82954394 Pola Aliran Sungai
May 7, 2018 | Author: Yadil Amin A. M | Category: N/A
Short Description
pola aliran sunga, Howard 1966...
Description
Pola Aliran Sungai Kegiatan erosi erosi dan tektonik yang menghasilkan menghasilkan bentuk - bentuk lembah sebagai tempat pengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu yang disebut sebagai pola aliran. Pola aliran ini sangat berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi erosi dan sejarah bentuk bumi. Sistem pengaliran yang berkembang pada permukaan bumi secara regional dikontrol oleh kemiringan lereng, jenis dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatan vegetasi serta kondisi iklim. Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara, terutama pada skala yang besar. Percabangan - percabangan dab erosi yang kecil pada permukaan bumi akan tampak dengan jelas, sedangkan pada skala menengah akan menunjukkan pola yang menyeluruh sebagai cerminan jenis batuan, struktur g eologi dan erosi. Pola pengaliran pada batuan yang berlapis sangat tergantung pada kondisi tofografi, geologi (jenis, sebaran, ketebalan dan bidang perlapisan batuan serta geologi struktur seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan), iklim, sertavegetasi yang terdapat di dalam DAS b ersangkutan.. ersangkutan.. Howard (1967) membedakan pola pengaliran menjadi pola pengaliran dasar dan pola pengaliran modifikasi. Definisi pola pengaliran yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah yang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap pengali. Biasanya pola pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran permanen (tetap). 2. Pola dasar adalah salah satu sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola dasar lainnya. 3. Perubahan (modifikasi) pola dasar adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari pola dasar setempat. Pola pengaliran juga berguna dalam penentuan variasi variasi litologi karena bentuknya bentuknya dikontrol oleh kemiringan lereng dan ketahanan batuan. Selain itu, sungai dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan bentuk fisiografi lainnya. Oleh karena itu, pola pengaliran dapat merekam sejarah geologi yang lebih panjang pada suatu daerah.
Pola Pengaliran Dasar Pola pengaliran dasar merupakan pola pengaliran yang terbaca dan dapat dipisahkan dengan pola pengaliran dasar lainnya. Kebanyakan dari pola aliran dasar dikontrol oleh struktur regional yang berkembang pada daerah tersebut
Tabel 1. Pola Pengaliran Dasar dan Karakteristiknya Pola Pengaliran
Karakteristik
Dasar Dendritik
bentuk umum seperti daun, berkembang pada batuan dengan kekerasan relatif sama, perlapisan batuan sedimen relatif datar serta tahan akan pelapukan, kemiringan landai, kurang dipengaruhi struktur geologi. Umumnya anak-anak sungainya (tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya, dimana anakanak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut lancip. Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan penyebaran yang l uas.
Paralel
bentuk umum cenderung sejajar, berlereng sedang sampai agak curam, dipengaruhi struktur geologi, terdapat pada perbukitan memanjang dipengaruhi perlipatan, merupakan transisi pola dendritik dan trelis. Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola pengaliran parallel.
Trelis
bentuk memanjang sepanjang arah strike batuan sedimen. Biasanya dikontrol oleh struktur lipatan. Batuan sedimen dengan kemiringan atau terlipat, batuan vulkanik serta batuan metasedimen berderajat rendah dengan perbedaan pelapukan yang jelas. Jenis pola pengalirannya berhadapan pada sisi sepanjang aliran subsekuen. Induk sungai mengalir sejajar dengan strike, mengalir di atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak sungainya mengalir sesuai diping dari sayap-sayap synclinal dan anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus terhadap induk sungainya. Pola pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded mountains).
Rektangular
0
induk sungainya memiliki kelokan-kelokan ± 90 , arah anak-anak sungai (tributary) terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Induk sungai dengan anak sungai memperlihatkan arah lengkungan menganan, pengontrol struktur atau sesar yang memiliki sudut kemiringan, tidak memiliki perulangan perlapisan batuan dan sering memperlihatkan pola pengaliran yang tidak menerus. Biasanya ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains). Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidang-bidang dan/atau retakan patahan escarp-escarp atau graben-graben yang saling berpotongan. berpotongan.
Radial
bentuk menyebar dari satu pusat, biasanya terjadi pada kubah intrusi, kerucut vulkanik dan bukit yang berbentuk kerucut serta sisa-sisa erosi. Memiliki dua sistem, sentrifugal dengan arah penyebaran keluar dari pusat (berbentuk kubah) dan sentripetal dengan arah penyebaran menuju pusat (cekungan). y
Pola Radial Sentripugal, Pola pengaliran beberapa sungai di mana daerah hulu
sungai-sungai itu saling berdekatan seakan terpusat pada satu͞ titik tetapi ͟ muaranya menyebar, masing-masing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan dome yang berstadia muda, hulu sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya masing-masing masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah. y
Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin), dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar garam yang tinggi sehingga terasa asin.
Anular
bentuk seperti cincin yang disusun oleh anak-anak sungai, sedangkan induk sungai memotong anak sungai hampir tegak lurus. Mencirikan kubah dewasa yang sudah terpotong atau terkikis dimana disusun perselingan batuan keras dan lunak. Juga berupa cekungan dan kemungkinan stocks. Terdapat pada daerah berstruktur dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium dewasa. Daerah dome yang semula (p ada stadium remaja) tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselang-seling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan lembut.
Multibasinal
endapan
permukaan
berupa
gumuk
hasil
longsoran
dengan
perbedaan
penggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan tanah, vulkanisme, vulkanisme, pelarutan gamping serta lelehan salj u atau permafrost. Kontorted
terbentuk pada batuan metamorf dengan intrusi dike, vein yang menunjukkan daerah yang relatif keras batuannya, anak sungai yang lebih panjang ke arah lengkungan subsekuen, umumnya menunjukkan kemiringan lapisan batuan metamorf dan merupakan pembeda antara penunjaman antiklin d an sinklin.
Pola Pengaliran Modifikasi Pola pengaliran modifikasi adalah pola pengaliran dengan perubahan yang masih memperlihatkan ciri pola pengaliran dasar. Hubungan pola dasar dan pola perubahan (modifikasi) dengan jenis batuan dan struktur geologi sangat erat, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat ditambah atau dikurangi. Van der Weg (1968) membuat klasifikasi pola pengaliran menjadi pola erosional, pola pengendapan dan pola khusus. Pola dendritik (sub dendritik), radial, angular (sub angular), tralis dan rektangular termasuk pola erosional, sedangkan pola - pola lurus (elongate), menganyam (braided), berkelok (meandering), yazoo, rektikular dan pola dikhotomik termasuk pola pengendapan. Klasifikasi pola khusus dibagi menjadi pola pe-ngaliran internal seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst (gamping) dan pola "palimpset" atau "berbed" untuk daerah yang d ianggap khusus.
Tabel 2. Pola Pengaliran Modifikasi dan Karakteristiknya menurut Van Zuidam (1985) Pola Pengaliran
Kerakteristik
Subdendritik
umumnya struktural
Pinnate
tekstur batuan halus dan mudah tererosi tererosi
Anastomatik
dataran banjir, delta atau rawa
Dikhotomik
kipas aluvial dan delta seperti penganyaman
Subparalel
lereng memanjang atau dikontrol oleh bentuk lahan memanjang
Kolinier
kelurusan bentuk lahan bermaterial halus dan beting pasir
Direksional Trellis
homoklin landai seperti beting gisik
Trellis Berbelok
perlipatan memanjang
Trellis Sesar
percabangan menyatu atau berpencar, sesar paralel
Trellis Kekar
sesar paralel dan atau kekar
Angulate
kekar dan sesar pada daerah berkemiringan
Karst
Batugamping
Gambar
Modifikasi 1. Pola Pengaliran Dasar Sungai menurut Zenith, 1932 (A) d an Pola Pengaliran Modifikasi Sungai menurut A. D. Howard, 1967 (B dan C)
Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi terhadap bentuk sungai dan jaringannya adalah dinamika struktur geologi, yaitu tektonik aktif dan pasif serta lithologi (batuan). Kontrol dinamika struktur diantaranya pensesaran, pengangkatan (perlipatan) dan kegiatan vulkanik yang dapat menyebabkan erosi sungai. Kontrol struktur pasif mempengaruhi arah dari sistem sungai karena kegiatan tektonik aktif. Sedangkan batuan dapat mempengaruhi morfologi sungai dan jaringan topologi yang yang memudahkan terjadinya pelapukan dan ketahanan ketahanan batuan terhadap erosi. Tabel 3. Kontrol struktur terhadap bentuk sungai menurut Morisawa (1985) KONTROL
BENTUK SUNGAI
STRUKTUR A.
DINAMIK 1. SESAR AKTIF
Teras
Lembah gelas anggur
Lembah memanjang
Sungai terputus
Saluran "OFFSET"
Saluran menyebar
Sungai subsekuen
Membentuk genangan
Lembah terjal 2. PERLIPATAN AKTIF
Sungai anteseden
3. KEGIATAN VULKANIK
Sungai konsekuen konsekuen Pola aliran radial
Pembelokkan sungai secara tajam. Dasar sungai curam
B. PASIF
1. TERAS SESAR
Teras
Lembah gelas anggur
Lembah memanjang
Sungai terputus
Saluran "OFFSET"
Saluran menyebar
Sungai subsekuen
Membentuk genangan
Lembah terjal
2. KEMIRINGAN
3. KUBAH 4. ANTIKLIN dan SINKLIN 5. KELURUSAN SUNGAI 6. KEK AR
A nomali
Aliran paralel
Sungai subsekuen
Aliran konsekuen Aliran sepanjang lereng kemiringan Pola Radial Sungai Konsekuen Konsekuen Pola Tralis Sungai subsekuen Lembah asimetri Sungai subsekuen Pola rektangular
Aliran pada tebing pendek Pola trelis Pola anular Sungai Subsekuen Pembelokan sungai Kelurusan Saluran Sungai subsekuen
Penyempitan dan Pelebaran Lembah
Pelebaran setempat ataupun penyempitan lembah sungai, merupakan suatu penyimpangan lokal daripada pola aliran regionalnya, dimana keadaan ini akan menunjukkan struktur lokal yang berpengaruh pada daerah tersebut. Pelengkungan lemah kea rah atas yang merupakan salah satu contoh penyebab keadaan tersebut, dimana hal ini mungkin arus sungainya akan membawa material yang lebih kuat atau lebih lemah, dengan cara demikian akan mempengaruhi tingkat pelebaran sungai. Atau pelengkungan ke atas tersebut akan menghasilkan penorehan yang lebih kuat, dan lembah sungai akan menjadi l ebih lebar kebagian hulu atau hilirnya.
Gambar
2. Anomali penyempitan
dan pelebaran sungai
Daftar
Pustaka
http://bone-geographical.blogspot.com/2010/04/morfometri-daerah-aliran-sungai.html (diakses pada tanggal 10 September 2010) Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri). (Hidrometri). Nova: Bandung Suripin, 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Yogyakarta: Yogyakarta
View more...
Comments