41788591-Klasifikasi-Dan-Deskripsi-Gangguan-Kepribadian.pdf
April 7, 2019 | Author: Aries Yunanda | Category: N/A
Short Description
Download 41788591-Klasifikasi-Dan-Deskripsi-Gangguan-Kepribadian.pdf...
Description
Klasifikasi dan deskripsi gangguan kepribadian
Dalam Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSMIV), gangguan kepribadian dikelompokkan dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu: a. Kelompok A, terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid dan skizotipal. skizotipal. Orang dengan gangguan seperti ini seringkali tampak aneh d an eksentrik. b. Kelompok B, terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik dan narsistik. Orang dengan gangguan ini sering sering tampak dramatik, emosional, dan tidak menentu. c. Kelompok C, terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen dan obsesif kompulsif, dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini sering tampak cemas atau ketakutan. Berikut akan dijelaskan satu persatu beberapa tipe gangguan kepribadian yang telah disebutkan di atas: 1. Gangguan kepribadian kepribadian paranoid Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan adanya perasaan curiga yang berlebihan pada orang lain. Mereka menolak tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung dan marah termasuk pasangan yang cemburu secara patologis. Mereka seringkali bertanya tanpa pertimbangan, tentang loyalitas dan kejujuran teman atau teman kerjanya. Atau cemburu dengan bertanyatanya tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksualnya. Gangguan ini lebih sering terdapat pada laki-laki dibandingkan wanita. Berdasarkan suatu penelitian menunjukkan bahwa paranoid personality disorder banyak terdapat pada pasien dengan skizofrenia dan g angguan delusi (Nida UI Hasanat, 2004 : 11). Menurut teori psikodinamika, gangguan ini merupakan mekanisme pertahanan ego proyeksi, orang tersebut melihat orang lain mempunyai motif merusak dan negatif, bukan dirinya. Ada kecenderungan untuk membanggakan dirinya sendiri karena menganggap dirinya mampu berfikir secara rasional dan objektif, padahal sebenarnya tidak. Dalam situasi sosial, orang dengan kepribadian paranoid mungkin tampak sibuk dan efisisen, tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan dan konflik bagi orang lain. Dan berdasarkan teori kognitif-behavioral, orang dengan gangguan ini akan selalu dalam keadaan waspada, karena tidak mampu membedakan antara orang yang membahayakan dan yang tidak (Martaniah, 1999 : 74).
2. Gangguan kepribadian skizoid Menurut David & Neale dalam Nida UI Hasanat, orang dengan gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan tidak adanya keinginan dan tidak menikmati hubungan sosial, mereka tidak memiliki teman dekat. Orang dengan gangguan ini tampak tidak menarik karena tidak memiliki kehangatan terhadap orang lain dan cenderung untuk menjauhkan diri. Jarang sekali memiliki emosi yang k uat, tidak tertarik pada seks dan aktivitas-aktivitas yang meny enangkan (2004 : 5). Mereka mungkin menjalani kehidupan mereka sendiri dengan kebutuhan atau harapan untuk ikatan dengan orang lain yang sangat kecil. Riwayat kehidupan orang tersebut mencerminkan minat sendirian dan pada keberhasilan pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sukar ditoleransi oleh orang lain. Kehidupan seksual mereka mungkin hanya semata-mata dalam fantasi, dan mereka mungkin menunda kematangan seksualitas tanpa batas waktu tertentu. Mampu menanmkan sejumlah besar energi afektif dalam minat yang bukan manusia, seperti matematika dan astronomi, dan mereka mungkin sangat tertarik pada binatang. Walaupun terlihat mengucilkan diri, tapi pada suatu waktu ada kemungkinan orang tersebut mampu menyusun, mengembangkan dan memberikan suatu gagasan yang asli dan kreatif (Kaplan & Saddock, 1997 : 250). 3. Gangguan kepribadian skizotipal Orang dengan gangguan skizotipal adalah sangat aneh dan asing walaupun bagi orang awam karena mereka memiliki gagasan yang aneh, pikiran magis, gagasan menyangkut diri sendiri, waham dan derealisasi yang merupakan bagian dari dunia orang skizotipal setiap harinya. Dunia mereka terisi oleh hubungan khay alan yang jelas dan ketakutan dan fantasi yang mirip anak-anak. Ada kecenderungan bahwa mereka percaya jika mereka memiliki kekuatan pikiran yang khusus. Mereka mungkin mengakui bahwa mereka memiliki ilusi perseptual atau mikropsia atau orang terlihat oleh mereka sebagai kayu atau jadi-jadian. Pembicaraan dengan orang yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin aneh atau janggal dan hanya memiliki arti bagi diri mereka sendiri. Menurut David & Neale dalam Nida AI Hasanat, orang tua dengan skizofrenia mempunyai resiko tinggi untuk memiliki anak dengan gangguan kepribadian skizotipal. Pada penemuan lain juga menunjukkan bahwa orang tua dengan gangguan jiwa lain juga mempunyai resiko yang sama untuk memiliki anak dengan gangguan kepribadian skizotipal (2004 : 10). 4. Gangguan kepribadian antisosial Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial atau kriminal. Gangguan ini lebih pada ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang melibatkan banyak aspek perkembangan rem aja dan dewasa pasien. Keadaan seperti ini paling sering ditemukan perkotaan yang miskin dan diantara penduduk yang berpindahpindah dalam daerah tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka. Tetapi riwayat penyakitnya menemukan banyak daerah kehidupan yang
mengalami gangguan. Menurut David & Neale, gangguan ini muncul sebelum usia 15 tahun yang ditandai dengan perilaku nakal, lari diri dari rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau merusak dengan cara lain. Pola ini akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan tidak memiliki tanggung jawab, bekerja tidak konsisten, melawan hukum, agresif, gegabah, impulsif, dan gagal dalam merencanakan sesuatu (Nida AL Hasanat, 2004 : 24). David & Neale juga menambahkan psikopati (Sosiopati) disamping gangguan kepribadian antisosial. Orang dengan psikopati dengan tidak memiliki rasa malu, miskin emosi baik emosi positif maupun negatif. Charming͛ dan memanipulasi orang lain un tuk ͚ mencapai tujuannya. Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar dari kesalahannya. Karena tidak memiliki emosi positif, ia menjadi orang yang tidak memiliki tanggung jawab dan tega͛ terhadap orang lain (Nida AI Hasanat, 2004 : 26). ͚ Menurut teori biologis, gangguan ini disebabkan beberapa faktor, yaitu : (a) kelebihan kromosom Y (laki-laki), menyebabkan pola XYY bukan XY yang normal pada kromoson 23. tapi teori ini tidak diterima, (b) Testosteron menjadi penyebab agresivitas laki-laki, (c) adanya keabnormalan pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang neuropsikologis, dan (e) karena faktor keturunan. Sedangkan menurut teori psikologis, gangguan ini disebabkan oleh : (1) kondisi keluarga yang disharmoni dan ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, (2) orang tua yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, (3) orang tua yang tidak menunjukkan afeksi, (4) pendidikan yang didapat kurang memadai, dan (5) adanya pendapat bahwa antisosial datang dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial. Juga adanya penelitian korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang depresif dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab atau dampak dari gangguan k epribadian antisosial (Martaniah, 1999 : 71). 5. Gangguan kepribadian ambang Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara neurosis dan psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek, dan cinta dari yang sangat tidak stabil. Pasien gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak berada dalam keadaan krisis. Pergeseran mood sering dijumpai. Pasien dapat bersifat argumentatif pada suatu waktu dan terdepresi pada waktu selanjutnya dan selanjutnya mengeluh tidak memiliki perasaan pada waktu lainnya. Gangguan ini lebih banyak terdapat pada wanita dibandingkan laki-laki dan berdasarkan penelitian biologis ditemukan pada keluarga dimana ada yang memiliki gangguan yang sama. Perilaku pasien gangguan kepribadian ambang sangat tidak bisa diramalkan; sebagai akibatnya mereka jarang mencapai tingkat kemampuan mereka. Sifat menyakitkan dari kehidupan mereka dicerminkan oleh tindakan merusak diri sendiri yang berulang, misalnya dengan mengiris pergelangan tangannya sendiri atau melakukan tindakan mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan kemarahan, atau untuk menumpulkan mereka sendiri dari afek yang melanda. Karena mereka merasakan ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan kepribadian ambang memiliki hubungan interpersonal yang tidak baik.
Mereka dapat bergantung pada orang lain yang dekat dengan mereka, dan mereka dapat mengekspresikan banyak kemarahan pada teman dekatnya jika mengalami frustasi. Dilihat dari pendekatan kognitif-behavioral, orang yang mengalami gangguan ini evaluasi dirinya selalau negatif, kurang percaya diri dalam mengambil keputusan, motivasi rendah dan tidak mampu mencari tujuan jangka panjang (Martaniah, 1999 : 73) 6. Gangguan kepribadian histrionik Gangguan kepribadian histrionik dutandai oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. Tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan yang mendalam dan berlangsung lama. Pasien dengan gangguan kepribadian hitrionik menunjukkan perilaku mencari perhatian yang tinggi. Mereka cenderung memperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar lebih penting dibandingkan k enyataannya. Perilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria maupun wanita. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik dan pria cenderung meng alami impotent. Mereka mungkin bahwa melakukan impuls seksual mereka untuk menentramkan diri mereka bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin yang lain. Kebutuhan mereka akan ketentraman tidak ada habisnya. Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal dan pasien dapat gagal lagi tapi asyik dengan diri sendiri dan berubah-ubah (Kaplan & Saddock, 1997 : 20). Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orang tua yang mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan dimana perilaku menunjukkan bahwa seks itu adalah hal yang menyenangkan dan diinginkan (Nida Al Hasanat, 2004 : 20). 7. Gangguan kepribadian narsistik Orang dengan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan dan perasaan kebesaran yang unik. Mereka menganggap dirinya sebagai orang yang khusus dan penting. Mereka menanggapi kritik secara buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada orang yang berani mengkritik mereka, atau mereka mungkin tampak sama sekali acuh tak acuh terhadap kritik. Yang mencolok adalah perasaan akan kebesaran nama mereka. Persahabatan mereka rapuh dan mereka dapat menyebabkan orang lain marah karena mereka menolak mematuhi aturan perilaku konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati, dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai kepentingan mer eka sendiri. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal, penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan adalah stress-stress yang sering dihasilkan oleh orang narsistik karena perilakunya. Stress-stress yang tidak mampu dihadapi oleh mereka.
Menurut pandangan psikoanalitik tradisonal, gangguan histrionok dan narsistik merupakan variensi histeria. Dan bila dilihat dari sudut pandang psikoanalisis yang kognitif, kedua gangguan ini (gangguan histrionok dan gangguan narsistik) adalah akibat dari ketidakmampuan memfokuskan diri pada yang detail atau yang khusus, jadi dalam memahami situasi dan problem dilakukan secara global (Martaniah, 1999 : 76).
Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.
Banyak hal yang bisa memicu stres muncul seperti rasa khawatir, perasaan kesal, kecapekan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, Pre Menstrual Syndrome (PMS), terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut. adalah suatu kondisi medis-psikiatris dan bukan sekedar suatu keadaa n sedih, bila kondisi depresi seseorang sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosia l sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri. Depresi
Penyebab suatu kondisi depresi meliputi: 1.
Faktor
organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak teruta ma serotonin 2. Faktor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial 3. Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
View more...
Comments