3. BAB 2 (Gambaran Umum Kota Rantauprapat).doc

November 26, 2017 | Author: RobertD.Zebua | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download 3. BAB 2 (Gambaran Umum Kota Rantauprapat).doc...

Description

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Bab

G 2.1.

II

AMBARAN UMUM Wilayah Perencanaan Study

Kabupaten Labuhanbatu setelah mengalami pemekaran kini memiliki jumlah desa sebanyak 75 desa 23 kelurahan dan 9 kecamatan dengan luas wilayah sebelum pemekaran 9.223,18 km² (922,31 ha) dan kini setelah pemekaran memiliki luas 2.562,01 km² (25.201ha) dengan batas wilayah :  Sebelah Utara : Kabupaten Labuhanbatu Utara & Selat Malak  Sebelah Timur : Kabupaten Labuhanbatu Selatan & Provinsi Riau  Sebelah Selatan

: Kabupaten Labuhanbatu Selatan

 Sebelah Barat : Kabupaten Tapanuli Selatan Dengan ibukota dari masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut : TABEL II.1. JARAK IBUKOTA KECAMATAN KE IBUKOTA KABUPATEN

No

KECAMATAN

IBUKOTA KECAMATAN

LUAS WILAYAH (KM)

JARAK DARI IBUKOTA KABUPATEN (KM)

1

RANTAU UTARA

RANTAUPRAPAT

112,47

0

2

RANTAU SELATAN

BAKARAN BATU

64,32

0

3

BILAH BARAT

JANJI

202,98

6

4

BILAH HULU

AEK NABARA

293,23

19

5

BILAH HILIR

NEGERI LAMA

430,03

56

6

PANGKATAN

355,47

30

7

PANAI HULU

276,32

91

8

PANAI HILIR

PANGKATAN TJ. SARANG ELANG SEI BEROMBANG

342,03

101

9

PANAI TENGAH

LABUHAN BILIK

483,03

89

Sumber : Labuhanbatu dalam angka 2010

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

1|Bab II

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha. Secara administrasi batas-batas Kota Rantauprapat adalah : Sebelah Utara : Merbau, Aekkotabatu Sebelah Timur : Tolantolan Sebelah Selatan

: Kampung Rakyat

Sebelah Barat : Hotagaroga, G. Sihab Habu Secara geografis wilayah studi merupakan daerah yang banyak memiliki cekungan atau daerah perangkap air yang merupakan daerah rawan terjadi genangan air. Untuk dibagian barat berada segaris dengan bukit barisan dengan ketinggian di bagian utara ± 405 meter dpl ( Kelurahan Binaraga, Kelurahan Cendana dan Kelurahan Lobusona), yang merupakan lereng dari kawsan bukit barisan yang terdapat aliran Sungai Sei Bilah. Sungai yang melalui Kota Rantauprapat adalah Sungai Bilah dengan debit air rata-rata ± 97-195 m/det (sumber; situs BAPPEDA Labuhanbatu), dengan anak sungai yang berada dikawasan studi adalah sungai Aek Tapa, dengan debit air ± 4 m/dt dan beberapa saluran sekunder dari kota Rantauprapat yang masuk ke sungai Aek Tapa kemudian masuk ke sungai Sei Bilah yang bermuara Berujung di Selat Malaka.

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

2|Bab II

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Peta 3.1 Batas Administrasi Kota Rantauprapat

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

3|Bab II

Laporan Akhir

2.2.

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Kondisi Fisik Kota Rantauprapat

2.2.1.

Geologi

Untuk kondisi geologi kota Rantauprapat berdasarkan Peta Geologi Lembar Pematang Siantar Sumatera kondisi geologi terdiri dari; Batuan Sedimen dan Metasedimen yaitu :  Qh

: Aluvial Muda (pasir, kerikil, rawa bakau, fluviatil, asallaut

dan

lakustin),

jenis

Kecamatan Panai Hilir hingga  Tup

batuan

ini

tersebar

di

Kecamatan Pangkatan.

: Formasi Petani (sepih abu-abu kehijauan dengan batu lanau

dan

batulumpur,

bioturbasi) jenis ini

kadang-kadang

dengan

struktur

terdapat Kecamatan Bilah Hilir dan

Kecamatan Bilah Hulu.  Tms

: Formasi Sihapas (konglomerat breksi, batupasir, dan serpih

tipis Tmsk

tipis). :

Anggota

Kanan

glaukonitan dan a.

(batupasir

berlapis,

kadang-kadang

batulanau)

Batu Gunungapi yaitu  Qvt

: Tufa Toba (batuan polimik bersusun riolit-dasit, aliran tufa

Kristal,

gelas, debu dengan sedikit tufa eksposif pada bagian

atas.  Mpih

: Granit hatapang (granit biotit dan muskovit, pegmatif,

greisen dan

urat kuarsa, mineralisasi timah dan tungsten)

Sebaran batuan / goelogi yang ada di Kabupaten Labuhanbatu bervariasi dibagian utara atau bagian pantai terdapat alluvial, regosol dan organosol. Jenis batuan ini berada pada persis di pinggiran laut dan sungai. Setelah itu diikuti oleh padsolik merah kekuningan sebagian yang paling besar dan berada di bagian tengah Kabupaten Labuhanbatu. Dan pada wilayah selatan didominasi oleh batuan padsolik kuning.

