3 Manipulasi Logam Dan Alloy

March 19, 2019 | Author: Zakiyya Ulpiyah | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

hvh...

Description

3 Manipulasi logam dan alloy

a. Pembua Pembuatan tan mode modell sprue, sprue, vent ventila ilasi si dan kawah kawah Tujuan dari pembuatan sprue adalah menyediakan saluran dimana logam cair a kan mengalir ke cetakan yang sudah ada didalam cincin cor setelah model malamnya dibuan dibuang, g, untuk untuk tambalan tambalan yang yang besar besar / protesa protesa misalny misalnyaa gigi gigi tiruan tiruan sebagi sebagian an lepasan dari logam dan untuk gigi tiruan cekat. Sedangkan tujuan diberikannya vent ventil ilas asii

adal adalah ah

untu untuk k

meng menghi hind ndar arii

terj terjad adin iny ya

back back

pres pressu sure re,,

sehi sehing ngga ga

mengurangi hasil tuangan dan mungkin juga akan menghindari ledakan, sehingga aman

bagi

operator.

Pada ujung sprue dibuat bentukan yang disebut reservoir. Reservoir pada ujung sprue bertujuan untuk mencegah terjadinya porositas yang dapat terbentuk oleh karena adanya kontraksi bila ruangan untuk reservoir yang ditempati oleh malam mempunyai ukuran melintang sebesar atau lebih besar dari ukuran ruangan, maka alloy yang ada dalam reservoir akan lebih lambat mengeras dari pada ruangan utama dan berlaku sebagai cadangan alloy cair yang siap untuk mengisi ruangan atau

!.

mould

space.

Pemilihan sprue seringkali bersifat empiris tetapi ada lima prinsip utama dalam menentukan pilihan, sebagai berikut  Pili Pilihl hlah ah spru spruee den deng gan diam diamet eter er yan yang g kir kiraa " kir kiraa sam sama den denga gan n uku ukura ran n dae daera rah h yang paling tebal dari model malamnya. #ika model malamnya kecil, tangkai sprue juga harus kecil karena tangkai sprue yang besar yang direkatkan pada model yang kecil dan halus dapat menyebabkan perubahan bentuk. Tetapi,  jika diameter sprue terlalu kecil, daerah ini akan memadat terlebih dahulu sebelum tuangannya sendiri dan bisa terbentuk porositas penyusutan setempat $porositas %tersedot%&. 'ntuk mengatasi masalah ini diperlukan area cadangan

(.

 pada sprue. #ika #ika mung mungki kin, n, tang tangka kaii spru spruee haru haruss dir direk ekat atka kan n pada pada bagi bagian an mode modell mal malam am yang yang  penampang melintangnya terluas. )kan lebih baik bagi logam cair untuk  mengalir dari bagian yang tebal ke daerah * daerah tipis di sekelilingnya. Rancangan ini mengurangi risiko aliran logam ke daerah mendatar dari bahan

+.

tanam atau daerah " daerah kecil seperti garis sudut. Panjang sprue harus cukup panjang untuk memposisikan model malam dengan tepat didalam cincin cor dengan jarak sekitar  mm dari tepi ujung

cincin tetapi cukup pendek sehingga logam campur cair tidak memadat -.

sebelum mengisi penuh mold. #enis sprue yang dipilih mempengaruhi teknik pembakaran yang digunakan. Tangkai sprue yang terbuat dari malam lebih sering digunakan daripada yang  plastik. #ika digunakan sprue atau model dari plastik, dianjurkan untuk  menggunakan teknik pembakaran ( tahap untuk memastikan pembuangan karbon yang sempurna, karena sprue plastik melunak pada temperatur diatas

.

titik cair malam inlay. odel malam dapat diberi sprue secara langsung ataupun tidak langsung. Pada pemberian sprue langsung, tangkai sprue akan menyediakan hubungan langsung antara daerah model dengan basis sprue atau daerah crucible former. Pada yang tidak langsung, diletakkan sebuah penghubung atau batang cadangan diantar model atau crucible former. Pada pembuatan sprue harus diperhatikan perlekatan tangkai sprue, posisi tangkai sprue panjang serta arah dari tangkai sprue dan pelepasan model malam. Panjang sprue tergantung  pada panjang cincin cor. #ika tangkai sprue terlalu pendek, maka model malam akan terlalu jauh dari ujung luar cincin sehingga gas " gas tidak dapat dialirkan secara memadai untuk memungkinkan logam cair mengisi seluruh ruang cincin. #ika gas tidak dapat dikeluarkan secara menyeluruh, akan terjadi porositas. 0arena itu, panjang harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga ujung atas model malam berada sekitar  mm dari ujung terbuka

dari cincin untuk bahan tanam gipsum.  b. Tahap Penanaman Pada tahap penanaman model malam harus dibersihkan dari kotoran, debu, dan minyak. 'ntuk itu dapat digunakan pembersih model malam komersial atau deterjen sintetik yang diencerkan. Sisa cairan dapat dihilangkan dengan dikibaskan dan model dibiarkan mengering diudara terbuka, sementara bahan tanam disiapkan. 1apisan tipis pembersih yang tertinggal pada permukaan model malam dapat mengurangi tegangan permukaan dari malam dan pembasahan yang lebih baik dari bahan tanam sehingga terjadi perlekatan yang sempurna, termasuk   pada bagian " bagian model yang kecil dan tipis. Sementara model malam dikeringkan di udara terbuka, jumlah air destilasi $bahan tanam gipsum& atau cairan silika koloiadal khusus $bahan tanam fosfat& diukur. 2airan ini dituang kedalam mangkuk karet yang bersih dan kering, kemudian bubuk ditambahkan ke dalam cairan secara bertahap dan hati " hati untuk mencegah terjebaknya udara

didalam adukan. Pengadukan dilakukan dengan lembut sampai semua bubuk   basah, atau bubuk yang tidak tercampur terdesak keluardari mangkuk secara tidak  sengaja. 3ahan tanam ditunggu sampai mencapai final setting, lalu kawah di lepas dari !.

bumbung

tuang

dan

dibiarkan

selama

(-

jam.

4ang perlu diperhatikan dalam proses penanaman adalah  Pengadukan hampa udara, berfungsi untuk mengeluarkan gelembung * gelembung udara yang terbentuk selama pengadukan dan mengeluarkan gas * gas berbahaya yang dihasilkan dari reaksi kimia yang digunakan sebagai

(.

 bahan tanam kompensasi penyusutan, kadang * kadang perubahan dimensi mould memang

+.

diperlukan terutama untuk mahkota cor penuh Teknik pengendalian dengan peambahan air, ekspansi mikroskopik linear  akan meningkat sejalan dengan jumlah air yang ditambahkan sampai tercapai

ekspansi maksimal. c. Tahap burning out dan Preheating Tahap burning out dimulai dengan menghidupkan kompor gas dan letakkan  bumbung tuang diatas dengan bagian kawah menghadap ke api, biarkan hingga semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space bersih dari malam. Sememtara itu siapkan furnice, lalu naikkan suhunya hingga mencapai 566 7 2 kemudian masukkan bumbung tuang kedalam furnice, lalu dilanjutkan dengan tahap preheating naikkan suhu furnice hingga mencapai suhu 8667 2, pada saat  bahan tanam sudah terlihat membara, model sudah siap di casting. Selama  pembakaran, sejumlah malam yang mencair akan diserap oleh bahan tanam dan sisa karbon akibat pembakaran malam cair menjadi terperangkap di dalam bahan tanam yang berpori " pori. 3urning out akan mengubah karbon menjadi karbon monoksida atau karbon dioksida. 9as " gas ini akan keluar melalui celah sisa malam yang mencair. d. Tahap 2asting 2asting menggunakan ( logam 2uprum alloy. 1ogam campur dicairkan dengan semburan api dalam crucible yang terpisah. 0emudian dituang kedalam mould dengan gaya centrifugal. Setelah bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam dikeluarkan dengan cara membongkar bahan tanam. :asil logam dicuci dan dibersihkan sampai sisa bahan tanam tidak ada. Setelah pencucian, terlihat adanya bitik*bintik tidak teratur pada logam $logam masih kasar& dan tidak sesuai dengan ukuran semula. 3itik*bintik ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan dalam penuangan. Terjadinya oksidasi pada logam sebelum penuangan

dapat menyebabkan permukaan logam menjadi kasar. )dapun oksidasi ini dapat disebabkan beberapa hal yaitu penggunaan api yang bukan berwarna biru atau kehijauan atau logam yang terlalu lama dipanaskan sehingga terjadi over heating. ;apat terjadi beberapa kesalahan / kegagalan lain selama proses pembuatan logam ini, antara lain adanya gelembung udara pada pola malam oleh karena busa sabun yang dapat menjadikan bentuk permukaan logam kasar, dapat pula bentuk   permukaan mould space retak atau pecah*pecah. :al ini disebabkan oleh karena adonan gips dan air yang terlalu encer sehingga gips tidak terlalu kuat atau dapat  pula karena pemanasan pada oven terlalu lama sehingga permukaan mould space retak. 2asting atau yang sering disebut proses pengecoran atau penuangan dalam kedokteran gigi dapat diartikan suatu proses pendorongan logam yang sedang mencair ke dalam mould sehingga menjadi suatu tuangan yang sering disebut logam tuang. Sehingga pada akhir dari casting alloy dapat dihasilkan suatu  bentukan yang terbentuk dari logam yang terjadi di dalam mould. $0amus 0edokteran 9igi*gston&. Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. 1ogam cair  akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Proses pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non*traditional/contemporary casting. ? Teknik traditional terdiri atas  !. Sand*old 2asting (. ;ry*Sand 2asting +. Shell*old 2asting -.
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF