#6 Pengujian Efek Antidepresi

December 15, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download #6 Pengujian Efek Antidepresi...

Description

IV.

ALAT DAN BAHAN 4.1 Alat

a. Alat suntik 1 ml  b.  Neraca ohauss c. Spidol merah d. Tabung plastik (toples); panjang 20 cm, diameter 10 cm 4.2 Bahan

a. Air  b. Alkohol 70% c. Amitriptilin; 0,03 mg/0,5 ml dan 0,06 mg/0,5 ml d.  NaCl Fisiologis 4.3 Gambar Alat

Alat suntik 1 ml

 Neraca Ohauss

Spidol Merah

Toples

4.4 Gambar Bahan

Alkohol 70 %

Amitriptilin 0,0325 mg/0,5 ml

Amitriptilin 0,065 mg/0,5 ml

Air

 NaCl Fisiologis

V.

PROSEDUR

Pada praktikum kali ini, mencit dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol yang diberikan NaCl fisiologis, kelompok uji dengan amitriptilin I dosis 0,03 mg/0,5 ml, dan kelompok uji dengan amitriptilin II dosis 0,06 mg/0,5 ml. Semua zat-zat ini diberikan secara intraperitoneal. Selanjutnya, semua mencit didiamkan selama 1 jam, kemudian dimasukkan ke dalam silinder plastik yang sudah diisi air dan mencit dibiarkan berenang secara aktif. Setelah beberapa lama, mencit-mencit tersebut akan bergerak secara pasif, hal ini menunjukkan keputus-asaan sebagai tanda depresi. Keadaan ini diamati dan diukur lamanya mencit bergerak pasif selama 15 menit dengan interval waktu 5 menit. Semua data yang didapatkan, diolah secara statistik dengan metode Anava dan Student ’s

t test ,

kemudian dibuat

menjadi grafik yang menunjukkan hubungan perlakuan dengan lama diam mencit dan grafik hubungan antara waktu dengan lama diam mencit.

VI.

DATA PENGAMATAN 6.1 Berat Badan Mencit

Mencit ke-

Berat Badan (gram)

1

15,9

2

28,6

3

16

6.2 Pengujian Efek Antidepresi Perlakuan

 NaCl Fisiologis

Kelompok

Waktu Diam (detik)

Σ

5’

10’

15’

1

35

183

285

503

2

50

107

254

411

3

12

174

265

451

4

231

290

278

799

5

92

177

186

455

6

16

59

182

257

Amitriptilin I (0,03 mg/0,5 ml)

Amitriptilin II (0,06 mg/0,5 ml)

Σ

436

990

1450

2876

̅

72,67

165

241,67

479,33

1

46

30

28

104

2

61

227

271

559

3

119

288

286

693

4

177

267

262

706

5

100

183

222

505

6

91

140

253

484

Σ

503

995

1069

3051

̅

99

189,16

220,3

508,5

1

5

0

48

53

2

109

130

206

445

3

118

230

235

583

4

35

176

254

465

5

0

1

79

80

6

3

51

152

206

Σ

270

588

974

1832

̅

45

98

162,33

305,33

6.3 Gambar Perlakuan

Pemberian NaCl fisiologis secara i.p

Pemberian Amitriptilin I secara i.p

Pemberian Amitriptilin II secara i.p

Mencit I

Mencit II

Mencit III

VII. PERHITUNGAN 7.1 Perhitungan Volume Perlakuan

          

     

  

    

      (NaCl Fisiologis)       (Amitriptilin I)

      (Amitriptilin II)

7.2 Perhitungan Persentase Penurunan Depresi    

           

 

     



     



   

 

   

7.3 Tabel Anava Yij(k) =   Ai + B j + ABij + 

Yij(k) : Pengamatan lama waktu diam pada waktu ke-i dan obat antidepresi ke-j dan replikasi ke-k Ai

: Pengaruh waktu ke-i

B j

: Pengaruh obat antidepresi ke-j

ABij : Pengaruh interaksi waktu ke-i dan obat antidepresi ke-j

 : Pengaruh eror pada waktu ke-i dan obat antidepresi ke-j dan replikasi ke-k

Ho = Waktu ke-i dan obat antiepresi ke-j tidak berpengaruh terhadap lama waktu diam. 









FK

=



JKT

= ∑   





 

 

= 1612629  –   = 4977575,6481 

JKA

= =

∑   

 

 

 

= 42212,259 

JKB

= =

∑ 





 

 

 

= 11983,26

JKAB =



=

∑ 



     



 

42212,259 11983,26 

= 1936,296 JKG



= JKT  –  JKA  –  JKB  –  JKAB = 4977575,6481  –  42212,259  – 11983,26  –  1936,296 = 4921443,834



KTA

=



KTB

=



KTAB =



KTG

=



Fhit

=

  

        

 

 

  

21106,1295













5991,63

 

484,074

     

10935,8852

       

 

   

TABEL ANAVA

Sumber Keragaman

Db

JK

A

2

B

2

146732,44

A*B

4

Eror Total

KT

Fhit

31956,33 15978,165

Ftabel

1,929

< 3,23

73366,22

0,55

< 3,23

12175,56

3043,89

0,044

< 2,61

45

441660,503

9814,67

53

632524,833

Karena F hitung < F tabel maka, terima H 0



waktu ke – i , obat

antidepresi ke-j tidak berpengaruh terhadap jumlah lama waktu diam.

7.4 Grafik

Grafik Hubungan Interval Waktu terhadap Lama Waktu Diam 300

250

200

  e    l    t    i    T150   s    i   x    A

 NaCl Fisiologis Amitriptilin I Amitriptilin II

100

50

0 5

10

15

Grafik Hubungan Perlakuan terhadap Lama Waktu Diam 600 500

  m   a400    i    D   u    t    k300   a    W   a   m200   a    L 100 0  NaCl Fisiologis

Amitriptilin 1 Perlakuan

Amitriptilin 2

VIII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengujian efek antidepresi. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana aktivitas obat antidepresi terhadap hewan percobaan. Prinsip percobaan ini yaitu dengan menggunakan metode  forced swimming test   dan diamati lamanya hewan uji menunjukkan sifat pasif tidak bergerak pada waktu tertentu setelah pemberian obat antidepresi.  Forced swimming test   adalah suatu metode dalam mendeteksi efek suatu obat antidepresi pada hewan uji. Khasiat obat antidepresi dapat diketahui melalui lamanya waktu imobilitas (immobility time) yang lebih singkat dibandingkan kelompok yang tidak diberi obat antidepresi. Waktu imobilitas pada hewan uji dapat diasumsikan sebagai suatu keadaan putus asa pada manusia dan merupakan salah satu dari sindrom depresi yaitu terjadi penurunan minat dan motivasi. Hewan

percobaan

yang

digunakan

dalam

pengujian

efek

antidepresi kali ini adalah mencit putih. Mencit putih di laboratorium mudah ditangani, ia bersifat penakut, fotofobik, cenderung berkumpul dengan sesamanya, mempunyai kecenderungan untuk bersembunyi dan lebih aktif  pada malam hari. Kehadiran manusia agak menggangu aktivitas mencit, suhu tubuh normal mencit 37,4 oC , dan laju respirasi normal 163/menit. Percobaan kali ini diawali dengan pengambilan hewan percobaan secara acak. Mencit yang digunakan untuk tiap kelompok adalah tiga ekor. Setelah itu mencit ditimbang kemudian ditandai untuk mempermudah dalam  pengenalan dan pengamatan terhadap efek antidepresi dari masing-masing mencit. Pada saat menimbang, alat timbangan harus benar-benar bersih,  bebas dari kotoran-kotoran yang mungkin dikeluarkan oleh mencit sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar berat yang didapat benar-benar berat dari mencit tersebut, tidak ditambah dengan berat kotoran yang tersisa. Karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap dosis obat yang akan diberikan pada mencit. Berat badan mencit dari hasil penimbangan adalah

15,9 gram untuk mencit pertama, 28,6 gram untuk mencit kedua, dan 16 gram untuk mencit ketiga. Setelah diketahui berat dari masing-masing mencit, dilakukan  pengkonversian dosis untuk mendapat dosis yang sesuai untuk tiap mencit. Hal ini dilakukan agar dosis obat yang diberikan terhadap mencit tidak  berlebih ataupun tidak kurang dari dosis seharusnya. Dosis yang tidak tepat dikhawatirkan akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Konversi dosis hewan percobaan dilakukan dengan membandingkan berat hewan  percobaan yang sebenarnya dengan berat hewan percobaan standar kemudian dikalikan dengan faktor konversi sesuai rute pemberian obat. Pemberian obat pada hewan percobaan dilakukan secara intraperitoneal, jadi untuk mengetahui dosis obat yang akan diberikan kepada mencit harus dikonversi terlebih dahulu dan digunakan rumus:

   

      

  

Dari hasil pengkonversian didapatkan bahwa berat badan mencit 1 harus diberikan obat sebanyak 0,3975 ml untuk mencit kedua sebanyaj 0,715 ml, dan untuk mencit ketiga diberikan obat sebanyak 0,4 ml secara intraperitonial. Pada percobaan ini digunakan 3 mencit yang berfungsi sebagai kontrol (mencit 1), dan sebagai uji 1 dan 2 (digunakan mencit 2 dan 3). Pemberian obat pada mencit dilakukan secara interperitoneal sehingga efektivitas dari obat lebih cepat diabsorpsi. Rute intraperiotenal adalah rute  pemberian pada bagian rongga perut, jika menyuntik terlalu dalam dapat menyebabkan pendarahan organ dalam dari mencit tersebut. Sedangkan jika menyuntik terlalu dangkal, obat akan masuk secara subkutan dan terbentuk  benjolan akibat akumulasi obat pada jaringan subkutan. Untuk hewan uji kontrol (mencit 1), digunakan larutan NaCl fisiologis sebagai kontrol negatif sebanyak 0,3975 ml. Pengunaan NaCl fisiologis sebagai kontrol negatif bertujuan untuk lebih mengetahui  pengaruh yang diberikan zat pembawa obat, yaitu air, karena amitriptilin

dapat larut dalam air. Dengan kata lain, kontrol negatif digunakan sebagai  pembanding terhadap zat uji. Obat yang dijadikan zat uji pada percobaan kali ini adalah amitriptilin dengan dua dosis yang berbeda. Untuk uji pertama, mencit 2 diberikan dosis amitriptilin sebesar 0,03 mg/0,5 ml, kemudian kepada mencit 3 diberikan dosis Amitriptilin sebesar 0,06 mg/0,5 ml. Pemberian dosis yang berbeda ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa dosis yang memberikan efektivitas antidepresi yang lebih tinggi untuk hewan  percobaan, atau efektivitas yang lebih sesuai pada hewan percobaan. Amitriptilin adalah antidepresan yang digunakan untuk mengobati depresi, biasanya untuk depresi berat. Pada prinsipnya, antidepresan dapat mempengaruhi bahan kimia dalam otak, dalam rangka, untuk mengobati gejala-gejala depresi. Amitriptilin akan meningkatkan neurontransmitter di otak, yang akan mengurangi kesedihan dan kesuraman yang berhubungan dengan depresi. Amitriptilin merupakan antidepresi trisiklik. Amitriptilin bekerja dengan

menghambat

re-uptake 

neurontransmiter

aminergik

dan

menghambat pemecahan neurotransmiter oleh enzim monoamin oksidase. Amitriptilin memiliki dua gugus metal, termasuk amin tersier sehingga lebih responsif terhadap depresi akibat kekurangan serotonin. Senyawa ini juga memiliki aktivitas sedatif dan antikolinergik yang cukup kuat. Efek samping dari pemberian obat ini adalah sedasi, efek anti-kolinergik, efek antiadrenergik alfa, dan efek neurotoksis. Pemberian obat pada mencit satu ke mencit yang lainnya diberikan rentang waktu sekitar 15 menit, yang dimaksudkan agar pemeriksaan  swimming test   pada mencit tidak tertukar antara mencit satu dengan yang lainnya dan perlakuan yang diberikan sama, yaitu setelah pemberian obat 1  jam, mencit diberenangkan dalam tabung selama 15 menit. Tujuan didiamkannya mencit selama 1 jam adalah agar obat amitriptilin telah mencapai efek antidepresi maksimal, dan alasan waktu pengamatan

dilakukan selama 15 menit adalah karena waktu tersebut diperkirakan merupakan waktu amitriptilin memberikan efek maksimal. Pada percobaan ini digunakan toples plastik besar (ukuran: tinggi = 20 cm; diameter = 10 cm) yang diisi air setengah dari volume toples. Toples yang digunakan biasanya diisi air dengan ketinggian 8 cm pada suhu ruangan (250C). Hal ini dimaksudkan agar mencit tidak loncat apabila air terlalu tinggi dan tidak menapakkan kakinya pada saat melakukan swimming test. Seharusnya sehari sebelum percobaan, mencit dimasukkan kedalam tabung

tersebut

selama

5

menit

dan

dibiarkan

berenang

untuk

mengadaptasikan diri dengan lingkungan agar hewan uji tidak kaget saat diberenangkan pada saat pengamatan. Namun pada praktikum kali ini, mencit yang digunakan tidak diadaptasikan terlebih dahulu sehingga pada 5 menit pertama mencit berusaha untuk keluar dari tabung dan waktu  pengamatan pun terganggu. Kemudian, setelah menunggu selama 1 jam, mencit 1 dimasukkan ke dalam toples yang sudah diisi air, dan dibiarkan berenang selama 15 menit. Setiap 5 menit, mencit diamati dan dicatat berapa lama mencit diam tidak bergerak (menunjukkan depresi). Dan didapatkan untuk mencit  pertama pada menit ke-5, lama diam mencit 16 detik, pada menit ke 10 lama diam mencit 59 detik, pada menit ke 15 lama diam mencit mencit 182 detik. Untuk mencit kedua (amitriptilin I, dosis 0,03 mg/0,5 ml), mencit dimasukkan ke dalam toples dan diamati. Pada 5 menit pertama, lama diam mencit 91 detik, pada menit ke-10 lama diam mencit 140 detik, sedangkan  pada menit ke-15 lama diam mencit 253 detik. Untuk mencit ketiga (amitriptilin II, dosis 0,06 mg/0,5 ml) mencit yang dimasukkan ke dalam toples diamati dan didapatkan hasil pada menit ke-5 lama diam mencit 3 detik, pada menit ke-10 lama diam mencit 51 detik dan pada menit ke-15 lama diam mencit 152 detik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian antara kontrol negatif (NaCl) dengan Amitriptilin I (dosis 0,03 mg/0,05 ml). Seharusnya pada hasil uji kontrol negatif mencit lebih depresi dibandingkan

dengan pemberian obat depresi namun didapatkan hasil bahwa mencit yang diberikan amitriptilin I lebih depresi dibandingkan mencit yang hanya diberikan kontrol yang tidak memiliki efek antidepresi. Hal ini dapat dikarenakan berat mencit yang diberikan amitriptilin I lebih besar dibandingkan dengan mencit yang hanya diberikan kontrol sehingga dengan  pengaruh gaya gravitasi yang lebih besar, mencit yang beratnya lebih besar lebih malas untuk bergerak (dalam hal ini berenang). Selain itu, faktor adaptasi juga dapat mempengaruhi hasil tersebut karena mencit yang baru dikenalkan pada air pertama kali dapat menambah efek depresi pada mencit tersebut. Pemberian obat pada mencit yang setelahnya didiamkan selama 1  jam akan menyebabkan obat menuju waktu puncaknya, dan seharusnya  pada saat pengujian 15 menit efek dari obat tersebut masih bisa dirasakan. Hasil yang ditunjukkan oleh mencit adalah bahwa semakin lama mencit tersebut di dalam air, semakin lama pula hewan itu diam pasif, yang berarti  bahwa

efektivitas

dari

obat

amitriptilin

perlahan

habis

sehingga

menyebabkan hewan uji mengalami depresi. Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau  beberapa aminergic neurontransmitter   (noradrenalin, serotonin, dopamin)  pada celah sinaps neuron di sistem saraf pusat (SSP) khususnya pada sistem limbic, sehingga aktivitas reseptor serotonin menurun. Obat antidepresi akan  berinteraksi dengan penghantar rangsangan fisiologik dan akan bekerja pada  pengaturan saraf sehingga kesetimbangan neurontransmitter yang terganggu akan diperbaiki. Obat tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit psikis, tetapi hanya mempengaruhi gejala tujuan tertentu seperti halusinasi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan, di antaranya: 

Pengamatan gerak mencit pada saat swimming test tidak konstan;



Perbedaan berat badan mencit;



Kesalahan dalam pemberian obat, ada kemungkinan obat tidak masuk seluruhnya kedalam tubuh mencit;



Mencit tidak beradaptasi terlebih dahulu dengan lingkungannya sehingga memberikan efek depresi pada awal tes berenang mencit



Perbedaan kondisi mencit, dilihat dari tingkat kelincahan dan stress atau tidaknya mencit. Data pengamatan yang diambil dianalisis dengan

Student’s t -

test untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antara perlakuan bahan uji dan kontrol. Data disajikan pula dalam bentuk grafik. Data yang diperoleh  juga kemudian diolah untuk mendapatkan persen penurunan depresi. Pada  persen penurunan depresi dengan obat uji Amitriptilin 0,03 mg/0,5 ml didapatkan persentase sebesar -6,0848 % dan pada Amitriptilin 0,06 mg/ 0,05 ml didapatkan persentase sebesar 36,3004 %. Persentase penurunan depresi pada obat antidepresi menunjukkan kemampuan obat uji dalam menurunkan depresi. Nilai yang ideal untuk persentase penurunan depresi  juga sama dengan persentase aktivitas yaitu 50 %. Penyimpangan persentase  penurunan depresi dapat terjadi dikarenakan pemberian obat antidepresi secara intraperitonial belum tepat dan mencit yang diberenangkan ke dalam air tidak seragam untuk setiap waktunya sehingga perhitungan waktu depresi menjadi kurang akurat. Berdasarkan grafik interval waktu terhadap lama waktu diam, terdapat penurunan depresi pada amitriptilin 0,03 mg/0,5 ml dan amitriptilin 0,06 mg/0,5 ml, karena setiap mencit mempunyai waktu diam (depresi). Tapi apabila berdasarkan grafik perlakuan terhadap lama waktu diam, didapatkan hasil yang tidak signifikan dimana persentase yang didapat amitriptilin 0,03 mg/0,5 ml adalah -6,0848% yang artinya tidak terjadi  penurunan depresi pada mencit setelah diberikan amitriptilin (obat antidepresi) dengan dosis tersebut. Selain itu, rata-rata waktu depresi mencit yang diberikan NaCl lebih rendah daripada waktu depresi mencit yang diberikan amitriptilin 0,03 mg/0,5 ml. Berdasarkan literatur, dengan

 pemberian amitriptilin waktu depresi hewan uji lebih rendah daripada hewan yang hanya diberikan NaCl atau kontrol. Mungkin terdapat kesalahan pada saat pemberian amitriptilin pada mencit. Seperti telah diketahui bahwa amitriptilin diberikan melalui intraperitonial dimana bisa saja hanya sebagian amitriptilin yang masuk atau jarum suntik bukannya masuk ke dalam rongga perut mencit tapi hanya sampai permukaan kulit sehingga

amitriptilin

hanya

tersalurkan

sampai

kulit

yang

waktu

absorbsinya lebih lama daripada intraperitonial, karena amitriptilin merupakan obat yang larut dalam air. Hal ini mengakibatkan mencit tidak mendapatkan perlakuan yang sama atau dengan kata lain, aktivitas obat antidepresi mencit tidak dapat dibandingkan karena perlakuan yang didapat tidak sama. Selain itu, tingkat depresi mencit sebelum diberikan obat juga dapat mempengaruhi aktivitas mencit setelah diberikan amitriptilin, yang memungkinkan amitriptilin yang diberikan hanya menurunkan depresi mencit sebelum ditaruh di air untuk berenang sehingga penurunan depresi  pada saat ditaruh di air mempunyai peluang lebih kecil. Perhitungan volume amitriptilin yang diberikan pada mencit pun mempengaruhi berapa banyak amitriptilin yang seharusnya diterima mencit untuk dilihat aktivitas  penurunan depresi. Karena terjadi kesalahan pada amitriptilin 0,03 mg/0,5 ml, jadi  penurunan depresi yang sebenarnya hanya dapat dilihat antara NaCl dengan amitriptilin 0,06 mg/0,5 ml. Persentase penurunan deperesi yang didapat adalah 36,3004%, persentase yang didapat pada amitriptilin ini pun tidak terlalu signifikan karena seperti yang telah disebutkan aktivitas yang ideal itu mencapai 50%. Jadi pemberian amitriptilin pada mencit tidak terlalu  berpengaruh untuk menurunkan depresinya. Beberapa faktor yang telah disebutkan di atas bisa menjadi penyebab uji aktivitas obat antidepresi kurang mencapai hasil yang diinginkan.

IX.

KESIMPULAN

Aktivitas antidepresi hewan uji (mencit) dapat ditentukan dengan metode  forced swimming test  dan lama diam atau immobility time sebagai parameter  pengamatannya. Adapun antidepresan yang diujikan adalah amitriptilin I, dosis 0,03 mg/0,5 ml, dan amitriptilin II, dosis 0,06 mg/0,5 ml. Amitriptilin I memberikan persen penurunan depresi sebesar -6,0848%, sedangkan amitriptilin II memberikan persen penurunan depresi sebesar 36,3004%. Dengan demikian, efektivitas antidepresi amitriptilin II lebih besar dibandingkan efektivitas antidepresi amitriptilin I.

DAFTAR PUSTAKA

Aditomo Anindito, Sofia Retnowati. 2004. Perfeksionisme, Harga Diri, Kecenderungan Depresi pada Remaja Akhir.  Journal of Physcology. Volume 31 (2): 1-14 Carson, R. & Butcher, J.N. 1991. Abnormal Physcology and Modern Life . HarperCollis. New York Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes. 1994.  Farmakologi Pendekatan Proses  Keperawatan. Penerbit Buku Kedoteran EGC. Jakarta Mehmet C. oz. M.D. & Michael F. Roizen, M.D. 2008.  Being Beautiful: Sehat dan Cantik Luar Dalam Ala Dr. Oz . PT Mizan Pustaka. Bandung Rosanti, Tutik Ida, Dyah Krisnansari. 2010. Kejadian Depresi pada Pegawai Menjelang Pensiun, Studi pada Kepala Desa di Lima Kecamatan, Kabupaten Demak.  Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman  Journal of Nursing). Volume 5 (1): 8-23

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF