3. Pengendalian Mikroba [Compatibility Mode]
July 4, 2018 | Author: 1108010091 | Category: N/A
Short Description
mikrobiologi dan virologi...
Description
������������ � ����� �������� ���
����� ������������
1. Pengendalian Mikroba
1. Pengendalian Mikroba
Pengendalian Mikroba: Pendahuluan
Jaman dahulu digunakan penggaraman, pengasapan, pembuatan manisan, pengeringan dan penjemuran makanan dan pakaian untuk mengontrol pertumbuhan mikroba.
mengembangkan teknik aseptik untuk mencegah kontaminasi pada luka bekas operasi • Infeksi nosokomial menyebabkan kematian dari 10% pasien yang dioperasi • Lebih dari 25% ibu yang melahirkan di rumah sakit meninggal karena infeksi
Pengendalian Mikroba: Terminologi Sterilisasi: membunuh atau menghilangkan semua bentuk kehidupan (termasuk endospora) pada suatu bahan Pemanasan merupakan metode sterilisasi . Sterilisasi Komersial : Penggunaan panas untuk membunuh endospora Clostridium botulinum ( penyebab botulinum) pada makanan kaleng tidak membunuh endospora bakteri thermofil (bakteri thermofil merupakan bakteri non patogen, bisa tetap tumbuh pada suhu > 45oC)
Pengendalian Mikroba: Terminologi Disinfeksi: mengurangi jumlah bakteri patogen sehingga tidak bisa menimbulkan penyakit lagi. Biasanya yang dihilangkan adalah patogen vegetatif atau yang tidak membentuk spora. Bisa menggunakan metode fisika atau kimia. Disinfektan:
digunakan untuk benda mati Antiseptik : digunakan untuk jaringan hidup Degerming: mekanisme penghilangan mikroba pada daerah tertentu saja, contohnya alkohol pada tangan Sanitasi: penggunaan agen kimia untuk membersihkan peralatan sehingga memenuhi standar kesehatan masyarakat dan meminimalkan kemungkinan persebaran penyakit, contohnya penggunaan sabun dan air panas
Pengendalian Mikroba: Terminologi Sepsis: berasal dari Bahasa Yunani, berarti pembusukan mengindikasikan kontaminasi bakteri yang parah Teknik aseptik digunakan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan bedah, tenaga medis dan pasien selama operasi berlangsung juga digunakan untuk mencegah kontaminasi bakteri pada industri makanan
Pengendalian Mikroba: Terminologi Agen bakteriostatik : senyawa yang menghambat pertumbuhan mikroba, tapi tidak membunuhnya mempertahankan jumlah mikroba pada level tertentu tertentu, macamnya: Bakterisida:
senyawa yang membunuh bakteri, kebanyakan tidak bisa membunuh endospora. Virisida: senyawa yang menon-aktifkan virus Fungisida: senyawa yang membunuh jamur Sporisida: senyawa yang membunuh endospora bakteri dan spora jamur.
Pengendalian Mikroba: Tingkat Kematian Bakteri Ketika populasi bakteri dipanaskan atau terkena senyawa antimikroba, maka logaritmik bakteri akan mati dengan tingkat yang tetap.
D-value : waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi 90% jumlah mikroba pada temperatur tertentu; Atau dosis radiasi tertentu yang dibutuhkan untuk mengurangi 90% jumlah mikroba Z-value : Peningkatan temperatur tertentu untuk mengurangi D-value
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektivan kerja antimikroba
1.
2.
3.
4.
Jumlah mikroba:
semakin banyak jumlah mikroba, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan mikroba. Jenis mikroba: endospora sangat sulit untuk musna an. a ogen a am en u vege a memiliki kepekaan yang berbeda untuk setiap metode pengendalian mikroba. Pengaruh lingkungan: adanya materi organik (darah, feces, saliva) bisa menghambat aktivitas antimikroba Waktu paparan: senyawa antimikroba dan radiasi akan lebih efektif bila pada jangka waktu yang lebih lama.
Cara-cara Sterilisasi dengan Metode Fisika 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemanasan (Basah dan Kering) Filtrasi Suhu rendah Desikasi Tekanan Osmosis Radiasi
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika: A.
Panas: membunuh mikroorganisme dengan cara mendenaturasikan enzim dan protein dari bakteri. Beberapa bakteri dilaporkan resisten terhadap panas. Terminolo i:
Thermal Death Point (TDP): suhu terendah dimana semua bakteri yang berada di dalam suatu suspensi cair mati dalam waktu 10 menit Thermal Death Time (TDT): waktu minimal yang dibutuhkan untuk membunuh semua bakteri pada temperatur teretentu Decimal Reduction Time (DRT): waktu (dalam satuan menit) dimana 90% bakteri mati pada temperatur tertentu digunakan pada industri makanan kaleng.
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika: 1. Pemanasan basah: membunuh mikroorganisme dengan cara mengkoagulasikan protein. Umumnya, uap panas lebih efektif dibandingkan pemanasan kering o , . lebih bila di pinggir laut. Bisa membunuh bentuk vegetatif bakteri patogen, hampir semua jenis virus, jamur dan sporanya dalam waktu 10 menit atau kurang. Endospora dan beberapa virus memerlukan waktu yang lebih lama untuk mati, tapi secara umum pendidihan akan mematikan hampir semua patogen.
Virus hepatitis: bisa bertahan hidup sampai 30 menit ketika dididihkan Endospora: bisa bertahan hidup sampai 20 jam ketika didihkan
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : b. Autoclave: suatu ruangan yang berisi air panas dengan tekanan tinggi. merupakan metode sterilisasi yang populer, bisa dilakukan terhadap semua bahan kecuali yang mudah rusak dengan adanya panas, kelembaban dan tekanan t ngg .
Suhu uap 121oC, tekanannya 2x tekanan atmosfer Paling efektif untuk membunuh bakteri yang kontak secara langsung dengan uap atau yang terkandung dalam sedikit cairan. Semua organisme dan endospora mati dalam 15 menit. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai pusat padatan atau cairan yang banyak
Autoclave: Ruang Tertutup dengan Suhu dan Tekanan Tinggi
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : c. Pasteurisasi: Dikembangkan oleh Louis Pasteur untuk mencegah basinya minuman. Digunakan untuk mengurangi jumlah mikroba yang bertanggungjawab terhadap basinya bir, susu, anggur, juice,
Modifikasi pasteurisasi: Classic Method of Pasteurization: susu dipanaskan pada 65oC selama 30
menit. High Temperature Short Time Pasteurization (HTST): Metode yang
digunakan sekarang, susu dipanaskan pada suhu 72oC selama 15 menit. Ultra High Temperature Pasteurization (UHT): Susu dipanaskan pada suhu
140oC selama 3 detik, kemudian didinginkan dengan cepat pada ruang vakum Keuntungan: susu bisa bertahan sampai beberapa bulan pada suhu ruang.
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika :
2. Pemanasan Kering: membunuh bakteri dengan cara mengoksidasi senyawa yang ada pada sel bakteri. a.
Pemijaran langsung : digunakan untuk mensterilkan ose dan arum lo am dipanaskan sampai memijar merah
b.
Pembakaran: cara yang efektif untuk mensterilkan baha-bahan seperti pakaian dan kantong kertas.
c.
Sterilisasi dengan udara panas: bahan diletakkan pada oven membutuhkan waktu 2 jam pada suhu 170oC.
Metode ini kurang efektif dibanding pemanasan
basah
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : B. Filtrasi: penghilangan mikroba
dengan cara melewatkan cairan atau gas melalui saringan dengan ukuran pori yang amat kecil digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang sensitif , , enzim, antibiotik dan beberapa media pertumbuhan bakteri.
a.
b.
High Efficiency Particulate Air Filters (HEPA): dipasang pada ruang operasi dan unit pembakaran untuk menghilangkan bakteri dari udara. Membrane Filters : membran dengan ukuran pori yang seragam, digunakan di industry dan laboratorium. Ukuran yang tersedia: -
0.22 dan 0.45 um Pores: digunakan untuk memisahkan bakteri kebanyakan, tapi tidak bisa menahan spirocheta, mycoplasma and virus. 0.01 um Pores: digunakan untuk memisahkan semua virus
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : C. Suhu rendah: efeknya tergantung pada jenis mikroba dan perlakuan yang diberikan a. Refrigenator: suhunya 0 sampai 7oC, efeknya bakteriostatik mengurangi aktivitas metabolisme dari bakteri sehingga tidak bisa berkembangbiak dan menghasilkan toksin. b. Freezing: suhunya dibawah 0oC. Flash Freezing: tidak bisa membunuh mikroba. Slow Freezing: lebih efektif karena kristal es yang terbentuk merusak struktur sel. Lebih dari sepertiga bakteri vegetatif bisa bertahan hidup selama 1 tahun. Sebagian besar bakteri mati bila diletakkan dalam freezer selama beberapa hari.
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : D. Desikasi: lingkungan tanpa air. Bila tidak ada air, maka mikroba tidak bisa tumbuh dan berkembang, tetapi masih bisa bertahan hidup hingga beberapa tahun bila tersedia air, mereka akan mulai tumbuh lagi. Kepekaan terhadap desikasi bervariasi : Neisseria gonnorrhea: hanya bertahan selama 1 jam saja. Mycobacterium tuberculosis: bisa bertahan sampai beberapa bulan Virus lebih tahan terhadap desikasi Clostridium spp. dan Bacillus spp.: bisa bertahan sampai puluhan tahun.
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : E. Tekanan osmotik: penggunaan garam dan gula pada konsentrasi tinggi pada makanan untuk meningkatkan tekanan osmotik dan menciptakan lingkungan yang .
Plasmolisis: mengkerutnya sel karena kandungan airnya
ditransport keluar sel, dalam hal ini sel mungkin tidak mati, tapi pertumbuhannya terhenti. Yeast dan mold: lebih resisten terhadap tekanan osmotik. Staphylococci spp. Yang hidup pada permukaan kulit sangat resisten terhadap tekanan osmotik
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : F. Radiasi: ada 3 tipe 1. Radiasi pengion: Sinar gamma, X rays, electron beams, atau sinar lain dengan energi yang lebih tinggi. Melepaskan elektron dari suatu atom sehingga terbentuk ion. Menyebabkan mutasi DNA dan menghasilkan radikal bebas peroksida. Digunakan untuk mensterilkan obat-obatan dan peralatan medis sekali pakai, juga pada beberapa industri makanan. Kerugian: penetrasi terhadap jaringan tubuh manusia, bisa menyebabkan mutasi genetik pada manusia
Bentuk-bentuk Radiasi
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : 2. Sinar Ultraviolet (Radiasi non pengion):
Panjang gelombang yang digunakan 260 NM.
Merusak DNA dengan cara membentuk dimer timin, yang akan menyebabkan mutasi. Digunakan untuk mendesinfektasi ruang operasi, nurseri dan kafetaria. Kerugian: merusak kulit, mata tidak bisa penetrasi pada kertas, kaca dan pakaian.
Pengendalian Mikroba dengan Metode Fisika : 3. Radiasi Microwave : Panjang gelombang yang digunakan dari 1 millimeter sampai 1 meter. Panas yang dihasilkan diabsorbsi oleh molekul air. Bisa membunuh sel vegetatif pada pada makanan yang lembab a mengan ung a r t a sa Ba ter en ospora yang t dibunuh dengan radiasi microwave. Makanan padat sama sekali tidak bisa ditembus oleh gelombang mikro. Wabah Trichinosis dihubungkan dengan cara memasak daging babi pada oven microwavre
Jenis-jenis Desinfektan (Sterilisasi dengan Metode Kimia) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Fenol dan Fenolik Halogen (Iodin dan Klorin) Alkohol Logam Berat Amonium Quartener Aldehida (Formaldehida dan Glutaraldehida) Gas Sterilitas (Etilen Oksida) Peroksigen
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 1. Fenol and Fenolik :
Fenol (asam karbolat) pertama kali digunakan oleh Lister sebagai desinfektan
Fenolik adalah senyawa turunan fenol
Sekarang jarang digunakan karena mengiritasi kulit dengan bau yang menyengat. Di unakan untuk bebera a sediaan s ra dan tablet hisap untuk melegakan pernafasan Berefek anastesi lokal
Kresol: didapatkan dari tar batu bara (Lysol). Bifenol (pHisoHex): efektif untuk mengatasi bakteri gram positif staphylococci and streptococci, juga digunakan di nurseri. Penggunaan frekuensi tinggi bisa menyebabkan kerusakan syaraf.
Mekanisme aksinya merusak membran dan mendenaturasikan protein Keuntungan: Stabil, efeknya bisa bertahan lama setelah digunakan, dan tetap aktif meskipun terdapat bahan organik.
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 2. Halogen: Efektif dalam bentuk atom ataupun senyawa A. Iodine:
Tingtur iodin (larutan alkohol) merupakan antiseptik yang pertama kali digunakan Mekanisme aksinya berikatan dengan tirosin pada Meninggalkan warna pada kulit dan pakaian, kadang mengiritasi Iodofor: Senyawa yang mengandung iodin yang dilepaskan secara perlahan-lahan (slow releasing) baru beraksi setelah beberapa menit. Biasanya digunakan untuk antiseptik pada tindakan operasi, tidak efektif untuk endospora. Contoh:
Betadine Isodine
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan B. Klorin:
Dalam air akan membentuk asam hipoklorit Cl2 + H2O H+ + Cl+ HOCl Hypochlorous acid
Digunakan untuk mendesinfektasi air minum, kolam renang dan embuan an limbah. Klorin mudah diinaktivasi oleh senyawa organik Natrium hipoklorit (NaOCl) merupakan bahan aktif dari pemutih K loramina: mengandung klorin dan amonia, kurang efektif sebagai germisida.
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 3. Alkohol: Membunuh bakteri dan jamur, tapi tidak bisa membunuh endospora dan virus. Mekanisme aksinya mendenaturasikan protein dan merusak dinding sel bakteri. enguap, t a men ngga an res u Digunakan secara manual untuk menghilangkan mikroba pada permukaan kulit sebelum injeksi atau pengambilan darah. Tidak cocok untuk luka terbuka, karena mengkoagulasikan protein.
Etanol: konsentrasi optimalnya 70%. Isopropanol: alkohol untuk olesan. Memiliki aktivitas desinfektan yang lebih baik dibanding alkohol, juga lebih murah harganya dan tidak terlalu volatil.
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 4. Logam Berat: memiliki aksi oligodinamik efektif pada konsentrasi yang amat rendah a.
Perak: perak nitrat 1% digunakan untuk melindungi bayi dari serangan infeksi gonorrheal eye
.
c.
mertiolat dan mercurochrome digunakan untuk melindungi luka pada kulit dari infeksi. Tembaga : tembaga sulfat digunakan untuk membunuh alga pada kolam renang dan kolam ikan.
d.
Selenium : membunuh jamur dan sporanya, digunakan untuk infeksi jamur, juga untuk sampo anti ketombe.
e.
Seng: Seng klorida digunakan untuk produk mouthwash, Zink oksid juga untuk anti jamur pada cat
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 5. Senyawa Amonium Kuartener (Quats): Digunakan secara luas sebagai surface active agents (SAA, surfaktan). Merupakan suatu detergen kationik Efektif terhadap bakteri gram positif, kurang efektif terhadap bakteri ram ne atif Juga bisa membunuh jamur, amuba dan virus yang memiliki envelope Contohnya Zephiran, Cepacol, biasanya sebagai desinfektan semprot di lab. Ada beberapa spesies Pseudomonas yang resisten terhadap Quats merupakan permasalahan besar di rumah sakit. Keuntungan: memiliki aktivitas antibakteri yang kuat, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, stabil dan tidak toksik. Kerugian: membentuk busa, bahan organik mempengaruhi keefektifannya, bisa dinetralkan oleh sabun dan detergen anionik.
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 6. Aldehida: Merupakan salah satu anti mikroba yang paling efektif. Mekanisme aksi dengan menginaktifkan protein dengan membentuk ikatan silang kovalen dengan . A. Formaldehida:
Memiliki aktivitas disinfektan yang sangat baik Biasanya digunakan dalam bentuk formalin, larutan 37% formaldehida dalam air. Formalin digunakan untuk mengawetkan spesimen biologis dan menginaktifkan virus dan bakteri yang ada dalam vaksin. Mengiritasi membran mukosa, baunya menyengat Juga digunakan untyuk mengawetkan mayat.
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan B. Glutaraldehida: Kurang mengiritasi, tapi lebih efektif dibanding formaldehid. . larutan 2% glutaraldehida (Cidex) merupakan:
Bakterisidal, tuberkulosidal, dan virisidal dalam 10 menit. Sporisidal dalam 3 sampai 10 jam.
Umumnya digunakan untuk disinfektan peralatan rumah sakit. Juga digunakan untuk pengawetan mayat
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 7. Gas Sterilisator:
Merupakan senyawa yang mensterilkan bahan yang diletakkan dalam ruangan yang mirip dengan autoclave. Mekanisme aksi dengan mendenaturasi protein, dengan cara mengganti gugus fungsional yang ada pada protein dengan gugus alkil. Oksida: Bisa membunuh semua mikroba dan endospora, tetapi membutuhkan waktu paparan 4 sampai 18 jam. Toksik dan eksplosif dalam bentuk murninya. Highly penetrating, membunuh mikroba melalui alkilasi gugus amina pada asam nukleat Rumah sakit menggunakan etilen oksida untuk mensterilkan kasur dan peralatan yang besar ukurannya
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan 8. Peroksigen (Senyawa Pengoksidasi): Mekanisme aksi dengan mengoksidasi komponen seluler bakteri Merusak membran and protein. A. Ozone:
Digunakan bersama klorin untuk mendisinfektasi air Bisa menetralkan bau dan rasa yang tidak enak Lebih efektif untuk membunuh mikroba, tapi kurang stabil ing klorin Merupakan bentuk yang amat reaktif dari oksigen Dibuat dengan cara memaparkan oksigen pada listrik atau sinar UV.
B. Asam Perasetat : Merupakan cairan sporisidal yang paling efektif Merupakan Sterilant :
Membunuh bakteri dan jamur kurang dari 5 menit Membunuh endospora dan virus dalam 30 menit
Digunakan secara luas untuk disinfektan makanan dan peralatan medis karena tidak meninggalkan residu yang toksik.
Pengendalian Mikroba dengan Cara Kimia: Jenis-jenis Desinfektan C. Hidrogen Peroksida : Digunakan sebagai antiseptik Tidak cocok digunakan pada luka terbuka karena akan ce at di ecah oleh enzim katalase an ada pada sel manusia. Juga efektif sebagai desinfektan pada obyek mati. Berefek sebagai sporisidal pada suhu yang tinggi. Digunakan pada industri makanan dan mendisenfektasi lensa kontak.
D. Benzoil Peroksida: Digunakan untuk pengobatan jerawat
View more...
Comments