3. Isolasi Senyawa Organik - Isolasi Kafein dari Teh.pdf

April 25, 2017 | Author: Almiansyah Muhammad | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 3. Isolasi Senyawa Organik - Isolasi Kafein dari Teh.pdf...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

ISOLASI SENYAWA ORGANIK: ISOLASI KAFEIN DARI TEH

Disusun oleh: Arya Aditya Purbadi 1106066372

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2014

A. Latar Belakang Kafein merupakan senyawa alkaloid yang banyak terkandung dalam bahan alam seperti teh, kopi dan tanaman coca (sekarang dikenal dalam coca-cola) serta dalam jumlah sedikit terkandung juga dalam coklat. Kafein dikonsumsi sebagai bahan penyegar, bersama-sama dengan bahan organik lainnya yaitu komponen rasa dan aroma di dalam berbagai minuman yang kita kenal.

Gambar 1. Struktur molekul kafein

Teh dan kopi merupakan minuman yang terkenal selama berabad-abad, hanya karena mengandung stimulan berupa kafein. Kafein merangsang kerja sistem perrnafasan, jantung dan sistem pusat syaraf. Kafein juga merupakan suatu diuretik (meningkatkan pembuangan urin). Maka dari itu, kafein dapat menghilangkan kegundahan hati dan insomnia. Sebagaimana obat-obatan yang mengandung kafein, kopi dan teh dapat saja menjadikan kecanduan bagai peminumnya. Peminum kopi biasa yang mengonsumsi hanya empat gelas sehari dapat merasakan pusing-pusing dan insomnia. Namun kemampuannya untuk membantu memusatkan perhatian dan meningkatkan kemampuan bekerja lebih lama, menyebabkan kopi dan teh menjadi minuman favorit. B. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah memahami serta mengaplikasikan cara isolasi senyawa organik, khususnya mengisolasi senyawa kafein dari the. C. Alat dan Bahan Alat: 1. Labu Erlenmeyerl 2. Beaker; 3. Corong pisah; 4. Sistem penyaring Hirsch.

Bahan: 1. Teh 20 kantong atau 50 g daun the; 2. Na2CO3 20 g; 3. Dikorometana 30 mL; 4. CaCl2 anhidrat atau penarik air lain; 5. Heksana..

D. Prosedur Kerja Berikut adalah prosedur kerja untuk isolasi kafein dari teh: 1. 20 kantong teh atau 50 g daun the dan 20 g Na2CO3 dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. 2. 100 mL air mendidih ditambahkan ke dalam labu Erlenmeyer. 3. Campuran dibiarkan selama 7 menit. 4. Campuran didekantasi ke labu Erlenmeyer lain. 5. Kepada residu ditambahkan 50 mL air mendidih dan kemudian langsung didekantasi, larutan dicampurkan dengan hasil dekantasi yang pertama. 6. Campuran didinginkan ke suhur ruang. 7. Campuran diekstrak dua kalin dengan 15 mL diklorometana (pengocokan yang terlalu kuat akan membentuk emulsi, namun jika terlalu lemah kafein tidak akan terekstrak dalam diklorometana). 8. Kedua bagian diklorometana disatukan. 9. CaCl2 anhidrat atau penarik air lain, ditambahkan untuk menghilangkan emulsi. 10. Larutan didekantasi atau disaring dengan penyaring Hirsch ke dalam labu Erlenmeyer atau beaker yang telah ditimbang sebelumnya. 11. Larutan diklorometana dibiarkan menguap (titik didih diklorometana 400 C). 12. Produk yang didapat diamati dan ditentukan beratnya. Biasanya terbentuk Kristal putih-kehijauan dengan berat 0,5 g.

13. Kristal kafein yang terbentuk direkristalisasikan dengan menambahkan 5 mL aseton panas ke dalam kristal kafein dengan pipet. 14. Selagi masih panas tambahkan heksana sedikit sampai terbentuk asap putih. 15. Campuran dibiarkan mendingin ke suhu ruang. 16. Kristal yang terbentuk disaring dengan corong Hirsch kecil atau corong biasa, Kristal yang tertinggal dibawa ke kertas saring dengan heksana. 17. Kristal yang didapat dibiarkan mongering, ditimbang dan ditentukan titik lelehnya.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF