3.Toxoplasma gondii

November 30, 2017 | Author: medino | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

3.Toxoplasma gondii...

Description

Toxoplasma gondii

Sumber gambar : http://www.ppdictionary.com/parasites/gondii.htm ( 11 Mei 2013) Pendahuluan Toxoplasma gondii pertama kali ditemukan pada tahun 1908 pada binatang mengerat, yaitu Ctenodactylus gundi di suatu laboratorium di Tunisia dan pada seekor kelinci di laboratorium di Brazil( oleh Nicolle dan Splendore). Pada tahun 1937 parasit ini ditemukan pada neonates dengan ensefalitis. Meskipun transmisi intrauterin secara transplasental sudah diketahui, baru pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika ditemukan daur hidupnya pada kucing (Hutchison). Setelah dikembangkan tes serologi sensitive oleh Sabin dan Feldman (1948), zat anti T.gondii ditemukan kosmopolit, terutama di daerah dengan iklim panas dan lembap. Manifestasi klinis toksoplasmsosis terutama pada bayi dan anak-anak, dapat berupa subakut ensefalomielitis dan khorioretinitis. Pada orang dewasa dan orang tua berupa demam akut.

Hospes, Habitat, dan Nama Penyakit

Hospes definitif dan hospes perantara T.gondii Sumber gambar : http://en.citizendium.org/wiki/toxoplasma_gondii ( 11 Mei 2013)

Hospes definitif T.gondii adalah kucing dan binatang sejenisnya (Felidae). Sedangkan hospes perantaranya adalah manusia, mamalia lainnya, dan burung. Habitatnya dapat intraseluler yaitu di dalam vakuola pada sitoplasma dan ekstraseluler pada kultur jaringan, cairan tubuh, dan jaringan. Parasit ekstraseluler sanggup bergerak bebas sedangkan yang intraseluler tidak dapat bergerak. Nama penyakit yang ditimbulkannya toksoplasmosis, dapat berupa toksoplasmosis kongenital dan toksoplasmosis akuisita.

Distribusi Geografik Parasit ini ditemukan kosmopolit pada manusia dan binatang. Epidemiologi Di Indonesia prevalensi zat anti T.gondii yang positif pada manusia berkisar antara 2% dan 63%,sedangkan prevalensinya pada binatang untuk kucing 35%73%,babi 11%-36%,kambing 11%-61%,anjing 75%, dan ternak lainnya kurang dari 10%. Umumnya prevalensi zat anti yang positif meningkat dengan umur, tidak ada perbedaan pada jenis kelamin. Di dataran tinggi prevalensi lebih rendah. Keadaan toksoplasmosis di suatu daerah dipengaruhi oleh banyak factor seperti kebiasaan makan daging kurang matang, kucing yang dipelihara sebagai binatang peliharaan, tikus dan burung sebagai hospes perantara yang merupakan binatang buruan kucing dan adanya vektor seperti lipas atau lalat yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing ke makanan.

Morfologi dan Daur Hidup

Daur hidup T.gondii Sumber

gambar

:

http://aapredbook.aappublications.org/content/1/SEC131/SEC277/F2367.expansion.html (11 Mei 2013)

T.gondii merupakan spesies dari Coccidia yang mirip dengan Isospora. Dalam sel epitel usus halus kucing berlangsung daur aseksual (skizogoni) dan daur seksual ( gametogoni, sporogoni) yang menghasilkan ookista yang akan dikeluarkan bersama tinja. Ookista bentuknya lonjong dengan ukuran 12,5 mikron menghasilkan

dua sporokistsa yang masing-masing mengandung empat sporozoit. Bila ookista tertelan oleh mamalia lain atau burung (hospes perantara) maka pada berbagai jaringan hospes perantara ini dibentuk kelompok trofozoit yang membelah secara aktif dan disebut takizoit (tachyzoit  bentuk yang membelah cepat). Kecepatan membelah takizoit ini berkurang secara berangsur dan terbentuklah kista yang mengandung bradizoit (bentuk yang membelah perlahan). Masa ini adalah masa infeksi klinis menahun yang biasanya merupakan infeksi laten. Pada hospes perantara tidak dibentuk stadium seksual, namun dibentuk stadium istirahat yaitu kista jaringan.

Tachyzoites rupturing host cell: The tachyzoite stage:

Bradyzoites in a Zoitocyst:

Morfologi T.gondii pada berbagai stadium sumber gambar : http://web.uconn.edu/mcbstaff/graf/Student%20presentations/T%20gondii/Toxoplasma.ht ml (11 Mei 2013)

Bila kucing sebagai hospes definitif makan hospes perantara yang terinfeksi, maka terbentuk lagi berbagai stadium seksual di dalam sel epitel usus halusnya. Bila hospes perantara mengandung kista jaringan Toxoplasma, maka masa prapaten (masa sampai dikeluarkan ookista) adalah 3-5 hari, sedangkan bila kucing makan tikus yang mengandung takizoit, masa prapaten biasanya 5-10 hari. Sedangkan bila ookista langsung tertelan kucing, maka masa prapaten adalah 20-24 hari. Kucing lebih mudah terinfeksi kista daripada ookista. Di berbagai jaringan tubuh kucing juga ditemukan trofozoit dan kista jaringan. Pada manusia takizoit ditemukan pada infeksi akut dan dapat memasuki tiap

sel yang berinti. Bentuk takizoit menyerupai bulan sabit dengan satu ujung yang runcing dan ujung lainnya agak membulat. Panjangnya 4-8 mikron dan mempunyai satu inti yang letaknya di tengah. Takizoit pada manusia adalah parasit obligat intraseluler. Takizoit berkembang biak dalam sel secara endodiogeni. Bila sel penuh dengan takizoit, maka sel menjadi pecah dan takizoit memasuki sel-sel di sekitarnya atau difagositosis oleh sel makrofag. KIsta jaringan dibentuk di dalam sel hospes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Ukuran kista berbeda-beda, ada kista kecil yang mengandung beberapa organisme da nada yang berukuran 200 mikron berisi kurang lebih 3000 organisme. Kista jaringan dapat ditemukan di dalam hospes seumur hidup terutama di otak,otot jantung, dan otot lurik. Di otak, kista berbentuk lonjong atau bulat, sedangkan di otot kista mengikuti bentuk sel otot.

Kista T.gondii

Sumber

gambar

:

http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Frames/S-

Z/Toxoplasmosis/body_Toxoplasmosis_mic1.htm (11 Mei 2013)

Cara infeksi : (1) Pada toksoplasmosis kongenital transmisi Toxoplasmosis kepada janin terjadi in utero melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil. (2) Pada toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi bila makan daging mentah atau kurang matang jika daing tersebut mengandung kista jaringan atau takizoit Toxoplasma. Pada orang yang tidak makan daging pun dapat terjadi infeksi jika ookista yang dikeluarkan kucing tertelan. (3) Infeksi dapat terjadi juga di laboratorium pada orang yang bekerja dengan binatang percobaan yang diinfeksi T.gondii , melalui jarum suntik dan alat laboratorium lain yang terkontaminasi. Ibu hamil tidak dianjurkan berkerja dengan T.gondii yang hidup. Infeksi T.gondii juga pernah terjadi ketika mengerjakan autopsy. (4) Infeksi dapat terjadi dengan transplantasi organ dari donor yang menderita toksoplasmosis laten. (5) Transfusi darah lengkap juga dapat menyebabkan infeksi. Dalam tubuh tuan rumah perantara dapat ditemukan dua stadium yaitu: (1) Trofozoit intraseluler atau bentuk proliferative, biasanya ditemukan pada stadium awal, stadium akut suatu infeksi. Trofozoit berkembang dengan cepat di dalam pseudokista disebut takizoit.

(2) Bentuk kista, ditemukan selama masa kronik atau pada infeksi laten. Parasit terdapat di dalam kista disebut bradizoit. Terutama terjadi di otak dan paruparu dan berlangsung selama kurang lebih lima tahun.

Patologi dan Gejala Klinis Toxoplasma gondii umumnya relative jinak, karena parasite beradaptasi dengan baik (hampir sempurna) terhadap hubungan tuan rumah-parasit, menimbulkan infeksi laten. Setelah invasi yang biasanya terjadi di usus, parasite memasuki sel berinti atau difagositosis. Sebagian parasite mati setelah difagositosis, sebagian lagi berkembang biak di dalam sel menyebabkan sel hospes pecah dan menyerang sel-sel lain. Dengan adanya parasit di dalam makrofag dan limfosit, maka penyebaran secara hematogen dan limfogen ke seluruh tubuh mudah terjadi. Parasitemia berlangsung selama beberapa minggu. T.gondii dapat menyerang semua organ dan jaringan tubuh hospes, kecuali sel darah merah (tidak berinti). Kista jaringan dibentuk bila sudah ada kekebalan dan dapat ditemukan di berbagai alat dan jaringan, mungkin untuk seumur hidup. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tubuh, tergantung pada umur (kerusakan pada bayi lebih berat

dibandingkan pada orang dewasa), virulensi strain Toxoplasma ,jumlah parasit, dan organ yang diserang. Lesi pada susunan saraf pusat dan mata biasanya lebih berat dan permanen karena jaringan ini tidak mempunyai kemampuan beregenerasi. Kelainan pada SSP berupa nekrosis disertai kalsifikasi. Pada toksoplasmosis kongenital, nekrosis pada otak lebih sering terjadi di korteks, ganglia basal, dan daerah periventrikuler. Tiga stadium infeksi dan manifestasi klinis toksoplamosis : (1) Selama stadium akut, proliferasi parasit dihasilkan di dalam sel yang diserang dan mengalami lisis sehingga focus nekrotik kecil akan dikelilingi oleh reaksi seluler yang hebat di dalam jaringan. (2) Pada stadium subakut, jumlah parasit berkurang dengan berkembangbiaknya zat anti, tetapi di dalam otak dan mata tidak dapat ditembus zat anti sehingga parasit terus berproliferasi. (3) Pada stadium kronis biasanya parasit mengisi kista yang resisten dalam otak, otot lurik, dan otot jantung. Namun sisa parasit kadang-kadang didapat di dalam viscera dan akan melanjutkan proliferasi. Toksoplasmosis akuisita Infeksi pada orang dewasa umunya asimtomatik. Bila seorang ibu hamil mendapatkan infeksi primer, maka ia dapat melahirkan anak dengan toksoplasmosis

kongenital. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan pada toksoplasmosis akuisita akut adalah limfadenopati, rasa lelah, demam, nyeri otot dan sakit kepala. Toxoplasma menyebabkan infeksi opotunistik yang disebabkan imunosupresi berhubungan dengan transplantasi organ dan pengobatan keganasan. Kelainan SSP karena Toxoplasma mungkin tampak sebagai manifestasi klinis pertama dan paling sering pada AIDS. Toksoplasmosis Kongenital

Sumber gambar : http://wiki.ggc.edu/wiki/Toxoplasma_gondii ( 11 Mei 2013) Gambaran toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam antara lain prematuritas, retardasi pertumbuhan intrauterine, postmaturitas, retinokoroiditis, strabismus, kebutaan, retardasi psikomotor, mikrosefalus atau hydrosefalus, kejang, hipotonus, icterus, anemia, dan hepatosplenomegali. Makin muda usia janin terinfeksi, makin berat kerusakan organ tubuh. Infeksi pada kehamilan muda dapat mengakibatkan abortus spontan dan kematian janin.

Pada waktu bayi lahir atau beberapa saat setelahnya, bayi terbukti menderita retinokoroiditis, kalsifikasi serebral, kadang-kadang hidrosefalus atau mikrosefalus, dan gangguan psikomotor. Keempat gejala ini disebut Sabin tetrad.

Diagnosis Diagnosis toksoplasmosis akut dapat dipastikan bila menemukan takizoit dalam biopsy sumsum tulang, cairan serebrospinal, dan ventrikel. Tes serologi dapat menunjang diagnosis toksoplasmosis. IgG terhadap Toxoplasma biasanya muncul 1-2 minggu setelah infeksi dan biasanya menetap seumur hidup. IgM pada penderita imunokompromais biasanya tidak terdeteksi. Tes yang sering digunakan adalah ELISA untuk deteksi antibody IgG dan IgM. Untuk memastikan diagnosis toksoplasmosis akuisita tidak cukup hanya dengan menemukan titer zat anti IgG T.gondii yang tinggi karena titer zat anti yang ditemukan dengan tes tersebut dapat ditemukan bertahun-tahun dalam tubuh seseorang. Diagnosis toksoplasmosis akut dapat dibuat, bila titer IgG meninggi secara bermakna pada pemeriksaan kedua kali dengan jangka waktu tiga minggu atau lebih, atau jika ada konversi dari negatif ke positif. Untuk memastikan diagnosis toksoplasmosis kongenital pada neonates perlu ditemukan zat anti IgM, namun zat anti ini tidak selalu dapat ditemukan. Bila tidak

ditemukan, maka bayi yang menjadi tersangka toksoplasmosis kongenital harus di follow-up. Zat anti IgG pada neonates yang secara pasif didapat dari ibunya berangsur-angsur berkurang dan menghilang pada bayi yang tidak terinfeksi T.gondii. Pada bayi yang terinfeksi, zat anti IgG mulai dibentuk sendiri pada umur 2-3 bulan dan pada waktu ini titer zat anti IgG tetap ada atau naik. Belakangan ini juga dikembangkan tes PCR untuk deteksi DNA parasit pada cairan tubuh dan jaringan. Diagnosis pasti ensefalitis toksoplasmik ditetapkan dengan menemukan takizoit pada jaringan, darah, atau cairan tubuh lainnya dan PCR untuk deteksi DNA parasit dengan menggunakan primer gen B1. Pengobatan Obat yang digunakan hingga saat ini hanya membunuh stadium takizoit T.gondii dan tidak membasmi stadium kista. Obatnya antara lain pirimetamin (daraprim) dan sulfonamide. Selain itu spiramisin (pada kehamilan) dan klindamisin. Pencegahan (1) Hindari makan daging yang mentah atau kurang matang (2) Beri makan kucing peliharaan dengan makanan matang dan cegah kucing berburu tikus dan burung.

Prognosis Toksoplasmosis akuisita biasanya tidak fatal. Gejala klinis dapat dihilangkan dengan pengobatan adekuat. Parasit dalam kista jaringan tidak dapat dibasmi dan dpat menyebabkan eksaserbasi akut bila kekebalan menurun. Bayi yang dilahirkan dengan toksoplasmosis kongenital yang berat biasanya meninggal atau tetap hidup dengan infeksi menahun dan gejala sisa yang sewaktu-waktu dapat mengalami eksaserbasi akut. Seorang ibu yang melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital selanjutnya akan melahirkan anak yang normal karena ibu tersebut telah memiliki zat anti.

Referensi : Agoes,Ridad

dkk.1997.Kapita

Selekta

Parasitologi

Medis.Jatinangor:Bagian

Parasitologi FK Unpad. Sutanto,Inge dkk.2008.Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.Edisi-4.Jakarta:FKUI.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF