9 Tugas Pokok Dan Fungsi Bidan Puskesmas Kesehatan Ibu Dan Anak

December 14, 2017 | Author: wilibrordus tema | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

FUNGSI BIDAN...

Description

9 Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Puskesmas kesehatan ibu dan anak (KIA). Guna memberikan kontribusi pelayanan yang optimal kepada sasaran, maka setiap bidan harus memahami tugas pokoknya, baik sebagai bidan koordinator, bidan desa (kelurahan) maupun bidan klinik KIA Puskemas. Dalam rangka memperingati Hari Bidan Indonesia, yang ditetapkan setiap tanggal 24 Juni, kali ini admin blog puskel akan memaparkan bagaimana tugas pokok dan fungsi (tupoksi) bidan, khususnya yang bertugas di puskesmas. Berdasarkan rangkuman berbacam informasi pelayanan puskesmas, terdapat standar minimal 9 (sembilan) tugas pokok dan fungsi, seorang bidan, yakni : 1. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (Ante Natal Care) 2. Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (Post Natal Care) 3. Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neanatal) 4. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah kerja puskesmas 5. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan. 6. Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada wanita usia subur (WUS). 7. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko tinggi (bumil risti) 8. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus kematian ibu dan bayi 9. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan puskesmas. Selamat merayakan Hari Bidan Indonesia, semoga bisa melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Bahkan bisa menjadi bidan delima, idola semuanya.

PERAN DAN FUNGSI BIDAN DI PUSKESMAS RI NGADIREJO Bidan adalah petugas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Bidan adalah sebuah profesi dan untuk dapat dikatakan sebagai seseorang yang bekerja profesional, maka bidan harus dapat memahami sejauh mana peran dan fungsinya sebagai seorang bidan. Bidan dalam menjalankan profesinya mempunyai peran dan fungsi yaitu pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti. A. Peran Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Tim Media pena,2002 : 112 ) B. Fungsi Fungsi adalah kegunaan suatu hal, daya guna, jabatan (pekerjaan) yang dilakukan, kerja bagian tubuh (Tim Media Pena,2002:117) C.Peran Dan Fungsi Bidan Di Puskesmas Rawat Inap Ngadirejo Di Puskesmas Rawat inap Ngadirejo terdapat 6 bidan puskesmas, masing-masing bertugas sebagai koordinator pelayanan KIA, koordinator pelayanan KB, koordinator pelayanan imunisasi, Koordinator pelayanan di ruang bersalin, Koordinator pembinaan dukun bayi, Koordinator rawat inap dll Peran bidan di Puskesmas Rawat Inap Ngadirejo adalah: 1.Sebagai pelaksana, Meliputi 3 kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan a.Tugas Mandiri Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai kewenangannya dengan menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan meliputi: 1) Pelayanan KIA meliputi: pemeriksaan ibu hamil normal, pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan imunisasi dasar pada bayi, pemeriksaan caten 2) Pelayanan KB meliputi : suntik KB, pemasangan IUD dan implant 3) Pelayanan ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir di ruang bersalin. dengan melibatkan klien /keluarga, meliputi:persalinan normal, amniotomi, episitomi dan luka penjahitan perineum tingkat I dan II, pemberian suntikan uterotonika, tindakan manual atau digital pada retensio plasenta/sisa plasenta, manajemen

atonia uteri (termasuk KBE/KBI), pertolongan persalinanan dengan vaccum ekstraksi pada preskep di H IV, perawatan tali pusat, resusitasi pada BBL dengan asfixia ringan 4) Di IGD: pertolongan pertama kegawatdaruratan kebidanan pada ibu dan anak ( tugas mandiri& kolaborasi) 5) Di Rawat inap: perawatan bumil dengan penyulit misalnya hiperemesis gravidarum, perdarahan ante natal, perdarahan postpartum, perawatan bayi asfiksi ringan-sedang, perawatan BBL, BBLR dll (mandiri dan kolaborasi) 4) Di posyandu; pemeriksaan ibu hamil normal, pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan imunisasi dasar pada bayi, pelayanan pada lansia b. Tugas Kolaborasi Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan, kolaborasi dilakukan dengan: 1) dokter pada pemberian terapi pada klien dengan dengan resiko tinggi dan kegawatdaruratan baik di rawat jalan maupun di rawat inap 2) dokter/perawat gigi untuk pemeriksaan kesehatan gigi 3) analis untuk pemeriksaan laboratorium; Hb, urine protein 4) nutrisionis untuk konsultasi gizi 5) PLKB untuk pengadaan alat kontrasepsi bagi aksetor jamkesmas dll c. Tugas Ketergantungan / Merujuk g.yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari bidan desa baik dari dalam maupun luar wilayah bahkan dari bidan puskesmas lain 1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi rujukan keterlibatan klien dan keluarga 2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada klien dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan misalnya pada penderita PEB/Eklamsi, Kala II lama, presbo dll dengan melibatkan klien dan keluarga 3) menerima rujukan dari 2.Peran sebagai pengelola

bidan

desa

dan

bidan

puskesmas

lain

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim a.Pengembangkan pelayanan dasar kesehatan

Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien meliputi : 1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat. 2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama masyarakat 3) Mengelola kegiatan pelayanan kesehatan khususnya KIA/KB sesuai dengan rencana. 4) Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan program/ kegiatan pelayanan KIA/KB 5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya KIA KB termasuk pemanfaatan sumber yang ada pada program dan sektor terkait. misalnya P4K, pemasangan poster dan leaflet di ruang pemeriksaan dan ruang tunggu dll 6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi yang ada misalnya lewat posyandu, desa siaga dll 7) Mempertahankan dan meningkatkan mutu serta keamanan praktik profesional melalui 1. Pendidikan ; bidan puskesmas RI Ngadirejo lulusan D III semua 2. Pelatihan : beberapa bidan sudah mendapat pelatihan PONED, APN dll 3. Pembinaan oleh kepala puskesmas yang dilakukan tiap bulan pada rapat KGI 8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan b Berpartisipasi dalam tim Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain yang berada di wilayah kerjanya, meliputi : 1) Bekerjasama dengan Puskesmas, institusi lain sebagai anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien bentuk konsultasi, rujukan & tindak lanjut 2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader kesehatan, PLKB dan masyarakat 3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain 4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi 5) Membina kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan 3. Peran sebagai pendidik

Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader a Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan khususnya KIA/KB b Melatih dan membimbing siswa bidan/keperawatan yang PKL di puskesmas Ngadirejo c membina dukun di wilayah kerja puskesmas Ngadirejo d. membina kader di desa binaannya masing-masing 4. Peran sebagai peneliti Peran bidan puskesmas sebagai peneliti dengan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok.di puskesmas RI Ngadirejo belum dilakukan secara maksimal B. Fungsi Bidan 1. Fungsi Pelaksana Fungsi bidan di puskesmas Ngadirejo sebagai pelaksana mencakup: a. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan dengan berkolaborasi dengan KUA dalam bentuk edukasi pada caten, dengan sekolah (smp/smu) dengan melakukan pemeriksaan dan penyuluhan b. Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi. c. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu; Kala II lama, persalinan VE pada presentasi kepala pada Hodge IV, perawatan pasien hiper emesis gravidarum di rawat inap dll d. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi: BBLR, f. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas g. Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah melalui posyandu dan pemeriksaan anak TK h. Memberi pelayanan KB; suntik,implant IUD, pil dan kondom. i. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan sistem reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause di posyandu lansia 2. Fungsi Pengelola Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup:

a. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat. b. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan c. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan. d. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan kebidanan e. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan. 3. Fungsi Pendidik Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup: a. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta KB b. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan d. Memberi bimbingan kepada para peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat. sesuai dengan bidang keahliannya. 3. Fungsi Peneliti Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup: a. Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan. b. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB Fungsi bidan sebagai peneliti belum dilakukan secara maksimal

TUGAS DAN WEWENANG BIDAN 1. 1. WELCOME TO OUR PRESENTATION KONSEP KEBIDANAN 2. 2. 1. DELLA PRAVIDA A. ( 1302200019 ) 2. LUTVI P. ( 1302200020 ) 3. DIEKA AYU M. ( 1302200021 ) 4. ENGGAL P.N.S. ( 1302200022 ) 5. RISZA R.P.L. ( 1302200023 ) 6. NA’IMATUSH S. ( 1302200024 ) 7. EMY S. ( 1302200025 ) 8. MALINDA E.A. ( 1302200026 ) 9. IMA R. ( 1302200027 ) 10.RIZKI P.H. ( 1302200028 ) 3. 3. PRAKTIK KEBIDANAN YANG SESUAI DENGAN TUGAS DAN WEWENANG BIDAN 4. 4. PENGERTIAN BIDAN ??? • Menurut IBI Bidan adalah seorang wanita yg telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yg berlaku, dicatat ( registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktik. 5. 5. Tugas Bidan Berdasarkan Asuhan atau Pelayanan Kebidanan Tugas di Desa 6. 6. Tugas bidan berdasarkan asuhan atau pelayanan kebidanan sebagai berikut : • 1. Memberikan bimbingan, asuhan dan nasehat kepada remaja (calon ibu),ibu hamil termasuk ibu hamil dengan resiko tinggi, ibu melahirkan,ibu nifas, ibu menyusui serta ibu dalam masa klimak terium dan menopause. • 2. Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan terhadap bayi dan anak- anak prasekolah 7. 7. Next.... • 3. Memberikan pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan keluarga kecil, sehat dan sejahtera. • 4. Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan anak balita yang kesehatannya terganggu, serta memberi bantuan pengobatan sebagai pertolongan pertama sebelum tindakan medis lanjutan dilakukan. 8. 8. Next..... • 5. Melakukan penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kehamilan, praperkawinan, penyakit kandungan yang terkait dengan kehamilan, dan keluarga berencana, keshatan terhadap anak- anak, gizi dan kesehatan lingkungan keluarga. • 6. Membimbing dan melatih calon bidan,dukun dan kader kesehatan di dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan. 9. 9. Next.... • 7. Mengkaji kegiatan pelayanan/ asuhan kebidanan yang dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan. • 8. Memotivasi dan

menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

dalam

rangka

10.10. Tugas Bidan di Desa Tugas seorang bidan di suatu desa adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan kegiatan di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan diberikan 2) Menggerakkan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya (Depkes RI, 2002). 11.11. Wewenang Tambahan

Bidan

Permenkes Di Desa

Umum Khusus Darurat

12.12. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: • Kewenangan normal: – Pelayanan kesehatan ibu – Pelayanan kesehatan anak – Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana • Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah • Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter 13.13. Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan • Pelayanan kesehatan ibu – Ruang lingkup: • Pelayanan konseling pada masa pra hamil • Pelayanan antenatal pada kehamilan normal • Pelayanan persalinan normal • Pelayanan ibu nifas normal • Pelayanan ibu menyusui • Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan 14.14. Kewenangan: • Episiotomi • Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II • Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan • Pemberian tablet Fe pada ibu hamil • Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas • Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif • Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum • Penyuluhan dan konseling • Bimbingan pada kelompok ibu hamil • Pemberian surat keterangan kematian • Pemberian surat keterangan cuti bersalin 15.15. • Pelayanan kesehatan anak – Ruang lingkup: • Pelayanan bayi baru lahir • Pelayanan bayi • Pelayanan anak balita • Pelayanan anak pra sekolah – Kewenangan: • Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat • Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk • Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan • Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah • Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah • Pemberian konseling dan penyuluhan • Pemberian surat keterangan kelahiran • Pemberian surat keterangan kematian 16.16. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan: – Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan

reproduksi perempuan dan keluarga berencana – Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom 17.17. Selain kewenangan normal , khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi: • Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit • Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter) • Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan • Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan 18.18. Next..... • Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah • Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas • Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya • Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi • Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah 19.19. • Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter. 20.20. Wewenang Bidan di Desa • Peraturan Menteri Kesehatan RI (Permenkes) Nomor 572[/Menkes/ RI/1996 menjelaskan bahwa bidan di dalam menjalankan prakteknya, berwenang untuk memberikan pelayanan KIA, Wewenang bidan yang bekerja di desa sama dengan wewenang yang diberikan kepada bidan lainnya. Hal ini diatur dengan peraturan Menteri Kesehatan (Depkes RI, 1997). Wewenang tersebut adalah sebagai berikut: 21.21. • Wewenang umum Kewenangan yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang dapat dipertanggungjawabkan secara mandiri. 22.22. • Wewenang khusus Wewenang khusus adakah untuk melaksanakan kegiatan yang memerlukan pengawasan dokter. Tanggung jawab pelaksanaannya berada pada dokter yang diberikan wewenang tersebut. 23.23. • Wewenang pada keadaan darurat Bidan diberi wewenang melakukan pertolongan pertama untuk menyelamatkan penderita atas tanggung jawabnya sebagai insan profesi. Segera setelah melakukan tindakan darurat tersebut, bidan diwajibkan membuat laporan ke Puskesmas di wilayah kerjanya.

24.24. • Wewenang tambahan Bidan dapat diberi wewenang tambahan oleh atasannya dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan program pemerintah pendidikan dan pelatihan yang diterimanya. 25.25. PRAKTIK KEBIDANAN YANG SESUAI DENGAN TUGAS DAN WEWENANG BIDAN • Seorang Bidan memberikan pertolongan pada persalinan ibu hamil • Seorang Bidan wajib menanyakan keluhan, gejala- gejala yang pernah dialami oleh ibu hamil selama bukan dalam keadaan darurat • Seorang Bidan wajib memberikan memberikan penyuluhan tentang tindakan yang akan dilakukan oleh bidan, serta resiko yang mungkin terjadi • Seorang Bidan wajib memberikan pelayanan yang professional kepada pasien agar pasien merasa puas 26.26. • Seorang Bidan wajib merahasiakan segala sesauatu yang diketahuinya tentang seorang pasien • Seorang Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan. • Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul • Bidan bertugas memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien 27.27. • Bidan wajib mematuhi peraturan sesuai dengan hubungan hukum antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan di mana ia bekerja. • Bidan wajib merujuk pasien dengan penulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien. • Bidan wajib member kesempatan keopada pasien untuk di dampingi suami dan keluarga. • Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan. • Bidan wajib merahasiakan segala sesauatu yang diketahuinya tentang seorang pasien. 28.28. • PEMERIKSAAN HARIAN Pemeriksaan harian bukan pemeriksaan fisik seperti pada saat lahir, Karena abdnormalitas fisik yata sudah dikenali sebelumnya. Pemeriksaan harin brguna untuk mengkonfirmasi Bahwa prekembangna normal telah terjadi dan bahwa penyimpangan dari normal yang terjadi sejak lahir dapat dideteksi dan diobati secara dini. 29.29. Next..... Prosedur pemeriksaan harian terhadap bayi: • Awali dengan mendiskusikan perkembangan bayi denga orang tua. • Jelaskan prosedur, minta persetujuan tindakan dari orang tua. • Diskusikan perilaku dan aktivitas bayi dengan orang tua. • Cuci tangan dan bila perlu pakai srunjg tangan. • Pencahayaan harus baik dan bayi harus selalu dalam keadaan hangat. • Observasi warna dan tampilan umum bayi. • Periksa kepala, mata, nmukut, dan umbilicus bayi. • Bila perlu timbang berat badan bayi. • Pakaikan kembali pakaian bayi. • Diskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tua. • Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan tindakan yang sesuai.

Permenkes 369 standar profesi bidan 1. 1. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, dipandang perlu menetapkan Standar Profesi bagi Bidan dengan Keputusan Menteri Kesehatan;Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/ 2002 tentang Registrasi Dan Praktik Bidan; 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/MENKES/SK/X/ 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; 2. 2. 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; MEMUTUSKAN:Menetapkan :Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN.Kedua : Standar Profesi Bidan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.Ketiga : Standar Profesi Bidan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar digunakan sebagai pedoman bagi Bidan dalam menjalankan tugas profesinya.Keempat : Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan ini dengan mengikutsertakan organisasi profesi terkait, sesuai tugas dan fungsi masing- masing.Kelima : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 27 Maret 2007 MENTERI KESEHATAN, Dr. dr. SITI FADILAH

SUPARI, Sp.JP (K) LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 369/MENKES/SK/III/2007 2 3. 3. TANGGAL : 27 Maret 2007A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan. Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker. Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output. 2. Tujuan a. Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas. b. Sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan profesi. 3. Pengertian a. Definisi bidan Ikatan Bidan Indonesia telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956, dengan demikian seluruh kebijakan dan pengembangan profesi kebidanan di Indonesia merujuk dan mempertimbangkan kebijakan ICM. Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui 3 4. 4. oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut secara berkala di review dalam pertemuan Internasional / Kongres ICM. Definisi terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. Bidan diakui sebagai tenaga

professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.b. Pengertian Bidan Indonesia Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia, maka Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menetapkan bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada 4 5. 5. kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya. c. Kebidanan/Midwifery Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya d. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service) Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. e. Praktik Kebidanan Praktik Kebidanan adalah implementasi dari

ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya, didasari etika dan kode etik bidan. f. Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen Asuhan Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. g. Asuhan Kebidanan (PR lihat buku) Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.4. Paradigma Kebidanan Bidan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma, berupa pandangan terhadap manusia / perempuan, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan / kebidanan dan keturunan. 5 6. 6. a. Perempuan Perempuan sebagimana halnya manusia adalah mahluk bio-psiko- sosio-kultural yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang unik, dan bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangan. Perempuan sebagai penerus generasi, sehingga keberadaan perempuan yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukan. Perempuan sebagai sumber daya insani merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan/kondisi perempuan/Ibu dalam keluarga. Para perempuan di masyarakat adalah penggerak dan pelopor peningkatan kesejahteraan keluarga.b. Lingkungan Lingkungan merupakan semua yang terlibat dalam interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya, baik lingkungan fisik, psikososial, biologis maupun budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komunitas dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan sosial yang terdiri dari individu, keluarga dan komunitas yang mempunyai tujuan dan sistem nilai. Perempuan merupakan bagian dari anggota keluarga dari unit komunitas. Keluarga yang dalam fungsinya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia berada. Keluarga dapat menunjang kebutuhan sehari-hari dan memberikan dukungan emosional kepada ibu sepanjang siklus kehidupannya. Keadaan sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan reproduksi perempuan.c. Perilaku Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.d. Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.

Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, 6 7. 7. sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan kebidanan dapat dibedakan menjadi : 1) Layanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab bidan. 2) Layanan Kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota timyang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. 3) Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya. e. Keturunan Keturunan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas manusia. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat.5. Falsafah Kebidanan Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Keyakinan tersebut meliputi : a. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan. Hamil dan bersalin merupakan suatu proses alamiah dan bukan penyakit. b. Keyakinan tentang Perempuan. Setiap perempuan adalah pribadi yang unik mempunyai hak, kebutuhan, keinginan masing-masing. Oleh sebab itu perempuan harus berpartisipasi aktif dalam stiap asuhan yang diterimanya. c. Keyakinan fungsi Profesi dan manfaatnya. Fungsi utama profesi bidan adalah mengupayakan kesejahteraan ibu & bayinya, proses fisiologis harus dihargai, didukung dan dipertahankan. Bila timbul penyulit, dapat menggunakan teknologi tepat guna dan rujukan yang efektif, untuk memastikan kesejahteraan perempuan & janin/bayinya. d. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan. Perempuan harus diberdayakan untuk mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dan konseling. Pengambila keputusan merupakan tanggung jawab bersama antara perempuan, keluarga & pemberi asuhan. 7 8. 8. e. Keyakinan tentang tujuan Asuhan. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada: pencegahan, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dg cara yang kreatif & fleksibel, suportif, peduli; bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan; asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan & tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuan f. Keyakinan ttg Kolaborasi dan Kemitraan. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai satu kesatuan fisik, psikis, emosional, social, budaya, spiritual serta pengalaman

reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. g. Sebagai Profesi bidan mempunyai pandangan hidup Pancasila, seorang bidan menganut filosofis yang mempunyai keyakinan didalam dirinya bahwa semua manusia adalah mahluk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang unik merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dan tidak ada individu yang sama. h. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan kebudayaan. Setiap individu berhak menentukan nasib sendiri dan mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan disegala aspek pemeliharaan kesehatannya. i. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapat pelayanan yang berkualitas. j. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan persiapan sampai anak menginjak masa masa remaja. k. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah/daerah membentuk masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu kesatuan bangsa Indonesia. Manusia terbentuk karena adanya interaksi antara manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis mempunyai tujuan dan nilai-nilai yang terorganisir.6. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan 8 9. 9. perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak. Bidan dapat praktik diberbagai tatanan pelayanan, termasuk di rumah, masyarakat, Rumah Sakit, klinik atau unit kesehatan lainnya.7. Kualifikasi Pendidikan a. Lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma III kebidanan, merupakan bidan pelaksana, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. b. Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV / S1 merupakan bidan professional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, dan pendidik. c. Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3, merupakan bidan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, pendidik, peneliti, pengembang dan konsultan dalam pendidikan bidan maupun system/ketata-laksanaan pelayanan kesehatan secara universal. b. STANDAR KOMPETENSI BIDAN Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai

persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang 9 10.10. bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.Pengetahuan dan Keterampilan Dasar1. Kebudayaan dasar masyarakat di Indonesia.2. Keuntungan dan kerugian praktik kesehatan tradisional dan modern.3. Sarana tanda bahaya serta transportasi kegawat-daruratan bagi anggota masyarakat yang sakit yang membutuhkan asuhan tambahan.4. Penyebab langsung maupun tidak langsung kematian dan kesakitan ibu dan bayi di masyarakat.5. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak- haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesehatan dalam memperoleh pelayanan kebidanan).6. Keuntungan dan resiko dari tatanan tempat bersalin yang tersedia.7. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman.8. Masyarakat keadaan kesehatan lingkungan, termasuk penyediaan air, perumahan, resiko lingkungan, makanan, dan ancaman umum bagi kesehatan.9. Standar profesi dan praktik kebidanan.Pengetahuan dan Keterampilan Tambahan1. Epidemiologi, sanitasi, diagnosa masyarakat dan vital statistik.2. Infrastruktur kesehatan setempat dan nasional, serta bagaimana mengakses sumberdaya yang dibutuhkan untuk asuhan kebidanan.3. Primary Health Care (PHC) berbasis di masyarakat dengan menggunakan promosi kesehatan serta strategi penvegahan penyakit.4. Program imunisasi nasional dan akses untuk pelayanan imunisasi.Perilaku Profesional Bidan1. Berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan aspek legal.2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya.3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir.4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk penyakit, penularan dan strategis dan pengendalian infeksi.5. Melakukan konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak.7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.8. Menggunakan keterampilan mendengar dan memfasilitasi.9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga. 10 11.11. 10. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan.PRA KONSEPSI, KB, DAN GINEKOLOGIKompetensi ke-2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua.Pengetahuan Dasar1. Pertumbuhan dan perkembangan seksualitas dan aktivitas seksual.2.

Anatomi dan fisiologi pria dan wanita yang berhubungan dengan konsepsi dan reproduksi.3. Norma dan praktik budaya dalam kehidupan seksualitas dan kemampuan bereproduksi.4. Komponen riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan riwayat genetik yang relevan.5. Pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengevaluasi potensi kehamilan yang sehat.6. Berbagai metode alamiah untuk menjarangkan kehamilan dan metode lain yang bersifat tradisional yang lazim digunakan.7. Jenis, indikasi, cara pemberian, cara pencabutan dan efek samping berbagai kontrasepsi yang digunakan antara lain pil, suntik, AKDR, alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), kondom, tablet vagina dan tisu vagina.8. Metode konseling bagi wanita dalam memilih suatu metode kontrasepsi.9. Penyuluhan kesehatan mengenai IMS, HIV/AIDS dan kelangsungan hidup anak.10. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual yang lazim terjadi.Pengetahuan Tambahan1. Faktor-faktor yang menentukan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan.2. Indikator penyakit akut dan kronis yang dipengaruhi oleh kondisi geografis, dan proses rujukan pemeriksaan/pengobatan lebih lanjut.3. Indikator dan metode konseling/rujukan terhadap gangguan hubungan interpersonal, termasuk kekerasan dan pelecehan dalam keluarga (seks, fisik dan emosi).Keterampilan Dasar1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang lengkap.2. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus sesuai dengan kondisi wanita. 11 12.12. 3. Menetapkan dan atau melaksanakan dan menyimpulkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti hematokrit dan analisa urine.4. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan keterampilan konseling dasar dengan tepat.5. Memberikan pelayanan KB yang tersedia sesuai kewenangan dan budaya masyarakat.6. Melakukan pemeriksaan berkala akseptor KB dan melakukan intervensi sesuai kebutuhan.7. Mendokumentasikan temuan-temuan dari intervensi yang ditemukan.8. Melakukan pemasangan AKDR.9. Melakukan pencabutan AKDR dengan letak normal.Keterampilan Tambahan1. Melakukan pemasangan AKBK.2. Melakukan pencabutan AKBK dengan letak normal.ASUHAN DAN KONSELING SELAMA KEHAMILANKompetensi ke-3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.Pengetahuan Dasar1. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia.2. Siklus menstruasi dan proses konsepsi.3. Tumbuh kembang janin dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.4. Tanda-tanda dan gejala kehamilan.5. Mendiagnosa kehamilan.6. Perkembangan normal kehamilan.7. Komponen riwayat kesehatan.8. Komponen pemeriksaan fisik yang terfokus selama antenatal.9. Menentukan umur kehamilan dari riwayat menstruasi, pembesaran dan/atau tinggi fundus uteri.10. Mengenal tanda dan gejala anemia ringan dan berat, hyperemesis gravidarum, kehamilan ektopik terganggu, abortus imminen, molahydatidosa dan komplikasinya, dan kehamilan ganda, kelainan letak

serta pre eklamsia.11. Nilai Normal dari pemeriksaan laboratorium seperti Haemaglobin dalam darah, test gula, protein, acetone dan bakteri dalam urine.12. Perkembangan normal dari kehamilan: perubahan bentuk fisik, ketidaknyamanan yang lazim, pertumbuhan fundus uteri yang diharapkan.13. Perubahan psikologis yang normal dalam kehamilan dan dampak kehamilan terhadap keluarga.14. Penyuluhan dalam kehamilan, perubahan fisik, perawatan buah dada ketidaknyamanan, kebersihan, seksualitas, nutrisi, pekerjaan dan aktifitas (senam hamil).15. Kebutuhan nutrisi bagi wanita hamil dan janin. 12 13.13. 16. Penata laksanaan immunisasi pada wanita hamil.17. Pertumbuhan dan perkembangan janin.18. Persiapan persalinan, kelahiran, dan menjadi orang tua.19. Persiapan keadaan dan rumah/keluarga untuk menyambut kelahiran bayi.20. Tanda-tanda dimulainya persalinan.21. Promosi dan dukungan pada ibu menyusukan.22. Teknik relaksasi dan strategi meringankan nyeri pada persiapan persalinan dan kelahiran.23. Mendokumentasikan temuan dan asuhan yang diberikan.24. Mengurangi ketidaknyamanan selama masa kehamilan.25. Penggunaan obat-obat tradisional ramuan yang aman untuk mengurangi ketidaknyamanan selama kehamilan.26. Akibat yang ditimbulkan dari merokok, penggunaan alkohol, dan obat terlarang bagi wanita hamil dan janin.27. Akibat yang ditimbulkan/ditularkan oleh binatang tertentu terhadap kehamilan, misalnya toxoplasmasmosis.28. Tanda dan gejala dari komplikasi kehamilan yang mengancam jiwa seperti pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, kelahiran premature, anemia berat.29. Kesejahteraan janin termasuk DJJ dan pola aktivitas janin.30. Resusitasi kardiopulmonary.Pengetahuan Tambahan1. Tanda, gejala dan indikasi rujukan pada komplikasi tertentu dalam kehamilan, seperti asma, infeksi HIV, infeksi menular seksual (IMS), diabetes, kelainan jantung, postmatur/serotinus.2. Akibat dari penyakit akut dan kronis yang disebut diatas bagi kehamilan dan janinnya.Keterampilan Dasar1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisanya pada setiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap.3. Melaksanakan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran tinggi fundus uteri/posisi/presentasi dan penurunan janin.4. Melakukan penilaian pelvic, termasuk ukuran dan struktur tulang panggul.5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk detak jantung janin dengan menggunakan fetoscope (Pinrad) dan gerakan janin dengan palpasi uterus.6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perkiraan persalinan.7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin.8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi kehamilan.9. Memberikan penyuluhan pada klien/keluarga mengenai tanda-tanda berbahaya serta bagaimana menghubungi bidan.10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hyperemesis gravidarum tingkat I, abortus imminen dan pre eklamsia ringan. 13

14.14. 11. Menjelaskan dan mendemontrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam kehamilan.12. Memberikan immunisasi pada ibu hamil.13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat dari: a. Kekurangan gizi. b. Pertumbuhan janin yang tidak adekuat: SGA & LGA. c. Pre eklamsia berat dan hipertensi. d. Perdarahan per-vaginam. e. Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm. f. Kelainan letak pada janin kehamilan aterm. g. Kematian janin. h. Adanya adema yang signifikan, sakit kepala yang hebat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium yang disebabkan tekanan darah tinggi. i. Ketuban pecah sebelum waktu (KPD=Ketuban Pecah Dini). j. Persangkaan polyhydramnion. k. Diabetes melitus. l. Kelainan congenital pada janin. m. Hasil laboratorium yang tidak normal. n. Persangkaan polyhydramnion, kelainan janin. o. Infeksi pada ibu hamil seperti : IMS, vaginitis, infeksi saluran perkemihan dan saluran nafas.14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan (senam), keamanan dan berhenti merokok.16. Penggunaan secara aman jamu/obat-obatan tradisional yang tersedia.Keterampilan Tambahan1. Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ.2. Memberikan pengobatan dan/atau kolaborasi terhadap penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan standar local dan sumber daya yang tersedia.3. Melaksanakan kemampuan Asuhan Pasca Keguguran.ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN KELAHIRANKompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk 14 15.15. mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.Pengetahuan Dasar1. Fisiologi persalinan.2. Anatomi tengkorak janin, diameter yang penting dan penunjuk.3. Aspek psikologis dan cultural pada persalinan dan kelahiran.4. Indikator tanda-tanda mulai persalinan.5. Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.6. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan.7. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.8. Proses penurunan janinmelalui pelvic selama persalinan dan kelahiran.9. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.10. Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti: kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.11. Transisi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus.12. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernapasan, kehangatan dan memberikan ASI/PASI, eksklusif 6 bulan.13. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya bila dimungkinkan.14. Mendukung dan meningkatkan pemberian ASI eksklusif.15. Manajemen fisiologi kala III.16. Memberikan

suntikan intra muskuler meliputi: uterotonika, antibiotika dan sedative.17. Indikasi tindakan kedaruratan kebidanan seperti: distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.18. Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD.19. Indikator komplikasi persalinan : perdarahan, partus macet, kelainan presentasi, eklamsia kelelahan ibu, gawat janin, infeksi, ketuban pecah dini tanpa infeksi, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term serta tali pusat menumbung.20. Prinsip manajemen kala III secara fisiologis.21. Prinsip manajemen aktif kala III.Pengetahuan Tambahan1. Penatalaksanaan persalinan dengan malpresentasi.2. Pemberian suntikan anestesi local.3. Akselerasi dan induksi persalinan.Keterampilan Dasar1. Mengumpulkan data yang terfokus pada riwayat kebidanan dan tanda- tanda vital ibu pada persalinan sekarang.2. Melaksanakan pemeriksaan fisik yang terfokus. 15 16.16. 3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap untuk posisi dan penurunan janin.4. Mencatat waktu dan mengkaji kontraksi uterus (lama, kekuatan dan frekuensi).5. Melakukan pemeriksaan panggul (pemeriksaan dalam) secara lengkap dan akurat meliputi pembukaan, penurunan, bagian terendah, presentasi, posisi keadaan ketuban, dan proporsi panggul dengan bayi.6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograph.7. Memberikan dukungan psikologis bagi wanita dan keluarganya.8. Memberikan cairan, nutrisi dan kenyamanan yang kuat selama persalinan.9. Mengidentifikasi secara dini kemungkinan pola persalinan abnormal dan kegawat daruratan dengan intervensi yang sesuai dan atau melakukan rujukan dengan tepat waktu.10. Melakukan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm sesuai dengan indikasi.11. Menolong kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat.12. Melakukan episiotomi dan penjahitan, jika diperlukan.13. Melaksanakan manajemen fisiologi kala III.14. Melaksanakan manajemen aktif kala III.15. Memberikan suntikan intra muskuler meliputi uterotonika, antibiotika dan sedative.16. Memasang infus, mengambil darah untuk pemeriksaan hemoglobin (HB) dan hematokrit (HT).17. Menahan uterus untuk mnecegah terjadinya inverse uteri dalam kala III.18. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya.19. Memperkirakan jumlah darah yang keluar pada persalinan dengan benar.20. Memeriksa robekan vagina, serviks dan perineum.21. Menjahit robekan vagina dan perineum tingkat II.22. Memberikan pertolongan persalinan abnormal : letak sungsang, partus macet kepada di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, post term dan pre term.23. Melakukan pengeluaran, plasenta secara manual.24. Mengelola perdarahan post partum.25. Memindahkan ibu untuk tindakan tambahan/kegawat daruratan dengan tepat waktu sesuai indikasi.26. Memberikan lingkungan yang aman dengan meningkatkan hubungan/ikatan tali kasih ibu dan bayi baru lahir.27. Memfasilitasi ibu untuk menyusui sesegera mungkin dan mendukung ASI eksklusif.28. Mendokumentasikan temuan-temuan yang penting dan intervensi yang

dilakukan.Keterampilan Tambahan1. Menolong kelahiran presentasi muka dengan penempatan dan gerakan tangan yang tepat. 16 17.17. 2. Memberikan suntikan anestesi local jika diperlukan.3. Melakukan ekstraksi forcep rendah dan vacum jika diperlukan sesuai kewenangan.4. Mengidentifikasi dan mengelola malpresentasi, distosia bahu, gawat janin dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) dengan tepat.5. Mengidentifikasi dan mengelola tali pusat menumbung.6. Mengidentifikasi dan menjahit robekan serviks.7. Membuat resep dan atau memberikan obat-obatan untuk mengurangi nyeri jika diperlukan sesuai kewenangan.8. Memberikan oksitosin dengan tepat untuk induksi dan akselerasi persalinan dan penanganan perdarahan post partum.ASUHAN PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUIKompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.Pengetahuan Dasar1. Fisiologis nifas.2. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan/abortus.3. Proses laktasi/menyusui dan teknik menyusui yang benar serta penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara, abses, masitis, putting susu lecet, putting susu masuk.4. Nutrisi ibu nifas, kebutuhan istirahat, aktifitas dan kebutuhan fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih.5. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.6. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.7. “Bonding & Atacchment” orang tua dan bayi baru lahir untuk menciptakan hubungan positif.8. Indikator subinvolusi: misalnya perdarahan yang terus-menerus, infeksi.9. Indikator masalahmasalah laktasi.10. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginam menetap, sisa plasenta, renjatan (syok) dan pre-eklamsia post partum.11. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinetia alvi.12. Kebutuhan asuhan dan konseling selama dan konseling selama dan sesudah abortus.13. Tanda dan gejala komplikasi abortus.Keterampilan Dasar1. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan kelahiran.2. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu. 17 18.18. 3. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.4. Merumuskan diagnosa masa nifas.5. Menyusun perencanaan.6. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.7. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.8. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana perlu.9. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai.10. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal: sisa plasenta, renjatan dan infeksi ringan.11. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca persalinan.12. Melakukan konseling dan memberikan dukungan untuk wanita pasca persalinan.13. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.14. Memberikan antibiotika yang sesuai.15. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-

temuan dan intervensi yang dilakukan.Keterampilan Tambahan1. Melakukan insisi pada hematoma vulva.ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIRKompetensi ke-6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan.Pengetahuan Dasar1. Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus.2. Kebutuhan dasar bayi baru lahir: kebersihan jalan napas, perawatan tali pusat, kehangatan, nutrisi, “bonding & attachment”.3. Indikator pengkajian bayi baru lahir, misalnya dari APGAR.4. Penampilan dan perilaku bayi baru lahir.5. Tumbuh kembang yang normal pada bayi baru lahir selama 1 bulan.6. Memberikan immunisasi pada bayi.7. Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: caput, molding, mongolian spot, hemangioma.8. Komplikasi yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal seperti: hypoglikemia, hypotermi, dehidrasi, diare dan infeksi, ikterus.9. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi baru lahir sampai 1 bulan.10. Keuntungan dan resiko immunisasi pada bayi.11. Pertumbuhan dan perkembangan bayi premature.12. Komplikasi tertentu pada bayi baru lahir, seperti trauma intra-cranial, fraktur clavicula, kematian mendadak, hematoma. 18 19.19. Keterampilan Dasar1. Membersihkan jalan nafas dan memelihara kelancaran pernafasan, dan merawat tali pusat.2. Menjaga kehangatan dan menghindari panas yang berlebihan.3. Menilai segera bayi baru lahir seperti nilai APGAR.4. Membersihkan badan bayi dan memberikan identitas.5. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada bayi baru lahir dan screening untuk menemukan adanya tanda kelainan-kelainan pada bayi baru lahir yang tidak memungkinkan untuk hidup.6. Mengatur posisi bayi pada waktu menyusu.7. Memberikan immunisasi pada bayi.8. Mengajarkan pada orang tua tentang tanda-tanda bahaya dan kapan harus membawa bayi untuk minta pertolongan medik.9. Melakukan tindakan pertolongan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir, seperti: kesulitan bernafas/asphyksia, hypotermia, hypoglycemi.10. Memindahkan secara aman bayi baru lahir ke fasilitas kegawatdaruratan apabila dimungkinkan.11. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang dilakukan.Keterampilan Tambahan1. Melakukan penilaian masa gestasi.2. Mengajarkan pada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan bayi yang normal dan asuhannya.3. Membantu orang tua dan keluarga untuk memperoleh sumber daya yang tersedia di masyarakat.4. Memberikan dukungan kepada orang tua selama masa berduka cita sebagai akibat bayi dengan cacat bawaan, keguguran, atau kematian bayi.5. Memberikan dukungan kepada orang tua selama bayinya dalam perjalanan rujukan diakibatkan ke fasilitas perawatan kegawatdaruratan.6. Memberikan dukungan kepada orang tua dengan kelahiran ganda.ASUHAN PADA BAYI DAN BALITA 19 20.20. Kompetensi ke-7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun).Pengetahuan Dasar1. Keadaan kesehatan bayi dan anak di Indonesia, meliputi: angka kesakitan, angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian.2. Peran

dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak.3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.4. Kebutuhan fisik dan psikososial anak.5. Prinsip dan standar nutrisi pada bayi dan anak. Prinsip-prinsip komunikasi pada bayi dan anak.6. Prinsip keselamatan untuk bayi dan anak.7. Upaya pencegahan penyakit pada bayi dan anak misalnya pemberian immunisasi.8. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi normal seperti: gumoh/regurgitasi, diaper rash dll serta penatalaksanaannya.9. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada bayi dan anak.10. Penyimpangan tumbuh kembang bayi dan anak serta penatalaksanaannya.11. Bahaya-bahaya yang sering terjadi pada bayi dan anak di dalam dan luar rumah serta upaya pencegahannya.12. Kegawat daruratan pada bayi dan anak serta penatalaksanaannya.Keterampilan Dasar1. Melaksanakan pemantauan dan menstimulasi tumbuh kembang bayi dan anak.2. Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pencegahan bahaya- bahaya pada bayi dan anak sesuai dengan usia.3. Melaksanakan pemberian immunisasi pada bayi dan anak.4. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan pada bayi dan anak yang terfokus pada gejala.5. Melakukan pemeriksaan fisik yang berfokus.6. Mengidentifikasi penyakit berdasarkan data dan pemeriksaan fisik.7. Melakukan pengobatan sesuai kewenangan, kolaborasi atau merujuk dengan cepat dan tepat sesuai dengan keadaan bayi dan anak.8. Menjelaskan kepada orang tua tentang tindakan yang dilakukan.9. Melakukan pemeriksaan secara berkala pda bayi dan anak sesuai dengan standar yang berlaku.10. Melaksanakan penyuluhan pada orang tua tentang pemeliharaan bayi.11. Tepat sesuai keadaan bayi dan anak yang mengalami cidera dari kecelakaan.12. Mendokumentasikan temuantemuan dan intervensi yang dilakukan.KEBIDANAN KOMUNITAS 20 21.21. Kompetensi ke-8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.Pengetahuan Dasar1. Konsep dan sasaran kebidanan komunitas.2. Masalah kebidanan komunitas.3. Pendekatan asuhan kebidanan pada keluarga, kelompok dari masyarakat.4. Strategi pelayanan kebidanan komunitas.5. Ruang lingkup pelayanan kebidanan komunitas.6. Upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak dalam keluarga dan masyarakat.7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak.8. Sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak.Pengetahuan Tambahan1. Kepemimpinan untuk semua (kesuma).2. Pemasaran sosial.3. Peran serta masyarakat (PSM).4. Audit maternal perinatal.5. Perilaku kesehatan masyarakat.6. Program-program pemerintah yang terkait dengan kesehatan ibu dan anakKeterampilan Dasar1. Melakukan pengelolaan pelayanan ibu hamil, nifas, laktasi, bayi balita dan KB di masyarakat.2. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak.3. Melakukan pertolongan persalinan di rumah dan polindes.4. Mengelola pondok bersalin desa (polindes).5. Melaksanakan kunjungan rumah pada ibu hamil, nifas dan laktasi bayi dan balita.6. Melakukan penggerakan dan

pembinaan peran serta masyarakat untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.7. Melaksanakan penyuluhan dan konseling kesehatan.8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.Keterampilan Tambahan1. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.2. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan dukun bayi.3. Mengelola dan memberikan obat-obatan sesuai dengan kewenangannya.4. Menggunakan teknologi kebidanan tepat guna.ASUHAN PADA IBU/WANITA DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI 21 22.22. Kompetensi ke-9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.Pengetahuan Dasar1. Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS.2. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim terjadi.3. Tanda, gejala, dan penatalaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.Keterampilan Dasar1. Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelainan sistem reproduksi.2. Memberikan pengobatan pada perdarahan abnormal dan abortus spontan (bila belum sempurna).3. Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat ada wanita/ibu dengan gangguan system reproduksi.4. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada gangguan system reproduksi meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.5. Mikroskop dan penggunaannya.6. Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear.Keterampilan Tambahan1. Menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan hapusan vagina.2. Mengambil dan proses pengiriman sediaan pap smear. 22 23.23. STANDAR PENDIDIKAN BIDANSTANDAR I : LEMBAGA PENDIDIKANLembaga pendidikan kebidanan berada pada suatu institusi pendidikan tinggi.Definisi Operasional :Penyelenggara pendidikan kebidanan adalah institusi pendidikan tinggi baikpemerintah maupun swasta sesuai dengan kaidah-kaidah yang tercantum padasistim pendidikan nasional.STANDAR II : FALSAFAHLembaga pendidikan kebidanan mempunyai falsafah yang mencerminkan visimisi dari institusi yang tercermin pada kurikulum.Definisi Operasional :1. Falsafah mencakup kerangka keyakinan dan nilai-nilai mengenai pendidikan kebidanan dan pelayanan kebidanan.2. Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada sistim pendidikan nasional Indonesia.STANDAR III : ORGANISASIOrganisasi lembaga pendidikan kebidanan konsisten dengan strukturadministrasi dari pendidikan tinggi dan secara jelas menggambarkan jalur-jalurhubungan keorganisasian, tanggung jawab dan garis kerjasama.Definisi Operasional :a. Struktur organisasi pendidikan kebidanan mengacu pada sistem pendidikan nasional.b. Ada kejelasan tentang tata hubungan kerja.c. Ada uraian tugas untuk masing-masing komponen pada organisasi.STANDAR IV : SUMBER DAYA PENDIDIKANSumber daya manusia, finansial dan material dari lembaga pendidikankebidanan memenuhi persyaratan dalam kualitas maupun kuantitas untukmemperlancar proses pendidikan.Definisi Operasional :1. Dukungan administrasi tercermin pada

anggaran dan sumber-sumber untuk program.2. Sumber daya teknologi dan lahan praktik cukup dan memenuhi persyaratan untuk mencapai tujuan program.3. Persiapan tenaga pendidik dan kependidikan mengacu pada undang-undang sistem pendidikan nasional dan peraturan yang berlaku.4. Peran dan tanggung jawab tenaga pendidik dan kependidikan mengacu pada undang-undang dan peraturan yang berlaku.STANDAR V : POLA PENDIDIKAN KEBIDANAN 23 24.24. Pola pendidikan kebidanan mengacu kepada undang-undang sistem pendidikannasional, yang terdiri dari :1. Jalur pendidikan vokasi2. Jalur pendidikan akademik3. Jalur pendidikan profesiDefinisi Operasional :Pendidikan kebidanan terdiri dari pendidikan diploma, pendidikan sarjana,pendidikan profesi dan pendidikan pasca sarjana.STANDAR VI : KURIKULUMPenyelenggaraan pendidikan menggunakan kurikulum nasional yang dikeluarkanoleh lembaga yang berwenang dan organisai profesi serta dikembangkan sesuaidengan perkembangan ilmu dan teknologi dan mengacu pada falsafah dan misidari lembaga pendidikan kebidanan.Definisi Operasional :1. Penyelenggaraan pendidikan berdasarkan pada kurikulum nasional yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan nasional dan organisasi profesi serta2. Dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan mengacu pada falsafah dan misi dari lembaga pendidikan kebidanan. Dalam pelaksanaan pendidikan kurikulum dikembangkan sesuai dengan falsafah dan visi dari institusi pendidikan kebidanan.STANDAR VII : TUJUAN PENDIDIKANTujuan dan desain kurikulum pendidikan kebidanan mencerminkan falsafahpendidikan kebidanan dan mempersiapkan perkembangan setiap mahasiswayang berpotensi khusus.Definisi Operasional :1. Tujuan pendidikan merupakan dasar bagi pengembangan kurikulum pendidikan, pengalaman belajar dan evaluasi.2. Tujuan pendidikan selaras dengan perilaku akhir yang ditetapkan.3. Kurikulum meliputi kelompok ilmu dasar (alam, sosial, perilaku, humaniora), ilmu biomedik, ilmu kesehatan, dan ilmu kebidanan.4. Kurikulum mencerminkan kebutuhan pelayanan kebidanan dan kesehatan masyarakat .5. Kurikulum direncanakan sesuai dengan standar praktik kebidanan.6. Kurikulum kebidanan menumbuhkan profesionalisme sikap etis, kepemimpinan dan manajemen.7. Isi kurikulum dikembangkan sesuai perkembangan teknologi mutakhir.STANDAR VIII : EVALUASI PENDIDIKAN 24 25.25. Organisasi profesi ikut serta dalam program evaluasi pendidikan baik internalmaupun eksternal.Definisi Operasional :1. Organisasi profesi merupakan bagian dari badan akreditasi yang berwenang.2. Dalam proses evaluasi, organisasi profesi menggunakan institusi pelayanan atau yang terkait dengan lahan praktik kebidanan yang telah diakui oleh pihak yang berwenang.STANDAR IX : LULUSANLulusan pendidikan bidan mengemban tanggung jawab profesional sesuaidengan tingkat pendidikan.Definisi Operasional :1. Lulusan pendidikan bidan sebelum tahun 2000 dan Diploma III kebidanan, merupakan bidan pelaksana, yang memiliki

kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.2. Lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV / S1 merupakan bidan professional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, dan pendidik.3. Lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3, merupakan bidan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai pemberi layanan, pengelola, pendidik, peneliti, pengembang dan konsultan dalam pendidikan bidan maupun system/ketata-laksanaan pelayanan kesehatan secara universal.4. Lulusan program kebidanan, tingkat master dan doktor melakukan praktik kebidanan lanjut, penelitian, pengembangan, konsultan pendidikan dan ketatalaksanaan pelayanan.5. Lulusan wajib berperan aktif dan ikut serta dalam penentuan kebijakan dalam bidang kesehatan.6. Lulusan berperan aktif dalam merancang dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagai tanggapan terhadap perkembangan masyarakat.STANDAR PENDIDIKAN BERKELANJUTAN BIDAN 25 26.26. STANDAR I: ORGANISASIPeyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan Bidan berada di bawah organisasiIkatan Bidan Indonesia (IBI) pada tingkat Pengurus Pusat (PP-IBI), PengurusDaerah (PD-IBI)dan Pengurus Cabang (PC -IBI)Definisi Operasional :1. Pendidikan berkelanjutan untuk bidan, terdapat dalam organisasi profesi IBI.2. Keberadaan pendidikan berkelanjutan bidan dalam organisasi profesi IBI, disahkan oleh PP-IBI/PDIBI/PC-IBI.STANDAR II : FALSAFAHPendidikan berkelanjutan untuk bidan mempunyai falsafah yang selaras denganfalsafah organisasi profesi IBI yang terermin visi, misi dan tujuan.Definisi Operasional :1. Bidan harus mengembangkan diri dan belajar sepanjang hidupnya.2. Pendidikan berkelanjutan merupakan kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan bidan .3. Melalui penelitian dalam Pendidikan Berkelanjutan akan memperkaya Body of Knowledge ilmu kebidanan.STANDAR III : SUMBER DAYA PENDIDIKANPendidikan berkelanjutan untuk bidan mempunyai sumber daya manusia,finansial dan material untuk memperlancar proses pendidikan berkelanjutan.Definisi Operasional :1. Memiliki sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi dan mampu melaksanakan / mengelola pendidikan berkelanjutan.2. Ada sumber finansial yang menjamin terselenggaranya program.STANDAR IV : PROGRAM PENDIDIKAN dan PELATIHANPendidikan berkelanjutan bidan memiliki program pendidikan dan pelatihan yangberkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan.Definisi Operasional :1. Program Pendidikan Berkelanjutan bidan berdasarkan hasil pengkajian kelayakan.2. Ada program yang sesuai dengan hasil pengkajian kelayakan.3. Program tersebut disahkan/ terakreditasi organisasi IBI (PP/PD/PC), yang di buktikan dengan adanya sertifikat.STANDAR V : FASILITAS 26 27.27. Pendidikan berkelanjutan bidan memiliki fasilitas pembelajaran yang sesuaidengan standar.Definisi Operasional :1. Tersedia fasilitas

pembelajaran yang terakreditasi2. Tersedia fasilitas pembelajaran sesuai perkembangan ilmu dan tehnologi.STANDAR VI: DOKUMEN PENYELENGGARAAN PENDIDIKANBERKELANJUTANPendidikan berkelanjutan dan pengembangan bidan perlu pendokumentasianDefinisi Operasional :1. Ada dokumentasi pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan pengembangan.2. Ada laporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan pengembangan.3. Ada laporan evaluasi pendidikan, pelatihan dan pengembangan.4. Ada rencana tindak lanjut yang jelas.STANDAR VII : PENGENDALIAN MUTUPendidika berkelanjutan bidan melaksanakan pengendalian mutu pendidikan,pelatihan dan pengembangan.Definisi Operasional :1. Ada program peningkatan mutu pendidikan, pelatihan dan pengembangan.2. Ada penilaian mutu proses pendidikan, pelatihan dan pengembangan3. Ada penilaian mutu pendidikan, pelatihan dan pengembangan.4. Ada umpan balik tentang penilaian mutu.5. Ada tindak lanjut dari penilaian mutu. 27 28.28. STANDAR PELAYANAN KEBIDANANSTANDAR I : FALSAFAH DAN TUJUANPelayanan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan filosofi bidanDefinisi Operasional :1. Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang dijadikan panduan dalam memberikan asuhan2. Tujuan utama asuhan kebidanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi (mengurangi kesakitan dan kematian). Asuhan kebidanan berfokus pada promosi persalinan normal, pencegahan penyakit, pencegahan cacad pada ibu dab bayi, promosi kesehatan yang bersifat holistik, diberikan dengan cara yang kreatif, fleksibel, suportif, peduli, bimbingan, monitor dan pendidikan berpusat pada perempuan. Asuhan berkesinambungan, sesuai keinginan klien dan tidak otoriter serta menghormati pilihan perempuanSTANDAR II : ADMINISTRASI DAN PENGELOLAANPengelola pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan, standarpelayanan dan prosedur tetap. Pengelolaan pelayanan yang kondusif, menjaminpraktik pelayanan kebidanan yang akurat.Definisi Operasional :1. Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme kerja di unit pelayanan tersebut yang disahkan oleh pimpinan.2. Ada standar pelayanan yang dibuat mengacu pada pedoman standar alat, standar ruangan, standar ketenagaan yang telah tindakan di sahkan oleh pimpinan.3. Ada standar prosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan/ kebidanan yang di sahkan oleh pimpinan.4. Ada rencana/program kerja disetiap institusi pengelolaan yang mengacu ke institusi induk.5. Ada bukti tertulis terselenggaranya pertemuan berkala secara teratur, dilengkapi dengan daftar hadir dan notulen rapat.6. Ada naskah kerjasama, program praktik dari institusi yang menggunakan lahan praktik, program pengajaran dan penilaian klinik.7. Ada bukti administrasi.STANDAR III : STAF DAN PIMPINANPengelola pelayanan kebidanan mempunyai program pengeloaan sumber dayamanusia, agar pelayanan kebidanan berjalan efektif dan efisien.Definisi Operasional :1. Tersedia SDM sesuai dengan kebutuhan baik kualifikasi maupun jumlah.2. Mempunyai jadwal pengaturan kerja harian.3. Ada jadwal dinas sesuai dengan tanggung jawab dan uraian

kerja.4. Ada jadwal bidan pengganti dengan peran fungsi yang jelas.5. Ada data personil yang bertugas di ruangan tersebut. 28 29.29. STANDAR IV : FASILITAS DAN PERALATANTersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanankebidanan sesuai dengan beban tugasnya dan fungsi institusi pelayanan.Definisi Operasional :1. Tersedia sarana dan peralatan untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan sesuai standar.2. Tersedianya peralatan yang sesuai dalam jumlah dan kualitas.3. Ada sertifikasi untuk penggunaan alat-alat tertentu.4. Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat.STANDAR V : KEBIJAKAN DAN PROSEDURPengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan penyelenggaraan pelayanandan pembinaan personil menuju pelayanan yang berkualitas.Definisi Operasional :1. Ada kebijakan tertulis tentang prosedur pelayanan dan standar pelayanan yang disahkan oleh pimpinan.2. Ada prosedur rekrutment tenaga yang jelas.3. Ada regulasi internal sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mengatur hak dan kewajiban personil.4. Ada kebijakan dan prosedur pembinaan personal.STANDAR VI : PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKANPengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf danperencanaan pendidikan, sesuai dengan kebutuhan pelayanan.Definisi Operasional :1. Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara berkesinambungan.2. Ada program orientasi dan pelatihan bagi tenaga bidan/personil baru dan lama agar dapat beradaptasi dengan pekerjaan.3. Ada data hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan.STANDAR VII : STANDAR ASUHANPengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/manajemen kebidananyang diterapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepadapasien.Definisi Operasional :1. Ada Standar Manajemen Asuhan Kebidanan (SMAK) sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kebidanan.2. Ada format manajemen kebidanan yang terdapat pada catatan medik.3. Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien.4. Ada diagnosa kebidanan.5. Ada rencana asuhan kebidanan.6. Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan.7. Ada catatan perkembangan klien dalam asuhan kebidanan.8. Ada evaluasi dalam memberikan asuhan kebidanan. 29 30.30. 9. Ada dokumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan.STANDAR VIII : EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTUPengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan dalamevaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang dilaksanakansecara berkesinambungan.Definisi Operasional :1. Ada program atau rencana tertulis peningkatan mutu pelayanan kebidanan.2. Ada program atau rencana tertulis untuk melakukan penilaian terhadap standar asuhan kebidanan.3. Ada bukti tertulis dari risalah rapat sebagai hasil dari kegiatan pengendalian mutu asuhan dan pelayanan kebidanan.4. Ada bukti tertulis tentang pelaksanaan evaluasi pelayanan dan rencana tindak lanjut.5. Ada laporan hasil evaluasi yang dipublikasikan secara teratur kepada semua staf pelayanan kebidanan 30

31.31. STANDAR PRAKTIK KEBIDANANSTANDAR I : METODE ASUHANAsuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan denganlangkah: Pengumpulan data dan analisis data, penegakan diagnosaperencanaan pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.Definisi Operasional :1. Ada format manajemen asuhan kebidanan dalam catatan asuhan kebidanan.2. Format manajemen asuhan kebidanan terdiri dari: format pengumpulan data, rencana asuhan, catatan implementasi, catatan perkembangan, tindakan, evaluasi, kesimpulan dan tindak lanjut kegiatan lain.STANDAR II : PENGKAJIANPengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematisdan berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.Definisi Operasional :Ada format pengumpulan dataPengumpulan data dilakukan secara sistematis, terfokus, yang meliputi data :1. Demografi identitas klien2. Riwayat penyakit terdahulu3. Riwayat kesehatan reproduksi : − Riwayat haid − Riwayat bedah organ reproduksi − Riwayat kehamilan dan persalinan − Pengaturan kesuburan − Faktor kongenital/keturunan yang terkait4. Keadaan kesehatan saat ini termasuk kesehatan reproduksi5. Analisis dataSTANDAR III : DIAGNOSA KEBIDANANDiagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telahdikumpulkan.Definisi Operasional :1. Diagnosa kebidanan dibuat sesuai dengan hasil analisa data.2. Diagnosa kebidanan dirumuskan secara sistematis.STANDAR IV : RENCANA ASUHANRencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.Definisi Operasional :1. Ada format rencana asuhan kebidanan.2. Format rencana asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa, berisi rencana tindakan, evaluasi dan tindakan. 31 32.32. STANDAR V : TINDAKANTindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan diagnosa, rencana danperkembangan keadaan klien.Definisi Operasional : 1. Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi.2. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien.3. Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang bidan atau hasil kolaborasi.4. Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan etika dan kode etik kebidanan.5. Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia.STANDAR VI : PARTISIPASI KLIENKlien dan keluarga dilibatkan dalam rangka peningkatan pemeliharaan danpemulihan kesehatan.Definisi Operasional :1. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang : − Status kesehatan saat ini − Rencana tindakan yang akan dilaksanakan − Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan − Peranan petugas kesehatan dalam tindakan kebidanan − Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan2. Klien dan keluarga dilibatkan dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan dalam asuhan.3. Pasien dan keluarga diberdayakan dalam terlaksananya rencana asuhan klienSTANDAR VII : PENGAWASANMonitor/pengawasan klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuanuntuk mengetahui perkembangan klien.Definisi Operasional :1. Adanya format pengawasan klien.2. Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus dan sistimatis untuk mengetahui perkembangan klien.3. Pengawasan yang dilaksanakan

dicatat dan dievaluasi.STANDAR VIII : EVALUASIEvaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus sesuai dengan tindakankebidanan dan rencana yang telah dirumuskan.Definisi Operasional : 32 33.33. 1. Evaluasi dilaksanakan pada tiap tahapan pelaksanaan asuhan sesuai standar.2. Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.STANDAR IX : DOKUMENTASIAsuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasiasuhan kebidanan.Definisi Operasional :1. Dokumentasi dilaksanakan pada setiap tahapan asuhan kebidanan.2. Dokumentasi dilaksanakan secara sistimatis, tepat, dan jelas.3. Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan kebidanan. 33 34.34. i. KODE ETIK BIDAN INDONESIA 1. Deskripsi Kode Etik Bidan Indonesia Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi. 2. Kode Etik Bidan Indonesia a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat 1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya. 2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan. 3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat. 4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien. 5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal. b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya 1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat 2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan 3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya 34 35.35. 1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi. 2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.d. Kewajiban bidan

terhadap profesinya 1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat 2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri 1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik 2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air 1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga. 2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga 35 36.36. D. PENUTUP Bidan merupakan suatu profesi kesehatan yang bekerja untuk pelayanan masyarakat dan berfokus pada Kesehatan Reproduksi Perempuan, Keluarga Berencana, kesehatan bayi dan anak balita, serta Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Standar Profesi ini terdiri dari Standar Kompetensi Bidan Indonesia, Standar Pendidikan, Standar Pelayanan Kebidanan, dan Kode Etik Profesi. Standar profesi ini, wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap bidan dalam mengamalkan amanat profesi kebidanan. MENTERI KESEHATAN, Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP (K) 36

Inovasi Bidan dalam Meningkatkan Kesehatan Program Inovasi Bidan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan Sejarah menunjukan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai perempuan terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu mampu merawat bayinya dengan baik. Tetapi

sejak dulu sampai sekarang dukun masih memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan dalam masyarakat sehingga tidak jarang masyarakat masih sering kali melakukan persalinan memakai tenaga dukun. Hal ini sangat bertentangan, mengingat peralatan yang di gunakan oleh dukun tidak sepenuhnya di kerjakan dengan steril sehingga angka kematian ibu dan bayi masih sangat besar. Selain itu askes yang sulit untuk pergi ke rumah sakit atau puskesmas, biaya berobat yang mahal, adat istiadat masyarakat dan berbagai hal lainnya yang membuat ibu tidak pergi untuk memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan terlatih, sehingga angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Nah hal ini yang membuat beberapa bidan melakukan berbagai inovasi agar ibu mau melakukan pemeriksaan dan melahirkan di rumah sakit dan puskesmas. Program-program Inovasi yang dilakukan oleh Bidan diantaranya adalah: 1. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. 2. Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan LSM kesehatan. 3. Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan/upaya kesehatan 4. Bergotong royong bersama masyarakat mewujudkan lingkungan yang sehat 5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga dapat memberikan kepuasanan kepada masyarakat. 6. Tabulin (tabungan ibu hamil) Tabulin adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama mereka yang berekonomi lemah. Program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, warga tidak akan terbebani dalam mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela).

7.

Dosalin (dana sosial ibu bersalin)

Dosalin adalah untuk masyarakat pasangan usia subur, juga ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi. Dosalin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan, untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil. 8.

Info bidan melalui SMS

Melalui Info Bidan ibu menerima informasi penting tentang kehamilan, gizi dan imunisasi, serta tentang pengembangan dan pendidikan anak usia dini. Sebanyak 180 pesan dikembangkan, berdasarkan pada buku pedoman 'Penuntun Hidup Sehat'. Pesan-pesan dari Info Bidan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas penyuluhan perorangan, tetapi juga telah menstimulasi pembentukan kelompok diskusi antara para ibu. "Kelas ibu" ini diselenggarakan oleh bidan desa.

Proyek SMS i 9.

ni membawa banyak perubahan.

Kunjungan Rumah

Berinteraksi secara langsung dengan masyarakat secara berkala diharapkan dapat memberikan penyuluhan, memotivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.

10. Kelas Ibu Hamil Kelas Ibu Hamil merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan anggota beberapa ibu hamil dibawah bimbingan satu atau beberapa fasilitator (pengajar) dengan memakai buku KIA sebagai alat pembelajaran. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga di dapatkan out put bayi lahir sehat ibu selamat.

11. Kerja Sama dengan Produsen Susu Ibu Hamil Dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu hamil bidan desa bekerja sama dengan salah sati produsen susu ibu hamil guna peningkatan pemahaman kepada ibu hamil dan keluarga bahwa penambahan suplemen disaat hamil sangatlah penting seperti mengkonsumis susu ibu hamil sekaligus produsen susu juga memberikan “free drink” sus ibu hamil serta meberikan kenang-kenangan kepada peserta berupa perlak bayi.

Kesimpulan Merubah perilaku seorang ibu hamil yang mempunyai latar belakang adat istiadat yang masih kental atau bahkan kehidupan sosiokultural yang bermacammacam menuju perilaku dan pemikiran sehat bisa saja dilakukan asalkan kita lakukan dengan pendekatan yang intens, yang tidak hanya kita lakukan pada ibu hamil saja tetapi juga pada keluarganya serta masyarakat. Sehingga diharapkan kita dapat memetik hasil dari usaha tersebut yaitu persalinan yang aman menuju ibu sehat, bayipun selamat , mempunyai mental dan fisik yang berkualitas serta bisa tumbuh secara optimal.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF