4-jejas-dan-kematian-sel.pdf

March 12, 2018 | Author: nadiyaregita | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 4-jejas-dan-kematian-sel.pdf...

Description

22/03/2013

JEJAS DAN KEMATIAN SEL DALAM PERSPEKTIF PATOLOGI

www.ismailskep.wordpress.com

1

JEJAS (RUDA PAKSA) Saat mengalami stress fisiologi atau rangsang patologis  sel beradaptasi  mencapai kondisi baru  mempertahankan kelangsungan hidupnya Jika kemampuan adaptasi berlebihan  sel akan mengalami jejas Dalam waktu tertentu cedera sel dapat bersifat reversibel, dengan stress berat atau menetap  cedera sel dapat bersifat irreversibel www.ismailskep.wordpress.com

2

1

22/03/2013

JEJAS (RUDA PAKSA)

Respon pasif & respon aktif Radang Rubor Dolor Color Tumor Fungsiolaesa

Gerak pindah sel Pembelahan sel Perubahan biokemik Pengaturan kembali jaringan

www.ismailskep.wordpress.com

Agregasi Nidasi Presipitasi Fibrin

3

JEJAS (RUDA PAKSA) Jejas sel reversibel • Adalah terjadinya perubahan morfologik sel akibat jejas sel yang bersifat non letal (tidak mati)

Jejas irreversibel • Terjadi karena  iskemia yang berlanjut  terjadi perubahan secara morfologik, vakuolisasi mitokondria yang berat (termasuk kristanya)  kerusakan membran plasma yang luas dan pembengkakan lisosom  sel menjadi mati www.ismailskep.wordpress.com

4

2

22/03/2013

JEJAS (RUDA PAKSA)

www.ismailskep.wordpress.com

5

MEKANISME JEJAS SEL PENYEBAB JEJAS SEL • • • • • •

Kekurangan oksigen Radikal bebas Bahan kimiawi Agen Infeksius Agen Fisik Reaksi imunitas

• Ketidak-seimbangan Nutrisi • Defek Genetik • Penuaan • Trauma fisik

www.ismailskep.wordpress.com

6

3

22/03/2013

JEJAS ISKEMIK / HIPOKSIK Oksigen ↓ Oksidatif fosforilasi ↓ Produksi ATP ↓ Pompa natrium ↓ Influx Ca ++

Glikogenolisis

Penimbunan asam laktat dan fosfat anorganik

Retensi Na+ Efflux K+ -Sel bengkak -Mikro villi hilang -Timbul gelembung -ER bengkak -Gambaran mielin

pH ↓ Kromatin menggumpal

Pelepasan ribosom dari ER Produksi protein ↓

Tekanan osmotik intrasel ↓

Edema sel

www.ismailskep.wordpress.com

7

Nekrosis koagulatif

Nekrosis fibrinoid

Nekrosis liquefactif

NEKROSIS Nekrosis gangrenosa

Nekrosis kaseosa

Nekrosis lemak

www.ismailskep.wordpress.com

8

4

22/03/2013

Nekrosis koagulatif • Outline sel nekrosis dipertahankan sementara • Karakteristik untuk semua nekrosis karena hipoksia, kecuali pada otak • Terjadi karena enzim lisosom juga ikut rusak

Nekrosis liquefactif • Terjadi karena autolisis dan heterolisis • Karakteristik pada infeksi bakteri (nanah) dan nekrosis hipoksik pada otak

Nekrosis kaseosa • Bentuk khusus nekrosis koagulatif, pada tbc. • Makroskopik mirip “keju” • Mikroskopik: massa amorf, granuler, diselubungi sel radang www.ismailskep.wordpress.com

9

Nekrosis lemak • Destruksi lemak oleh enzim lipase pankreas • Asam lemak yang terbentuk akan berikatan dengan kalsium • Mikroskopik: area nekrosis, timbunan kalsium (kebiruan), dan inflamasi di sekitarnya

Nekrosis gangrenosa • Nekrosis koagulatif yang terinfeksi dan berubah menjadi nekrosis liquefaktif • dimulai: nekrosis iskemik kuman  gangren basah/kering

Nekrosis fibrinoid • Hipertensi maligna  nekrosis lapisan muscularis  timbunan fibrin

www.ismailskep.wordpress.com

10

5

22/03/2013

APOPTOSIS • Terjadi pada keadaan fisiologis dan patologis • “Programmed cell death” pada embriogenesis, involusi organ yang hormon dependent, kematian sel pada tumor, dll) • Morfologi: 1. Sel mengkerut 2. Kondesasi kromatin 3. Pembentukan gelembung dan apoptotic bodies 4. Fagositosis oleh sel di sekitarnya

www.ismailskep.wordpress.com

11

PEMICU DAN PEMBENTUKAN APOPTOSIS Pemicu terjadinya apoptosis di antaranya TNF-α, glukokortikoid, aktivasi receptor CD95 atau penghentian faktor pertumbuhan (GFs). Kerusakan DNA mendorong terjadinya apoptosis melalui protein p53.

Pada iskemia, sel yang terkena kadangkadang mengekspresikan reseptor CD95 sehingga sel menjadi terpajan dengan apoptosis. Dengan cara ini, sel "mengantisipasi kematian sel nekrotik" sehingga paling tidak dapat mencegah pelepasan makromolekul intrasel yang dapat menimbulkan peradangan

www.ismailskep.wordpress.com

12

6

22/03/2013

PENINGKATAN APOPTOSIS Proses yang meningkatkan apoptosis dapat terjadi melalui pembentukan mediator lokal yang efektif terhadap apoptosis, ekspresi melalui reseptornya (tidak sesuai), atau perangsangan rangkaian sinyal yang tidak tergantung reseptor. Keadaan ini dapat disebabkan oleh iskemia, toksin, pengerutan sel osmotik yang hebat, radiasi, inflamasi (infeksi, penyakit autoimun). Hal ini menyebabkan kematian sel yang tidak adekuat pada sel yang pada dasarnya masih berfungsi sehingga menyebabkan insufisiensi

Melalui cara tersebut, apoptosis menyebabkan penolakan transplantasi, degenerasi neuron (misalnya, penyakit Parkinson atau Alzheimer, amiotrofik lateral sklerosis, kuadriplegia, sklerosis multipel), serta kematian sel hati (gagal hati), kerusakan sel β pankreas (DM tipe 1), sel eritropoietik (anemia aplastik), atau limfosit (imunodefisiensi, misalnya, infeksi HIV) karena toksin, iskemia, dan/atau inflamasi.

www.ismailskep.wordpress.com

13

PENURUNAN APOPTOSIS Proses yang menghambat apoptosis akan menyebabkan sel yang terkena menjadi berlebihan jumlahnya. Penyebabnya adalah gangguan pengaturan endokrin atau parakrin, kelainan genetik, atau infeksi virus. Beberapa penyebab tersebut mencegah apoptosis fisiologis dengan sangat meningkatkan faktor pertumbuhan yang efektif sebagai anti apoptosis melalui peningkatan ekspresi Bcl2 atau penurunan ekspresi p53 atau ligan CD95 yang fungsional.

www.ismailskep.wordpress.com

14

7

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF