3. Analisis Total Bakteri Coliform Pada Produk Susu Dan Air Minum Dalam Kemasan
May 23, 2018 | Author: Alvian Arsenal | Category: N/A
Short Description
Mikrobiologi Pangan Praktikum III...
Description
PERCOBAAN III ANALISIS TOTAL BAKTERI COLIFORM PADA PRODUK SUSU DAN AIR MINUM DALAM KEMASAN
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MIKROBIOLOGI PANGAN
OLEH NAMA
: M. ALFIAN NOOR
NIM
: J0E111235
KELOMPOK : III (TIGA) ASISTEN
: RASYIDAH, A.Md
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN BANJARBARU 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan bakteri coliform pada beberapa produk susu dan air minum dalam kemasan menggunakan metode MPN. 1.2 Dasar Teori
Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan adapula yang merugikan. Salah satu teknik untuk membiakkan (menumbuhkan) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang luas. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita, mereka pun ada pada tubuh kita dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya (Pelczar, 1986). Berbagai macam uji mikrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan
serta
komsumsinya,
kelompok
konsumen
dan
berbagai
faktor
lainnya
(Depkes RI, 1979). Pengukuran kuantitatif populasi mikroba diperlukan dalam berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Ada berbagai macam cara untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar ada dua cara yaitu perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan (Hadioetomo, 1993). Perhitungan secara langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung ( counting chamber ). Perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count ). Pelaksanaan di lapangan ada beberapa cara yang digunakan dalam perhitungan, yaitu perhitungan pada cawan Petri (Total Plate Count /TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat ( MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Frobisher, 1968). Metode MPN meliputi uji penduga, uji penguat dan uji pelengkap. Berbeda dengan metode hitungan cawan di mana digunakan medium padat, dalam metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, di mana perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang
ditumbuhi jasad renik setelah inkubasi pada waktu dan suhu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan, atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Dalam metode MPN, dari setiap pengenceran dimasukkan 1 ml masing-masing ke dalam tabung yang berisi medium, di mana untuk setiap kali pengenceran digunakan tiga atau lima seri tabung. Setelah inkubasi, dihitung jumlah tabung yang positif dan kombinasi tabung positif tersebut dicocokkan dengan tabel MPN (Fardiaz, 1992). Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik di dalam contoh yang berbentuk cair. Meskipun dapat pula digunakan untuk contoh yang berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Grup jasad renik yang dapat dihitung bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan. Selain itu, metode MPN juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik tertentu yang terdapat diantara jasad renik lainnya (Waluyo, 2004). Coliform merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform fekal misalnya Escherchia coli dan koliform non fekal misalnya Enterobacter aerogenes (Fardiaz, 1992). Air susu sapi segar merupakan cairan yang berasal dari sapi sehat, diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, kandungan alami tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun serta belum mendapatkan perlakuan apapun kecuali proses pendinginan. Bahwa persiapan sapi dan kebersihan sapi sangat menunjang jumlah bakteri dalam produk air susu yang
dihasilkan, dari hasil penelitian yang diperoleh pelaksanaan tindakan yang tidak sesuai SOP (Standart Operasional Prosedur ) pemerahan dan penanganan susu pasca panen mempengaruhi kualitas mikrobiologis mutu air susu sapi yang dihasilkan (Santoso, et al., 2012). Berdasarkan penelitian hasil pemeriksaan laboratorium terhadap air baku di depot AMIU menunjukkan persentase sampel yang tidak memenuhi persyaratan mikrobiologi (total coli dan fecal coli) untuk air bersih menurut Permenkes 416 tahun 1990 cukup tinggi, yaitu 12 sampel (31,6%) tidak memenuhi persyaratan kandungan total coli dan 11 sampel (28,9%) yang tidak memenuhi persyaratan kandungan fecal coli. Kandungan bakteri total coli paling tinggi sebesar 1600 MPN/100 ml yang terdeteksi pada sampel air baku depot di Jakarta Utara. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan adanya sampel air minum dengan kandungan bakteri yang cukup tinggi, antara lain terjadinya pencemaran pada saat pengolahan atau proses pengolahan (filtrasi dan disinfeksi) yang kurang sempurna (Athena, et al., 2004).
BAB II METODE PRAKTIKUM 2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 25 April 2012, pukul 09.0012.00 bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. 2.2 Alat dan bahan
Alat-alat yang digunakan adalah adalah otoklaf, inkubator, laminar flow, orbital shaker , Erlenmeyer 250 mL, tabung reaksi, tabung Durham, pipet volumetrik 1,0 dan 10 mL, micro pipet 5 mL, 1 mL dan 0,1 mL, serta tip pipet. Bahan-bahan yang digunakan adalah media ( Lauryl Tryptose Broth) dan sampel susu dan air minum dalam kemasan. 2.3 Prosedur Kerja
1. Contoh yang akan dianalisis masing-masing disiapkan secara aseptik 2. Masing-masing contoh tersebut dipipet sebanyak 5 mL kedalam 5 tabung reaksi yang berisi media DS Lauryl Tryptose Broth 3. Masing-masing contoh tersebut dipipet sebanyak 1 mL kedalam 5 tabung reaksi yang berisi media SS Lauryl Tryptose Broth 4. Masing-masing contoh tersebut dipipet sebanyak 0,1 mL kedalam 5 tabung reaksi yang berisi media SS Lauryl Tryptose Broth 5. Media yang telah berisi sampel diikubasi selama 24-48 jam dalam inkubator pada suhu 36 ± 1oC 6. Hasil inkubasi diamati pembentukan gas atau yang menunjukkan kekeruhan serta dicatat hasilnya.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Penduga dengan Metode MPN No
Kode Sampel
1.
Susu (1)
Kombinasi/Jumlah Tabung Positif DS SS SS (5 mL) (1 ml) (0,1 mL)
0
0
0
MPN/100 mL
2
˂
MPN/ mL
Gambar
4
˂
Media Lauryl Tryptose Broth
Media Lauryl Tryptose Broth dan sampel susu (1) sebelum diinkubasi
Media Lauryl Tryptose Broth dan sampel susu (1) setelah diinkubasi
2.
Air Minum Dalam Kemasan (1)
0
0
0
2
˂
4
˂
Media Lauryl Tryptose Broth
Media Lauryl Tryptose Broth dan sampel AMDK 1 sebelum diinkubasi
Media Lauryl Tryptose Broth dan sampel AMDK 1 setelah diinkubasi
3.
Air Minum Dalam Kemasan (2)
0
0
0
2
˂
4
˂
Media Lauryl Tryptose Broth
Media Lauryl Tryptose Broth dan sampel AMDK 2 sebelum diinkubasi
Media Lauryl Tryptose Broth dan sampel AMDK 2 setelah diinkubasi
4.
Susu (2)
0
0
0
View more...
Comments