4. MASALAH DALAM MULTIBUDAYA

May 5, 2019 | Author: Zuha Farhana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 4. MASALAH DALAM MULTIBUDAYA...

Description

MASALAH MULTIBUDAYA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI MANCANEGARA

MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran yang dibina oleh Ibu Dr. Dahlia, M.S

Oleh Kelompok 8 Biologi Kelas A/ Off A

1. Alfian Oktavijayanti

(110341421527) (110341421527)

2. Ary Maf’ula

(1103414215

3. Esti Novianti

(110341421528) (110341421528)

4. Mareta Ariswara Edi

(11034142150 )

)

The Learn Learn in g Uni ver ver sity

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Oktober 2013

1

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................ .................................................................. ............................................ ......................... ...

i

DAFTAR ISI ............................................. ................................................................... ............................................ .................................... ..............

iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................... ................................................................. ........................................ ..................

1

1.1. Latar Belakang

........................................... .................................................................. ............................. ......

3

1.2. Rumusan Masalah ............................................ .................................................................. ................................ ..........

4

1.4. Tujuan ........................................... ................................................................. ............................................ ............................. .......

4

BAB II PEMBAHASAN ............................................ .................................................................. ........................................ ..................

5

2.1 Definisi Pembelajaran Multikultural ......................................... ................................................ .......

5

2.2 Latar Belakang Munculnya pendidikan multikultural di Indonesia .

8

2.3 Masalah dalam multikultural Pembelajaran sains di mancanegara..

10

2.4 Cara Mengatasi Masalah dalam dalam Multikultural Pembelajaran Sains di Mancanegara ........................................... ................................................................. ........................................ ..................

12

BAB III PENUTUP ......................................... ............................................................... ............................................ ............................. .......

16

3.1. Kesimpulan ........................................... ................................................................. ........................................... .....................

16

3.2. Saran.......................................... ................................................................. ............................................. ................................ ..........

16

DAFTAR RUJUKAN .......................................... ................................................................ ............................................ ......................... ...

17

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku dan ras, yang mempunyai  budaya, bahasa, nilai, dan agama atau keyakinan berbeda-beda. Bila bangsa ini ingin menjadi kuat dalam era demokrasi, diperlukan sikap saling menerima dan menghargai dari tiap orang yang beraneka ragam itu sehingga dapat saling membantu, bekerja sama membangun negara ini lebih baik. Perkembangan  pembangunan

nasional

dalam

era

industrialisasi

di

Indonesia

telah

memunculkan dampak yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat. Konglomerasi dan kapitalisasi dalam kenyataannya telah menumbuhkan bibit bibit masalah yang ada dalam masyarakat seperti ketimpangan antara yang kaya dan yang miskin, masalah pemilik modal dan pekerja, kemiskinan,  perebutan sumber daya alam dan sebagainya. Di tambah lagi kondisi masyarakat Indonesia yang plural baik dari suku, agama, ras dan geografis memberikan kontribusi terhadap masalah-masalah sosial seperti ketimpangan sosial, konflik antar golongan, antar suku dan sebagainya. Merebaknya krisis sosio-kultural dalam masyarakat dapat dilihat dalam  berbagai bentuk, misalnya; disintegrasi sosial -politik yang bersumber dari euphoria yang nyaris kebablasan; hilangnya kesabaran sosial dalam m enghadapi

sulitnya

kehidupan

menyebabkan

masyarakat

kita

mudah

mengamuk dan melakukan berbagai tindakan anarkis, masyarakat mulai kehilangan

kemampuan

untuk

berempati,

bersopan

santun,

saling

menghormati dan menghargai terhadap perbedaan keragaman. Bangsa kita mulai kehilangan identitas kultural nasional dan lokal; padahal identitas nasional dan lokal sangat diperlukan untuk mewujudkan integrasi sosial, kultural dan politik masyarakat dan negara –  negara  –   bangsa Indonesia. Untuk itu dipandang sangat penting memberikan pembelajaran multibudaya di Indonesia. Hal ini dapat mewujudkan dan mempertahankan

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

masalah-masalah sosial yang berakar pada perbedaan kerena suku, ras, agama dan tata nilai yang terjadi pada lingkungan masyarakatnya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1

Apa definisi pembelajaran multibudaya?

1.2.2

Bagaimana latar belakang timbulnya multibudaya di Indonesia?

1.2.3

Apa saja masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran multibudaya dalam pembelajaran sains di mancanegra?

1.2.4

Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam  pembelajaran multibudaya dalam sains di mancanegara?

1.3 Tujuan

1.3.1

Menjelaskan definisi pembelajaran multibudaya

1.3.2

Mengetahui latar belakang timbulnya multibudaya di Indonesia

1.3.3

Mendeskripsikan masalah-masalah multibudaya yang timbul dalam  pembelajaran sains di mancanegara

1.3.4

Menjelaskan solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam  pembelajaran multibudaya dalam sains di mancanegara

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembelajaran Pembelajaran Multibudaya

Pembelajaran Multibudaya adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender, ras, kelas. Pendidikan Multibudaya adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang. Pendidikan Multibudaya (Multicultural education) merupakan strategi pendidikan yang memanfaatkan keberagaman latar  belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. Strategi ini sangat bermanfaat, sekurang-kurangnya bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat membentuk pemahaman bersama atas konsep kebudayaan, perbedaan budaya, keseimbangan, dan demokrasi dalam arti yang luas. Pendidikan Multibudaya didefinisikan sebagai sebuah kebijakan sosial yang didasarkan pada prinsip prinsip pemeliharaan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok budaya di dalam masyarakat. Pembelajaran Multibudaya pada dasarnya

merupakan

program

pendidikan

bangsa

agar

komunitas

multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya (Akhmadi. A. 2013). Dalam konteks yang luas, pendidikan Multibudaya mencoba membantu menyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada  perspektif pluralitas masyarakat di berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikian sekolah dikondisikan untuk mencerminkan  praktik dari nilai-nilai demokrasi. de mokrasi. Kurikulum menampakkan aneka kelompok  budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dan dialek; dimana para  pelajar lebih baik berbicara tentang rasa hormat di antara mereka dan menunjung tinggi nilai-nilai kerjasama, dari pada membicarakan persaingan

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Pembelajaran berbasis Multibudaya didasarkan pada gagasan filosofis tentang kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hakhak manusia. Hakekat pendidikan multikultural mempersiapkan seluruh siswa untuk bekerja secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah. Pendidikan Multibudaya bukanlah kebijakan yang mengarah pada pelembagaan pendidikan dan pengajaran inklusif dan  pengajaran oleh propaganda pluralisme lewat kurikulum yang berperan be rperan bagi kompetisi budaya individual. Pembelajaran berbasis Multibudaya berusaha memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung. Pendidikan Multibudaya juga membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari  pandangan-pandangan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat.

Pendidikan

Multibudaya

diselenggarakan

dalam

upaya

mengembangkan kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari  berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis. Pengertian multibudaya sangat beragam, kemudian konsep dan  prakteknya cenderung berkembang, maka Parekh (1997) membedakan Multibudaya ke dalam lima macam, yaitu: 1.

Multibudaya isolasionis, mengacu kepada kehidupan masyarakat

dimana berbagai kelompok kultural yang menjalankan kehidupaannya secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain. Contoh-contoh kelompok seperti ini adalah masyarakat yang ada pada sistem “millet” di Turki Usmani atau masyarakat Amish di Amerika Serikat. Kelompok ini menerima keragaman, tetapi pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

2.

Multibudaya akomodatif , dalam masyarakat yang plural, mereka yang

memiliki kultur dominan membuat penyesuaian-penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat multikultural akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka; sebaliknya kaum

minoritas

tidak

menantang

kultur

dominan.

Multibudaya

akomodatif ini dapat ditemukan di I nggris, Prancis, dan beberapa negara Eropa lain. 3.

Multibudaya otonomis,   yakni masyarakat plural di mana kelompok -

kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Concern pokok kelompok-kelompok kultural terakhir ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok kultural dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat di mana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar. Jenis multibudaya didukung misalnya oleh kelompok Quebecois di Kanada, dan kelompok-kelompok Muslim imigran di Eropa, yang menuntut untuk bisa menerapkan syari`ah, mendidik anak -anak mereka pada sekolah Islam, dan sebagainya. 4.

Multibudaya kritikal atau interaktif , yakni masyarakat plural di mana

kelompok-kelompok kultural tidak terlalu concern dengan kehidupan

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

sebuah kultur kolektif baru yang egaliter secara genuine. Jenis Multibudaya seperti ini, sebagai contoh, diperjuangkan masyarakat kulit Hitam di Amerika Serikat, Inggris dan lain-lain. 5.

Multibudaya kosmopolitan, yang berusaha menghapuskan batas  –   batas

kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat dan committed kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam eksperimen-eksperimen.

2.2 Latar Belakang Timbulnya Multibudaya di Indonesia

Dalam sejarahnya, pendidikan multikultural sebagai sebuah konsep atau  pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interes politik, sosial, ekonomi dan intelektual yang mendorong kemunculannya Secara generik,  pendidikan multikultural memang sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan untuk menciptakan persamaan peluang pendidikan bagi semua siswa yang  berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya. Salah satu tujuan  penting dari konsep pendidikan multikultural adalah untuk membantu semua siswa agar memperoleh pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat demokrasi pluralistik serta diperlukan untuk berinteraksi, berinter aksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama (Tilaar, H.A.R. 2004).  Negara bangsa Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok-kelompok etnis,

budaya,

agama

dan

lain-lain.

Hefner

mengilustrasikan

Indonesia

sebagaimana juga Malaysia dan Singapura memiliki warisan dan tantangan

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

 berarti meskipun Indonesia adalah berbeda-beda, tetapi terintegrasi dalam kesatuan. Namun demikian, pengalaman Indonesia sejak masa awal kemerdekaan, khususnya pada masa demokrasi terpimpin Presiden Soekarno dan masa Orde Baru Presiden Soeharto memperlihatkan kecenderungan kuat pada politik monokulturalisme (Tilaar, H.A.R. 2004). Wacana multikulturalisme Wacana multikulturalisme Indonesia yang semakin mendapat tempat dalam masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa kondisi, yang Pertama, desentralisasi mendorong ditingkatkannya batas-batas identitas kebudayaan di Indonesia, baik identitas etnik, agama maupun golongan. Integrasi sosial dan nasional mendapat tantangan besar dari perubahan yang terjadi. Kedua, desentralisasi

politik

masa

kini

sangat

kurang

memperhatikan

dimensi

kebudayaan. Keputusan untuk melaksanakan desentralisasi lebih pada keputusan  politik oleh para elit politik partai ketimbang mempertimbangkan dimensi kebudayaan yang sesungguhnya sangat mendasar dan penting. Ketiga, ketika  batas-batas kebudayaan itu semakin nyata dan taj am, dan orientasi primordialisme mulai memicu konflik yang tajam antar etnik, agama, dan golongan, dan gejala ini dikuatirkan mengancam integrasi bangsa, para elit politik tergesa-gesa mencari obat penawarnya, mencari strategi untuk membangun kembali integrasi bangsa dan kebudayaan mulai diperhatikan (Banks, James. 1993). Berkaitan dengan beberapa kondisi di atas, bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi adalah sebuah “masyarakat multikultural Indonesia”. Indonesia” . Berbeda dengan masyarakat majemuk yang menunjukkan keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan suku bangsa, multikulturalisme dikembangkan dari konsep  pluralisme budaya dengan menekankan pada kesederajatan kebudayaan yang ada

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Beberapa aspek yang menjadi kunci dalam melaksanakan pendidikan multikultural dalam struktur sekolah adalah tidak adanya kebijakan yang menghambat toleransi, termasuk tidak adanya penghinaan terhadap ras, etnis dan  jenis kelamin. Juga, harus menumbuhkan kepekaan kepekaan terhadap perbedaan budaya, di antaranya mencakup pakaian, musik dan makanan kesukaan. Selain itu, juga memberikan kebebasan bagi anak dalam merayakan hari-hari besar umat  beragama serta memperkokoh sikap anak agar merasa butuh terlibat dalam  pengambilan keputusan secara demokratis (Tilaar, H.A.R. 2002). 2002).

2.3 Masalah-Masalah yang Timbul Dalam Pembelajaran Multibudaya Dalam Pembelajaran Sains Di Mancanegara Mancanegara a. Problem Pendidikan Multikultural di Indonesia

Problema pendidikan multicultural di Indonesia memiliki keunikan yang tidak sama dengan problema yang dihadapi oleh negara lain.Problem ini mencakup hal-hal kemasyarakatan yang akan dipecahkan dengan Pendidikan Multikultural dan problem yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis budaya. b. Problema kemasyarakatan penyebab munculnya konflik budaya adalah  :

a.

Keragaman Identitas Budaya Daerah Keragaman ini menjadi modal sekaligus potensi konflik. Keragaman

 budaya daerah dapat memperkaya khasanah budaya dan menjadi modal membangun Indonesia multicultural. Namun kondisi aneka budaya itu sangat  berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.  b.

Pergeseran Kekuasaan dari Pusat ke Daerah

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

mendapat perhatian dan kedudukan yang semestinya sejak isu kedaerahan semakin semarak. d.

Fanatisme sempit Fanatisme dalam arti luas memang diperlukan. Namun yang salah adalah

fanatisme sempit menganggap bahwa kelompoknyalah yang paling benar. Paling  baik dan kelompok lain harus dimusuhi.Gejala fanatisme sempit yang banyak menimbulkan korban ini banyak terjadi di tanah air ini. e.

Konflik kesatuan nasional dan multicultural Ada konflik yang menarik antara kepentingan kesatuan nasional dengan

gerakan multicultural. Di satu sisi ingin mempertahankan kesatuan bangsa dengan  berorientasi pada stabilitas nasinal dan adanya yang ingin memisahkan diri dari kakuasaan pusat dengan dasar pembenaran budaya. f.

Kesejahteraan ekonomi yang tidak merata Keterlibatan orang dalam berbagai peristiwa detruktif yang marak terjadi di

tanah air ini karena orang mengalami tekanan di bidang ekonomi. g.

Keberpihakan yang salah dari media massa, khususnya tv swasta dalam

memberitakan peristiwa (Wati, W. 2009).

Permasalahan Permasalahan yang bisanya muncul dalam pembelajaran multikultural sains

1. Pengajar terkadang terlalu terfokus pada pelajaran sains tapi tidak memperhatikan pelajaran multikulturalnya 2. Tidak semua buku handout sains mencakup pembelajaran multikultural sains 3. Tidak semua materi pembelajaran sains bisa menggunakan pembelajaran

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

2.4

Solusi

untuk

Mengatasi

Masalah-Masalah

dalam

Pembelajaran

Multibudaya

Indonesia sebagai negara yang dihuni oleh masyarakat multikultural ditunjukkan antara lain dengan: (1) terdapat lebih dari 700 bahasa yang digunakan sehari-hari oleh setiap kelompok masyarakatnya; dan (2) memiliki penduduk  berbeda agama yang terdiri atas islam, kristen, katolik, hindu, dan budha. Keberagaman masyarakat indonesia dituangkan dalam moto nasional "bhinneka tunggal ika" (unity (unity in diversity). diversity). Moto tersebut melambangkan segala perbedaan kultural sebagai dasar kebijakan, doktrin, filosofis, ideologis, dan realitas sejak awal pembentukan bangsa dan negara Indonesia (Rehardja, S. 2011). Dalam pembelajaran sains banyak masalah yang ditimbulkan seperti yang telah diungkapkan di atas. Berkaitan dengan hal t ersebut, pendidikan multikultural menawarkan satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, khususnya yang ada pada siswa seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status sosial, gender, kemampuan, umur dan ras. Strategi pendidikan ini tidak hanya  bertujuan agar siswa s iswa mudah mempelajari pelajaran pelaj aran yang dipelajarinya, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mereka agar selalu berperilaku humanis, pluralis

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Program ini mempunyai dampak yang cukup luas dalam peningkatan toleransi budaya dan rasial dan mengurangi bias kedua hal tersebut (Ramli, R. 2010). Ada beberapa Oreintasi yang seharunya dibangun dan diperhatikan antara lain meliputi: 1. Orientasi kemanusiaan. Kemanusian atau humanisme merupakan sebuah nilai kodrati yang menjadi landasan sekaligus tujuan pendidikan. Kemanusian besifat universal, global, diatas semua suku, aliran, ras, golongan dan agama. 2. Orientasi kebersamaan. Kebersamaan atau kooperativisme merupakan sebuah nilai yang sangat mulia dalam masyarakat yang plural dan heterogen. Kebersamaan yang hakiki juga akan membawa kepada kedamaian yang tidak ada batasannya. 3. Orientasi kesejahteraan. Kesejahteraan atau welvarisme merupakan suatu kondisi sosial yang menjadi harapan semua orang. Kesejahteraan selama ini hanya dijadikan sebagai slogan kosong. Kesejahteraan sering diucapkan, akan tetapi tidak pernah dijadikan orientasi oleh siapapun. Konsistensi terhadap sebuah orientasi harus dibuktikan dengan prilaku

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Cara

menyelesaikan

masalah

multibudaya

di

pembelajaran

sains

di

mancanegara: Menyadari arti penting dalam pendidikan multikultural yang terfokus pada  berbagai macam perbedaan dalam ras, kesukuan, tingkatan sosialekonomi, jender, agama, dan kekhususan atau keunikan individu. Sekolah harus mempertimbangkan pada pendekatan khsusus dalam merancang pendidikan multikultural. Guru harus mengatur dan mengorganisir isi, proses, situasi, dan kegiatan sekolah secara multikultur, tiap siswa dari berbagai suku, jender, ras,  berkesempatan untuk mengembangkan dirinya dan saling menghargai  perbedaan itu. Guru perlu menekankan diversity dalam pembelajaran, antara lain dengan1) mendiskusikan sumbangan aneka budaya dan orang dari suku lain dalam hidup bersama sebagai bangsa; dan 2) mendiskusikan  bahwa semua orang dari budaya apa pun ternyata juga menggunakan hasil kerja orang lain dari budaya lain. Dalam pengelompokan siswa di kelas mapun dalam kegiatan di luar kelas guru diharapkan memang melakukan keanekaan itu. Usaha untuk mengembangkan sikap penghargaan ini masih  panjang, terlebih karena kadang ada kecurigaan terhadap budaya lain

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Sebagai contoh, pengajar yang kurang memahami prinsip pendidikan multikultural maka penilaian yang dilaksanakan akan kurang efektif ketika mengobservasi pola interaksi dan kerjasama di dalam kelompok tanpa memperhatikan kultur yang beragam. Setiap budaya akan menampilkan cirinya masing-masing, dan ini yang harus terlebih dahulu dipahami oleh  pengajar sebelum s ebelum menilai. Selain aspek penilaian, penetapan aspek tujuan  pembelajaran, metode dan pendekatan sangat tergantung pada pemahaman seorang pengajar pengajar terhadap latar belakang budaya budaya peserta belajar (Hanum, F. 2011). Selain itu ada faktor penting yang harus berperan untuk mengatasi masalah multikultural siswa yaitu peran orangtua dalam menanamkan nilai-nilai yang lebih responsive multikultural dengan mengedepankan  penghormatan dan pengakuan terhadap perbedaan yang ada di sekitar lingkungannya (agama, ras, golongan) terhadap anak atau anggota keluarga yang lain. Serta didalam keluarga, orang tua juga menanamkan dan memberi contoh perilaku agar kita bisa mencintai, menjaga, ,memahami dan melestarikan rasa kebudayaan, ras, agama, bahasa yang  beraneka ragam yang kita miliki.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pendidikan Multibudaya adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status ekonomi seseorang. 2. Latar belakang munculnya pendidikan multukultura adalah perbedaan sejumlah besar kelompok-kelompok etnis, budaya, agama dan lain-lain. 3. Masalah dalam pembelajaran multikultural dalam sains di mancanegra diantaranya pengajar sulit menerapkan pembelajaran multikultural karena kurangnya pemahaman tentang pembelajaran yang multicultural, erbedaan multibudaya menyebabkan pemahaman sains tiap pembelajar  berbeda, perbedaan bahasa seringkali menjadi penyebab ambigiutas ambigiutas dalam sains apalagi di mancanegara yang harus menggunakan bahasa Internasional dan tidak semua orang bisa 4. Cara menyelesaikan masalah multibudaya di pembelajaran sains di mancanegara adalah menyadari arti penting dalam pendidikan

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Daftar Rujukan

Akhmadi. A. 2013. Online.  Pendidikan Multikultural . (http//www.Bdksurabaya.kemenag.go.id).diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 Banks, James. 1993. Multicultural 1993. Multicultural Eeducation: Historical  Development,Dimension, and Practice. Review of Research in Education Education.. online.(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we  b&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A%2F%2F.%2Findex  b&cd=1&cad=rja&ved=0CCgQFjAA&url=http%3A %2F%2F.%2Findex .php%2Fjpmis%2Farticle%2Fdownload%2F962%2Fpdf&ei=2CQUvGa H8iUrgf6koDoBA&usg=AFQjCNG5LRCt1EzkBT5V H8iUrgf6koDoBA&usg=AF QjCNG5LRCt1EzkBT5VKEAbAMvq3yC8 KEAbAMvq3yC8 QA&bvm=bv.52434380,d.bmk).20 QA&bvm=bv.52434380,d.bmk).20 Oktober 2013 Parekh, Bikhu, (1997), “National Culture and Multiculturalism”, http://catalogue. nla. gov.au/Record/72038#details. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 Hanum, F. 2011.  Konflik Dalam Perspektif Pendidikan Multikultural . Online. (http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/ Konflik Dalam Perspektif

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

Tilaar, H.A.R. 2002. Perubahan 2002.  Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Paedagogik Transformatif Untuk Indonesia. Indonesia . Jakarta: Grasindo. Wati, widya. 2009.  Makalah Strategi Pembelajaran Teori Belajar dan  Pembelajaran . Online. (http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori belajar-humanisme-406226.html) . di akses tanggal 20 Oktober Oktober 2013.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF