3931 Ali Masduqi Titiek Lumjang

May 28, 2016 | Author: Eki Rusmawan | Category: Types, School Work
Share Embed Donate


Short Description

Titiek Lumajang...

Description

AIR HUJAN SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI KECAMATAN RANUYOSO KABUPATEN LUMAJANG Titiek Susianah1 dan Ali Masduqi2 1

Mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email: [email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Lingkungan FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email: [email protected]

Abstrak Air minum merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber air minum dapat berasal dari air tanah, air sungai, air hujan maupun dari sumber yang lain. Kecamatan Ranuyoso merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Lumajang yang sulit mendapatkan sumber air minum yang berasal dari air tanah. Sumber air yang tersedia 25 L/detik. Keterbatasan sumber air ini menyebabkan cakupan pelayanan air minum hanya sebesar 26% dari total penduduk. Jumlah penduduk di Kecamatan Ranuyoso pada tahun 2009 sebesar 45.945 jiwa. Air hujan merupakan alternatif pilihan sebagai sumber air minum. Curah hujan di Kecamatan Ranuyoso berkisar 2.027 mm per tahun. Penetapan lokasi penelitian berada di sepuluh desa di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang. Hasil dari analisis aspek teknis diketahui bahwa pengolahan air hujan yang dibutuhkan hanya berupa penyaringan dan pengendapan. Secara uji kualitas laboratorium, air hujan di Kecamatan Ranuyoso telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 492/MENKES /PER /IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kecuali kandungan Koliformnya. Bakteri ini bisa dihilangkan dengan merebus air tersebut sebelum diminum. Secara kuantitas, air hujan di Kecamatan Ranuyoso dapat memenuhi kebutuhan air minum penduduk. Volume tandon bak penampungan sebesar 34 m3 akan dapat memenuhi kebutuhan air minum satu keluarga selama satu tahun dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang serta kebutuhan air minum sebesar 60 L/orang hari. Biaya pembangunan prasarana air minum dari air hujan sebesar Rp. 17.413.000,- per satu keluarga. Kata kunci : air hujan, air minum, Kecamatan Ranuyoso.

1. PENDAHULUAN Kecamatan Ranuyoso adalah salah satu dari dua puluh satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lumajang Propinsi Jawa Timur. Kondisi ketersediaan air minum di sepuluh dari sebelas Desa di Kecamatan Ranuyoso sangat terbatas. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lumajang (Dinas PU) dalam memenuhi kebutuhan air minum di Kecamatan Ranuyoso hanya mampu melayani 11.885 penduduk dari total penduduk 45.945 jiwa (cakupan pelayanan air minum hanya mencapai 26%). Kondisi tersebut disebabkan karena sumber air minum yang ada di Kecamatan Ranuyoso hanya

Titiek Susianah1 dan Ali Masduqi2

sebesar 25 L/detik, serta kedalaman muka air tanah melebihi 40 m dengan volume terbatas. Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum standar kebutuhan air minum di pedesaan sebesar 60 Liter / per kapita hari. Mengingat kebutuhan air minum merupakan kebutuhan pokok setiap individu di Kecamatan Ranuyoso, perlu dicarikan alternatif sumber air minum selain dari sumber air tanah. Air hujan merupakan alternatif pengganti sumber air tanah mengingat ketersediaan curah hujan yang cukup tinggi. Rata-rata curah hujan di Kecamatan Ranuyoso dari tahun 2000 sampai tahun 2009 sebesar 2.027 mm pertahun.

2. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu melihat dan menggambarkan secara tepat mengenai kondisi, keadaan dan gejala yang terjadi di masyarakat. Agar dalam penelitian ini lebih terarah serta mencapai tujuan sesuai dengan permasalahan yang ada, maka diperlukan tahapan-tahapan untuk menyelesaikan penelitian. Tahapan penelitian pemanfaatan air hujan sebagai air minum di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada Gambar 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN TINJAUAN LITERATUR

Teori-teori

PENGUMPULAN DATA DATA SEKUNDER :  Data kependudukan  Rencana tata ruang kota  Kondisi topografi  Peta eksisting air minum  Harga satuan bahan upah  Data curah hujan  Uji laborat air PDAM

DATA PRIMER :  Hasil laborat kandungan air hujan  Real Demand Survey (Kuesioner)

PENGOLAHAN/ ANALISIS DATA

A

B

Air Hujan Sebagai Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang

Sambungan .... A

B

EVALUASI KONDISI SAAT INI ASPEK TEKNIS:  Tinggi curah hujan  Pengolahan Air Hujan

 Perencanaan bak penampungan

 Rencana Anggaran Biaya

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1. Kerangka Penelitian

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengolahan Air Hujan Permasalahan utama yang timbul pada saat penampungan air hujan adalah kekeruhan akibat dari debu-debu yang menempel pada atap rumah. Salah satu cara termudah untuk menjernihkan air tersebut adalah dengan menyaring pada saat hujan turun kemudian air tersebut diendapkan. Berdasarkan pengamatan peneliti penjernihan air hujan yang mempergunakan karbon aktif dengan penjernihan tanpa mempergunakan karbon aktif selama dua hari pengendapan diketahui bahwa penjernihan tanpa mempergunakan karbon aktif (pengendapan manual) menghasilkan air yang sama jernihnya, seperti Gambar 2. Air Hujan sebelum disaring

Air Hujan setelah disaring dan diendapkan manual

Air Hujan setelah disaring dan diendapkan dengan karbon aktif

Gambar 2. Air Hujan sebelum dan setelah diendapkan

Titiek Susianah1 dan Ali Masduqi2

Hasil pengendapan manual selama dua hari maka akan dihasilkan kejernihan air hujan seperti kejernihan air dalam kemasan (Gambar 3.) Air minum dalam kemasan

Air hujan

Gambar 3. Kejernihan air minum dalam kemasan dan air hujan

3.2 Kualitas Air Hujan Kualitas Air Hujan yang dimanfaatkan sebagai air minum harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 492/MENKES /PER /IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Sampel air hujan diambil dari penampungan yang diperiksa di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS Surabaya. Hasil dari test laboratorium menunjukkan semua unsur masih dibawah standart persyaratan air minum. Unsur yang tidak memenuhi standart adalah air hujan di Kecamatan Ranuyoso mengandung bakteri koli sebanyak 8 /100 ml air. Bakteri ini disebabkan karena tempat mengambil sampel tidak disteril terlebih dahulu. Agar air hujan dapat dimanfaatkan sebagai air minum hendaknya air tersebut direbus terlebih dahulu untuk membunuh bakteri yang ada. 3.3 Perencanaan Bak Penampungan Perencanaan volume bak penampungan ditentukan oleh keseimbangan (Krishna, 2005): 1. Catchment area dan tinggi curah hujan (Supply) 2. Kebutuhan air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari (Demand) Perhitungan Supply Air Hujan Perhitungan supply air hujan diperlukan untuk mengetahui volume air hujan yang bisa ditampung. Rumus perhitungan supply air hujan S = A x M x F ....………..........……(1) Dimana: S = Supply air hujan yang dapat diterima (m3) A = Cachment area (m2), berupa luas atap rumah penduduk M = Tinggi curah hujan median dalam satu bulan (m) (Tabel 1.) F = Faktor efisiensi/kehilangan air = 0,95 Dari hasil survey diketahui rata-rata luas atap rumah penduduk (A) = 45 m2 Median hujan bulan januari (M) = 287 mm, sehingga untuk perhitungan supply air hujan bulan januari: S=AxM xF S = 45 m2 x 287 mm x 0,95 : 1000

Air Hujan Sebagai Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Air Minum Di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang

S = 12 m3 Untuk perhitungan bulan berikutnya dapat dilihat pada Tabel 2. Perhitungan Kebutuhan Air (Demand) Kebutuhan air hujan adalah volume air hujan yang dipakai untuk keperluan sehari hari selama satu bulan. Rumus kebutuhan air hujan B = D x P x 30 .………………………………(2) Dimana: B = Total kebutuhan air dalam satu bulan (m3) D = Kebutuhan air satu orang dalam satu hari P = Jumlah pengguna Dari hasil survey diketahui rata-rata kebutuhan air satu orang di Kecamatan Ranuyoso dalam satu hari sebesar (D) = 60 Liter Rata-rata penghuni rumah di Kecamatan Ranuyoso terdiri atas (P) = 4 orang, sehingga untuk perhitungan kebutuhan air bulan januari: B = D x P x 30 B = 60 Liter x 4 orang x 30 hari : 1.000 B = 7,2 (m3) Untuk perhitungan bulan berikutnya dapat dilihat pada Tabel 2. Perhitungan Volume Bak Penampung Perencanaan volume bak penampung harus seimbang antara Supply dan Demand. Rumus volume bak penampung V = S – B …………………………………(3) Dimana V = Volume bak penampung pada akhir bulan (m3) S = Kemampuan volume bak menampung air hujan dalam satu bulan (m3) B = Kebutuhan air minum dalam satu bulan (m3) Perencanaan volume bak penampung pada akhir bulan Januari: S = 12 m3 B = 7,2 (m3) V = 12 m3 - 7,2 m3 V = 4,8 m3 5 m3 Untuk keseimbangan pemakaian selama satu tahun, pada awal pemakaian bak penampung perlu disupply air sebesar kekurangan yang terdapat pada Tabel 2. Dari kesetimbangan pemakaian air tersebut, dapat diketahui bahwa bak penampung yang dibutuhkan sebesar 34 m3 atau berukuran panjang 3,5 m lebar 3,5 m dengan kedalaman 3 m Rencana Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya yang dibutuhkan untuk membangun instalasi penampung air hujan sebesar Rp. 17.413.000,- per satu unit.

Titiek Susianah1 dan Ali Masduqi2

Tabel 1. Median Hujan di Kecamatan Ranuyoso Tahun 2000 s/d Tahun 2009 Total Hujan (mm) Bulan

Urutan dari yang terkecil

Ratarata (mm)

Median (mm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Januari

101

183

300

254

273

300

391

402

469

631

325

287

Pebruari

115

115

305

283

305

330

350

481

494

523

329

318

Maret

122

260

467

317

378

406

453

456

467

515

366

392

April

91

125

213

155

213

244

322

393

408

433

252

229

Mei

29

44

333

88

92

133

184

224

249

333

142

113

Juni

0

19

21

37

59

63

78

104

161

175

72

61

Juli

0

0

0

0

19

23

24

27

46

51

19

21

Agustus

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

September

0

0

0

0

0

0

0

0

1

34

4

0

Oktober

0

0

16

18

29

58

72

75

77

109

46

44

Nopember

0

115

119

190

191

193

218

249

270

271

182

192

Desember

0

164

176

192

337

365

381

387

404

509

292

351

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 2. Perencanaan Volume Bak Penampungan dalam Satu Tahun Pemakaian Bulan

Median Hujan (mm)

Supplai S (m3)

Kebutuhan B (m3)

V = S-B (m3)

V (m3) Tahun Pertama

V (m3) Tahun kedua

Januari

287

12

7.2

5

15

15

Pebruari

318

14

7.2

11

21

21

Maret

392

17

7.2

21

31

30

April

229

10

7.2

24

34

33

Mei

113

5

7.2

21

31

31

Juni

61

3

7.2

17

27

26

Juli

21

1

7.2

10

20

20

Agustus

0

0

7.2

3

13

13

September

0

0

7.2

-4

6

5

Oktober

44

2

7.2

-9

1

0

Nopember

192

8

7.2

-8

2

1

Desember

351

15

7.2

-1

9

9

Sumber: Hasil Hitungan

Air Hujan Sebagai Alternatif Pemenuhan Kebutuhan Air Minum di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang

Saluran Pembuang Awal

Denah

Tampak Samping

Filter Penyaring Debu

Detail Bak Penampungan

DETAIL SALURAN PEMBUANG AWAL

Detail Saluran Pembuang Awal

Gambar 4

Instalasi Penampung Air Hujan

Detail Filter Penyaring Debu

Titiek Susianah

4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengolahan air hujan yang dibutuhkan hanya berupa penyaringan dan pengendapan. 2. Secara uji kualitas laboratorium, air hujan di Kecamatan Ranuyoso telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 492/MENKES /PER /IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, kecuali kandungan Koliformnya. Bakteri ini bisa dihilangkan dengan merebus air tersebut sebelum diminum. 3. Secara kuantitas, air hujan di Kecamatan Ranuyoso dapat memenuhi kebutuhan air minum penduduk. 4. Jika satu keluarga dengan jumlah anggota 4 orang serta kebutuhan air minum sebesar 60 L/orang hari. Volume bak penampungan air minum sebesar 34 m3 akan dapat memenuhi kebutuhan air minum satu keluarga selama satu tahun. 5. Biaya pembangunan prasarana air minum dari air hujan sebesar Rp. 17.413.000 per satu keluarga.

DAFTAR PUSTAKA 1.

Bt, Sri Harto, (1993) : Analisis Hidrologi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

2.

BPS (2009), Kabupaten Lumajang Dalam Angka 2009, Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang.

3.

Bagian Hukum Kabupaten Lumajang (2010), Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 01 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lumajang 2010-2014, Lumajang.

4.

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) (2010), Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, Jakarta.

5.

Departemen Kesehatan (Depkes) (2010), Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Jakarta.

6.

Krishna, Hari J. (2005), The Texas Manual on Rainwater Harvesting, Texas

Austin,

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF