6. Motivasi dari konsep menuju aplikasi .doc
October 9, 2017 | Author: Agustinus Kurniawan | Category: N/A
Short Description
Download 6. Motivasi dari konsep menuju aplikasi .doc...
Description
MOTIVASI DARI KONSEP MENUJU APLIKASI MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN TUGAS MATA KULIAH TEORI ORGANISASI UMUM
Disusun Oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Fitri Retrialisca Norman Bhaskara Kefas Wilfred N. S. Maratus Sholihah M. Fikrie Ramadhan Aldo Demario Abdul Latif Agustinus Kurniawan Furqan Daniel A.T Bagus Fery Yanto Arifika Primada M
(081116001) (081116002) (081116010) (081116013) (081116015) (081116017) (081116021) (081116032) (081116041) (081116055) (081116065)
S1 SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Motivasi dari Konsep Menuju Aplikasi” ini. Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum. Dengan adanya tugas penulisan makalah ini penulis dapat menambah wawasan tentang ilmu pengantar menejemen umum. Penulis berharap makalah ini bisa dijadikan wawasan baru bagi yang membacanya dan untuk kemajuan ilmu penegtahuan dan teknologi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: 1. Nasyatul Farida, selaku dosen mata kuliah Teori Organisasi Umum 2. Serta segenap pihak yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian malakah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Tak ada sesuatu di dunia ini yang sempurna kecuali Allah azzawajalla. Begitu pun dengan makalah ini yang masih memiliki banyak kekurangan. Oleh kartena itu, diharapkan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dari kami, mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Surabaya, 5 Mei 2012
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1 ................................................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2 1.4 Manfaat.............................................................................................................. 2 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Individu................................. 3 2.2 Perilaku dan Kepribadian Individu................................................................ 5 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengaruh antara Perilaku Individu dalam Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan............................................................................................ 8 3.2 Cara Mengelola Individu dalam Organisasi.................................................. 11 3.3 Faktor- Faktor yang Paling Menentukan dalam Implementasi
iii
Rencana Organisai ................................................................................................................... 13 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 14 4.2 Saran.................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 15
iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemampuan, keterampilan, dan keahlian dalam suatu bidang sudah banyak dimiliki seseorang. Namun hal ini tidak lantas membuat seseorang dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Terutama apabila seseorang memiliki kecenderungan mudah puas akan sesuatu yang dikerjakannya atau ia tidak memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik. Dari sinilah peran motivasi dibutuhkan. Motivasi yang diterapkan dengan benar akan berakibat meningkatnya sebuah kinerja dari seseorang terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu kami membuat pembahasan tentang motivasi (baik konsep maupun aplikasinya). Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan bisa membawa perubahan kearah yang lebih baik. 1.2
Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5.
Apakah motivasi itu? Apa saja teori-teori awal tentang motivasi? Apa saja teori-teori kontemporer tentang motivasi? Apakah MBO itu? Apakah Program Pengakuan Karyawan itu? dan apa hubungannya
6.
dengan teori penguatan? Apakah Program Upah Variable itu? dan apa hubungannya dengan teori
7.
harapan? Apa Rencana Upah Berdasarkan Keterampilan itu? dan apa
8.
hubungannya dengan teori-teori Motivasi? Apa Tunjangan Fleksibel itu? dan apa hubungannya dengan teori pengharapan?
1
1.3
Tujuan dan Manfaat 1. 2. 3. 4. 5.
Untuk mengetahui definisi dari motivasi Untuk mengetahui teori-teori awal tentang motivasi Untuk mengetahui teori-teori kontemporen tentang motivasi Untuk mengetahui definisi dari MBO Untuk mengetahui definisi dari Program Pengakuan Karyawan itu dan
6.
hubungannya dengan teori penguatan Untuk mengetahui definisi dari Program Upah Variable dan
7.
hubungannya dengan teori harapan Untuk mengetahui definisi dari
8.
Keterampilan dan hubungannya teori-teori Motivasi Untuk mengetahui definisi dari Tunjangan Fleksibel dan hubungannta
Rencana
Upah Berdasarkan
dengan teori pengharapan.
1.4
Manfaat Adapun manfaat yang dapat diproleh dari karya tulis ini adalah : 1.
Bagi Perusahaan Dapat memberikan tambahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan di dalam mengetahui perilaku dalam organisasi dengan kinerja karyawan.
2.
Bagi Pihak Lain Dapat digunakan dalam menambah pengetahuan sebagai bahan perbadingan dan
pertimbangan dalam memecahkan masalah serupa.
BAB II LANDASAN TEORI Semakin lama, penelitian tentang motivasi difokuskan pada pendekatan yang menghubungkan konsep-konsep motivasional dengan perubahan dalam cara penyusunan kerja. 2.1
Model Karakteristik Pekerjaan Dikembangkan
oleh
J.Richard
dan
Greg
Oldham,
model
karakteristik pekerjaan (job characteristics-JCM) mengemukakan bahwa pekerjaan apapun bisa dideskripsikan dalam lima dimensi pekerjaan utama. 1. Keanekaragaman Ketrampilan (Skill Variety) Tingkat sampai mana pekerjaan membutuhkan beragam aktivitas sehingga pekerja bisa menggunakan sejumlah ketrampilan dan bakat yang berbeda. 2. Identitas Tugas (Task Identity) Tingkat sampai mana suatu pekerjaan membutuhkan penyelesaian dari seluruh bagian yang bisa diidentifikasi. 3. Arti Tugas (Task Significance) Tingkat sampai mana suatu pekerjaan berpengaruh substansial dalam kehidupan atau pekerjaan individu lain. 4. Otonomi (Autonomy) Tingkat sampai mana suatu pekerjaan memberikan kebebasan, kemerdekaan, serta keleluasaan yang substansial untuk individu dalam merencanakan pekerjaan dan menetukan prosedur-prosedur yang akan digunakan untuk menjalankan pekerjaan tersebut. 5. Umpan Balik (Feddback) Tingkat sampai mana pelaksanaan aktivitas kerja membuat seorang individu mendapatkan informasi yang telah dan langsung mengenai keefektifan kinerjanya.
3
4
Contoh pekerjaannya adalah sebagai berikut: Dimensi PekerjaanUtama
Pekerjaan Bernilai Tinggi
Pekerjaan Bernilai Tinggi
Pemilik dan operator bengkel yang Keanekaragaman Keterampilan
melakukan
perbaikan
elektris,Pekerja toko bodi kendaraan yang bekerja
merenovasi mesin, memodifikasi
menyemprot cat selama delapan
kendaraan,
jam per hari
dan
berinteraksi
dengan pelanggan. Tukang lemari yang mendesain furnitur, Identitas Tugas
memilih kayu, membuat objek, dan menyelesaikannya sempurna. Perawat yang menangani
Arti Tugas
Otonomi
dengan berbagai
kebutuhan pasien dalam
unit
Pekerja di pabrik furnitur yang hanya mengoperasikan
mesin
bubut
untuk mmbuat kaki meja Tukang
bersih-bersih
yang
menyapu
lantai di rumah sakit perawatan intensif di rumah sakit Penjual yang merencanakan danPenjual yang diberi serangkaian petunjuk merumuskan
sendiri
strategi
setiap harinya dan wajib mengikuti
penjualannya
untuk
setiap
instruksi penjualan standar kepada
pelanggan tanpa pengawasan pelanggan Pekerja pabrik yang merakit iPod dan Pekerja pabrik yang merakit iPod lalu Umpan Balik
mengujinya
untuk
mengetahui
harus mengirimkannya ke seorang
apakah barang tersebut beroperasi
pengawas pengendalian kualitas
dengan baik
untuk pengujiannya
Model Karakteristik Pekerjaan JCM telah diteliti dengan baik. Sebagian besar bukti mendukung kerangka umum dari teori tersebut – yaitu, ada banyak karateristik pekerjaan dan karakteristik-karakteristik ini memengaruhi periku. tetapi memang tampak bahwa model MPS tidak berhasil dengan baik – artinya seseorang bisa mendapatkan potensi yang memotivasi secara lebih baik dengan
5
menambahkan karakteristik-karakteristik daripada menggunakan rumus MPS yang rumit 2.2
Bagaimana Pekerjaan Bisa Dirancang Ulang ? JCM bisa diparkatikan untuk menjadikan pekerjaan lebih memotivasi. a.
Rotasi Pekrjaan Apabila karyawan mengalami rutinitas berlebih dari pekerjaan, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah rotasi pekerjaan – job rotation (disebut jug dengan pelatihan silang). Kita mendefinisikan praktik ini sebagai pergantian periodik seorang karyawan dari satu tugas ke tugas lain. Ketika satu aktivitas tidak lagi menantang, karyawan tersebut dipindah ke pekerjaan lain, biasanya pada tingkat yang sama, yang mempunyai persyaratan-persyaratan ketrampilan yang sama. Sebagai contoh Singapore Airlines, salah satu maskapai penerbangan terbaik didunia, menggunakan rotasi pekerjaan secara ekstensif, dan seorang agen tiket mungkin melakukan tugas-tugas seseorang yang menangani koper. Rotasi pekerjaan merupakan salah satu alasan Singapore Airlines dinilai sebagai tempat kerja favorit. Rotasi pekerjaan juga digunakan oleh banyak perusahaan manufaktur sebagai cara untuk meningkatkan fleksibilitas dan menghindari pemberhentian. Kelebihan dari rotasi pekerjaan adalah mampu mengurangi rasa bosan, meningkatkan motivasi melalui pembuatan variasi untuk aktivitasaktivitas karyawan, dan membantu karayawan memahami dengan lebih baik bagaimana pekerjaan mereka memberikan kontribusi terhdap organisasi. Rotasi pekerjaan juga memiliki manfaat tidak langsung untuk
organisasi
karena
karyawan
yang
mempunyai
banyak
ketrampilan memberi manajemen lebih banyak fleksibilitas dalam merencanakan pekerjaan, menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan mengisi lowongan-lowongan. Nmaun, rotasi pekerjaan bukannya tidak mempunyai kekurangan. Biaya pelatihan meningkat dan produktivitas berkurang dengan adanya pemindahan seorang pekerja ke posisi baru
6
ketika
efisiensi
di
pekerjaan
yang
sebelumnya
menghasilkan
penghematan organisasional. Rotasi pekerjaan juga meningkatkan gangguan. Anggota-anggota kelompok kerja harus menyesuaikan diri dengan karyawan baru. Selain itu, para pengawas juga harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dan mengawasi pekerjaan dari para karyawan yang baru saja dirotasi. b. Perluasan Pekerjaan Lebih dari 35 tahun lalu, ide meluaskan pekerjaan secara horizontal, atau apa yang kita sebut perluasan pekerjaan (job enlargement), mendapatkan popularitas. Semakin banyak jumlah dan keanekaragman tugas yang dikerjakan oleh seorang individu menghasilkan pekerjaan yang lebih banyan perbedaan. Alih-alih hanya menyortir surat yang masuk menurut departemen, misalnya, pekerjaan seorang penyortir surat bisa diperluas untuk mencakup pengantaran surat tersebut dengan tenaga jasmani ke berbagai departemen atau mengantarkan suarat-surat keluar melalui meteran perangko. Perbedaan antara rotasi pekerjaan dan perluasan pekerjaan mungkin tidak kentara. Namun, dalam rotasi pekerjaan pekerjaan tidak dirancang ulang. Karyawan hanya berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, tetapi sifat pekerjaan tersebut tidak berubah. Namun, perluasan pekerjaan benar-benar melibatkan c.
perubahan pekerjaan. Pengayaan Pekerjaan Pengayaan pekerjaan (job enrichment) merujuk pada perluasan vertikal pekerjaan. Hal ini meningkatkan pengendalian pekerja terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evalusi kerja. Pekerjaan yang diperkaya mengatur tugas-tugas sedemikian rupa sehingga memungkinkan pekerja menyelesaikan aktivitas, meningkatkan kebebasan dan kemerdekaan karyawan, meningkatkan tanggung jawab, dan memberikan umpan balik, sehingga individu akan mampu menilai dan memperbaiki kinerja mereka sendiri. Pengayaan pekerjaan dapat ditelusuri menggunakan
7
teori dua faktor Herzberg. Mengikuti teori ini, dengan meningkatkan faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, seperti pencapaian, tanggung jawab, dan pertumbuhan karyawan cenderung lebih puas dengan pekerjaan tersebut dan termotivasi untuk mengerjakannya. Seluruh bukti dalam pengayaan pekerjaan pada umunya menunjukan bahwa hal ini mengurangi ketidakhadiran dan biaya perputaran karyawan serta meningkatkan kepuasan, tetapi dalam persoalan produktivitas, bukti tersebut tidak tidak meyakinkan. Dalam bebrapa situasi, pengayaan pekerjaan meningkatkan produktivitas, dalam situasi lain, menguranginya. Namun, bahkan ketika produktivitas menurun, tampaknya tetap ada penggunaan sumber yang lebih berhati-hati dan kualitas produk atau jasa yang lebih tinggi
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Motivasi dengan Mengubah Sifat dari Lingkungan Kerja Penelitian dalam rancangan pekerjaan memberikan bukti yang lebih kuat bahwa cara elemen-elemen dalam suat pekerjaan diatur bisa berfungsi untuk meningkatkan atau mengurangi usaha. 3.1.1
Model Karekteristik Pekerjaan (i) Model yang menunjukkan bahwa pekerjaan apapun bisa di 1.
dekripsikan dalam 5 dimensi pekerjaan inti, yaitu : Keanekaragaman keterampilan : contoh pekerjaan yang mendapat nilai tinggi dalam keanekaragaman keterampilan adalah
pemilik
melakukan
dan
perbaikan
operator
sebuah
elektris,
bengkel
yang
Memodifikasi
bodi
kendaraan, dan berinteraksi dengan pelanggan. Pekerjaan yang mendapat nilai rendah dalam dimensi ini adalah pekerja toko bodi kendaraan yang menyemprot cat selama 8 2.
jam sehari. Identitas tugas : Contoh pekerjaan yang mendapat nilai tinggi dalam dimensi adalah tukang delman yang mendesain Furnitur,
memilih
kayu,
membuat
obyek,
dan
menyelesaikannya sampai sempurna. Sedangkan yang mendapat nilai rendah adalah pekerja di pabrik furnitur yang 3.
hanya mengoperasikan bubut untuk membuat kaki meja. Arti Tugas : Contoh pekerjaan yang mendapat nilai tinggi dalam dimensi adalah perawat yang menangani berbagai kebutuhan pasien sedangkan yang mendapat nilai rendah adalah tukang bersih-bersih yang menyapu lantai di rumah
4.
sakit yang sama. Otonomi ; Contoh pekerjaan yang mendapat nilai tinggi dalam dimensi adalah penjual yang merencanakan
8
9
5.
pekerjaannya sendiri setiap hari. Sedankan yang mendapat nilai rendah adalah penjual yang setiap hari diberikan
6.
serangkaian petunjuk setiap harinya. Umpan Balik ; Contoh pekerjaan yang mendapat nilai tinggi dalam dimensi adalah pekerja pabrik yang merakit komputer dan mengujinya untuk mengetahui
jalannya komputer
tersebut. Sedangkan yang mendapat nilai rendah adalah pekerja di pabrik yang sama yang setelah merakit komputer tersebut
harus
mengirimkan
ke
seorang
pengawas
pengendalian kualitas yang menguji kelayakan komputer 3.1.2
tersebut. Bagaimana pekerjaan bisa dirancang ulang ? Pekerjaan pegawai di pabrik jip terdiri atas tugas-tugas repetitif yang memberi dirinya sedikit keanekaragaman, otonomi, atau motivasi. Sebaliknya, pekerjaan pegawai di toko percetakan sangat menantang dan menstimulasi. Berikut ini beberapa cara untuk menjadikan pekerjaan lebih memotivasi. a. Rotasi Pekerjaan : Apabila karyawan mengalami rutinitas yang berlebih dari pekerjaan mereka, alternatif yang dapat dilakukan adalah Rotasi Pekerjaan ( Job Rotation ). Ketika satu aktivitas tidak lagi menantang, karyawan tersebut dipindah ke pekerjaan lain, biasanya pada tingkat yang sama, yang mempunyai persyaratan-persyaratan keterampilan yang b.
sama. Perluasan Pekerjaan : Contoh aplikasi pekerjaan yang berhasil adalah pekerjaan pegawai di beberapa hotel kecil misalnya, tidak hanya membersihkan kamar mandi, merapikan tempat tidur, dan membersihkan karpet, tetapi juga mengganti bola lampu yang mati, memberikan jasa balik, dan menyediakan barang-barang di minibar.
10
c.
Pengayaan Pekerjaan : Pekerjaan yang diperkaya mampu mengatur
tugas-tugas
memungkinkan meningkatkan
sedemikian
pekerja kebebasan
rupa
menyelesaikan dan
kemerdekaan
sehingga aktivitas, karyawan,
meningkatkan tanggung jawab, dan memberikan umpan balik sehingga individu akan mampu menilai dan memperbaiki 3.1.3
kinerja mereka sendiri. Susunan Pekerjaan Alternatif Berikut ini adalah 3 susunan kerja alternatif yaitu, : a. Jam Kerja yang Fleksibel : Keuntungan yang didapat dari jam kerja yang fleksibel sangatlah banyak di antaranya berkurangnya ketidakhadiran , meningkatnya produktivitas, semakin sedikitnya biaya lembur, serta meningkatnya ekonomi dan tanggung jawab untuk para karyawan ( bisa meningkatkan kepuasan kerja karyawan ). b. Pembagian pekerjaan : Hal ini memungkinkan 2 individu atau lebih untuk membagi suatu pekerjaan 40 jam per Minggu tradisional. Jadi, seseorang bisa melakukan suatu pekerjaan dari jam 8 pagi sampai siang hari, sementara individu lain melakukan pekerjaan yang sama dari pukul 1 siang sampai 5 sore, atau keduanya bisa bekerja satu hari pebuh tetapi secara bergantian c. Telecommuting : Terdapat
3
kategori
yang
telah
diidentifikasikan sebagai pekerjaan yang paling sesuai untuk dilakukan telecommuting yaitu bekas penanganan informasi yang rutin, aktivitas yang berpindah-pindah, serta 3.1.4
tugas profesional dan yang terkait dengan pengetahuan. Jangan Melupakan Kemampuan dan Peluang Ketika anda berusaha untuk menilai mengapa seorang karyawan mungkin tidak bekerja pada tingkat yang menurut anda sesuai dengan kemampuannya, perhatikan lingkungan kerja untuk mengetahui apakah
11
lingkungan tersebut mendukung. Apakah karyawan tersebut mempunyai peralatan, material, dan persediaan yang mencukupi ? Apakah karyawan tersebut mempunyai rekan-rekan kerja yang suka menolong peraturan dan prosedur kerja yang mendukung, waktu yang cukup untuk melakukan pekerjaan dengan hasil yang baik, dan lainlain ? Jika tidak, kinerja akan memburuk. 3.2 Keterlibatan Karyawan Keterlibatan karyawan (Employee Involvement) adalah sebuah proses partisipatif yang menggunakan masukan karyawan untuk meningkatkan komitmen demi mencapai keberhasilan organisasi. 3.2.1 Contoh Program Keterlibatan karyawan a. Manajemen Partisipatif Karakteristik umum yang sangat jelas untuk semua program manajemen partisipatif (Participative Management) adalah penggunaan Keputusan umum bersama. b. Partisipasi Representatif Artinya,daripada berpartisipasi secara langsung dalam berbagai keputusan, para pekerja diwakili oleh sekelompok kecil karyawan yang benar-benar berpartisipasi. c. Lingkaran Kualitas Didefinisikan sebagai sebuah kelompok kerja yang terdiri atas 8-10 karyawan dan pengawas yang mempunyai bidang tanggung jawab yang sama dan yang bertemu secara teratur untuk 3.2.2
mendiskusikan
berbagai
macam
masalah
dalam
organisasi sekaligus mencari solusinya. Menghubungkan program keterlibatan karyawan dan teori motivasi Menurut teori 2 faktor , program keterlibatan karyawan bisa memberi motivasi intrinsik kepada para karyawan dengan cara meningkatkan peluang pertumbuhan, tanggung jawab, dan keterlibatan
dalam pekerjaan itu sendiri . 3.3 Memberikan Penghargaan Kepada Karyawan
12
Dalam memutuskan bayaran karyawan dan bagaimana membayar mereka, manajemen harus membuat beberapa keputusan strategis. 3.3.1 Berapakah Bayaran Karyawan: Membentuk Struktur Bayaran Ada banyak cara membayar karyawan. Tentu saja, sistem bayaran yang paling baik adalah membayar pekerjaan sesuai dengan nilainya dan memberikan bayaran yang mempunyai daya saing dengan pasar 3.3.2
tenaga kerja. Cara Pembayaran: Memberikan Penghargaan kepada Karyawan Individual Melalui Program Variabel Bayaran Bentuk dari program variabel bayaran di antaranya: rencana tarif per bagian pekerjaan, bayaran berdasarkan prestasi, bonus, pembagian laba, pembagian pendapatan, dan rencana kepemilikan saham
3.3.3
karyawan. Cara Pembayaran: Memberikan Penghargaan kepada Karyawan Individual Melalui Rencana Bayaran Berdasarkan Keterampilan Bayaran berdasarkan keterampilan sebuah alternatif untuk bayaran berdasarkan pekerjaan. Keterampilan yang dimiliki oleh karyawan atau berapa banyak pekerjaan yang bisa mereka lakukan adalah faktor yang
3.3.4
menentukan tingkat bayaran. Menghubungkan Rencana Bayaran Berdasarkan Keterampilan dengan Teori Motivasi Hubungan antara teori penguatan dan bayaran berdasarkan keterampilan yaitu mendorong karyawan untuk mengembangkan fleksibilitas mereka, terus belajar mempelajari keterampilan lain menjadi individu yang mengusai beberapa bidang, dan bekerja secara
3.3.5
kooperatif dengan individu lain di organisasi tersebut. Bayaran Berdasarkan Keterampilan dalam Prakteknya Bayaran berdasarkan keterampilan meluas dan pada umumnya menghasilkan kinerja, kepuasan, dan persepsi keadilan yang lebih
3.3.6
tinggi dalam sistem bayaran karyawan. Tunjangan yang Fleksibel: Mengembangkan Paket Tunjangan
13
Tunjangan yang fleksibel (Flexible Benefits) memungkinkan setiap karyawan membuat sebuah paket tunjangan yang disesuaikan secara individual dengan kebutuhan dan situasi dirinya. Hal ini menggantikan program tradisional “satu rencana tunjangan untuk semua” yang 3.3.7
mendominasi organisasi-organisasi selama lebih dari 50 tahun. Penghargaan Intrinsik: Program Pengakuan Karyawan Program pengakuan karyawan berkisar dari ucapan “terima kasih” yang spontan dan pribadi sampai program formal yang diumumkan secara luas di mana jenis-jenis perilaku tertentu dianjurkan dan
prosedur untuk mencapai pengakuan diidentifikasikan secara jelas. 3.4 Ringkasan dan Implikasi untuk Manajer Saran-saran berikut meringkas inti dari pengetahuan tentang memotivasi karyawan dalam organisasi a. Mengakui perbedaan individual: Manajer harus peka dengan perbedaanperbedaan individual. Sebagai contoh, karyawan dari kultur-kultur Asia memilih untuk tidak ditunjuk sebagai karyawan istimewa karena hal tersebut membuat mereka merasa tidak nyaman b. Menggunakan tujuan dan umpan balik: Karyawan seharusnya mempunyai tujuan yang khusus dan sulit, begitu pula dengan umpan balik mengenai seberapa baik mereka mengejar tujuan-tujuan tersebut. c. Memungkinkan karyawan untuk berpartisipasi dalam berbagai keputusan yang mempengaruhi mereka: Karyawan bisa memberikan kontribusi untuk beberapa
Keputusan
yang
memengaruhi
mereka.
Hal
ini
bisa
meningkatkan produktivitas karyawan, komitmen untuk tujuan kerja, motivasi, dan kepuasan kerja d. Menghubungkan penghargaan
dengan
kinerja:
Penghargaan
yang
diperoleh oleh karyawan harus bergantung atau saling berhubungan dengan kinerjanya. Periksalah sistem untuk keadilan: Penghargaan juga harus dianggap adil oleh karyawan dengan masukan yang mereka ajukan dalam pekerjaan tersebut.
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan Motivasi menjadi penting karena merupakan salah satu faktor penentu baik dan memuaskannya hasil kerja sesuai yang diinginkan. Dalam hal ini intensitas, arah, dan ketekunan menjadi hal yang ditekankan dalam motivasi. Motivasi dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja menjadi lebih baik. Semakin besar motivasi (baik intrinsik maupun ekstrinsik) maka kerjanya akan semakin baik pula.
4.2
Saran 1.
Untuk Perusahaan Perusahaan perlu memahami lebih jauh mengenai karakteristik individu tersebut, termasuk sikap dan perilaku dari setiap individu di perusahaan katena implementasi dari rencana organisasi sangat bergantung kepada karakteristik individu yang terdapat dalam organisasi.
14
DAFTAR PUSTAKA Stephen
P.Robbins-Timothy
A.
Judge.2007.Perilaku
Ornganisasi.Jakarta:
Salemba Empat Group. Google Serch.13-03-2012. www.ooks.google.com/books/.../Perilaku_Organisasi.
15
View more...
Comments