Penafasan cepat dan dangkal, R : 31x/mnt, SpO2 : 97% tanpa oksigen
6. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional
Tindakan
Tahap Pre Interaksi 1. Melakukan feed back status klien 2. Mencuci tangan
Tahap Orientasi 1. Memberi salam 2. Mendekatkan alat 3. Menjelaskan tujuan dan prosedur serta meminta persetujuan klien
Rasional
Tahap Pre Interaksi 1. Ketepatan tindakan yang akan dilakukan 2. Mencegah penyebaran mikroorganisme Tahap Orientasi 1. Menerapkan etika islami 2. Memudahkan saat tahap kerja 3. Paisen memahami tujuan dilakukan tindakan dan informed consend
Tahap Kerja Tahap Kerja 1. Menjaga privasi 1. Memberikan privasi 2. Memastikan tabung masih berisi 2. Mengecek oksigen oksigen diberikant ersedia 3. Mengisi botol pelembab dengan 3. Pelembab diperlukan
yang untuk
aqua sesuai batas menjaga kelembaban Mukosa 4. Menyambungkan selang binasal hidung O2 dengan humidifer 4. Selang binasal merupakan alat 5. Mengatur posisi semi fowler transfortasi oksigen 6. Membuka flow meter dengan 5. Posisi ini membantu ukuran yang sesuai dengan mempermudah dalam kebutuhan Penyaluran oksigen 7. Memastikan ada aliran udara 6. Ukuran pemberian konsentrasi 8. Memasang kanula pada hidung oksigen tergantung alat yang pasien dengan hati-hati digunakan dan kebutuhan 9. Memperhatikan reaksi dan oksigen pada klien menanyakan respon pasien a. Keteter nasal : 1-6 L/mnt 10. Merapikan pasien (Konsentrasi 24-44%) b. Kanul nasal : 1-6 L/mnt (Konsentrasi 44%) c. Sungkup sederhana : 5-8 L/mnt (Konsentrasi40-60%) d. Sungkup muka dengan kantong 8-12 L/mnt (Konsentrasi 60-80%%) e. Sungkup muka dgn kantong Non rebreathing 8-12 L/mnt (Konsentrasi 99%) 7. Aliran udara menunjukan adanya aliran oksigen yang siap diberikan pada klien 8. Pemasangan yang tepat sangat berpengaruh terhadap suplay oksigen yang diberikan 9. Verifikasi perasaan klien apakah sudah tepat oksigen masuk dan dirasakan klien 10. Membuat rasa nyaman pad aklien
Tahap Terminasi 1. Merapikan alat 2. Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan skin test 3. Mendoakan kesembuhan klien 4. Berpamitan 5. Dokumentasi 6. Cuci tangan
Tahap Terminasi 1. Etika kerapian 2. Memvalidasi tindakan yang sudah dilakukan 3. Menerapkan etika islami 4. Menerapkan etika keperawatan 5. Untuk pencatatan buku status dan pencatatan hasil 6. Mencegah penyebaran mikroorganisme
7. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan cara pencegahannya
1. Pemberian menggunakan kateter nasal dapat terjadi distensi lambung, iritasi selaput lender nasofaring, aliran lebih dari 6 L/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, dan keteter mudah tersumbat Pencegahan: pastikan pemberian oksigen sesuai dengan kebutuhan 2. Pemberian menggunakan kanul nasal mudah lepas, karena kedalaman kanul hanya 1cm, dapat mengiritasi selaput lender Pencegahan: eratkan klem nasal kanul ke telinga atau ke belakang kepala pasien agar kanul nasal tidak mudah lepas.
8. Tujuan tindakan tersebut dilakukan
a. Memenuhi kekurangan oksigen b. Mencegah hipoksia c. Mengurangi beban kerja alat pernafasan dan jantung
9. Analisa sintesa
Infeksi pada paru
Hiperventilasi
Ketidakefektifan pola nafas
Pemberian oksigen nasal canul 3 lpm
10. Hasil yang didapat dan maknanya
Hasil: Oksigen nasal kanul berhasil terpasang 3 lpm Maknanya: Kebutuhan oksigen klien terpenuhi ditandai dengan klien merasa nyaman untuk bernafas
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.