IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT No. Dokumen :
UPTD
SOP 01.SOP/BP/429.114...../2017 No. Revisi :0 Tanggal Terbit : 3 Januari 2017 Halaman : 1/2 ttd
drg. H. Slamet
PUSKESMAS
NIP1965402 199402 1 002
JAJAG 1. Pengertian
Tinea corporis adalah penyakit infeksi pada superfisial kulit dan berlangsung kronis yang disebabkan oleh jamur Malassezia furfur.
2. Tujuan
Lokasi pada batang tubuh Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan Tinea Corporis
3. Kebijakan 4. Referensi
5. Prosedur
Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Jajag tentang Kebijakan Pelayanan Klinis 1. Permenkes nomor 75 tahun 2009 tentang puskesmas. 2. Permenkes nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan 3. Permenkes nomor 4 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis 1.
bagi dokter di fasilitas kesehatan primer Petugas melakukan anamnesa Tinea pedis pada umumnya datang berobat karena tampak bercak putih pada kakinya. Keluhan gatal ringan muncul terutama saat berkeringat, namun sebagian besar pasien asimptomatik. Faktor Risiko : a. Sering dijumpai pada dewasa muda (kelenjar sebasea lebih aktif bekerja). b. Cuaca yang panas dan lembab. c. Tubuh yang berkeringat. d. Imunodefisiensi
2.
Petugas melakukan pemeriksaan fisik Tanda Patognomonis Lesi
berupa
makula
hipopigmentasi
atau
berwarna-warni,
berskuama halus, berbentuk bulat atau tidak beraturan dengan batas tegas atau tidak tegas. Skuama biasanya tipis seperti sisik dan kadangkala hanya dapat tampak dengan menggores kulit (finger nail sign). 3.
Petugas melakukan pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan
lampu
Wood
menampakkan
pendaran
(fluoresensi) kuning keemasan pada lesi yang bersisik. b. Pemeriksaan mikroskopis sediaan kerokan skuama lesi dengan KOH. Pemeriksaan ini akan tampak campuran hifa
pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok (spaghetti and meatball appearance). 4.
Petugas menegakkan diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5.
Petugas memberikan terapi a. Pasien disarankan untuk tidak menggunakan pakaian yang lembab dan tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain. b. Pengobatan terhadap keluhannya dengan: 1. Pengobatan topikal • Derivat
azol
topikal,
antara
lain
mikonazol
dan
klotrimazol. 2. Pengobatan sistemik diberikan apabila penyakit ini terdapat pada daerah yang luas atau jika penggunaan obat topikal tidak berhasil. Obat tersebut, yaitu: • Ketokonazole 1x200 mg selama 10 hari • Griseofulvin 1x500 mg 3. Pengobatan Simptomatik • 6.
Pemberian antihistamin bila diperlukan
Petugas melakukan konseling dan edukasi
1. Edukasi pasien dan keluarga bahwa pengobatan harus dilakukan secara
menyeluruh,
tekun
dan
konsisten,
karena
angka
kekambuhan tinggi (± 50% pasien). Infeksi jamur dapat dibunuh dengan cepat tetapi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengembalikan pigmentasi ke normal.
Untuk pencegahan,
diusahakan agar pakaian tidak lembab dan tidak berbagi dengan orang lain untuk penggunaan Anamnesa Bercak putih pada badan disertai gatal
barang pribadi.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
6. Bagan Alir (bila
Diagnosa
diperlukan) Terapi : Pengobatan Topikal Derivat Azol : Ketokonazol,Mikonazol Pengobatan Sistemik Ketokonazol 1x200mg,atau Griseofulvin 1x500mg Pengobatan Simptomatik Antihistamin bila diperlukan Konseling dan Edukasi SOP IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT 2.
Semua proses ditulis dalam rekam medis
7. Unit Terkait Poli Umum 8. Dokumen Rekam Medis Terkait 9. Rekam Historis
NO.
Yang diubah
Isi Perubahan
Perubahan
SOP IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT 2.
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.