2.2.2.

Kondisi Topograf

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

4|Bab II

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Kondisi topografi dan kelerengan kota Rantauprapat sebenarnya sangat menguntungkan, hal ini bisa dilihat dari kondisi contour yang memeiliki kemiringan cukup baik untuk menyalurkan air mulai dari saluran kolektor hingga ke saluran primer. Untuk lebih lengkapnya pembagian kondisi topografi kota Rantauprapat berdasarkan morfologinya dapat dibagi atas beberapa bagian; antara lain  Satuan morfologi dataran adalah bentuk bentang alam yang didominasi oleh daerah yang relatif datar atau sedikit bergelombang dengan kisaran kemiringan lereng 0%-5%. Lebih rinci satuan ini dibagi atas dua subsatuan yaitu subsatuan morfologi dataran berkisar antara 0%-2%, dan subsatuan >2%-5%.  Satuan morfologi perbukitan adalah bentuk bentang alam yang memperlihatkan relief baik halus maupun kasar. Secara lebih rinci satuan morfologi perbukitan dibagi atas tiga subsatuan yakni : subsatuan morfologi perbukitan landai denga kemiringan lereng antara 5%-15%; subsatuan morfologi perbukitan sedang dengan kemiringan lereng antara 15%-40%; subsatuan morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan lebih dari 40%.  Satuan morfologi tubuh gunung berapi merupakan subsatuan perbbukitan sedang hingga terjal, namun membentuk kerucut tubuh gunung berapi. Berdasarkan kondisi eksisting topografi, morfologi dan kelerengan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu berada pada ketinggian 0-2.151 m diatas permukaan laut dan dengan morfologi datar pada bagian pantai serta berbukit hingga pegunungan di bagian selatan. Sedangkan untuk kondisi topografi dan kemiringan Kota Rantauprapat dapat dikelompokan dalam 2 (dua) klasifikasi yaitu :  Tingkat kemiringan 0 – 15 %, pada kawasan atau lahan seluruh wilayah Kota Rantauprapat yang berada pada ketinggian antara +43 hingga +50 m di atas permukaan laut (dpl).

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

5|Bab II

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

 Tingkat kemiringan 15 – 40 %, berada pada kawasan sebelah barat dan selatan yaitu di Kelurahan Cendana, Binaraga terletak pada ketinggian antara +25 sampai +405 m dpl.

Peta. 2. 2 Topograf Kabupaten Labuhanbatu

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

6|Bab II

Laporan Akhir

2.2.3.

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Kondisi Hidrologi

Secara garis besar pembagian area hidrologi ada 3 bagaian, yaitu : 1. Daerah Aliran Sungai Secara

umum,

Kota

Rantauprapat

memiliki

banyak

sungai

umumnya sungai kecil. Sungai besar yang melintasi wilayah studi hanya sungai Bilah dengan lebar antara 16 m - 250 m, dengan sungai kecil sebagai anak sungai/cabang. Muara dari kedua sungai utama tersebut adalah Selat Malaka. 2. Sungai dan Rawa Dengan kondisi hidrologi yang demikian Kota Rantauprapat memiliki daerah cukup banyak area genangan. Yang tergenang secara periodik seluas ± 151,208 ha atau 59,03% dan daerah yang tergenang terus menerus atau rawa seluas ± 5,210 ha atau 2,03%. 3. Debit Berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS) di area studi yaitu Sungai Bilah dan dengan lebar antara 16 m – 250 m, maka dapat diperkirakan debit sungai tersebut yaitu 97 – 195 m/det. Untuk kondisi hidrologi kota Rantauprapat sendiri, dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi Kota Rantauprapat yang berada pada kawasan Bukit Barisan. Sebagian dari wilayah studi berada pada bagian kaki dari daerah bukit barisan sehingga hujan yang jatuh pada DPS Sei Bilah yang menuju Kota Rantauprapat cenderung memberikan limpasan yang cukup besar akibat perubahan tutupan lahan yang terjadi. Tutupan lahan di Kota Rantauprapat sebagian besar merupakan tutupan campuran antara non vegetasi alami

dan vegetasi alami. Hal ini banyak dipengaruhi oleh

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

7|Bab II

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

pembukaan lahan sawit. Data penggunaan lahan di Rantau Utara pada tahun 2011 menunjukan bahwa :  Tanah Sawah

: 2,28 %

 Tanah Kering

: 34,76

 Bangunan/pekarangan

%

: 40,16

%

 Lainnya (termasuk lahan sawit) : 22,80

%

Untuk penggunaan lahan di Rantau Selatan pada tahun 2011 adalah :  Tanah Sawah

: 5,81 %

 Tanah Kering

: 61,08

 Bangunan/pekarangan

: 30,30

%

%

 Lainnya (termasuk lahan sawit) : 2,81 % Total luas lahan bukan vegetasi dua kecamatan adalah 70,46 % dengan kecamatan Rantau Utara dengan persentase yang terbesar. Tutupan lahan

vegetasi

ini

meliputi

lahan

untuk

sawah,

lahan

kering,

bangunan/pekarangan dan peruntukan lahan lainnya. Berkaitan dengan kondisi hidrologi kecamatan Rantau Utara dan Rantau Selatan khususnya kota Rantauprapat yang spesifik tersebut maka system drainase Kota Rantauprapat harus mempergunakan system drainase

berwawasan

lingkungan

dengan

mempertahankan

waktu

tinggal air hujan selama mungkin berada di darat. System drainase konvensional dengan mempersingkat waktu tinggal air hujan berada di darat

akan

nantinya.

mengancam

Berkurangnya

kelestarian

air

tanah

air

di

Kota

tanah

Kota

Rantauprapat

Rantauprapat

akan

menyebabkan berkurangnya volume air tanah dan dapat menyebabkan bencana kekeringan di Kota Rantauprapat pada waktu yang akan datang khususnya jika tidak dibatasinya penebangan hutan atau alih fungsi lahan vegetasi alami dengan vegetasi buatan seperti penanaman pohon sawit.

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

8|Bab II

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Peta. 2. 2 Hidrologi Kabupaten Labuhanbatu

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

9|Bab II

Laporan Akhir

2.2.4.

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Iklim Dan Curah Hujan

Keadaan iklim Kabupaten Labuhanbatu tidak jauh berbeda dengan keadaan iklim daerah sekitarnya seperti Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Data jumlah curah hujan rata-rata tahun 2007 yaitu sebesar rata-rata hari hujan di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 12,75 hari perbulan dengan rata-rata curah hujan 329 mm, musim hujan biasanya terjadi pada bulan Oktober – Pebruari dan musim kemarau terjadi pada bulan Maret – September. Suhu udara di Kota Rantauprapat berkisar antara 18° - 32°C, suhu minimum berkisar antara 18° - 26°C dan suhu maksimum berkisar antara 27° - 33°C. 2.3.

Sosial

Kebijaksanaan pembangunan dibidang sosial menyangkut berbagai aspek memang sangat kompleks, selain berdampak terhadap ekonomi juga dalam sosial politik masyarakat. Bahkan keberhasilan pembangunan bidang sosial dapat di evaluasi dan dijadikan sebagai indikator tahuntahun selanjutnya. Keberhasilan pembangunan bidang sosial tidak hanya dapat dilihat dari bentuk fisik saja, namun harus dilihat secara keseluruhan, yaitu dari segi fisik dan mental. Segi fisik meliputi pembangunan sarana dan prasarana misalnya gedung atau penunjang lainnya, sedangkan segi mental meliputi kondisi mental penduduknya. Salah satu upaya untuk mencapai delapan jalur pemerataan yang mencakup

usaha/pemerataan

dalam

rangka

pembangunan

sosial

budaya, Pemerintah Kota Rantauprapat telah mengupayakan berbagai

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

10 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

usaha meliputi bidang pendidikan, kesehatan, agama dan kehidupan sosial lainnya. 2.3.1.

Fasilitas Pendidikan

Data fasilitas pendidikan yang diperoleh tidak mencantumkan jumlah dan penyebaran fasilitas pendidikan tingkat perguruan tinggi dan akademi, sehingga data yang ditampilkan berikut ini terbatas pada data tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Rantau Utara pada tahun 2011 adalah SD, SLTP, dan SLTA. Jenis fasilitas pendidikan SD yang terdapat di Kecamatan Rantau Utara sebanyak 26 unit, SLTP sebanyak 4 unit dan SLTA sebanyak 6 unit. Untuk lebih jelas mengenai banyaknya fasilitas yang terdapat di Kecamatan Rantau Utara dapat dilihat pada Tabel II.3 dan kecamatan Rantau Selatan terdapat SD, SLTP dan SLTA dapat dilihat pada Tabel II.4 TABEL II.2 BANYAKNYA FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN RANTAU UTARA DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2012 No

Kelurahan

Jenis Fasilitas SD

SLTP

SLTA

1

Sirandorung

2

0

0

2

Padang Bulan

3

0

0

3

Kartini

5

1

1

4

Rantau Prapat

0

0

0

5

Cendana

2

1

0

6

Binaraga

2

1

0

7

Siringgo-ringgo

4

0

2

8

Aek Paing

0

0

0

9

Padang Matinggi

4

1

3

Pulo Padang

4

0

0

Jumlah

26

4

6

10

Sumber : Kecamatan Rantau Utara Dalam Angka Tahun 2011

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

11 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Sedangkan untuk kecamatan Rantau Selatan dengan Fasilitas Pendidikan sebagai berikut : TABEL II.3 BANYAKNYA FASILITAS PENDIDIKAN DI KECAMATAN RANTAU SELATAN DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2012 No

Kelurahan

Jenis Fasilitas SD

SLTP

SLTA

1

Lobusona

0

0

0

2

Sidorejo

1

0

0

3

Sigambal

3

0

0

4

Danobale

2

0

0

5

Perdamean

3

1

1

6

Ujung Bandar

4

0

0

7

Bakaran Batu

3

0

0

8

Urung Kompas

4

0

0

9

Sioldengan

2

1

1

Jumlah

22

2

2

Sumber : Kecamatan Rantau Selatan Dalam Angka Tahun 2011

2.3.2. Fasilitas Kesehatan Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat dan status kesehatan penduduk dilakukan antara lain dengan meningkatkan fasilitas dan sarana kesehatan. Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah, dengan upaya tersebut di harapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan produktifitas. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kecamatan Rantau Utara dibagi menjadi 5 (lima) jenis fasilitas kesehatan yaitu, rumah sakit, puskesmas, pustu, BPU/BKIA dan posyandu. Terdapat 2 unit Rumah Sakit di Kecamatan Rantau Utara, 2 unit Puskesmas, 4 unit Puskesmas Pembantu (Pustu), 1 unit BPU/BKIA dan 91 unit Posyandu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.5. sedangkan untuk di Kecamatan Rantu Selatan terdapat 1 unit Rumah Sakit di Kecamatan Rantau Selatan, 1 unit Puskesmas, 4 unit Puskesmas Pembantu (Pustu), 3 unit BPU/BKIA dan 46 unit Posyandu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.6

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

12 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat TABEL II.4 BANYAKNYA FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN RANTAU UTARA DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2011

No

Kelurahan

RS

Jenis Fasilitas Kesehatan Puskesma BPU/BKI Pustu s A 1 -

Posyand u 9

1

Sirandorung

-

2

Padang Bulan

-

1

1

-

10

3

Kartini

1

-

-

-

8

4

Rantau Prapat

-

-

-

-

11

5

Cendana

-

-

1

-

8

6

Binaraga

1

-

-

-

9

7

Siringgo-ringgo

-

1

-

-

8

8

Aek Paing Padang Matinggi Pulo Padang

-

-

-

1

6

-

-

-

-

11

-

-

1

-

11

Jumlah

2

2

4

1

91

9 10

Sumber : Kecamatan Rantau Utara Dalam Angka Tahun 2011

Sedangkan untuk kecamatan Rantau Selatan dengan Fasilitas Kesehatan sebagai berikut : TABEL II.5 BANYAKNYA FASILITAS KESEHATAN DI KECAMATAN RANTAU SELATAN DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2011

No

Kelurahan

RS

Jenis Fasilitas Kesehatan Puskesma BPU/BKI Pustu s A -

Posyand u 2

1

Lobusona

-

2

Sidorejo

-

-

-

1

4

3

Sigambal

-

-

-

-

5

4

Danobale

-

-

1

-

4

5

Perdamean

-

1

-

-

7

6

Ujung Bandar

-

-

1

-

3

7

Bakaran Batu

-

-

1

1

9

8

Urung Kompas

-

-

1

-

7

9

Sioldengan

1

-

-

1

5

Jumlah

1

1

4

3

46

Sumber : Kecamatan Rantau Selatan Dalam Angka Tahun 2011

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

13 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

2.3.3.

Fasilitas Peribadatan

Mayoritas penduduk di Kecamatan Rantau Utara adalah pemeluk agama Islam jadi rumah ibadah yang paling banyak terdapat di kecamatan ini adalah Mesjid sebanyak 62 unit, Musholla sebanyak 27 unit. Kecamatan Rantau Utara juga memiliki Gereja sebanyak 30 unit dan Vihara sebanyak 4 unit. Sedangkan untuk kecamatan Rantau Selatan dengan jumlah mesjid sebanyak 42, musholla sebanyak 18 unit, gereja 5 unit. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel II.7 dan tabel II.8 dibawah ini : TABEL II.6 BANYAKNYA FASILITAS PERIBADATAN DI KECAMATAN RANTAU UTARA DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2011

No

Kelurahan

Jenis Fasilitas Kesehatan Mesjid

Musholla

Gereja

Vihara

1

Sirandorung

8

3

-

1

2

Padang Bulan

6

5

-

-

3

Kartini

1

5

2

-

4

Rantau Prapat

5

4

-

-

5

Cendana

2

-

2

2

6

Binaraga

2

1

4

-

7

Siringgo-ringgo

5

1

19

1

8

Aek Paing Padang Matinggi Pulo Padang

5

2

-

-

9

4

1

-

19

2

2

-

Jumlah

62

27

30

4

9 10

Sumber : Kecamatan Rantau Utara Dalam Angka Tahun 2011

Sedangkan

untuk

kecamatan

Rantau

Selatan

dengan

Fasilitas

Peribadatan sebagai berikut : TABEL II.7 BANYAKNYA FASILITAS PERIBADATAN DI KECAMATAN RANTAU SELATAN DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2011

No

Kelurahan

Jenis Fasilitas Kesehatan Mesjid

Musholla

Gereja

Vihara

1

Lobusona

1

1

-

-

2

Sidorejo

5

3

-

-

3

Sigambal

5

3

-

-

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

14 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

4

Danobale

4

1

-

-

5

Perdamean

6

2

2

-

6

Ujung Bandar

5

1

2

-

7

Bakaran Batu

6

3

1

-

8

Urung Kompas

6

-

-

-

9

Sioldengan

4

4

-

-

Jumlah

42

19

5

-

Sumber : Kecamatan Rantau Selatan Dalam Angka Tahun 2011

2.3.4.

Fasilitas Permukiman/Perumahan

Rumah berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia karangan Peter Salim (1992:850), rumah adalah “suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal pada umunya”. Sehingga dapat disimpulkan pengertian perumahan adalah : Kumpulan dari beberapa rumah, yang biasanya juga disebut sebagai permukiman yang digunakan sebagai tempat tinggal yang didalamnya juga terdapat sarana dan prasarana yang berfungsi sebagai tempat rekreasi, hiburan, ibadah dan interaksi. Berdasarkan Undang-undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, terdapat beberapa pengertian dasar, yaitu; 1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. 2. Perumahan

adalah

kelompok

rumah

yang

berfungsi

sebagai

lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. 3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 4. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

15 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

5. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. 6. Rumah

sebagai

bangunan

merupakan

bagian

dari

suatu

Permukiman yang utuh, dan tidak semata-mata merupakan tempat bernaung untuk melindungi diri dari segala bahaya, gangguan, dan pengaruh fisik belaka, melainkan juga merupakan tempat tinggal, tempat beristirahat setelah menjalani perjuangan hidup seharihari. (C. Djemabut Blaang, Perumahan dan Permukiman, 1986: 28), 7. Permukiman adalah satuan kawasan perumahan lengkap dengan prasarana lingkungan, prasarana umum, dan fasilitas sosial yang mengandung

keterpaduan

kepentingan

dan

keselarasan

pemanfaatan sebagai lingkungan kehidupan. 8. Perumahan dan pemukiman merupakan kesatuan fungsional, sebab pembangunan pemukiman

perumahan

yang

harus

menyeluruh,

berlandaskan

yaitu

tidak

suatu

hanya

pola

meliputi

pembangunan fisik rumah saja, melainkan juga dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana umum dan fasilitas sosial, terutama di daerah perkotaan yang mempunyai permasalahan majemuk dan multidimensional. Menurut Suparno Sastra M. dan Endi Marlina, (Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, 2006:29) pengertian mengenai perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Sedangkan permukiman menurut Suparno Sastra M. dan Endi Marlina, (Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, 2006:37), adalah suatu tempat bermukim manusia untuk menunjukkan suatu tujuan tertentu. Apabila dikaji dari segi makna, permukiman berasal dari terjemahan kata settlements yang mengandung pengertian suatu proses bermukim. permukiman memiliki 2 arti yang berbeda yaitu: 1. Isi. Yaitu menunjuk pada manusia sebagai penghuni maupun masyarakat di lingkungan sekitarnya. PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

16 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

2. Wadah. Yaitu menunjuk pada fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen-elemen buatan manusia.  Elemen permukiman Permukiman terbentuk atas kesatuan antara manusia dan lingkungan sdi sekitarnya. Permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

elemen

yaitu

(Suparno

Sastra

M.

dan

Endi

Marlina,

Perencanaan dan Pengembangan Perumahan, 2006:39) : 1.

Alam.

2. Manusia; di dalam suatu wilayah permukiman, manusia merupakan pelaku utama kehidupan, disamping makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan lainnya. Sebagai makhluk yang paling sempurna, dalam kehidupannya manusia membutuhkan berbagai hal yang dapat menunjang kelangsungan hidupnya, baik itu kebutuhan biologis (ruang, udara, temperatur, dan lain-lain), perasaan dan persepsi, kebutuhan emosional dan kebutuhan akan nilai-nilai moral. 3. Masyarakat; masyarakat merupakan kesatuan kelompok orang (keluarga) dalam suatu permukiman yang membentuk suatu komunitas tertentu. Hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat yang mendiami suatu wilayah permukiman adalah: a.

Kepadatan dan komposisi penduduk

b. Kelompok sosial c.

Adat dan kebudayaan

d. Pengembangan ekonomi e.

Pendidikan

f.

Kesehatan

g. Hukum dan administrasi 4. Bangunan atau rumah. Bangunan atau rumah merupakan wadah bagi manusia. Pada prinsipnya bangunan yang dapat digunakan sepanjang operasional kehidupan manusia bisa dikategorikan sesuai dengan fungsi masing-masing, yaitu: PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

17 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

a.

Rumah pelayanan masyarakat (sekolah, rumah sakit, dan lain-lain).

b.

Fasilitas rekreasi atau hiburan

c.

Pusat perbelanjaan

d.

Industri

e.

Pusat transportasi

5. Networks; Networks merupakan sistem buatan maupun alami yang menyediakan fasilitas untuk operasional suatu wilayah permukiman. Untuk sistem buatan, tingkat pemenuhannya bersifat relatif, dimana antara wilayah permukimansatu dengan yang lainnya tidak sama. Sistem buatan yang yang keberadaannya diperlukan dalam suatu wilayah antara lain: a.

Sistem jaringan air bersih

b.

Sistem jaringan listrik

c.

Sistem transportasi

d.

Sistem komunikasi

e.

Drainase dan air kotor

f.

Tata letak fisik

 Tipe dan Jenis Rumah Kriteria rumah berdasarkan konstruksinya dibedakan menjadi : Tabel II.8 Kriteria Rumah Berdasar Konstruksi Kriteria

Permanen

Pondasi

Ada

Dinding

Batu-bata/ batako

Atap Lantai

Genteng

Semi Permanen

Non Permanen

Ada

Tidak

Setengah tembok & setengah kayu/ bambu

Bambu/ kayu

Genteng

Genteng/ selain genteng

Plester/ keramik Plester/ keramik

Tanah

Jika dilihat berdasarkan ukuranya, standar perbandingan jumlah rumah besar, rumah sedang dan rumah kecil yaitu 1:3:6

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

18 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat



Luas kapling rumah besar : 120 m² – 600 m² (tipe 70)



Luas kapling rumah sedang : 70 m² – 100 m² (tipe 45-54)



Luas kapling rumah kecil : 21 m² – 54 m² (tipe 21-36)

Untuk menentukan luas minimum rata-rata dari perpetakan tanah harus mempertimbangkan faktor-faktor kehidupan manusianya, faktor alamnya dan pengaturan bangunan setempat.  Kondisi Fisik Bangunan Berdasarkan kondisi fisik bangunannya, rumah di Kelurahan Bandulan dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu: 1. Rumah permanen, memiliki ciri dinding bangunannya dari tembok, berlantai semen atau keramik, dan atapnya berbahan genteng. 2. Rumah semi-permanen, memiliki ciri dindingnya setengah tembok dan setengah bambu, atapnya terbuat dari genteng maupun seng atau asbes, banyak dijumpai pada gang-gang kecil. 3. Rumah non-permanen, ciri rumahnya berdinding kayu, bambu atau gedek, dan tidak berlantai (lantai tanah), atap rumahnya dari seng maupun asbes.

Gbr.II.1 Contoh rumah permanen

 Status Kepemilikan Tanah PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

19 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Menurut UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Hak atas tanah dapat dimiliki oleh orang baik individu, kelompok maupun badan hukum. Hak-hak tersebut dapat dipergunakan untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan. Adapun macam-macam hak atas tanah antara lain: 

hak milik Hak milik adalah hak turun menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada orang lain.



hak guna-usaha Hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, hak ini terjadi karena ketetapan pemerintah dimana memiliki jangka waktu tertentu.



hak guna-bangunan Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu tertentu.



hak pakai hak pakai adalah hak untuk menggunakan atau menggunakan hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain.



hak sewa hak sewa adalah hak untuk menggunakan atau menggunakan hasil dari tanah orang lain yang telah disewa.

 Persyaratan Perumahan dan Permukiman Suatu perumahan dan pemukiman memiliki suatu persyaratan dasar sebelum didirikan, diantaranya :

a. Persyaratan Dasar Perumahan Menurut SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan lokasi lingkungan perumahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

20 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

1. Lokasi perumahan harus sesuai dengan rencana peruntukan lahan yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabuapten Labuhanbatu atau dokumen perencanaan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah setempat, dengan kriteria sebagai berikut: a) Kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi; b) Kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam; c) Kriteria kenyamanan, (aksesibilitas),

dicapai

kemudahan

dengan kemudahan pencapaian berkomunikasi

(internal/eksternal,

langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia); d) Kriteria keindahan/ keserasian/ keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/ setu/ sungai/ kali dan sebagainya; e) Kriteria

fleksibilitas,

dicapai

dengan

mempertimbangkan

kemungkinan pertumbuhan fisik/ pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan

dengan

kondisi

fisik

lingkungan

dan

keterpaduan

prasarana; f) Kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasaranautilitas lingkungan; dan g) Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/ lokal setempat.

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

21 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

h) Lokasi perencanaan perumahan harus berada pada lahan yang jelas status kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis dan ekologis. Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya, dengan mempertimbangkan jenis, masa tumbuh dan usia yang dicapai, serta pengaruhnya terhadap lingkungan, bagi tumbuhan yang ada dan mungkin tumbuh di kawasan yang dimaksud.

b. Persyaratan Dasar Permukiman Suatu bentuk permukiman yang ideal di kota merupakan pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat komprehensif, sebab perumahan dan permukiman

menyangkut

kehidupan

manusia

termasuk

kebutuhan

manusia yang terdiri dari berbagai aspek. Sehingga dapat dirumuskan secara sederhana tentang ketentuan yang baik untuk suatu permukiman yaitu harus memenuhi sebagai berikut: 1. Lokasinya sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh kegiatan lain seperti pabrik, yang umumnya dapat memberikan dampak pada pencemaran udara atau pencemaran lingkungan lainnya. 2. Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain-lain. 3. Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan air walaupun hujan yang lebat sekalipun. 4. Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap untuk disalurkan ke masing-masing rumah. 5. Dilengkapi dengan fasilitas air kotor/ tinja yang dapat dibuat dengan sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki septik komunal. 6. Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur agar lingkungan permukiman tetap nyaman. 7. Dilengkapi dengan fasilitas umum seperti taman bermain bagi anakanak, lapangan atau taman, tempat beribadat, pendidikan dan kesehatan sesuai dengan skala besarnya permukiman itu. PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

22 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

8. Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon. 2.4.

Perekonomian

Luas panen padi sawah di Kecamatan Rantau Utara pada tahun 2011 yaitu sebesar 112 Ha dengan produksi sebesar 510 ton. Tanaman palawija yang terbesar adalah ubi kayu, dengan luas panen 2,0 Ha dan produksi sebesar 30 ton. Dan untuk wilayah Kecamatan Rantau Selatan untuk luas panen padi sawah tahun 2012 sebesar 124 Ha dengan produksi sebesar 592 ton dan tanaman palawija yang terbesar adalah ubi kayu dengan luas 6 Ha dengan produksi sebesar 79 ton. Tanaman perkebunan rakyat untuk kecamatan Rantau Utara yang terbesar adalah kelapa sawit dengan luas panen 1.852 Ha dan dengan produksinya sebesar 21.556 ton, sedangkan karet 3.000 Ha dengan produksi sebesar 2.871 ton, kakao 2 Ha dengan produksi sebesar 0,50 ton. Adapun penghasil kelapa sawit terbesar adalah Kelurahan Pulo Padang. Sedangkan untuk kecamatan Rantau Selatan yang terbesar adalah

kelapa

sawit

dengan

luas

panen

1.058

Ha dan

dengan

produksinya sebesar 18.438 ton, sedangkan karet 976 Ha dengan produksi sebesar 6.504 ton, kakao 1 Ha dengan produksi sebesar 0,53 ton dan kopi 1 Ha dengan produksi 0,92 ton. 2.5.

Kondisi Prasarana dan Sarana Jalan

Panjang

jalan

keseluruhan

di

Kabupaten

Labuhanbatu

khususnya

Kecamatan Rantau Utara sepanjang 964,44 Km dengan rincian jenis permukaan jalan yaitu aspal, diperkeras, tanah dan setapak. Pada tahun 2007 panjang jalan yang telah diaspal di Kecamatan Rantau Utara yaitu sepanjang 882 Km, jalan yang diperkeras sepanjang 44,1 km, jalan tanah sepanjang 29,52 km dan jalan setapak sepanjang 8,82 km. Untuk lebih jelasnya mengenai panjang jalan di Kecamatan Rantau Utara dapat dilihat pada Tabel II.3. TABEL II.10 PANJANG JALAN DIRINCI MENURUT JENIS DI KECAMATAN RANTAU UTARA DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2007

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

23 | B a b I I

Laporan Akhir

No

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Kelurahan

Jenis Perkerasan Jalan (km) Diperkera Tanah Setapak s 6,3 2,52 1,26

Aspal

1

Sirandorung

126

2

Padang Bulan

119

5,95

2,38

1,19

3

Kartini

14

0,7

0,28

0,14

4

Rantau Prapat

10

0,5

0,2

0,1

5

Cendana

93

4,65

1,86

0,93

6

Binaraga

102

5,1

2,04

1,02

7

Siringgo-ringgo

184

9,2

3,86

1,84

8

Aek Paing

156

7,8

3,12

1,56

9

Padang Matinggi

65

3,25

1,3

0,65

Pulo Padang

13

0,65

11,96

0,13

Jumlah

882

44,1

29,52

8,82

10

Sumber : Kecamatan Rantau Utara Dalam Angka Tahun 2008

Sedangkan untuk kota Rantauprapat bagian kecamatan Kecamatan Rantau Selatan yaitu ; TABEL II.11 PANJANG JALAN DIRINCI MENURUT JENIS DI KECAMATAN RANTAU SELATAN DIRINCI PER KELURAHAN TAHUN 2011 KETERANGAN

Jenis Perkerasan Jalan (km) Diperkera Tanah Setapak s 8 4 5 LINTAS TIMUR

No

LINTAS TENGAH

Kelurahan

LINTAS BARAT

Aspal

JALAN KOLEKTOR PRIMER 1 JALAN KOLEKTOR PRIMER 3 JALAN NON STATUS PELABUHAN LAUT

1

Lobusona

21

2

Sidorejo

10

5

4

3

3

Sigambal

19

4

4

2

4

Danobale

12

3

5

4

5

Perdamean

8

3

2

3

6

Ujung Bandar

10

2

2

2

7

Bakaran Batu

16

5

2

2

8

Urung Kompas

12

3

4

5

9

Sioldengan

10

2

-

3

35

29

29

PELABUHAN UDARA DANAU

SUNGAI

Lintongnihuta Doloksanggul

Jumlah

Laguboti

BALIGE

Onanganjang Parmonangan

Siborong-borong

118

Sipahutar

Sipoholo Garoga

Pangaribuan TARUTUNG

Sumber : Kecamatan Rantau Selatan Dalam Angka Tahun 2011 Bts. Taput/Tolang

Pangaribuan

Adiankoting

Onanhasang

Sipiongot Sipagimbar Sarullah

Simangambat

Jaringan jalan utama yaitu jalan Ahmad yani dan Jalan Bypass sangat SIBOLGA

menjadi

dominan

Tandosan

dalam Lumut

Sipirok

Hutaimbaru

pemakaian Gunungtua

Batangtoru

arus

transportasi

di

kota

PADANGSIDEMPUAN

Rantauprapat.

Aek Godang

Pintupadang

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

24 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Sumber Menteri Negeri, 2000

:

SK Dalam Tahun

Gbr. 2.1 Peta jaringan jalan Lintas Timur, Tengah, dan Barat - Sumatera Utara 2.6.

Tata Guna lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Labuhanbatu pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. II.12 Penggunaan Lahan Menurut Jenis Tahun 2009

NO

1 2

3

PENGGUNAAN LAHAN

Bangunan perumahan, Perkantoran, Industri, Pendidikan, Jalan, dll. Pertanian - Persawahan - Pertanian Lahan Kering Perkebunan : - Kelapa Sawit

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

LUAS (Ha)

14.614 25.569 24.780 789 129.667 88.763

RASIO TERHADAP TOTAL (%)

5,71 9,98 96,91 3,18 50,62 68,45 25 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

NO

4 5 6 7

PENGGUNAAN LAHAN

- Karet - Lainnya Hutan Campuran Sungai Lainnya Jumlah

LUAS (Ha)

37.061 3.843 45.427 6.740 9.934 24.187 256.138

RASIO TERHADAP TOTAL (%)

28,58 2,96 17,74 2,63 3,88 9,44 100,00

Sumber : BPS Tahun 2010, Dinas Kehutanan & Perkebunan, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Labuhanbatu.

Dari tabel diatas, terlihat penggunanan lahan di Kabupaten Labuhanbatu sebagian besar untuk lahan perkebunan, yaitu seluas 129.667 Ha (50,62%) yang terdiri dari perkebunan kelapa sawit seluas 88.763 Ha (68,45%), perkebunan karet seluas 37.061 Ha (28,58%) dan perkebunan lainnya seluas 3.843 Ha (2,96%). 2.7.

Wilayah Rawan Bencana

Bencana alam adalah segala jenis bencana yang sumber, perilaku dan faktor penyebab/pengaruhnya berasal dari alam yaitu banjir, tanah longsor, gempa bumi, erupsi gunung berapi, kekeringan, angin ribut dan tsunami. Berdasarkan potensi gerak tanah, ternyata gerak tanah di Kabupaten Labuhanbatu secara umum 3 (tiga) tahun terakhir relaitf rendah kecuali untuk Kecamatan Bilah Barat dan Rantau Utara. Hal ini menunjukkan bahwa potensi bencana longsor di Kabupaten Labuhanbatu sangat kecil. Berdasarkan karakteristik fisik wilayah Kabupaten Labuhanbatu, potensi bencana alam yang banyak terjadi adalah banjir. Bencana banjir dapat dikategorikan sebagai proses alamiah atau fenomena alam, yang dipicu oleh beberapa penyebab, antara lain : - Fenomena alam, seperti tingginya curah hujan, iklim dan kondisi geomorfologi wilayah; - Aktivitas manusia (Proses Man-Made) yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak. PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

26 | B a b I I

Laporan Akhir

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

Berikut ini disajikan genangan air yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan

hasil

survey

primer

Badan

Kesbanglinmaspol

tiap

kecamatan tahun 2009. Tabel II.13. Desa/Kelurahan yang Rawan terjadi Bencana Alam Banjir Di Kabupaten Labuhanbatu 2009.

N O 1

Bilah Hulu

2

Pangkatan

3

Bilah Barat

4

Bilah Hilir

5

Panai Hulu

6

Panai Tengah

7

Panai Hilir

8

Rantau Selatan

9

Rantau Utara

KECAMATAN

DESA/KELURAHAN

KET

- Desa Perbaungan - Desa P. Batu - Desa Emplasten - Desa Pematang Seleng - Desa Tanjung Harapan - Desa KP. Padang - Desa Pangkatan - Desa Sennah - Desa Tanjung Medan - Desa Tebing Lingga Hara - Desa Tebing Lingga Hara Baru - Desa Perkebunan Sennah - Kp. Bilah - Perkebunan Bilah - Desa Negeri Lama - Desa Negeri Baru - Desa Perkebunan Negeri Lama - Desa Sei Tampang - Desa Sidomulyo - Desa Jawi-Jawi - Desa Tanjung Sarang Elang - Desa Cinta Makmur - Desa Ajamu - Desa Teluk Sentosa - Desa Meranti - Pinggiran Sei Barumum - Desa Pasar Tiga - Desa Telaga Suka - Desa Sei Nahodaris - Desa Sei Rakyat - Semua Desa - Kel. Sioldengan - Kel. Urung Kompas - Kel. Padang Bulan (Lk. Balai Desa dan Gg. Musolla) - Kel. Bina Raga (Lk. Sei Tawar)

Daerah Rawa

Musiman Musiman Musiman

Sumber : Badan Kesbanglinmaspol Kabupaten Labuhanbatu

Tabel II.14.Perkembangan Gerakan Tanah Yang Terjadi Di Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2007-2009 PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

27 | B a b I I

Laporan Akhir

NO

Penyusunan Masterplan Drainase Kota Rantauprapat

KECAMATAN

POTENSI GERAKAN TANAH OKT 2007

DES 2008

MEI 2009

1

Bilah Hulu

Rendah

Menengah

Menengah

2

Pangkatan

Rendah

Menengah

Rendah

3

Bilah Barat

Menengah – Tinggi Menengah

Menengah - Tinggi

4

Bilah Hilir

Rendah

Menengah

Rendah

5

Panai Hulu

Rendah

Rendah

Rendah

6

Panai Tengah

Rendah

Menengah

Rendah

7

Panai Hilir

Rendah

Rendah

Rendah

8

Rantau Selatan

Rendah

Menengah

Menengah

9

Rantau Utara

Menengah

Menengah – Tinggi

Menengah - Tinggi

Sumber : Homepage : http:/www.vsi.esdm.go.id – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi – Departemen

Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.

Keterangan : Rendah

: daerah aman

Menengah

: daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah.

Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan

diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasn dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Tinggi

: daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada zona ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

PT. KONSULINDO CITRA ERNALA

28 | B a b I I

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF