Download 346880365-8-4-133-RSIA-SK-Panduan-Program-Kesehatan-Dan-Keselamatan-Di-Rumah-Sakit.docx...
Surat Keputusan Direktur PANDUAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT IBU & ANAK
“ PONDOK TJANDRA “ Waru – Waru – Sidoarjo – Sidoarjo – Jawa Jawa Timur 2014
RUMAH SAKIT IBU & ANAK
“ PONDOK TJANDRA “ Jln. Mangga Mangga I E-225 Pondok Tjandra Indah, Indah, Waru Waru – – Sidoarjo Sidoarjo Telp. (031) 8662206, 8662206, 8664488 Fax. (031) 8664345 8664345 E-mail:
[email protected] [email protected]
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA” NOMOR: 133/SK/RSIA-PT/VI/20 133/SK/RSIA-PT/VI/2014 14
TENTANG
KEBIJAKAN PANDUAN PROGRAM KESEHATAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA” TJ ANDRA”
Menimbang : a. bahwa panduan program kesehatan dan keselamatan merupakan upaya efisien di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” ; b. bahwa program kesehatan dan keselamatan terlaksana dengan baik, perlu kebijakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”, sebagai dasar program kesehatan dan keselamatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” . Mengingat : 1.
Undang-Undang Kedokteran.
Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2009, tentang Praktek
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Rumah Sakit.
3.
Kepmenkes Nomor: 81/MENKES/SK/I/2004, Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
4.
Kepmenkes Nomor: 369//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Profesi Bidan
5.
Kepmenkes Nomor: 370//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
6.
Kepmenkes Nomor: 374//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Profesi Gizi
tentang
Pedoman
Penyusunan
7.
Kepmenkes Nomor: 375//MENKES/SK/III/2007, 375//MENKES/SK/III/2007, tentang Standar Profesi Radiografer
8.
Permenkes Kesehatan
9.
Permenkes Nomor: Kedokteran
Nomor:
1796/MENKES/Per/VIII/2011, 1438/MENKES/Per/IX/2010,
tentang tentang
Registrasi Standar
Tenaga
Pelayanan
10. Keputusan Nomor: SK 002/RSBPT/IX/2013, Tahun 2013 tentang Struktur Organisasi Rumah Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” . 11. Keputusan Nomor: SK 001/YHB/VIII/2012 tentang Penetapan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra”. Tjandra” .
MEMUTUSKAN: Menetapkan :
Pertama
:
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA” TENTANG PANDUAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA”
Kedua
:
Kebijakan menetapkan panduan program kesehatan dan keselamatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga
:
Pembinaan dan pengawasan panduan program kesehatan dan keselamatan dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” .
Keempat
:
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pada tanggal
: Sidoarjo : 09 Juni 2014
Direktur, Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” ,
Dr. Supriyono, Sp.OG (K) Onk
Lampiran Peraturan Direktur RSIA “Pondok Tjandra” Nomor
: 133/SK/RSIA-PT/VI/2014
Tanggal
:
09 Juni 2014
KEBIJAKAN TENTANG PANDUAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN DI RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “PONDOK TJANDRA”
1.
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan sektor yang sangat cepat berkembang. Di US terdapat 18 juta pek pekeerja rja te terlib rlibaat di didalam lamnya nya, da dan wa wanita meru merup pakan 80% da dariny rinya. a. Hazard yang terlibat terli bat dalam aktifitas ini sangat beragam, seperti needlestick injuries, injuries, back injuries, latex allergy, violence, violence, dan stress. stress. Walaupun hal ini sangat mungkin dicegah, namun kejadian injury maupun infeksi tetap saja terjadi. Upaya pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan kesehatan selama bekerja belum banyak dilakukan. Menurut WHO, dari 35 juta j uta petugas kesehatan, ternyata 3 juta diantaranya terpajan oleh bloodborne pathogen pathogen,, dengan 2 juta diantaranya tertular virus hepatitis B, dan 170.000 diantaranya tertular virus HIV/AIDS. Menurut NIOSH, untuk kasus-kasus yang non-fatal baik injury maupun penyakit akibat kerja, sarana kesehatan sekarang semakin meningkat, berbanding terbalik dengan sektor konstruksi dan da n agric gr icul ultture ur e yang dulu dulu paling tinggi, tinggi, sekarang sekarang sudah sudah sangat menurun. menurun. Selain Selain itu Infeksi Infeksi nosokomial nosokomial masih menjadi isu cukup signifikan dikalangan pelayanan kesehatan, sehingga pengembangan program patient safety sangat relevan dikembangkan. dikembangkan. Karena itu pengembangan pengembangan program program keselamatan dan kesehatan kerja di sarana kesehatan seperti di RSIA “Pondok Tjandra” perlu Tjandra” perlu dikembangkan dalam upaya melindungi baik tenaga kesehatan sendiri maupun pasien. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat sebagai upaya mencega mencegah h timbulny timbulnyaa kecelakaa kecelakaan n dan peny penyakit akit akibat akibat kerja kerja deng dengan an cara cara meng me ngen enal alii halha l-ha hall yang yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Upaya penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilaksanakan, seperti misa misaln lny ya perl perlin ind dungan bai baik k terhadap penyakit infeksi maupun noninfeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap
pek pekeerja rja di fas fasil ilit itaas med medis/k is/kli lin nik ma maupun RSIA “Pondok Tjandra”, Tjandra” , kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit juga “concern “concern”” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Beberapa pengertian tentang kesehatan dan keselamatan kerja diantaranya: a.
Keseha Kes ehata tan n Kerja Ker ja Menu Me nuru rutt WHO / ILO (1995 (1 995)) Keseh Kesehata atan n kerja kerja bertu bertuju juan an penin peningk gkata atan n dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental, dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja erja di di semu semuaa jen jenis pek peker erja jaaan, pen pencegah egahaan terh terhad adaap gan gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
b. b.
Kese esehata atan dan dan kese kesela lama mata tan n ke kerja rja ada adalah lah upay upayaa untu untuk k mem memb berik erikaan jam jamina inan kese kesela lam matan tan dan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit pen peny yakit atau tau memp mempu unyai nyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa RSIA “Pondok Tjandra” Tjandra” termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RSIA “Pondok Tjandra”, Tjandra”, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RSIA “Pondok Tjandra”. Tjandra”. Sehingga sudah seharusnya pihak pen peng gelola lolaRSIA RSIA “Pondok Tjandra” menerapkan upaya-upaya K3 di RS. 2.2.
Prinsip Kebijakan Pelaksanaan Pelaksanaa n dan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Di RSIA “Pondok Tjandra” Tjandra” pembahasan difokuskan pada prinsip K3RS, program K3RS, dan kebijakan pelaksanaan K3RS, yang di bagi dalam 3 (tiga) bagian yaitu;
a.
Prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di RSIA “Pondok Tjandra” Tjandra” (K3RS) agar kesehatan dan keselamatan kerja di RSIA “Pondok Tjandra” (K3RS), Tjandra” (K3RS), dapat di pahami secarah utuh, perlu diketahui pengertian 3 (tiga) komponen yang saling ber interaksi, yaitu: 1)
Kapasitas kerja, adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar a gar dapat melakukan pek pekerja rjaanny annyaa dengan baik. ik. Contoh: Bila ila seorang pekerja kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia, maka kapasitas kerja menurun karna pengaruh kondisi fisik lemah dan lemas.
2)
Beban kerja, adalah beban fisik dan beban mental yang harus di tanggung oleh pekerja dalam dal am melaks mel aksana anakan kan tugasn tug asnya. ya. Contoh: Cont oh: pekerja peke rja yang yang beke bekerj rjaa mel meleb ebih ihii wak waktu tu kerj kerjaa maksimum.
3)
Lingkungan kerja, adalah lingkungan yang terdekat dari seorang pekerja. Contoh: Seorang yang bekerja di bagian instalasi radiologi (kamar X Ray, kamar gelab, kedokteran, nuklir dan lain-lain).
b.
Program kesehatan dan keselamatan kerja di RSIA “Pondok Tjandra” Tjandra” (K3RS) bertujuan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan k eselamatan kerja serta meningkatkan produktifitas tenaga kerja, melindungi keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat serta lingkungan RSIA “Pondok Tjandra”. Tjandra” . Kinerja setiap pengunjung kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari 3 (tiga) komponen yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan kapasitas kerja. Program K3RS yang harus diterapkan adalah: 1)
Pengembangan Pengembangan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit ak it (K3R (K 3RS) S).. a)
Pembuatan atau revitalisasi organisasi K3RS.
b) Merencanakan program K3RS selama 3 (tiga) tahun kedepan. Setiap 3 tahun dapat di revisi kembali sesuai dengan kebutuhan. 2)
Pembudayaan perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit (K3RS). a)
Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran rumah sakit, baik bagi pe pekerja erja,,pasie asien n ser serta pengunjung rumah mah sak sakit. it.
b)
Penyebaran media informasi dan komunikasi baik melalui film , leaflet, poster, pamflet dll.
c)
Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit di Rumah Sakit.
3)
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) K3RS. a)
Pelatihan umum K3RS,
b)
Pelatihan itern Rumah Sakit, seperti pekerja perunit rumah sakit
c)
Pengiriman SDM untuk pendidikan formal, pelatihan lanjutan, seminar dan workshop yang berkaitan dengan K3.
4)
Pengembangan Pengemba ngan pedoman dan Standar Operational Procedure Proce dure (SOP (SOP)) K3RS K3RS.. a)
Penyusunan pedoman praktek Ergonomi di rumah sakit.
b)
Penyusunan pedoman pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja.
c)
Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di rumah sakit.
d)
Penyusunaan pedoman pelaksanaan penanggulangan kebakaran.
e)
Penyusunan Penyusunan pedoman pedoman pengelolaan pengelolaan penyehatan penyehatan lingkungan lingkungan rumah saki ak it.
f)
Penyusunan pengelolaan faktor resiko dan pengelolaan limbah rumah sakit.
5)
g)
Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi.
h)
Penyusunan konrol terhadap bahan berbahaya dan beracun (B3).
i)
Penyusunan Penyusunan SOP kerja dan pelatihan di masing-masing masing-masing unit kerja rumah um ah sak s akit it..
Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja. a)
Mampping lingkungan tempat kerja.
b)
Evaluasi lingkungan tempat kerja (wawancara pekerja, survei dan kuesioner).
6)
Pelayanan kesehatan kerja a)
Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja ,pemeriksaan secara khusus, dan secara berkala bagi pekerja sesuai pajananya di rumah sakit.
b)
Melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya pada pekerja di Rumah sakit yang akan pensiun atau pindah kerja.
c)
Pemeriksaan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit.
d)
Meningkatkan Meningkatkan kesehatan badan, kondisi, kondisi, mental (rohani) (rohani) dan kema ke mamp mpua uan n fisi fi sik k pekerja
7)
Pelayanan keselamatan keselamatan kerja a)
Pembinaan Pembinaan dan pengawasan pengawasan keselamatan/keamanan keselamatan/keamanan sarana pras pr asar aran anaa dan dan peralatan kesehatan di rumah sakit.
b)
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di rumah sakit.
c)
Pengelolaan dan pemeliharaan pemeliharaan serta sertifikasi sarana prasarana dan pe pemeli melih haraa araan n perala ralata tan n rumah mah sak sakit
d) 8)
Pengadaan peralatan rumah sakit.
Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah padat,cair dan gas. a)
Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan pengelolaan limbah padat, cair dan gas.
b) b) 9)
Peng engelola lolaaan lim limbah med medis dan non medis edis
Pengelolaan jasa bahan berbahaya, beracun dan barang berbahaya a)
Inventarisasi
bahan
beracun,
berbahaya
dan
barang
berbahaya
(Permennaker No 427 tahun 1996). b)
Membuat kebijakan prosedur pengadaan, penyimpanan dan penaggulangan bila terjadi terja di kontaminasi kontaminas i dengan acuan Material Materi al Safety Data Sheet (MSD (MSDS) S)..
10) Pengembangan manajemen tanggap darurat a)
Menyusun rencana tanggap darurat (survei bahaya, membentuk tim tanggap darurat, menetapkan prosedur penanganan tanggap darurat, pelatihan dll).
2.3.
b)
Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana.
c)
Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap darurat
Standar Pelayanan K3 di RSIA “Pondok Tjandra”
Pelayanan K3 RS harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan berbagai komponen yang ada di RSIA “Pondok Tjandra”. Tjandra” . Pelayanan K3 di rumah sakit sampai saat ini dirasakan belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyak rumah sakit yang belum menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan kerja (SMK3). 1)
Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di RSIA “Pondok Tjandra” RSIA “Pondok Tjandra” wajib Tjandra” wajib melaksanakan melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti tercantum pa pada pasa pasall 23 UU UU kese keseh hatan tan no. no.36 tah tahun 200 2009 dan dan per peratu aturan Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi RI No.03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja. Adapun bentuk pe pelay layana anan kese esehatan atan kerja rja yang ang perlu dilakukan, sebagai berikut : a)
Melakukan pemeriksaan kesehatan sebekum kerja bagi pekerja.
b)
Melakukan pendidikan pendidikan dan penyuluhan/p penyuluhan/pelatihan elatihan tentang kesehatan ker ke rja dan da n memberikan bantuan kepada pekerja di rumah sakit dalam penyesuaian diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjanya.
c)
Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan pemeriksaan khusus khusus sesuai deng de ngan an paj p ajan anan an di di rumah sakit)
d)
Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik pekerja
e)
Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi pekerja yang menderita sakit
f)
Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja rumah sakit yang yang akan pension atau pindah kerja
g)
Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Infeksi mengenai pe penular laran infe infek ksi terh terhad adaap pekerja erja dan pasien sien
h)
Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
i)
Melaksanakan Melaksanakan pemantauan pemantauan lingkungan lingkungan kerja dan ergonomi ergonomi yang berk be rkai aita tan n deng de ngan an kesehatan kerja (Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, psikososial, dan ergonomi) ergonomi)
j)
Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan kesehatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit.
2)
Standar pelayanan Keselamatan kerja di RSIA “Pondok Tjandra” Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan sarana, prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan ke kerja rja yang dilak ilaku ukan : a)
Pembinaa Pembinaan n dan pengawas pengawasan an keselama keselamatan/ tan/keam keamanan anan sarana, sarana, pras pr asar aran ana, a, dan d an per peral alat atan an kesehatan.
b) b)
Pemb embinaa inaan n dan pengawa awasan san ata atau penyes nyesu uaian ian peral eralaatan tan kerja rja terhadap pekerja.
c)
Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
d)
Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi air.
e)
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja.
f)
Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja.
g)
Memberi rekomendasi/masu rekomendasi/masukan kan mengenai mengenai perencanaan, perencanaan, pembuatan temp te mpat at ker kerjja dan dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan/keamanan.
h)
Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
i)
Pembinaa Pembinaan n dan pengaw pengawasan asan Manajemen Manajemen Sistem Sistem Penangg Penanggulan ulangan gan Keba Ke baka kara ran n (MSP (M SPK) K)..
j)
Membuat
evaluasi,
pencatatan,
dan
pelaporan
kegiatan
pelayanan
keselamatan kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja kerja rumah sakit 3)
Standar K3 Sarana, Prasarana, dan Peralatan di RSIA “Pondok Tjandra” Sarana didefinisika didefin isikan n sebagai se bagai segala sesuatu sesuat u benda be nda fisik yang dapat dap at terv tervis isua uali lisa sasi si oleh oleh mata maupun teraba panca indera dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan umumnya merupakan bagian dari suatu bangunan gedung (pintu, lantai, dinding, tiang, kolong gedung, jen jendela) la) ataupun bangunan itu sendiri. Sedangkan prasarana adalah seluruh jaringan/instansi yang membuat me mbuat suatu sarana bisa berfungsi sesuai dengan tuju tujuan an yang diharapkan, antara lain : instalasi air bersih dan air kotor, instalasi listrik, gas medis, komunikasi, dan pengkondisian udara, dan lain-lain.
4)
Pengelolaan Jasa dan Barang Berbahaya Barang Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. a)
Kategori B3 B3 Memancarkan radiasi, Mudah meledak, Mudah menyala atau terbakar, Oksidator, Racun, Korosif, Karsinogenik, Iritasi, Teratogenik, Mutagenic, Arus listrik.
b) b)
Prin rinsip sip dasa asar penc encega egahan dan peng engendalia alian n B3 (1) Identifikasi semua B3 dan dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya. (2) Evaluasi, untuk menentukan langkah-langkah atau tindakan ti ndakan yang diperlukan sesuai sifat dan karakteristik dari bahan atau instalasi yang ditangani sekaligus memprediksi risiko yang mungkin terjadi apabila kecelakaan terjadi. (3) Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan evaluasi yang dilakukan meliputi pengendalian operasional, pengendalian organisasi administrasi, inspeksi dan pemeliharaan sarana prosedur dan proses kerja yang aman, pembatasan keberadaan B3 di tempat kerja sesuai jumlah ambang. (4) Untuk mengurangi resiko karena penanganan bahan berbahaya.
c)
Pengadaan Jasa dan Bahan Berbahaya
RSIA “Pondok Tjandra” Tjandra” melakukan seleksi rekanan berdasarkan barang yang diperlukan. Rekanan yang akan diseleksi diminta memberikan proposal berikut company profile. profile. Informasi yang diperlukan menyangkut spesifikasi lengkap dari material atau produk, kapabilitas rekanan, harga, pelayanan, persyaratan K3 dan lingkungan serta informasi lain yang dibutuhkan oleh rumah sakit. Setiap unit kerja / instalasi / satker yang menggunakan, menyimpan, mengelola B3 harus menginformasikan kepada instalasi logistic sebagai unit pengadaan barang setiap kali mengajukan permintaan ba bahwa barang yang diminta termasuk jenis B3. Untuk memudahkan melakukan proses seleksi, dibuat form seleksi yang memuat kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh rekanan serta sistem penilaian untuk masing-masing kriteria yang ditentukan. 5)
Standar SDM K3 di Rumah Sakit Kriteria tenaga K3 a)
Rumah Sakit Kelas A
(1) S3/S2 K3 minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS. (2) S2 kesehata kesehatan n minim minimal al 1 orang orang yang yang mendapat mendapat pelatiha pelatihan n khusu khususs yang yan g tera te rakr kred edit itas asii mengenai K3 RS. (3) Dokter Spesialis Spesia lis Kedokteran Kedokter an Okupasi (SpOk) dan S2 Kedokteran Kedokte ran Oku Okupa pasi si minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS. (4) Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 2 orang yang mendapat pelatihan pelatihan khusus yang terak terakreditasi reditasi mengenai mengenai K3 RS. R S. (5) Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1 orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS. (6) Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (informal) yang mendapat pelatihan pelatihan khusus yang terak terakreditasi reditasi mengenai mengenai K3 RS. R S. (7) Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang. (8) Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 (informal) mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang. orang. (9) Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang b) Rumah Sakit Kelas B
(1) S2 kesehatan minimal 1 orang yang mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS. (2) Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 DIII dan S1 minimal 1 orang yang mendapat pelatihan pelatihan khusus yang terak terakreditasi reditasi mengenai mengenai K3 RS. R S. (3) Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1 orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS. (4) Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 (informal) yang mendapat mendapat pelatiha pelatihan n khusus khusus yang yang terak terakredi reditasi tasi meng mengenai enai K3 K3 RS mini mi nima mall 1 oran or ang. g. (5) Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang. (6) Tanaga teknis lainnya dengan sertifikasi K3 (informal) mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang (7) Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang. c)
Rumah Sakit kelas C (termasuk RSIA RSIA “Pondok Tjandra”)
(1) Tenaga Kesehatan Kese hatan Masyarakat Mas yarakat K3 DIII dan S1 minimal minima l 1 orang yan yang g mendapat pelatihan pelatihan khusus yang terak terakreditasi reditasi mengenai mengenai K3 RS. R S. (2) Dokter/dokter gigi spesialis dan dokter umum/dokter gigi minimal 1 orang dengan sertifikasi K3 dan mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS. (3) Tenaga paramedis yang mendapat pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang. (4) Tenaga teknis lainnya mendapat pelatihan khusus terakreditasi mengenai K3 RS minimal 1 orang. 6)
Pembinaan, Pengawasan, Pencatatan, dan Pelaporan a)
Pembinaan dan pengawasan Pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui sistem berjenjang. Pembinaan dan pe pengawasa asan ter terting inggi dila ilakukan oleh leh Departemen Kesehatan. Pembinaan dapat dilaksanakan antara lain dengan melalui pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis, dan dan temu temu konsultas konsul tasii Pengawasan pelaksanaan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit dibedakan dalam dua macam, yakni pengawasan internal, yang dilakukan oleh pimpinan langsung rumah sakit yang bersangkutan, dan pengawa awasan san
eksternal, yang dilakukan oleh Menteri kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat, sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. b) Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan pelaporan adalah pendokumentasian kegiatan K3 secara tertulis dari masing-masing unit kerja dan kegiatan K3RS secara keseluruhan yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang dikumpulkan dan dilaporkan / diinformasikan oleh organisasi K3RS, ke Direktur RSIA “Pondok Tjandra”, Tjandra” , dan unit teknis terkait di wilayah Rumah Sakit. Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan k3 adalah: 1. menghimpun dan menyediakan data dan informasi kegiatan K3, 2. mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan kegiatan K3; 3. mencatat dan melaporkan setiap kejadian / kasus K3, 4. menyusun dan melaksanakan pelaporan kegiatan K3. Pelaporan terdiri dari : 1. pelaporan berkala (bulanan, semester, dan tah tahunan) an) dilak ilaku ukan ses sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan dan 2. pelaporan sesaat/insidentil, yaitu pelaporan yang dilakukan sewaktuwaktu pada saat kejadian atau terjadi kasus yang berkaitan dengan K3. Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan k3 adalah mencatat dan melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3, yang tercakup di dalam : (1) Program K3, termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan lingkungan rumah sakit. (2) Kejadian/kas Kejadi an/kasus us yang berkait be rkaitan an dengan K3 serta s erta upaya u paya pena penang ngg gulan ulanga gan n dan tindak lanjutnya.
3.
DISKUSI
Agar tercapai tujuan program tersebut, maka RSIA “Pondok Tjandra” Tjandra” membagi kegiatan atau fungsi manajemen tersebut menjadi : a. Planning (Perencanaan),
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja di RSIA “Pondok Tjandra”. Tjandra”. Perencanaan ini dilakukan
untuk memenuhi standarisasi kesehatan pasca perawatan dan merawat (hubungan timbal balik pasien – perawat / dokter, dokter, serta masyarakat umum umum lainnya). b. Organizing (Organisasi)
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja RSIA “Pondok Tjandra” dapat Tjandra” dapat dibentuk dalam be beberap erapaa jen jenjan jang. c. Actua Actuatti ng (Pelaksanaan)
Fungsi pelaksanaan adalah kegiatan mendorong semangat kerja, mengerahkan aktivitas, mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang akan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja RSIA “Pondok Tjandra” sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat. d. Controlling (Pengawasan),
Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu : a)
Adanya rencana
b) Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan. Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di RSIA “Pondok Tjandra”. Tjandra”. Sosialisasi juga harus dilakukan proses internalisasi yaitu melalui : 1) Persuasi 2) Pembiasaan (Conditioning) 3) Sistem dan Prosedur 4)
Kekuasaan Kemudian melakukan metode sosialisasi sosialisasi penerapan budaya K3 rumah sakit melalui : 1)
2)
Pengenalan (awarness) diantaranya : a)
Sosialisasi kebijakan K3 pada setiap pertemuan (rapat, upacara)
b)
Spanduk dengan pesan K3 (bulan K3, ultah RS)
c)
Poster-poster pesan keselamatan
d)
Buku saku yang besrisi kebijakan K3 (bersamaan dengan slip gaji)
e)
Safe Sa fety ty talk ta lk sebelum sebelum melaksan melaksanakan akan tugas tugas
f)
Contoh langsung di lapangan
Pemahaman a)
Kursus / Pelatihan
b)
Seminar
c)
Study banding
d)
Pelibatan dalam organisasi K3
e)
Praktek Lapangan K3
3)
4.
Pengembangan (Development ) a)
Keterlibatan dalam tim K3
b)
Sebagai fasilitator K3
PENUTUP
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para karyawan di RSIA “Pondok Tjandra” Tjandra” dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi. Agar kesehatan dan keselamatan kesela matan kerja di RSIA “Pondok Tjandra” tercapai dan selanjutnya dibuat perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan yang kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi penerapan budaya K3 di RSIA “Pondok Tjandra”. Tjandra”.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Jeynes, J. (2007) Managing Health and Safety . UK : Elsevier Stranks, J. (2002) Management Systems for Safety . Britain : Pearson Pears on Education Suardi, R. (2005) Sistem Sistem Manajem Manajemen en Kesela Keselamata matan n dan Keseh Kesehatan atan Kerja Kerja.. Jaka Ja kart rtaa : PPM PP M Tracey, J. (2010) Occupational Health and Safety Standards. London : NHS Council
Direktur, Rumah Sakit Ibu dan Anak “Pondok Tjandra” ,
Dr. Supriyono, Sp.OG (K) Onk