StandarV. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien standar: 1.  Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien puskesmas”. puskesmas ”.   2.  Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan pasien dan program menekan untuk menguragi Kejadian Tidak Diharapkan 3.  Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.   4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerjaPuskesmas serta meningkatkan keselamatan pasien. 5.  Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja puskesmas dan keselamatan pasien. Kriteria: 5.1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelol mengelola a program keselamatan pasien. 5.2.Tersedia 5.2.Tersedi a progam proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan progam meminimalkan insiden, yg mencakup jenis-jenis kejadian  yang memerlukan perhatian,mulai perhatian,mulai dari “kejadian nyaris cedera” (near miss) sampai dengan “kejadian tidak diharapkan” (Adverse event).

 

5.3.

Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari puskesmas terintergrasi dan berpartisipasi dalam program kesalamtan pasien 5.4. Tersedia prosedur “cepat “cepat-- tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis 5.5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan ekternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan  jelas tentang tentang analisis ak akar ar masalah (RCA) “ kejadian nyaris cedera” (near miss) dan “kejadian sentinel” pada saat program keselamatan pesien mulai dilaksanakan. 5.6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani “kejadian sentinel” (sentinel event)  event)  atau kegiatan proaktif untuk memperkecil resiko,termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “ kejadian sentinel”  sentinel”   5.7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan didalam puskesmas dengan pendekatan antar disiplin. 5.8. Tersedia sumberdaya dan system informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja puskesmas dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut 5.9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi perbaikan kinerja puskesmas dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya Standar VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Standar: 1.  Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas. 2.  Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang bekelajutan untuk meningkatkan dan memelihara competensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien. Kriteria: 6.1  Puskesmas harus memiliki program pendidikan,pelatihan,dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing  masing-masing  6.2  Setiap puskesmas harus mengintgrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan menservice training dan member pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden  insiden   6.3  Setiap puskesmas harus mnyelenggarakan pelatihan tentang kerja sama kelompok (team work) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien

 

  Standar VII. komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mengenai keselamatan pasien Standar: 1.  Puskesmas merencanakan dan melaksanakan proses kesealmatan memberikan informasi keselamatan apsien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal 2.   Transmis  Transmisii data dan informa informasi si harus tepat w waktu aktu dan akurat Kriteria: 7.1.  Perlu di sediakan anggaran untuk merencanakan proses dan proses implementasi memproleh data dan informasi tentang hal hal terkait dengan keselamatan pasien 7.2.  Tersedia mekanisme identifik identifikasi asi masalah dan komunikasi untuk interfensi menejemen yang ada

BAB V LOGISTIK  Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah tentang ketersediaan logistik, yang anatar lain berupa formform pelporan maupun sarana yang di butuhkan untuk pencatatan dan pelaporan kejadian kejadian maupun hasil diskusi adanya potensi  yang mampu mempengaruhi mempengaruhi keselamatan pasien. 1.  Form pelaporan isiden KTD, KNC, KPC, Resiko medik 2.  Form petunjuk keselamatan dalam gedung 3.  Petunjuk lantai bawah 4.  Peralatan kebersihan lingkungan

 

 

BAB VI KESELAMATAN PASIEN Langkah-langkah kegiatan dalam keselamatan pasien adalah sebagai berikut. 1.  Puskesmas membentuk Tim Keselamatan Pasien,dengan susunan organisasi sebagai berikut:ketua dokter umum,anggota dokter,perawat,tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya 2.  Puskesmas mengembangkan syestem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden. 3.  Puskesmas melakukan pelaporan insiden kekomite keselamatan pasien dinas kesehatan kabupaten kota secara rahasia. 4.  Puskesmas memenuhi standar keselamatan pasien dan merupakan tujuan langkah menuju keselamatan pasien.  Tujuh langkah keselamatan pasien puskesmas merupakan panduan  yang komprehen komprehensif sif untuk menuju keselamatan pasien,se pasien,sehingga hingga tujuh langkah tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap puskesmas. Uraian Tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut 1.  Bagian kesadaran akan nilai keselamatan pasien 2.  Memimpin dan mendukung staf 3.  Integrasikan aktifitas 4.  Kembangkan sistem pelaporan 5.  Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien 6.  Belajar dan berbagai pengalaman tentang keselamatan pasien. 7.  Cegah cedera melalui implentasi system keselamatan pasien. Dalam pelaksanaan tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak harus serentak,pilih langkah-langkah yang paling strategis dan paling mudah dilaksanakn dipuskesmas. Bila langkah-langkah ini berhasil maka kembangkan langkah-langkah  yang belum dilaksan dilaksanakan.Bila akan.Bila tujuh langkah ini telah dilaksan dilaksanakan akan dengan baik puskesmas dapat menambah penggunaan metode-metode lainnya.

BAB VII KESELAMATAN KERJA Kesehatan dan keselamatan kerja (k3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan keselamatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja disebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan k3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3

 

 juga melindung melindungii rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan financial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek k3 / keselamatan kesehatan kerja meliputi pencegahan, pemberian sanksi dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Untuk menjamin pengendalian mutu keselamatan pasien, maka yang harus dilakukan adalah : 1.  Setiap unit kerja di Puskesmas mencatat semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian  Tidak Diharapkan dan Kejadian Potensial cedera) pada formulir  yang sudah disediakan oleh Puske Puskesmas. smas. 2.  Setiap unit kerja melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan dan Kejadian Potensial cedera) kepada Tim Keselamatan Pasien pada formulir yang sudah disediakan. 3.   Tim Keselamata Keselamatan n Pasien menganali menganalisi si akar penyebab masalah semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja. 4.  Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan Pasien merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan maslah kepada pimpinan Puskesmas. 5.  Pimpinan Puskesmas melaporkan insiden dan hasil solusi pemecahan masalah ke Komite Keselamatan Pasien setiap kejadiannya insiden dan keselamatan melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia. 6.  Pimpinan Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pada unit kerja di Puskesmas terkait dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja.

 

 

BAB IX PENUTUP Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di puskesmas maka pelaksanaan kegiatan pasien puskesmas sangatlah penting. Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap puskesmas di Indonesia. Program keselamatan pasien merupakan never ending proses,karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan program keselamatan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

 

 

 

 

 

 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF