3.2. TEORI BELAJAR KOGNITIF.ppt
June 30, 2019 | Author: putri | Category: N/A
Short Description
Download 3.2. TEORI BELAJAR KOGNITIF.ppt...
Description
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TEORI BELAJAR KOGNITIF
Pergeseran paradigma Pergeseran paradigma pembelajaran pembelajaran
BUKAN LAGI BAGAIMANA DOSEN MENGAJAR DENGAN BAIK (TEACHER CENTER) TAPI
Bagaimana mahasiswa bisa belajar dengan belajar dengan baik dan berkelanjutan STUDENT CENTERED LEARNING)
METHOD OF INQUIRY AND DISCOVERY
Pengertian pembelajaran Pengertian pembelajaran
The International Bureau of Education (The International Commission on Education for the 21 st Century)
Learning to know (think) Learning to do (learn) Learning to be Learning to live together
Life long learning
Perubahan paradigma dalam pembelajaran
Siapa yang menjadikan dirinya kurus ? Apa tugas guru dalam proses belajar ini? Belajar adalah mencari dan mengkonstruksi pengetahuan lewat berbagai strategi
TEORI BELAJAR KOGNITIVISME
Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati)
Setiap orang telah mempunyai pengetahuan/pengalaman dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk struktur kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki Tokoh terkenal adalah: Jean Piaget & Vygotsky 6
SKEMA PEMROSESAN INFORMASI Memori jangka panjang Stimulus
Register pengindraan
Pemrosesan awal 1. 2.
Melihat Mendengar Meraba Membau Mencecap
Perhatian Perlu waktu
recall pengulangan
Memori jangka pendek Lupa/hilang
Lupa/hilang
pengulangan
JEAN PIAGET (1896
–
1980)
Prinsip Belajar KONSTRUKTIVISME
AKTIF MEMBANGUN Pengetahuan SENDIRI
PROSES MENGKONTRUKSI MENURUT JEAN PIAGET : 1
• SKEMATA
2
• ASIMILASI
3
• AKOMODASI
4
• EKUILIBRIUM
KOGNITIVISME : 1. Proses Belajar : terjadi menurut tahapTEORI PERKEMBANGAN tahap perkembangan sesuai umur PIAGET 2. Tahap-Tahap :
asimilasi penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang sudah ada
akomodasi
penyesuaian struktur kognitif dengan pengetahuan baru
equilibrasi penyeimbangan mental setelah terjadi proses asimilasi /akomodasi
A S I M I L A S I
×
DISEQUI LIBRIUM
CONTOH MASALAH Seorang Ibu menunjukkan gambar Anjing dan mencerita-kan tentang Anjing tersebut kepada anaknya. Sang Ibu menunjukkan bahwa seperti di gambar inilah yang bernama Anjing, memiliki ciri punya kaki empat, berekor dan bertelinga. Pada saat itu, si anak membentuk pengetahuan yang dinamakan skemata awal bahwa anjing adalah seperti dalam gambar. Suatu hari si anak melihat hewan yang hampir sama dengan gambar anjing. Namun selain memiliki ciri seperti apa yang ada dalam skemata awal , ia melihat bahwa hewan tersebut juga suka menjilat-jilat dan mengonggong. Pada saat itulah, timbul dalam pemikiran si Jaka apa yang dinamakan “disequilibrium” alias kebingungan : sebenarnya Anjing itu seperti apa yang ada dalam gambar atau seperti realita yang dia lihat saat itu. Sang ibu kemudian menjelaskan bahwa anjing memang suka menjilat-jilat dan menggonggong. Yang terjadi kemudian adalah proses ASIMILASI., yaitu:
Si anak membangun pengetahuan tentang anjing dengan mengaitkan antara skemata awal (setelah ditunjukkan gambar dan cerita dari sang Ibu) dengan Anjing dalam realita sebenarnya. Kemudian ia mempertegas konsep anjing dengan menanyakan kembali ke Ibunya untuk klarifikasi bahwa Anjing itu tidak hanya berkaki empat, bertelinga dua dan berekor, tapi juga mengonggong, suka menjilat, jinak, dan seterusnya. Ketika ia mendapat penegasan dari sang Ibu bahwa itulah anjing, maka terbentuklah sekamata baru (pengetahuan baru) pada diri si anak tentang Anjing. Keesokan harinya, si Jaka melihat binatanglain yaitu kucing yang memiliki ciri mirip dengan Anjing, berkaki empat, bertelinga dua dan berekor. Pada saat itu, secara internal dalam benaknya membangun pengetahuan baru dan bertanya apakah ini Anjing? Disinilah dia mengalami proses konstruksi pengetahuan lebih jauh, yang oleh Piaget dinamakan sebagai proses akomodasi.
Dalam konteks, ini si anak sudah punya skemata awal bahwa anjing itu berkaki empat, bertelinga dua, berekor, mengonggong, suka menjilat. Tapi setelah melihat binatang lain, yaitu kucing, ia bingung (terjadi proses disequilibrium) dimana ternyata binatang yang ditemuinya tersebut, memiliki kaki empat, bertelinga dua, berekor, menjilat, jinak, tapi tidak mengonggong (malah bersuara, “Meoooong”), bahkan suka lari manjat pohon. Kemudian si anak bertanya pada ibunya, “Bu ini Anjing apa?”. Ketika mendapat umpan balik bahwa itu adalah binatang lain yang mirip anjing bernama kucing, maka terbangunlah pengetahuan baru pada diri si Jaka bahwa ada binatang lain yang memiliki ciri hampir sama tapi berbeda dengan anjing, yaitu kucing. Maka terjadilah proses AKOMODASi: membentuk skemata awal baru (Kucing) dalam pikiran si Anak.Begitulah proses belajar berlangung sepanjang ia berinterakasi dengan lingkungannya.
PROSES KOGNITIF PIAGET Skema kerangka kognitif / kerangka referensi Asimilasi proses sso memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yg sudah ada Akomodasi menyesuaikan diri dengan infomasi yg baru Organisasi mengelompokkan perilaku / konsep kedalam kelompok2 yg terpisah ke dalm sistem kognitif yang lebih tertib, lancar; dengan menggunakan kategori2 meningkatkan LTM Ekulibirasi bergerak dari satu tahap ke tahap yg lain rawan konflik dalam usahanya memahami dunia (disekulibium). Jika berhasil akan mendapatkan keseimbangan pemikiran
Teori Belajar Vygotsky Teori belajar Vygotsky sejalan dengan teori belajar Piaget yang meyakini bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu menghadapi tantangan dan pengalaman baru, serta untuk memecahkan masalah yang muncul Satu ide kunci dari teori Vygotsky tentang aspek sosial belajar mengenai Zona Perkembangan Proksimal (Zona of Proximal Development ). Menurut teori ini siswa mempunyai dua tingkat perkembangan yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial
TEORI • Vygotsky memberikan pandangan tentang pentingnya faktor sosial, bahasa dan orang lain dalam perkembangan anak. • Perkembangan bahasa pertama anak di dalam hidupnya dipercaya sebagai pendorong terjadinya pergeseran dalam perkembangan kognitifnya.
• Yang mendasari teori Vygtsky adalah pengamatan bahwa perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni di dunia yang penuh dengan orang yang berinteraksi dengan anak sejak anak itu lahir. • Dengan pertolongan orang dewasa, anak dapat melakukan dan memahami lebih banyak hal dibandingkan dengan jika anak hanya belajar sendiri.
KONSEP SOSIOKULTURAL
Vygotsky menekankan bagaimana proses-proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan pembelajaran menggunakan temuan-temuan masyarakat seperti bahasa, sistem matematika, dan alat-alat ingatan.
PERKEMBANGAN BAHASA • Vygotsky lebih banyak menekankan bahasa dalam perkembangan kognitif. Namun, bagi Vygotsky, bahasa berkembang dari interaksi sosial dengan orang lain. • Dalam tahap praoperasional, ketika anak belajar menggunakan bahasa untuk menyelesaikan masalah, mereka berbicara lantang sembari menyelesaikan masalah.
ZONE PERKEMBANGAN PROKSIMAL
Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal Development (ZPD) yang merupakan dimensi sosio-kultural yang penting sebagai dimensi psikologis. ZPD merupakan celah antara actual development dan potensial development.
KONSEP SCAFFOLDING
• Suatu proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui zona perkembangan proksimalnya. • Dalam istilah teoritis, berarti anak-anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui ZPD. • Selain guru, orang dewasa lain dan teman sebaya dapat memberikan bantuan scaffolding.
APLIKASI TEORI VYGOTSKY DALAM PENDIDIKAN
Karya Vygotsky didasarkan pada tiga ide utama: 1. intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui 2. interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual 3. peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa
Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu: 1. Menghendaki setting kelas kooperatif 2. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding
Prinsip Belajar • belajar aktif akan menghindarkan siswa dari kebosanan • belajar lewat interaksi sosial,manusia • belajar lewat pengalaman sendiri,pada pembelajaran ini proses mencari ilmu dilakukan secara tidak sengaja, jadi siswa merasa tidak terpaksa untuk belajar
Implikasi dalam Belajar • Bahasa dan cara berfikir siswa berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir siswa. • Siswa-siswa akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu siswa agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik baiknya. • Bahan yang harus dipelajari siswa hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. • Berikan peluang agar siswa belajar sesuai tahap. • Di dalam kelas, siswa-siswa hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Inti Teori Belajar Kognitif • belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. • Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. • Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Prinsip Pembelajaran 1. Belajar aktif Proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya: melakukan percobaan sendiri; memanipulasi simbol-simbol; mengajukan pertanyaan dan mencari jawabannya sendiri; membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.
Prinsip Pembelajaran 2. Belajar lewat interaksi sosial Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi di antara subyek belajar. Menurut Piaget belajar bersama baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Karena tanpa kebersamaan kognitif akan berkembang dengan sifat egosentrisnya. Dan dengan kebersamaan khasanah kognitif anak akan semakin beragam.
Prinsip Pembelajaran 3. Belajar lewat pengalaman sendiri (TURUN KE LAPANGAN) Dengan menggunakan pengalaman nyata maka perkembangan kognitif seseorang akan lebih baik daripada hanya menggunakan bahasa simbol abstrak atau konsep. Karena dengan pengalaman langsung, siswa akan berhadapan langsung dengan persoalan nyata dan dia akan merumuskan suatu masalah secara kontekstual dan akan tertantang menyelesaikan masalahnya dengan berbagai alternatif pemecahan masalah yang realistik.
Jadi ? a. Pembelajaran yang aktif, maksudnya adalah siswa sebagai subyek belajar menjadi factor yang paling utama. Siswa dituntut untuk belajar dengan mandiri secara aktif. b. Prinsip pembelajaran dengan interaksi sosial untuk menambah khasanah perkembangan kognitif siswa dan menghindari kognitif yang bersifat egosentris. c. Belajar dengan menerapkan apa yang dipelajari agar siswa mempunyai pengalaman dalam mengeksplorasi kognitifnya lebih dalam. Tidak melulu menggunakan bahasa verbal dalam berkomunikasi.
d. Adanya guru yang memberikan arahan agar siswa tidak melakukan banyak kesalahan dalam menggunakan kesempatannya untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang positif. e. Dalam memberikan materi kepada siswa diperlukan penstrukturan baik dalam materi yang disampaikan maupun metode yang digunakan. Karena pengaturan juga sangat berpengaruh pada tingkat kemampuan pemahaman pada siswa. f. Materi yang diberikan akan sangat bermakna jika saling berkaitan karena dengan begitu seseorang akan lebih terlatih untuk mengeksplorasi kemampuan kognitifnya. h. Pembelajaran dilakukan dari pengenalan umum ke khusus dan sebaliknya dari khusus ke umum atau dari konkrit ke abstrak (Piaget).
Ciri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif adalah : • Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa. • Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar. • Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan. • Mengintegrasikan pembelajaran. • Memanfaatkan berbagai media. • Melibatkan siswa secara emosional dan social.
Contoh Aplikasi • Menentukan tujuan instruksional • Memilih materi pelajaran • Menentukan topik yang mungkin dipelajari secara aktif oleh siswa • Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan dipelajari siswa. • Mempersiapkan pertanyaan yang dapat memacu kreatifitas siswa untuk berdiskusi atau bertanya • Mengevaluasi proses dan hasil belajar
View more...
Comments