6. Asuhan Keperawatan Demam Tifoid
October 12, 2017 | Author: dian eka resty | Category: N/A
Short Description
6. Asuhan Keperawatan Demam Tifoid...
Description
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala – gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi : -
Salmonella Thyposa.
-
Salmonella Paratphi, A, B dan C
Masa Inkubasi : -
Rata – rata 2 minggu.
-
Penularan secara verbal oral, melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
-
Sumber infeksi terutama “ Carrier “ akut yang menahun / pasif.
I. Pengkajian a. Biodata : Umur
: Dapat menyerang anak – anak atau orang dewasa.
Jenis Kelamin : Tidak tergantung pada jenis kelamin. Alamat
: Lingkungan hidup yang buruk serta tempat pembuangan kotoran manusia yang tidak baik mempercepat penularan penyakit.
b. Keluhan Utama : -
Panas / demam lebih dari 1 minggu, terutama pada sore dan malam hari.
ASKEP
53
Riwayat Penyakit sekarang : -
Cepat lelah dan malaise.
- Anoreksia dan rasa tidak enak diperut. -
Sakit kepala.
-
Rasa nyeri diseluruh tubuh.
-
Demam yang tinggi : terjadi pada minggu pertama, pada minggu kedua demam semakin meninggi, tidak menggigil atau berkeringat baru kemudian secara lisis.
-
Epistaksis.
Riwayat Penyakit Keluarga -
Sumber penyakit adalah carrier yang terus mengeluarkan kuman.
-
Karier yang sedang sakit.
-
Karier yang tidak sakit ( pasif ).
c. Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan umum : Keadaan umum : demam dan malaise. Kesadaran : -
Kesadaran pasien menurun dari ringan sampai berat umumnya apatis.
Kulit : -
Terdapat tanda toksemia : pipi kemerahan, muka basah sedangkan tubuh kering.
Saluran Pencernaan : -
Bibir kering dan pecah – pecah.
-
Lidah kotor, berselaput putih dan pinggir hyperemis.
-
Perut kembung dan nyeri tekan, limpa besar dan lunak.
-
BAB pada permulaan penyakit umumnya diare kemudian menjadi obstipasi.
ASKEP
54
Kardiovaskular : -
Bradikardi yang relatif.
-
Penambahan denyut nadi tidak sesuai dengan peningkatan suhu tubuh.
d. Data Penunjang Pemeriksaan laboratorium -
Leukopenia dengan limpositosis relatif.
-
Anemia.
-
Aneosinopilia.
-
Serologik test widal ( + ), Titer Aglutinin O berkisar antara 1/200 atau lebih dan atau kenaikan yang bersifat progresif.
e. Komplikasi -
Pada usus : perdarahan, perporasi dan peritonitis.
-
Di luar usus : Meningitis Typosa, Osteomilitis, Chole cistitis.
-
Infeksi sekunder : Bronhopneomonia.
f. Kemungkinan diagnosa yang akan timbul : 1. Gangguan rasa nyaman, demam berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan : -
mengatakan badannya terasa panas.
-
demam / panas lebih dari satu minggu terutama pada sore dan malam hari.
-
suhu tubuh di atas 380 C atau lebih.
-
tampak gelisah.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan kurang, ditandai dengan : -
Mengatakan tidak nafsu makan, anoreksia.
-
Mengatakan tidak enak di perut, mual , muntah.
-
Mengatakan mulut terasa pahit .
ASKEP
55
-
Makanan yang diberikan tidak dihabiskan.
-
Lidah kotor, berselaput putih dan hyperemis.
3. Gangguan eliminasi ( konstipasi ) berhubungan dengan : -
Tirah baring / demam yang lama.
-
Perstaltik usus yang menurun.
Ditandai dengan : -
Tidak BAB lebih dari satu minggu.
-
Rasa tidak enak di perut.
-
BAB frekuensinya lebih atau tidak BAB.
-
Perut kembung dan nyeri tekan.
-
Tirah baring
4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan : -
Cepat lelah, tidak enak perut.
-
Malaise
-
Kesadaran menurun.
-
Pasien tirah baring.
5. Potensial terjadi komplikasi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan : -
Demam yang tinggi lebih dari 380 C.
-
Tidak BAB.
-
Perut kembung dan nyeri tekan ( limpa membesar ).
-
Terdapat tanda – tanda toksemia.
-
Kesadaran menurun.
-
Bradikardi.
-
Widal titer aglutinin O di atas 1/200.
ASKEP
56
6. Kurangnya pengetahuan pasien / keluarga tentang : etiologi, proses penyakit, perawatan, pengobatan, prognosis dan komplikasi berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan : -
Informasi yang kurang.
-
Informasi yang salah.
-
Belum pernah diberi informasi.
Perencanaan : Diagnosa I. Tujuan jangka panjang : Rasa nyaman terpenuhi. Kriteria Evaluasi : - Pasien tenang dan tidak gelisah. - Suhu tubuh menjadi normal < 370 C. - Intake cairan adekuat / seimbang. Intervensi : -
Monitor suhu, bila tinggi, berikan kompres dingin.
-
Anjurkan pasien untuk banyak minum.
-
Anjurkan pasien untuk mengganti pakaian dengan yang tipis dan mudah menyerap keringat.
-
Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang keadaan panas pasien.
-
Monitor intake dan output cairan.
-
Monitor vital sign.
-
Kolaborasi : pemberian cairan parentral dan anti piretik.
Diagnosa 2 Tujuan : Tidak terjadi gangguan nutrisi. Kriteria Evaluasi : -
Menunjukkan nafsu makan.
-
Makanan yang disediakan dapat dihabiskan.
ASKEP
57
-
Tanda – tanda malnutrisi tidak ditemukan.
-
BB tidak menurun.
Intervensi : -
Kaji tanda – tanda adanya gangguan nutisi.
-
Sajikan makanan yang bervariasi atau menurut selera pasien.
-
Sajikan makanan selagi hangat.
-
Jelaskan pada pasien tentang pentingnya nutrisi / makanan untuk proses penyembuhan penyakit.
-
Berikan perawatan mulut sebelum makan.
-
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang pemberian diet BS TKTP pengaturan indikasi pengobatan, pemberian cairan IVFD dan vitamin.
Diagnosa 3 : Tujuan : Tidak terjadi konstipasi. Kriteria Evaluasi : -
Mengatakan sudah bisa BAB / tidak diare lagi.
-
BAB klien teratur.
-
Tidak terjadi diare.
-
BAB sesuai dengan pola kebiasaannya.
Intervensi : -
Kaji status eliminasi BAB.
-
Berikan diet yang mudah dicerna.
-
Catat adanya kehilangan melalui diare, muntah.
-
Berikan pasien penjelasan tentang keadaan eliminasinya, akibat tirah baring yang lama.
-
Catat out put cairan pasien.
-
Observasi tanda perdarahan contoh : melena dan lain – lain.
ASKEP
58
Diagnosa 4 Tujuan : aktivitas dapat ditoleransi sesuai kemampuan dan kebutuhan sehari - hari terpenuhi. Kriteria Evaluasi : -
Dapat mendemonstrasikan teknik permulaan aktivitas.
-
Dapat mengatakan secara verbal tentang situasi dan kondisi yang dialaminya.
-
Tidak terdapat tanda – tanda kelainan kulit
Intervensi : -
Anjurkan untuk tirah baring, dengan lingkungan yang nyaman.
-
Ubah posisi secara teratur, lakukan perawatan kulit.
-
Kaji aktivitas baik aktif maupun pasif yang dapat ditolerir.
-
Bantu personal hygiene pasien.
-
Lakukan massage pada daerah tubuh yang tertekan.
-
Anjurkan untuk menggunakan teknik – teknik mengurangi stress seperti teknik relaksasi.
Diagnosa 5 Tujuan : Infeksi tidak terjadi selama perawatan. Kriteria Evaluasi : -
Keadaan umum pasien semakin membaik.
-
Tidak terdapat tanda – tanda komplikasi.
-
Risiko terhadap efek tindakan dapat dihindari.
Intervensi : -
Kaji tanda – tanda vital.
-
Kaji adanya tanda – tanda komplikasi.
-
Observasi tanda perdarahan, melena.
-
Anjurkan pasien untuk tirah baring.
ASKEP
59
-
Gunakan teknik aseptik dan antiseptik.
-
Perhatikan kebersihan lingkungan pasien.
-
Observasi terhadap tindakan yang dilakukan, pemasangan infus, dower katheter, NGT dan lain – lain.
-
Kolaborasi dengan dokter tentang pengaturan indikasi pengobatan, obat – obat anti bakteri / antibiotik yang sesuai untuk penyebab.
Diagnosa 6 Tujuan : Pasien / keluarga mengetahui : etiologi, proses penyakit, prognosis, perawatan, pengobatan dan komplikasi. Kriteria Evaluasi : -
Pasien dapat mengukapkan secara verbal tentang proses penyakit dan tindakan yang dilakukan.
-
Pasien dapat mengidentifikasi hubungan antara tanda dan gejala penyakit dan salah satu tanda faktor penyebab pasien mau berpartisipasi dalam tindakan perawatannya.
Intervensi : -
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang etiologi, proses penyakit, prognosis, perawatan, pengobatan dan komplikasi.
-
Siapkan informasi khusus mengenai pencegahan / transmisi penyakit.
-
Jelaskan perlunya perawatan dan pengobatan.
-
Dsikusikan dengan pasien dan keluarga tentang risiko dari tindakan yang dilakukan.
ASKEP
60
View more...
Comments