3 Pedoman Pembelajaran SMK 310317

March 22, 2018 | Author: Didik Subroto | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pedoman Pembelajaran SMK...

Description

PEDOMAN PEMBELAJARAN (PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN) PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasional Perubahan pada bidang teknologi terjadi sangat cepat di awal abad 21, dan ini terjadi selaras dengan tekanan globalisasi seperti perubahan tatanan ketanagakerjaan, dimana peluang kerja tidak lagi dibatasi oleh batas-batas suatu negara. Konsekwensi dari perubahan tersebut sangat berdampak terhadap kemampuan tenaga kerja

yang

tidak

dapat

mempertahankan

kompetensi

yang

dimilikinya, atau kompetensi kerja suatu jabatan tetap statis. Kompetensi

kerja

suatu

perubahan-perubahan

jabatan

yang

perlu

terjadi

menyesuaikan

baik

berkaitan

dengan

penerapan

teknologi, organisasi kerja maupun regulasi-regulasi pemberlakuan pasar bebas tenaga kerja seperti MEA pada tingkat ASEAN. Ini sejalan dengan pernyataan King, pada William Borgen, 2001 (Techical and Vocational Education and Trainning/TVET in the First Century) “dewasa ini kestabilan pekerjaan telah berubah, dimana digantikan oleh kontek fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan pengalihan keterampilan esensial”. Perkembangan pada dunia kerja tentu harus diikuti oleh lembaga pendidikan

yang

menyiapkan

tenaga

kerja

seperti

Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dimana pendekatan pengembangan sekolah kejuruan diantaranya adalah market driven. Penggunaan pendekatan tersebut memungkinkan terjadinya kesesuaian antara proses pembelajaran di sekolah dengan yang terjadi pada proses di dunia

kerja

atau

dunia

usaha, demikian juga

akan terjadi

keselarasan antara penguasaan kompetensi dari lulusan SMK dengan kebutuhan tenaga kerja. SMK memiliki tujuan menyiapkan lulusannya untuk meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan,

kepribadian,

ahklak

mulia,

serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Ini menunjukkan SMK sebagai institusi menyiapkan lulusannya secara komprehensif dan inklusif, membantu peserta didik menumbuhkembangkan capaian hasil pendidikannya

secara

bermakna

berdasarkan

potensi

yang

dimilikinya, sehingga bermanfaat bagi masyarakat dimana mereka hidup kelak setelah menyelesaikan pendidikan. Tugas SMK terutama mengantarkan lulusan untuk mencapai kemampuan seperti yang diutarakan di atas, yaitu menguasai kompetensi sesuai tuntutan keterampilan kerja abad 21, yakni keterampilan berfikir tingkat tinggi yang meliputi berfikir kreatif, berfikir kritis, memecahkan masalah. Adapun untuk membangun kemamuan yang lainnya yakni keterampilan literasi dan informasi teknologi, kompetensi

keterampilan keahlian

untuk yang

hidup

mandiri

dipelajarinya,

sesuai

serta

dengan

kemamuan

menyesuaikan diri dengan tuntutan organisasi kerja (antara lain komunikasi

dan

kolaborasi),

diperlukan

pengalaman

belajar

kontekstual dalam berbagai bentuk model pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang dipelajarinya. Atas dasar itulah pada uraian berikut, selanjutnya akan dibahas tentang model-model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan dan karakteristik pembelajaran pada pendidikan SMK. B. Landasan Yuridis

1. Undang-Undang

Nomor

20

Tahun

2003

tentang

Sistem

Pendidikan Nasional, mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran

mengembangkan

agar

potensi

peserta

dirinya

didik

untuk

secara

memiliki

aktif

kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut dalam undangundang tersebut dikemukakan: a. Pendidikan

adalah

usaha

sadar

dan

terencana

untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 Butir 1). b. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 Butir 20). c. Pasal 15 UU Sisdiknas menjelaskan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Selanjutnya pada Pasal 18 ayat

(2)

menengah

pendidikan umum

menengah

dan

terdiri

pendidikan

atas

menengah

pendidikan kejuruan.

Sedangkan pada penjelasan Pasal 15 ditegaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu.

d. Pendidik

merupakan

merencanakan

dan

tenaga

profesional

melaksanakan

yang

proses

bertugas

pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (UU Sisdiknas, Pasal 39 ayat 2). 2. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, salah satu isinya menegaskan Kementrian Perindustrian untuk mendorong industri memberikan dukungan dalam pengembangan teaching factory dan infrastruktur. 3. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar

dan

Menengah

menyatakan;

untuk

mewujudkan pengetahuan dan keterampilan perlu melakukan pembelajaran

yang

menerapkan

penyingkapan/penelitian

modus

belajar

berbasis

learning)

(discovery/inquiry

dan

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). 4. Sistem

Pendidikan

dikembangkan

Nasional

standar

mengatur

nasional

tentang

pendidikan

yang

perlunya meliputi

standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang standar pendidikan di seluruh wilayah hukum

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia.

Ketentuan

mengenai standar nasional pendidikan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan

sebagaimana Pemerintah

telah Nomor

diubah 13

terakhir

Tahun

dengan

2015

tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam Bab I Ketentuan Umum butir 6 dijelaskan bahwa standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. C. Tujuan Pedoman pembelajaran SMK (model-model pembelajaran) bertujuan memberikan informasi dan petunjuk kepada para pengguna yang memiliki kaitan dengan PMK, khususnya Pengawas, Kepala Sekolah dan Guru-guru SMK agar dapat: 1. Menggunakan

model-model

pembelajaran

yang

diutamakan

sesuai Standar Proses Permendikbud No........Tahun......... sesuai Kurikulum 2013 SMK Perbaikan dan karakteristik PMK dengan tidak menafikan model pembelajaran yang lain. 2. Menganalisis pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang diampuh. 3. Menyusun kegiatan pembelajaran berdasarkan sintaks model dan pendekatan saintifik (Kegiatan Inti pada RPP) menggunakan matrik perancah. D. Hasil yang Diharapkan 1. Adanya Kepala

kesepahaman Sekolah

dan

antara

Dinas

Guru-guru

Pendidikan,

Pengawas,

dalam penggunaan model

pembelajaran

pada

pelaksanaan

kurikulum

2013

SMK

Perbaikan. 2. Contoh penggunaan model pembelajaran dalam RPP dapat digunakan

guru

sebagai

dasar

pembelajaran yang lebih kreatif.

pengembangan

strategi

BAB II PEMBELAJARAN DI SMK A. Konsep Pembelajaran di SMK Pembelajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dan pendidik, dan antara peserta dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan belajar yang berlangsung secara edukatif, agar peserta didik dapat membangun sikap, pengetahuan dan keterampilannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selaras dengan itu pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian

kegiatan

mulai

dari

perencanaan,

pelaksanaan hingga penilaian untuk mencapai perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Ada beberapa konsep pembelajaran yang dapat digunakan sebagai sandaran dalam mengembangkan pembelajaran di SMK, antara lain sebagai berikut. 1. Secara konseptual pembelajaran pada pendidikan kejuruan (Techical

and

Vocational

Education

and

Trainning/TVET)

dirancang untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik agar memiliki wawasan kerja, keterampilan teknis bekerja, empoyability skills, dan melakukan transformasi diri terhadap perubahan tuntutan dunia kerja (Putu Sudira, 2016). 2. Konsep pertama yang diutarakan oleh Charles A. Prosser (1950: 217) yakni “pendidikan kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik dilatih) dengan cara mengimitasi/ mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya”.

3. Konsep kedua dari Charles A. Prosser (1950:218) “Pembelajaran pada pendidikan kejuruan dapat efektif jika pelatihan dilakukan dengan cara yang sama seperti di dunia kerja termasuk penggunaan peralatan dan mesin”. 4. Konsep ketiga dari Charles A.Prosser (1950:220) “Pembelajaran pada pendidikan kejuruan akan efektif sesuai proporsinya, jika pembelajaran dilatihkan secara langsung dan secara individu pada peserta didik dalam kebiasaan berfikir dan diperlukan habit memanipulasinya dalam kompetensi keahlian itu sendiri”. 5. Konsep pembelajaran abad 21 yakni model relasi sain dan rekayasa yang dikembangkan oleh Bernie Trilling dan Charles Fadel (2009, disadur dari Putu Sudira). Pembelajaran dengan pereplikaan seperti konsep di atas hampir mirip

Teaching

dengan

Trainning/Production

Factory

Based

atau

Education

Production

and

Trainning

Based yang

merupakan pembelajaran dari bentuk rekayasa dan teknologi sebagai

strategi

perancangan

problematika

kehidupan.

menekankan

metoda

dan

Adapun

penyelidikan

penemuan

pada dan

konsep

solusi

atas

sains

lebih

penemuan

untuk

menjelaskan gejala-gejala alam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gb. 1 Konsep Relasi sains dengan Rekayasa dan Teknologi

B. Prinsip Pembelajaran di SMK Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi PMK maka prinsip pembelajaran yang digunakan sebagai berikut. 1. Prinsip umum a. Pembelajaran sepanjang hayat; b. Menerapkan pendekatan ilmiah; c. Menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarsa sung tuladha), membangun kemauan (ing madya mangun karsa), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); d. Menerapkan

pembelajaran

secara

terpadu

dan

tuntas

(mastery learning); e. Memperhatikan keseimbangan antara hard skills dan soft skills; f. Menggunakan berbagai sumber belajar; g. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; h. Menerapkan metode pembelajaran yang mendorong peserta didik lebih aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan serta mempertimbangkan karakteristik peserta didik; dan

i. Menerapkan strategi pembelajaran berbasis kompetensi, dan model-model belajar inkuiri, discovery learning, pembelajaran berbasis

masalah,

pembelajaran

berbasis

produk

dan

pembelajaran berbasis proyek. 2. Prinsip khusus a. Menekankan pada keterampilan aplikatif; b. Berlangsung di rumah, sekolah/madrasah dan masyarakat/ Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI); c. Iklim belajar merupakan simulasi dari lingkungan kerja di DUDI; d. Berdasarkan pada pekerjaan nyata, otentik dan sarat nilai melalui teaching factory untuk mendapatkan pembiasaan berpikir dan bekerja dengan kualitas seperti di tempat kerja; e. Berdasarkan permintaan pasar kerja; f. Melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat pembelajaran dengan cara pembimbingan saat praktik kerja lapangan dan PSG, dan g. Menerapkan sistem penyelenggaraan pendidikan terbuka (Multi

Entry-Multi

Exit

System/MEMES)

dan

Rekognisi

Pembelajaran Lampau (RPL). C. Tujuan Pembelajaran Di SMK Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan kemampuan dari suatu keadaan yang ingin dicapai sebagai hasil perubahan dari yang peserta didik pelajari atau pernyataan sebagai hasil dari pendidikan dan pelatihan. Agar tujuan pembelajaran di SMK efektif, maka perumusannya dapat menggunakan beberapa pertanyaan dasar

yang berkaitan dengan pembelajaran yakni: “kemana kita akan pergi; bagaimana kita akan mencapainya; dan bagaimana kita mengetahui bahwa telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan” (Mager,1984:24). Secara umum tujuan pembelajaran pada SMK adalah sebagai berikut. 1. Memahami persyaratan kompetensi kerja; 2. Melakukan pekerjaan rutin; 3. Menguasai prosedur kerja sehari-hari; 4. Menerapkan standar keamanan kerja; 5. Meningkatkan produktifitas; 6. Mampu bekerja dalam tim kolaboratif; 7. Melek digital dan simbol-simbol dalam pekerjaan; 8. Memperhatikan kualitas, efisiensi; 9. Menerapkan etika, moralitas kerja; 10. Memahami perubahan nasional, dan 11. Memiliki jiwa kewirausahaan (Putu Sudira, 2016). D. Karakteristik Pembelajaran di SMK Pembelajaran di SMK memiliki kekhasan tersendiri karena memiliki tujuan yang utama menyiapkan peserta didik memasuki dunia kerja. Untuk itu guru SMK dalam merancang pembelajaran harus memperhatikan karakteristik sebagai berikut. 1. Pembelajaran

pada

pendidikan

kejuruan

diarahkan

untuk

mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja; 2. Pembelajaran

pada

pendidikan

kejuruan

didasarkan

atas

kebutuhan dunia kerja; 3. Fokus isi pembelajaran pada pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja;

4. Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada “mind-on, heart-on, hands-on” atau cara cara pikir, sikap dan keterampilan kerja di dunia usaha atau produksi; 5. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan harus melibatkan dunia kerja sebagai kunci keberhasilan pendidikan kejuruan; 6. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan harus responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi; 7. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada “learning by doing”, dan 8. Pembelajaran pada pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas praktik sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri. Karakteristik di atas yang di adopsi dari Crunkilton (1984) sejalan dengan

pernyataan

karakteristik

Charles

pembelajaran

A.

Prosser

pada

(1950:215),

pendidikan

kejuruan

bahwa secara

proporsi hanya menyiapkan peserta didik secara nyata untuk melakukan pekerjaan dengan menetapkan (establish) habit berfikir yang benar dan bekerja dengan tepat, melalui pembelajaran atau pelatihan yang berulang-ulang pada lingkup kompetensi keahlian yang dipelajarinya. E. Model-model Pembelajaran Berpendekatan Saintifik 1. Konsep Saintifik Pendekatan

saintifik

dalam

pembelajaran

adalah

proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum atau prinsip, masalah,

melalui

tahapan-tahapan

mengajukan

atau

mengamati, merumuskan

merumuskan hipotesis,

mengumpulkan data, menganalisis data, menarik simpulan, dan mengomunikasikan. 2. Makna Langkah-langkah Saintifik Proses pembelajaran yang mengacu pada pendekatan langkah berpikir saintifik, mengandung 5 (lima) langkah yang tidak selalu harus berurut dan seluruhnya ada dalam satu kali pertemuan pembelajran, yaitu sebagai berikut. a. Mengamati, yaitu kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan

ataupun

tanpa

alat

bantu.

Alternatif

kegiatan

mengamati antara lain observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah. b. Menanya, yaitu kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang

apa

yang

belum

diketahuinya.

Siswa

dapat

mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga

siswa

dapat

mandiri

dan

menjadi

kebiasaan.

Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif

dan gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan menanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis. c. Mengumpulkan data, yaitu kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan. Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku, mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara, menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data adalah siswa dapat menguji hipotesis. d. Mengasosiasi, yaitu kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk

serangkaian

aktivitas

fisik

dan

pikiran

dengan

bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang

lebih

informatif,

serta

menentukan

sumber

data

sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema

kognitif,

pengetahuannya.

meluaskan Hasil

pengalaman, belajar

dan

dari

wawasan kegiatan

menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis. e. Mengomunikasikan, yaitu kegiatan siswa mendeskripsikan dan

menyampaikan

hasil

temuannya

dari

kegiatan

mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatan mengomunikasikan adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan

pross

dan hasil pembuktian hipotesis. 3. Model-Model Pembelajaran Guna

memperkuat

pendekatan

saintifik

daan

pendekatan

rekayasa-teknologi serta mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya nyata, baik individual maupun kelompok, maka diterapkan strategi pembelajaran menggunakan modelmodel

pembelajaran

penyingkapan

(inquiry

learning),

pembelajaran penemuan (discovery learning) dan pendekatan pembelajaran berbasis hasil karya yang meliputi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pelatihan berbasis produk (production based training), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) serta teaching factory. a. Konsep model-model pembelajaran 1) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan pembelajaran

sebagai yang

pedoman disusun

dalam

secara

melakukan

sistematis

untuk

mencapai tujuan

belajar yang menyangkut

sintaksis,

sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice & Wells). Sedangkan menurut Arends dalam Trianto, “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”. 2) Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu: a) Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori

berfikir

yang

masuk

akal.

Maksudnya

para

pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan

teorinya

dengan

kenyataan

sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya. b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana

siswa

belajar

dengan

baik

serta

cara

memecahkan suatu masalah pembelajaran. c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang diperlukan

sehingga

mengajar

selama

pelaksanaannya.

apa ini

yang dapat

menjadi berhasil

cita-cita dalam

d) Lingkungan

belajar

yang

diperlukan

agar

tujuan

pembelajaran itu dapat tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran. (Trianto, 2010).

BAB III PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Jenis dan Sintaksis Model Pembelajaran 1. Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning)) Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa hukum, konsep dan prinsip, melalui observasi, klasifikasi, pengukuran,

prediksi,

penentuan

keputusan/kesimpulan).

Proses

dan

tersebut

inferi

(pengambilan

disebut

cognitive

process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219). Sebagai Contoh penerapan model

ini

melalui

strategi

deduktif

dimana

peserta

didik

diberikan tugas untuk menentukan rumus luas lingkaran melalui permainan kertas berbentuk lingkaran yang dibagi dalam n sektor yang sama besar, kemudian menyusunnya sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti persegi panjang dan rumus keliling sudah diketahui sebelumnya. Dari permainan kertas tersebut peserta didik dapat menemukan bahwa luas lingkaran adalah..............; a. Tujuan pembelajaran model Discovery Learning 1) Meningkatkan kesempatan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran;

2) Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak; 3) Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang

tidak

rancu

dan

memperoleh

informasi

yang

bermanfaat dalam menemukan; 4) Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain; 5) Meningkatkan keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna; 6) Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar yang baru. b. Sintak model Discovery Learning 1) Pemberian rangsangan (Stimulation) Langkah ini dilakukan dapat berupa cerita atau gambar dari suatu kejadian sehingga memberikan arahan pada persiapan

menemukan

suatu

konsep/prinsip

atau

formulasi. 2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement) Tahap ini peserta didik diajak untuk mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah dari kejadian dan selanjutnya

dikembangkan

jawaban

sementara

hipotesis terhadap konsep/prinsip atau formulasi. 3) Pengumpulan data (Data Collection)

atau

Dapat berupa observasi terhadap objek atau uji coba dalam kaitan hipotesis 4) Pembuktian (Verification) Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan verifikasi data terhadap hipotesis. 5) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization) Melakukan generalisasi konsep/prinsip atau formulasi yang sudah dibuktikan. 2. Model Inquiry Learning Terbimbing dan Sains Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice &Wells, 2003). Model pembelajaran Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran

yang

melibatkan

secara

maksimal

seluruh

kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara

sistematis kritis dan logis

merumuskan

sendiri

temuannya

dipertanyakan.

Sedangkan

Inkuiri

sehingga dari Sains

mereka

dapat

sesuatu

yang

esensinya

adalah

melibatkan siswa pada kasus yang nyata di dalam penyelidikan dengan cara mengkonfontasi dengan area yang diselidiki, dengan cara membantu mereka mengidentifikasi konsep atau metodologi pada

area

investigasi

serta

mendorong

dalam

cara-cara

mengatasi masalah. a. Tujuan model pembelajaran Inquiry Untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari proses mental.

b. Sintak/tahap model inkuiri terbimbing 1) Orientasi masalah Memberikan suatu permasalahan pada peserta didik yang harus dipecahkan seperti: contoh bola lampu putus. 2) Pengumpulan data dan verifikasi Pada tahapan ini peserta didik mengumpulkan data berkaitan

dengan

bahan/bagian/kondisi

yang

berhubungan dengan permasalahan. 3) Pengumpulan data melalui eksperimen Peserta

didik

melakukan

pengumpulan

data

dengan

memeriksa fungsi bahan/bagian dan kondisi. 4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi Pada tahap ini peserta didik melakukan perumusan atau formulasi berdasarkan hasil eksperimen berkaitan dengan permasalah. 5) Analisis proses inkuiri Pada tahap ini peserta didik melakukan generalisasi berkaitan dengan permasalahan. c. Sintak/tahap model inkuiri Sains (Biology) 1) Siswa disajikan suatu bidang penelitian Pada tahap ini peserta didik disajikan bidang penelitian seperti contoh: “pencemaran sungai”, termasuk metodologi yang digunakan pada penelitian tersebut. 2) Menstrukturkan (Menyusun) problem/masalah

Peserta didik diajak untuk mengembangkan masalah dan mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam penelitian tersebut. Pada tahap ini, bisa saja siswa akan mengalami beberapa kesulitan yang harus mereka atasi, seperti interpretasi data, generalisasi data, kontrol ujicoba, atau pembuatan kesimpulan. 3) Mengidentifikasi masalah dalam penelitian Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang masalah tersebut; sehingga mereka dapat mengidentifikasi kesulitan dalam proses penelitian. 4) Menyelesaikan kesulitan/masalah Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang cara untuk mengatasi kesulitan/masalah, dengan merancang kembali ujicoba, mengolah data dengan cara yang berbeda, mengeneralisasikan data dan mengembangkan konstruk. 3. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruksivistik

yang

menggunakan

berbagai

kemampuan

berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata (autentik) untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000). Problem Based Learning untuk pemecahan masalah yang komplek,

problem-problem

nyata

dilakukan

menggunakan

pendekataan studi kasus, penelitian dan penetapan solusi untuk pemecahan masalah (Bernie Trilling & Charles Fadel, 2009: 111). Untuk itu pembelajaran model ini belajarnya diawali dengan

permasalahan dan diupayakan sebagai permasalahan yang nyata atau real sebagai penggerak proses pembelajaran. a. Tujuan pembelajaran PBL Untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsepkonsep konsep

pada

permasalahan

High

Order

pengembangan pemecahan

Thinking

kemampuan

masalah

baru/nyata,

dan

Skills

berfikir secara

pengintegrasian (HOTS)

kritis,

aktif

yakni

kemampuan

mengembangkan

keinginan dalam belajar dengan mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan belajar (Norman and Schmidt, 1992). Pengembangan kemandirian belajar dapat terbentuk ketika peserta didik berkolaborasi untuk mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber-sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Brasford and Stein dalam David H. Jonanssen (2011:3) menguraikan

“belajar

seperangkat

proses

pemecahan

masalah

pengidentifikasian

potensi

adalah masalah,

penentuan masalah, mengembangkan strategi pemecahan yang tepat, melaksanakan pemecahan dan memeriksa ulang serta mengevaluasi pengaruh dari pelaksanaan pemecahan”. Pembelajaran

pendekatan

pemecahan

masalah

akan

memberikan pengalaman belajar pada peserta didik yang lebih mendalam terhadap kompetensi yang dipelajarinya dibanding

dengan

pembelajaran

yang

menggunakan

pendekatan tradisional. Kemampuan memecahkan masalah merupakan

kecerdasan

digunakannya

beralasan

kemampuan

berpikir

yang

menuntut

tingkat

tinggi

dan oleh

peserta didik. Untuk itu peserta didik ditempatkan dalam situasi permasalahan, yang selanjutnya peserta didik akan menggunakan memorinya untuk mengingat kembali aturanaturan atau konsep yang sesuai dan menerapkannya dalam usaha menemukan solusi pemecahan permasalahan. b. Prinsip-prinsip pembelajaran PBL Terdapat

sejumpah

prinsip-prinsip

penting

yang

harus

diperhatikan oleh pengajar dalam penggunaan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah baik digunakan melalui pengajaran di kelas maupun pengajaran dengan setting berbasis komputer. Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut. 1) Pemecahan masalah yang berkaitan dengan keterampilan kerja

atau

pekerjaan

pada

dunia

nyata

(real

job),

penekanan pengajarannya harus dilakukan secara tepat dalam

hal

pengidentifikasian

pengetahuan

deklarative

(konsep/ prinsip) dan pengetahuan prosedural. 2) Dalam langkah pendahuluan berkaitan dengan kontek pemecahan masalah, pengajaran bisa dilakukan dengan cara penyajian pengetahuan prosedural atau pengetahuan deklarative lebih awal, atau juga dapat dilakukan dengan cara

pengintegrasian

kedua

pengetahuan

tersebut

(pengetahuan deklarative dan prosedural). 3) Ketika

mengajar

dilakukan

pada

pengetahuan model

deklaratif

mental

yang

,

penekanan

sesuai

dengan

pemecahan masalah yang akan dihadapi melalui cara penjelasan struktur pengetahuan dan menanyakan kepada

peserta didik untuk memprediksi apa yang akan terjadi atau penjelasan mengapa sesuatu itu terjadi. 4) Menekankan pada pengajaran pemecahan masalah bentuk struktur moderat dan struktur tidak beraturan sejauh pembahasannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. 5) Mengajarkan keterampilan pemecahan masalah sesuai dengan

kontek

yang

akan

digunakan

peserta

didik.

Menggunakan masalah-masalah yang otentik, juga dalam praktek dan penilaiannya baik dalam skenario belajar berbentuk simulasi atau proyek. 6) Gunakan strategi mengajar deduktif untuk pengetahuan deklarative dan bentuk pemecahan masalah terstruktur/ sistimatis 7) Gunakan strategi mengajar induktif untuk meningkatkan model

berpikir

pemecahan

sintesis

masalah

dan

moderat

bentuk serta

pembelajaran struktur

tidak

beraturan (ill structured) . 8) Menggunakan latihan permasalahan, langkah ini akan membantu peserta didik memahami tujuan dan membantu mereka menguraikan kedalam tujuan-tujuan antara. 9) Gunakan kesalahan-kesalahan yang dibuat peserta didik dalam pemecahan masalah sebagai bukti konsepsi yang tidak

tepat

dan

menebak-nebak.

Jika

dimungkinkan

tentukan konsepsi yang salah dan konsepsi yang tepat. 10)

Ajukan

pertanyaan

dan

berikan

saran

tentang

strategi untuk meningkatkan peserta didik melakukan refleksi pada strategi pemecahan masalah yang sedang

mereka gunakan. Langkah ini dapat dilakukan sebelum atau

sesudah

peserta

didik

melakukan

tindakan

pemecahan masalah. 11)

Memberikan

latihan

dengan

strategi

pemecahan

masalah yang hampir sama dalam berbagai kontek untuk meningkatkan pegeneralisasian. 12)

Ajukan

pertanyaan

yang

dapat

meningkatkan

peserta didik dalam menyerap keterampilan megeneralisasi dalam berbagai permasalahan dengan materi yang berbeda. 13)

Gunakan berbagai jenis kontek, masalah dan gaya

mengajar

yang

akan

meningkatkan

keingin

tahuan,

motivasi, percaya diri, ketekunan dan pengetahuan tentang diri serta mereduksi kehawatiran peserta didik. 14)

Rencanakan

serangkaian

pembelajaran

yang

menumbuhkan hingga kesempurnaan dari tingkat pemula hingga pemahaman tingkat akhli/kompeten dari struktur pengetahuan yang digunakan. 15)

Jika mengajar bentuk pemecahan masalah dengan

struktur tersusun baik (well structure problem), yakinkan peserta didik dapat mengikuti pembelajaran pemecahan masalah dengan baik. Jika prosedur belajar tersebut dilakukan terus menerus oleh peserta didik pada bentuk pembelajaran pemecahan yang hampir sama, maka akan terbentuk kemampuan yang otomatis. 16)

Jika

mengajar

dengan

pendekatan

pemecahan

masalah bentuk struktur moderat, dorong peserta didik menggunakan

pengetahuan

deklaratifnya

untuk

mengembangkan strategi yang sesuai dengan kontek dan permasalahannya. Mengikuti berbagai banyak strategi yang tepat

untuk

mencapai

solusi

dan

mereka

dapat

membandingkannya hingga mana yang paling efektif dan efisien. 17)

Jika

masalah

mengajar bentuk

dengan

struktur

pendekatan

yang

tidak

pemecahan

beraturan

(Ill

structure problem), dorong peserta didik menggunakan pengetahuan

deklaratifnya

untuk

menetapkan

tujuan

dengan solusi yang dapat diterima dan dikembangkan. Ikuti strategi pemecahan dan solusi yang tepat kemudian bandingkan oleh peserta didik hingga mana yang paling efektif dan efisien dari berbagai strategi dan solusi tersebut. c. Sintak model Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley, 2003:3) terdiri atas: 1) Mengidentifikasi masalah Pada tahapan ini dilakukan pengidentifikasian masalah melalui curah pendapat dari kasus yang diberikan. 2) Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan Pada tahap ini peserta didik diajak mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah, dan pengetahuanpengetahuan yang harus diketahui (pengetahuan deklaratif berupa konsep dan prinsip) berkenaan dengan masalah. 3) Mengembangkan

solusi

melalui

pengidentifikasian

alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang

Pada

tahap

ini

mengembangkan

peserta

didik

pemecahan

diajak

masalah

berfikir melalui

untuk berfikir

prosedur untuk melakukan penelaahan letak penyebab masalah

melalui

pengumpulan

imformasi

dari

setiap

langkah melalui pemeriksaan hingga ditemukan penyebab utama masalah. 4) Melakukan tindakan strategis Peserta didik diajak mengembangkan tindakan strategis yang

didasarkan

atas

temuan

untuk

memecahkan

masalah. 5) Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan Peserta didik diajak memeriksa pengaruh hasil tindakan terhadap permasalahan yang terjadi di dalam sistem, dengan menggunakan rujukan seperti contoh service manual hingga sistem bekerja secara normal sesuai tuntutan rujukan. d. Sintak model Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen, 2011:93) terdiri atas: 1) Merumuskan uraian masalah Pada tahap ini, peserta didik dihadapkan pada kasus, mengidentifikasi masalah dan merumuskan kemungkinan penyebab masalah. 2) Mengembangkan kemungkinan penyebab

Pengembangan

kemungkinan

penyebab

dilakukan

berdasarkan observasi dan pemeriksaan terhadap fungsi yang di dasarkan konsep atau prinsip. 3) Mengetes penyebab atau proses diagnosis Menganalisis menentukan

data-data penyebab

hasil utama

pemeriksaan menggunakan

dan berfikir

prosedur serta melakukan perlakuan/perbaikan. 4) Mengevaluasi Memeriksa

hasil

perlakuan/perbaikan

dan

membandingkannya dengan acuan rujukan atau service manual untuk menentukan kasus/permasalahan telah dapat diatasi. 4. Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Model pembelajaran PjBL merupakan pembelajaran dengan menggunakan proyek nyata dalam kehidupan yang didasarkan pada motivasi tinggi, pertanyaan menantang, tugas-tugas atau permasalahan untuk membentuk penguasaan kompetensi yang dilakukan secara kerja sama dalam upaya memecahkan masalah (Barel, 2000 and Baron, 2011). a. Kriteria Penerapan PjBL Model pembelajaran ini akan efektif apabila memenuhi tiga kriteria yakni: 1) Kompetensi Dasar yang akan diajarkan dari kurikulum kompetensi keahlian di konstruk dalam permasalahan kontektual yang menekankan pada keterampilan kognitif

(higher order thingking skill) dan pengetahuan pada bentuk metakognitif. 2) pembelajaran dikembangkan berpusat pada peserta didik (Student Centre Learning) dalam bentuk grup-grup kecil yang aktif dimana guru berfungsi sebagai fasilitator. 3) Hasil pembelajaran difokuskan pada pengembangan keterampilan, motivasi dan penumbuhan belajar sepanjang hayat (life long learning). b. Tujuan Project Based Learning Meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21 (Cole & Wasburn Moses, 2010). c. Sintak model pembelajaran Project Based Learning 1) Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question) Pada tahap ini peserta didik secara kelompok/individu dihadapkan pada bagaimana cara mengatasi permasalahan dan menentukan projek yang paling tepat cara mengatasi masalah. 2) Mendesain perencanaan proyek Peserta didik merancang projek yang telah di tentukan baik desain/perencanaan,

gambar,

bahan

maupun

teknis

jadwal

(waktu

pengerjaannya. 3) Menyusun jadwal (Create a Schedule) Tahap

ini

peserta

didik

menyusun

pelaksanaan), distribusi kerja dan presentasi.

4) Memonitor kemajuan proyek (Monitor the Progress of the Project) Tahap

ini

rancangan

peserta dan

didik

distribusi

mengerjakan

projek

kerja

menyampaikan

serta

sesuai

progres/kemajuan pengerjaan projek. 5) Menguji hasil (Assess the Outcome) Peserta

didik

memeriksa

hasil

projek

dengan

membandingkan dengan rancangan dan pendidik menilai kemajuan peserta didik. 6) Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience) Melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. 5. Model pembelajaran Production Based Training/Production Based Education and Training Model ini merupakan proses pendidikan dan pelatihan yang menyatu pada proses produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan,

pelaksanaan

dan

evaluasi

produk/kendali

mutu

produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi. a. Tujuan Menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerja sama (berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja. b. Sintaks model pembelajaran Production Based Trainning 1) Merencanakan produk

Membuat perencanaan produk dapat berupa benda hasil produksi/layanan

jasa/perencanaan

pertunjukan

yang

dapat dilakukan dari mulai menggambar detail/membuat pamflet

(berisi

tgl

waktu

pertunjukan,isi

cerita),

perhitungan kebutuhan bahan/kostum, peralatan, dan teknik pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja. 2) Melaksanakan proses produksi Pada sintak ini peserta didik diajak melakukan tahapan produksi

berdasarkan

rencana

produk benda/layanan

jasa/perencanaan pertunjukan, alur kerja/koordinasi kerja serta memonitor proses produksi. 3) Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu) Pada langkah ini peserta didik diajak untuk memeriksa hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan pada perencanaan teknis. 4) Mengembangkan rencana pemasaran Peserta didik diajak mempersiapkan rancangan pemasaran baik dalam jejaring (daring) maupunluar jejaring (luring) berbentuk brosur/pamflet dan mempresentasikannya. (Diadaptasi dari Ganefri; 2013, G.Y. Jenkins, 2005). 6. Model pembelajaran Teaching Factory a. Konsep Teaching Factory pada SMK Pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching

Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah dan

stakeholders dalam

pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya. Pelaksanaan

Teaching

Factory

sesuai

Panduan

TEFA

Direktorat PMK terbagi atas 4 model, dan dapat digunakan sebagai alat pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah sebagai berikut: 1) Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktik kerja lapangan adalah pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai experience based training atau enterprise based training. 2) Model kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan pendekatan

berbasis

kompetensi

pembelajaran

pengembangan

dan

yang

peningkatan

merupakan

sebuah

menekankan keterampilan

pada dan

pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

Pada

model

ini,

penilaian

peserta

didik

dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta didik telah

mencapai

keterampilan

dan

pengetahuan

yang

dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh. 3) Model ketiga, Production Based Education and Training (PBET) merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan keterampilannya dengan

memberikan pengetahuan pembuatan produk nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat). 4) Model

keempat,

Teaching

Factory

adalah

konsep

pembelajaran berbasis industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar. b. Tujuan pembelajaran Teaching Factory 1) Mempersiapkan

lulusan

SMK

menjadi

pekerja

dan

wirausaha; 2) Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya; 3) Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing; 4) Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja; 5) Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK; 6) Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual; 7) Memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya

sehingga

dapat

membuat

keputusan

tentang karier yang akan dipilih. Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory (Sema E. Alptekin, Reza Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah sebagai berikut. 1) Menyiapkan

lulusan

yang

lebih

profesional

melalui

pemberian konsep manufaktur moderen sehingga secara efektif dapat berkompetitif di industri;

2) Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus pada konsep manufaktur moderen; 3) Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari usaha yang terpadu; 4) Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama pada aktivitas peserta didik dan guru saat pembelajaran. c. Sintaksis Teaching Factory Atas dasar uraian di atas, sintaksis pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT atau dapat juga menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly - San Luis Obispo USA ( Sema E. Alptekin : 2001) dengan langkahlangkah yang disesuaikan dengan kompetensi keahlian : 1) Merancang produk Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk baru/ cipta resep atau produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang dengan

pertunjukan

menggambar/membuat

kontemporer

scrip/merancang

pada

komputer atau manual dengan data spesifikasinya. 2) Membuat prototype Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type sesuai data spesifikasi. 3) Memvalidasi dan memverifikasi prototype Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi terhadap dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi baru/tester yang

dibuat

untuk

mendapatkan

diproduksi/dipentaskan.

persetujuan

layak

4) Membuat produk masal Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/ pertunjukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Dadang Hidayat (2011) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut. 1) Menerima order Pada langkah belajar ini peserta didik berperan sebagai penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi order berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang diinginkan. Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat keinginan/keluhan pemberi order seperti contoh: pada gerai perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel. 2) Menganalisis order Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melakukan analisis terhadap pesanan pemberi order baik berkaitan dengan benda produk/layanan jasa sehubungan dengan gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan dan harga di bawah supervisi guru yang berperan sebagai supervisor. 3) Menyatakan Kesiapan mengerjakan order Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melakukan pekerjaan berdasarkan hasil analisis dan kompetensi yang dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab. 4) Mengerjakan order

Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang sudah dihasilkan dari proses analisis order. Siswa sebagai pekerja harus menaati prosedur kerja yang sudah ditentukan. Dia harus menaati keselamatan kerja dan langkah

kerja

dengan

sungguh-sunguh

untuk

menghasilkan benda kerja yang sesuai spesifikasi yang ditentukan pemesan 5) Mengevaluasi produk Melakukan penilaian terhadap benda kerja/layanan jasa dengan cara membandingkan parameter benda kerja/ layanan jasa yang dihasilkan dengan data parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada service manual. 6) Menyerahkan order Peserta didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan jasa setelah yakin semua persyratan spesifikasi order telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan pelanggan. B. Analisis Pemilihan Model Pembelajaran Pemilihan suatu model pembelajaran sangat ditentukan oleh isi rumusan Kompetensi Dasar dan atau materi pembelajaran. Model pembelajaran

tertentu

hanya

tepat

digunakan

untuk

materi

pembelajaran tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan

dapat

berhasil

maksimal

jika

menggunakan

model

pembelajaran tertentu pula. Rumusan KD yang mengarah pada pembentukan penguasaan konsep dan prinsip tentu sangat tepat menggunakan model pembelajaran Inquiry atau model pembelajaran

Discovery Learning, karena kedua model pembelajaran tersebut membentuk kemampuan eksplanasi terhadap konsep phenomena alam dan sosial yang terjadi. Seorang pengajar pada saat akan memilih model pembelajaran perlu melakukan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Menganalisis rumusan pernyataan setiap KD; 2. Memahami tujuan dari setiap model pembelajaran; 3. Menentukan

apakah

rumusan

KD

cenderung

pada

pembentukan konsep/prinsip atau pada pembentukan hasil karya; 4. Kompetensi Dasar (KD dari KI-3 dan KD dari KI-4) pada kelompok mata pelajaran Dasar Kejuruan (C1) dan kelompok mata pelajaran Dasar Keahlian (C2) yang cenderung pada penguasaan konsep/ prinsip yang membentuk kemampuan eksplanasi sangat tepat menggunakan model pembelajaran Inquiry/Discovery Learning sebagai fondasi untuk mempelajari mata pelajaran kelompok Kompetensi Keahlian (C3). 5. Kompetensi Dasar (KD dari KI-3 dan KD dari KI-4) pada kelompok

mata

pelajaran

Kompetensi

Keahlian

(C3)

yang

cenderung membentuk kemampuan solusi-solusi teknologi dan rekayasa atau hasil karya, dapat menggunakan model belajar Problem Based Learning, Production Based Trainning, Project Based Learning dan Teaching Factory. Berdasarkan

rambu-rambu

pemilihan

model

di

atas

dapat

digunakan tabel pemilihan model belajar sebagaimana contoh di bawah ini.

Tabel 1 PENENTUAN MODEL PEMBELAJARAN Mata Pelajaran: Simulasi dan Komunikasi Digital Kelas: XI No.

Kompetensi Dasar

1.

KD 3.2 Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan komunikasi daring (Online).

Model Pembelajaran Model Pembelajaran Discovery Learning

Kegiatan

a. KD 3.2 Menitikberatkan pada pembentukan pengetahuan konseptual dan prosedural. b. KD 4.2 Pernyataan pada taksonomi keterampilan kongkret pada gradasi membiasakan gerakan atau manipulasi.

KD 4.2 Melakukan pengelolaan informasi digital melalui komunikasi daring (Online).

C. Penyusunan perancah)

Keterangan

Pembelajaran

(menggunakan

matrik

Penyusunan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sangat dipengaruhi oleh bentuk kemampuan yang ingin dibentuk dari setiap langkah mengamati, menanya, mencoba, menganalisis dan

mengkomunikasikan.

Langkah-langkah

tersebut

harus

diselaraskan dengan langkah-langkah belajar (sintaksis) dari setiap model belajar sehingga antara pembentukan kemampuan saintifik dengan

langkah-langkah

belajar

terjadi

keselarasan

dan

keterpaduan dalam bentuk pengalaman belajar atau aktivitas belajar yang berpusat pada peserta didik. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kegiatan pembelajaran diusahakan

kegiatan pengalaman balajar yang dilakukan peserta didik harus mencapai indikator pembelajaran. Untuk memudahkan pemaduan pendekatan saintifik dengan model belajar serta Kompetensi Dasar dalam hal ini indikator yang akan dicapai sebagai tahapan-tahapan hasil belajar dapat digunakan matrik perancah seperti format berikut ini.

Tabel 2 MATRIKS PERANCAH PEMADUAN SINTAK MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN PROSES BERPIKIR ILMIAH (SAINTIFIK) PADA MAPEL SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL 1. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, operasional lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang dan lingkup kajian simulasi dan Komunikasi Digital pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. 2. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan lingkup kajian simulasi dan Komunikasi Digital. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.

Menunjukkan keterampilan memper-sepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadika ngerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.

Kompetensi Dasar 3.2.Menerapka n pengetahu an pengelolaa n informasi  digital melalui pemanfaat an komunikas i daring (online).

Sintaksis model IPK Discovery Learning MenerangkaSetelah 1. Pemberia n n berdiskusi stimulus komunikasi dan terhadap daring menggali siswa. asinkron. informasi, peserta Menerangka didik akan dapat : n komunikasia. Menyebut kan daring bentuk sinkron. komunika si daring  asinkron b. Menjelask an prinsip komunika si daring asinkron c. menjelask Tujuan

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati Guru meminta siswa untuk melihat berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring/onlin e) melalui bahan tayangan. Guru menugaskan siswa membaca buku untuk meng identifikasi berbagai jenis

Menanya

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Sintaksis model Discovery an 2 jenis Learning pengelolaa n informasi digital  melalui komunika si daring online dengan  santun

Tujuan

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat: a. menjelask an proses terjadinya komunika si daring sinkron b. menentuk an





Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati komunikasi dalam jaringan (daring) Siswa melihat bahan tayang yang disajikan oleh Guru. Siswa membaca buku berkaitan dengan berbagai jenis komukasi jaringan(darin g) Siswa berdiskusi tentang berbagai jenis komunikasi dalam jaringan (daring). Siswa

Menanya

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Sintaksis model Discovery kebutuha Learning n pokok fasilitas yang diperluka n untuk pengelola an informasi digital  daring online secara mandiri.

Tujuan

Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan cara melakukan komunikasi daring

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati mengidentifi kasi ciri-ciri komunikasi jaringan (daring) asinkron dan sinkron dari hasil diskusi dan buku. Siswa menentukan komunikasi jaringan (daring) asinkron dan sinkron.

Menanya

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK





Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

online dengan percaya diri. Menerangk 2. Identifika si an masalah kewargaan digital. Menentuka n prosedur komunikasi daring asinkron dan komunikasi daring sinkron

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya





Guru menugaskan siswa untuk menentukank asi masalah utama apa dalam membuat komunikasi daring sinkron dan asinkron serta syarat-syarat seseorang dikatakan warga digital. Siswa mengidentifik asi masalah – masalah melalui contoh yang didemonstrasi ka n oleh guru

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya







mengenai email, (komunikasi asinkron) dan chatting (komunikasi sinkron). Siswa membaca buku untuk mendapatkan informasi tentang syarat- syarat dikatakan temasuk warga digital seseorang Siswa mendiskusika n syaratsyarat seseorang dikatakan termasuk warga digital. Berdasarkan hasil

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya



membaca buku dan diskusi siswa merumuskan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menjadi warga digital meliputi kebaikan, keurukan, dan undangundang ITE. Guru meminta siswa untuk menentukan prosedur komunikasi daring asinkron dan sisnkron sesuai aturan melalui buku siswa dan

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya 





hasil diskusi Siswa menggali informasi prosedur tentang informasi komunikasi daring asingkron dan sinkron Siswa mendiskusika n untuk menentukan prosedur daring asingkron dan sinkron Siswa menyampaika n pada kelompok lain dan menanggapiny a berkaitan prosedur komunikasi

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

4.2

IPK

 Melakuka n pengelola an informasi digital melalui komunika si daring (online).



Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Mengikuti Disediakan 3. Pengump ulan data komunikasi peralatan daring komunikasi asinkron dan jaringan dan internet, sinkron peserta berdasarka didik akan n contoh. dapat melakukan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan contoh Mendemon dengan percaya diri strasikan komunikasi Disediakan daring peralatan asinkron komunikasi dan dan jaringan

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Mengumpulkan Informasi

Menanya daring asinkron dan sinkron





Guru meminta siswa untuk mencoba melakukan komunikas daring asinkron dan sinkron sesuai dengan aturan– aturan dalam berkomunika si daring sebagai pembuktian rumusan masalah/hipo tesis Siswa mencoba

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

sinkron internet, berdasarka peserta n tugas. didik akan dapat mendemonst rasikan komunikasi daring asinkron dan sinkron berdasarkan tugas sesuai prosedur dengan percaya diri

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya

Mengumpulkan Informasi membuat akun pada Gmail dan Yahoo sesuai dengan aturan seperti contoh sebagai pembuktian rumusan masalah/hipo tesis  Siswa mencoba mengirimkan e-mail kepada guru atau temannya menggunakan akun e-mail (G-mail dan Yahoo) sesuai dengan aturan seperti contoh Guru sebagai pembuktian rumusan

Menalar

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

4. Pembukti an

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya

Mengumpulkan Informasi masalah/hipo tesis  Siswa mencoba melakukan chatting sesuai dengan aturan sesuai contoh guru sebagai pembuktian rumusan masalah/hipo tesis



Menalar

Guru menugaskan siswa untuk menilai hasil komunikasi dengan daring asinkron (email) dan sinkron (chatting) kepada

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya

Mengumpulkan Informasi





Menalar siswa dikomputer menggunaka n format penilaian. Siswa menilai hasil komunikasi daring asinkron(email) menggunaka n format penilaian etika berkomunik asi daring. Siswa menilai hasil komunikasi daring sinkron(chat ting) menggunaka n format penilaian etika berkomunik

Mengomunikasikan

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya

Mengumpulkan Informasi 





5.

6. Menarik kesimpul an/ generalis asi

Menalar asi daring. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengirim email dan chatting kepada guru berdasarkan perintah. Siswa mengirim tugas via email. Siswa berkomunik asi tentang pelajaran via chatting. 

Mengomunikasikan

Guru menugaskan siswa untuk menyajikan cara-cara serta kesimpulan berkomunik

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya

Mengumpulkan Informasi

Menalar









Mengomunikasikan asi daring asinkron dan sinkron. Siswa membuat bahan presentasi tentang berkomunik asi daring asinkron dan sinkron dalam bentuk PPT. Siswa menyajikan tentang berkomunik asi daring asinkron dan sinkron. Siswa lain memberikan tanggapan terhadap presentasi. Siswa menerima

Kompetensi Dasar

IPK

Tujuan

Sintaksis model Discovery Learning

Proses Berfikir Ilmiah (Saintifik) Mengamati

Menanya

Mengumpulkan Informasi

Menalar

Mengomunikasikan tanggapan dari siswa lain dan guru.  Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat simpulan berkomunik asi daring asinkron dan sinkron .

Tabel 3 MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MAPEL KIMIA Kelas XI

1. KI 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

Kompetensi Dasar 3.2.

IPK

Tujuan

 Menjabarkan  Melalui

Memaha mi proses pembent ukan dan teknik pemisaha n fraksifraksi minyak bumi serta kegunaan nya.

proses pembentuka n minyak bumi dan gas alam..

Pendekatan Saintifik

Sintaksis model Inquiry Learning

1. Orientasi

penggalian informasi, dan diskusi kelompok siswa mampu menjabarka n proses pembentuk an minyak bumi dan gas alam sesuai buku pegangan siswa dengan teliti, dan Kerja sama

masalah.

Mengamati









Guru menanyak an “Apa yang kalian ketahui tentang proses pembentuk an minyak bumi dan gas alam?” Siswa menjawab sesuai dengan apa yang diketahuin ya Siswa menggali informasi dari buku siswa dan berbagai literatur yang relevan dengan materi proses pembentuk an minyak bumi dan gas alam Siswa mendiskus ikan hasil bacaannya yang

Menanya

Mengumpulka n Informasi

Menalar

Mengomunikasikan

Tabel 4 MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MAPEL KELISTRIKAN ALAT BERAT 1. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 2. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Pendekatan Saintifik Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Kompetensi Tujuan Mengamati an IPK model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Dasar Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) 3.3 Menentu1. Mengurut 1. Melalui 1. Merumuska  Guru kan kan menggali n uraian menyampai teknik teknik informasi masalah. kan perbaika perbaikan dari permasalah n ringan ringan referensi an tentang pada pada dan tidak sistem sistem diskusi hidupnya penerang peneranga siswa lampu an alat n alat dapat kepala, berat. berat. mengurut lampu stop, kan teknik lampu perbaikan parking. ringan  Guru pada menanyaka sistem n dan peneranga menugaska n alat n untuk berat mengobserv sesuai asi apa buku yang literatur menyebabk dengan an

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) teliti, kemungkin santun, an lampubekerjasa lampu ma dan tersebut mengharg tidak ai menyala. pendapat  Siswa orang lain. memperhati kan permasalah an yang disampaika n oleh guru.  Siswa secara berkelompo k mengobserv asi gangguan yang terjadi pada sistem penerangan

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) alat berat.  Siswa menggali informasi tentang sistem penerangan alat berat pada software training manual berbagai jenis alat berat.  Siswa mendiskusi kan kemungkin an gangguan berdasarka n hasil observasi

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) dan Guru pembacaan menugaskan sistem siswa untuk penerangan menentukan alat berat. kemungkinan  Berdasarka utama 2. Mengemban n hasil penyebab gkan diskusi gangguan kemungkina siswa tidak n penyebab. mengidenti hidupnya fikasi lampu kemungkin kepala, anlampu stop, kemungkin lampu an parking. gangguan Siswa pada sistem mendiskusik penerangan an temuanalat berat. temuan berdasarkan observasi terhadap gangguan tidak

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) hidupnya lampu kepala, lampu stop, lampu parking. Siswa berdasarkan diskusi dan observasi merumuskan masalahmasalah penyebab gangguan tidak hidupnya lampu kepala, lampu stop, lampu parking. Guru menugaskan

Pendekatan Saintifik Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Kompetensi Tujuan Mengamati an IPK model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Dasar Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) siswa mengembang kan skema penelusuran gangguan. Siswa dalam kelompok berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya menentukan urutan pemeriksaan gangguan tidak hidupnya lampu kepala, lampu stop, lampu parking. 2. 2. Melalui 3. Mengetes  Guru Mendiagnos menggali penyebab menugaskan

Pendekatan Saintifik Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Kompetensi Tujuan Mengamati an IPK model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Dasar Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) is gangguan informasi atau proses siswa untuk ringan dari diagnosa. melakukan pada sistem referensi pemeriksaan penerangan dan berdasarkan alat berat. diskusi urutan siswa pemeriksaan dapat gangguan mendiagn tidak osis hidupnya gangguan lampu ringan kepala, pada lampu stop, sistem lampu peneranga parking yang n alat telah siswa berat buat. sesuai  Siswa buku melakukan literatur pengukuran dengan menggunaka teliti, n AVO meter santun, berdasarkan bekerjasa urutan ma dan skema

Pendekatan Saintifik Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Kompetensi Tujuan Mengamati an IPK model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Dasar Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) mengharg penelusuran ai gangguan pendapat sesuai orang lain. service manual.  Siswa mencatat dan membanding kan hasil pengukuran nya dengan data pada service manual.  Siswa menentukan letak gangguan. 4.3 Memperb Memperbaiki1. Melalui  Guru aiki kerusaka praktik menugaskan kerusaka n ringan siswa siswa n ringan pada dapat memperbaiki pada sistem memperba gangguan

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

sistem penerang an alat berat sesuai dengan SOP.

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an IPK model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) peneranga iki yang telah n alat kerusakan ditentukan berat ringan sesuai sesuai pada dengan dengan sistem service SOP. peneranga manual. n alat  Siswa berat melakukan sesuai perbaikan Service kerusakan Manual ringan pada dengan gangguan teliti, yang telah konsisten, ditentukan rasa sesuai percaya service diri, teliti manual. dan  Guru disiplin. mengawasi dan menilai pelaksanaan perbaikan kerusakan ringan pada

Pendekatan Saintifik Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Kompetensi Tujuan Mengamati an IPK model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Dasar Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) gangguan yang telah ditentukan sesuai service manual. 2. 2. Melalui 4. Mengevaluasi  Guru Mengkalibra praktik menugaska si hasil siswa n siswa perbaikan dapat untuk kerusakan mengkalib memeriksa ringan pada rasi hasil ulang hasil sistem perbaikan perbaikan penerangan kerusakan yang alat berat ringan dilakukan sesuai pada siswa dengan SOP. sistem secara peneranga kelompok. n alat  Siswa berat memeriksa sesuai ulang hasil Service perbaikan Manual dengan dengan cara

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) teliti, mencoba konsisten, fungsi dari rasa bagian percaya yang telah diri, teliti diperbaiki dan mengacu disiplin. pada service manual.  Siswa menyimpul kan hasil pemeriksaa n perbaikan gangguan sesuai service manual.  Guru menugaskan siswa untuk mempresentas ikan proses

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) dan hasil perbaikan ringan gangguan sistem penerangan alat berat.  Siswa membuat bahan presentasi tentang proses dan hasil perbaikan ringan gangguan sistem penerangan alat berat.  Siswa mempresentas ikan tentan proses dan hasil

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) perbaikan ringan gangguan sistem penerangan alat berat.  Guru membimbing dan menilai pelaksanaan presentasi  Siswa lain memberikan tanggapan dan masukan  Siswa memperbaiki hasil presentasi perbaikan ringan gangguan sistem penerangan

Pendekatan Saintifik Kompetensi Dasar

IPK

Mengomunikasik Sintaksis Menanya Mengumpulka Menalar Tujuan Mengamati an model Problem (merumuskan n Informasi (menyimpulk Pembelajara (mengidentifikasi (memformulasik Based Learning masalah/hipot (menguji an hasil dr n masalah) an pembuktian esis) hipotesis) hipotesis) hipotesis) alat berat.  Siswa secara individu membuat laporan pelaksanaan perbaikan ringan gangguan sistem penerangan alat berat.  Guru bersama siswa menyimpulka n dari hasil pelaksanaan presentasi perbaikan ringan gangguan sistem penerangan alat berat.

Tabel 5 MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN PRODUCTION BASED TRAINING (PBT)/PRODUCTION BASED EDUCATION (PBE) DAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMELIHARAAN MESIN SEPEDA MOTOR 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

Pendekatan Saintifik Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Kompeten Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan si IPK (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi Dasar masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) 3.6 3.6.1 Menjelas Melalui 1. Merencanak  Guru  Guru Menelaa kan penggalian an produk; menanyaka menugaska h kerja prinsip informasi n dan n siswa sistem kerja pada buku menugaska untuk injeksi sistem modul n membuat bensin. injeksi pembelajara bagaimana list bensin n dan cara peralatan 3.6.2 Menentu browsing, melakukan yang kan peserta perawatan diperlukan teknik didik sistem dalam perawata dapat : injeksi perawatan n sistem a. Pesert bensin sistem injeksi a didik Yamaha injeksi bensin. dapat Vixion bensin 3.6.3 Mengana menjelas berdasarka Yamaha lisis kan n SOP. Vixion. kerja prinsip  Siswa  Siswa sistem kerja mencari menelaah injeksi sistem informasi gambar bensin injeksi mengenai pada bensin cara lembar

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) dengan melakukan informasi percaya perawatan dan diri. sistem jobsheet b. Pesert injeksi /gambar, a didik bensin siswa dapat Yamaha membuat menetuk Vixion langkahan teknik termasuk langkah perawata penjelasan perawatan n sistem nya pada sistem injeksi lembaran injeksi bensin informasi bensin dengan dan job Yamaha percaya sheet serta Vixion. diri. buku  Berdasarka c.Peserta pedoman n langkah didik reparasi kerja yang dapat (BPR) dibuat, menganal  Siswa siswa dapat isis kerja mendiskusi merumusk sistem kan hasil an tentang injeksi bacaannya apa saja bensin berkaitan yang

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) dengan dengan dilakukan tanggung gambar saat jawab. cara perawatan perawatan sistem sistem injeksi injeksi bensin bensin Yamaha Yamaha Vixion. Vixion  Guru serta menugaska peralatan n siswa yang memeriksa diperlukan. ulang  Berdasarka langkahn hasil langkah diskusi, perawatan siswa sistem mengidenti injeksi fikasi bensin peralatan Yamaha dan bahan Vixion apa saja untuk yang mendapatk

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) digunakan an untuk performa melakukan mesin perawatan menjadi sistem lebih baik. injeksi  Siswa bensin memeriksa Yamaha ulang Vixion. langkah perawatan sistem injeksi bensin Yamaha Vixion mengacu SOP dan untuk mendapatk an waktu yang effisien.

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

4.6

4.6.1 Mera wat berka la siste m injek si bensi n.

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan IPK (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) Mereflika 2. Melaksanak  Guru perawata an proses menugas n sistem produksi; kan siswa injeksi untuk bensin melakuka Yamaha n Vixion. perawata . n sistem injeksi bensin Yamaha Vixion dengan alat dan teknik sesuai dengan yang dicontohk an  Siswa menyiapk an alat

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) untuk melakuka n perawata n sistem injeksi bensin Yamaha Vixion.  Siswa melakuka n perawata n sistem injeksi bensin Yamaha Vixion dengan teknik sesuai seperti yang

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

4.6.2

IPK

Merawat sistem injeksi bensin Yamaha Force sesuai tugas

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) dicontohk an.



Guru menugas kan siswa untuk melakuka n perawata n sistem injeksi bensin Yamaha Force dengan alat dan teknik yang tepat sesuai gambar

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) kerja/SO P.  Siswa menyiapk an alat untuk melakuka n perawata n sistem injeksi bensin Yamaha 3. Mengevalu Force. asi produk  Siswa (melakuka melakuka n kendali n mutu), perawata n sistem injeksi bensin Yamaha Force

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) dengan teknik sesuai SOP dan mencatat hasil pengukur an pada  Guru format menugaskan yang siswa telah memeriksa disediaka hasil n perawatan sistem injeksi bensin Yamaha Force.  Siswa melakukan pemeriksaan hasil perawatan sistem injeksi bensin Yamaha

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) Force dan membandingka nnya dengan spesifikasi buku pedoman reparasi serta menyimpulkan kondisinya masih memenuhi spesifikasi.  Siswa membuat laporan hasil perawatan sistem injeksi bensin Yamaha Force sesuai dengan gambar kerja pada job sheet . 4. Mengemban Guru gkan menugaskan

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) rencana siswa pemasaran. membuat draf promosi untuk perawatan sistem injeksi bensin. Siswa membuat draf (rancangan) promosi untuk perawatan sistem injeksi bensin dalam jejaring (daring) dan luar jejaring (luring) Siswa mempromosi kan harga perawatan

Pendekatan Saintifik Kompeten si Dasar

IPK

Mengomunikas Sintaksis Mengumpul Menanya Menalar ikan model Product Tujuan Mengamati kan (merumuskan (menyimpulkan (memformulasi Based Pembelajara (mengidentifikas Informasi masalah/hipot hasil dr kan Learning n i masalah) (menguji esis) hipotesis) pembuktian hipotesis) hipotesis) sistem injeksi bensin dalam jejaring (daring) dan luar jejaring (luring)

Tabel 6 MATRIK PERANCAH PEMADUAN SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR JARINGAN

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

3.13 Mengan alisis peranca ngan jaringa n nirkabe l indoor dan outdoor yang sesuai dengan standar industri ISP

IPK

3.13.1 Menjelaska n standarisa si jaringan Wireless LAN 3.13.2 Menjelaska n perangkat keras Jaringan Wireless LAN 3.13.3 Menentuka n topologi jaringan nirkabel/W ireless 3.13.4 Menganalisis

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

1. Penentu  Guru menceritakan an tentang kebutuhan pertany suatu jaringan aan Wireless suatu mendas intitusi, dengan ar (Start area dan jarak with the tertentu Essenti Guru bertanya halal hal apa saja yang Questio perlu diperhatikan dalam pemasang n); an Wireless LAN suatu intitusi dengan area dan jarak tertentu  Siswa dalam kelompok mencari informasi pada modul dan internet (http://www.ieee8 02.org/11) tentang hal-hal

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis)

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Coverage area Wireless

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

yang berkaitan dengan pemasangan wireless LAN  Berdasarkan informasi siswa dapat mengidentifikasi perangkat yang diperlukan dalam dalam pemasangan wireless LAN  Guru menugaskan siswa dalam kelompok merencanakan jaringan wireless sebuah intitusi berdasarkan sekema area.  Siswa dalam

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis)

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis)

Mengamati (mengidentifikasi masalah) kelompok mempelajari skema area institusi yang diberikan

 Siswa dalam kelompok berdasarkan skema institusi mempelajari berbagai jenis standarisasi jaringan meliputi standar 802.11.A/802.11.B 2. Mendes dan 802.11.G, ain pada modul dan perenca internet naan proyek; Siswa dalam kelompok berdasarkan skema institusi



Guru menugaskan siswa dalam kelompok berdasarkan skema dan identifikasi

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah) mempelajari berbagai jenis topologi meliputi topologi Basic Service Set (BSS) , Extended Service Set(ESS) dan Infra Struktur

 Siswa dalam kelompok mempelajari perangkat keras jaringan wireless meliputi antene, accespoint dan wireless adaptor  Siswa dalam kelompok mendiskusikan hasil bacaannya dan mengidentifikasi

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) karakteristik standarisasi jaringan, topologi dan perangkat keras untuk mendesain perencanaan jaringan wireless  Siswa dalam kelompok berdasarkan karakteristik standarisasi jaringan wireless, topologi dan perangkat keras dapat merumuskan standar, topologi dan

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah) karakteristik setiap jenis standarisasi, topologi dan perangkat keras.

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) perangakat yang digunakan,dal am merancang jaringan wireless  Guru menugaskan siswa mengobservasi kondisi keadaan sekitar seperti halangan, lokasi pemasangan akses point (Coverage area acces point  siswa dalam kelompok mengobservasi kondisi

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) keadaan sekitar seperti halangan, lokasi pemasangan akses point (Coverage area acces point  Siswa dalam kelompok berdasarkan analisis hasil observasi coverage area, informasi standarisasi, topologi dan perangkat keras dapat merancang jaringan wireless LAN

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis)

Mengamati (mengidentifikasi masalah)





Guru menugaskan siswa dalam kelompok menyusun jadwal pembuatan jaringan wireless LAN dan mempersentasi kannya siswa dalam kelompok menyusun jadwal dan distribusi

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

3. Menyus un jadwal (Create a Schedul e);

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) tugas pembuatan jaringan wireless LAN dan mempersentasi kannya

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

4.13 Memb 4.13.1 uat Menginstalasi jaring perangkat an jaringan nirkab nirkabel/Wirele el ss LAN sesuai indoor desain/topologi dan dan Coverage outdoo area r yang sesuai denga n standa

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

4. Memoni tor peserta didik dan kemajua n proyek (Monitor the Student s and the Progress of the

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis)



Guru  menugas kan siswa dalam kelompok mengerja kan rancanga n dengan mengintal asi perangka t jaringan Wireless

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

r indust ri ISP

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning Project);

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) LAN sesuai desain/to pologi dan Coverage area  Siswa menyiapka n perangkat peralatan penginstal asian jaringan Wireless LAN sesuai desain/top ologi dan Coverage area  Siswa memasang

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) perangkat akses point mengguna kan topologi sesuai rancangan  Siswa menginstal asi perangkat Wireless adaptor (Driver, USB wireless adaptor)  Guru memonitor kemajuan pengistalas ian jaringan

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

4.13.2 Mengkonfigu rasi perangkat jaringan nirkabel/Wir eless LAN

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) Wireless LAN dan memberika n masukan serta motivasi 

Guru menugaska n siswa dalam kelompok Mengkonfig urasi akses point meliputi: 1)SSID 2)Tipe accses point sesuai perenca naan

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) 3)Net work Mode 4) Chanel 5) Scurity 

5. Menguji hasil (Assess the Outcom e),

Guru memonitor kemajuan konfigurasi akses point dan memberika n masukan  serta motivasi

Guru menugaska n siswa dalam kelompok menguji jaringan wireless berdasarka n topologi

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) yang dirancang/ design  Siswa dalam kelompok menguji jaringan wireless melalui wireless client meliputi : 1)SSID 2)Tipe accses point sesuai perenca naan 3)Net work Mode 4) Chanel

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning

6. Mengeva luasi

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) 5) Scurity  Siswa memeriksa akses point chanel, Network mode, SSID dan network adaptor client jika Guru tidak terjadi menugaskan koneksi siswa  Memperbai membuat laporan ki instalasi perancangan network , adaptor Penginstalasi dan mengkonfig an dan konfigurasi urasi ulang jaringan accses wireless LAN point.

Pendekatan Saintifik Kompetens i Dasar

IPK

Sintaksis model Tujuan Project Pembelaj Based aran Learning pengala man (Evaluat e the Experie nce).

Mengamati (mengidentifikasi masalah)

Mengomunika Menanya Mengumpulk Menalar sikan (merumuskan an Informasi (menyimpulk (memformulas masalah/hipotes (menguji an hasil dr ikan is) hipotesis) hipotesis) pembuktian hipotesis) Siswa membuat laporan/pres entasi langkahlangkah perancangan , Penginstalasi an dan konfigurasi jaringan wireless LAN serta konektivitas jaringan

BAB IV PENUTUP

Pedoman pembelajaran

ini di

berisikan SMK

tentang

utamanya

dasar

berkaitan

penulisan dengan

pedoman paradigma

kurikulum SMK 2013 yang cenderung menggunakan teori dasar belajar konstruksivistik dengan tidak mengabaikan pembelajaran dengan

teori

dasar

behavioristik.

Pembelajaran

di

SMK

terus

berkembang selaras dengan tuntutan Keterampilan abad 21 yang tidak mungkin dapat diatasi hanya dengan teori belajar behavioristik yang cenderung belajar lebih banyak dipengaruhi oleh guru dan siswa pasif sebagai penerima pengetahuan dan keterampilan tetapi lebih dari itu siswa dituntut untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui pengkonstrukan pengetahuan, keterampilan dan sikap berkolaborasi sesuai tuntutan kekinian yang memungkinkan dicapainya keterampilan berfikir kritis, memecahkan masalah dan berfikir kreatif sebagai ciri kemampuan berfikir pada Higher oder thinking. Hal lain pada pedoman ini juga dikenalkan pembelajaran yang membentuk psikomotor dan sikap

sesuai

apa

yang

terjadi

di

dunia

kerja

melalui

replika

pembelajaran yang mengadopsi prinsip-prinsi kerja dan organisasi kerja di dunia Industri/Usaha. Semoga apa yang telah diungkapkan pada tujuan dan manfaat dapat sebagai pembuka jalan bagi Dinas Pendidikan,

Pengawas,

Kepala

Sekolah

dan

guru

dalam

mengimpementasikan pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF